Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan laut, prinsip-prinsipnya, penyebabnya, usaha-usaha penanggulangannya, serta ketentuan-ketentuan terkait pembuangan air got dan limbah minyak dari kapal ke laut.
2. PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN PENCEMARAN
■ MenyadarI akan besamya bahaya pencemaran minyak di Iaut
serta peningkatan kualitas pencemaran yang sejalan/sebanding
dengan meningkatnya kebutuhan minyak sebagai sumber energi,
maka timbulah, upaya-upaya untuk pencegahan dan
penanggulangan bahaya tersebut oleh negara-negara didunia
yang selanjutnya dikeluarkanlah ketentuan-ketentuan Iokal atau
internasional oleh IMCO dengan konvonsl 1973 dan yang
disempurnakan dengan protokol 1978 atau disebut MARPOL
protocol 1978.
■ Dimana dalam ketentuan konvensi 73/78 diantaranya disebutkan
bahwa pada dasarnya tldak dibenarkan membuang minyak ke
Iaut.
3. Penangulangan tumpahan minyak di laut dan perairan
mempunyai maksud :
■ Menjaga Pelestarian lingkungan laut
■ Mencegah tumpahan minyak masuk ke daerah-daerah yang
dilindungi
■ Mengambil /menyelamatkan tumpahan minyak tersbut
semaksimal mungkin untuk mengurangi resiko kerugian
Pencegahan Pencemaran Laut/periaran mempunyai
maksud :
• Pelaksanaan dans peraturan kerja dengan benar
• Menajga lingkungan laut tetap sabil tidak tercemar
4. 1. Dari ladang minyak dibawah dasar laut
2. Dari Kecelakaan pelayaran : Tubrukan Kapal, Kandas, Tenggelam dan
kebakaran kapal
3. Pembuangan sisa minyak dari kapal tangker ke laut sebagai akibat
spembersihan tangki atau balast
4. Pembuangan air bilge (Got) kapal2 selain tangker
5. Waktu memuat/membongkar atau pengisian bahan bakar di pelabuhan
6. Dari limbah pembuangan Refenery
7. Dari sumber di darat, pembuangan limbah industri atau kimia yang
mengandung hidro carbon
8. Dari udara : cerobong asap pabrik atau peswawat udara yang jatuh ke laut
Penyebab Pencemaran laut
5. Sebab Terjadinya tumpahan Minyak
di Laut :
1. Kerusakan Mekanis :
■ Kerusakan dari sistem peralatan kapal
■ Kebocoran badan kapal
■ Kerusakan katup-katup hisab atau katub-katub pembuangan
■ Kerusakan selang-selang muatan
2. Kesalahan Manusia :
■ Kurang pengetahuan/pengalaman
■ Kurang perhatian dari personal
■ Kesalahan prosedur
■ Kurang pengawasan
6. Ketentuan - ketentuan pencegahan :
1. Pengadaan tangki ballast terpisah (SBT) pada ukuran
kapaI - kapaI tanker tertentu ditambah dengan
peralatan - peralatan tertentu.
2. Batasan-batasan jumlah minyak yang dapat dibuang
dilaut.
3. Daerah-daerah pembuangan minyak.
4. Keharusan pelabuhan-pelabuhan, khususnya pelabuhan
muat untuk menyediakan tangki penampungan slop
(ballast kotor).
7. Usaha-usaha Penanggulangan :
1. Membuat contigency plant regional dan lokal, yaitu adalah tata cara penanggulangan
pencemaran dengan prioritas pada pelaksanaan serta jenis alat yang digunakan dalam
:
■ Memperkecil meminimalkan sumber pencemaran.
■ Melokalisasi dan mengumpulkan material pencemaran.
■ Menetralisasi pencemaran.
2. Ditentukan atau dibuatnya peralatan penanggulangan, misalnya oil boom, oil
skimmer, cairan-cairan sebagai dispersant agent, dan lain-Iain. Oil boom alat
pengumpul material pencemaran yang terapung, chemical dispersant (sinking agent),
sorbent dan bahan-bahan/zat penetral. Menetralisasi atau mencerai
beraikan/dispersal material pencemar tergantung dari :
■ Jenis minyak dan kerapatan (density)
■ Kepekatan (viscosity)
■ Pour point (titik endap)
■ Kadar lilin dan aspalnya.
8. CARA PEMBERSIHAN TUMPAHAN MINYAK
1.Menghilangkan Minyak Secara Mekanik
2.Absorbents
3.Menenggelamkan Minyak
4.Dispersant
5.Pembakaran
9. Tumpahan Minyak di Pelabuhan
a) Jika terjadi tumpahan minyak digeladak supaya tumpahan itu dibersihkan
dengan segera dan diusahakan agar tidak ada yang mengalir ke Iaut.
b) Jika terjadi tumpahan minyak dari kapal ke Iaut, supaya segera dihilangkan
dengan dispersant yang tersedia, Kalau tumpahan minyak terlalu banyak dan
sulit dihilangkan, maka Mualim jaga harus segera melaporkan kepada petugas
darat.
Larangan-Iarangan didalam Daerah Pelabuhan :
1. Tidak dibenarkan membuang air got didalam daerah pelabuhan.
2. Tidak dibenarkan membuang sisa-sisa dapur dan sampah yang lain didalam daerah
pelabuhan
3. Tidak dibenarkan mengeluarkan jelaga dari cerobong kapal didalam daerah pelabuhan
10. Monitoring dan kontrol Pembuangan
Minyak
■ Peraturan MARPOL 73/78 Annex l Reg. 1.6. menyebut-kan bahwa
:
1. Kapal ukuran 400 GT atau Iebih tetapi Iebih kecil dari 1.000 GT
harus dilengkapi dengan Oily Water Separating Equipment yang
dapat menjamin pembuangan minyak ke Iaut setelah melalui
sistem tersebut dengan kandungan minyak kurang dari 100 ppm.
2. Kapal ukuran 10.000 GT atau Iebih harus dilengkapi dengan:
Kombinasi antara Oily Water Separating Equipment dengan Oil
Discharge Monitoring and Control Systems, atau dilengkapi
dengan Oil Filtering Equipment yang dapat mengatur buangan
campuran minyak ke Iaut tidak Iebih dari 15 ppm, alarm akan
berbunyi bila melebihi ukuran tersebut.
11. Pengumpulan sisa minyak .
■ Dalam melakukan usaha mencegah sekecil mungkin
minyak mencemari Iaut, maka sesuai MARPOL 73/78
sisa-sisa dari campuran minyak diatas kapal terutama di
kamar mesin yang tidak mungkin untuk diatasi seperti
halnya hasil purifikasi minyak pelumas dan bocoran dari
sistem bahan bakar minyak, dikumpulkan dalam tangki
penampungan seperti slop tanks yang daya tampungnya
mencukupi, kemudian dibuang ke tangki darat.
Peraturan ini berlaku untuk kapal ukuran 400 GT atau
Iebih
12. GESAMP (Group of Experts on the Scientific Aspects of
Marine Pollution atau kelompok ahli dibidang aspek ilmu
pencemaran lingkungan laut) diminta untuk membuat
sistem evaluasi penilaian bahaya.
Sistim evaluasi bahan - bahan ini didasarkan atas
pengaruh pada :.
■ » Kehidupan bila terakumulasi
■ » Kerusakan pada sumber daya
■ » Bahaya pada kesehatan manusia (tertelan)
■ » Bahaya pada kesehatan manusia (kena kulit)
■ » Degredasi kehidupan.
13. Atas dasar di atas GESAMP mendefinisikan bahan-bahan
cairan yang merugikan dan membagi kedalam kategori di
bawah ini :
■ Kategori A : Bahan-bahan yang menimbulkan bahaya besar bagi sumber daya
laut dan kesehatan manusia serta kerugian serius bagi lingkungan.
■ Kategori B : Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya menengah kategori
B termasuk Acrylonitrile, butyraldehyde, carbon tetrachloide, epichlorohydrin,
ethylene dichloride, Phenol dan trichlorocthylene.
■ Kategori C : Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya kecil, kategori C
termasuk Acetaldehyde, Bunlene, Cyclohexane, Ethylbenzene, Monoisopro -
pilamine, Pentane, Styrene, Topcene, Venylacetate dan xylene.
■ Ketegorl D: Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya yang tidak dapat
dikenal. Kategori D termasuk Acetone, Butylacrylate, Isopentene, Phosporic
Acid dan Yallow.
14. Pembuangan air dari got kamar mesin.
1. Air got yang terkontaminasi minyak tidak boleh dibuang keluar kapal kalau kapal berada
di dalam 12 mil Iaut dari pantai baik langsung atau melewati oil water separator,
kecuali kandungan minyak kurang dari 15 ppm dan memanuhi paraturan Iokal. Air yang
terkontaminasi minyak dalam got kamar mesin, sebelum tiba dan waktu kapal
dipelabuhan harus, jika mungkin, dibuang ke fasilitas darat sebelum kapal berlayar.
Conection bongkar – muat yang standard sesuai dengan ketentuan peraturan 19 dalam
Annex I MARPOL 73/78 harus ada untuk memudahkan pembuangan ke fasilitas
penerimaan pengumpulan air got berminyak.
2. Jika tidak ada fasilitas penampungan darat, air got harus dipompa kedalam sludge tank
(tangki penyimpanan), untuk pembuangan berikutnya, melalui separator sesuai dengan
ketentuan.
3. Suatu pembuangan minyak atau air campuran minyak kelaut dari kapal kurang dari 400
GT, kecuali tanker minyak, dilarang bila berada di area khusus, kecuali bila kandungan
minyak dalam buangan tanpa penipisan tidak mencapai 15 ppm atau altematif Iain bila
semua kondisi berikut :
■ kapal melaju pada haluannya
■ kandungan minyak dalam air buangan kurang dari 100 ppm dan
■ pembuangan dilakukan sejauh mungkin dari daratan, tetapi sama sekali tidak kurang
dari 12 mil laut dari daratan terdekat.
15. 4. Diluar area khusus, pembuangan air got yang terkontaminasi minyak kelaut
dilarang kecuali semua kondisi berikut ini :
• kapal berada Iebih dari 12 mil laut dari daratan terdekat
• kapal melaju pada haluannya
• kandungan minyak dalam air buangannyatidak Iebih dari 100 ppm dan
• kapal mengoperasikan oil water separator minyak dan sebagai tambahan
untuk kapal ukuran 10.000 GRT dan Iebih dipasang ODM.
5. Sebagai alternatif air got bercampur minyak boleh dibuang ke laut melalui
alat penyaring minyak yang ditetapkan bahwa kandungan minyak dalam air
buangan tanpa penipisan tidak Iebih dari 15 ppm dan untuk kapal Iebih dari
10.000 GRT atau Iebih, mengoperasikan alarm otomatis untuk
memberitahukan bila batas itu tidak dapat dipertahankan.
6. Tanker minyak harus memenuhi ketentuan pada pembuangan air got kamar
mesin yang tidak berasal g dari kamar pompa muat dan tidak bercampur
dengan residu minyak cargo.