Dokumen tersebut membahas pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa memiliki peran penting untuk pertanian karena mampu menyediakan air irigasi sepanjang tahun, berpotensi untuk budidaya pertanian dan peternakan, serta mendukung ketahanan pangan nasional. Namun, pengelolaan lahan rawa membutuhkan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan yang tepat agar dapat mengatasi berbagai tantangan seperti pengendalian air
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)
1. Kelompok 1
1. Agus Salim
2. Anasrul Fahri
3. Asri Br Sembiring
4. Fachrul Rozi
5. Muhammad Ariv
6. Muhammad Chairul Ibrahim
7. Muhammad Teguh Prayogie
8. Qorimah Handari Hrp
3. Beberapa tantangan dalam pembangunan pertanian kedepan ialah :
1. Pertambahan jumlah penduduk dengan laju yang cukup pesat
memerlukan tambahan pangan, sandang, dan energi
2. Penyusutan lahan pertanian akibat alih fungsi
3. Peningkatan lahan terdegradasi akibat bencana alam sehingga
memerlukan rehabilitasi dan remediasi
4. Persaingan yang makin ketat dalam era perdagangan bebas
sehingga memerlukan modernisasi dan efisiensi usahatani
Latar Belakang
6. 1. Rawa Pasang Surut
Digolongkan sebagai wilayah rawa yang dipengaruhi oleh adanya luapan pasang dan surut
dari sungai atau laut baik langsung maupun tidak langsung.
2. Rawa Lebak
Adalah rawa yang dipengaruhi oleh adanya genangan dengan waktu lamanya genangan ≥
3 bulan dan tinggi genangan ≥ 50 cm.
Jenis (Tipologi)
7. 1. Air untuk irigasi tersedia sepanjang tahun
2. Potensial untuk budidaya pertanian dan peternakan
3. Mendorong terbentuknya pemberdayaan petani
4. Bantu ketahanan pangan nasional
8. 1. Tata letak air dan kesuburan (pada rawa lebak). Solusi : pengendalian tata letak air, pengaturan
pola tanam, penggunaan varietas unggul adaptif, dan penambahan berbagai amelioran untuk
mengatasi kemasaman yang tinggi
2. Banjir pada saat musim hujan (rawa lebak). Solusi : tata kelola air melalui penerapan konsep
mini polder, yaitu pembagian polder besar (>1000 ha) menjadi polder yang lebih kecil (50-100
ha). Tujuannya agar pengelolaan air lebih mudah dan biaya perawatan lebih mudah. Selain itu
kelebihan air di musim hujan juga dapat diatasi dengan dipompa keluar sehingga lahan bisa
ditanami.
3. Ancaman penyakit blast (pada tanaman padi). Solusi : penggunaan varietas unggul padi yang
toleran terhadap blast dan genangan. Contohnya varietas Inpara 3 dan Inpara 8
4. Tenaga kerja terbatas. Solusi : optimalisasi penggunaan alsintan
5. Pasang surut air laut. Solusi : membuat sistem bendungan dan irigasi yang berfungsi
menghalau masuknya air asin ke lahan pertanian
Sumber : Yanti Rina (Peneliti Balittra), Dedi Nursyamsi (Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian), Sarwo Edhy (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian), dan Andriko Noto
Susanto (Sekjen BPPSDMP).
9. B. Tahapan Pengelolaan Rawa:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pemantauan dan evaluasi
A. Pengelolaan Rawa Meliputi :
1. Konservasi rawa
2. Pengembangan rawa
3. Pengendalian daya rusak air
pada rawa
Sumber : Peraturan Pemerintah No 73
Tahun 2013
10. Pengelolaan Rawa Meliputi :
1. Konservasi rawa
Dilakukan melalui:
a. Perlindungan dan pelestarian rawa.
• Dilakukan melalui pemeliharaan kelangsungan fungsi rawa sebagai
resapan air dan daerah tangkapan air.
• Pengendalian rawa dengan fungsi budidaya
• Pengaturan sempadan rawa
11. b. Pengawetan air pada rawa.
fungsi budidaya :
- Rawa masih alami
Pengawetan air pada rawa yang masih alami dilakukan dengan cara perlindungan dan
pengamanan kuantitas sumberdaya air beserta ekosistemnya.
- Rawa yang telah dikembangkan
Pengawetan air pada rawa yang telah dikembangkan dilakukan dengan cara:
• Pembuatan prasarana yang berfungsi sebagai tampungan air
• Penghematan penggunaan air
• Pengendalian muka air dan atau
• Pencegahan kehilangan air
12. c. Pencegahan pencemaran air pada rawa.
Dilakukan melalui:
- Pemantauan kualitas air pada rawa
- Identifikasi dan inventarisasi sumber air limbah yang masuk ke rawa
- Pelarangan pembuangan sampah ke rawa
- Pengaturan tata air
- Pengawasan air limbah yang masuk ke rawa
13. 2. Pengembangan Rawa
Merupakan bagian dari pengembangan SDA, dilakukan pada rawa dengan
fungsi budidaya. Dengan cara : Berbasis Sumber Daya Air dan Tidak Berbasis
Sumber Daya Air.
Pengembang dapat dilakukan oleh pihak Pemerintah dan Masyarakat.
Pengembangan Rawa Berbasis Sumber Daya Air yang dilakukan untuk
kegiatan pertanian dengan sistem irigasi rawa.
Pengelolaan Rawa Meliputi :
14. Pengelolaan Rawa Meliputi :
3. Pengendalian Daya Rusak Air Pada Rawa
Dilakukan pada rawa yang masih alami dan rawa yang telah dikembangkan.
PDRA pada rawa yang masih alami dilakukan dengan pengawasan dan
pemantauan.
PDRA pada rawa yang telah dikembangkan dilakukan dengan pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan akibat daya rusak air.
15. B. Tahapan Pengelolaan Rawa:
1. Perencanaan
Dilakukan dengan studi kelayakan untuk menyusun program pengelolaan rawa
Program Pengelolaan Rawa di rinci dalam rencana kegiatan dengan pertimbangan :
1. Manfaat dan dampak jangka panjang
2. Kebutuhan hidup bagi masyarakat
3. Penggunaan teknologi ramah lingkungan
Rencana kegiatan terdiri dari :
1. Rawa pasang surut
Rencana Pengelolaan Rawa Pasang Surut disusun berdasarkan kesatuan hidrologi rawa pasang surut.
2. Rawa lebak
Rencana kegiatan interin rawa lebak ditetapkan setelah memperoleh pertimbangan wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
16. 2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Fisik dan non fisik konservasi rawa, pengembangan rawa dan pengendalian daya rusak air
pada rawa :
1. Pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik dapat dilakukan oleh masyarakat untuk kepentingan
sendiri berdasarkan izin. Dalam hal tertentu pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik dapat
dilakukan tanpa izin.
b. Operasi dan pemeliharaan prasarana pengaturan tata air rawa.
B. Tahapan Pengelolaan Rawa:
17. 3. Pemantauan dan Evaluasi
Dilakukan secara berkala dan sewaktu – waktu sesuai kebutuhan
Caranya melalui pengamatan, pencatatan, dan evaluasi hasil pemantauan
B. Tahapan Pengelolaan Rawa: