SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
KELOMPOK 5
Edi Suharwan (22014031)
Tajuddin Nur (22014044)
Nur Indah Sari (22014032)
Intan Murnia S (22014018)
Yulia Apriyana (22014048)
Novia Yuliarni (22014030)
Fitri Apriliani (22014010)
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TERAPAN
MANAJEMEN BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
DEFINISI
adalah pertumbuhan
berlebihan dari sel-sel
prostat yang tidak ganas.
Pembesaran prostat jinak
diakibatkan sel-sel prostat
memperbanyak diri
melebihi kondisi normal,
biasanya dialami laki-laki
berusia di atas 50 tahun
yang menyumbat saluran
kemih.
BPH
NORMAL TIDAK NORMAL
Video
PREVALENSI
 Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah
diteliti.
 Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin
meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria
di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria
diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah
(Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) akibat BPH.
 Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia 40-49
tahun mencapai hampir 15%, usia 50-59 tahun
prevalensinya mencapai hampir 25%, dan pada usia 60
tahun mencapai angka sekitar 43%.
ETIOLOGI
Umur
Pria berumur lebih dari 50 tahun,
kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%.
Ketika berusia 80–85 tahun, kemungkinan
itu meningkat menjadi 90%.
Faktor Hormonal
Testosteron –> hormon pada pria.
Beberapa penelitian menyebutkan karena
adanya peningkatan kadar testosteron pada pria
(namun belum dibuktikan secara ilmiah) .
Hipotesis penyebab timbulnya
hiperplasia prostat
Teori
dihidrotest
osteron
Ketidaksei
mbangan
antara
estrogen-
testosteron
Interaksi
stroma-
epitel
Berkurangnya
kematian sel
prostat
Teori sel
stem
PATOFISIOLOGI
Kelenjar Prostat terdiri
dari atas 3 jaringan :
• Epitel atau
glandular, stromal
atau otot polos, dan
kapsul.
• Jaringan stromal
dan kapsul
ditempeli dengan
reseptor adrenergik
α1.
Mekanisme
patofisiologi penyebab
BPH secara jelas
belum diketahui
dengan pasti.
Namun diduga
intaprostatik
dihidrosteron (DHT)
dan 5α- reduktase tipe
II ikut terlibat.
BPH secara umum
hasil dari faktor statik
(pelebaran prostat
secara berangsur-
angsur) dan faktor
dinamik (pemaparan
terhadap agen atau
kondisi yang
menyebabkan
konstriksi otot polos
kelenjar.)
TANDA DAN GEJALA
 Sering kencing
 Sulit kencing
 Nyeri saat berkemih
 Urin berdarah
 Nyeri saat ejakulasi
 Cairan ejakulasi
berdarah
 Gangguan ereksi
 Nyeri pinggul atau
punggung
Tanda klinis terpenting BPH
adalah ditemukannya
pembesaran konsistensi
kenyal pada pemeriksaan
colok dubur/ digital rectal
examination (DRE). Apabila
teraba indurasi atau terdapat
bagian yang teraba keras,
perlu dipikirkan kemungkinan
prostat stadium 1 dan 2.
Manifestasi Klinis
Dapat dibagi ke dalam dua kategori :
Obstruktif :
terjadi ketika faktor
dinamik dan atau
faktor statik
mengurangi
pengosongan
kandung kemih.
Iritatif :
hasil dari
obstruksi yang
sudah berjalan
lama pada leher
kandung kemih.
Derajat BPH, Dibedakan menjadi 4
Stadium :
 Stadium 1 :
Obstruktif tetapi kandung kemih masih
mengeluarkan urin sampai habis.
 Stadium 2 : masih tersisa urin 60-150 cc.
 Stadium 3 : setiap BAK urin tersisa kira-kira 150 cc.
 Stadium 4 :
retensi urin total, buli-buli penuh pasien tampak
kesakitan urin menetes secara periodik.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
laboratorium
Radiologi
Endoskopi
menggunakan
uretrosistokopi
Pengukuran kadar prostat – spesifik antigen (PSA)
Pengukuran kadar kreatinin
.
Kategori Keparahan Penyakit BPH
Berdasarkan Gejala dan Tanda (WHO)
Keparahan
penyakit
Skor gejala AUA
(Asosiasi Urologis
Amerika)
Gejala khas dan tanda-tanda
Ringan ≤ 7 • Asimtomatik (tanpa gejala)
•Kecepatan urinari puncak < 10 mL/s
•Volume urine residual setelah
pengosongan 25-50 mL
•Peningkatan BUN dan kreatinin
serum
Sedang 8-19 Semua tanda di atas ditambah
obstruktif penghilangan gejala dan
iritatif penghilangan gejala (tanda dari
detrusor yang tidak stabil)
Parah ≥ 20 Semua hal di atas ditambah satu atau
lebih komplikasi BPH
TERAPI BPH
Farmakologi
Non
Farmakologi
Terapi Farmakologi
 Jika gejala ringan  maka pasien cukup dilakukan
watchful waiting (perubahan gaya hidup).
 Jika gejala sedang  maka pasien diberikan obat
tunggal antagonis α adrenergik atau inhibitor 5α-
reductase.
 Jika keparahan berlanjut  maka obat yang
diberikan bisa dalam bentuk kombinasi keduanya.
 Jika gejala parah dan komplikasi BPH, dilakukan
pembedahan.
Algoritma manajemen terapi BPH
Watchful
waiting
Jika respon
tidak berlanjut,
operasi
Jika respon tidak
berlanjut, operasi
α-adrenergik
antagonis atau
5-α
Reductace inhibitor
Menghilangkan gejala
ringan
α-adrenergik
antagonis dan 5-α
Reductace
inhibitor
BPH
Jika respon
berlanjut
Jika respon
berlanjut
Menghilangkan gejala
sedang
Menghilangkan gejala parah
dan komplikasi BPH
Operasi
antagonis α adrenergik
• Mekanisme kerja : memblok reseptor
adrenergik α 1 sehingga mengurangi faktor
dinamis pada BPH dan akhirnya berefek
relaksasi pada otot polos prostat.
inhibitor 5α- reductase
• Mekanisme kerja dari obat ini adalah
mengurangi volume prostat dengan
menurunkan kadar hormon testosteron.
• 5α-reduktase inhibitor digunakan jika pasien
tidak dapat mentolerir efek samping dari alfa
blocker.
Terapi Non Farmakologi
 Pembatasan Minuman Berkafein
 Tidak mengkonsumsi alkohol
 Pemantauan beberapa obat seperti diuretik,
dekongestan, antihistamin, antidepresan
 Diet rendah lemak
 Meningkatkan asupan buah-buahan dan
sayuran
 Latihan fisik secara teratur
 Tidak merokok
1. Golongan Antagonis α-adrenergik
(Penurun Faktor Dinamik)
Prazosin Terazosin Doksazosin Tamsulosin
PRAZOSIS
 Mekanisme kerja obat
Memblok reseptor α1-adernergic didalam jaringan stromal prostatic (prazosin,
terazosin, doksazosin) dan memblok reseptor α1A didalam prostat
(tamsulosin).
 Dosis : 2 mg 2x sehari.
 Indikasi : retensi urin, gagal jantung, anti hipertensi dan penyakit vascular.
 Kontraindikasi : hipotensi ortostatik
 Peringatan
dosis pertama menyebabkan kolaps karena hipotensi (oleh karena itu harus
istirahat ditempat tidur), usia lanjut dosis mula – mula dikurangi pada gagal
ginjal.
 Interaksi
penghambat ACE : meningkatkan efek hipotensi. Alkohol : meningkatkan efek
hipotensif, meningkatkan efek sedative dari indoramin.
 Efek Samping
hipotensi, sedasi, pusing, kantuk, lemah, lesu, depresi, sakit kepala, mulut
kering, mual, sering berkemih, takikardia, palpitasi.
TERAZOSIN
 Mekanisme Kerja :
memblok α1 dengan efek minimal pada α2; hal ini mengakibatkan
penghambatan postsynaptic peripher, dengan akibat menurunkan arterial
tone. Terazosin merelaksasi otot halus pada leher kandung urin, sehingga
menurunkan obstruksi kandung urin.
 Dosis : 5 atau 10 mg / hari.
 Efek samping
Mengantuk, sering urinasi, peningkatan berat badan, dyspnoea (gangguan
pernafasan), penurunan libido.
 Interaksi Obat
Meningkatkan efek/toksisitas : Efek hipotensi terazosin ditingkatkan oleh
beta-blocker, diuretik, inhibitor ACE.
 Peringatan
Dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi (dalam 30-90
menit, sehingga harus diminum sebelum tidur) .
 Informasi Pasien
Digunakan tidak bersama makanan, pada waktu yang sama setiap hari. Obat
ini dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
DOKSAZOSIN
 Mekanisme Kerja
antagonis adrenergic alfa-1 perifer mendilatasi arteri atau vena.
 Indikasi
hipertensi , BPH.
 Kontraindikasi
hypersensitive.
 Efek samping
hipotensi postural, sakit kepala, kelelahan, vertigo dan edema.
 Dosis : 1 mg sehari,
TAMSULOSIN
 Mekanisme kerja :
menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT) dari
testosteron, yang dikatalisis oleh enzim 5-redukstase di
dalam sel-sel prostat.
 Dosis : 0,2-0,4 mg 1 x/hr.
 Efek samping :
Pusing, sakit kepala, gelisah, hipotensi ortostatik,
takikardi, palpitasi, obstruksi nasal.
 Interaksi obat :
Antihipertensi, sildenafil sitrat, vardenafil HCl.
Lanjutan…
 Peringatan :
Hipotensi ortostatik, Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi
ginjal ringan s/d sedang. Dapat mengganggu kemampuan
mengemudi kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
 Indikasi :
Gangguan miksi pada hiperplasia prostat jinak.
 Kontraindikasi
Gangguan fungsi ginjal, insufisiensi hati berat. Pemberian
bersama dengan vardenafil HCl.
GOLONGAN OBAT
2. Golongan Agonis dan Antagonis Hormon
(Penurun Faktor Statik)
Finasterid Flutamid
Nafarelin
Asetat
Megestrol
asetat
FINASTERID
 Mekanisme Kerja Obat :
Memblok enzim 5 reduktase steroid tipe II, sebuah enzim intraselular yang
mengubah testosterone menjadi androgen 5-Dihidrotestosteron (DHT).
 Dosis : 1-5 mg/hari.
 Efek samping :
Impotensi, Libido dan volume ejakulat menurun, nyeri dan tegang payudara.
 Interaksi obat : Tidak ada interaksi penting yang dilaporkan.
 Peringatan
Obstruksi kemih, kanker prostat, menggunakan kondom bila pasangan
seksual sedang hamil atau diharapkan hamil.
 Indikasi : Hiperplasia prostat ringan.
FLUTAMID
 Mekanisme Kerja Obat
Memblok dihidrotestosteron pada reseptor intraselularnya.
 Indikasi : Tumour flase pada terapi kanker prostat dengan
gonadorelin.
 Peringatan : Penyakit jantung (retensi Na dan edema); pantau
fungsi hati (hepatotoksik).
 Interaksi obat : Antikoagulan : efek warfarin ditingkatkan.
 Efek samping : Ginekomastia (kadang disertai galaktorea), mual,
muntah, diare, nafsu makan naik, insomnia, libido menurun.
NAFARELIN ASETAT
 Mekanisme Kerja Obat : Memblok pituitary mengeluarkan
hormon luteinizing.
 Indikasi : Endometriosis, pubertas dini.
 Peringatan
Diagnosis yang tepat untuk pubertas dini (pada anak-anak)
sebelum terapi dimulai,hipersensitivitas, karsiogenesis.
 Interaksi Obat : Tidak ada interaksi penting yang dilaporkan.
 Efek Samping
libido dan volume ejakulat menurun, sakit kepala, terasa panas,
emosi labil, insomnia.
MEGESTEROL ASETAT
 Mekanisme Kerja Obat
Memblok pituitary mengeluarkan hormon Iuteinizing dan memblok reseptor
androgen.
 Indikasi : Kanker payudarah, kanker endometrium.
 Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal hepatitis kronis aktif, penyakit
vaskular.
 Peringatan : Diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung atau ginjal.
 Interaksi Obat
Antibakteri : metabolisme dipercepat oleh Rifampisin (mengurangi khasiat).
Antagonis hormon : aminogluetetimid menurunkan kadar plasma
mendoksiprogesteron.
 Efek Samping
Nausea, retensi cairan, dan pertambahan berat badan, perubahan libido.
STUDI KASUS
Seorang pria umur 59 tahun dengan riwayat
benigna prostatik hiperplasia dan saluran kemih
bagian bawah (Lower Urinary Tract Symptoms)/
LUTS dan riwayat pengobatan 2 tahun yang lalu
yaitu pemberian tunggal Doxazosin (4 mg/ hari)
dengan hasil kemajuan yang minimal. Kemudian
timbul gejala berupa nokturia, pancaran urine yang
lemah, dan frekuensi urin (berkemih 8x/hari).
Penyelesaian
Dosis doxazosin yang diberikan sebelumnya sebanyak 4 mg/ hari dinaikkan
menjadi 8mg/hari. Jika masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan,
maka bisa ditambahkan 5α-reduktase dengan indikasi pembesaran prostatnya.
Saran terapi lain, apabila pasien dengan keluhan lain seperti disfungsi ereksi,
maka dapat digunakan phospodiesterase-5 inhibitor (tadalafil). Kemungkinan
terapi lain, dengan menambahkan agen antimuskarinik. Apabila pasien BPH
dengan LUTS sudah tidak efektif dengan terapi pengobatan, maka disarankan
untuk dirujuk ke bagian urologi, watchful waiting sangat direkomendasikan
untuk monitoring pasien dengan progres LUTS dan retensi urin (Sarma dan Wei,
2012).
TERIMAKASIH…

More Related Content

Similar to PPT_FIX_BPH.pptx

UTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptxUTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptxJemsOtniel1
 
penyuluhan edukasi kanker prostat untuk masyarakat awam
penyuluhan edukasi  kanker prostat untuk masyarakat awampenyuluhan edukasi  kanker prostat untuk masyarakat awam
penyuluhan edukasi kanker prostat untuk masyarakat awamrahmadeny
 
Penyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostatPenyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostatEvi Syani
 
Penyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostatPenyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostatEvi Syani
 
Benign prostat hiperplasia
Benign prostat hiperplasiaBenign prostat hiperplasia
Benign prostat hiperplasianelyz_fivdofa
 
Obat pelindung kandung kemih
Obat pelindung kandung kemihObat pelindung kandung kemih
Obat pelindung kandung kemihchani mialaura
 
PenyakitProstat l.ppt
PenyakitProstat l.pptPenyakitProstat l.ppt
PenyakitProstat l.pptSuwardi37
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorMulkan Fadhli
 
04.interaksi obat dan efek samping
04.interaksi obat dan efek samping04.interaksi obat dan efek samping
04.interaksi obat dan efek sampingPharmacy
 
Penyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipdPenyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipdAditya Prabawa
 
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdffarmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdfMuhammadIsnainiZuhri
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.pptAyu Rahayu
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.pptretno915824
 
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Ersifa Fatimah
 

Similar to PPT_FIX_BPH.pptx (20)

Obat Anti Hipertensi
Obat Anti HipertensiObat Anti Hipertensi
Obat Anti Hipertensi
 
UTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptxUTS Sofia hanin.pptx
UTS Sofia hanin.pptx
 
penyuluhan edukasi kanker prostat untuk masyarakat awam
penyuluhan edukasi  kanker prostat untuk masyarakat awampenyuluhan edukasi  kanker prostat untuk masyarakat awam
penyuluhan edukasi kanker prostat untuk masyarakat awam
 
Penyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostatPenyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostat
 
Penyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostatPenyuluhan ca prostat
Penyuluhan ca prostat
 
Satpel bph
Satpel bphSatpel bph
Satpel bph
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Benign prostat hiperplasia
Benign prostat hiperplasiaBenign prostat hiperplasia
Benign prostat hiperplasia
 
Obat pelindung kandung kemih
Obat pelindung kandung kemihObat pelindung kandung kemih
Obat pelindung kandung kemih
 
PenyakitProstat l.ppt
PenyakitProstat l.pptPenyakitProstat l.ppt
PenyakitProstat l.ppt
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektor
 
Sindrom Hepatorenal
Sindrom HepatorenalSindrom Hepatorenal
Sindrom Hepatorenal
 
04.interaksi obat dan efek samping
04.interaksi obat dan efek samping04.interaksi obat dan efek samping
04.interaksi obat dan efek samping
 
Penyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipdPenyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipd
 
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdffarmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
 
Hipertensi23.pptx
Hipertensi23.pptxHipertensi23.pptx
Hipertensi23.pptx
 
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

PPT_FIX_BPH.pptx

  • 1. KELOMPOK 5 Edi Suharwan (22014031) Tajuddin Nur (22014044) Nur Indah Sari (22014032) Intan Murnia S (22014018) Yulia Apriyana (22014048) Novia Yuliarni (22014030) Fitri Apriliani (22014010) PRESENTASI FARMAKOTERAPI TERAPAN MANAJEMEN BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
  • 2. DEFINISI adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat jinak diakibatkan sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, biasanya dialami laki-laki berusia di atas 50 tahun yang menyumbat saluran kemih. BPH
  • 5. PREVALENSI  Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah diteliti.  Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) akibat BPH.  Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia 40-49 tahun mencapai hampir 15%, usia 50-59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25%, dan pada usia 60 tahun mencapai angka sekitar 43%.
  • 6. ETIOLOGI Umur Pria berumur lebih dari 50 tahun, kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%. Ketika berusia 80–85 tahun, kemungkinan itu meningkat menjadi 90%. Faktor Hormonal Testosteron –> hormon pada pria. Beberapa penelitian menyebutkan karena adanya peningkatan kadar testosteron pada pria (namun belum dibuktikan secara ilmiah) .
  • 7. Hipotesis penyebab timbulnya hiperplasia prostat Teori dihidrotest osteron Ketidaksei mbangan antara estrogen- testosteron Interaksi stroma- epitel Berkurangnya kematian sel prostat Teori sel stem
  • 8. PATOFISIOLOGI Kelenjar Prostat terdiri dari atas 3 jaringan : • Epitel atau glandular, stromal atau otot polos, dan kapsul. • Jaringan stromal dan kapsul ditempeli dengan reseptor adrenergik α1. Mekanisme patofisiologi penyebab BPH secara jelas belum diketahui dengan pasti. Namun diduga intaprostatik dihidrosteron (DHT) dan 5α- reduktase tipe II ikut terlibat. BPH secara umum hasil dari faktor statik (pelebaran prostat secara berangsur- angsur) dan faktor dinamik (pemaparan terhadap agen atau kondisi yang menyebabkan konstriksi otot polos kelenjar.)
  • 9. TANDA DAN GEJALA  Sering kencing  Sulit kencing  Nyeri saat berkemih  Urin berdarah  Nyeri saat ejakulasi  Cairan ejakulasi berdarah  Gangguan ereksi  Nyeri pinggul atau punggung Tanda klinis terpenting BPH adalah ditemukannya pembesaran konsistensi kenyal pada pemeriksaan colok dubur/ digital rectal examination (DRE). Apabila teraba indurasi atau terdapat bagian yang teraba keras, perlu dipikirkan kemungkinan prostat stadium 1 dan 2.
  • 10. Manifestasi Klinis Dapat dibagi ke dalam dua kategori : Obstruktif : terjadi ketika faktor dinamik dan atau faktor statik mengurangi pengosongan kandung kemih. Iritatif : hasil dari obstruksi yang sudah berjalan lama pada leher kandung kemih.
  • 11. Derajat BPH, Dibedakan menjadi 4 Stadium :  Stadium 1 : Obstruktif tetapi kandung kemih masih mengeluarkan urin sampai habis.  Stadium 2 : masih tersisa urin 60-150 cc.  Stadium 3 : setiap BAK urin tersisa kira-kira 150 cc.  Stadium 4 : retensi urin total, buli-buli penuh pasien tampak kesakitan urin menetes secara periodik.
  • 13. Kategori Keparahan Penyakit BPH Berdasarkan Gejala dan Tanda (WHO) Keparahan penyakit Skor gejala AUA (Asosiasi Urologis Amerika) Gejala khas dan tanda-tanda Ringan ≤ 7 • Asimtomatik (tanpa gejala) •Kecepatan urinari puncak < 10 mL/s •Volume urine residual setelah pengosongan 25-50 mL •Peningkatan BUN dan kreatinin serum Sedang 8-19 Semua tanda di atas ditambah obstruktif penghilangan gejala dan iritatif penghilangan gejala (tanda dari detrusor yang tidak stabil) Parah ≥ 20 Semua hal di atas ditambah satu atau lebih komplikasi BPH
  • 15. Terapi Farmakologi  Jika gejala ringan  maka pasien cukup dilakukan watchful waiting (perubahan gaya hidup).  Jika gejala sedang  maka pasien diberikan obat tunggal antagonis α adrenergik atau inhibitor 5α- reductase.  Jika keparahan berlanjut  maka obat yang diberikan bisa dalam bentuk kombinasi keduanya.  Jika gejala parah dan komplikasi BPH, dilakukan pembedahan.
  • 16. Algoritma manajemen terapi BPH Watchful waiting Jika respon tidak berlanjut, operasi Jika respon tidak berlanjut, operasi α-adrenergik antagonis atau 5-α Reductace inhibitor Menghilangkan gejala ringan α-adrenergik antagonis dan 5-α Reductace inhibitor BPH Jika respon berlanjut Jika respon berlanjut Menghilangkan gejala sedang Menghilangkan gejala parah dan komplikasi BPH Operasi
  • 17. antagonis α adrenergik • Mekanisme kerja : memblok reseptor adrenergik α 1 sehingga mengurangi faktor dinamis pada BPH dan akhirnya berefek relaksasi pada otot polos prostat.
  • 18. inhibitor 5α- reductase • Mekanisme kerja dari obat ini adalah mengurangi volume prostat dengan menurunkan kadar hormon testosteron. • 5α-reduktase inhibitor digunakan jika pasien tidak dapat mentolerir efek samping dari alfa blocker.
  • 19. Terapi Non Farmakologi  Pembatasan Minuman Berkafein  Tidak mengkonsumsi alkohol  Pemantauan beberapa obat seperti diuretik, dekongestan, antihistamin, antidepresan  Diet rendah lemak  Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran  Latihan fisik secara teratur  Tidak merokok
  • 20. 1. Golongan Antagonis α-adrenergik (Penurun Faktor Dinamik) Prazosin Terazosin Doksazosin Tamsulosin
  • 21. PRAZOSIS  Mekanisme kerja obat Memblok reseptor α1-adernergic didalam jaringan stromal prostatic (prazosin, terazosin, doksazosin) dan memblok reseptor α1A didalam prostat (tamsulosin).  Dosis : 2 mg 2x sehari.  Indikasi : retensi urin, gagal jantung, anti hipertensi dan penyakit vascular.  Kontraindikasi : hipotensi ortostatik  Peringatan dosis pertama menyebabkan kolaps karena hipotensi (oleh karena itu harus istirahat ditempat tidur), usia lanjut dosis mula – mula dikurangi pada gagal ginjal.  Interaksi penghambat ACE : meningkatkan efek hipotensi. Alkohol : meningkatkan efek hipotensif, meningkatkan efek sedative dari indoramin.  Efek Samping hipotensi, sedasi, pusing, kantuk, lemah, lesu, depresi, sakit kepala, mulut kering, mual, sering berkemih, takikardia, palpitasi.
  • 22. TERAZOSIN  Mekanisme Kerja : memblok α1 dengan efek minimal pada α2; hal ini mengakibatkan penghambatan postsynaptic peripher, dengan akibat menurunkan arterial tone. Terazosin merelaksasi otot halus pada leher kandung urin, sehingga menurunkan obstruksi kandung urin.  Dosis : 5 atau 10 mg / hari.  Efek samping Mengantuk, sering urinasi, peningkatan berat badan, dyspnoea (gangguan pernafasan), penurunan libido.  Interaksi Obat Meningkatkan efek/toksisitas : Efek hipotensi terazosin ditingkatkan oleh beta-blocker, diuretik, inhibitor ACE.  Peringatan Dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi (dalam 30-90 menit, sehingga harus diminum sebelum tidur) .  Informasi Pasien Digunakan tidak bersama makanan, pada waktu yang sama setiap hari. Obat ini dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
  • 23. DOKSAZOSIN  Mekanisme Kerja antagonis adrenergic alfa-1 perifer mendilatasi arteri atau vena.  Indikasi hipertensi , BPH.  Kontraindikasi hypersensitive.  Efek samping hipotensi postural, sakit kepala, kelelahan, vertigo dan edema.  Dosis : 1 mg sehari,
  • 24. TAMSULOSIN  Mekanisme kerja : menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT) dari testosteron, yang dikatalisis oleh enzim 5-redukstase di dalam sel-sel prostat.  Dosis : 0,2-0,4 mg 1 x/hr.  Efek samping : Pusing, sakit kepala, gelisah, hipotensi ortostatik, takikardi, palpitasi, obstruksi nasal.  Interaksi obat : Antihipertensi, sildenafil sitrat, vardenafil HCl.
  • 25. Lanjutan…  Peringatan : Hipotensi ortostatik, Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal ringan s/d sedang. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.  Indikasi : Gangguan miksi pada hiperplasia prostat jinak.  Kontraindikasi Gangguan fungsi ginjal, insufisiensi hati berat. Pemberian bersama dengan vardenafil HCl.
  • 26. GOLONGAN OBAT 2. Golongan Agonis dan Antagonis Hormon (Penurun Faktor Statik) Finasterid Flutamid Nafarelin Asetat Megestrol asetat
  • 27. FINASTERID  Mekanisme Kerja Obat : Memblok enzim 5 reduktase steroid tipe II, sebuah enzim intraselular yang mengubah testosterone menjadi androgen 5-Dihidrotestosteron (DHT).  Dosis : 1-5 mg/hari.  Efek samping : Impotensi, Libido dan volume ejakulat menurun, nyeri dan tegang payudara.  Interaksi obat : Tidak ada interaksi penting yang dilaporkan.  Peringatan Obstruksi kemih, kanker prostat, menggunakan kondom bila pasangan seksual sedang hamil atau diharapkan hamil.  Indikasi : Hiperplasia prostat ringan.
  • 28. FLUTAMID  Mekanisme Kerja Obat Memblok dihidrotestosteron pada reseptor intraselularnya.  Indikasi : Tumour flase pada terapi kanker prostat dengan gonadorelin.  Peringatan : Penyakit jantung (retensi Na dan edema); pantau fungsi hati (hepatotoksik).  Interaksi obat : Antikoagulan : efek warfarin ditingkatkan.  Efek samping : Ginekomastia (kadang disertai galaktorea), mual, muntah, diare, nafsu makan naik, insomnia, libido menurun.
  • 29. NAFARELIN ASETAT  Mekanisme Kerja Obat : Memblok pituitary mengeluarkan hormon luteinizing.  Indikasi : Endometriosis, pubertas dini.  Peringatan Diagnosis yang tepat untuk pubertas dini (pada anak-anak) sebelum terapi dimulai,hipersensitivitas, karsiogenesis.  Interaksi Obat : Tidak ada interaksi penting yang dilaporkan.  Efek Samping libido dan volume ejakulat menurun, sakit kepala, terasa panas, emosi labil, insomnia.
  • 30. MEGESTEROL ASETAT  Mekanisme Kerja Obat Memblok pituitary mengeluarkan hormon Iuteinizing dan memblok reseptor androgen.  Indikasi : Kanker payudarah, kanker endometrium.  Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal hepatitis kronis aktif, penyakit vaskular.  Peringatan : Diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung atau ginjal.  Interaksi Obat Antibakteri : metabolisme dipercepat oleh Rifampisin (mengurangi khasiat). Antagonis hormon : aminogluetetimid menurunkan kadar plasma mendoksiprogesteron.  Efek Samping Nausea, retensi cairan, dan pertambahan berat badan, perubahan libido.
  • 31. STUDI KASUS Seorang pria umur 59 tahun dengan riwayat benigna prostatik hiperplasia dan saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract Symptoms)/ LUTS dan riwayat pengobatan 2 tahun yang lalu yaitu pemberian tunggal Doxazosin (4 mg/ hari) dengan hasil kemajuan yang minimal. Kemudian timbul gejala berupa nokturia, pancaran urine yang lemah, dan frekuensi urin (berkemih 8x/hari).
  • 32. Penyelesaian Dosis doxazosin yang diberikan sebelumnya sebanyak 4 mg/ hari dinaikkan menjadi 8mg/hari. Jika masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, maka bisa ditambahkan 5α-reduktase dengan indikasi pembesaran prostatnya. Saran terapi lain, apabila pasien dengan keluhan lain seperti disfungsi ereksi, maka dapat digunakan phospodiesterase-5 inhibitor (tadalafil). Kemungkinan terapi lain, dengan menambahkan agen antimuskarinik. Apabila pasien BPH dengan LUTS sudah tidak efektif dengan terapi pengobatan, maka disarankan untuk dirujuk ke bagian urologi, watchful waiting sangat direkomendasikan untuk monitoring pasien dengan progres LUTS dan retensi urin (Sarma dan Wei, 2012).