SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT
PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN PENCEMARAN
■ MenyadarI akan besamya bahaya pencemaran minyak di Iaut
serta peningkatan kualitas pencemaran yang sejalan/sebanding
dengan meningkatnya kebutuhan minyak sebagai sumber energi,
maka timbulah, upaya-upaya untuk pencegahan dan
penanggulangan bahaya tersebut oleh negara-negara didunia
yang selanjutnya dikeluarkanlah ketentuan-ketentuan Iokal atau
internasional oleh IMCO dengan konvonsl 1973 dan yang
disempurnakan dengan protokol 1978 atau disebut MARPOL
protocol 1978.
■ Dimana dalam ketentuan konvensi 73/78 diantaranya disebutkan
bahwa pada dasarnya tldak dibenarkan membuang minyak ke
Iaut.
Penangulangan tumpahan minyak di laut dan perairan
mempunyai maksud :
■ Menjaga Pelestarian lingkungan laut
■ Mencegah tumpahan minyak masuk ke daerah-daerah yang
dilindungi
■ Mengambil /menyelamatkan tumpahan minyak tersbut
semaksimal mungkin untuk mengurangi resiko kerugian
Pencegahan Pencemaran Laut/periaran mempunyai
maksud :
• Pelaksanaan dans peraturan kerja dengan benar
• Menajga lingkungan laut tetap sabil tidak tercemar
1. Dari ladang minyak dibawah dasar laut
2. Dari Kecelakaan pelayaran : Tubrukan Kapal, Kandas, Tenggelam dan
kebakaran kapal
3. Pembuangan sisa minyak dari kapal tangker ke laut sebagai akibat
spembersihan tangki atau balast
4. Pembuangan air bilge (Got) kapal2 selain tangker
5. Waktu memuat/membongkar atau pengisian bahan bakar di pelabuhan
6. Dari limbah pembuangan Refenery
7. Dari sumber di darat, pembuangan limbah industri atau kimia yang
mengandung hidro carbon
8. Dari udara : cerobong asap pabrik atau peswawat udara yang jatuh ke laut
Penyebab Pencemaran laut
Sebab Terjadinya tumpahan Minyak
di Laut :
1. Kerusakan Mekanis :
■ Kerusakan dari sistem peralatan kapal
■ Kebocoran badan kapal
■ Kerusakan katup-katup hisab atau katub-katub pembuangan
■ Kerusakan selang-selang muatan
2. Kesalahan Manusia :
■ Kurang pengetahuan/pengalaman
■ Kurang perhatian dari personal
■ Kesalahan prosedur
■ Kurang pengawasan
Ketentuan - ketentuan pencegahan :
1. Pengadaan tangki ballast terpisah (SBT) pada ukuran
kapaI - kapaI tanker tertentu ditambah dengan
peralatan - peralatan tertentu.
2. Batasan-batasan jumlah minyak yang dapat dibuang
dilaut.
3. Daerah-daerah pembuangan minyak.
4. Keharusan pelabuhan-pelabuhan, khususnya pelabuhan
muat untuk menyediakan tangki penampungan slop
(ballast kotor).
Usaha-usaha Penanggulangan :
1. Membuat contigency plant regional dan lokal, yaitu adalah tata cara penanggulangan
pencemaran dengan prioritas pada pelaksanaan serta jenis alat yang digunakan dalam
:
■ Memperkecil meminimalkan sumber pencemaran.
■ Melokalisasi dan mengumpulkan material pencemaran.
■ Menetralisasi pencemaran.
2. Ditentukan atau dibuatnya peralatan penanggulangan, misalnya oil boom, oil
skimmer, cairan-cairan sebagai dispersant agent, dan lain-Iain. Oil boom alat
pengumpul material pencemaran yang terapung, chemical dispersant (sinking agent),
sorbent dan bahan-bahan/zat penetral. Menetralisasi atau mencerai
beraikan/dispersal material pencemar tergantung dari :
■ Jenis minyak dan kerapatan (density)
■ Kepekatan (viscosity)
■ Pour point (titik endap)
■ Kadar lilin dan aspalnya.
CARA PEMBERSIHAN TUMPAHAN MINYAK
1.Menghilangkan Minyak Secara Mekanik
2.Absorbents
3.Menenggelamkan Minyak
4.Dispersant
5.Pembakaran
Tumpahan Minyak di Pelabuhan
a) Jika terjadi tumpahan minyak digeladak supaya tumpahan itu dibersihkan
dengan segera dan diusahakan agar tidak ada yang mengalir ke Iaut.
b) Jika terjadi tumpahan minyak dari kapal ke Iaut, supaya segera dihilangkan
dengan dispersant yang tersedia, Kalau tumpahan minyak terlalu banyak dan
sulit dihilangkan, maka Mualim jaga harus segera melaporkan kepada petugas
darat.
Larangan-Iarangan didalam Daerah Pelabuhan :
1. Tidak dibenarkan membuang air got didalam daerah pelabuhan.
2. Tidak dibenarkan membuang sisa-sisa dapur dan sampah yang lain didalam daerah
pelabuhan
3. Tidak dibenarkan mengeluarkan jelaga dari cerobong kapal didalam daerah pelabuhan
Monitoring dan kontrol Pembuangan
Minyak
■ Peraturan MARPOL 73/78 Annex l Reg. 1.6. menyebut-kan bahwa
:
1. Kapal ukuran 400 GT atau Iebih tetapi Iebih kecil dari 1.000 GT
harus dilengkapi dengan Oily Water Separating Equipment yang
dapat menjamin pembuangan minyak ke Iaut setelah melalui
sistem tersebut dengan kandungan minyak kurang dari 100 ppm.
2. Kapal ukuran 10.000 GT atau Iebih harus dilengkapi dengan:
Kombinasi antara Oily Water Separating Equipment dengan Oil
Discharge Monitoring and Control Systems, atau dilengkapi
dengan Oil Filtering Equipment yang dapat mengatur buangan
campuran minyak ke Iaut tidak Iebih dari 15 ppm, alarm akan
berbunyi bila melebihi ukuran tersebut.
Pengumpulan sisa minyak .
■ Dalam melakukan usaha mencegah sekecil mungkin
minyak mencemari Iaut, maka sesuai MARPOL 73/78
sisa-sisa dari campuran minyak diatas kapal terutama di
kamar mesin yang tidak mungkin untuk diatasi seperti
halnya hasil purifikasi minyak pelumas dan bocoran dari
sistem bahan bakar minyak, dikumpulkan dalam tangki
penampungan seperti slop tanks yang daya tampungnya
mencukupi, kemudian dibuang ke tangki darat.
Peraturan ini berlaku untuk kapal ukuran 400 GT atau
Iebih
GESAMP (Group of Experts on the Scientific Aspects of
Marine Pollution atau kelompok ahli dibidang aspek ilmu
pencemaran lingkungan laut) diminta untuk membuat
sistem evaluasi penilaian bahaya.
Sistim evaluasi bahan - bahan ini didasarkan atas
pengaruh pada :.
■ » Kehidupan bila terakumulasi
■ » Kerusakan pada sumber daya
■ » Bahaya pada kesehatan manusia (tertelan)
■ » Bahaya pada kesehatan manusia (kena kulit)
■ » Degredasi kehidupan.
Atas dasar di atas GESAMP mendefinisikan bahan-bahan
cairan yang merugikan dan membagi kedalam kategori di
bawah ini :
■ Kategori A : Bahan-bahan yang menimbulkan bahaya besar bagi sumber daya
laut dan kesehatan manusia serta kerugian serius bagi lingkungan.
■ Kategori B : Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya menengah kategori
B termasuk Acrylonitrile, butyraldehyde, carbon tetrachloide, epichlorohydrin,
ethylene dichloride, Phenol dan trichlorocthylene.
■ Kategori C : Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya kecil, kategori C
termasuk Acetaldehyde, Bunlene, Cyclohexane, Ethylbenzene, Monoisopro -
pilamine, Pentane, Styrene, Topcene, Venylacetate dan xylene.
■ Ketegorl D: Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya yang tidak dapat
dikenal. Kategori D termasuk Acetone, Butylacrylate, Isopentene, Phosporic
Acid dan Yallow.
Pembuangan air dari got kamar mesin.
1. Air got yang terkontaminasi minyak tidak boleh dibuang keluar kapal kalau kapal berada
di dalam 12 mil Iaut dari pantai baik langsung atau melewati oil water separator,
kecuali kandungan minyak kurang dari 15 ppm dan memanuhi paraturan Iokal. Air yang
terkontaminasi minyak dalam got kamar mesin, sebelum tiba dan waktu kapal
dipelabuhan harus, jika mungkin, dibuang ke fasilitas darat sebelum kapal berlayar.
Conection bongkar – muat yang standard sesuai dengan ketentuan peraturan 19 dalam
Annex I MARPOL 73/78 harus ada untuk memudahkan pembuangan ke fasilitas
penerimaan pengumpulan air got berminyak.
2. Jika tidak ada fasilitas penampungan darat, air got harus dipompa kedalam sludge tank
(tangki penyimpanan), untuk pembuangan berikutnya, melalui separator sesuai dengan
ketentuan.
3. Suatu pembuangan minyak atau air campuran minyak kelaut dari kapal kurang dari 400
GT, kecuali tanker minyak, dilarang bila berada di area khusus, kecuali bila kandungan
minyak dalam buangan tanpa penipisan tidak mencapai 15 ppm atau altematif Iain bila
semua kondisi berikut :
■ kapal melaju pada haluannya
■ kandungan minyak dalam air buangan kurang dari 100 ppm dan
■ pembuangan dilakukan sejauh mungkin dari daratan, tetapi sama sekali tidak kurang
dari 12 mil laut dari daratan terdekat.
4. Diluar area khusus, pembuangan air got yang terkontaminasi minyak kelaut
dilarang kecuali semua kondisi berikut ini :
• kapal berada Iebih dari 12 mil laut dari daratan terdekat
• kapal melaju pada haluannya
• kandungan minyak dalam air buangannyatidak Iebih dari 100 ppm dan
• kapal mengoperasikan oil water separator minyak dan sebagai tambahan
untuk kapal ukuran 10.000 GRT dan Iebih dipasang ODM.
5. Sebagai alternatif air got bercampur minyak boleh dibuang ke laut melalui
alat penyaring minyak yang ditetapkan bahwa kandungan minyak dalam air
buangan tanpa penipisan tidak Iebih dari 15 ppm dan untuk kapal Iebih dari
10.000 GRT atau Iebih, mengoperasikan alarm otomatis untuk
memberitahukan bila batas itu tidak dapat dipertahankan.
6. Tanker minyak harus memenuhi ketentuan pada pembuangan air got kamar
mesin yang tidak berasal g dari kamar pompa muat dan tidak bercampur
dengan residu minyak cargo.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
FIRE SAFETY SYSTEM
FIRE SAFETY SYSTEMFIRE SAFETY SYSTEM
FIRE SAFETY SYSTEM
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
Dinas jaga mesin
Dinas jaga mesinDinas jaga mesin
Dinas jaga mesin
 
P2TL LENGKAP
P2TL LENGKAPP2TL LENGKAP
P2TL LENGKAP
 
Dasar – dasar konstruksi kapal
Dasar – dasar konstruksi kapalDasar – dasar konstruksi kapal
Dasar – dasar konstruksi kapal
 
Pencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalPencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapal
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkungan
 
FIRE FIRGHTING APPLIANCES
FIRE FIRGHTING APPLIANCESFIRE FIRGHTING APPLIANCES
FIRE FIRGHTING APPLIANCES
 
LSA
LSALSA
LSA
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 
PORT STATE CONTROL TRAINING
PORT STATE CONTROL TRAININGPORT STATE CONTROL TRAINING
PORT STATE CONTROL TRAINING
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaran
 
BAHAN TAYANG Penanganan dan Pengaturan Muatan.pptx
BAHAN TAYANG Penanganan dan Pengaturan Muatan.pptxBAHAN TAYANG Penanganan dan Pengaturan Muatan.pptx
BAHAN TAYANG Penanganan dan Pengaturan Muatan.pptx
 
Colregs 1972
Colregs 1972Colregs 1972
Colregs 1972
 
Materi pelajaran ilmu pelayaran datar
Materi pelajaran ilmu pelayaran datarMateri pelajaran ilmu pelayaran datar
Materi pelajaran ilmu pelayaran datar
 
Kostruksi sekat
Kostruksi sekatKostruksi sekat
Kostruksi sekat
 
Man Over Board Drill
Man Over Board DrillMan Over Board Drill
Man Over Board Drill
 

Similar to PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx

PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxPERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxFahmi451
 
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...WahyuHidayat345993
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyDesty Erni
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfSutrisnoPrayogo
 
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxpdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxAdityaRahmat13
 
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...Eko Kiswanto
 
L2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasiL2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasiWirawanPrakoso
 
Anggota kelompok :D
Anggota kelompok :DAnggota kelompok :D
Anggota kelompok :DHan Hanif
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptxecep nurali
 
Teknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaTeknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaDerpris Folmen
 
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim InternasionalKerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim InternasionalAfandi Wijaya
 
Deepwater horizon
Deepwater horizonDeepwater horizon
Deepwater horizonDeadastro
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananbachrisb
 

Similar to PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx (20)

PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxPERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
 
Annex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docxAnnex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docx
 
L1b = guideline
L1b = guidelineL1b = guideline
L1b = guideline
 
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxpdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
 
CROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptxCROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptx
 
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
 
L2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasiL2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasi
 
Anggota kelompok :D
Anggota kelompok :DAnggota kelompok :D
Anggota kelompok :D
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
 
L4 = data sekunder
L4 = data sekunderL4 = data sekunder
L4 = data sekunder
 
Teknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaTeknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subsea
 
SISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKANSISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKAN
 
Deep water horizon
Deep water horizonDeep water horizon
Deep water horizon
 
QUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptxQUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptx
 
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim InternasionalKerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
 
Deepwater horizon
Deepwater horizonDeepwater horizon
Deepwater horizon
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikanan
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx

  • 2. PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN PENCEMARAN ■ MenyadarI akan besamya bahaya pencemaran minyak di Iaut serta peningkatan kualitas pencemaran yang sejalan/sebanding dengan meningkatnya kebutuhan minyak sebagai sumber energi, maka timbulah, upaya-upaya untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya tersebut oleh negara-negara didunia yang selanjutnya dikeluarkanlah ketentuan-ketentuan Iokal atau internasional oleh IMCO dengan konvonsl 1973 dan yang disempurnakan dengan protokol 1978 atau disebut MARPOL protocol 1978. ■ Dimana dalam ketentuan konvensi 73/78 diantaranya disebutkan bahwa pada dasarnya tldak dibenarkan membuang minyak ke Iaut.
  • 3. Penangulangan tumpahan minyak di laut dan perairan mempunyai maksud : ■ Menjaga Pelestarian lingkungan laut ■ Mencegah tumpahan minyak masuk ke daerah-daerah yang dilindungi ■ Mengambil /menyelamatkan tumpahan minyak tersbut semaksimal mungkin untuk mengurangi resiko kerugian Pencegahan Pencemaran Laut/periaran mempunyai maksud : • Pelaksanaan dans peraturan kerja dengan benar • Menajga lingkungan laut tetap sabil tidak tercemar
  • 4. 1. Dari ladang minyak dibawah dasar laut 2. Dari Kecelakaan pelayaran : Tubrukan Kapal, Kandas, Tenggelam dan kebakaran kapal 3. Pembuangan sisa minyak dari kapal tangker ke laut sebagai akibat spembersihan tangki atau balast 4. Pembuangan air bilge (Got) kapal2 selain tangker 5. Waktu memuat/membongkar atau pengisian bahan bakar di pelabuhan 6. Dari limbah pembuangan Refenery 7. Dari sumber di darat, pembuangan limbah industri atau kimia yang mengandung hidro carbon 8. Dari udara : cerobong asap pabrik atau peswawat udara yang jatuh ke laut Penyebab Pencemaran laut
  • 5. Sebab Terjadinya tumpahan Minyak di Laut : 1. Kerusakan Mekanis : ■ Kerusakan dari sistem peralatan kapal ■ Kebocoran badan kapal ■ Kerusakan katup-katup hisab atau katub-katub pembuangan ■ Kerusakan selang-selang muatan 2. Kesalahan Manusia : ■ Kurang pengetahuan/pengalaman ■ Kurang perhatian dari personal ■ Kesalahan prosedur ■ Kurang pengawasan
  • 6. Ketentuan - ketentuan pencegahan : 1. Pengadaan tangki ballast terpisah (SBT) pada ukuran kapaI - kapaI tanker tertentu ditambah dengan peralatan - peralatan tertentu. 2. Batasan-batasan jumlah minyak yang dapat dibuang dilaut. 3. Daerah-daerah pembuangan minyak. 4. Keharusan pelabuhan-pelabuhan, khususnya pelabuhan muat untuk menyediakan tangki penampungan slop (ballast kotor).
  • 7. Usaha-usaha Penanggulangan : 1. Membuat contigency plant regional dan lokal, yaitu adalah tata cara penanggulangan pencemaran dengan prioritas pada pelaksanaan serta jenis alat yang digunakan dalam : ■ Memperkecil meminimalkan sumber pencemaran. ■ Melokalisasi dan mengumpulkan material pencemaran. ■ Menetralisasi pencemaran. 2. Ditentukan atau dibuatnya peralatan penanggulangan, misalnya oil boom, oil skimmer, cairan-cairan sebagai dispersant agent, dan lain-Iain. Oil boom alat pengumpul material pencemaran yang terapung, chemical dispersant (sinking agent), sorbent dan bahan-bahan/zat penetral. Menetralisasi atau mencerai beraikan/dispersal material pencemar tergantung dari : ■ Jenis minyak dan kerapatan (density) ■ Kepekatan (viscosity) ■ Pour point (titik endap) ■ Kadar lilin dan aspalnya.
  • 8. CARA PEMBERSIHAN TUMPAHAN MINYAK 1.Menghilangkan Minyak Secara Mekanik 2.Absorbents 3.Menenggelamkan Minyak 4.Dispersant 5.Pembakaran
  • 9. Tumpahan Minyak di Pelabuhan a) Jika terjadi tumpahan minyak digeladak supaya tumpahan itu dibersihkan dengan segera dan diusahakan agar tidak ada yang mengalir ke Iaut. b) Jika terjadi tumpahan minyak dari kapal ke Iaut, supaya segera dihilangkan dengan dispersant yang tersedia, Kalau tumpahan minyak terlalu banyak dan sulit dihilangkan, maka Mualim jaga harus segera melaporkan kepada petugas darat. Larangan-Iarangan didalam Daerah Pelabuhan : 1. Tidak dibenarkan membuang air got didalam daerah pelabuhan. 2. Tidak dibenarkan membuang sisa-sisa dapur dan sampah yang lain didalam daerah pelabuhan 3. Tidak dibenarkan mengeluarkan jelaga dari cerobong kapal didalam daerah pelabuhan
  • 10. Monitoring dan kontrol Pembuangan Minyak ■ Peraturan MARPOL 73/78 Annex l Reg. 1.6. menyebut-kan bahwa : 1. Kapal ukuran 400 GT atau Iebih tetapi Iebih kecil dari 1.000 GT harus dilengkapi dengan Oily Water Separating Equipment yang dapat menjamin pembuangan minyak ke Iaut setelah melalui sistem tersebut dengan kandungan minyak kurang dari 100 ppm. 2. Kapal ukuran 10.000 GT atau Iebih harus dilengkapi dengan: Kombinasi antara Oily Water Separating Equipment dengan Oil Discharge Monitoring and Control Systems, atau dilengkapi dengan Oil Filtering Equipment yang dapat mengatur buangan campuran minyak ke Iaut tidak Iebih dari 15 ppm, alarm akan berbunyi bila melebihi ukuran tersebut.
  • 11. Pengumpulan sisa minyak . ■ Dalam melakukan usaha mencegah sekecil mungkin minyak mencemari Iaut, maka sesuai MARPOL 73/78 sisa-sisa dari campuran minyak diatas kapal terutama di kamar mesin yang tidak mungkin untuk diatasi seperti halnya hasil purifikasi minyak pelumas dan bocoran dari sistem bahan bakar minyak, dikumpulkan dalam tangki penampungan seperti slop tanks yang daya tampungnya mencukupi, kemudian dibuang ke tangki darat. Peraturan ini berlaku untuk kapal ukuran 400 GT atau Iebih
  • 12. GESAMP (Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Pollution atau kelompok ahli dibidang aspek ilmu pencemaran lingkungan laut) diminta untuk membuat sistem evaluasi penilaian bahaya. Sistim evaluasi bahan - bahan ini didasarkan atas pengaruh pada :. ■ » Kehidupan bila terakumulasi ■ » Kerusakan pada sumber daya ■ » Bahaya pada kesehatan manusia (tertelan) ■ » Bahaya pada kesehatan manusia (kena kulit) ■ » Degredasi kehidupan.
  • 13. Atas dasar di atas GESAMP mendefinisikan bahan-bahan cairan yang merugikan dan membagi kedalam kategori di bawah ini : ■ Kategori A : Bahan-bahan yang menimbulkan bahaya besar bagi sumber daya laut dan kesehatan manusia serta kerugian serius bagi lingkungan. ■ Kategori B : Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya menengah kategori B termasuk Acrylonitrile, butyraldehyde, carbon tetrachloide, epichlorohydrin, ethylene dichloride, Phenol dan trichlorocthylene. ■ Kategori C : Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya kecil, kategori C termasuk Acetaldehyde, Bunlene, Cyclohexane, Ethylbenzene, Monoisopro - pilamine, Pentane, Styrene, Topcene, Venylacetate dan xylene. ■ Ketegorl D: Bahan-bahan yang akan mendatangkan bahaya yang tidak dapat dikenal. Kategori D termasuk Acetone, Butylacrylate, Isopentene, Phosporic Acid dan Yallow.
  • 14. Pembuangan air dari got kamar mesin. 1. Air got yang terkontaminasi minyak tidak boleh dibuang keluar kapal kalau kapal berada di dalam 12 mil Iaut dari pantai baik langsung atau melewati oil water separator, kecuali kandungan minyak kurang dari 15 ppm dan memanuhi paraturan Iokal. Air yang terkontaminasi minyak dalam got kamar mesin, sebelum tiba dan waktu kapal dipelabuhan harus, jika mungkin, dibuang ke fasilitas darat sebelum kapal berlayar. Conection bongkar – muat yang standard sesuai dengan ketentuan peraturan 19 dalam Annex I MARPOL 73/78 harus ada untuk memudahkan pembuangan ke fasilitas penerimaan pengumpulan air got berminyak. 2. Jika tidak ada fasilitas penampungan darat, air got harus dipompa kedalam sludge tank (tangki penyimpanan), untuk pembuangan berikutnya, melalui separator sesuai dengan ketentuan. 3. Suatu pembuangan minyak atau air campuran minyak kelaut dari kapal kurang dari 400 GT, kecuali tanker minyak, dilarang bila berada di area khusus, kecuali bila kandungan minyak dalam buangan tanpa penipisan tidak mencapai 15 ppm atau altematif Iain bila semua kondisi berikut : ■ kapal melaju pada haluannya ■ kandungan minyak dalam air buangan kurang dari 100 ppm dan ■ pembuangan dilakukan sejauh mungkin dari daratan, tetapi sama sekali tidak kurang dari 12 mil laut dari daratan terdekat.
  • 15. 4. Diluar area khusus, pembuangan air got yang terkontaminasi minyak kelaut dilarang kecuali semua kondisi berikut ini : • kapal berada Iebih dari 12 mil laut dari daratan terdekat • kapal melaju pada haluannya • kandungan minyak dalam air buangannyatidak Iebih dari 100 ppm dan • kapal mengoperasikan oil water separator minyak dan sebagai tambahan untuk kapal ukuran 10.000 GRT dan Iebih dipasang ODM. 5. Sebagai alternatif air got bercampur minyak boleh dibuang ke laut melalui alat penyaring minyak yang ditetapkan bahwa kandungan minyak dalam air buangan tanpa penipisan tidak Iebih dari 15 ppm dan untuk kapal Iebih dari 10.000 GRT atau Iebih, mengoperasikan alarm otomatis untuk memberitahukan bila batas itu tidak dapat dipertahankan. 6. Tanker minyak harus memenuhi ketentuan pada pembuangan air got kamar mesin yang tidak berasal g dari kamar pompa muat dan tidak bercampur dengan residu minyak cargo.