Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai 10 anggota kelompok, struktur teks eksplanasi, dan penjelasan mengenai tsunami, banjir. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang struktur teks eksplanasi dan menjelaskan fenomena alam seperti tsunami dan banjir beserta penyebab dan dampaknya.
7. 1. Informasi-informasi yang termuat didalamnya berdasarkan fakta.
2. Hal yang dibahas yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau
berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
3. Sifatnya informatif dan tidak berusaha untuk memengaruhi
pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
4. Terdiri dari pernyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
8. 1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman
participants), misalnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.
2. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
3. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional (kata
kerja aktif).
4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, misalnya jika, bila, sehingga,
sebelum, pertama, dan kemudian.
5. Menggunakan kalimat pasif.
6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang
diterangkan secara kausal itu benar adanya.
9.
10. Tsunami
Tsunami adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang, terdiri dari dua kata “tsu” dan “nami”, yang masing-masing berarti
“pelabuhan” dan “gelombang”. Sedangkan, ilmuwan mengartikannya sebagai “gelombang pasang” (tidal wave) atau gelombang laut
akibat gempa (seismic sea waves).Tsunami adalah gelombang laut besar yang datang dengan cepat dan tiba-tiba menerjang kawasan
pantai. Gelombang tersebut terbentuk akibat dari aktvitas gempa atau gunung merapi yang meletus di bawah laut. Besarnya gelombang
tsunami menyebabkan banjir dan kerusakan ketika menghantam daratan pantai.
Pembentukan tsunami terjadi saat dasar laut permukaannya naik turun di sepanjang patahan selama gempa berlangsung.
Patahan tersebut mengakibatkan terganggunya keseimbangan air laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang yang
besar pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air lalu surut. Setelah surut, air laut kembali ke arah daratan dalam bentuk gelombang
besar. Selain itu, pembentukan tsunami juga disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar lautan. Letusan tersebut menyebabkan
tingginya pergerakan air laut atau perairan disekitarnya. Semakin besar tsunami, makin besar pula banjir atau kerusakan yang terjadi saat
menghantam pantai.
Kecepatan gelombang tsunami lebih besar dari gelombang normal pada umumnya, yakni dapat melaju hingga 700 Km/Jam,
hampir setara dengan laju pesawat terbang. Kecepatan tersebut akan menurun saat gelombang tsunami memasuki lautan dangkal, tetapi
tinggi gelombang justru semakin bertambah. Tinggi gelombang tsunami umumnya 50 sampai 100 meter dan menyebar ke segala arah.
Selain itu, ketinggian gelombang tsunami dipengaruhi juga oleh bentuk pantai dan kedalamannya. Gempa bumi di dasar lautan sangat
berpotensi untuk menciptakan tsunami yang berbahaya bagi manusia.
Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan terbesar
terjadi saat tsunami tersebut menghantam permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus
selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak perlu terlalu khawatir karena tidak semua tsunami
membentuk gelombang besar. Selain itu, tidak semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan tsunami.
11. BANJIR
Banjir termasuk dalam salah satu gejala alam yang mempengaruhi kehidupan manusia dan dapat menimbulkan kerusakan.
Dalam pengertian sederhana, banjir adalah luapan air dalam jumlah besar yang menerjang dan menggenangi suatu daerah. Peristiwa
meluapnya air tersebut masuk ke kawasan pemukiman yang dihuni manusia akibat sungai tidak mampu lagi menampungnya. Suatu
daerah disebut banjir jika air dalam jumlah banyak menutupi sebagian besar daerah yang luas. Sedangkan, secara hidrologis ada dua
definisi tentang "banjir", yakni; setiap aliran air yang merusak harta benda, ternak ,dan tanaman; dan setiap kondisi permukaan (level) air
yang melebihi batas normal.
Terjadinya banjir dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam tersebut dapat berupa
curah hujan tinggi, letak daerah lebih rendah dari permukaan laut, dan daerah yang terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi
perbukitan di mana jalan keluarnya air yang sempit, serta adanya pasang naik air laut. Sedangkan, faktor manusia yang menjadi
penyebab banjir yaitu kegiatan penggundulan hutan dan sampah yang dibuang secara sembarang. Sampah yang dibuang sembarang
dapat menyebabkan saluran air atau sungai tersumbat sehingga mengakibatkan terjadinya luapan air.
Banjir dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi manusia. Banyak sekali harta benda yang rusak karena terendam
banjir. Sarana dan prasarana rusak porak-poranda sehingga tak bisa digunakan lagi. Bahkan, nyawa manusia melayang sia-sia diterjang
oleh banjir. Pada saat banjir, masyarakat mudah terserang penyakit akibat genangan air yang kotor. Persawahan dan perkebunan menjadi
rusak berat yang dapat menyebabkan terjadinya gagal panen. Kondisi ini selanjutnya membuat masyarakat dilanda kelaparan karena
kekurangan bahan makanan.
Oleh sebab itu, kita sebagai manusia hendaknya menjaga alam untuk mencegah terjadinya banjir. Menjaga lingkungan tetap
lestari menjadi tugas utama kita semua. Kerusakan alam harus segera dihentikan akibat ulah manusia. Hutan yang gundul harus segera
kita hijaukan kembali. Mari kita biasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan
sekarang kapan lagi. Demi keberlangsungan hidup anak cucu kita kelak.