SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
138
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
BAGI SISWAKELAS VIIIGSMPNEGERI 2 TUNTANGKABUPATEN SEMARANG
TAHUNAJARAN 2015/2016
Tri Muah
Trimuah150767@gmail.com
SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIIIG SMP Negeri 2 Tuntang dengan model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a match
pada materi persamaan garis lurus. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a match
merupakan salah satu model Pembelajaran Kooperatif dimana siswa bekerja sama mencari
pasangan masing-masing. Penelitian ini terdiri dari dua siklus.Tiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data
menggunakan catatan lapangan, observasi, tes dan wawancara. Alat pengumpulan data
adalahlembar observasi,pedomanwawancara,dan butir soal.Analisisdata dalampenelitian
tindakankelasinimenggunakanteknikanalisisdeskriptif.Hasilyangdidapatdalampenelitian
ini: siklus 1 dilakukan selama 2 pertemuan dengan hasil persentase siswa yang nilainya di
atasKKMsebanyak53,33%.Siklus2dilakukan selama2pertemuandenganhasilpersentase
siswa yangnilainyadi atasKKM sebanyak76.67%. Berdasarkanhasil penelitiandidapatkan
bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 8G SMP Negeri 2 Tuntang.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif Make a Match, hasil belajar
PENDAHULUAN
Matapelajaranmatematikaadalahsalah
satu mata pelajaran yang memberikan
kontribusipositifuntuktercapainyamasyarakat
yangcerdasdanbermartabatmelaluisikapkritis
danberfikirlogis.Matematikasebagaisalahsatu
ilmudasaryangpentingdiajarkansupayasiswa
mampuberhitung,berpikirkritis,kreatif,teliti
danlogis.Kurangnyaketahananpribadidalam
belajar matematika dapat berpengaruh besar
terhadap gairah belajar matematika. Jika hal
ini dibiarkan maka siswa akan semakin tidak
menyenangi matematika bahkan pada taraf
tertentu akan bersikapanti pati pada pelajaran
matematika. Hal ini berakibat pada prestasi
belajar matematikaakan semakin rendah.
Pembelajaran matematika di SMP N 2
Tuntang khususnya siswa kelas 8 tergolong
rendah.Rendahnyahasilbelajarmatematikadi
kelas VIIIG SMPNegeri 2 Tuntang, nampak
pada rata-rata prestasi belajar siswa masih di
bawah KKM (70). Berdasarkan tes materi
menggambarpersamaangarislurusbahwadari
30 siswakelasVIIIG, ada3 siswa (10%)men-
dapatkan nilai di atas KKM sedangkan 27
siswa(90%)belummencapai KKM. selanjut-
nyahasilrata-ratakelasdiperolehsebesar53,4.
Hasil pengamatanproses pembelajaran
matematika di SMP Negeri 2 Tuntang
menunjukkan bahwa pembelajaran masih
berpusat padaguru.Padasaat kegiatan belajar
di kelas sebagianbesarsiswacenderungpasif,
139
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah)
siswajugaberanggapanbahwamatematikaitu
pelajaranyangmenakutkandanmembosankan.
Berdasarkanmasalahtersebut,perludilakukan
perbaikan yang terkait pada proses pembela-
jaran. Upaya yang dilakukan dalam rangka
perbaikan ialah melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
dalam materi persamaangaris lurus yangakan
diajarkan.
KAJIAN PUSTAKA
MATEMATIKA
Wahyudi(2012:10)menjelaskanbahwa
matematika berkenaan dengan ide (gagasan-
gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan,
yang diatur secaralogis sehingga matematika
berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.
Selanjutnya,Heruman(2007:27)mengemuka-
kanmatematikasebagaiilmupengetahuanyang
mempelajari struktur yang abstrak dan pola
hubunganyangadadidalamnya.Haliniberarti
belajar matematika pada hakekatnya adalah
belajar konsep, struktur konsep dan mencari
hubungan antarkonsep dan strukturnya.
MenurutlampiranPermendiknasNo.22
Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembanganteknologimodern,mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukandayapikirmanusia.Perkembangan
pesat teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluangdan matematikadiskrit.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepadasemua pesertadidik untuk membekali
pesertadidikdengankemampuanberpikirlogis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kemampuan itu
diperlukan agar siswa memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahanhidup padakeadaan
yangselaluberubah,tidakpasti,dankompetitif.
Pembelajaran matematika hendaknya
dimulaidenganpengenalanmasalahyangsesuai
dengan situasi (contextual problem). Dengan
mengajukanmasalahkontekstual,pesertadidik
secara bertahap dibimbing untuk menguasai
konsep matematika. Untuk meningkatkan
keefektifanpembelajaran,sekolahdiharapkan
menggunakan teknologi informasi dan
komunikasisepertikomputer,alatperaga,atau
medialainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika ialah suatu
pelajaranyangtersusunsecaraberaturan,logis,
berjenjang dari yang paling mudah hingga ke
paling rumit. Sedangkan pembelajaran mate-
matika hakikatnya adalah proses dirancang
dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan yang memungkinkan siswa
melaksanakan kegiatan belajar matematika
yangmampumenanamkankonsepmatematika
secara jelas, tepat dan akurat kepada siswa
sesuai denganjenjangkelasnya.
Berpijak pada hakikat dan karakterisik
pembelajaran matematikaseperti telahdiurai-
kan diatas, maka guru mata pelajaran mate-
matika perlu mempertimbangkan rancangan
pembelajaranyangmemungkinkansiswauntuk
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif,sertakemampuanbekerjasamamelalui
modelpembelajarankooperatifmakeamatch.
Uraian secaramedalam atau mendetail
tentang model pembelajaran kooperatif make
amatchdanhasilbelajarpadabagiantersendiri
ModelPembelajaranKooperatif(Cooperative
Learning)
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
menurut Isjoni (2011) adalah sistem pem-
belajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerjasama
140
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143
dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas
yang terstruktur selanjutnya guru bertindak
sebagai fasilitator.Belajarkooperatifmenurut
Anitah (2008) adalah pembelajaran yang
menggunakankelompokkecil sehinggasiswa
bekerjasamauntuk memaksimalkan kegiatan
belajarnya sendiri danjugaanggota yang lain.
Dari dua definisi tentang pembelajaran
kooperatifdapatdisimpulkansebagaikegiatan
pembelajarandengancaraberkelompokuntuk
bekerja samamenyelesaikan persoalan.
Konsep pembelajaran kooperatif pada
intinyamenempatkanpengetahuanyangdimiliki
siswayaitu hasildari aktivitasyangdilakukan,
bukan pengajaran yang diterima secara pasif
(Isjoni, 2010). Hasil pembelajaran kooperatif
dapat bermanfaat bagi siswa yang memiliki
prestasi rendah namun berusaha memperoleh
pengetahuan dari pada kelompok siswa yang
prestasinya tinggi yang tidak berpikir untuk
memperolehnya. Siswa yang lemah belajar
dengankonsepyangmenantangmelaluiinteraksi
dengan siswa yang pintar dengan mendorong
keberhasilan mereka serta menimbulkan
perjuangan di dalam kelas. Siswa yang pintar
dalam belajar kelompok dapat memperluas
pemahaman mereka karena menjelaskan
konsep-konsep pada siswa yang lain (Isjoni,
2010).
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match
Modelpembelajaranmakeamatchatau
mencari pasangan menurut Kunandar (2008)
adalahmodelpembelajarankooperatifdengan
caramencaripasangansoalataujawabanyang
tepat dan siswa yang sudah menemukan
pasangannyasebelumbatas waktuakandiberi
poin. Model pembelajaran kooperatif tipe
make a match ini dikembangkan oleh Lorna
Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik
iniadalahpesertadidikmencaripasangansambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalamsuasanayangmenyenangkan.Teknikini
bisadigunakandalamsemuamatapelajarandan
untuksemuatingkatanusiaanakdidik.
Kunandar(2008)menyebutkanlangkah-
langkah model pembelajaran kooperatif tipe
make a match sebagai berikut: (1) guru me-
nyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep
atautopikyangcocokuntuksesireview,bagian
depan berisi soal, sedangkan bagian belakang
berisijawaban; (2)setiap siswamendapat satu
kartu;tiapsiswamemikirkanjawabandansoal
dari kartu yang dipegang; (3) setiap siswa
mencaripasanganyangmempunyaikartuyang
cocok dengan kartunya; (4) setiap siswa yang
dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu, makaakan diberi hadiah ataupoin; (4)
setelahsatubabak,kartudikocoklagiagartiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya.
Kelebihan dari model pembelajaran
kooperatif tipe make a match yaitu, dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik
secara kognitif maupun fisik; ada unsur
permainan, metode ini menyenangkan; me-
ningkatkanpemahamansiswaterhadapmateri
yangdipelajari;dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa; efektif sebagai sarana melatih
keberanian siswa untuk tampil presentasi;
efektifmelatihkedisiplinan siswamenghargai
waktu untuk belajar.
Hasil Belajar
Poerwadarminto (2003:348) mengata-
kan bahwahasilbelajarmerupakan hasil yang
dicapai setelah seseorang mengadakan suatu
kegiatan belajar yangterbentuk dalam bentuk
suatu nilai hasil belajar yang diberikan guru.
selanjutnya,Tu’u(2004:75)menyatakanbahwa
hasilbelajardibuktikandanditunjukkanmelalui
nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang
dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
141
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah)
ulangan-ulanganatauujianyangditempuhnya.
HasilbelajarmenurutAnni(2004:4)merupakan
perubahanperilakuyangdiperolehpembelajar
setelahmengalamiaktivitasbelajar,sedangkan
hasilbelajarmenurutSudjana(1990:22)adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerimapengalamanbelajarnya.Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
hasilbelajaradalahhasilyangdicapaiolehsiswa
setelahsiswa melakukankegiatanbelajar.Hasil
belajariniberupanilaiyangdiberikanolehguru
sebagai bentukdari pengalaman belajar.
Gagne seperti dikutip oleh Kunandar
(2008)menyebutkan bahwaadalimakategori
hasilbelajar,yakni:informasiverbal,kecakapan
intelektul, strategi kognitif, sikap dan kete-
rampilan.SementaraituBloommengungkapkan
tiga tujuan pengajaran yang merupakan
kemampuanseseorangyangharusdicapaidan
merupakanhasilbelajaryaitu:kognitif,afektif,
dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22).
Penelitianinimengacupadahasilbelajar
menurutKunandar(2008)dimanahasilbelajar
yangdimiliki siswasetelah iamenerimapem-
belajarandariguru.Pemahamanyangdimiliki
siswadapatmengontrolnilaiyangakandicapai
siswa,sehinggasetiapsiswamemilikikepuasan
terhadapkemampuanyangdimilikidannilaiatau
hasil belajaryangdidapatnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Oktober sampai dengan November pada
semester gasal tahun ajaran 2015/2016 pada
materipersamaangarislurus.Lokasipenelitian
dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang yang
terletak di Jln. Mertokusumo, Ds. Candirejo,
Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Pemilihan
tempat didasarkan pada pertimbangan bahwa
di kelas VIIIG SMPNegeri 2 Tuntang masih
mengalami masalah dalamhasil belajarsiswa
pada mata pelajaran matematika yang masih
rendah. Subyek penelitian adalah siswa kelas
VIIIG yangberjumlah 30 siswa.
Sumber data dalam penelitian ini ialah
diperolehdariwawancara,observasi,dannilai
tes formatif siswa.Teknik pengumpulan data
menggunakan tesdan catatan harian.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas dilakukan di
SMP Negeri 2 Tuntang yaitu kelas VIIIG
berjumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara sebelum dilakukan
penelitian, hasil belajar siswa kelas VIIIG
tergolong rendah yaitu dari 30 siswa, ada 27
siswa(10%)belum tuntas.
Selanjutnyadilakukanperbaikanmelalui
2 siklus, siklus 1 dilaksanakan dalam dua
pertemuan. Pada pertemuan 1 guru menerap-
kan model pembelajarankooperatiftipe make
amatchyaitudenganmembagikankartu-kartu
soalkepadaseluruhsiswa,bagiandepanadalah
soaldanbagianbelakangadalahjawabanmilik
teman. Siswamengerjakansoal-soal di dalam
kartu sampai batas waktu yang ditentukan,
kemudianmencaripasanganjawabandarikartu
yangdidapat.Halinibertujuanagarsiswamau
berperanaktifdalamsetiappembelajaran,tidak
pasif hanya duduk mendengarkan penjelasan
guru. Hasil pengamatan setelah dilakukan
penerapan make a match pada pertemuan 1,
siswasudahmulaiaktifmengerjakansoalyang
diberikan oleh guru, namun masih ada siswa
yang bingung dengan langkah pembelajaran
dengan makea math karenabaru pertamakali
diterapkan.Pertemuan 2,siswasudah terbiasa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match. Terlihat ketika proses penger-
jaan soal, keseluruhan siswa sudah memiliki
kesadaran akan tugas yang diberikan.Akhir
siklusI,yaitusetelahpertemuan1dan2,dilaku-
kan tes siklus I (post test 1) untuk mengukur
tingkatpemahamansiswa.
142
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143
Siklus II dilaksanakan dalam dua
pertemuan, pertemuan 1 melanjutkan materi
siklus I, menggunakan model pembelajaran
koperatif make a match. Setiap siswa
diberikan sebuah kartu soal, bagian depan
adalah soal dan bagian belakang adalah
jawabanmilikteman.Siswamengerjakansoal
di dalam kartu sampai batas waktu yang
ditentukan, kemudian mencari pasangan
jawaban dari kartu yang didapat. Pertemuan
2, pembelajarandiawali denganpenyampaian
tujuan pembelajaran yangingin dicapai, guru
menjelaskan materi dengan model pem-
belajarannyamakeamatch.Hasilpengamatan
siklus II, siswa sangat antusias dan berperan
aktifdalamseluruhprosespembelajaran,terlihat
bahwasiswaasyikdalammengerjakansoaldan
mencari pasangan kartu.Siswayangsebelum-
nyapasifmauberinteraksidenganguru,bertanya
jikaadamateriyangbelumpaham.Akhirsiklus
II, yaitu setelah pertemuan 1 dan 2, dilakukan
tessiklusII(posttest2)untukmengukurtingkat
pemahamansiswa.Tabel1berikutadalahhasil
belajar siswa SMP Negeri 2 Tuntang pada
setiapsiklus.
KONDISI
KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Prosentase
Tuntas 3 siswa 10% 16 siswa 53,33% 23siswa 76.67%
Tidak
Tuntas
27 siswa 90% 14 siswa 46,67% 7 siswa 23.33%
JUMLAH 30 siswa 100% 30 siswa 100% 30 siswa 100%
Tabel 1 Hasil Tiap Siklus
Gambar 1. Persentase ketuntasan hasil tiap siklus
BerdasarkanTabel1danGambar1,hasil
belajar kondisi awal sampai siklus IIterdapat
selisih tingkat persentase dari indikator
keberhasilan. Ketuntasan pada kondisi awal
mengalamipeningkatanpadasiklusIyaitudari
10% menjadi 53,33%dengan selisih 43.33%.
PeningkatanjugaterjadipadasiklusIkesiklus
IIyaitu dari 53.33% menjadi 76.67% dengan
selisih 23,34%. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu 70% siswatuntas.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakanmelaluipenelitiantindakankelas
melaluipenerapanmodelcooperetivelearning
tipe make a match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIIIG SMP Negeri 2
Tuntang. Peningkatan hasil belajar ini dapat
dilihat dari persentasetingkat kelulusan siswa
padaprasiklus,siklusIdansiklusII.Persentase
tingkat kelulusan pada kondisi awal adalah
10%, pada siklus I adalah 53.33% dan pada
143
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah)
siklusIIadalah76.67%.Jadipenerapanmodel
pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materigarissinggungdikelas8GSMPNegeri
2Tuntang.
Saran
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
dan II dengan penerapan model cooperetive
tipe make a match kelas 8G SMP Negeri 2
Tuntang pada materi persamaan garis lurus
makadisampaikan sarankepadasekolah,guru,
danpenelitilain.Adapunsarantersebutadalah:
1. Hendaknyagurumemperhatikansetiapsiswa
yang tidak hadir saat pembelajaran ber-
langsung, karena akan ada kendala dalam
pembelajaranmenggunakanmakeamatch.
2. Sebelum melakukanpenelitian hendaknya
gurumemperkayapemahamantentangmodel
cooperative learning tipe make a match.
3. Pihak guru disarankan untuk menjadikan
model cooperative learning tipe make a
match sebagai suatu referensi dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anni.2004.PsikologiBelajar.Semarang:UPT
MKK:UniversitasSemarang.
Heruman. 2007. Model pembelajaran mate-
matika di Sekolah Dasar.Bandung: PT
RemajaRosdakarya
Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif
MeningkatkanKecerdasanKomunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Kunandar. 2018. Langkah Mudah Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Pengembang-
anProfesiGuru. Jakarta:RajawaliPers.
Lie,Anita.2008.CooperatifLearning.Jakarta:
Grasindo.
Poerwadarminta,W.J.S. 2003. KamusUmum
BahasaIndonesia.Jakarta:BalaiPustaka
Sudjana.1999. StrategiPembelajaran.
Bandung:FalahProduction.
Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada
Perilaku dan Prestasi Belajar. Jakarta:
Wahyudi. 2012. Matematika realistik dan
implementasinya dalam proses
pembelajaran.

More Related Content

What's hot

Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangLauri Bintang
 
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMeningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMadunforyou Madunforyou
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)AIC
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingDiah Dwi
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKASTRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKAFebri Arianti
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 

What's hot (19)

Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
157 423-1-pb
157 423-1-pb157 423-1-pb
157 423-1-pb
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMeningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbing
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
1 st, Try
1 st, Try1 st, Try
1 st, Try
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKASTRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
 
Jurnal MPG
Jurnal MPGJurnal MPG
Jurnal MPG
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 

Similar to Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode

NHT berbasis Quizizz.pdf
NHT berbasis Quizizz.pdfNHT berbasis Quizizz.pdf
NHT berbasis Quizizz.pdfVinaOktaviani17
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
 
Makalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nhtMakalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nhtsintaroyani
 
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
 
3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)
3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)
3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)Mulyatno Aja
 
29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdf29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdfapalahu3
 
academic writing
academic writingacademic writing
academic writingpoppy1207
 
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdfMarry84
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229Jurnal As-Salam
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
 

Similar to Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode (20)

NHT berbasis Quizizz.pdf
NHT berbasis Quizizz.pdfNHT berbasis Quizizz.pdf
NHT berbasis Quizizz.pdf
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 
Makalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nhtMakalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nht
 
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 teboLaporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
 
3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)
3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)
3968 1920-1-pb (stad & mot-berprestasi thd prestasi belajar fisika sma)
 
29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdf29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdf
 
Nht 4
Nht 4Nht 4
Nht 4
 
academic writing
academic writingacademic writing
academic writing
 
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
16288-Article Text-21605-2-10-20211001 (3).pdf
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikan
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode

  • 1. 138 Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWAKELAS VIIIGSMPNEGERI 2 TUNTANGKABUPATEN SEMARANG TAHUNAJARAN 2015/2016 Tri Muah Trimuah150767@gmail.com SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIG SMP Negeri 2 Tuntang dengan model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a match pada materi persamaan garis lurus. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a match merupakan salah satu model Pembelajaran Kooperatif dimana siswa bekerja sama mencari pasangan masing-masing. Penelitian ini terdiri dari dua siklus.Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan catatan lapangan, observasi, tes dan wawancara. Alat pengumpulan data adalahlembar observasi,pedomanwawancara,dan butir soal.Analisisdata dalampenelitian tindakankelasinimenggunakanteknikanalisisdeskriptif.Hasilyangdidapatdalampenelitian ini: siklus 1 dilakukan selama 2 pertemuan dengan hasil persentase siswa yang nilainya di atasKKMsebanyak53,33%.Siklus2dilakukan selama2pertemuandenganhasilpersentase siswa yangnilainyadi atasKKM sebanyak76.67%. Berdasarkanhasil penelitiandidapatkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 8G SMP Negeri 2 Tuntang. Kata kunci: pembelajaran kooperatif Make a Match, hasil belajar PENDAHULUAN Matapelajaranmatematikaadalahsalah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusipositifuntuktercapainyamasyarakat yangcerdasdanbermartabatmelaluisikapkritis danberfikirlogis.Matematikasebagaisalahsatu ilmudasaryangpentingdiajarkansupayasiswa mampuberhitung,berpikirkritis,kreatif,teliti danlogis.Kurangnyaketahananpribadidalam belajar matematika dapat berpengaruh besar terhadap gairah belajar matematika. Jika hal ini dibiarkan maka siswa akan semakin tidak menyenangi matematika bahkan pada taraf tertentu akan bersikapanti pati pada pelajaran matematika. Hal ini berakibat pada prestasi belajar matematikaakan semakin rendah. Pembelajaran matematika di SMP N 2 Tuntang khususnya siswa kelas 8 tergolong rendah.Rendahnyahasilbelajarmatematikadi kelas VIIIG SMPNegeri 2 Tuntang, nampak pada rata-rata prestasi belajar siswa masih di bawah KKM (70). Berdasarkan tes materi menggambarpersamaangarislurusbahwadari 30 siswakelasVIIIG, ada3 siswa (10%)men- dapatkan nilai di atas KKM sedangkan 27 siswa(90%)belummencapai KKM. selanjut- nyahasilrata-ratakelasdiperolehsebesar53,4. Hasil pengamatanproses pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Tuntang menunjukkan bahwa pembelajaran masih berpusat padaguru.Padasaat kegiatan belajar di kelas sebagianbesarsiswacenderungpasif,
  • 2. 139 Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah) siswajugaberanggapanbahwamatematikaitu pelajaranyangmenakutkandanmembosankan. Berdasarkanmasalahtersebut,perludilakukan perbaikan yang terkait pada proses pembela- jaran. Upaya yang dilakukan dalam rangka perbaikan ialah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam materi persamaangaris lurus yangakan diajarkan. KAJIAN PUSTAKA MATEMATIKA Wahyudi(2012:10)menjelaskanbahwa matematika berkenaan dengan ide (gagasan- gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan, yang diatur secaralogis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Selanjutnya,Heruman(2007:27)mengemuka- kanmatematikasebagaiilmupengetahuanyang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubunganyangadadidalamnya.Haliniberarti belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antarkonsep dan strukturnya. MenurutlampiranPermendiknasNo.22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembanganteknologimodern,mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukandayapikirmanusia.Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluangdan matematikadiskrit. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepadasemua pesertadidik untuk membekali pesertadidikdengankemampuanberpikirlogis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan itu diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahanhidup padakeadaan yangselaluberubah,tidakpasti,dankompetitif. Pembelajaran matematika hendaknya dimulaidenganpengenalanmasalahyangsesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukanmasalahkontekstual,pesertadidik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifanpembelajaran,sekolahdiharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasisepertikomputer,alatperaga,atau medialainnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika ialah suatu pelajaranyangtersusunsecaraberaturan,logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga ke paling rumit. Sedangkan pembelajaran mate- matika hakikatnya adalah proses dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika yangmampumenanamkankonsepmatematika secara jelas, tepat dan akurat kepada siswa sesuai denganjenjangkelasnya. Berpijak pada hakikat dan karakterisik pembelajaran matematikaseperti telahdiurai- kan diatas, maka guru mata pelajaran mate- matika perlu mempertimbangkan rancangan pembelajaranyangmemungkinkansiswauntuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,sertakemampuanbekerjasamamelalui modelpembelajarankooperatifmakeamatch. Uraian secaramedalam atau mendetail tentang model pembelajaran kooperatif make amatchdanhasilbelajarpadabagiantersendiri ModelPembelajaranKooperatif(Cooperative Learning) Pengertian Pembelajaran Kooperatif menurut Isjoni (2011) adalah sistem pem- belajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama
  • 3. 140 Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang terstruktur selanjutnya guru bertindak sebagai fasilitator.Belajarkooperatifmenurut Anitah (2008) adalah pembelajaran yang menggunakankelompokkecil sehinggasiswa bekerjasamauntuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri danjugaanggota yang lain. Dari dua definisi tentang pembelajaran kooperatifdapatdisimpulkansebagaikegiatan pembelajarandengancaraberkelompokuntuk bekerja samamenyelesaikan persoalan. Konsep pembelajaran kooperatif pada intinyamenempatkanpengetahuanyangdimiliki siswayaitu hasildari aktivitasyangdilakukan, bukan pengajaran yang diterima secara pasif (Isjoni, 2010). Hasil pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang memiliki prestasi rendah namun berusaha memperoleh pengetahuan dari pada kelompok siswa yang prestasinya tinggi yang tidak berpikir untuk memperolehnya. Siswa yang lemah belajar dengankonsepyangmenantangmelaluiinteraksi dengan siswa yang pintar dengan mendorong keberhasilan mereka serta menimbulkan perjuangan di dalam kelas. Siswa yang pintar dalam belajar kelompok dapat memperluas pemahaman mereka karena menjelaskan konsep-konsep pada siswa yang lain (Isjoni, 2010). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Modelpembelajaranmakeamatchatau mencari pasangan menurut Kunandar (2008) adalahmodelpembelajarankooperatifdengan caramencaripasangansoalataujawabanyang tepat dan siswa yang sudah menemukan pasangannyasebelumbatas waktuakandiberi poin. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik iniadalahpesertadidikmencaripasangansambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalamsuasanayangmenyenangkan.Teknikini bisadigunakandalamsemuamatapelajarandan untuksemuatingkatanusiaanakdidik. Kunandar(2008)menyebutkanlangkah- langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai berikut: (1) guru me- nyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep atautopikyangcocokuntuksesireview,bagian depan berisi soal, sedangkan bagian belakang berisijawaban; (2)setiap siswamendapat satu kartu;tiapsiswamemikirkanjawabandansoal dari kartu yang dipegang; (3) setiap siswa mencaripasanganyangmempunyaikartuyang cocok dengan kartunya; (4) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu, makaakan diberi hadiah ataupoin; (4) setelahsatubabak,kartudikocoklagiagartiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; ada unsur permainan, metode ini menyenangkan; me- ningkatkanpemahamansiswaterhadapmateri yangdipelajari;dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; efektifmelatihkedisiplinan siswamenghargai waktu untuk belajar. Hasil Belajar Poerwadarminto (2003:348) mengata- kan bahwahasilbelajarmerupakan hasil yang dicapai setelah seseorang mengadakan suatu kegiatan belajar yangterbentuk dalam bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan guru. selanjutnya,Tu’u(2004:75)menyatakanbahwa hasilbelajardibuktikandanditunjukkanmelalui nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
  • 4. 141 Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah) ulangan-ulanganatauujianyangditempuhnya. HasilbelajarmenurutAnni(2004:4)merupakan perubahanperilakuyangdiperolehpembelajar setelahmengalamiaktivitasbelajar,sedangkan hasilbelajarmenurutSudjana(1990:22)adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerimapengalamanbelajarnya.Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasilbelajaradalahhasilyangdicapaiolehsiswa setelahsiswa melakukankegiatanbelajar.Hasil belajariniberupanilaiyangdiberikanolehguru sebagai bentukdari pengalaman belajar. Gagne seperti dikutip oleh Kunandar (2008)menyebutkan bahwaadalimakategori hasilbelajar,yakni:informasiverbal,kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan kete- rampilan.SementaraituBloommengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuanseseorangyangharusdicapaidan merupakanhasilbelajaryaitu:kognitif,afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22). Penelitianinimengacupadahasilbelajar menurutKunandar(2008)dimanahasilbelajar yangdimiliki siswasetelah iamenerimapem- belajarandariguru.Pemahamanyangdimiliki siswadapatmengontrolnilaiyangakandicapai siswa,sehinggasetiapsiswamemilikikepuasan terhadapkemampuanyangdimilikidannilaiatau hasil belajaryangdidapatnya. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016 pada materipersamaangarislurus.Lokasipenelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang yang terletak di Jln. Mertokusumo, Ds. Candirejo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Pemilihan tempat didasarkan pada pertimbangan bahwa di kelas VIIIG SMPNegeri 2 Tuntang masih mengalami masalah dalamhasil belajarsiswa pada mata pelajaran matematika yang masih rendah. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIG yangberjumlah 30 siswa. Sumber data dalam penelitian ini ialah diperolehdariwawancara,observasi,dannilai tes formatif siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan tesdan catatan harian. Hasil dan Pembahasan Penelitian tindakan kelas dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang yaitu kelas VIIIG berjumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara sebelum dilakukan penelitian, hasil belajar siswa kelas VIIIG tergolong rendah yaitu dari 30 siswa, ada 27 siswa(10%)belum tuntas. Selanjutnyadilakukanperbaikanmelalui 2 siklus, siklus 1 dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada pertemuan 1 guru menerap- kan model pembelajarankooperatiftipe make amatchyaitudenganmembagikankartu-kartu soalkepadaseluruhsiswa,bagiandepanadalah soaldanbagianbelakangadalahjawabanmilik teman. Siswamengerjakansoal-soal di dalam kartu sampai batas waktu yang ditentukan, kemudianmencaripasanganjawabandarikartu yangdidapat.Halinibertujuanagarsiswamau berperanaktifdalamsetiappembelajaran,tidak pasif hanya duduk mendengarkan penjelasan guru. Hasil pengamatan setelah dilakukan penerapan make a match pada pertemuan 1, siswasudahmulaiaktifmengerjakansoalyang diberikan oleh guru, namun masih ada siswa yang bingung dengan langkah pembelajaran dengan makea math karenabaru pertamakali diterapkan.Pertemuan 2,siswasudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Terlihat ketika proses penger- jaan soal, keseluruhan siswa sudah memiliki kesadaran akan tugas yang diberikan.Akhir siklusI,yaitusetelahpertemuan1dan2,dilaku- kan tes siklus I (post test 1) untuk mengukur tingkatpemahamansiswa.
  • 5. 142 Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan, pertemuan 1 melanjutkan materi siklus I, menggunakan model pembelajaran koperatif make a match. Setiap siswa diberikan sebuah kartu soal, bagian depan adalah soal dan bagian belakang adalah jawabanmilikteman.Siswamengerjakansoal di dalam kartu sampai batas waktu yang ditentukan, kemudian mencari pasangan jawaban dari kartu yang didapat. Pertemuan 2, pembelajarandiawali denganpenyampaian tujuan pembelajaran yangingin dicapai, guru menjelaskan materi dengan model pem- belajarannyamakeamatch.Hasilpengamatan siklus II, siswa sangat antusias dan berperan aktifdalamseluruhprosespembelajaran,terlihat bahwasiswaasyikdalammengerjakansoaldan mencari pasangan kartu.Siswayangsebelum- nyapasifmauberinteraksidenganguru,bertanya jikaadamateriyangbelumpaham.Akhirsiklus II, yaitu setelah pertemuan 1 dan 2, dilakukan tessiklusII(posttest2)untukmengukurtingkat pemahamansiswa.Tabel1berikutadalahhasil belajar siswa SMP Negeri 2 Tuntang pada setiapsiklus. KONDISI KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Prosentase Tuntas 3 siswa 10% 16 siswa 53,33% 23siswa 76.67% Tidak Tuntas 27 siswa 90% 14 siswa 46,67% 7 siswa 23.33% JUMLAH 30 siswa 100% 30 siswa 100% 30 siswa 100% Tabel 1 Hasil Tiap Siklus Gambar 1. Persentase ketuntasan hasil tiap siklus BerdasarkanTabel1danGambar1,hasil belajar kondisi awal sampai siklus IIterdapat selisih tingkat persentase dari indikator keberhasilan. Ketuntasan pada kondisi awal mengalamipeningkatanpadasiklusIyaitudari 10% menjadi 53,33%dengan selisih 43.33%. PeningkatanjugaterjadipadasiklusIkesiklus IIyaitu dari 53.33% menjadi 76.67% dengan selisih 23,34%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70% siswatuntas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakanmelaluipenelitiantindakankelas melaluipenerapanmodelcooperetivelearning tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIG SMP Negeri 2 Tuntang. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari persentasetingkat kelulusan siswa padaprasiklus,siklusIdansiklusII.Persentase tingkat kelulusan pada kondisi awal adalah 10%, pada siklus I adalah 53.33% dan pada
  • 6. 143 Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah) siklusIIadalah76.67%.Jadipenerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materigarissinggungdikelas8GSMPNegeri 2Tuntang. Saran Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan II dengan penerapan model cooperetive tipe make a match kelas 8G SMP Negeri 2 Tuntang pada materi persamaan garis lurus makadisampaikan sarankepadasekolah,guru, danpenelitilain.Adapunsarantersebutadalah: 1. Hendaknyagurumemperhatikansetiapsiswa yang tidak hadir saat pembelajaran ber- langsung, karena akan ada kendala dalam pembelajaranmenggunakanmakeamatch. 2. Sebelum melakukanpenelitian hendaknya gurumemperkayapemahamantentangmodel cooperative learning tipe make a match. 3. Pihak guru disarankan untuk menjadikan model cooperative learning tipe make a match sebagai suatu referensi dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Anni.2004.PsikologiBelajar.Semarang:UPT MKK:UniversitasSemarang. Heruman. 2007. Model pembelajaran mate- matika di Sekolah Dasar.Bandung: PT RemajaRosdakarya Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif MeningkatkanKecerdasanKomunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: PustakaPelajar. Kunandar. 2018. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang- anProfesiGuru. Jakarta:RajawaliPers. Lie,Anita.2008.CooperatifLearning.Jakarta: Grasindo. Poerwadarminta,W.J.S. 2003. KamusUmum BahasaIndonesia.Jakarta:BalaiPustaka Sudjana.1999. StrategiPembelajaran. Bandung:FalahProduction. Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar. Jakarta: Wahyudi. 2012. Matematika realistik dan implementasinya dalam proses pembelajaran.