SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
• Menurut IMO (2011:44) dalam STCW convention and STCW Code
Including 2010 Manila Amandment, Regulation V/1-2 disebutkan
bahwa setiap anggota kapal (perwira dan anak buah kapal) yang
bekerja di atas kapal gas tanker harus memiliki sertifikat basic
trainning for liquefied gas tanker cargo operation. Dengan memiliki
sertifikat keterampilan ini dapat diartikan bahwa anggota kapal
(perwira dan anak buah kapal) memiliki kualifikasi keterampilan yang
memadai untuk bekerja di atas kapal jenis gas tanker termasuk LPG
Carrier
• Menurut International Maritime Organisation (1993: 6) “Liquefied gas
is a liquid which has saturated vapour pressure exceeding 2.8 bar
absolute at 37.8 ºC and certain other substance specified in the gas
codes”. Yang dapat diartikan sebagai berikut yaitu : Gas cair adalah
cairan yang mempunyai tekanan vapour absolute melampaui 2.8 Bar
pada temperatur 37.8 ºC dan zat-zat lain sebagaimana yang
ditetapkan di dalam kode gas.
1. Dengan memproses gas alam
yang asam, basa yang diperoleh
dari ladang-ladang gasatau
minyak. Baik LPG maupun cairan
gas alam yang lain dikeluarkan
dari gas alam dengan cara ini.
2. Dengan proses minyak mentah
dan produk yang bersangkutan
pada pabrik/penyulingan
minyak. Karena itu LPG
merupakan hasil samping dari
proses penyulingan minyak
mentah.
Menurut IMDG Code
Muatan gas termasuk dalam muatan kelas 2. Golongan gas yang
dimaksud adalah gas yang dimampatkan, cair atau padat. Sesuai
sifatnya, gas dapat bersifat meledak, terbakar, beracun,
menimbulkan karat, bahan oksidasiataus termasuk dalam muatan
kelas 2. Golongan gas yang dimaksudadalah gas yang
dimampatkan, cair atau padat. Sesuai sifatnya, gas dapat bersifat
meledak, terbakar, beracun, menimbulkan karat, bahan oksidasi.
mempunyai dua sifat sekaligus. Banyak gas dalam golongan ini
mempunyai tanda yang bersifat narkotik dengan konsentrasi rendah
atau menimbulkan gas beracun bila terbakar. Silinder berisi gas
meskipun mempunyai struktur yang cukup kuat, namun dapat
menjadi berbahaya
bila terbakar dan tekanannya dapat naik hingga akhirnya meledak.
Bahaya utama gas-gas yang dicairkan adalah cairannya yang
mudah menyala dan suhunya yang yang sangat rendah. Pada gas-
gas yang dicairkan memerlukan energi 600 kali lebih tinggi
dibanding energi yang dibutuhkan dalam pembakarnnya (kecuali
gas ammonia).
Daerah B yang langsung berdekatandengan daerah tumpahan A
adalahdaerah non flammable karena terlalugemuk (over rich) prosentasi
oksigenrendah, daerah D juga non flammablekarena terlalu kurus prosentasi
gasnyaterlalu sedikit, daerah yang mudahterbakar (flammable) adalah
diantara Bdan D yaitu C. Metode prinsip dalammencegah kebakaran dan
ledakandiatas kapal pengangkut gas dan diatasdermaga adalah
melalui proseduroperasional yang mengontrol atmosfer,mencegah tumpahan
cairan muatanatau kebocoran gas ke atmosfer.
• Apabila gas cair tumpah atau bocor
diarea terbuka, cairan segera menguap
membentuk awan gas yang secara
berangsur-angsur menyebar ke bawah
angin, awan gas hanya dapat terbakar
pada bagian yang ada di bawah 14
angin.
Pengaruh tekanan dan suhu pada tangki muatan
• Zat mempunyai wujud padatan, cairan, dan uap. Dalam
perubahanpadatan ke cairan atau cairan ke uap, panas harus
diberikan dalam zattersebut. Dengan cara yang sama perubahan
dari gas ke cairan ataucairan ke padatan, zat harus
menghilangkan panas.
• Menurut SIGTTO, dalam 15 buku Liquefied Gas Handling
Principles (2000: 16) “panas yang diberikan atau dihilangkan dari
zat dalam merubah wujud padatan ke cairan dan ke uap atau
sebaliknya disebutpanas laten. Panas laten dari penguapan dan
pengembunan adalahsama”. Selanjutnya, “penguapan dan
pengembunan dari sebuah zat yang murni terjadi pada suhu
yang bervariasi secara luas tergantung pada tekanan yang
diberikan. Panas laten dari penguapan bervariasi dengan
tekanannya”
Kapal LPG Fully Pressurized
Menurut (Mc Guire dan White, 2000: 68)
Kapal fully pressurised merupakan tipe
kapal yang paling sederhana dari
semuatipe pengangkut gas, membawa
muatan
pada suhu ambient dengan tipe tangka
muatan“C“yang mempunyai tekanan
sekitar 18 bar, kapal ini tidak diperlukan
reliquefaction plan sehingga muatan
dapat dibongkar menggunakan pompaata
u compressor dan mempunyai kapasitas
ruang muatan antara 4.000m³
sampai 6.000 m³ kapal ini digunakan untuk
membawa LPG dan amonia. Tipe tangki
pada kapal fully pressurized adalah
independent tanks type
•
Independent tanks adalah tipe tangki muata
n
yang terpisah dalam arti tidak menjadi satu
dengan badan (hull) kapal dan tidak
merupakan
penguat dari badan kapal tersebut. Tangki
independent type C berbentuk bola atau
silindervertikal maupun horizontal dengan
tekanan yang
didesain untuk tekanan gas lebih dari 17
bar.Untuk kapal semi pressurized/fully pres
surized tangki didesain untuk tekanan kerja
kurang dari 5-7 bar dan vakum 50%, baja
tangki ini mampumenahan suhu muatan -48
ºC untuk LPG dan -103ºC untuk LNG
Perbedaan LPG dan LNG
Sistem pemutusan darurat atau Emergency Shut Down System
(ESDS)
Merupakansalahsatusistemyangmenunjang
keselamatanprosesmuatdanbongkarLPG.ESDS
merupakansalahsatusistemyangdirancangdiatas
kapal3untukmencegahterjadinya
kecelakaandanhal-
halyangmembahayakanlainnyayangdiakibatkan
olehkarakteristikmuatandiataskapaldengancara
menutupataumematikansistemkerja
peralatanyangmenghubungkanmasukatau
keluarnyamuatandikapalgunamenjamin
keselamatanseluruhawakkapal,kapal,danmuatan
itusendiri.
ESDSharusselarasdalamsatuhubunganantara
kapaldanpelabuhanbongkardanmuat.DalamIGC
Code,sangatdirekomendasikanadanyasystem
yangberhubungandenganpengaktifanESDSantara
kapaldenganpelabuhan
ESDSsecaraumumdidesainuntukmenutupkatupmuat
tangkijikalevelcairanmeningkatdiataskeadaanyang
sudahditentukandanadanyabahayatangkiakan
meluap.Perhatianharusdiberikanuntukmemastikantitik
aktifasidiatursecaratepatdanpengetesanalatdilakukan.
Sistemharusditessebagaibagiandariproses
perawatan.Waktupenutupankatupharusdiketahui,
dapatdipertanggungjawabkan,dandiberitahukankepada
pihakpelabuhan.
•Sistemharusmampumenutupkatupdalamkurunwaktu
30detikdariaktifasipertamauntukmengurangilonjakan
tekanan.TerkaitperawatanESDSdansetiapakan
dilakukannyaprosesbongkarmuatmuatan,sistemini
haruslahdites.PadakapalyangmemilikiESDyang
terhubungdenganpihakterminal,sistemharusdites
setiapakanmelakukanprosestransfermuatan.
Elemenfusibeldisediakandiataskapalpembawagascair
yangdihubungkanantarakapaldanESD.
Berdasarkan IGC Code (International Code for
the
Contstruction and Equipment of Ships carrying
Liquefied Gases in Bulk), cargo system and
valvingrequirement, (2016: 5.6.3), sistem kontrol
Untuk
semua katup pada ESDS yang diperlukan harus
diatur sedemikian rupa bahwa semua katup
tersebut harus dapat dioperasikan dengan satu
tempat kontrol, paling tidak dua lokasi di kapal.
Salah satu lokasi harus menjadi posisi kontrol
yang
dipersyaratkan dalam (13.1.3) atau ruang cargo
control system. Sistem kontrol juga harus
dilengkapi
dengan fusible elements yang dirancang untuk
dapat melebur pada suhu antara 980 sampai
dengan 1040 yang akan menyebabkan katup
ESDS untuk menutup pada saat terjadi
kebakaran. Lokasi untuk fusible elements
• Tipe katup yang secara umum
ditemukan dalam kapal gas adalah ball,
globe, gate, atau butterfly valves. Katup
pneumatik atau tombol elektrik
tersediadi sejumlah lokasi di atas kapal
seperti anjungan, gangway, ruang
kompresor,cargo control room (CCR),
dan lainnya.Ketika dioperasikan, kontrol
inimenutup
menutup secara otomatis dan
menghentikan pompa dan kompresor
muatan ketika sedang jalan. Sistem ini
disediakan untuk penanganan muatan.
Setiap tangki dilengkapi katup yang
dibutuhkan untuk dapat menutup
secara otomatis ketika terkait dengan
sensor kelebihan memuat (98% level
alarm).
• Sistem aturan dalam penentuan batas
tekanan pada proses muat atau bongkar
bertujuan untuk: 2.1.2.1 Menghentikan
cargo pump 2.1.2.2 Menutup
pertamakali katup ESD yang terkait den
gan
pompanya 2.1.2.3 Terakhir menutup
katup ESD lainnya Meningkat nya
tekanan secara drastis sangat rentan
mempengaruhi pipa dan sambungan
lain dalam pipeline system. Dalam
penerapannya, untuk mengaktifkan
ESD
dapat dilakukan melalui aktifasi darikap
al ataupun dari pelabuhan. Tabel
berikut ini menjelaskan aktifasi ESD
pada kondisi emergency :
•
•
ESD harus dapat diaktifkan pada keadaan EM ERGENCY:
KAPAL TERMINAL
M anual Trip
1. Pengoperasian dengan manualtrip
M anual T
rip
1. Pengoperasian dengan manualtrip
Automatic Trip
1. Sinyal Shut-down dari terminal
2. Kelebihan muat di beberapatangki
3.
4. Kehilangan kendali tekananudara (airpressure)
5. Kegagalansistem pembacaan ESD
6. Kebakaran di wilayah sekitar muatan
7. Kehilangan sumber energi listrik
8. ESD valve bergerak dari full- open
Automatic Trip
1.
2.
Hilangnyaenergi (powerless)untukkendali katup 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sinyal Shut-down dari kapal
Kelebihan muat padatangkipenerima
Kehilangan tenaga padaarmmaneuvering
Kehilangan tenaga di ERS
Kegagalansistem pembacaanESD
Kebakaran di sekitar wilayah muatan
Kehilangan sumber energi listrik
Bergeraknya kapal pre- ERS
Aktifnya PERC
10. Level tinggi pada surge drum
ESD harus aktif pada keadaan IMMEDIATE ACTIONS: :
KAPAL
1 . M engirimkan sinyal shut-
down ke terminal
2 . M enghentikan pompa
muatan dan pompa spray
3 . M enghentikan vapour return
compressor
4. Menutup ship’s ESD valves
TERM INAL M UAT
1 . M engirimkan sinyal shut-
down kepada kapal melalui
sambungan kapal/terminal
2 . M enghentikan pompa muat
(loading pump)
3 . M embuka spill-back valves
4 . M enutup ESD valve terminal
TERM INAL BONGKAR
1 . M engirimkan sinyal shut-
down kepada kapal
2 . M enutup ESD valve terminal
• •
jenis pipa yang terdapatdikapal memilikiberagam
senis ditinjaudari materialpipa sesuaidengan
kegunaannya.Materialpipa dikapalpada umumnyater
buat dari baja galvanis,baja hitam,baja
campuran,stainlesssteel,kuningan,tembaga
ataupun alumunium.Pada kegunaan
tertentuterdapatpula pipa yang terbuatdari bahan non
metalseperti
rubber hose, gelas dan PVC.*Instasipipa di kapalme
miliki beberapa sistemperpipaan sesuai dengan
fungsinya.
Instalasi pipa dikapal diganakan untuk
mengalirkan fluida dari satu
tanki/kompartment ketankilain, atau
dari satu tangkike peralatan permesinan
dikapal, atau mengalirkan
fluida dari kapalkeluar kapalatau
sebaliknya.Selain itu terdapat instalasi
pipa yanglain berfungsi mengalirkan gas
non cair sepertipipa gas buang,
pipa sistimCO2, atau instalasipipa
yang mengalirkan udara dan uap
bertekanan.
• Sistem Instalasi Bilga
Bilga digunakan untuk menampung air
buangan dari ruang muat atau kebocoran
pipadari sistem pendingin dan digunakan
untuk memompa bilga dari limpahan atau
buangan air yang telah bercampur minyak
pelumas atau bahan bakar di kamar mesin.
Hal ini dikarenakan untuk menjaga
lingkungan dengan tidak membuang limbah
kelaut sesuai 4 BukuAjar Sistem dalam
Kapal. BAB II A : Jenis Pipa 216 aturan yang
ada. Pempuangan limbah hanya dilakukan
ketika dalam pelayaran didaerah tertentu
(sejauh mungkin daripelabuhan >12 mil)
dengan syarat kapasitas 60liter/mil,
kandungan minyak 100 ppm atau kurang.
Ballast digunakan untuk menyesuaikan sar
at kapal dalam kondisi ballast atau
menyesuaikankeseimbangan kapal karena
muatan dengan
cara memindahkan air ballast dari tangki
ke tangki pada tangki ballast dasar ganda,
tangka depan dan belakang untuk menjaga
keselamatan kapal. Pompa ballast selain
untuk memindahkan dan mengisi air di
tangki
ballast juga digunakan untuk pompa bilga
dan dihubungkan dengan generator
service pump(PDU).
Sistem ballast
• Lubrication Oil System
Sistem Pelumasan biasanya terdiri dari : main
lubrication oil system, turbo charge lubrication,
cam shaft lubrication, cylinder oil lubricantion,
generator engine lubrication oil system, LO
transfer system, purification
system dan lain-lain. Dari berbagai sistem yang
ada pada sistem minyak pelumas yang akan
dibahas hanyalah yang berhubungan dengan
mesin induk.
• Sistem instalasi pipa air kotor (Sewage
piping system)
Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system
digunakan untuk mengalirkan air kotor dan air
limbah dikapal dari dan ke tanki Sewage
didalam kapal. Pengaliran sewage
menggunakan sarana pompa, berupa pompa
Sewage/Sewage Pump. Air kotor/Sewage
berasal dari buangan water closet dari setiap
ruang akomodasi, yang mengalir ke tanki
sewage secara gravity atau dengan tekanan
air bilas/flushing , selanjutnyadari tanki sewage
akan dipompa keluar kapal sesuai dengan
peraturan pembuangan limbah. Pengaturan
aliran air kotor juga dikontrol dengan
menggunakan sistim katub/valve.
Pembuangan limbah yang tidak di treatment di
perairan teritorial pada umumnya
tidakdibolehkan oleh perundang –
undangan.Peraturan internasional berlaku
untukpembuangan limbah dengan jarak yang
ditetetapkan dari daratan. Sebagai
hasilnyasemua kapal harus mempunyai
sistempembuangan sesuai standart yang
ditentukan.
•
Sistem instalasi pipa air tawar (Fresh water
piping system)
Istalasi pipa air Tawar/Fresh water digunakan
untuk mengalirkan air Tawar dari satu tanki ke
sistim yang dibutuhkan, dari luar ke dalam
kapal pada saat pengisian Air Tawar , dari tanki
ke katup-katup didaerah ruang akomodasi
untuk kebutuhan orang dikapal dan lain
sebagainya. Pengaliran air Tawar menggunakan
sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau
pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air
Tawar/ Fresh water pump. Selain pompa
a. PengertianTank cleaning Menurut
teori Istopo (2000), pembersihan
tangki kita bedakan sebagai berikut
:1) Pembersihan tangki,di mana
muatan berikutya sama atau hamper
sama dengan muatan sebelumnya.
122) Pembersihan untuk mengangkut
jenis muatan yang berbeda dengan
muatan sebelumnya, dimana jika
tercampur sedikit saja akan merusak
muatannya.
Kegiataninidilakukandalammenunjang
rangkaiankegiatanbongkarmuat,dimana
biasanyadilakukansetelahkegiatanbongkar
selesaidilakukan.Secarasederhanakegiatan
inibisadilakukandengancarasebagaiberikut:
1)Pencucianpendahuluan,
2)Pencucianmenggunakanairlaut,
3)Pencucianmenggunakanairtawar,
4)PengusiranGas(GasFreeing),
5)Mopping.
1) Pencucian Pendahuluan Pencucian
pendahuluan dilakukan untuk mengangkat atau
mengosongkan sisa muatan yang ada di
bellmouth dan sisasisa yang ada di dalam pipa
serta yang berada di pompa muatan,maka dari
itu kegiatan ini tidak memerlukan waktu yang
tidak terlalu lama (+/ - 15 menit) menggunakan
air laut. Bilamana muatan yang dilakukan
pencucian merupakan muatan 13 yang tidak
diperbolehkan dibuang ke laut maka pada proses
ini hasil pencucian dibuang ke tangki slop.
2) Pencucian dengan air laut Pencucian dengan air
laut dilakukan untuk memaksimalkan agar sisa-sisa
muatan yang dicuci benar-benar telah habis dari
tangki,hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan air
dingin maupun air panas ataupun air hangat, lama
waktu pengerjaan disesuaikan dengan volume tangki
dan juga jenis muatan yang dicuci, jadi tidak bisa
disimpulkan bahwa waktunya sama untuk setiap
muatan ataupun untuk semua volume tangki. Perlu
diperhatikan juga bahwa ada beberapa muatan yang
apabila diberikan air laut dingin mengakibatkan
timbulnya bercak-bercak putih di dinding/ permukaan
Permukaan tangki. Diantara proses pencucian
dengan air laut diselingi dengan pencucian dengan
menggunakan air sabun ataupun juga dengan
menggunakan bahan kimia tertentu.Hal ini dilakukan
untuk muatan- muatan yang memerlukan
penanganan khusus akibat dari sifat
minyaknya/kimiawinya.
greaser dan lain-lain.
3) Pencucian Menggunakan Air Tawar
Pencucian dengan air tawar dimasuksudkan
untuk membilas agar tangki bersih dari air
laut ataupun sabun, terkadang untuk
memaksimalkan hasil agar kadar garamnya
hilang dilakukan penambahan proses dengan
penguapan (steaming).
4) Mopping Secara sederhana pada proses
ini dilakukan proses pengangkatan sisa
cairan yang sudah tidak bisa lagi dihisap oleh
pompa, jadi bagian yang belum kering dilap.
Perlu diingat satu hal yang penting sebelum
melakukan kegiatan moppingyaitu
mengeluarkan sertifikat Entry Enclosed
Space Permit. Karena tangki yang akan
dimasuki haruslah aman bagi orang yang
akan memasukinya baik dari segi kadar
oksigen,kadar racun maupun
hidrokarbonnya.
Prosedur Tank Cleaning
a.Coated Tanks (Tangki
Berlapis)
1. Butterworthing dengan
limpahanair laut dingin 6 siklus
2. Butterworthing dengan air
panas (80° C ) dan deterjen
cair 0,05 %3siklus;
3. Butterworthing dengan air
tawar panas 1 siklus;
4. Penguapan
5. Pengurasan tangki, jalur
danpompa;
6. Pengeringan
b.Stainless Steel Tank (
TangkiBajaTahan Karat)
1. Butterworthing
dengan limpahanair laut
dingin 4 siklus
2. Butterworthing dengan
airpanas ( 80 ° C )
dan deterjen cair 0,05 % 2
siklus
3. Butterworthing dengan air taw
arpanas 1 siklus
4. Penguapan
5. Pengurasan tangki, jalur dan
pompa
6. Pengeringan.
1)Precleaning (pembersihan awal)
Precleaning biasanya dilakukan dengan
menggunakan air laut atau air tawar,dilakukan untuk membersihkan sisa minyak
dari dasar tangki. Ini dilakukan sesegeramungkin setelah tangki selesai di bongkar atau
kapal telah kosong. Berguna untukmemudahkan sisa minyak agar cepat bersih.
2) Rinsing (pencucian)
Adalah kegiatan pembilasan tangki menggunakan air panas atau air dingin, dilakukan agar dapat
menghilangkan sisa air laut yang masih terdapat di dalam tangki. Pembilasan tangki ini 11
biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dari penyemprotan dengan air laut
3)Cleaning(pembersihan)
Cleaning dapat dilakukan dengan menggunakan air atau dengan
campuranair dan deterjen. Menggunakan air laut atau air tawar serta mesin butterworth.
4) Flushing (pembilasan)
Langkah ini sangat penting dilakukan untuk menghilangkan sisa muatan dari dalam
tangki dengan menyemprotkan air kedalam tangki menggunakan butterworth
5) Steaming (penguapan)
A d a l a h k e g i a t a n p e n g u a p a n t a n g k i y a n g
b e r t u j u a n m e n g h i l a n g k a n b a u d a r i m u a t a n
sebelumnya. Uap yang digunakan harus cukup panas dan biasanya
sampai mencapai suhu 60derajat celcius.
6) Draining (pengurasan)
Tangki, pipa dan pompa dikeringkan dengan hati-hati.
Udara dari kompresor dapat dipergunakanuntuk membantu mengeringkan.

More Related Content

What's hot (20)

PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
Pencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalPencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapal
 
LSA
LSALSA
LSA
 
SOPEP MANUAL
SOPEP MANUALSOPEP MANUAL
SOPEP MANUAL
 
Kepelautan1
Kepelautan1Kepelautan1
Kepelautan1
 
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
SOPEP LESSONS
SOPEP LESSONSSOPEP LESSONS
SOPEP LESSONS
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
 
Dasar – dasar konstruksi kapal
Dasar – dasar konstruksi kapalDasar – dasar konstruksi kapal
Dasar – dasar konstruksi kapal
 
Man Over Board Drill
Man Over Board DrillMan Over Board Drill
Man Over Board Drill
 
PORT STATE CONTROL TRAINING
PORT STATE CONTROL TRAININGPORT STATE CONTROL TRAINING
PORT STATE CONTROL TRAINING
 
Fuel oil system
Fuel oil systemFuel oil system
Fuel oil system
 
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
 
Isa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeIsa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resume
 
Chemical tankers
Chemical tankersChemical tankers
Chemical tankers
 
MUATAN BERBAHAYA
MUATAN BERBAHAYAMUATAN BERBAHAYA
MUATAN BERBAHAYA
 
Hinge and Folding Hatch Cover
 Hinge and Folding Hatch Cover Hinge and Folding Hatch Cover
Hinge and Folding Hatch Cover
 
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran
 

Similar to LPG dan LNG

HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEMHIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEMBagus Budiman
 
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TTPengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TTdatapucamadu
 
Teknik refrigerasi
Teknik refrigerasiTeknik refrigerasi
Teknik refrigerasifaoeziku
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gasRock Sandy
 
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptxPENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptxBataklandenMusic
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikIrwanWitono
 
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxTraining_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxAswitoAswito
 
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBE
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBEKeselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBE
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBEopikpermana
 
Operasi umum di minyak bumi
Operasi umum di minyak bumiOperasi umum di minyak bumi
Operasi umum di minyak bumidyan dargustin
 

Similar to LPG dan LNG (20)

HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEMHIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
 
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TTPengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
 
NOTASI KAPAL (1).pdf
NOTASI KAPAL (1).pdfNOTASI KAPAL (1).pdf
NOTASI KAPAL (1).pdf
 
Jurnal Deluge System
Jurnal Deluge SystemJurnal Deluge System
Jurnal Deluge System
 
Teknik refrigerasi
Teknik refrigerasiTeknik refrigerasi
Teknik refrigerasi
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
 
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptxPENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
 
Gas alam
Gas alamGas alam
Gas alam
 
termo
termotermo
termo
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxTraining_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
 
Screw compressor
Screw compressorScrew compressor
Screw compressor
 
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBE
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBEKeselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBE
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Di SPBE
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
FUNGSI APPENDAGES.ppt
FUNGSI APPENDAGES.pptFUNGSI APPENDAGES.ppt
FUNGSI APPENDAGES.ppt
 
APAR.pptx
APAR.pptxAPAR.pptx
APAR.pptx
 
Operasi umum di minyak bumi
Operasi umum di minyak bumiOperasi umum di minyak bumi
Operasi umum di minyak bumi
 
Motor Bakar
Motor BakarMotor Bakar
Motor Bakar
 
BIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptxBIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptx
 
Fitur produk
Fitur produkFitur produk
Fitur produk
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

LPG dan LNG

  • 1.
  • 2. • Menurut IMO (2011:44) dalam STCW convention and STCW Code Including 2010 Manila Amandment, Regulation V/1-2 disebutkan bahwa setiap anggota kapal (perwira dan anak buah kapal) yang bekerja di atas kapal gas tanker harus memiliki sertifikat basic trainning for liquefied gas tanker cargo operation. Dengan memiliki sertifikat keterampilan ini dapat diartikan bahwa anggota kapal (perwira dan anak buah kapal) memiliki kualifikasi keterampilan yang memadai untuk bekerja di atas kapal jenis gas tanker termasuk LPG Carrier
  • 3. • Menurut International Maritime Organisation (1993: 6) “Liquefied gas is a liquid which has saturated vapour pressure exceeding 2.8 bar absolute at 37.8 ºC and certain other substance specified in the gas codes”. Yang dapat diartikan sebagai berikut yaitu : Gas cair adalah cairan yang mempunyai tekanan vapour absolute melampaui 2.8 Bar pada temperatur 37.8 ºC dan zat-zat lain sebagaimana yang ditetapkan di dalam kode gas.
  • 4. 1. Dengan memproses gas alam yang asam, basa yang diperoleh dari ladang-ladang gasatau minyak. Baik LPG maupun cairan gas alam yang lain dikeluarkan dari gas alam dengan cara ini. 2. Dengan proses minyak mentah dan produk yang bersangkutan pada pabrik/penyulingan minyak. Karena itu LPG merupakan hasil samping dari proses penyulingan minyak mentah.
  • 5. Menurut IMDG Code Muatan gas termasuk dalam muatan kelas 2. Golongan gas yang dimaksud adalah gas yang dimampatkan, cair atau padat. Sesuai sifatnya, gas dapat bersifat meledak, terbakar, beracun, menimbulkan karat, bahan oksidasiataus termasuk dalam muatan kelas 2. Golongan gas yang dimaksudadalah gas yang dimampatkan, cair atau padat. Sesuai sifatnya, gas dapat bersifat meledak, terbakar, beracun, menimbulkan karat, bahan oksidasi. mempunyai dua sifat sekaligus. Banyak gas dalam golongan ini mempunyai tanda yang bersifat narkotik dengan konsentrasi rendah atau menimbulkan gas beracun bila terbakar. Silinder berisi gas meskipun mempunyai struktur yang cukup kuat, namun dapat menjadi berbahaya bila terbakar dan tekanannya dapat naik hingga akhirnya meledak. Bahaya utama gas-gas yang dicairkan adalah cairannya yang mudah menyala dan suhunya yang yang sangat rendah. Pada gas- gas yang dicairkan memerlukan energi 600 kali lebih tinggi dibanding energi yang dibutuhkan dalam pembakarnnya (kecuali gas ammonia).
  • 6. Daerah B yang langsung berdekatandengan daerah tumpahan A adalahdaerah non flammable karena terlalugemuk (over rich) prosentasi oksigenrendah, daerah D juga non flammablekarena terlalu kurus prosentasi gasnyaterlalu sedikit, daerah yang mudahterbakar (flammable) adalah diantara Bdan D yaitu C. Metode prinsip dalammencegah kebakaran dan ledakandiatas kapal pengangkut gas dan diatasdermaga adalah melalui proseduroperasional yang mengontrol atmosfer,mencegah tumpahan cairan muatanatau kebocoran gas ke atmosfer. • Apabila gas cair tumpah atau bocor diarea terbuka, cairan segera menguap membentuk awan gas yang secara berangsur-angsur menyebar ke bawah angin, awan gas hanya dapat terbakar pada bagian yang ada di bawah 14 angin.
  • 7. Pengaruh tekanan dan suhu pada tangki muatan • Zat mempunyai wujud padatan, cairan, dan uap. Dalam perubahanpadatan ke cairan atau cairan ke uap, panas harus diberikan dalam zattersebut. Dengan cara yang sama perubahan dari gas ke cairan ataucairan ke padatan, zat harus menghilangkan panas. • Menurut SIGTTO, dalam 15 buku Liquefied Gas Handling Principles (2000: 16) “panas yang diberikan atau dihilangkan dari zat dalam merubah wujud padatan ke cairan dan ke uap atau sebaliknya disebutpanas laten. Panas laten dari penguapan dan pengembunan adalahsama”. Selanjutnya, “penguapan dan pengembunan dari sebuah zat yang murni terjadi pada suhu yang bervariasi secara luas tergantung pada tekanan yang diberikan. Panas laten dari penguapan bervariasi dengan tekanannya”
  • 8. Kapal LPG Fully Pressurized Menurut (Mc Guire dan White, 2000: 68) Kapal fully pressurised merupakan tipe kapal yang paling sederhana dari semuatipe pengangkut gas, membawa muatan pada suhu ambient dengan tipe tangka muatan“C“yang mempunyai tekanan sekitar 18 bar, kapal ini tidak diperlukan reliquefaction plan sehingga muatan dapat dibongkar menggunakan pompaata u compressor dan mempunyai kapasitas ruang muatan antara 4.000m³ sampai 6.000 m³ kapal ini digunakan untuk membawa LPG dan amonia. Tipe tangki pada kapal fully pressurized adalah independent tanks type • Independent tanks adalah tipe tangki muata n yang terpisah dalam arti tidak menjadi satu dengan badan (hull) kapal dan tidak merupakan penguat dari badan kapal tersebut. Tangki independent type C berbentuk bola atau silindervertikal maupun horizontal dengan tekanan yang didesain untuk tekanan gas lebih dari 17 bar.Untuk kapal semi pressurized/fully pres surized tangki didesain untuk tekanan kerja kurang dari 5-7 bar dan vakum 50%, baja tangki ini mampumenahan suhu muatan -48 ºC untuk LPG dan -103ºC untuk LNG
  • 10. Sistem pemutusan darurat atau Emergency Shut Down System (ESDS) Merupakansalahsatusistemyangmenunjang keselamatanprosesmuatdanbongkarLPG.ESDS merupakansalahsatusistemyangdirancangdiatas kapal3untukmencegahterjadinya kecelakaandanhal- halyangmembahayakanlainnyayangdiakibatkan olehkarakteristikmuatandiataskapaldengancara menutupataumematikansistemkerja peralatanyangmenghubungkanmasukatau keluarnyamuatandikapalgunamenjamin keselamatanseluruhawakkapal,kapal,danmuatan itusendiri. ESDSharusselarasdalamsatuhubunganantara kapaldanpelabuhanbongkardanmuat.DalamIGC Code,sangatdirekomendasikanadanyasystem yangberhubungandenganpengaktifanESDSantara kapaldenganpelabuhan ESDSsecaraumumdidesainuntukmenutupkatupmuat tangkijikalevelcairanmeningkatdiataskeadaanyang sudahditentukandanadanyabahayatangkiakan meluap.Perhatianharusdiberikanuntukmemastikantitik aktifasidiatursecaratepatdanpengetesanalatdilakukan. Sistemharusditessebagaibagiandariproses perawatan.Waktupenutupankatupharusdiketahui, dapatdipertanggungjawabkan,dandiberitahukankepada pihakpelabuhan. •Sistemharusmampumenutupkatupdalamkurunwaktu 30detikdariaktifasipertamauntukmengurangilonjakan tekanan.TerkaitperawatanESDSdansetiapakan dilakukannyaprosesbongkarmuatmuatan,sistemini haruslahdites.PadakapalyangmemilikiESDyang terhubungdenganpihakterminal,sistemharusdites setiapakanmelakukanprosestransfermuatan. Elemenfusibeldisediakandiataskapalpembawagascair yangdihubungkanantarakapaldanESD.
  • 11. Berdasarkan IGC Code (International Code for the Contstruction and Equipment of Ships carrying Liquefied Gases in Bulk), cargo system and valvingrequirement, (2016: 5.6.3), sistem kontrol Untuk semua katup pada ESDS yang diperlukan harus diatur sedemikian rupa bahwa semua katup tersebut harus dapat dioperasikan dengan satu tempat kontrol, paling tidak dua lokasi di kapal. Salah satu lokasi harus menjadi posisi kontrol yang dipersyaratkan dalam (13.1.3) atau ruang cargo control system. Sistem kontrol juga harus dilengkapi dengan fusible elements yang dirancang untuk dapat melebur pada suhu antara 980 sampai dengan 1040 yang akan menyebabkan katup ESDS untuk menutup pada saat terjadi kebakaran. Lokasi untuk fusible elements
  • 12. • Tipe katup yang secara umum ditemukan dalam kapal gas adalah ball, globe, gate, atau butterfly valves. Katup pneumatik atau tombol elektrik tersediadi sejumlah lokasi di atas kapal seperti anjungan, gangway, ruang kompresor,cargo control room (CCR), dan lainnya.Ketika dioperasikan, kontrol inimenutup menutup secara otomatis dan menghentikan pompa dan kompresor muatan ketika sedang jalan. Sistem ini disediakan untuk penanganan muatan. Setiap tangki dilengkapi katup yang dibutuhkan untuk dapat menutup secara otomatis ketika terkait dengan sensor kelebihan memuat (98% level alarm). • Sistem aturan dalam penentuan batas tekanan pada proses muat atau bongkar bertujuan untuk: 2.1.2.1 Menghentikan cargo pump 2.1.2.2 Menutup pertamakali katup ESD yang terkait den gan pompanya 2.1.2.3 Terakhir menutup katup ESD lainnya Meningkat nya tekanan secara drastis sangat rentan mempengaruhi pipa dan sambungan lain dalam pipeline system. Dalam penerapannya, untuk mengaktifkan ESD dapat dilakukan melalui aktifasi darikap al ataupun dari pelabuhan. Tabel berikut ini menjelaskan aktifasi ESD pada kondisi emergency : • •
  • 13. ESD harus dapat diaktifkan pada keadaan EM ERGENCY: KAPAL TERMINAL M anual Trip 1. Pengoperasian dengan manualtrip M anual T rip 1. Pengoperasian dengan manualtrip Automatic Trip 1. Sinyal Shut-down dari terminal 2. Kelebihan muat di beberapatangki 3. 4. Kehilangan kendali tekananudara (airpressure) 5. Kegagalansistem pembacaan ESD 6. Kebakaran di wilayah sekitar muatan 7. Kehilangan sumber energi listrik 8. ESD valve bergerak dari full- open Automatic Trip 1. 2. Hilangnyaenergi (powerless)untukkendali katup 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sinyal Shut-down dari kapal Kelebihan muat padatangkipenerima Kehilangan tenaga padaarmmaneuvering Kehilangan tenaga di ERS Kegagalansistem pembacaanESD Kebakaran di sekitar wilayah muatan Kehilangan sumber energi listrik Bergeraknya kapal pre- ERS Aktifnya PERC 10. Level tinggi pada surge drum
  • 14. ESD harus aktif pada keadaan IMMEDIATE ACTIONS: : KAPAL 1 . M engirimkan sinyal shut- down ke terminal 2 . M enghentikan pompa muatan dan pompa spray 3 . M enghentikan vapour return compressor 4. Menutup ship’s ESD valves TERM INAL M UAT 1 . M engirimkan sinyal shut- down kepada kapal melalui sambungan kapal/terminal 2 . M enghentikan pompa muat (loading pump) 3 . M embuka spill-back valves 4 . M enutup ESD valve terminal TERM INAL BONGKAR 1 . M engirimkan sinyal shut- down kepada kapal 2 . M enutup ESD valve terminal
  • 15. • • jenis pipa yang terdapatdikapal memilikiberagam senis ditinjaudari materialpipa sesuaidengan kegunaannya.Materialpipa dikapalpada umumnyater buat dari baja galvanis,baja hitam,baja campuran,stainlesssteel,kuningan,tembaga ataupun alumunium.Pada kegunaan tertentuterdapatpula pipa yang terbuatdari bahan non metalseperti rubber hose, gelas dan PVC.*Instasipipa di kapalme miliki beberapa sistemperpipaan sesuai dengan fungsinya. Instalasi pipa dikapal diganakan untuk mengalirkan fluida dari satu tanki/kompartment ketankilain, atau dari satu tangkike peralatan permesinan dikapal, atau mengalirkan fluida dari kapalkeluar kapalatau sebaliknya.Selain itu terdapat instalasi pipa yanglain berfungsi mengalirkan gas non cair sepertipipa gas buang, pipa sistimCO2, atau instalasipipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan.
  • 16. • Sistem Instalasi Bilga Bilga digunakan untuk menampung air buangan dari ruang muat atau kebocoran pipadari sistem pendingin dan digunakan untuk memompa bilga dari limpahan atau buangan air yang telah bercampur minyak pelumas atau bahan bakar di kamar mesin. Hal ini dikarenakan untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang limbah kelaut sesuai 4 BukuAjar Sistem dalam Kapal. BAB II A : Jenis Pipa 216 aturan yang ada. Pempuangan limbah hanya dilakukan ketika dalam pelayaran didaerah tertentu (sejauh mungkin daripelabuhan >12 mil) dengan syarat kapasitas 60liter/mil, kandungan minyak 100 ppm atau kurang. Ballast digunakan untuk menyesuaikan sar at kapal dalam kondisi ballast atau menyesuaikankeseimbangan kapal karena muatan dengan cara memindahkan air ballast dari tangki ke tangki pada tangki ballast dasar ganda, tangka depan dan belakang untuk menjaga keselamatan kapal. Pompa ballast selain untuk memindahkan dan mengisi air di tangki ballast juga digunakan untuk pompa bilga dan dihubungkan dengan generator service pump(PDU). Sistem ballast
  • 17. • Lubrication Oil System Sistem Pelumasan biasanya terdiri dari : main lubrication oil system, turbo charge lubrication, cam shaft lubrication, cylinder oil lubricantion, generator engine lubrication oil system, LO transfer system, purification system dan lain-lain. Dari berbagai sistem yang ada pada sistem minyak pelumas yang akan dibahas hanyalah yang berhubungan dengan mesin induk. • Sistem instalasi pipa air kotor (Sewage piping system) Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system digunakan untuk mengalirkan air kotor dan air limbah dikapal dari dan ke tanki Sewage didalam kapal. Pengaliran sewage menggunakan sarana pompa, berupa pompa Sewage/Sewage Pump. Air kotor/Sewage berasal dari buangan water closet dari setiap ruang akomodasi, yang mengalir ke tanki sewage secara gravity atau dengan tekanan air bilas/flushing , selanjutnyadari tanki sewage akan dipompa keluar kapal sesuai dengan peraturan pembuangan limbah. Pengaturan aliran air kotor juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve. Pembuangan limbah yang tidak di treatment di perairan teritorial pada umumnya tidakdibolehkan oleh perundang – undangan.Peraturan internasional berlaku untukpembuangan limbah dengan jarak yang ditetetapkan dari daratan. Sebagai hasilnyasemua kapal harus mempunyai sistempembuangan sesuai standart yang ditentukan. • Sistem instalasi pipa air tawar (Fresh water piping system) Istalasi pipa air Tawar/Fresh water digunakan untuk mengalirkan air Tawar dari satu tanki ke sistim yang dibutuhkan, dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Air Tawar , dari tanki ke katup-katup didaerah ruang akomodasi untuk kebutuhan orang dikapal dan lain sebagainya. Pengaliran air Tawar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air Tawar/ Fresh water pump. Selain pompa
  • 18. a. PengertianTank cleaning Menurut teori Istopo (2000), pembersihan tangki kita bedakan sebagai berikut :1) Pembersihan tangki,di mana muatan berikutya sama atau hamper sama dengan muatan sebelumnya. 122) Pembersihan untuk mengangkut jenis muatan yang berbeda dengan muatan sebelumnya, dimana jika tercampur sedikit saja akan merusak muatannya. Kegiataninidilakukandalammenunjang rangkaiankegiatanbongkarmuat,dimana biasanyadilakukansetelahkegiatanbongkar selesaidilakukan.Secarasederhanakegiatan inibisadilakukandengancarasebagaiberikut: 1)Pencucianpendahuluan, 2)Pencucianmenggunakanairlaut, 3)Pencucianmenggunakanairtawar, 4)PengusiranGas(GasFreeing), 5)Mopping.
  • 19. 1) Pencucian Pendahuluan Pencucian pendahuluan dilakukan untuk mengangkat atau mengosongkan sisa muatan yang ada di bellmouth dan sisasisa yang ada di dalam pipa serta yang berada di pompa muatan,maka dari itu kegiatan ini tidak memerlukan waktu yang tidak terlalu lama (+/ - 15 menit) menggunakan air laut. Bilamana muatan yang dilakukan pencucian merupakan muatan 13 yang tidak diperbolehkan dibuang ke laut maka pada proses ini hasil pencucian dibuang ke tangki slop. 2) Pencucian dengan air laut Pencucian dengan air laut dilakukan untuk memaksimalkan agar sisa-sisa muatan yang dicuci benar-benar telah habis dari tangki,hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan air dingin maupun air panas ataupun air hangat, lama waktu pengerjaan disesuaikan dengan volume tangki dan juga jenis muatan yang dicuci, jadi tidak bisa disimpulkan bahwa waktunya sama untuk setiap muatan ataupun untuk semua volume tangki. Perlu diperhatikan juga bahwa ada beberapa muatan yang apabila diberikan air laut dingin mengakibatkan timbulnya bercak-bercak putih di dinding/ permukaan Permukaan tangki. Diantara proses pencucian dengan air laut diselingi dengan pencucian dengan menggunakan air sabun ataupun juga dengan menggunakan bahan kimia tertentu.Hal ini dilakukan untuk muatan- muatan yang memerlukan penanganan khusus akibat dari sifat minyaknya/kimiawinya.
  • 20. greaser dan lain-lain. 3) Pencucian Menggunakan Air Tawar Pencucian dengan air tawar dimasuksudkan untuk membilas agar tangki bersih dari air laut ataupun sabun, terkadang untuk memaksimalkan hasil agar kadar garamnya hilang dilakukan penambahan proses dengan penguapan (steaming). 4) Mopping Secara sederhana pada proses ini dilakukan proses pengangkatan sisa cairan yang sudah tidak bisa lagi dihisap oleh pompa, jadi bagian yang belum kering dilap. Perlu diingat satu hal yang penting sebelum melakukan kegiatan moppingyaitu mengeluarkan sertifikat Entry Enclosed Space Permit. Karena tangki yang akan dimasuki haruslah aman bagi orang yang akan memasukinya baik dari segi kadar oksigen,kadar racun maupun hidrokarbonnya.
  • 21. Prosedur Tank Cleaning a.Coated Tanks (Tangki Berlapis) 1. Butterworthing dengan limpahanair laut dingin 6 siklus 2. Butterworthing dengan air panas (80° C ) dan deterjen cair 0,05 %3siklus; 3. Butterworthing dengan air tawar panas 1 siklus; 4. Penguapan 5. Pengurasan tangki, jalur danpompa; 6. Pengeringan b.Stainless Steel Tank ( TangkiBajaTahan Karat) 1. Butterworthing dengan limpahanair laut dingin 4 siklus 2. Butterworthing dengan airpanas ( 80 ° C ) dan deterjen cair 0,05 % 2 siklus 3. Butterworthing dengan air taw arpanas 1 siklus 4. Penguapan 5. Pengurasan tangki, jalur dan pompa 6. Pengeringan.
  • 22. 1)Precleaning (pembersihan awal) Precleaning biasanya dilakukan dengan menggunakan air laut atau air tawar,dilakukan untuk membersihkan sisa minyak dari dasar tangki. Ini dilakukan sesegeramungkin setelah tangki selesai di bongkar atau kapal telah kosong. Berguna untukmemudahkan sisa minyak agar cepat bersih. 2) Rinsing (pencucian) Adalah kegiatan pembilasan tangki menggunakan air panas atau air dingin, dilakukan agar dapat menghilangkan sisa air laut yang masih terdapat di dalam tangki. Pembilasan tangki ini 11 biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dari penyemprotan dengan air laut 3)Cleaning(pembersihan) Cleaning dapat dilakukan dengan menggunakan air atau dengan campuranair dan deterjen. Menggunakan air laut atau air tawar serta mesin butterworth.
  • 23. 4) Flushing (pembilasan) Langkah ini sangat penting dilakukan untuk menghilangkan sisa muatan dari dalam tangki dengan menyemprotkan air kedalam tangki menggunakan butterworth 5) Steaming (penguapan) A d a l a h k e g i a t a n p e n g u a p a n t a n g k i y a n g b e r t u j u a n m e n g h i l a n g k a n b a u d a r i m u a t a n sebelumnya. Uap yang digunakan harus cukup panas dan biasanya sampai mencapai suhu 60derajat celcius. 6) Draining (pengurasan) Tangki, pipa dan pompa dikeringkan dengan hati-hati. Udara dari kompresor dapat dipergunakanuntuk membantu mengeringkan.