Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas Terbuka
1. Kontribusi Organisasi Masyarakat
Sipil dalam Perencanaan
Pembangunan
Inisiasi Tutor ke: 7
Mata Kuliah: Sosiologi Pembangunan
Program Studi: Sosiologi
Fakultas: Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Penulis: Nur Afni Khafsoh, M.Sos
Email: aven.ayyubie@yahoo.com
Penelaah:
Email:
2. Tinjauan Mata Kuliah
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang keberadaan organisasi masyarakat sipil (civil society) dan
signifikansinya dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif.
Capaian Pembelajaran Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat mampu
menjadikan dorongan dan inspirasi untuk mencoba-praktikkan
pemahamannya atau paling tidak bersikap kritis terhadap perencanaan
pembangunan terhadap organisasi masyarakat sipil dalam proses
pembangunan di sekitarnya.
3. Organisasi Masyarakat Sipil
Hobbes dan Locke memandang civil society sebagai
instrument yang bisa menyelesaikan dan meredakan konflik
dalam masyarakat.
Ferguson lebih melihat civil society sebagai alternatif
memelihara tanggungjawab dan kohesi sosial serta
menghindari dimensi negative individualism.
Tocqueville menempatkan civil society lebih sebagai entitas
untuk mengimbangi kekuasaan negara, meng-counter
hegemoni negara dan menahan intervensi berlebihan negara.
4. Masyarakat Sipil
Demokrasi Transparansi Toleransi
Anti
Kekerasan
Kesetaraan
Gender
Pengentasan
Kemiskinan
Keberlanjutan
Lingkungan
Nilai-nilai yang diusung, dipraktekkan dan dipromosikan oleh
masyarakat sipil antara lain:
5. Perencanaan Pembangunan
Proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan-tujuan
dan menguaraikan bagaimana cara pencapaiannya. Menurut
Soetomo pembangunan dapat dilihat dari dua hal:
Sebagai mekanisme perubahan
untuk mencapai tujuan sehingga
segala upaya dilakukan dengan
mengutamakan dan memebrikan
penekanan pada bagaimana hasil
pembangunan dapat dicapai.
Lebih berorientasi pada capaian
material, dalam pengertian proses
dan mekanisme perubahan untuk
mencapai suatu hasil material tidak
begitu dipersoalkan. Sebagai
gantinya adalah bagaimana dalam
waktu relative singkat dapat dilihat
hasinya secara fisik.
6. Ciri-ciri dan Tujuan Perencanaan Pembangunan
Suatu perencanaan
pembangunan adalah usaha
yang dicerminkan dalam
rencana untuk mencapai
perkembangan sosial
ekonomi yang tetap (Steady
social economy growth)
Usaha yang dicerminkan
dalam rencana
meningkatkan pendapatan
perkapita.
Usaha mengadakan
perubahan struktur ekonomi
yang mendrong peningkatan
struktur ekonomi agraris
menuju struktur industry.
Adanya perluasan
kesempatan kerja.
Adanya pemerataan
pembangunan yang meliputi
pemerataan pendapatan dan
pembangunan antar daerah
Adanya usaha pembinaan
Lembaga ekonomi
masyarakat yang lebih
menunjang kegiatan
pembangunan.
Upaya memabngun secara
bertahap dengan berdasar
kemampuan
sendiri/nasional.
Usahan terus menerus
menjaga stabilitas ekonomi.
Ciri-ciri perencanaan pembangunan menurut Tjokroamidjojo adalah:
7. Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Menurut Bank Dunia bahwa
yang dimaksud perencanaan
pembangunan partisipatif adalah
suatu proses di mana semua
pihak yang memegang andil
dalam proses pembangunan ikut
mengarahkan dan mengatur
proses pengembangan, serta
keputusan-keputusan dan sumber
daya yang mempengaruhinya.
Perspektif pembangunan
partisipatif mengharapkan agar
output dan outcome
pembangunan betul-betul dapat
dinikmati masyarakat miskin
sehingga perubahan keadaan
sosial ekonomi kelompok miskin
ini dapat berubah membaik
secara signifikan.
Menejemen pembangunan
dengan paradigma otonomi
daerah sesungguhnya
memberikan kebebasan kepada
warga masyarakat untuk
mengelola pembangunan sesuai
dengan kebutuhan dan
keinginannya namun dengan
tetap berada dalam bingkai
komunialitas (kebersamaan)
sebagai suatu bangsa (nation).
Untuk menjaga keseiringan
pembangunan antar kelompok
masyarakat, yang mungkin
sangat variatif maka fungsi
koordinasi pemerintah sangat
diperlukan.
8. Tahapan-tahapan Perencanaan Pembangunan
Analisis Internal
• Kemampuan
Keuangan
• Kemampuan
SDM
Spesifika
si Tujuan
Penilaian
Kebutuhan
Penetapan
Tujuan
Analisis Esternal:
Ekonomi
• Politik
• Hankam
Tindakan Alternatif
Perkiraan Konsekuensi
Tindakan Alternatif ACTION
Pilihan Perangkat
Tindakan
Feedback
9. Perencanaan Pembangunan Bermetode Renstra
MANDAT
Visi
Misi
Isu-isu
Strategis
Perumusan
Rencana Strategis
Action Plan
Misi
Misi
Isu-isu
Strategis
Isu-isu
Strategis
10. Kemiskinan
Menurut Friedman kemiskinan adalah ketidaksamaan untuk
mengakumulasi basis kekuasaan sosial. Sementara yang
dimaksud basis kekuatan meliputi
1. Modal produktif atas asset (tanah, perumahan, peralatan,
kesehatan)
2. Sumber keuangan (income, kredit yang memadai)
3. Organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk
mencapai kepentingan bersama (koperasi)
4. Network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan,
barang, pengetahuan, keterampilan
5. Informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan.
12. Memberdayakan Kelompok Miskin
Emowerment=pemberdayaan. Sebuah konsep yang lahir
sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat
dan kebudayaan eropa. Konsep ini mencerminkan paradigma
baru pembangunan, yakni yang bersifat :
People
Centered
Participatory Empowering Sustainable
13. Alternatif Pemberdayaan Kaum Miskin
Empat pendekatan sistem keterjaminan sosial yang
didasarkan pada kondisi sosial ekonomi masyarakat sasaran:
Pola kelembagaan lokal
(bottom-up approach)
Pola ekonomi produktif
(bantuan kredit dengan
bunga komersial)
Pola ekonomi bersubsidi
(bantuan kredit dengan
bunga semi komersiall,
karena bunganya
bersubsidi)
Pola hibah
14. Apakah Gender Itu?
Gender merupakan sekumpulan nilai atau ketentuan yang membedakan identitas sosial laki-
laki dan perempuan, serta apa yang harus dilakukan oleh perempuan dan apa yang harus
dilakukan oleh laki-laki dalam hal ekonomi, politik, sosial, dan budaya baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Perbedaan Sex, Gender, dan Pembangunan
Sex : Pembagian jenis
kelamin yang
ditetapkan secara
biologis dan melekat
pada jenis kelamin
tertentu (Perempuan
menstruasi, laki-laki
memiliki jakun)
Gender : Pembedaan laki-laki
dan perempuan sebagai hasil
konstruksi sosial yang
membentuk identitas laki-laki
dan perempuan serta pola
perilaku dan kegiatan yang
menyertainya. (Laki-laki
dianggap sebagai pencari nafkah,
sedangkan perempuan sebagai
ibu rumah tangga)
Pembagian kerja secara seksual juga
merupakan salah satu implikasi
ketentuan gender dalam masyarakat.
Ada pekerjaan-pekerjaan yang dianggap
sebagai pekerjaan laki-laki (Publik) ada
juga pekerjaan yang dianggap sebagai
pekerjaan perempuan (domestik).
Pemberdayaan petani cenderung untuk
laki-laki sedangkan pelatihan membuat
kue cenderung untuk perempuan.
15. Tiga Teori Gender
Teori Nature: Perbedaan laki-laki dan perempuan adalah kodrat yang harus
diterima
Teori Nurture: Perbedaan laki-laki dan perempuan pada hakikatnya adalah
hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan tugas dan peran yang
berbeda.
Teori Keseimbangan: tidak mempertentangkan antara laki-laki dan
perempuan namun menuntut perlunya kerja sama yang harmonis antara
keduanya.
16. Perbedaan Women in Development VS Gender and Developmen
Aspek Women in Development (WID) Women and Development (GAD)
1. Pendekatan Pandangan bahwa yang menjadi sumber
permasalahan ada pada perempuan
Pandangan yang menganggap bahwa sumber permaslaahan ada ada
pembangunan
2. Fokus Perempuan Pola relasi perempuan dan lai-laki
3. Masalah Tidak berperan-sertanya perempuan (separuh
sumber daya produktif) dalam proses pembangunan
Ketidaksejajaran hubungan kekuasaan (kaya dan miskin, laki-laki
dan perempuan) menyebabkan berlangsungnya pembangunan yang
tidak adil dan tidak berperanseratnya perempuan secara maksimal
4. Tujuan Pembangunan yang lebih efektf dan efisien Pemabngunan yang adil dan berkesinambungan dengan perempuan
dan laki-laki sebagai pengambil keputusan
5. Pemecahan Mengintegrasikan perempuan dalam proses
pembangunan
a. Memperkuat perempuan yang terpinggirkan pola-pola
b. Mengubah pola-pola hubungan-hubungan yang tidak sejajar
6. Strategi a. Kegiatan proyek khusus untuk perempuan
b. Proyek-proyek terpadu
c. Meningkatkan produktivitas perempuan
d. Meningkatkan pendapatan perempuan
e. Meningkatkan keterampilan perempuan dengan
mengurus rumah tangga
a. Mengidentifikasikan kebutuhna praktis sebagaimana
didefinisikan oleh perempuan dan laki-laki untuk memperbaiki
kondisi kehidupan mereka
b. Bersamaan dengan itu ditangani kiga kebutuhan strategis
perempuan
c. Menangani kebutuhan strategis golongan ekonomi lemah
melalui pembangunan untuk rakyat
17. Perspektif Tentang Gender
• Masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas bagian, dan
saling berkaitan (agama, Pendidikan, struktur politik sampai
keluarga) di mana masing-masing bagian selalu berusaha
untuk mencapai suatu keseimbangan (equilibrium) dan
keharmonisan sehingga dapat menjelaskan posisi perempuan
Paradigma
Fungsionalis
dalam
Feminisme
• Gagasan dan nilai-nilai selalu dipergunakan sebagai alat untuk
menguasai dan melegitimasi kekuasaan, tidak terkecuali
hubungan laki-laki dan perempuan. Atas dasar asumsi itu maka
perubahan akan terjadi melalui konflik, yang berakibat akan
mengubah posisi dan hubungan. Demikina juga perubahan
yang terjadi pada hubungan laki-laki dan perempuan akan
dilihat dari konflik antar dua kepentingan.
Paradigma
Konflik
dalam
Feminisme
18. Keadilan Gender dan Agenda Pembangunan
Masih rendahnya peluang yang
dimiliki perempuan untuk ekerja
dan berusaha terutama sector
formal
Rendahnya akses perempuan
terhadap sumber daya ekonomi
(teknologi, pasar, kredit, modal
kerja)
Pembagian kerja yang tidak adil
antara laki-laki dan perempuan,
meskipun perempuan bekerja di
wilayah public, tugas domestic
masih menjadi tugas perempuan
Posisi perempuan di wilayah
sosial dan politik masih rendah
dibandingkan dengan laki-laki
Meskipun penghasilan yang diperoleh
perempuan pekerja memberikan
kontribusi yang signifiikan terhadap
penghasilan dan kesejahteraan keluarga,
namun perempuan masih dianggap
sebagai pencari nafkah tambahan dan
pekerja keluarga
Kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan dapat dilihat dari:
19. Masalah-masalah Ketimpangan Gender yang
Masih Lazim Terjadi di Indonesia
Ketimpangan jenjang
pendidikan
Kesenjangan akses
sumber daya
produktif
Ketidaksetaraan
partisipasi politik
Kekerasan yang
berbasis gender
20. Pendekatan Pembangunan
Pendekatan kesejahtaraan (perempuan dianggap lebih
sebagai penerima pasif daripada subyek pembangunan,
peran pengasuhan merupakan peran yang paling penting
bagi perempuan dalam masyarakat, mengasuh anak
adalah peran perempuan yang paling efektif dalam
semua aspek pembangunan ekonomi )
Pendekatan keadilan
Pendekatan anti kemiskinan
(akses terhadap sumber daya
ekonomi)
Pendekatan efisiensi
Pendekatan empowerment
(Penguatan diri)
21. Pemberdayaan Perempuan
Istilah ketidaksetaraan (inequality) didefinisikan oleh Michelle Rosaldo sebagai suatu kondisi
di mana perempuan secara universal di bawah laki-laki dan laki-laki menjadi dominan karena
partisipasinya dalam kehidupan public dan merendahkan perempuan ke lingkup domestik.
Ketidaksetaraan Gender Menurunkan Kesejahteraan dan Menghambat Pembangunan
3 permasalahan akibat ketidaksetaraan gender:
Kesejahteraan: seperti
munculnya masalah Kesehatan,
kesejehteraan laki-laki,
perempuan, dan anak-anak yang
selanjutnya akan berdampak
pada kemampuan mereka untuk
meningkatkan taraf hidup
Masalah produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi seperti
pertanian dan perusahaan
sehingga memperkecil prospek
pengentasan kemiskinan dan
menjamin pertumbuhan ekonomi
Masalah pemerintahan misalnya
melemahnya cara pemerintahan
suatu negara yang berarti juga
mengurangi efektivitas
kebijakan pembangunan.
22. Mengapa Terjadi Ketidaksetaraan Gender?
Institusi kemasyarakatan (Norma Sosial, Adat
istiadat, Hak, Undang-undang)
Rumah Tangga
Ekonomi
23. Landasan Strategis Meningkatkan Kesetaraan Gender
Reformasi intitusi untuk menatapkan kesetaraan hak dan
kesempatan bagi perempuan dan laki-laki
• Menjamin kesetaraan dalam hak dasar
• Menciptakan intensif untuk mengurangi diskriminasi gender
• Merancang penyediaan layanan kesetaraan akses
Pembangunan ekonomi untuk memperkuat insentif bagi kesetaraan
sumber daya dan aspirasi
Langkah kebijakan aktif untuk memperbaiki ketidaksetaraan gender
yang terus terjadi dalam penguasaan atas sumber daya dan aspirasi
Kebijakan untuk memperbaiki kesetaraan gender