Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan manajemen kerumunan dan manajemen krisis di kapal penumpang sesuai dengan ketentuan STCW dan IMO. Pelatihan tersebut meliputi profisiensi dalam manajemen kerumunan dan krisis serta perilaku manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang perlengkapan keselamatan kapal dan prosedur darurat.
2. STCW
Proficiency in Crowd Management
IMO Model Course 1.28
Proficiency in Crisis Management &
Human Behavior Training,
IMO Model Course 1.29
Pada tanggal 1 Januari 1999, amandemen terhadap
Konvensi Internasional revisi tentang Standar
Pelatihan, Sertifikasi dan Watchkeeping untuk
Seafarers dan Kode, mengenai pelatihan untuk
personil di kapal penumpang, mulai diberlakukan
3. Standart Of Training Certification
and Watchkeeping 1978/1995
Dalam STCW 1995 diamandemen
termasuk pelatihan khusus untuk awak
kapal penumpang ,selain Ro Ro
penumpang , yang melakukan pelayaran
internasional harus melakukan
pelatihan sesuai dengan STCW Code
section V/2.1 & V/3.1 ,untuk nakhoda
,senior officer dan untuk orang yang
ditunjuk dalam muster list untuk
menolong penumpang saat situasi
darurat dikapal
4. KEINGINAN
Bekerja di sebuah kapal penumpang memberi
Anda kesempatan untuk bepergian, melihat lokasi
baru dan hidup bersama dengan keragaman
orang. Cruise International mengatakan, "Manfaat
bekerja diatas kapal pesiar tidak terbatas Itulah
sebabnya pekerjaan ini adalah yang paling dicari
setelah pekerjaan di industri pariwisata.." Ada
banyak orang yang melamar pekerjaan di sebuah
kapal pesiar. Salah satu tujuan Anda sebagai
pemohon adalah untuk melihat dunia luar dan
melihat di antara ribuan pelamar lainnya.
5. TUJUAN PELATIHAN
mengorganisir gerakan aman kendaraan dan
penumpang saat memulai dan disembarking
mengontrol seluruh elemen keamanan kargo dan
integritas lambung
memantau dan suasana kontrol dalam ro-ro ruang
kargo
mengatur prosedur kapal darurat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya
mengendalikan respon terhadap keadaan darurat
kontrol penumpang dan personil lain selama situasi
darurat
membangun dan memelihara komunikasi yang
efektif
6. CROWD MANAGEMENT TRAINING
REQUIREMENT
life saving appliances and Control Plan
a)Muster list
b)Emergency Instruction
c) Muster Station
d)Exits
Ability to assist passenger and route to
muster station and embarkation station.
Mustering Procedures
7. Safety Of Life At Sea
Tenggelamnya kapal Titanic dilaut Allantic th 1912
yang memakan korban melahirkan konvensi
pertama keselamatan pelayaran SOLAS 1914
yang memfokuskan pada peraturan tentang
kelengkapan navigasi, kekedapan dinding
penyekat kapal serta kelengkapan komunikasi.
Solas versi kedua th 1929 diberlakukan 1933
salah satu annex merevisi Colreg
Versi ketiga 1948 berlaku th 1952
Solas versi keempat 1960 diberlakukan 1965
Konvensi Solas 1974 berlaku 25 Mei 1980
Indonesia meratifikasi SOLAS dengan Keppres no
65 th 1980
8. Herald Free Enterprise
03/06/1987 Inggris
459 penumpang (penumpang
tambahan dilakukan)
Ramdoor tidak tertutup
Petugas berada di bawah tekanan
188 penumpang tewas
9. Skandinavia star
04/07/1990 Norwegia
99 awak (90 baru) dan 383 penumpang, 153 tewas
Kebakaran di akomodasi dan tidak mencari
kebakaran ditempat lain
Tidak ada latihan yang dilakukan untuk kru baru
Sprinkler dan detecting fire sistem tidak berfungsi
Tidak diadakan fire patrol
10. Estonia
28/9/1994 Baltic Sea
989 orang di atas kapal 139 selamat
Cuaca angin kuat dan gelombang
tinggi
Ombak besar dari haluan dan
kecepatan tidak dikurangi
Alarm Penundaan meninggalkan
Kapal
Petugas tidak memantau berita cuaca
Penumpang tidak dibantuan menuju
Muster Station
11. Keadaan DARURAT
Keadaan darurat adalah
situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal
Terjadi tiba-tiba
Mengganggu
kegiatan/organisasi/kumunitas
Perlu segera ditanggulangi
Keadaan darurat dapat berubah menjadi
bencana (disaster) yang mengakibatkan
banyak korban atau kerusakan
12. Penyebab Utama terjadinya Keadaan
darurat :
1. Kesalahan Manusia
2. Kesalahan Peralatan
3. Kesalahan Prosedur
4. Pelanggaran terhadap aturan
5. Alam
13. Jenis – jenis Keadaan Darurat :
Tubrukan
Kebakaran / Ledakan
Kandas
Kebocoran Tenggelam
Orang Jatuh ke Laut
Pencemaran
Kerusakan Mesin
Kerusakan Mesin Kemudi dll
14. Crowd Management Training
Life-saving appliances (peralatan
keselamatan)
Passengers assistance to assembly
and embarkation stations
(membantu penumpang dan
menuju ke tempat berkumpul)
Mustering procedures (prosedur
keadaan darurat)
15. Shipboard Emergency
Contigency Plans
Rencana untuk menanggulangi segala macam
kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat
diatas kapal yang didasarkan pada suatu pola
terpadu, yang mampu mengintegrasikan
aktifitas / upaya penanggulangan secara,
cepat, tepat aman dan terkendali atas
dukungan dari instansi terkait dan sumberdaya
manusia dan fasilitas yang tersedia.
16. Prosedur Keadaan darurat : Tata cara atau
pedoman kerja dalam menanggulangi suatu
keadaan darurat, dengan maksud untuk
mencegah atau mengurangi kerugian lebih
lanjut atau semakin besar.
Sijil Keadaan Darurat (Muster list) :
suatu daftar yang berisikan nama, jabatan
crew serta tugas – tugas crew yang harus
dilaksanakan pada saat kapal mengalami
keadaan darurat.
17. Lintas Penyelamat Diri / Escape
Route :
jalur atau jalan – jalan yang telah
ditetapkan untuk menyelamatkan diri pada
saat kapal mengalami keadaan darurat.
Escape Route dapat ditemui pada tempat –
tempat tertentu seperti :
1. Kamar Mesin
2. Ruang Akomodasi
18.
19. EMERGENCY MUSTER LIST
GENERAL EMERGENCY ALARM
SIGNAL :
SEVEN OR MORE SHORT BLASTS FOLLOWED BY ONE LONG BLAST
ON THE
SHIP'S WISTLE. THIS SIGNAL WILLALSO BE SOUNDED ON THE SHIP'S
ALARM
BELLS.( TUJUH TIUP PENDEK SATU TIUP PANJANG TERUS MENERUS )
On hearing this signal all personnel will proceed, taking their LIFE JACKETS to their EMERGENCY STASIONS as follows :
COMMAND TEAM EMERGENCY TEAM ENGINE ROOM TEAM BACK-UP TEAM
MUSTER MUSTER MUSTER MUSTER
POINT THE BRIDGE POINT E.HEAD QUORTER
POINT ENG.CONT
ROOM POINT ON BOAT DECK
RANK NAME RANK NAME RANK NAME RANK NAME
Master M a r y o n o C / Off Rudi C/Engine Umran 2nd
/ Off Gregorius
Q.Muster 2 Anwar 1st / Eng Karyoto 2nd / Eng Anto Simatauw CH/Cook H.Machusus
Q. Muster 1
Hengky T
Bento
Oiler Murih Lusianto
Q. Muster 3 Jumanter .G B
20. EMERGENCY MUSTER LIST OF FIRE DRILL
MV.KAMBUNA
ISYARAT KEBAKARAN : ( SATU TIUP PENDEK DIIKUTI
SATU TIUP PANJANG TERUS MENERUS
1. COMMAND TEAM MUSTER POINT : BRIDGE
NO RANK TUGAS DALAM KEBAKARAN
01 NAKHODA PIMPINAN UMUM
02 A/B
MENGGANTI JURU MUDI JAGA / MEMEGANG
KEMUDI
2.EMERGENCY TEAM MUSTER POINT : EMERGENCY HEAD
QUARTER
03 C/O MEMIMPIN DITEMPAT KEBAKARAN
04 1ST/ENG
MENYIAPKAN ALAT-ALAT
PEMADAM,MEMADAMKAN KEBAKARAN
SESUAI PERINTAH DAN MEMAKAI BAJU TAHAN
API BILA DIPERLUKAN
05 A/B
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN
MEMBANTU MASINIS I
06 A/B
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN
MEMBANTU MASINIS I
MEMAKAI BREATHING APARATUS BILA
DIPERLUKAN
21. 3. ENGINE ROOM TEAM MUSTER POINT : ENGINE CONT
ROOM
07 C/E
MELAYANI ME / EMERGENCY FIRE PUMP
/ CO2 SYSTEM SESUAI
PERINTAH
PIMPINAN
08 2ND/ENG
MEMBANTU CHIEF ENGINEER SESUAI
PERINTAH DAN MENUTUP
PINTU- PINTU KEDAP AIR SERTA BLOWER-
BLOWER DAN
MENJALANKAN POMPA-POMPA
4. BACK-UP TEAM MUSTER POINT : LIFE RAFT DECK
09 2ND/OFF
MENYIAPKAN LIFE RAFT DAN MEMBAWA
OBAT-OBATAN
MEMBANTU TEAM PEMADAM DITEMPAT
KEBAKARAN
10 BOTSWAIN
MEMBANTU MUALIM II MENYIAPKAN LIFE
RAFT
MEMBAWA BEKAL MAKANA YANG ADA
11 CH COOK
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT
MEMBAWA BEKAL MAKANAN
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT
12 STEWARD
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT
DAN MEMBAWA SELIMUT
22. Live saving appliances
and control plans cont.
Location of adult and infant lifejackets
Location of extra blankets
Location of emergency lockers
Location of first aid lockers
Aware of lifeboat boarding and launching
Aware of life rafts boarding and launching
Familiar with man overboard procedures
Familiar of different types of lifebuoys
Restrictions on the use of elevators
23. Peralatan Keselamatan
a. alat penolong (life saving appliance)
b. alat pemadam kebakaran (fire
appliance)
c.alat tanda bahaya dg cahaya atau
suara(light or sound signal
appliance)
26. Macam-macam Perlengkapan Kapal
jaket/baju pelampung (life jacket)
sebagai pelindung tambahan bagi ABK atau penumpang
saat meninggalkan kapal,agar dpt lebih tahan terapung dg
posisi kepala tetap di atas air.
28. M Imron-smkn3bdr
SidoarjoTeknologi dan
Rekayasa 28
Macam-macam Perlengkapan Kapal
a.5. Rakit penolong (inflatable life raft)
Tali tambat rakit harus diikatkan di kapal, lalu rakit
yg masih terbungkus dilempar ke air /laut.tarikan da
ri tali tambat akan membuka tutup botol angin ,se
lanjutnya angin akan mengembangkan rakit siap un
tuk dipakai.
Sarat Rakit Penolong :
1. kuat dijatuhkan ke air dari ketinggian 18 meter,beri
kelengkapan tak ada yg rusak.berat max 180 Kg.
2. Dapat mengembang dg cepat & sederhana.
3. Lantainya kedapair dan berisolasi thd dingin
4. Dilengkapi tali tambat yg kuat minimal 10 m.
29. Macam-macam Perlengkapan Kapal
Macam Perlengkapan Kapal :
1. Peralatan Keselamatan :
b. alat pemadam kebakaran (fire appliance)
Berfungsi sebagai pemadam kebakaran di kapal.
Bahan Pemadam : 1. cair
2. busa/foam
3. serbuk/powder
Ukuran Alat Pemadam : 1. Portable/jinjing
2. Stasioner/tetap
30. M Imron-smkn3bdr
SidoarjoTeknologi dan
Rekayasa 30
Macam-macam Perlengkapan Kapal
Macam Perlengkapan Kapal :
1. Peralatan Keselamatan :
b. alat pemadam kebakaran (fire appliance)
Berfungsi sebagai pemadam kebakaran di kapal.
Bahan Pemadam : 1. cair
2. busa/foam
3. serbuk/powder
Ukuran Alat Pemadam : 1. Portable/jinjing
2. Stasioner/tetap
31. Macam-macam Perlengkapan Kapal
Penempatan Pemadam :
1. ditempat yg mudah dijangkau.
2. tak mengganggu lalu lalang orang
contoh :
1. di dekat pintu keluar/masuk
2. belakang kursi keluar/masuk
3. dekat tangga dsb
32. Macam-macam Perlengkapan Kapal
dg cahaya atau suara(light or sound signal appliance)
Isyarat kasat mata/Pyrotechnic
(Signalling Equipment)
Parachute signal
Red hand flare oleh mata.
Buoyant smoke signal
Sbg isyarat tanda bahaya
Pd siang hari digunakan issyarat asap apung
(buoyan smoke signal)
Pd malam hari dapat digunakan obor tangan
(Red hand flare) atau parachute signal
34. Macam-macam Perlengkapan Kapal
ISYARAT DARURAT Siap meninggalkan kapal
7 tiup pendek dan 1 tiup panjang dari suling kapal serta
signal yang sama pada bel alarm dan bunyi alarm terus
menerus.
●●●●●●● ▬▬
Orang jatuh kelaut
Berteriak dan katakan “Orang jatuh kelaut sebelah Kiri /
Kanan ….” Orang jatuh kelaut arah anjungan.
▬▬ ▬▬ ▬▬ ( 3 tiup panjang pada suling kapal).
35.
36. Tugas manajemen crowded
Tugas sehubungan membantu penumpang harus
termasuk :
Memberi peringatan kepada penumpang
Mengontrol permindahan penumpang di jalan dan
tangga
Mengumpulkan penumpang di tempat Berkumpul
( muster station )
Menjamin penumpang berpakaian lengkap dan
telah memakai life jacket yang sempurna
37. Persiapan dan pengesahan
Muster list harus dipersiapkan dan
disyahkan menjelang kapal berlayar
dan dipasang dengan jelas / menarik
perhatian dikapal termasuk
dianjungan, kamar mesin dan tempat
awak kapal , harus dirubah bila
diminta setelah audit permulaan .
38. Macam-macam Perlengkapan Kapal
Isyarat siap untuk ABANDON SHIP /Tinggalkan Kapal
Yang terdiri dari 7 tiup pendek yang diikuti dengan 1 tiup panjang
menggunakan suling kapal atau sirene dan berbagai tambahan.
Isyarat ini boleh dilengkapi dengan bel atau gong 7 ketok diikuti
secara terus menerus, yang merupakan isyarat berkumpul dalam
keadaan darurat.
Jika isyarat ini berbunyi, semua orang di atas kapal harus
menggunakan pakaian hangat dan Life Jacket : kemudian menuju
ke stasiun berkumpul dan stasiun sekoci penolong masing-masing.
ABK melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan apa yang
tertera didalam sijil meninggalkan kapal.
Setiap juru mudi dan ABK sekoci penolong, menuju ke sekoci
penolong masing-masing dan menyiapkan sekoci penolong sesuai
sistemnya.
Selanjutnya menunggu perintah meninggalkan kapal dari nakhoda.
39. Prosedur bagi…
Petugas Evakuasi
Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang
pada prosedur evakuasi antara lain
◦ Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling
mendahului
◦ Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan
berat
◦ keluar gedung untuk menuju assembly area
◦ berkumpul ditempat yg ditentukan
◦ Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum
diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah
aman.
Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna
meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di
kamar
Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban
(sakit/luka, pingsan, meninggal) .
40. Tanggung jawab awak kapal
Hal ini penting bagi keselamatan kapal
dan penumpang bahwa semua awak
kapal tahu posisinya / stasiunnya dan
dapat bertugas masing masing saat
dalam keadaan darurat
Saat mendengar signal alarm ,
masing masing crew harus menuju
keposnya dan bertugas sesuai
fungsinya sesuai latihan .
41. Perintah peringatan keadaan
darurat
Maksud
Kebanyakan penumpang hanya sedikit
pengetahuannya tentang lay out kapal,
alat-alat dan prosedurnya, sangat sedikit
mereka tahu akan pelaksanaan
menghadapi bahaya dikapal ,oleh karena
itu sangat penting agar penumpang
diberitahu (indoktrinasi) kemana mereka
pergi dan apa yang mereka perbuat saat
terjadi situasi darurat .
42. Tindakan mendengarkan sinyal alarm
darurat umum
Secepatnya menuju muster station
terdekat, bila anda berada di lokasi jauh
dari kabin anda. Tanda petunjuk ke muster
station terdiri dari tanda muster station dan
arah panah pada arah yang sesuai .
Bila anda berada didalam kabin anda atau
dekat dengan kabin anda ketika sinyal
terdengar, berpakaian hangat lah anda
pakai life-jacket anda dan obat-obatan
yang penting dan ikuti tanda arah ke
muster station .
43. Menolong penumpang yang membutuhkan
pertolongan
Ikuti petunjuk dari awak kapal dan diberikan
lewat PA system
Jangan kembali ke kabin anda untuk
mengkumpulkan harta Anda
Jangan gunakan lift
Bila pintu keluar terdekat diblok, gunakan pintu
keluar alternatif yang ditandai di perencanaan.
Ini ditunjukkan dengan panah .
44. Muster Station
adalah tempat dimana penumpang berkumpul
didalam keadaan darurat. Muster station diberi
tanda yang ditunjukkan pada perencanaan
Tindakan setiba di muster station
Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari anggota-
anggota crew pada muster station.
Crew akan memberikan anda sebuah lifejacket ,
pakailah .Anggota-anggota crew akan
membantu bila dibutuhkan. Lifejacket anak-anak
akan tersedia.
45. Lihat instruksi pada penggunakan
lifejacket, mencoba lifejacket anda.
Briefing
penumpang biasanya dikumpulkan
menjelang kapal berangkat. Kemudian,
mereka akan memberikan instruksi
mengenai prosedur yang harus diikuti
dalam keadaan darurat sesuai dengan
peringatan instruksi darurat
46. Simbol dari muster stasiun
Muster Stasiun mudah diidentifikasi
dengan unik
49. Menyiarkan Intruksi Keadaan
darurat
Bila sijil belum ada menjelang kapal
berangkat , ini penting untuk
menyiapkan pengarahan
keselamatan dan penumpang
memperhatikan peringatan perintah
keadaan darurat lewat sistem public
addessor. Pemberitahuan harus
layaknya briefing, berisi informasi
yang cukup untuk memastikan
penumpang menuju muster station
saat keadaan darurat .
50. Penyiaran perintah keadaan darurat
dimulai dengan signal khusus untuk
menarik perhatian penumpang, penyiaran
dalam bahasa Inggris dan bahasa yang
sesuai dengan kebangsaan penumpang
pada bagian rute. Penyiaran harus dapat
didengar didalam area umum, termasuk
deck dimana penumpang berada.
51. Ada beberapa cara untuk mendorong
penumpang membaca Perintah
peringatan keadaan darurat. Dengan
program video dipasang di kapal atau
diterminal, dalam ticket, brosur dan
majalah .
53. Arah panah menuju stasiun berkumpul
dipasang ditangga tangga , hall tempat
masuk , pintu pintu menuju tempat
berkumpul
54.
55.
56. EXITS
Pintu dari tempat penumpang ke deck terbuka
atau kejalan yang digunakan untuk
menyelamatkan diri sebagai rute untuk
menyelamatkan diri ditandai dengan tulisan exits
dipasang dipintu apabila pintu tidak terlihat dari
ruangan penumpang.
EXITS
57.
58. SAAT EVAKUASI KEBAKARAN
Tetap tenang, Jangan panik !
Segera menuju tangga darurat yang terdekat
Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas
kantor/tas tangan
Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di
ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.
Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju
tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek,
upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap,
jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-
orang dibelakang anda
Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah
napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.
59. Prosedur bagi…
Petugas Evakuasi
Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada
saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut,
terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu
agar segera menyelamatkan diri
Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada
bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.
Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan,
mengatur dan memberi petunjuk tentang rute dan
arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul
(assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan
tangga darurat.
60. LOW LOCATION LIGHTING
Menunjukkan arau rute evakuasi atau
arah menuju tempat berkumpul atau
stasiun embarkasi dipasang pada
dinding dinding bagian bawah sebagai
petunjuk untuk penumpang saat
berasap / gelap
67. ASSIST PASSANGER EN ROUTE TO
ASSEMBLY AND EMBARCATION STATIONS
Mengeluarkan perintah yang jelas meyakinkan .
Membangun kewibawaan :
Berdiri lebih tinggi
Memberikan perintah dengan singkat ,
jelas,sederhana ,tidak berteriak teriak dan tenang
untuk melanjutkan perintah ,percaya diri.
Gunakan pakaian dinas (uniform) atau atribut lain,
penumpang cenderung untuk mengikuti perintah
Tunjukkan bagaimana mengendalikan penumpang
dikoridor ,tangga dan tempat lewat
68. MAINTAINING CLEAR ESCAPE ROUTES
Jaga rute penyelamatan dari
penghalang
Methode untuk menolong orang cacat
dan orang yang membutuhkan
pertolongan saat evakuasi
Kendalikan pencaharian orang
diruangan akomodasi
69. Rute alternatif
Pada keadaan darurat misalnya
kebakaran, kejatuhan sampah dsb
rute evacuasi tertutup , maka awak
kapal harus mencari rute alternatif
yang berada dibawah tanggung
jawabnya
70. Evacuasi bagi orang yang
cacat
Kebanyakan penumpang dapat mengikuti
petunjuk dan akan menuju ke muster
station miliknya , bagaimanapun sesuatu
dapat terjadi tidak dapat melaksanakannya
dan membutuhkan pertolongan , beberapa
contoh :
Phisiknya cacat
Mentalnya cacat
Pendengaran dan penglihatan
Cedera
71. Bantuan yang dapat diberikan
Alat khusus atau orang tertentu
diperlukan untuk membantu orang
yang cacat untuk keselamatannya,
awak kapal perlu mengetahui lokasi
dimana kursi roda disimpan, alat alat
kesehatan.Awak kapal atau
penumpang dapat didaftar sebagai
orang perlu bantuan bila diperlukan .
72. Mencari tempat evakuasi
Beberapa penumpang tidak
mendengar perintah evakuasi dan
mereka tetap dikamarnya, beberapa
team evakuasi yang harus mencari
kembali kekamar-kamar untuk
memastikan tidak ada penumpang
yang tertinggal.
73. Pengawasan lalulintas penumpang
( Controlling Passanger Traffic )
Setiap awak kapal yang ditunjuk untuk
membantu penumpang dalam saat
keadaan darurat harus melalui
familiarisasi dengan tugas yang
ditunjuk menjadi tanggung jawabnya
dan prosedur yang terkait dalam
fasilitas evacuasi, dan perhatian
khusus pada jalan rute penyelamatan
alternatif ,beberapa rute diblok oleh
api, bocor atau kerusakan akibat
tubrukan
74.
75. Penumpang dapat dipakai sebagai
penolong juga jika keadaan tidak
memungkinkan, kriteria penumpang
yang dapat dimintai bantuan sbb :
Tenang
Phisiknya baik /sehat
Berpengetahuan tentang situasi
darurat misalnya tentara , petugas
pemadam kebakaran ,bantuan
kesehatan
76. Perintah pada muster station
Penumpang telah diberi petunjuk ke
muster station, ini penting untuk
dipelihara dan dikendalikan, skenario
akan berkembang pada titik bahwa
bahaya dirasakan ada, kepada
penumpang, tekanan dapat
bertambah selama menunggu dan
kekacauan dapat menjadi susah
diatur.
77. Mengembangkan
kewenangan
Awak kapal dimuster station harus
melaksanakan tugas, untuk melakukannya
mereka harus mengembangkan
kewenangan, menggunakan technik untuk
membangun sebuah kemampuan
kewibawaan dalam mempersiapkan
memberi perintah dalam pengarahan
evakuasi, yaitu menggunakan baju
seragan, berhadapan dengan penumpang
dan berbicara yang jelas dan tekanan yang
rendah .
78. Antri
Penumpang harus diatur untuk antri
untuk fasilitas turun kesekoci / life
raft , tehnik yang membantu
termasuk :
1. Keluarga dan teman tetap bersama
2. Orang yang lebih tinggi pada
formasi belakang
3. Letakan tangan pada orang
didepannya
79. Dihitung
Jumlah penumpang dihitung yang
akurat merupakan hal yang sangat
penting .
Pencaharian orang yang hilang harus
inisiatip dari awakkapal yang
bertugas untuk hal ini
Daftar penumpang harus digunakan
untuk menunjukkan kehadirannya
,untuk itu daftar penumpang harus
ada dimasing masing sekoci.
80. Persiapan penumpang saat
meninggalkan kapal
Saat situasi memburuk menunjukan
bahwa meninggalkan kapal diperlukan
,penumpang harus dipersiapkan dengan
sempurna .Menjelang menuju sekoci /
liferaft persiapan terahir harus dibuat
termasuk :
Obat Resep Penyembuhan
Air minum
Antimo
Baju hangat , bahkan diiklim panas
81.
82.
83. Life Jacket
Sebagai tambahan dan sangat penting ,
semua penumpang harus memakai life
jacket dengan sempurna sebelum
meninggalkan kapal , awak kapal harus
membantu memakai life jacket ,chek lampu
dan pluitnya .
Penumpang menuju muster station
membawa life jacket bagaimanapun dalam
tempat penyimpanan dimuster station
disimpan life jacket dewasa dan anak ,
ditempatkan ditempat yang mudah terlihat
dan beri tanda dan diberikan symbol yang
mudah diidentifikasi.
84.
85.
86. Menghindari Kepanikan
Umumnya, penumpang cenderung
bereaksi terlambat untuk keadaan
darurat ,mereka tidak dapat dengan
segera mengetahui/merasakan ada
bahaya. Ketika alarm keadaan bahaya
berbunyi orang menunggu informasi
lebih lanjut, mereka akan tahu bahwa
jalan keluar saat darurat.
87. Pola dari prilaku
Ketika mereka bereaksi sebagai berikut :
1. Aktif , antara 10 % - 30% akan mengambil
tindakan dan mengerjakan sesuatu , dari
orang ini diharapkan dapat dipakai untuk
penolong.
2. Pasif , 50 % -70 % akan menunggu
perintah kemana harus pergi , apa yang
harus dikerjakan , mereka membutuhkan
pertolongan
3. Panik , 1% - 3 % , berteriak teriak berlari
lari, takut, cemas
88. Penyebab
Panik adalah penyebabnya karena takut, ini prilaku
yang cepat dengan persepsi bahwa bahaya segera
terjadi dan sangat berat, kesempatan untuk
menyelematkan diri terbatas
Dalam situasi panik, akan mememungkin seseorang
secara alamiah seseorang dapat bebas kestasiun
yang ditunjuk atau dia tidak bergerak atau tidak
terorganisasi .
Kepanikan secara kelompok jarang terjadi, tetapi
dapat terbentuk ,kepanikan kelompok adalah prilaku
terbagi, banyak orang dalam hubungan sosial yang
simultan, pengalaman yang menakutkan dan
melarikan diri atau menjadi tidak dapat bergerak
89. Kebutuhan untuk pengarahan
Saat terjadi keadaan darurat penumpang
mengharapkan arahan arahan, awak kapal
harus melaksanakan tugas ini.
Orang yang aktif dapat memulai sesuai
dengan kemampuannya dan kemungkinan
penyebab keadaan tidak selamat atau
situasi tambah buruk.
Penumpang yang pasif dapat mengikuti
orang yang aktif ,orang yang ketakutan
dapat menimbulkan kepanikan
90. Tindakan
Dalam memberi perintah untuk menghindari atau
minimalkan kepanikan saat terjadi keadaan darurat
, awak kapal harus membangun kewenangan dan
membangun persepsi memerintah dan
mengendalikan sugesti termasuk tindakan :
Beritahu informasi
Hindari dramatisir , tenang
Gunakan penumpang yang aktif, jangan
membiarkan mereka bertindak bebas.
Keluarga / teman selalu bersama
Bantu anak anak yang orang tuanya tidak dapat
membantu
91.
92. Pendahuluan
Dalam kapal Ro-Ro Penumpang dan
kapal penumpang harus mengikuti
peraturan standar IMO :
Persyaratan STCW 95
Hasil latihan yang effectif
menghasilkan kapal yang aman
/selamat
Batuan dari luar dapat dimungkinkan
tidak didapat
93. Perencanaan pemeriksaan
Alat alat penyelamatan
Saat memulai naik kekapal sesuai
dengan peraturan harus tahu seluruh
struktur dan prosedur kapal :
Familiarisasi kapal
GA/fire plan
Pintu pintu keluar darurat
Lokasi alat alat
Prosedur
95. Membantu penumpang
Awak kapal petugas distasiun darurat
harus memperhatikan penumpang sbb
:
Memastikan kembali perintah yang
jelas
Ambil kendali
Amankan / bersihkan rute rute
evakuasi
Bantu / organisasikan untuk
membantu orang orang terkendala /
96. Memelihara Perintah
Berikan perintah yang jelas kepada semua
personil dan penumpang tetap tenang
tetapi yakin :
Menonjol , nyata jelas
Dapat dilihat jelas
Hindari panik , kepemimpinan ,percaya diri
,tempat berkumpul yang jelas, memilah
grup yang berkeluarga / famili , pelihara
posisi saat bertugas
Hindari agresip
97. Daftar penumpang evakuasi
Dalam situasi darurat untuk evakuasi ,
awak kapal yang ditugaskan dalam
muster station harus mengendalikan
evakuasi sbb:
Menghitung penumpang
Jumlah kapasitas setiap life boat
Melewati jembatan
98.
99. Pakaian dan life jacket
Ketika terjadi keadaan darurat , yang
terpenting adalah :
Penumpang berkaianan yang tebal
Menggunakan life jacket
Membawa selimut extra
100. Perencanaan dan pelaksanaan
pembatasan
Menjelang kapal berangkat nakhoda dan
perwira harus merencanakan untuk
diperhitungkan berbagai kemungkinan
kondisi yang datang saat pelayaran ,
khususnya :
Lama dan area pelayaran
Kondisi laut yang diharapkan
Karakteristik dan keterbatasan kapal
Type dari muatan
Gunung es
101. Membuka , menutup dan
mengamanan geladak terbuka
Awak kapal yang ditugaskan harus
familiar dan secara teratur berlatih
tentang :
Prosedur kapal
Operator bersertifikat
Laporan yang positip
Memasukan data dalam Log book
102. Legitimasi kelaikan Ro-ro
penumpang
Nakhoda harus memastikan bahwa
perwira yang ditugaskan dikapal
tanggap dan mengikuti peraturan
seperti :
Peraturan Nasional dan Internasional
Pembatasan penumpang
Keabsyahan dermaga untuk bongkar
muat
103. Stability and Stress
Perwira jaga harus familiar dan
memonitor :
Intact and damage stability criteria
Prosedur untuk memelihara
kebenaran / keakuratan kedap air
Pengamanan muatan
Pengamatan kondisi laut
Keterbatasan kapal
104.
105. Perawatan alat alat khusus
Untuk memelihara keberlangsungan
kelaik lautan kapal semua perwira dan
awak kapal harus tanggap pada
prosedur kapal dan perusahaan
sehubungan dengan :
Program Perawatan Berencana ( PMS)
106. Pemuatan dan manual pengamanan
dan perhitungan
Sebelum melaksanakan pemuatan ,
perwira jaga harus familiar dengan alat alat
yang diperlukan sehubungan dengan :
Ship’s cargo securing manual
Peralatan yang memadai dan
perawatannya
Titik titik pengamanan yang memadai
Rolling stress
Kecakapan Pelaut yang baik
Maximal pemuatan
107. Daerah Muatan berbahaya
Perwira jaga harus memastikan
bahwa muatan / bahan bahan
berbahaya ditangani dengan
sempurna
Ventilasi yang baik
Pintu ke car deck aman dan tertutup
Memadatkan muatan yang benar
Tanggap darurat, pemeliharaan alat
alat
Siap untuk dipergunakan
108. Prosedur emergency
Semua perwira dan awak kapal harus
familiar dan dilatih dalam menangani
keadaan darurat seperti:
Mencegah atau mengurangi
masuknya air
Semua ruangan ruangan diamankan
dan ditutup
Ramalan cuaca
Kecepatan kapal
Mencari tempat berlindung
109. Monitor system televisi monitor
Monitor system kebocoran
Pindahkan air
Bebaskan pembuangan air
Menggunakan pompa portable
110.
111. Meminimalkan dampak dari
air
Dalam semua situasi cobalah
meminimal masuknya air kekapal :
Amankan akses kebawah sekat kedap
air
Tutup pintu kedap air
Amankan pintu pintu dari penghalang
/ yang merintangi
112. Komunikasi
Dalam situasi darurat awak kapal harus
mengadakan komunikasi yang jelas :
Bahasa yang sesuai
Melatih personil
Menggunakan photo video ,
Pilih bahasa yang dipakai penumpang /
diterjemahkan
Menggunakan kode dengan tangan
Memberikan tanda peringatan
113. Jamin bahwa semua informasi
mengenai keselamatan dapat diterima
dan dimengerti oleh penumpang dan
awak kapal .
Pasang informasi keselamatan untuk
penumpang dikamar mereka
Gunakan symbol Internasional
Pemberitahuaan yang jelas
Penumpang dan awak kapal
diinformasikan
114. Alat alat penolong
Selama latihan dan benar benar situasi
darurat awak kapal harus :
Diperagakan cara pemakaiannya
Instruksi yang jelas
Gambarkan instruksi pemakaian
Percaya diri pemakaiannya
115. Shipboard Emergency
Procedures
Keberhasilan penanganan situasi darurat tergantung Lima
Faktor Utama:
1. Relevan Teknologi: peralatan harus dirancang untuk
tujuan yang dimaksudkan bisa digunakan oleh
operator dan diuji untuk memastikan pengoperasian
2. Prosedur tanggap darurat sesuai dengan teknologi dan
secara rutin dievaluasi dan diverifikasi.
3. Kemampuan pemecahan pribadi karakteristik-masalah
dan pengalaman dengan pengalaman situasi darurat
berpengaruh signifikan terhadap respon kru untuk
kondisi kritis.
116. 4.Kesatuan-Tingkat persahabatan, kesetiaan dan
pengertian antara anggota tim manajemen krisis
sebagai loyalitas dan penghormatan terhadap
pemimpin kapal akan mempengaruhi dril tanggap
darurat
5.Pelatihan personil dan tim membuktikan kinerja
terbaik dalam analisis kecelakaan memiliki tingkat
yang relatif tinggi pelatihan dan pengalaman pada
kenyataannya, pelatihan dapat membantu
mengatasi kekurangan pribadi yang melekat. Drill
dan latihan merupakan sarana utama untuk
memberikan pelatihan kapal yang relevan.
117. Tujuan Drill
Mengembangkan keterampilan kerja dan
tim. drill yang realistis dapat digunakan
untuk mengevaluasi kesiapan darurat dan
menentukan perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk tindakan respon; pada
kebutuhan pelatihan dapat dihasilkan
dengan menggunakan evaluasi atau drill.
Drill harus digunakan untuk merangsang
awak kapal bertindak cepat
118. RENCANA LATIHAN
Perencanaan latihan yang baik akan memastikan waktu
dan usaha anggota kru, perencanaan harus detail.
Sebuah Rencana Drill harus mencakup:
Tujuan:. Siapa yang harus dilatih dan dievaluasi Peralatan
apa yang harus diuji? Apakah ada kekurangan tertentu,
yang perlu diperbaiki?
Referensi: Apa sistem atau kebijakan yang berlaku.
Efek melakukan keselamatan drill kapal? Jika demikian
apa tindakan pencegahan dapat diambil untuk melakukan
drill sambil meminimalkan resiko keselamatan?
Harapan; Siapa yang diharapkan untuk melakukan drill,
kapan?
Masalah yang mungkin terjadi, beberapa operasi rutin
akan terganggu? Apakah ada sejumlah awak kapal baru
119. CRISIS MANAGEMENT
Peraturan STCW tersebut dinyatakan bahwa
pelaut yang bekerja di kapal penumpang harus
menyelesaikan pelatihan sebagaimana yang diatur
dalam STCW Code A - peraturan V/2 dan V/3.5
disesuaikan dengan kapasitas, tugas dan
tanggung jawabnya.
Pelatihan ini termasuk persyaratan baru sesuai
STCW Code, dimana diwajibkan bagi Nakhoda,
Mualim I, Kepala Kamar Mesin, Masinis II dan
orang-orang yang mempunyai tanggung jawab
dalam keselamatan penumpang pada saat
mengalami keadaan darurat
121. OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Ketidak cakapan awak kapal, atas
keseluruhan responnya itu akan
merugikan mereka sendiri; untuk
mengatasi hal ini adalah penting
menugaskan mereka sesuai peraturan
SOLAS. Menempatkan personel kunci
dan meyakinkan mereka untuk dilatih
dengan posisi yang berbeda-beda.
122. Delegasi
Kualitas : Saya lebih baik melakukannya sendiri,
saya dapat melakukannya lebih baik
Waktu : Saya dapat melakukan itu lebih cepat
Kepuasan : Jika saya melakukan sendiri, saya tahu
hal itu akan dapat terselesaikan
Resiko : Dia kemungkinan dapat melakukan
kesalahan, lebih baik saya
melakukannya sendiri.
123. Latihan – latihan/Drill
Teknologi
Mencoba peralatan, apakah peralatan tersebut
dapat dioperasikan? apakah sesuai dengan
harapan ? apakah Ietaknya strategis ?
Prosedur - prosedur
Apakah prosedur - prosedur tersebut cocok
diterapkan pada tempatnya dan sesuai dengan
sumber daya yang tersedia ?
Apakah informasi selama berlangsungnya latihan
berjalan efektiv dan efisien ?
Adakah penugasan - penugasan yang perlu
ditinjau kembali atau sejauh ini perlu didelegasikan
?
124. Karakteristik personil
Apakah awak kapal terlihat mampu menghadapi
skenario yang direncanakan ? Apakah tingkatan stress
mengurangi kemampuan untuk pelaksanaan tugasnya
?
Kepatuhan
Apakah awak kapal patuh mengikuti keputusan
pimpinannya ? Apakah mereka memperlihatkan
keinginan untuk menolong sesamanya ?
Pelatihan
Apakah ada jarak antara kecakapan yang ada dengan
kemampuan yang diharapkan ?
Pelatihan apa yang dapat memperbaiki untuk
menghilangkan jarak (gap) tersebut ?
125. PENGENDALIAN TANGGAP DARURAT
Kemungkinan reaksi awal
Pada Pemahaman masalah dan menyadari situasi
yang terjadi, pemimpin akan cenderung bereaksi
dalam beberapa cara :
Penolakan
Menyeluruh atau sebagian menolak permasalahan
atau keseriusan masalah yang terjadi "ini tidak
mungkin terjadi" atau "Situasi ini tidak terlalu
parah" atau kemampuan untuk memecahkan
masalah boleh jadi akan ditolak. "Kami tidak dapat
menangani masalah ini, jadi kami tidak akan
melakukan sesuatu".
126. Menghindar
Bahaya terlihat dengan nyata namun dianggap begitu
mengancam sehingga si pemimpin tidak berani
menghadapinya.
Fokus akan teralih ke masalah lain dan tanggung jawab
sehubungan dengan bahaya yang mengancam akan
didelegasikan.
Kebingungan
Pemimpin menjadi apatis ataupun ekstrim bereaksi
namun lemah dalam mengambil keputusan. Hal ini
mendekati situasi "Panik".
Proposional
Kejadian dan bahaya yang terkait dapat jelas diketahui
serta persiapan untuk mengontrol dan menormalkan
situasi darurat mulai dilakukan. Catatan
Kemampuan dalam merespon secara proposional
dapat ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan.
127. Kepemimpinan
Definisi :
Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mengarahkan dan membimbing
anak buahnya (team), serta
merangsang personil untuk bekerja
bersama-sama dan memberikan
umpan balik (feed back) sesuai
dengan perintahnya
128.
129.
130. Pimpinan - pimpinan yang ditunjuk
Pimpinan - pimpinan yang ditunjuk
secara formal ditugasi pada posisi yang
spesifik untuk memimpin dengan,
kewenangan yang lebih besar. Peran
kritis formalnya ditentukan pimpinan
untuk meyakinkan perhatian situasional,
seperti fungsi-fungsi yang
mengharuskan menjaga jarak dari team
tanggap daruraat, memonitor prilaku dan
mendeteksi serta mengkoreksi
kesalahan-kesalahan.
131. Pengangkatan Pimpinan Fungsional
Bila pimpinan -pimpinan yang
ditunjuk tidak berada disuatu tempat
setiap saat, adalah hal yang baik
untuk mengusahakan penggantiannya
dengan pimpinan fungsional.
Pimpinan - pimpinan fungsional dapat
berhasil dalam memberi semangat
anggota team dengan menampung
opini, melengkapi informasi dan
mengambil tindakan bila diperlukan.
132. Pimpinan fungsional mempunyai beberapa
kelebihan, termasuk :
Memperbolehkan penyimpangan sesuai
perkembangan situasi
Mendorong kualitas terbaik untuk
mengambil peran mengarahkan situasi.
Meningkatkan team work dalam situasi
kompleks, sehingga Iebih cepat menguasi
situasi.
Mempromosi kelancaran terpeliharanya
personil junior dalam meningkatkan
tanggung jawab.
133. Keterampilan dalam memimpin
Tugas - tugas yang spesifik
Mengkoordinasi aliran informasi
Memotivasi individu dan team
Meminta masukan yang relevan
Mengkoreksi kesalahan-kesalahan dalam hal
positif.
Memfokuskan team tanggap darurat pada
tugasnya
Menyediakan status dalam Iangkah-langkah
yang dilakukan
Memonitor team atas potensial kerja yang
berlebihan
Menyediakan feed back.
134. Mengelola Stress
Stress atau ketegangan timbul sebagai
hasil ketidak seimbangan antara
persepsi orang itu terhadap tuntutan
yang dihadapinya dan mengenai
kemampuannya untuk menanggulangi
tuntutan tersebut. Stress timbul setiap
kali terjadi perubahan dalam
keseimbangan sebuah kompleks
manusia - peralatan - lingkungan
135. Faktor faktor stress
Faktor - faktor stress berpengaruh
terhadap reaksi yang berkaitan dengan
stress. Kebanyakan faktor - faktor stress
secara nyata terlihat seperti pada saat
kita mengalami suatu keadaan yang
mengancam, merasakan cepatnya suatu
perubahan yang terjadi, desakan waktu,
gagal) mengontrol situasi, kurang rasa
kebersamaan atau kurang koordinasi
dengan tim tanggap darurat, sedikit atau
tidak ada sama sekali informasi,
informasi yang tidak menentu ataupun
terlalu banyak informasi
136. Kemampuan team
Perilaku dan kemampuan team operasi (tim
tanggap darurat) dapat terpengaruh dibawah
tekanan stress.
Ketidak efektifan tim dapat terasa, seperti :
Tingkat kesalahan meningkat
Kurang komunikasi
Kurang berbagi informasi diantara anggota
Menjadi terlalu percaya pada pemimpinan
dalam memecahkan masalah
Menjadi mudah terpengaruh pada pemikiran
kelompok, keputusan tim tidak sebaik
keputusan-keputusan dari tindakan anggota
sendiri
137. Kemungkinan tindakan para
penumpang yang merugikan
Dalam pengamatan kebanyakan para
penumpang melakukan tindakan-tindakan
yang merugikan diri mereka sendiri selama
terjadi keadaan darurat di kapal, seperti :
Mencari saudara atau teman dan tidak
mengikuti petunjuk awak kapal
Menaruh perhatian untuk mengambil kembali
barang - barang miliknya
Kepanikan
Mencari penyelamatan masuk ke dalam
kabin
Bergerak kearah berlawanan dengan
kemiringan kapal
138. Hal lain yang diperlukan dalam melakukan
tindakan dalam mengendalikan kekacauan
masa, yaitu seperti :
Memberi informasi nyata pada situasi yang
dihadapi untuk mencegah rumor yang
negatip.
Mencegah tindakan dramatis, tunjukan
sikap yang tenang.
Memanfaatkan penumpang yang aktif,
namun jangan membiarkan mereka
bertindak semaunya.
Menjaga rasa persaudaraan bersama
Menitipkan anak-anak kecil yang tidak
dikenali identitasnya kepada para penolong
dewasa.
139. 5 perintah utama yang dapat diterapkan
untuk menganalisa informasi apa yang
diperlukan :
Situasi
Jelaskan situasi terakhir pada personil yang
relevan, hindari penjelasan detail yang tidak
diperlukan. Sistim kode dapat dipakai untuk
menghindari kepanikan penumpang dan
mengurangi pengiriman dan penerimaan pesan
yang terlalu panjang.
Penugasan
Jelaskan tindakan aksi apa yang diperlukan secara
spesifik pada awak kapal. Jika standar prosedur
diterapkan, minimal instruksi akan diperlukan.
Hindari penugasan yang detail, ijinkan personil
merespon akan fokus tugasnya tanpa terganggu
(terhalangi).
140. Eksekusi
Bila diperlukan, jelaskan bagaimana
menjelankan standard prosedur eksekusi
yang diterapkan.
Administrasi (Penguasa Pelabuhan)
Prosedur-prosedur apa yang diterapkan
dalam situasi genting ini ?
Apakah pendukungnya tersedia ?
Kepemimpinan dan komunikasi
Siapa yang bertugas dibeberapa lokasi yang
mans tindakantindakan yang tanggap sedang
berjalan ? Model komunikasi apa yang
digunakan ?
141. Banyak faktor yang menjadi penghalang atau
penghambat dalam komunikas Beberapa hambatan,
yaitu :
Perilaku yang tidak bersahabat
Otoriter
Pemarah atau frustasi
Personil biasa
Perbedaan pandangan (team)
Kurangnya rasa percaya diri.
Tidak mempriopritaskan yang seharusnya
Struktur organisasi
Membingungkan
Egosentris
Tersendat-sendat / Terbata-bata
Jarak.
Hambatan - hambatan
Komunikasi
142. Komunikasi dengan para
penumpang
Informasi ke penumpang sebaiknya terarah,
sebagai berikut :
Situasi
Terangkan situasi dengan fakta, jelas dan
yakinkan kembali. Penjelasan secara detail
dihindari.
Penugasan
Terangkan apa yang harus penumpang
lakukan, jika ada.
Eksekusi
Terangkan bagaimana penugasan harus
dilakukan, jika ada.