SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
i
MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu Pendidikan yang
Diampu oleh:
Fitria Sulistyowati,M.Pd.
Disusun Oleh: Kelompok 4
Danur Jati Pamungkas 2021004018
Havida Luthfi Nurhaliza 2021004019
Putri Saraswati 2021004004
Sindi Tri Cahyani 2021004009
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SARJANA WIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
Tahun Akademik 2021/2022
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat meyelesaikan makalah ini yang berjudul Aliran-Aliran Pendidikan. Makalah ini disusun
dengan tujuan memenuhi tugas dari ibu Fitria Sulistyowati,M.Pd pada bidang studi Dasar Ilmu
Pendidikan guna untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang Aliran-Aliran Pendidikan.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini khususnya Dosen Pengantar Kependidikan yang telah memberikan
motivasi dan pengetahuannya.
Dan kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih kurang dari kesempurnaan baik materi
maupun penulisan. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 14 September 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... iv
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... iv
BAB II......................................................................................................................................................... vi
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... vi
A. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan............................................................................................. vi
B. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan ........................................................................................ vi
C. Aliran-aliran Modern dalam Pendidikan......................................................................................viii
D. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia.................................................................................... x
E. Penerapan Fatwa KI Hajar Dewantara ........................................................................................xiii
BAB III ......................................................................................................................................................xiv
PENUTUP..................................................................................................................................................xiv
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................xiv
B. Saran ..............................................................................................................................................xiv
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ xv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti
makna kata pendidikan, pendidik, mendidik. Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah
yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedogogie dan
paedagogiek. Paedogogie bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu
pendidikan.Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila pedagogik(pedagogics) atau ilmu
mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak
atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan.
Pendidikan dimulai dikeluarga atas anak (infant) yang belum mandiri, kemudian diperluas
dilingkungan tetangga atau komunitas sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan,
formal, dan lain-lain tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai relatif besar (lingkup
makro) dengan pendidikan dimulai dari guru/ rombongan/kelas yang mendidik secara mikro
dan menjadi pengganti orang tua.
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakat nya. Sejak dulu, kini, maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK.
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran
pendidikan. Seperti dalam bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu
ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut
akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi
berkepanjangan itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai aspek dari aliran-aliran itu harus
dipahami terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon
pakar kependidikan, harus memahami berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna
setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Aliran-Aliran Pendidikan?
2. Apa sajakah Jenis Aliran-Aliran Klasik dan Modern?
3. Apa sajakah Dua Aliran pokok pendidikan itu?
4. Bagaimana penerapan Fatwa KI Hadjar Dewantara dalam kehidupan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aliran-aliran pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam aliran-aliran pendidikan dan memahami aliran-aliran
tersebut.
3. Untuk mengetahui penerapan aliran-aliran pendidikan dan Fatwa Ki Hadjar Dewantara
dalam kehidupan.
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan
Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan.
Pertama, “teori” dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis
tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimentasi dan
observasi serta berfungsi menjelaskan pokok bahasannya.
Ada banyak macam aliran pendidikan yang ada saat ini. Namun secara umum dapat
dikelompokkan menjadi tuga jenis aliran, yaitu aliran klasik, aliran modern dan aliran pokok
pendidikan di Indonesia.
B. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori
pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Isi pendidikan atau
materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli
tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis.
a. Nativisme
Istilah nativisme berasal dari bahasa latin, yaitu kata natie yang artinya adalah terlahir.
Pemikiran ini dipelopori oleh sckophenhauer seorang filsuf berasal dari jerman yang hidup
pada 1788-1880. Berpendapat “pendidikan ialah membiarkan seseorang bertumbuh
berdasrkan pembawaannya.” Seseorang akan berkembang berdasarkan apa yang
dibawannya dari lahir. Hasil akhir dari pertumbuhan dan perkembangan serta pendidikan
manusia atau seseorang di tentukan oleh pembawaan dari lahir, dan pembawaan itu ada
yang baik dan adapula yang buruk. Maka dari itu manusia akan berkembang dengan
pembawaan baik atau pembawaan yang buruk, yang di bawanya sejak lahir.
Contoh dari pandangan nativisme adalah anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan
mewarisi sifat dan bakat orangtuanya. Misalnya, seorang anak yang berasal dari keluarga
ahli seni musik, maka anak tersebut akan berkembang menjadi seniman musik yag mungkin
melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan
orangtuanya.
Jika pandangan kaum nativisme tersebut dihubungkan dengan ajaran islam tampak
bahwa ajaran tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Islam mengakui bahwa setiap
manusia memiliki kemampuan jasmani, akal, dan rohani yang dibawanya sejak
lahir.Namun, berbagai kemampuan tersebut tidak dapat dengan sendirinya tumbuh dan
berkembang jika tidak dilakukan pembinaan.Kemampuan tersebut baru merupakan potensi
atau bahan yang masih harus dibentuk. Tentang adanya potensi yang harus dikembangkan
dan dibina ini dapat dipahami dari ayat yang artinya: ‘dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Nahl, 16:78).
b. Empirisme
Empirisme berasal dari bahasa latin, asal katanya yaitu Empiri yang artinya pengalaman.
Pemikiran ini dipelopori oleh John Locke(1632-1704), filsuf kebangsaan inggris, yang
terkenal dengan teorinya “Tabularasa” artinya meja berlapis lilin yang belum ada tulisan
diatasnya. Dengan kata lain, sesorang dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulis,
maka dari itu pendidikanlah yang akan dituliskannya, perkembangan seseorang tergantung
vii
Sembilanpuluh Sembilan persen pada pengaruh lingkungan atau pada pengalaman-
pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya.
Misalnya, ada dua anak lahir kembar, dan dari kecil mereka dipisahkan dan dibesarkan
pada lingkungan yang berbeda.Satu dari mereka dididik oleh keluarga yang kaya raya dan
disekolahkan di sekolah modern, dan yang satu dididik oleh keluarga miskin di sebuah desa.
Ternyata pertumbuhannya tidak sama.
Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan
dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan.Padahal, ada anak yang berbakat dan
berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.
Dalam pandangan Islam, teori empirisme atau behaviorisme yang dikemukakan John
Locke tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Islam mengakui bahwa lingkungan atau
pendidikan memiliki pengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Ibn Miskawaih, Ibn Sina,
dan al-Ghazali misalnya mendukung paham tersebut. Para filsuf Islam tersebut misalnya
berpendapat, bahwa jika lingkungan atau pendidikan tidak berpengaruh pada pembentukan
pribadi manusia, maka kehadiran para Nabi menjadi sia-sia.Kenyataa menunjukkan bahwa
dengan kedatangan para Nabi, keadaan masyarakat menjadi berubah dari keadaan yang
tersesat menjadi lurus, dari keadaan berbuat zalim menjadi berbuat baik, dari keadaan bodoh
menjadi pandai, dari keadaan biadab menjadi beradab dan seterusnya. Nabi Muhammad
Saw misalnya menyatakan bahwa ia diutus ke muka bumi ini adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.
Namun demikian, Islam tidak memutlakkan peran lingkungan atau pendidikan dan
menghilangkan peran hidayah Allah Swt. Islam memandang bahwa lingkungan tidak
sepenuhnya dapat membentuk orang menjadi baik.Buktinya ada anak seorang Nabi yang
tidak menjadi orang yang beriman. Di dalam Al-Qur’an Allah Swt,
menyatakan: sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah
lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS Al-Qashash,
28:56). Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa pemikiran pendidikan empirisme
atau behaviorisme tidak sepenuhnya dapat diterima dalam ajaran Islam.
c. Konvergensi
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh kembang manusia.Karena aliran ini merupakan perpaduan dari
aliran sebelumnya, yaitu nativisme dan empirisme. Seorang tokoh pendidikan Jerman
bernama William Stern (1871-1939) berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia
sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk, sedangkan perkembangan anak
selanjunya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan
sama-sama berperan penting.
Bakat yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau
memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.
Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata.Pada
anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak
berbicara dalam bahasa tertentu.Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula
menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa
Indonesia, dan sebagainya. Kemampuan satu anak dengan anak yang lain (yang tinggal
dalam lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu
disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan,
biarpun lingkungan anak-anak tersebut menggunakan bahasa yang sama.
viii
Di kalangansebagian pemikir Islam ada yang berpendapat , bahwa ajaran Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah ajaran yang mendukung teori konvergensi.
Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi yang artinya: bahwa setiap anak yang dilahirkan
telah membawa fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak tersebut
menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.(HR Baihaqi)
Namun demikian, Islam sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebagai penganut paham
konvergensi plus, yakni bahwa keberhasilan pendidikan selain disebabkan karena usaha
manusia, juga karena hidayah dari Allah Swt. Hal ini dapat dipahami dari QS Al-Waaqi’ah
(56) ayat 63-64 yang artinya: maka apakah kamu memerhatikan apa-apa yang kamu tanam?
Apakah kamu menumbuhkannya atau kami yang menumbuhkannya?.Dengan berpegangan
ayat tersebut, maka Islam menganut paham konvergensi plus, atau konvergensi yang
memadukan antara usaha manusia dengan kehendak Tuhan.Hal ini sejalan pula dengan
ideology pendidikan Islam yang bercorak humanism theo-centris, yakni ideology yang
memahami penggabungan antara usaha manusia dan kehendak Tuhan
d. Aliran Naturalisme
Natural berarti alami atau bersifat alamiah. Aliran ini hampir mirip dengan aliran
nitivisme. Sering sekali orang tertukar anatara nativisme dan naturalisme. Namun
sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Kedua aliran tersebut memang sepakat bahwa
semua orang sejak lahir sudah membawa pembawaan masing-masing. Perbedaannya jika
nativisme meyakini bahwa semua perkembangan anak hanya dipengaruhi pembawaan saja,
sedangkan naturalisme berpendapat bahwa lingkungan juga berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hanya saja lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alami,
bukan lingkungan buatan seperti di sekolah atau lembaga pendidikan. Aliran naturalisme
meyakini bahwa anak akan mengalami perkembangan yang positif jika dibiarkan
berkembang di lingkungan alami. Sekolah dan lembaga pendidikan buatan, menurutnya,
akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak.
C. Aliran-aliran Modern dalam Pendidikan
a. Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject-centered).
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja,
bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya
bakat dan minat setiap anak.
Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-
pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik
(experience curriculum).
Metode-metode yang digunakan dalam aliran progresivisme diataranya metode belajar
aktif, metode memonitor kegiatan belajar, dan metode penelitian ilmiah.
Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak
merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan
Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak
bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan
orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur
pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan
kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus
diperlakukan berbeda dari orang dewasa.
ix
b. Aliran Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes
gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai
kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah
payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang
telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan
mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu
dan dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini
diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-
unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai
standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
Karakteristik metode-metode yang digunakan dalam aliran esensialisme diantaranya
adalah pendidikan berpusat pada guru, peserta didik dipaksa untuk belajar, dan melatihkan
mental.
c. Aliran Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-
pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama
berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat.
Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan
perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan
rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah
sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan
perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan
rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah
sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
d. Aliran Pernnialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan
penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan
dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut
perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu
pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka
kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip
pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan.
Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan
memahami faktor-faktor dan masalah yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan
penyelesaian masalahnya.
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang
menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran
besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat
x
menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada
perkembangan zaman dulu.
e. Aliran Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak
di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini
memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah
menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai
alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-
hari.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-
gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach)
secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru
tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu
muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam
dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru
jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan
kecil yang tidak banyak bermakna.
Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran
tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat,
melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme
terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran
antara keduanya.
D. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak
pemikiran tentang pendidikan di Indonesia
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3
Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan
dalam peri kehidupan umum.
 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekan diri.
 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk
mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
 Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan,
asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
xi
Tujuan Taman Siswa
 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
 Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung
jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik
yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa
membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional,
lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun
telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad
Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
 Berpikir logis dan rasional
 Keaktifan atau kegiatan
 Pendidikan masyarakat
 Memperhatikan pembawaan anak
 Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti:
syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya. Tujuan
Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain
menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik,
dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan
nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang
Itulah beberapa aliran yang ada dalam aliran-aliran pendidikan. Meskipun pemikiran-pemikiran
dari beberapa aliran tersebut saling berbeda satu sama lain, dan bahkan saling bertabrakan, namun
pemikiran-pemikiran tersebut setidaknya berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab maka dirumuskan Profil Pelajar Pancasila.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila
xii
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
.
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti
dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Keenam ciri Pelajar
Pancasila tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d)
akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi
mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi
dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan
situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
xiii
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan
gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
E. Penerapan Fatwa KI Hajar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa dalam mempelajari sesuatu sebaiknya
bersendikan “tetep-mantep-antep”, “ngandel-kendel-bandel-kandel” dan “Neng-ning-nung-
nang”
a. “Tetep” atau tetap, maksudnya untuk mencapai apa yang kita kehendaki perlulah kita selalu
tetap dalam pekerjaan kita jangan selalu menengok kanan kiri. Kita harus berjalan tertib dan
maju, setia dan taat terhadap segala asas-asas kita. Kita harus selalu “Mantep” atau berbesar
hati, agar tidak akan ada kekuatan yang akan menahan langkah kita atau membelokkan langkah
kita. Sehingga dengan sendirinya perbuatan kita akan “antep” atau berat (berbobot), sehingga
tidak mudah kita ditahan, dihambat atau dilawan.
b. “Ngandel” atau percaya maksudnya yakin kepada penguasa (Tuhan) dan kekuatan diri.
“Kendel” atau berani, yaitu menghindarkan rasa takut atau wasangka. “Bandel” atau tahan,
tawakal, hatinya kuat menderita. “Kandel” atau tebal, yang meskipun menderita namun kuat
badan dan tubuhnya. Keempat tabiat ini saling berhubungan : “barang siapa dapat percaya
tentu akan berani, lalu mudahlah ia tawakal dan dengan sendirinya ia akan tebal tubuhnya.”
c. “Neng”, berarti “meneng” yaitu tenteram lahir batinnya. “Ning” dari perkataan “wening” dan
“bening” berarti jernih pikirannya, mudah dapat membedakan barang yang hak dan batal, yang
benar dan yang salah. “Nung” dari kata “hanung” berarti kuat, sentosa dalam kemauannya,
yaitu kokoh dalam segala kekuatannya, lahir dan batin, untuk mencapai apa yang
dikehendakinya “Nang” yaitu “menang” atau dapat “wewenang” atau berhak atas buah
usahanya. Keempat tabiat ini saling berhubungan : barang siapa dapat “neng” tentu mudah ia
akan berpikir “ning”, lalu menjadi kuat atau “nung” kemauannya, dan dengan sendirinya akan
“menang” (Soeratman, 1985 : 107)
Baik dalam pemecahan masalah maupun pada penemuan terbimbing, pendidik dapat
menanamkan falsafah “tetep-mantep-antep”, “ngandel-kendel-bandel-kandel” dan “Neng-
ning-nung- nang”. “Tetep” atau tetap, maksudnya misalkan dalam belajar matematika, untuk
membuktikan suatu rumus atau untuk menyelesaikan pemecahan masalah matematika
hendaknya selalu ditanamkan bahwa siswa selalu tetap dalam pekerjaannya, tidak selalu
menengok kanan kiri, bekerja dengan tertib dan maju, setia dan taat terhadap segala asas-asas,
yakni rumus atau pengetahuan yang mendahului. Menanamkan bahwa siswa harus selalu
“Mantep” atau mantap melangkah, agar tidak akan ada kekuatan yang menghalangi
langkahnya atau membelokkan langkahnya. Sehingga dengan sendirinya siswa akan “antep”
atau berbobot, sehingga tidak mudah dihambat atau dilawan. Pendidik juga perlu menanamkan
rasa “Ngandel” yakni percaya kepada Tuhan dan kekuatan diri. “Kendel” yakni berani
melangkah maju untuk menyelesaikan masalah. “Bandel” yakni tahan uji, kuat menderita.
Apabila belum berhasil dengan suatu cara, tidak cepat putus asa, selalu mau mencoba cara lain,
sehingga tujuan akan tercapai. “Kandel”, meskipun menderita namun kuat badan dan
tubuhnya. Dalam pemecahan masalah matematika atau penemuan terbimbing, sebaiknya
dikondisikan bahwa siswa selalu “Neng”, atau “meneng” yaitu tenteram lahir batinnya,
sehingga dapat “Ning” atau “wening”, jernih pikirannya, mudah membedakan yang benar dan
yang salah dan “Nung” dari kata “hanung” berarti kuat kemauannya, kokoh lahir dan batin,
untuk menyelesaikan masalah dan mencapai apa yang dikehendakinya yang akhirnya akan
“Nang” atau “menang”, berhak atas buah usahanya.
xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran
pendidikan. Aliran Empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Aliran Nativisme menyatakan bahwa
anak-anak yang lahir kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan
berkembang menurut arahnya masing-masing. Aliran Naturalisme menyatakan bahwa setiap
anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Dan aliran Konvergensi
menyatakan bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Jadi, berdasarkan pemaparan
diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan aliran saat ini yang dianut oleh masyarakat adalah
aliran Konvergensi, karena merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran Nativisme
dan Empirisme dan merupakan aliran yang sempurna. Aliran ini juga dianut oleh mayoritas
masyarakat indonesia.
Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa dalam mempelajari sesuatu sebaiknya
bersendikan “tetep-mantep-antep”, “ngandel-kendel-bandel-kandel” dan “Neng-ning-
nung- nang”.
“Tetep” atau tetap, “Mantep” atau berbesar hati, “antep” atau berat (berbobot).
“Ngandel” atau percaya, “Kendel” atau berani, “Bandel” atau tahan, “Kandel” atau tebal.
“Neng”, berarti “meneng”, “Ning” dari perkataan “wening” dan “bening” berarti jernih
pikirannya, “Nung” dari kata “hanung” berarti kuat, “Nang” yaitu “menang.”
B. Saran
Dalam proses belajar dan mengajar pendidik harus memilih aliran yang sesuai dengan
karakter siswanya agar kesuksesan dapat tercapai dengan baik dan terbentuk hubungan yang
interaktif antara pendidik dan peserta didik.
xv
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan La sula 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Redja Mudyaharjo. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Joseph Mbulu, dkk. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Laboratorium Teknologi
Pendidikan.
Rasyidin, Waini.2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press
Soeratman, Parsiti, 1985. Ki Hajar Dewantara, Jakarta. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar.
Sanjaya, Wina,2006. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standard Proses Pendidikan.
Jakarta, Fajar Interpratama Offset.
Trisna Wulandari,2021. “Profil Pelajar Pancasila”. Jakarta: detikEdu.com
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-5635708/6-profilpelajarpancasila-yang-
dirumuskan-kemendikbud-ini-lengkapnya/amp

More Related Content

What's hot

Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"Ana' Idiw
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiLtfltf
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaaneryeryey
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarZuha Farhana
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikDeep Walker
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranMusafirCinta7
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanAsri Yunita
 
Media audio visual
Media audio visualMedia audio visual
Media audio visualBangilyas
 
Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A
Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A
Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A AristaCahyaningrum
 

What's hot (20)

Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
Media dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaranMedia dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaran
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajar
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranBelajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Ppt agama islam
Ppt agama islamPpt agama islam
Ppt agama islam
 
Urgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakterUrgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakter
 
Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
 
Aqidah ppt
Aqidah pptAqidah ppt
Aqidah ppt
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Media audio visual
Media audio visualMedia audio visual
Media audio visual
 
Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A
Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A
Ppt pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber-belajar. kelompok 5 PAI 4 A
 

Similar to Makalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdf

Similar to Makalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdf (20)

Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
 
ILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKANILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN
 
Landasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptxLandasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptx
 
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
hakikat pendidikan.docx
hakikat pendidikan.docxhakikat pendidikan.docx
hakikat pendidikan.docx
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
filsafat pendidikan
filsafat pendidikanfilsafat pendidikan
filsafat pendidikan
 
Tugas 3 tik maria monica situmorang
Tugas 3 tik maria monica situmorangTugas 3 tik maria monica situmorang
Tugas 3 tik maria monica situmorang
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Makalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdf

  • 1. i MAKALAH ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu Pendidikan yang Diampu oleh: Fitria Sulistyowati,M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 4 Danur Jati Pamungkas 2021004018 Havida Luthfi Nurhaliza 2021004019 Putri Saraswati 2021004004 Sindi Tri Cahyani 2021004009 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS SARJANA WIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA Tahun Akademik 2021/2022
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat meyelesaikan makalah ini yang berjudul Aliran-Aliran Pendidikan. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas dari ibu Fitria Sulistyowati,M.Pd pada bidang studi Dasar Ilmu Pendidikan guna untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang Aliran-Aliran Pendidikan. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini khususnya Dosen Pengantar Kependidikan yang telah memberikan motivasi dan pengetahuannya. Dan kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih kurang dari kesempurnaan baik materi maupun penulisan. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akhir kata kami ucapkan terima kasih. Yogyakarta, 14 September 2021 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii BAB I .......................................................................................................................................................... iv PENDAHULUAN....................................................................................................................................... iv A. Latar Belakang ............................................................................................................................... iv B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... iv BAB II......................................................................................................................................................... vi PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... vi A. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan............................................................................................. vi B. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan ........................................................................................ vi C. Aliran-aliran Modern dalam Pendidikan......................................................................................viii D. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia.................................................................................... x E. Penerapan Fatwa KI Hajar Dewantara ........................................................................................xiii BAB III ......................................................................................................................................................xiv PENUTUP..................................................................................................................................................xiv A. Kesimpulan ....................................................................................................................................xiv B. Saran ..............................................................................................................................................xiv DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ xv
  • 4. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti makna kata pendidikan, pendidik, mendidik. Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedogogie dan paedagogiek. Paedogogie bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan.Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila pedagogik(pedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan. Pendidikan dimulai dikeluarga atas anak (infant) yang belum mandiri, kemudian diperluas dilingkungan tetangga atau komunitas sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan, formal, dan lain-lain tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai relatif besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru/ rombongan/kelas yang mendidik secara mikro dan menjadi pengganti orang tua. Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat nya. Sejak dulu, kini, maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Seperti dalam bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai aspek dari aliran-aliran itu harus dipahami terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahami berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Aliran-Aliran Pendidikan? 2. Apa sajakah Jenis Aliran-Aliran Klasik dan Modern? 3. Apa sajakah Dua Aliran pokok pendidikan itu? 4. Bagaimana penerapan Fatwa KI Hadjar Dewantara dalam kehidupan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian aliran-aliran pendidikan. 2. Untuk mengetahui macam-macam aliran-aliran pendidikan dan memahami aliran-aliran tersebut. 3. Untuk mengetahui penerapan aliran-aliran pendidikan dan Fatwa Ki Hadjar Dewantara dalam kehidupan.
  • 5. vi BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama, “teori” dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimentasi dan observasi serta berfungsi menjelaskan pokok bahasannya. Ada banyak macam aliran pendidikan yang ada saat ini. Namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi tuga jenis aliran, yaitu aliran klasik, aliran modern dan aliran pokok pendidikan di Indonesia. B. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. a. Nativisme Istilah nativisme berasal dari bahasa latin, yaitu kata natie yang artinya adalah terlahir. Pemikiran ini dipelopori oleh sckophenhauer seorang filsuf berasal dari jerman yang hidup pada 1788-1880. Berpendapat “pendidikan ialah membiarkan seseorang bertumbuh berdasrkan pembawaannya.” Seseorang akan berkembang berdasarkan apa yang dibawannya dari lahir. Hasil akhir dari pertumbuhan dan perkembangan serta pendidikan manusia atau seseorang di tentukan oleh pembawaan dari lahir, dan pembawaan itu ada yang baik dan adapula yang buruk. Maka dari itu manusia akan berkembang dengan pembawaan baik atau pembawaan yang buruk, yang di bawanya sejak lahir. Contoh dari pandangan nativisme adalah anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtuanya. Misalnya, seorang anak yang berasal dari keluarga ahli seni musik, maka anak tersebut akan berkembang menjadi seniman musik yag mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya. Jika pandangan kaum nativisme tersebut dihubungkan dengan ajaran islam tampak bahwa ajaran tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Islam mengakui bahwa setiap manusia memiliki kemampuan jasmani, akal, dan rohani yang dibawanya sejak lahir.Namun, berbagai kemampuan tersebut tidak dapat dengan sendirinya tumbuh dan berkembang jika tidak dilakukan pembinaan.Kemampuan tersebut baru merupakan potensi atau bahan yang masih harus dibentuk. Tentang adanya potensi yang harus dikembangkan dan dibina ini dapat dipahami dari ayat yang artinya: ‘dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Nahl, 16:78). b. Empirisme Empirisme berasal dari bahasa latin, asal katanya yaitu Empiri yang artinya pengalaman. Pemikiran ini dipelopori oleh John Locke(1632-1704), filsuf kebangsaan inggris, yang terkenal dengan teorinya “Tabularasa” artinya meja berlapis lilin yang belum ada tulisan diatasnya. Dengan kata lain, sesorang dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulis, maka dari itu pendidikanlah yang akan dituliskannya, perkembangan seseorang tergantung
  • 6. vii Sembilanpuluh Sembilan persen pada pengaruh lingkungan atau pada pengalaman- pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya. Misalnya, ada dua anak lahir kembar, dan dari kecil mereka dipisahkan dan dibesarkan pada lingkungan yang berbeda.Satu dari mereka dididik oleh keluarga yang kaya raya dan disekolahkan di sekolah modern, dan yang satu dididik oleh keluarga miskin di sebuah desa. Ternyata pertumbuhannya tidak sama. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan.Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung. Dalam pandangan Islam, teori empirisme atau behaviorisme yang dikemukakan John Locke tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Islam mengakui bahwa lingkungan atau pendidikan memiliki pengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Ibn Miskawaih, Ibn Sina, dan al-Ghazali misalnya mendukung paham tersebut. Para filsuf Islam tersebut misalnya berpendapat, bahwa jika lingkungan atau pendidikan tidak berpengaruh pada pembentukan pribadi manusia, maka kehadiran para Nabi menjadi sia-sia.Kenyataa menunjukkan bahwa dengan kedatangan para Nabi, keadaan masyarakat menjadi berubah dari keadaan yang tersesat menjadi lurus, dari keadaan berbuat zalim menjadi berbuat baik, dari keadaan bodoh menjadi pandai, dari keadaan biadab menjadi beradab dan seterusnya. Nabi Muhammad Saw misalnya menyatakan bahwa ia diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Namun demikian, Islam tidak memutlakkan peran lingkungan atau pendidikan dan menghilangkan peran hidayah Allah Swt. Islam memandang bahwa lingkungan tidak sepenuhnya dapat membentuk orang menjadi baik.Buktinya ada anak seorang Nabi yang tidak menjadi orang yang beriman. Di dalam Al-Qur’an Allah Swt, menyatakan: sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS Al-Qashash, 28:56). Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa pemikiran pendidikan empirisme atau behaviorisme tidak sepenuhnya dapat diterima dalam ajaran Islam. c. Konvergensi Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.Karena aliran ini merupakan perpaduan dari aliran sebelumnya, yaitu nativisme dan empirisme. Seorang tokoh pendidikan Jerman bernama William Stern (1871-1939) berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjunya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Bakat yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata.Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak berbicara dalam bahasa tertentu.Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Kemampuan satu anak dengan anak yang lain (yang tinggal dalam lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan anak-anak tersebut menggunakan bahasa yang sama.
  • 7. viii Di kalangansebagian pemikir Islam ada yang berpendapat , bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah ajaran yang mendukung teori konvergensi. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi yang artinya: bahwa setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.(HR Baihaqi) Namun demikian, Islam sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebagai penganut paham konvergensi plus, yakni bahwa keberhasilan pendidikan selain disebabkan karena usaha manusia, juga karena hidayah dari Allah Swt. Hal ini dapat dipahami dari QS Al-Waaqi’ah (56) ayat 63-64 yang artinya: maka apakah kamu memerhatikan apa-apa yang kamu tanam? Apakah kamu menumbuhkannya atau kami yang menumbuhkannya?.Dengan berpegangan ayat tersebut, maka Islam menganut paham konvergensi plus, atau konvergensi yang memadukan antara usaha manusia dengan kehendak Tuhan.Hal ini sejalan pula dengan ideology pendidikan Islam yang bercorak humanism theo-centris, yakni ideology yang memahami penggabungan antara usaha manusia dan kehendak Tuhan d. Aliran Naturalisme Natural berarti alami atau bersifat alamiah. Aliran ini hampir mirip dengan aliran nitivisme. Sering sekali orang tertukar anatara nativisme dan naturalisme. Namun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Kedua aliran tersebut memang sepakat bahwa semua orang sejak lahir sudah membawa pembawaan masing-masing. Perbedaannya jika nativisme meyakini bahwa semua perkembangan anak hanya dipengaruhi pembawaan saja, sedangkan naturalisme berpendapat bahwa lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hanya saja lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alami, bukan lingkungan buatan seperti di sekolah atau lembaga pendidikan. Aliran naturalisme meyakini bahwa anak akan mengalami perkembangan yang positif jika dibiarkan berkembang di lingkungan alami. Sekolah dan lembaga pendidikan buatan, menurutnya, akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. C. Aliran-aliran Modern dalam Pendidikan a. Aliran Progresivisme Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman- pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik (experience curriculum). Metode-metode yang digunakan dalam aliran progresivisme diataranya metode belajar aktif, metode memonitor kegiatan belajar, dan metode penelitian ilmiah. Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang dewasa.
  • 8. ix b. Aliran Esensialisme Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas. Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur- unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan. Karakteristik metode-metode yang digunakan dalam aliran esensialisme diantaranya adalah pendidikan berpusat pada guru, peserta didik dipaksa untuk belajar, dan melatihkan mental. c. Aliran Rekonstruksionalisme Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman- pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. d. Aliran Pernnialisme Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan masalah yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya. Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat
  • 9. x menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu. e. Aliran Idealisme Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari- hari. Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar- gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya. D. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia 1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Asas Taman Siswa  Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.  Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.  Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.  Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.  Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.  Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.  Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
  • 10. xi Tujuan Taman Siswa  Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.  Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan. c. Hasil-hasil yang Dicapai Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia. 2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat). a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut  Berpikir logis dan rasional  Keaktifan atau kegiatan  Pendidikan masyarakat  Memperhatikan pembawaan anak  Menentang intelektualisme Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya. Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:  Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan  Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat  Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat  Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.  Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran. c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang Itulah beberapa aliran yang ada dalam aliran-aliran pendidikan. Meskipun pemikiran-pemikiran dari beberapa aliran tersebut saling berbeda satu sama lain, dan bahkan saling bertabrakan, namun pemikiran-pemikiran tersebut setidaknya berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia. Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab maka dirumuskan Profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila
  • 11. xii tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. . Profil Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Keenam ciri Pelajar Pancasila tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara. 2. Berkebinekaan global Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. 3. Bergotong royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. 4. Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. 5. Bernalar kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
  • 12. xiii 6. Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. E. Penerapan Fatwa KI Hajar Dewantara Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa dalam mempelajari sesuatu sebaiknya bersendikan “tetep-mantep-antep”, “ngandel-kendel-bandel-kandel” dan “Neng-ning-nung- nang” a. “Tetep” atau tetap, maksudnya untuk mencapai apa yang kita kehendaki perlulah kita selalu tetap dalam pekerjaan kita jangan selalu menengok kanan kiri. Kita harus berjalan tertib dan maju, setia dan taat terhadap segala asas-asas kita. Kita harus selalu “Mantep” atau berbesar hati, agar tidak akan ada kekuatan yang akan menahan langkah kita atau membelokkan langkah kita. Sehingga dengan sendirinya perbuatan kita akan “antep” atau berat (berbobot), sehingga tidak mudah kita ditahan, dihambat atau dilawan. b. “Ngandel” atau percaya maksudnya yakin kepada penguasa (Tuhan) dan kekuatan diri. “Kendel” atau berani, yaitu menghindarkan rasa takut atau wasangka. “Bandel” atau tahan, tawakal, hatinya kuat menderita. “Kandel” atau tebal, yang meskipun menderita namun kuat badan dan tubuhnya. Keempat tabiat ini saling berhubungan : “barang siapa dapat percaya tentu akan berani, lalu mudahlah ia tawakal dan dengan sendirinya ia akan tebal tubuhnya.” c. “Neng”, berarti “meneng” yaitu tenteram lahir batinnya. “Ning” dari perkataan “wening” dan “bening” berarti jernih pikirannya, mudah dapat membedakan barang yang hak dan batal, yang benar dan yang salah. “Nung” dari kata “hanung” berarti kuat, sentosa dalam kemauannya, yaitu kokoh dalam segala kekuatannya, lahir dan batin, untuk mencapai apa yang dikehendakinya “Nang” yaitu “menang” atau dapat “wewenang” atau berhak atas buah usahanya. Keempat tabiat ini saling berhubungan : barang siapa dapat “neng” tentu mudah ia akan berpikir “ning”, lalu menjadi kuat atau “nung” kemauannya, dan dengan sendirinya akan “menang” (Soeratman, 1985 : 107) Baik dalam pemecahan masalah maupun pada penemuan terbimbing, pendidik dapat menanamkan falsafah “tetep-mantep-antep”, “ngandel-kendel-bandel-kandel” dan “Neng- ning-nung- nang”. “Tetep” atau tetap, maksudnya misalkan dalam belajar matematika, untuk membuktikan suatu rumus atau untuk menyelesaikan pemecahan masalah matematika hendaknya selalu ditanamkan bahwa siswa selalu tetap dalam pekerjaannya, tidak selalu menengok kanan kiri, bekerja dengan tertib dan maju, setia dan taat terhadap segala asas-asas, yakni rumus atau pengetahuan yang mendahului. Menanamkan bahwa siswa harus selalu “Mantep” atau mantap melangkah, agar tidak akan ada kekuatan yang menghalangi langkahnya atau membelokkan langkahnya. Sehingga dengan sendirinya siswa akan “antep” atau berbobot, sehingga tidak mudah dihambat atau dilawan. Pendidik juga perlu menanamkan rasa “Ngandel” yakni percaya kepada Tuhan dan kekuatan diri. “Kendel” yakni berani melangkah maju untuk menyelesaikan masalah. “Bandel” yakni tahan uji, kuat menderita. Apabila belum berhasil dengan suatu cara, tidak cepat putus asa, selalu mau mencoba cara lain, sehingga tujuan akan tercapai. “Kandel”, meskipun menderita namun kuat badan dan tubuhnya. Dalam pemecahan masalah matematika atau penemuan terbimbing, sebaiknya dikondisikan bahwa siswa selalu “Neng”, atau “meneng” yaitu tenteram lahir batinnya, sehingga dapat “Ning” atau “wening”, jernih pikirannya, mudah membedakan yang benar dan yang salah dan “Nung” dari kata “hanung” berarti kuat kemauannya, kokoh lahir dan batin, untuk menyelesaikan masalah dan mencapai apa yang dikehendakinya yang akhirnya akan “Nang” atau “menang”, berhak atas buah usahanya.
  • 13. xiv BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Aliran Empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Aliran Nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Aliran Naturalisme menyatakan bahwa setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Dan aliran Konvergensi menyatakan bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Jadi, berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan aliran saat ini yang dianut oleh masyarakat adalah aliran Konvergensi, karena merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran Nativisme dan Empirisme dan merupakan aliran yang sempurna. Aliran ini juga dianut oleh mayoritas masyarakat indonesia. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa dalam mempelajari sesuatu sebaiknya bersendikan “tetep-mantep-antep”, “ngandel-kendel-bandel-kandel” dan “Neng-ning- nung- nang”. “Tetep” atau tetap, “Mantep” atau berbesar hati, “antep” atau berat (berbobot). “Ngandel” atau percaya, “Kendel” atau berani, “Bandel” atau tahan, “Kandel” atau tebal. “Neng”, berarti “meneng”, “Ning” dari perkataan “wening” dan “bening” berarti jernih pikirannya, “Nung” dari kata “hanung” berarti kuat, “Nang” yaitu “menang.” B. Saran Dalam proses belajar dan mengajar pendidik harus memilih aliran yang sesuai dengan karakter siswanya agar kesuksesan dapat tercapai dengan baik dan terbentuk hubungan yang interaktif antara pendidik dan peserta didik.
  • 14. xv DAFTAR PUSTAKA Tirtarahardja, Umar dan La sula 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Redja Mudyaharjo. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Joseph Mbulu, dkk. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Laboratorium Teknologi Pendidikan. Rasyidin, Waini.2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press Soeratman, Parsiti, 1985. Ki Hajar Dewantara, Jakarta. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar. Sanjaya, Wina,2006. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Jakarta, Fajar Interpratama Offset. Trisna Wulandari,2021. “Profil Pelajar Pancasila”. Jakarta: detikEdu.com https://www.detik.com/edu/sekolah/d-5635708/6-profilpelajarpancasila-yang- dirumuskan-kemendikbud-ini-lengkapnya/amp