SlideShare a Scribd company logo
1 of 143
CROWD MANAGEMENT
AND CRISIS MANAGEMANT
BINA SENA
STCW
 Proficiency in Crowd Management
IMO Model Course 1.28
 Proficiency in Crisis Management &
Human Behavior Training,
IMO Model Course 1.29
Pada tanggal 1 Januari 1999, amandemen terhadap
Konvensi Internasional revisi tentang Standar
Pelatihan, Sertifikasi dan Watchkeeping untuk
Seafarers dan Kode, mengenai pelatihan untuk
personil di kapal penumpang, mulai diberlakukan
Standart Of Training Certification
and Watchkeeping 1978/1995
Dalam STCW 1995 diamandemen
termasuk pelatihan khusus untuk awak
kapal penumpang ,selain Ro Ro
penumpang , yang melakukan pelayaran
internasional harus melakukan
pelatihan sesuai dengan STCW Code
section V/2.1 & V/3.1 ,untuk nakhoda
,senior officer dan untuk orang yang
ditunjuk dalam muster list untuk
menolong penumpang saat situasi
darurat dikapal
KEINGINAN
 Bekerja di sebuah kapal penumpang memberi
Anda kesempatan untuk bepergian, melihat lokasi
baru dan hidup bersama dengan keragaman
orang. Cruise International mengatakan, "Manfaat
bekerja diatas kapal pesiar tidak terbatas Itulah
sebabnya pekerjaan ini adalah yang paling dicari
setelah pekerjaan di industri pariwisata.." Ada
banyak orang yang melamar pekerjaan di sebuah
kapal pesiar. Salah satu tujuan Anda sebagai
pemohon adalah untuk melihat dunia luar dan
melihat di antara ribuan pelamar lainnya.
TUJUAN PELATIHAN
 mengorganisir gerakan aman kendaraan dan
penumpang saat memulai dan disembarking
 mengontrol seluruh elemen keamanan kargo dan
integritas lambung
 memantau dan suasana kontrol dalam ro-ro ruang
kargo
 mengatur prosedur kapal darurat
 mengoptimalkan penggunaan sumber daya
 mengendalikan respon terhadap keadaan darurat
 kontrol penumpang dan personil lain selama situasi
darurat
 membangun dan memelihara komunikasi yang
efektif
CROWD MANAGEMENT TRAINING
REQUIREMENT
 life saving appliances and Control Plan
a)Muster list
b)Emergency Instruction
c) Muster Station
d)Exits
 Ability to assist passenger and route to
muster station and embarkation station.
 Mustering Procedures
Safety Of Life At Sea
 Tenggelamnya kapal Titanic dilaut Allantic th 1912
yang memakan korban melahirkan konvensi
pertama keselamatan pelayaran SOLAS 1914
yang memfokuskan pada peraturan tentang
kelengkapan navigasi, kekedapan dinding
penyekat kapal serta kelengkapan komunikasi.
 Solas versi kedua th 1929 diberlakukan 1933
salah satu annex merevisi Colreg
 Versi ketiga 1948 berlaku th 1952
 Solas versi keempat 1960 diberlakukan 1965
 Konvensi Solas 1974 berlaku 25 Mei 1980
 Indonesia meratifikasi SOLAS dengan Keppres no
65 th 1980
Herald Free Enterprise
03/06/1987 Inggris
 459 penumpang (penumpang
tambahan dilakukan)
 Ramdoor tidak tertutup
 Petugas berada di bawah tekanan
 188 penumpang tewas
Skandinavia star
04/07/1990 Norwegia
 99 awak (90 baru) dan 383 penumpang, 153 tewas
 Kebakaran di akomodasi dan tidak mencari
kebakaran ditempat lain
 Tidak ada latihan yang dilakukan untuk kru baru
 Sprinkler dan detecting fire sistem tidak berfungsi
 Tidak diadakan fire patrol
Estonia
28/9/1994 Baltic Sea
 989 orang di atas kapal 139 selamat
 Cuaca angin kuat dan gelombang
tinggi
 Ombak besar dari haluan dan
kecepatan tidak dikurangi
 Alarm Penundaan meninggalkan
Kapal
 Petugas tidak memantau berita cuaca
 Penumpang tidak dibantuan menuju
Muster Station
Keadaan DARURAT
Keadaan darurat adalah
situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal
 Terjadi tiba-tiba
 Mengganggu
kegiatan/organisasi/kumunitas
 Perlu segera ditanggulangi
Keadaan darurat dapat berubah menjadi
bencana (disaster) yang mengakibatkan
banyak korban atau kerusakan
Penyebab Utama terjadinya Keadaan
darurat :
1. Kesalahan Manusia
2. Kesalahan Peralatan
3. Kesalahan Prosedur
4. Pelanggaran terhadap aturan
5. Alam
Jenis – jenis Keadaan Darurat :
 Tubrukan
 Kebakaran / Ledakan
 Kandas
 Kebocoran Tenggelam
 Orang Jatuh ke Laut
 Pencemaran
 Kerusakan Mesin
 Kerusakan Mesin Kemudi dll
Crowd Management Training
 Life-saving appliances (peralatan
keselamatan)
 Passengers assistance to assembly
and embarkation stations
(membantu penumpang dan
menuju ke tempat berkumpul)
 Mustering procedures (prosedur
keadaan darurat)
Shipboard Emergency
Contigency Plans
Rencana untuk menanggulangi segala macam
kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat
diatas kapal yang didasarkan pada suatu pola
terpadu, yang mampu mengintegrasikan
aktifitas / upaya penanggulangan secara,
cepat, tepat aman dan terkendali atas
dukungan dari instansi terkait dan sumberdaya
manusia dan fasilitas yang tersedia.
 Prosedur Keadaan darurat : Tata cara atau
pedoman kerja dalam menanggulangi suatu
keadaan darurat, dengan maksud untuk
mencegah atau mengurangi kerugian lebih
lanjut atau semakin besar.
Sijil Keadaan Darurat (Muster list) :
suatu daftar yang berisikan nama, jabatan
crew serta tugas – tugas crew yang harus
dilaksanakan pada saat kapal mengalami
keadaan darurat.
Lintas Penyelamat Diri / Escape
Route :
jalur atau jalan – jalan yang telah
ditetapkan untuk menyelamatkan diri pada
saat kapal mengalami keadaan darurat.
Escape Route dapat ditemui pada tempat –
tempat tertentu seperti :
1. Kamar Mesin
2. Ruang Akomodasi
EMERGENCY MUSTER LIST
GENERAL EMERGENCY ALARM
SIGNAL :
SEVEN OR MORE SHORT BLASTS FOLLOWED BY ONE LONG BLAST
ON THE
SHIP'S WISTLE. THIS SIGNAL WILLALSO BE SOUNDED ON THE SHIP'S
ALARM
BELLS.( TUJUH TIUP PENDEK SATU TIUP PANJANG TERUS MENERUS )
On hearing this signal all personnel will proceed, taking their LIFE JACKETS to their EMERGENCY STASIONS as follows :
COMMAND TEAM EMERGENCY TEAM ENGINE ROOM TEAM BACK-UP TEAM
MUSTER MUSTER MUSTER MUSTER
POINT THE BRIDGE POINT E.HEAD QUORTER
POINT ENG.CONT
ROOM POINT ON BOAT DECK
RANK NAME RANK NAME RANK NAME RANK NAME
Master M a r y o n o C / Off Rudi C/Engine Umran 2nd
/ Off Gregorius
Q.Muster 2 Anwar 1st / Eng Karyoto 2nd / Eng Anto Simatauw CH/Cook H.Machusus
Q. Muster 1
Hengky T
Bento
Oiler Murih Lusianto
Q. Muster 3 Jumanter .G B
EMERGENCY MUSTER LIST OF FIRE DRILL
MV.KAMBUNA
ISYARAT KEBAKARAN : ( SATU TIUP PENDEK DIIKUTI
SATU TIUP PANJANG TERUS MENERUS
1. COMMAND TEAM MUSTER POINT : BRIDGE
NO RANK TUGAS DALAM KEBAKARAN
01 NAKHODA PIMPINAN UMUM
02 A/B
MENGGANTI JURU MUDI JAGA / MEMEGANG
KEMUDI
2.EMERGENCY TEAM MUSTER POINT : EMERGENCY HEAD
QUARTER
03 C/O MEMIMPIN DITEMPAT KEBAKARAN
04 1ST/ENG
MENYIAPKAN ALAT-ALAT
PEMADAM,MEMADAMKAN KEBAKARAN
SESUAI PERINTAH DAN MEMAKAI BAJU TAHAN
API BILA DIPERLUKAN
05 A/B
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN
MEMBANTU MASINIS I
06 A/B
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN
MEMBANTU MASINIS I
MEMAKAI BREATHING APARATUS BILA
DIPERLUKAN
3. ENGINE ROOM TEAM MUSTER POINT : ENGINE CONT
ROOM
07 C/E
MELAYANI ME / EMERGENCY FIRE PUMP
/ CO2 SYSTEM SESUAI
PERINTAH
PIMPINAN
08 2ND/ENG
MEMBANTU CHIEF ENGINEER SESUAI
PERINTAH DAN MENUTUP
PINTU- PINTU KEDAP AIR SERTA BLOWER-
BLOWER DAN
MENJALANKAN POMPA-POMPA
4. BACK-UP TEAM MUSTER POINT : LIFE RAFT DECK
09 2ND/OFF
MENYIAPKAN LIFE RAFT DAN MEMBAWA
OBAT-OBATAN
MEMBANTU TEAM PEMADAM DITEMPAT
KEBAKARAN
10 BOTSWAIN
MEMBANTU MUALIM II MENYIAPKAN LIFE
RAFT
MEMBAWA BEKAL MAKANA YANG ADA
11 CH COOK
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT
MEMBAWA BEKAL MAKANAN
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT
12 STEWARD
MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT
DAN MEMBAWA SELIMUT
Live saving appliances
and control plans cont.
Location of adult and infant lifejackets
Location of extra blankets
Location of emergency lockers
Location of first aid lockers
Aware of lifeboat boarding and launching
Aware of life rafts boarding and launching
Familiar with man overboard procedures
Familiar of different types of lifebuoys
Restrictions on the use of elevators
Peralatan Keselamatan
a. alat penolong (life saving appliance)
b. alat pemadam kebakaran (fire
appliance)
c.alat tanda bahaya dg cahaya atau
suara(light or sound signal
appliance)
Macam-macam Perlengkapan Kapal
a. Penurun Sekoci(dewi-dewi/davits)
Dewi-dewi sistim tuang/engsel
Macam-macam Perlengkapan Kapal
Pelampung penolong (life buoy)
Macam-macam Perlengkapan Kapal
jaket/baju pelampung (life jacket)
sebagai pelindung tambahan bagi ABK atau penumpang
saat meninggalkan kapal,agar dpt lebih tahan terapung dg
posisi kepala tetap di atas air.
Macam-macam Perlengkapan Kapal
. Rakit penolong (inflatable life raft)
M Imron-smkn3bdr
SidoarjoTeknologi dan
Rekayasa 28
Macam-macam Perlengkapan Kapal
a.5. Rakit penolong (inflatable life raft)
Tali tambat rakit harus diikatkan di kapal, lalu rakit
yg masih terbungkus dilempar ke air /laut.tarikan da
ri tali tambat akan membuka tutup botol angin ,se
lanjutnya angin akan mengembangkan rakit siap un
tuk dipakai.
Sarat Rakit Penolong :
1. kuat dijatuhkan ke air dari ketinggian 18 meter,beri
kelengkapan tak ada yg rusak.berat max 180 Kg.
2. Dapat mengembang dg cepat & sederhana.
3. Lantainya kedapair dan berisolasi thd dingin
4. Dilengkapi tali tambat yg kuat minimal 10 m.
Macam-macam Perlengkapan Kapal
Macam Perlengkapan Kapal :
1. Peralatan Keselamatan :
b. alat pemadam kebakaran (fire appliance)
Berfungsi sebagai pemadam kebakaran di kapal.
Bahan Pemadam : 1. cair
2. busa/foam
3. serbuk/powder
Ukuran Alat Pemadam : 1. Portable/jinjing
2. Stasioner/tetap
M Imron-smkn3bdr
SidoarjoTeknologi dan
Rekayasa 30
Macam-macam Perlengkapan Kapal
Macam Perlengkapan Kapal :
1. Peralatan Keselamatan :
b. alat pemadam kebakaran (fire appliance)
Berfungsi sebagai pemadam kebakaran di kapal.
Bahan Pemadam : 1. cair
2. busa/foam
3. serbuk/powder
Ukuran Alat Pemadam : 1. Portable/jinjing
2. Stasioner/tetap
Macam-macam Perlengkapan Kapal
Penempatan Pemadam :
1. ditempat yg mudah dijangkau.
2. tak mengganggu lalu lalang orang
contoh :
1. di dekat pintu keluar/masuk
2. belakang kursi keluar/masuk
3. dekat tangga dsb
Macam-macam Perlengkapan Kapal
dg cahaya atau suara(light or sound signal appliance)
Isyarat kasat mata/Pyrotechnic
(Signalling Equipment)
Parachute signal
Red hand flare oleh mata.
Buoyant smoke signal
Sbg isyarat tanda bahaya
Pd siang hari digunakan issyarat asap apung
(buoyan smoke signal)
Pd malam hari dapat digunakan obor tangan
(Red hand flare) atau parachute signal
33
Macam-macam Perlengkapan Kapal
peletakan peralatan keselamatan di dalam
ruang navigasi
letak peralatan disamping tangga naik turun
Macam-macam Perlengkapan Kapal
 ISYARAT DARURAT Siap meninggalkan kapal
 7 tiup pendek dan 1 tiup panjang dari suling kapal serta
signal yang sama pada bel alarm dan bunyi alarm terus
menerus.
●●●●●●● ▬▬
 Orang jatuh kelaut
Berteriak dan katakan “Orang jatuh kelaut sebelah Kiri /
Kanan ….” Orang jatuh kelaut arah anjungan.
▬▬ ▬▬ ▬▬ ( 3 tiup panjang pada suling kapal).
Tugas manajemen crowded
Tugas sehubungan membantu penumpang harus
termasuk :
Memberi peringatan kepada penumpang
Mengontrol permindahan penumpang di jalan dan
tangga
Mengumpulkan penumpang di tempat Berkumpul
( muster station )
Menjamin penumpang berpakaian lengkap dan
telah memakai life jacket yang sempurna
Persiapan dan pengesahan
 Muster list harus dipersiapkan dan
disyahkan menjelang kapal berlayar
dan dipasang dengan jelas / menarik
perhatian dikapal termasuk
dianjungan, kamar mesin dan tempat
awak kapal , harus dirubah bila
diminta setelah audit permulaan .
Macam-macam Perlengkapan Kapal
 Isyarat siap untuk ABANDON SHIP /Tinggalkan Kapal
 Yang terdiri dari 7 tiup pendek yang diikuti dengan 1 tiup panjang
menggunakan suling kapal atau sirene dan berbagai tambahan.
 Isyarat ini boleh dilengkapi dengan bel atau gong 7 ketok diikuti
secara terus menerus, yang merupakan isyarat berkumpul dalam
keadaan darurat.
 Jika isyarat ini berbunyi, semua orang di atas kapal harus
menggunakan pakaian hangat dan Life Jacket : kemudian menuju
ke stasiun berkumpul dan stasiun sekoci penolong masing-masing.
ABK melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan apa yang
tertera didalam sijil meninggalkan kapal.
 Setiap juru mudi dan ABK sekoci penolong, menuju ke sekoci
penolong masing-masing dan menyiapkan sekoci penolong sesuai
sistemnya.
 Selanjutnya menunggu perintah meninggalkan kapal dari nakhoda.
Prosedur bagi…
Petugas Evakuasi
 Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang
pada prosedur evakuasi antara lain
◦ Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling
mendahului
◦ Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan
berat
◦ keluar gedung untuk menuju assembly area
◦ berkumpul ditempat yg ditentukan
◦ Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum
diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah
aman.
 Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna
meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di
kamar
 Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban
(sakit/luka, pingsan, meninggal) .
Tanggung jawab awak kapal
 Hal ini penting bagi keselamatan kapal
dan penumpang bahwa semua awak
kapal tahu posisinya / stasiunnya dan
dapat bertugas masing masing saat
dalam keadaan darurat
 Saat mendengar signal alarm ,
masing masing crew harus menuju
keposnya dan bertugas sesuai
fungsinya sesuai latihan .
Perintah peringatan keadaan
darurat
 Maksud
Kebanyakan penumpang hanya sedikit
pengetahuannya tentang lay out kapal,
alat-alat dan prosedurnya, sangat sedikit
mereka tahu akan pelaksanaan
menghadapi bahaya dikapal ,oleh karena
itu sangat penting agar penumpang
diberitahu (indoktrinasi) kemana mereka
pergi dan apa yang mereka perbuat saat
terjadi situasi darurat .
Tindakan mendengarkan sinyal alarm
darurat umum
 Secepatnya menuju muster station
terdekat, bila anda berada di lokasi jauh
dari kabin anda. Tanda petunjuk ke muster
station terdiri dari tanda muster station dan
arah panah pada arah yang sesuai .
 Bila anda berada didalam kabin anda atau
dekat dengan kabin anda ketika sinyal
terdengar, berpakaian hangat lah anda
pakai life-jacket anda dan obat-obatan
yang penting dan ikuti tanda arah ke
muster station .
 Menolong penumpang yang membutuhkan
pertolongan
 Ikuti petunjuk dari awak kapal dan diberikan
lewat PA system
 Jangan kembali ke kabin anda untuk
mengkumpulkan harta Anda
 Jangan gunakan lift
 Bila pintu keluar terdekat diblok, gunakan pintu
keluar alternatif yang ditandai di perencanaan.
Ini ditunjukkan dengan panah .
 Muster Station
adalah tempat dimana penumpang berkumpul
didalam keadaan darurat. Muster station diberi
tanda yang ditunjukkan pada perencanaan
 Tindakan setiba di muster station
 Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari anggota-
anggota crew pada muster station.
Crew akan memberikan anda sebuah lifejacket ,
pakailah .Anggota-anggota crew akan
membantu bila dibutuhkan. Lifejacket anak-anak
akan tersedia.
Lihat instruksi pada penggunakan
lifejacket, mencoba lifejacket anda.
 Briefing
penumpang biasanya dikumpulkan
menjelang kapal berangkat. Kemudian,
mereka akan memberikan instruksi
mengenai prosedur yang harus diikuti
dalam keadaan darurat sesuai dengan
peringatan instruksi darurat
Simbol dari muster stasiun
 Muster Stasiun mudah diidentifikasi
dengan unik
Symbol stasiun embarkasi
 Diidentifikasi dengan tulisan
Embarcation Station
Embarkation Station
2
Menyiarkan Intruksi Keadaan
darurat
Bila sijil belum ada menjelang kapal
berangkat , ini penting untuk
menyiapkan pengarahan
keselamatan dan penumpang
memperhatikan peringatan perintah
keadaan darurat lewat sistem public
addessor. Pemberitahuan harus
layaknya briefing, berisi informasi
yang cukup untuk memastikan
penumpang menuju muster station
saat keadaan darurat .
 Penyiaran perintah keadaan darurat
dimulai dengan signal khusus untuk
menarik perhatian penumpang, penyiaran
dalam bahasa Inggris dan bahasa yang
sesuai dengan kebangsaan penumpang
pada bagian rute. Penyiaran harus dapat
didengar didalam area umum, termasuk
deck dimana penumpang berada.
 Ada beberapa cara untuk mendorong
penumpang membaca Perintah
peringatan keadaan darurat. Dengan
program video dipasang di kapal atau
diterminal, dalam ticket, brosur dan
majalah .
Tindakan apa yang anda lakukan
?
 Arah panah menuju stasiun berkumpul
dipasang ditangga tangga , hall tempat
masuk , pintu pintu menuju tempat
berkumpul
EXITS
 Pintu dari tempat penumpang ke deck terbuka
atau kejalan yang digunakan untuk
menyelamatkan diri sebagai rute untuk
menyelamatkan diri ditandai dengan tulisan exits
dipasang dipintu apabila pintu tidak terlihat dari
ruangan penumpang.
EXITS
SAAT EVAKUASI KEBAKARAN
 Tetap tenang, Jangan panik !
 Segera menuju tangga darurat yang terdekat
 Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
 Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
 Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas
kantor/tas tangan
 Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di
ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.
 Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju
tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek,
upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap,
jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-
orang dibelakang anda
 Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah
napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.
Prosedur bagi…
Petugas Evakuasi
 Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada
saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut,
terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu
agar segera menyelamatkan diri
 Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada
bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.
 Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan,
mengatur dan memberi petunjuk tentang rute dan
arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul
(assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan
tangga darurat.
LOW LOCATION LIGHTING
 Menunjukkan arau rute evakuasi atau
arah menuju tempat berkumpul atau
stasiun embarkasi dipasang pada
dinding dinding bagian bawah sebagai
petunjuk untuk penumpang saat
berasap / gelap
Mimic diagram
GENERAL ARRAGEMENT
 Deck 8 Ventilation Deck
 Deck 7 Boat Deck
 Deck 6 Promenade Deck
 Deck 5 Saloon Deck
 Deck 4 Platform Deck
 Deck 3 Main Car Deck
 Deck 2 Tween Deck
 Deck 1 Double Bottom
ASSIST PASSANGER EN ROUTE TO
ASSEMBLY AND EMBARCATION STATIONS
 Mengeluarkan perintah yang jelas meyakinkan .
 Membangun kewibawaan :
 Berdiri lebih tinggi
 Memberikan perintah dengan singkat ,
jelas,sederhana ,tidak berteriak teriak dan tenang
untuk melanjutkan perintah ,percaya diri.
 Gunakan pakaian dinas (uniform) atau atribut lain,
penumpang cenderung untuk mengikuti perintah
 Tunjukkan bagaimana mengendalikan penumpang
dikoridor ,tangga dan tempat lewat
MAINTAINING CLEAR ESCAPE ROUTES
 Jaga rute penyelamatan dari
penghalang
 Methode untuk menolong orang cacat
dan orang yang membutuhkan
pertolongan saat evakuasi
 Kendalikan pencaharian orang
diruangan akomodasi
Rute alternatif
 Pada keadaan darurat misalnya
kebakaran, kejatuhan sampah dsb
rute evacuasi tertutup , maka awak
kapal harus mencari rute alternatif
yang berada dibawah tanggung
jawabnya
Evacuasi bagi orang yang
cacat
 Kebanyakan penumpang dapat mengikuti
petunjuk dan akan menuju ke muster
station miliknya , bagaimanapun sesuatu
dapat terjadi tidak dapat melaksanakannya
dan membutuhkan pertolongan , beberapa
contoh :
 Phisiknya cacat
 Mentalnya cacat
 Pendengaran dan penglihatan
 Cedera
Bantuan yang dapat diberikan
 Alat khusus atau orang tertentu
diperlukan untuk membantu orang
yang cacat untuk keselamatannya,
awak kapal perlu mengetahui lokasi
dimana kursi roda disimpan, alat alat
kesehatan.Awak kapal atau
penumpang dapat didaftar sebagai
orang perlu bantuan bila diperlukan .
Mencari tempat evakuasi
 Beberapa penumpang tidak
mendengar perintah evakuasi dan
mereka tetap dikamarnya, beberapa
team evakuasi yang harus mencari
kembali kekamar-kamar untuk
memastikan tidak ada penumpang
yang tertinggal.
Pengawasan lalulintas penumpang
( Controlling Passanger Traffic )
 Setiap awak kapal yang ditunjuk untuk
membantu penumpang dalam saat
keadaan darurat harus melalui
familiarisasi dengan tugas yang
ditunjuk menjadi tanggung jawabnya
dan prosedur yang terkait dalam
fasilitas evacuasi, dan perhatian
khusus pada jalan rute penyelamatan
alternatif ,beberapa rute diblok oleh
api, bocor atau kerusakan akibat
tubrukan
Penumpang dapat dipakai sebagai
penolong juga jika keadaan tidak
memungkinkan, kriteria penumpang
yang dapat dimintai bantuan sbb :
Tenang
Phisiknya baik /sehat
Berpengetahuan tentang situasi
darurat misalnya tentara , petugas
pemadam kebakaran ,bantuan
kesehatan
Perintah pada muster station
 Penumpang telah diberi petunjuk ke
muster station, ini penting untuk
dipelihara dan dikendalikan, skenario
akan berkembang pada titik bahwa
bahaya dirasakan ada, kepada
penumpang, tekanan dapat
bertambah selama menunggu dan
kekacauan dapat menjadi susah
diatur.
Mengembangkan
kewenangan
 Awak kapal dimuster station harus
melaksanakan tugas, untuk melakukannya
mereka harus mengembangkan
kewenangan, menggunakan technik untuk
membangun sebuah kemampuan
kewibawaan dalam mempersiapkan
memberi perintah dalam pengarahan
evakuasi, yaitu menggunakan baju
seragan, berhadapan dengan penumpang
dan berbicara yang jelas dan tekanan yang
rendah .
Antri
 Penumpang harus diatur untuk antri
untuk fasilitas turun kesekoci / life
raft , tehnik yang membantu
termasuk :
1. Keluarga dan teman tetap bersama
2. Orang yang lebih tinggi pada
formasi belakang
3. Letakan tangan pada orang
didepannya
Dihitung
 Jumlah penumpang dihitung yang
akurat merupakan hal yang sangat
penting .
 Pencaharian orang yang hilang harus
inisiatip dari awakkapal yang
bertugas untuk hal ini
 Daftar penumpang harus digunakan
untuk menunjukkan kehadirannya
,untuk itu daftar penumpang harus
ada dimasing masing sekoci.
Persiapan penumpang saat
meninggalkan kapal
 Saat situasi memburuk menunjukan
bahwa meninggalkan kapal diperlukan
,penumpang harus dipersiapkan dengan
sempurna .Menjelang menuju sekoci /
liferaft persiapan terahir harus dibuat
termasuk :
 Obat Resep Penyembuhan
 Air minum
 Antimo
 Baju hangat , bahkan diiklim panas
Life Jacket
 Sebagai tambahan dan sangat penting ,
semua penumpang harus memakai life
jacket dengan sempurna sebelum
meninggalkan kapal , awak kapal harus
membantu memakai life jacket ,chek lampu
dan pluitnya .
 Penumpang menuju muster station
membawa life jacket bagaimanapun dalam
tempat penyimpanan dimuster station
disimpan life jacket dewasa dan anak ,
ditempatkan ditempat yang mudah terlihat
dan beri tanda dan diberikan symbol yang
mudah diidentifikasi.
Menghindari Kepanikan
 Umumnya, penumpang cenderung
bereaksi terlambat untuk keadaan
darurat ,mereka tidak dapat dengan
segera mengetahui/merasakan ada
bahaya. Ketika alarm keadaan bahaya
berbunyi orang menunggu informasi
lebih lanjut, mereka akan tahu bahwa
jalan keluar saat darurat.
Pola dari prilaku
 Ketika mereka bereaksi sebagai berikut :
1. Aktif , antara 10 % - 30% akan mengambil
tindakan dan mengerjakan sesuatu , dari
orang ini diharapkan dapat dipakai untuk
penolong.
2. Pasif , 50 % -70 % akan menunggu
perintah kemana harus pergi , apa yang
harus dikerjakan , mereka membutuhkan
pertolongan
3. Panik , 1% - 3 % , berteriak teriak berlari
lari, takut, cemas
Penyebab
 Panik adalah penyebabnya karena takut, ini prilaku
yang cepat dengan persepsi bahwa bahaya segera
terjadi dan sangat berat, kesempatan untuk
menyelematkan diri terbatas
 Dalam situasi panik, akan mememungkin seseorang
secara alamiah seseorang dapat bebas kestasiun
yang ditunjuk atau dia tidak bergerak atau tidak
terorganisasi .
 Kepanikan secara kelompok jarang terjadi, tetapi
dapat terbentuk ,kepanikan kelompok adalah prilaku
terbagi, banyak orang dalam hubungan sosial yang
simultan, pengalaman yang menakutkan dan
melarikan diri atau menjadi tidak dapat bergerak
Kebutuhan untuk pengarahan
 Saat terjadi keadaan darurat penumpang
mengharapkan arahan arahan, awak kapal
harus melaksanakan tugas ini.
 Orang yang aktif dapat memulai sesuai
dengan kemampuannya dan kemungkinan
penyebab keadaan tidak selamat atau
situasi tambah buruk.
 Penumpang yang pasif dapat mengikuti
orang yang aktif ,orang yang ketakutan
dapat menimbulkan kepanikan
Tindakan
 Dalam memberi perintah untuk menghindari atau
minimalkan kepanikan saat terjadi keadaan darurat
, awak kapal harus membangun kewenangan dan
membangun persepsi memerintah dan
mengendalikan sugesti termasuk tindakan :
 Beritahu informasi
 Hindari dramatisir , tenang
 Gunakan penumpang yang aktif, jangan
membiarkan mereka bertindak bebas.
 Keluarga / teman selalu bersama
 Bantu anak anak yang orang tuanya tidak dapat
membantu
Pendahuluan
 Dalam kapal Ro-Ro Penumpang dan
kapal penumpang harus mengikuti
peraturan standar IMO :
Persyaratan STCW 95
Hasil latihan yang effectif
menghasilkan kapal yang aman
/selamat
Batuan dari luar dapat dimungkinkan
tidak didapat
Perencanaan pemeriksaan
Alat alat penyelamatan
Saat memulai naik kekapal sesuai
dengan peraturan harus tahu seluruh
struktur dan prosedur kapal :
Familiarisasi kapal
GA/fire plan
Pintu pintu keluar darurat
Lokasi alat alat
Prosedur
Prosedur :
Training manual
Alarms
Tugas saat keadaan darurat
Larangan / pembatasan penggunaan
elevator / lift
Membantu penumpang
Awak kapal petugas distasiun darurat
harus memperhatikan penumpang sbb
:
Memastikan kembali perintah yang
jelas
Ambil kendali
Amankan / bersihkan rute rute
evakuasi
Bantu / organisasikan untuk
membantu orang orang terkendala /
Memelihara Perintah
 Berikan perintah yang jelas kepada semua
personil dan penumpang tetap tenang
tetapi yakin :
 Menonjol , nyata jelas
 Dapat dilihat jelas
 Hindari panik , kepemimpinan ,percaya diri
,tempat berkumpul yang jelas, memilah
grup yang berkeluarga / famili , pelihara
posisi saat bertugas
 Hindari agresip
Daftar penumpang evakuasi
Dalam situasi darurat untuk evakuasi ,
awak kapal yang ditugaskan dalam
muster station harus mengendalikan
evakuasi sbb:
Menghitung penumpang
Jumlah kapasitas setiap life boat
Melewati jembatan
Pakaian dan life jacket
 Ketika terjadi keadaan darurat , yang
terpenting adalah :
Penumpang berkaianan yang tebal
Menggunakan life jacket
Membawa selimut extra
Perencanaan dan pelaksanaan
pembatasan
 Menjelang kapal berangkat nakhoda dan
perwira harus merencanakan untuk
diperhitungkan berbagai kemungkinan
kondisi yang datang saat pelayaran ,
khususnya :
 Lama dan area pelayaran
 Kondisi laut yang diharapkan
 Karakteristik dan keterbatasan kapal
 Type dari muatan
 Gunung es
Membuka , menutup dan
mengamanan geladak terbuka
 Awak kapal yang ditugaskan harus
familiar dan secara teratur berlatih
tentang :
Prosedur kapal
Operator bersertifikat
Laporan yang positip
Memasukan data dalam Log book
Legitimasi kelaikan Ro-ro
penumpang
 Nakhoda harus memastikan bahwa
perwira yang ditugaskan dikapal
tanggap dan mengikuti peraturan
seperti :
Peraturan Nasional dan Internasional
Pembatasan penumpang
Keabsyahan dermaga untuk bongkar
muat
Stability and Stress
 Perwira jaga harus familiar dan
memonitor :
Intact and damage stability criteria
Prosedur untuk memelihara
kebenaran / keakuratan kedap air
Pengamanan muatan
Pengamatan kondisi laut
Keterbatasan kapal
Perawatan alat alat khusus
Untuk memelihara keberlangsungan
kelaik lautan kapal semua perwira dan
awak kapal harus tanggap pada
prosedur kapal dan perusahaan
sehubungan dengan :
Program Perawatan Berencana ( PMS)
Pemuatan dan manual pengamanan
dan perhitungan
 Sebelum melaksanakan pemuatan ,
perwira jaga harus familiar dengan alat alat
yang diperlukan sehubungan dengan :
 Ship’s cargo securing manual
 Peralatan yang memadai dan
perawatannya
 Titik titik pengamanan yang memadai
 Rolling stress
 Kecakapan Pelaut yang baik
 Maximal pemuatan
Daerah Muatan berbahaya
 Perwira jaga harus memastikan
bahwa muatan / bahan bahan
berbahaya ditangani dengan
sempurna
Ventilasi yang baik
Pintu ke car deck aman dan tertutup
Memadatkan muatan yang benar
Tanggap darurat, pemeliharaan alat
alat
Siap untuk dipergunakan
Prosedur emergency
 Semua perwira dan awak kapal harus
familiar dan dilatih dalam menangani
keadaan darurat seperti:
Mencegah atau mengurangi
masuknya air
Semua ruangan ruangan diamankan
dan ditutup
Ramalan cuaca
Kecepatan kapal
Mencari tempat berlindung
Monitor system televisi monitor
Monitor system kebocoran
Pindahkan air
Bebaskan pembuangan air
Menggunakan pompa portable
Meminimalkan dampak dari
air
 Dalam semua situasi cobalah
meminimal masuknya air kekapal :
 Amankan akses kebawah sekat kedap
air
 Tutup pintu kedap air
 Amankan pintu pintu dari penghalang
/ yang merintangi
Komunikasi
 Dalam situasi darurat awak kapal harus
mengadakan komunikasi yang jelas :
 Bahasa yang sesuai
 Melatih personil
 Menggunakan photo video ,
 Pilih bahasa yang dipakai penumpang /
diterjemahkan
 Menggunakan kode dengan tangan
 Memberikan tanda peringatan
 Jamin bahwa semua informasi
mengenai keselamatan dapat diterima
dan dimengerti oleh penumpang dan
awak kapal .
 Pasang informasi keselamatan untuk
penumpang dikamar mereka
 Gunakan symbol Internasional
 Pemberitahuaan yang jelas
 Penumpang dan awak kapal
diinformasikan
Alat alat penolong
Selama latihan dan benar benar situasi
darurat awak kapal harus :
Diperagakan cara pemakaiannya
Instruksi yang jelas
Gambarkan instruksi pemakaian
Percaya diri pemakaiannya
Shipboard Emergency
Procedures
 Keberhasilan penanganan situasi darurat tergantung Lima
Faktor Utama:
1. Relevan Teknologi: peralatan harus dirancang untuk
tujuan yang dimaksudkan bisa digunakan oleh
operator dan diuji untuk memastikan pengoperasian
2. Prosedur tanggap darurat sesuai dengan teknologi dan
secara rutin dievaluasi dan diverifikasi.
3. Kemampuan pemecahan pribadi karakteristik-masalah
dan pengalaman dengan pengalaman situasi darurat
berpengaruh signifikan terhadap respon kru untuk
kondisi kritis.
4.Kesatuan-Tingkat persahabatan, kesetiaan dan
pengertian antara anggota tim manajemen krisis
sebagai loyalitas dan penghormatan terhadap
pemimpin kapal akan mempengaruhi dril tanggap
darurat
5.Pelatihan personil dan tim membuktikan kinerja
terbaik dalam analisis kecelakaan memiliki tingkat
yang relatif tinggi pelatihan dan pengalaman pada
kenyataannya, pelatihan dapat membantu
mengatasi kekurangan pribadi yang melekat. Drill
dan latihan merupakan sarana utama untuk
memberikan pelatihan kapal yang relevan.
Tujuan Drill
 Mengembangkan keterampilan kerja dan
tim. drill yang realistis dapat digunakan
untuk mengevaluasi kesiapan darurat dan
menentukan perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk tindakan respon; pada
kebutuhan pelatihan dapat dihasilkan
dengan menggunakan evaluasi atau drill.
Drill harus digunakan untuk merangsang
awak kapal bertindak cepat
RENCANA LATIHAN
 Perencanaan latihan yang baik akan memastikan waktu
dan usaha anggota kru, perencanaan harus detail.
Sebuah Rencana Drill harus mencakup:
Tujuan:. Siapa yang harus dilatih dan dievaluasi Peralatan
apa yang harus diuji? Apakah ada kekurangan tertentu,
yang perlu diperbaiki?
Referensi: Apa sistem atau kebijakan yang berlaku.
Efek melakukan keselamatan drill kapal? Jika demikian
apa tindakan pencegahan dapat diambil untuk melakukan
drill sambil meminimalkan resiko keselamatan?
Harapan; Siapa yang diharapkan untuk melakukan drill,
kapan?
Masalah yang mungkin terjadi, beberapa operasi rutin
akan terganggu? Apakah ada sejumlah awak kapal baru
CRISIS MANAGEMENT
 Peraturan STCW tersebut dinyatakan bahwa
pelaut yang bekerja di kapal penumpang harus
menyelesaikan pelatihan sebagaimana yang diatur
dalam STCW Code A - peraturan V/2 dan V/3.5
disesuaikan dengan kapasitas, tugas dan
tanggung jawabnya.
 Pelatihan ini termasuk persyaratan baru sesuai
STCW Code, dimana diwajibkan bagi Nakhoda,
Mualim I, Kepala Kamar Mesin, Masinis II dan
orang-orang yang mempunyai tanggung jawab
dalam keselamatan penumpang pada saat
mengalami keadaan darurat
MENGORGANISIR PROSEDUR
DARURAT KAPAL
 Teknologi (peralatan)
 Prosedur-prosedur tanggap darurat
 Karakteristik Personil
 Kepatuhan
 Pelatihan
OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
 Ketidak cakapan awak kapal, atas
keseluruhan responnya itu akan
merugikan mereka sendiri; untuk
mengatasi hal ini adalah penting
menugaskan mereka sesuai peraturan
SOLAS. Menempatkan personel kunci
dan meyakinkan mereka untuk dilatih
dengan posisi yang berbeda-beda.
Delegasi
 Kualitas : Saya lebih baik melakukannya sendiri,
saya dapat melakukannya lebih baik
 Waktu : Saya dapat melakukan itu lebih cepat
 Kepuasan : Jika saya melakukan sendiri, saya tahu
hal itu akan dapat terselesaikan
 Resiko : Dia kemungkinan dapat melakukan
kesalahan, lebih baik saya
melakukannya sendiri.
Latihan – latihan/Drill
 Teknologi
Mencoba peralatan, apakah peralatan tersebut
dapat dioperasikan? apakah sesuai dengan
harapan ? apakah Ietaknya strategis ?
 Prosedur - prosedur
Apakah prosedur - prosedur tersebut cocok
diterapkan pada tempatnya dan sesuai dengan
sumber daya yang tersedia ?
 Apakah informasi selama berlangsungnya latihan
berjalan efektiv dan efisien ?
 Adakah penugasan - penugasan yang perlu
ditinjau kembali atau sejauh ini perlu didelegasikan
?
 Karakteristik personil
Apakah awak kapal terlihat mampu menghadapi
skenario yang direncanakan ? Apakah tingkatan stress
mengurangi kemampuan untuk pelaksanaan tugasnya
?
Kepatuhan
Apakah awak kapal patuh mengikuti keputusan
pimpinannya ? Apakah mereka memperlihatkan
keinginan untuk menolong sesamanya ?
 Pelatihan
Apakah ada jarak antara kecakapan yang ada dengan
kemampuan yang diharapkan ?
Pelatihan apa yang dapat memperbaiki untuk
menghilangkan jarak (gap) tersebut ?
PENGENDALIAN TANGGAP DARURAT
 Kemungkinan reaksi awal
 Pada Pemahaman masalah dan menyadari situasi
yang terjadi, pemimpin akan cenderung bereaksi
dalam beberapa cara :
 Penolakan
 Menyeluruh atau sebagian menolak permasalahan
atau keseriusan masalah yang terjadi "ini tidak
mungkin terjadi" atau "Situasi ini tidak terlalu
parah" atau kemampuan untuk memecahkan
masalah boleh jadi akan ditolak. "Kami tidak dapat
menangani masalah ini, jadi kami tidak akan
melakukan sesuatu".
 Menghindar
 Bahaya terlihat dengan nyata namun dianggap begitu
mengancam sehingga si pemimpin tidak berani
menghadapinya.
 Fokus akan teralih ke masalah lain dan tanggung jawab
sehubungan dengan bahaya yang mengancam akan
didelegasikan.
 Kebingungan
 Pemimpin menjadi apatis ataupun ekstrim bereaksi
namun lemah dalam mengambil keputusan. Hal ini
mendekati situasi "Panik".
 Proposional
 Kejadian dan bahaya yang terkait dapat jelas diketahui
serta persiapan untuk mengontrol dan menormalkan
situasi darurat mulai dilakukan. Catatan
 Kemampuan dalam merespon secara proposional
dapat ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan.
Kepemimpinan
 Definisi :
 Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mengarahkan dan membimbing
anak buahnya (team), serta
merangsang personil untuk bekerja
bersama-sama dan memberikan
umpan balik (feed back) sesuai
dengan perintahnya
 Pimpinan - pimpinan yang ditunjuk
Pimpinan - pimpinan yang ditunjuk
secara formal ditugasi pada posisi yang
spesifik untuk memimpin dengan,
kewenangan yang lebih besar. Peran
kritis formalnya ditentukan pimpinan
untuk meyakinkan perhatian situasional,
seperti fungsi-fungsi yang
mengharuskan menjaga jarak dari team
tanggap daruraat, memonitor prilaku dan
mendeteksi serta mengkoreksi
kesalahan-kesalahan.
Pengangkatan Pimpinan Fungsional
 Bila pimpinan -pimpinan yang
ditunjuk tidak berada disuatu tempat
setiap saat, adalah hal yang baik
untuk mengusahakan penggantiannya
dengan pimpinan fungsional.
Pimpinan - pimpinan fungsional dapat
berhasil dalam memberi semangat
anggota team dengan menampung
opini, melengkapi informasi dan
mengambil tindakan bila diperlukan.
 Pimpinan fungsional mempunyai beberapa
kelebihan, termasuk :
 Memperbolehkan penyimpangan sesuai
perkembangan situasi
 Mendorong kualitas terbaik untuk
mengambil peran mengarahkan situasi.
 Meningkatkan team work dalam situasi
kompleks, sehingga Iebih cepat menguasi
situasi.
 Mempromosi kelancaran terpeliharanya
personil junior dalam meningkatkan
tanggung jawab.
Keterampilan dalam memimpin
 Tugas - tugas yang spesifik
 Mengkoordinasi aliran informasi
 Memotivasi individu dan team
 Meminta masukan yang relevan
 Mengkoreksi kesalahan-kesalahan dalam hal
positif.
 Memfokuskan team tanggap darurat pada
tugasnya
 Menyediakan status dalam Iangkah-langkah
yang dilakukan
 Memonitor team atas potensial kerja yang
berlebihan
 Menyediakan feed back.
Mengelola Stress
 Stress atau ketegangan timbul sebagai
hasil ketidak seimbangan antara
persepsi orang itu terhadap tuntutan
yang dihadapinya dan mengenai
kemampuannya untuk menanggulangi
tuntutan tersebut. Stress timbul setiap
kali terjadi perubahan dalam
keseimbangan sebuah kompleks
manusia - peralatan - lingkungan
Faktor faktor stress
 Faktor - faktor stress berpengaruh
terhadap reaksi yang berkaitan dengan
stress. Kebanyakan faktor - faktor stress
secara nyata terlihat seperti pada saat
kita mengalami suatu keadaan yang
mengancam, merasakan cepatnya suatu
perubahan yang terjadi, desakan waktu,
gagal) mengontrol situasi, kurang rasa
kebersamaan atau kurang koordinasi
dengan tim tanggap darurat, sedikit atau
tidak ada sama sekali informasi,
informasi yang tidak menentu ataupun
terlalu banyak informasi
Kemampuan team
Perilaku dan kemampuan team operasi (tim
tanggap darurat) dapat terpengaruh dibawah
tekanan stress.
 Ketidak efektifan tim dapat terasa, seperti :
 Tingkat kesalahan meningkat
 Kurang komunikasi
 Kurang berbagi informasi diantara anggota
 Menjadi terlalu percaya pada pemimpinan
dalam memecahkan masalah
 Menjadi mudah terpengaruh pada pemikiran
kelompok, keputusan tim tidak sebaik
keputusan-keputusan dari tindakan anggota
sendiri
Kemungkinan tindakan para
penumpang yang merugikan
 Dalam pengamatan kebanyakan para
penumpang melakukan tindakan-tindakan
yang merugikan diri mereka sendiri selama
terjadi keadaan darurat di kapal, seperti :
 Mencari saudara atau teman dan tidak
mengikuti petunjuk awak kapal
 Menaruh perhatian untuk mengambil kembali
barang - barang miliknya
 Kepanikan
 Mencari penyelamatan masuk ke dalam
kabin
 Bergerak kearah berlawanan dengan
kemiringan kapal
 Hal lain yang diperlukan dalam melakukan
tindakan dalam mengendalikan kekacauan
masa, yaitu seperti :
 Memberi informasi nyata pada situasi yang
dihadapi untuk mencegah rumor yang
negatip.
 Mencegah tindakan dramatis, tunjukan
sikap yang tenang.
 Memanfaatkan penumpang yang aktif,
namun jangan membiarkan mereka
bertindak semaunya.
 Menjaga rasa persaudaraan bersama
 Menitipkan anak-anak kecil yang tidak
dikenali identitasnya kepada para penolong
dewasa.
5 perintah utama yang dapat diterapkan
untuk menganalisa informasi apa yang
diperlukan :
 Situasi
 Jelaskan situasi terakhir pada personil yang
relevan, hindari penjelasan detail yang tidak
diperlukan. Sistim kode dapat dipakai untuk
menghindari kepanikan penumpang dan
mengurangi pengiriman dan penerimaan pesan
yang terlalu panjang.
 Penugasan
 Jelaskan tindakan aksi apa yang diperlukan secara
spesifik pada awak kapal. Jika standar prosedur
diterapkan, minimal instruksi akan diperlukan.
Hindari penugasan yang detail, ijinkan personil
merespon akan fokus tugasnya tanpa terganggu
(terhalangi).
 Eksekusi
 Bila diperlukan, jelaskan bagaimana
menjelankan standard prosedur eksekusi
yang diterapkan.
 Administrasi (Penguasa Pelabuhan)
 Prosedur-prosedur apa yang diterapkan
dalam situasi genting ini ?
 Apakah pendukungnya tersedia ?
 Kepemimpinan dan komunikasi
 Siapa yang bertugas dibeberapa lokasi yang
mans tindakantindakan yang tanggap sedang
berjalan ? Model komunikasi apa yang
digunakan ?
 Banyak faktor yang menjadi penghalang atau
penghambat dalam komunikas Beberapa hambatan,
yaitu :
 Perilaku yang tidak bersahabat
 Otoriter
 Pemarah atau frustasi
 Personil biasa
 Perbedaan pandangan (team)
 Kurangnya rasa percaya diri.
 Tidak mempriopritaskan yang seharusnya
 Struktur organisasi
 Membingungkan
 Egosentris
 Tersendat-sendat / Terbata-bata
 Jarak.
Hambatan - hambatan
Komunikasi
Komunikasi dengan para
penumpang
Informasi ke penumpang sebaiknya terarah,
sebagai berikut :
 Situasi
 Terangkan situasi dengan fakta, jelas dan
yakinkan kembali. Penjelasan secara detail
dihindari.
 Penugasan
 Terangkan apa yang harus penumpang
lakukan, jika ada.
 Eksekusi
 Terangkan bagaimana penugasan harus
dilakukan, jika ada.
CROWD MANAGEMENT TRAINING

More Related Content

What's hot

Maritime Labour Convention (MLC 2006)
Maritime Labour Convention (MLC 2006)Maritime Labour Convention (MLC 2006)
Maritime Labour Convention (MLC 2006)Yasser B. A. Farag
 
MlC 2006 General Introduction and Preparation
MlC 2006 General Introduction and PreparationMlC 2006 General Introduction and Preparation
MlC 2006 General Introduction and PreparationPrabhash Sinha
 
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxpdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxAdityaRahmat13
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALBeny Jackson Maliota
 
General SeaZip presentation 18-01-2017
General SeaZip presentation 18-01-2017General SeaZip presentation 18-01-2017
General SeaZip presentation 18-01-2017Jan Reier Arends
 
ISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamento
ISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamentoISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamento
ISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamentoAlejandro Díez Fernández
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kgimamfaizin212
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptxecep nurali
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur daruratMayeng Coey
 
Parts of a ship1
Parts of a ship1Parts of a ship1
Parts of a ship1Ruranha
 

What's hot (20)

Maritime Labour Convention (MLC 2006)
Maritime Labour Convention (MLC 2006)Maritime Labour Convention (MLC 2006)
Maritime Labour Convention (MLC 2006)
 
Safety of navigation
Safety of navigationSafety of navigation
Safety of navigation
 
MlC 2006 General Introduction and Preparation
MlC 2006 General Introduction and PreparationMlC 2006 General Introduction and Preparation
MlC 2006 General Introduction and Preparation
 
Kepil (mooring buoy)
Kepil (mooring buoy)Kepil (mooring buoy)
Kepil (mooring buoy)
 
Marine polution annex v
Marine polution annex vMarine polution annex v
Marine polution annex v
 
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxpdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
 
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
 
Inmarsat satelites maritimos
Inmarsat  satelites maritimosInmarsat  satelites maritimos
Inmarsat satelites maritimos
 
General SeaZip presentation 18-01-2017
General SeaZip presentation 18-01-2017General SeaZip presentation 18-01-2017
General SeaZip presentation 18-01-2017
 
Chemical tankers
Chemical tankersChemical tankers
Chemical tankers
 
ISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamento
ISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamentoISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamento
ISM - Curso Buques RO-RO & Pasaje - 6 dispositivos de salvamento
 
RADAR ARPA.ppt
RADAR ARPA.pptRADAR ARPA.ppt
RADAR ARPA.ppt
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 
ISM Curso ISPS. 5- Ship security plan.
ISM Curso ISPS. 5- Ship security plan.ISM Curso ISPS. 5- Ship security plan.
ISM Curso ISPS. 5- Ship security plan.
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
 
Colregs 1972
Colregs 1972Colregs 1972
Colregs 1972
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
Parts of a ship1
Parts of a ship1Parts of a ship1
Parts of a ship1
 

Similar to CROWD MANAGEMENT TRAINING

PPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptxPPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptxahmadznal
 
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Didik Purwiyanto Vay
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlstipakharuddin step
 
Soal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaSoal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaIrwanJaya7
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananbachrisb
 
materi safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan darurat
materi safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan daruratmateri safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan darurat
materi safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan daruratGalihRakaswiKadir
 
SSO-2014.ppt
SSO-2014.pptSSO-2014.ppt
SSO-2014.pptwindapas1
 
PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...
PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...
PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...ShipChannel
 
ISM CODE LESSONS SHORT.doc
ISM CODE LESSONS SHORT.docISM CODE LESSONS SHORT.doc
ISM CODE LESSONS SHORT.docShipChannel
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayarbennyagussetiono
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxBowo65
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahYuliansyah Haroni
 
TUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptxTUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptxahmadznal
 

Similar to CROWD MANAGEMENT TRAINING (20)

PPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptxPPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptx
 
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
ISM CODE LESSONS FOR TIKTOK.doc
ISM CODE LESSONS FOR TIKTOK.docISM CODE LESSONS FOR TIKTOK.doc
ISM CODE LESSONS FOR TIKTOK.doc
 
Maritime disaster
Maritime disasterMaritime disaster
Maritime disaster
 
2.2 THEORY OF FIRE.pptx
2.2 THEORY OF FIRE.pptx2.2 THEORY OF FIRE.pptx
2.2 THEORY OF FIRE.pptx
 
Soal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaSoal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jaga
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikanan
 
materi safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan darurat
materi safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan daruratmateri safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan darurat
materi safety keselamatan di kapal saat terjadi keadaan darurat
 
Maritime Disaster
Maritime DisasterMaritime Disaster
Maritime Disaster
 
SSO-2014.ppt
SSO-2014.pptSSO-2014.ppt
SSO-2014.ppt
 
PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...
PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...
PELAJARAN SINGKAT ISM CODE UNTUK NEW JOINER DAN CREW LAMA SEBAGAI REMINDER AG...
 
ISM CODE LESSONS SHORT.doc
ISM CODE LESSONS SHORT.docISM CODE LESSONS SHORT.doc
ISM CODE LESSONS SHORT.doc
 
Maritime disaster
Maritime disasterMaritime disaster
Maritime disaster
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
TUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptxTUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptx
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docxBAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

CROWD MANAGEMENT TRAINING

  • 1. CROWD MANAGEMENT AND CRISIS MANAGEMANT BINA SENA
  • 2. STCW  Proficiency in Crowd Management IMO Model Course 1.28  Proficiency in Crisis Management & Human Behavior Training, IMO Model Course 1.29 Pada tanggal 1 Januari 1999, amandemen terhadap Konvensi Internasional revisi tentang Standar Pelatihan, Sertifikasi dan Watchkeeping untuk Seafarers dan Kode, mengenai pelatihan untuk personil di kapal penumpang, mulai diberlakukan
  • 3. Standart Of Training Certification and Watchkeeping 1978/1995 Dalam STCW 1995 diamandemen termasuk pelatihan khusus untuk awak kapal penumpang ,selain Ro Ro penumpang , yang melakukan pelayaran internasional harus melakukan pelatihan sesuai dengan STCW Code section V/2.1 & V/3.1 ,untuk nakhoda ,senior officer dan untuk orang yang ditunjuk dalam muster list untuk menolong penumpang saat situasi darurat dikapal
  • 4. KEINGINAN  Bekerja di sebuah kapal penumpang memberi Anda kesempatan untuk bepergian, melihat lokasi baru dan hidup bersama dengan keragaman orang. Cruise International mengatakan, "Manfaat bekerja diatas kapal pesiar tidak terbatas Itulah sebabnya pekerjaan ini adalah yang paling dicari setelah pekerjaan di industri pariwisata.." Ada banyak orang yang melamar pekerjaan di sebuah kapal pesiar. Salah satu tujuan Anda sebagai pemohon adalah untuk melihat dunia luar dan melihat di antara ribuan pelamar lainnya.
  • 5. TUJUAN PELATIHAN  mengorganisir gerakan aman kendaraan dan penumpang saat memulai dan disembarking  mengontrol seluruh elemen keamanan kargo dan integritas lambung  memantau dan suasana kontrol dalam ro-ro ruang kargo  mengatur prosedur kapal darurat  mengoptimalkan penggunaan sumber daya  mengendalikan respon terhadap keadaan darurat  kontrol penumpang dan personil lain selama situasi darurat  membangun dan memelihara komunikasi yang efektif
  • 6. CROWD MANAGEMENT TRAINING REQUIREMENT  life saving appliances and Control Plan a)Muster list b)Emergency Instruction c) Muster Station d)Exits  Ability to assist passenger and route to muster station and embarkation station.  Mustering Procedures
  • 7. Safety Of Life At Sea  Tenggelamnya kapal Titanic dilaut Allantic th 1912 yang memakan korban melahirkan konvensi pertama keselamatan pelayaran SOLAS 1914 yang memfokuskan pada peraturan tentang kelengkapan navigasi, kekedapan dinding penyekat kapal serta kelengkapan komunikasi.  Solas versi kedua th 1929 diberlakukan 1933 salah satu annex merevisi Colreg  Versi ketiga 1948 berlaku th 1952  Solas versi keempat 1960 diberlakukan 1965  Konvensi Solas 1974 berlaku 25 Mei 1980  Indonesia meratifikasi SOLAS dengan Keppres no 65 th 1980
  • 8. Herald Free Enterprise 03/06/1987 Inggris  459 penumpang (penumpang tambahan dilakukan)  Ramdoor tidak tertutup  Petugas berada di bawah tekanan  188 penumpang tewas
  • 9. Skandinavia star 04/07/1990 Norwegia  99 awak (90 baru) dan 383 penumpang, 153 tewas  Kebakaran di akomodasi dan tidak mencari kebakaran ditempat lain  Tidak ada latihan yang dilakukan untuk kru baru  Sprinkler dan detecting fire sistem tidak berfungsi  Tidak diadakan fire patrol
  • 10. Estonia 28/9/1994 Baltic Sea  989 orang di atas kapal 139 selamat  Cuaca angin kuat dan gelombang tinggi  Ombak besar dari haluan dan kecepatan tidak dikurangi  Alarm Penundaan meninggalkan Kapal  Petugas tidak memantau berita cuaca  Penumpang tidak dibantuan menuju Muster Station
  • 11. Keadaan DARURAT Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal  Terjadi tiba-tiba  Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas  Perlu segera ditanggulangi Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau kerusakan
  • 12. Penyebab Utama terjadinya Keadaan darurat : 1. Kesalahan Manusia 2. Kesalahan Peralatan 3. Kesalahan Prosedur 4. Pelanggaran terhadap aturan 5. Alam
  • 13. Jenis – jenis Keadaan Darurat :  Tubrukan  Kebakaran / Ledakan  Kandas  Kebocoran Tenggelam  Orang Jatuh ke Laut  Pencemaran  Kerusakan Mesin  Kerusakan Mesin Kemudi dll
  • 14. Crowd Management Training  Life-saving appliances (peralatan keselamatan)  Passengers assistance to assembly and embarkation stations (membantu penumpang dan menuju ke tempat berkumpul)  Mustering procedures (prosedur keadaan darurat)
  • 15. Shipboard Emergency Contigency Plans Rencana untuk menanggulangi segala macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yang didasarkan pada suatu pola terpadu, yang mampu mengintegrasikan aktifitas / upaya penanggulangan secara, cepat, tepat aman dan terkendali atas dukungan dari instansi terkait dan sumberdaya manusia dan fasilitas yang tersedia.
  • 16.  Prosedur Keadaan darurat : Tata cara atau pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar. Sijil Keadaan Darurat (Muster list) : suatu daftar yang berisikan nama, jabatan crew serta tugas – tugas crew yang harus dilaksanakan pada saat kapal mengalami keadaan darurat.
  • 17. Lintas Penyelamat Diri / Escape Route : jalur atau jalan – jalan yang telah ditetapkan untuk menyelamatkan diri pada saat kapal mengalami keadaan darurat. Escape Route dapat ditemui pada tempat – tempat tertentu seperti : 1. Kamar Mesin 2. Ruang Akomodasi
  • 18.
  • 19. EMERGENCY MUSTER LIST GENERAL EMERGENCY ALARM SIGNAL : SEVEN OR MORE SHORT BLASTS FOLLOWED BY ONE LONG BLAST ON THE SHIP'S WISTLE. THIS SIGNAL WILLALSO BE SOUNDED ON THE SHIP'S ALARM BELLS.( TUJUH TIUP PENDEK SATU TIUP PANJANG TERUS MENERUS ) On hearing this signal all personnel will proceed, taking their LIFE JACKETS to their EMERGENCY STASIONS as follows : COMMAND TEAM EMERGENCY TEAM ENGINE ROOM TEAM BACK-UP TEAM MUSTER MUSTER MUSTER MUSTER POINT THE BRIDGE POINT E.HEAD QUORTER POINT ENG.CONT ROOM POINT ON BOAT DECK RANK NAME RANK NAME RANK NAME RANK NAME Master M a r y o n o C / Off Rudi C/Engine Umran 2nd / Off Gregorius Q.Muster 2 Anwar 1st / Eng Karyoto 2nd / Eng Anto Simatauw CH/Cook H.Machusus Q. Muster 1 Hengky T Bento Oiler Murih Lusianto Q. Muster 3 Jumanter .G B
  • 20. EMERGENCY MUSTER LIST OF FIRE DRILL MV.KAMBUNA ISYARAT KEBAKARAN : ( SATU TIUP PENDEK DIIKUTI SATU TIUP PANJANG TERUS MENERUS 1. COMMAND TEAM MUSTER POINT : BRIDGE NO RANK TUGAS DALAM KEBAKARAN 01 NAKHODA PIMPINAN UMUM 02 A/B MENGGANTI JURU MUDI JAGA / MEMEGANG KEMUDI 2.EMERGENCY TEAM MUSTER POINT : EMERGENCY HEAD QUARTER 03 C/O MEMIMPIN DITEMPAT KEBAKARAN 04 1ST/ENG MENYIAPKAN ALAT-ALAT PEMADAM,MEMADAMKAN KEBAKARAN SESUAI PERINTAH DAN MEMAKAI BAJU TAHAN API BILA DIPERLUKAN 05 A/B MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN MEMBANTU MASINIS I 06 A/B MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN MEMBANTU MASINIS I MEMAKAI BREATHING APARATUS BILA DIPERLUKAN
  • 21. 3. ENGINE ROOM TEAM MUSTER POINT : ENGINE CONT ROOM 07 C/E MELAYANI ME / EMERGENCY FIRE PUMP / CO2 SYSTEM SESUAI PERINTAH PIMPINAN 08 2ND/ENG MEMBANTU CHIEF ENGINEER SESUAI PERINTAH DAN MENUTUP PINTU- PINTU KEDAP AIR SERTA BLOWER- BLOWER DAN MENJALANKAN POMPA-POMPA 4. BACK-UP TEAM MUSTER POINT : LIFE RAFT DECK 09 2ND/OFF MENYIAPKAN LIFE RAFT DAN MEMBAWA OBAT-OBATAN MEMBANTU TEAM PEMADAM DITEMPAT KEBAKARAN 10 BOTSWAIN MEMBANTU MUALIM II MENYIAPKAN LIFE RAFT MEMBAWA BEKAL MAKANA YANG ADA 11 CH COOK MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT MEMBAWA BEKAL MAKANAN MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT 12 STEWARD MEMBAWA BOTOL PEMADAM TERDEKAT DAN MEMBAWA SELIMUT
  • 22. Live saving appliances and control plans cont. Location of adult and infant lifejackets Location of extra blankets Location of emergency lockers Location of first aid lockers Aware of lifeboat boarding and launching Aware of life rafts boarding and launching Familiar with man overboard procedures Familiar of different types of lifebuoys Restrictions on the use of elevators
  • 23. Peralatan Keselamatan a. alat penolong (life saving appliance) b. alat pemadam kebakaran (fire appliance) c.alat tanda bahaya dg cahaya atau suara(light or sound signal appliance)
  • 24. Macam-macam Perlengkapan Kapal a. Penurun Sekoci(dewi-dewi/davits) Dewi-dewi sistim tuang/engsel
  • 26. Macam-macam Perlengkapan Kapal jaket/baju pelampung (life jacket) sebagai pelindung tambahan bagi ABK atau penumpang saat meninggalkan kapal,agar dpt lebih tahan terapung dg posisi kepala tetap di atas air.
  • 27. Macam-macam Perlengkapan Kapal . Rakit penolong (inflatable life raft)
  • 28. M Imron-smkn3bdr SidoarjoTeknologi dan Rekayasa 28 Macam-macam Perlengkapan Kapal a.5. Rakit penolong (inflatable life raft) Tali tambat rakit harus diikatkan di kapal, lalu rakit yg masih terbungkus dilempar ke air /laut.tarikan da ri tali tambat akan membuka tutup botol angin ,se lanjutnya angin akan mengembangkan rakit siap un tuk dipakai. Sarat Rakit Penolong : 1. kuat dijatuhkan ke air dari ketinggian 18 meter,beri kelengkapan tak ada yg rusak.berat max 180 Kg. 2. Dapat mengembang dg cepat & sederhana. 3. Lantainya kedapair dan berisolasi thd dingin 4. Dilengkapi tali tambat yg kuat minimal 10 m.
  • 29. Macam-macam Perlengkapan Kapal Macam Perlengkapan Kapal : 1. Peralatan Keselamatan : b. alat pemadam kebakaran (fire appliance) Berfungsi sebagai pemadam kebakaran di kapal. Bahan Pemadam : 1. cair 2. busa/foam 3. serbuk/powder Ukuran Alat Pemadam : 1. Portable/jinjing 2. Stasioner/tetap
  • 30. M Imron-smkn3bdr SidoarjoTeknologi dan Rekayasa 30 Macam-macam Perlengkapan Kapal Macam Perlengkapan Kapal : 1. Peralatan Keselamatan : b. alat pemadam kebakaran (fire appliance) Berfungsi sebagai pemadam kebakaran di kapal. Bahan Pemadam : 1. cair 2. busa/foam 3. serbuk/powder Ukuran Alat Pemadam : 1. Portable/jinjing 2. Stasioner/tetap
  • 31. Macam-macam Perlengkapan Kapal Penempatan Pemadam : 1. ditempat yg mudah dijangkau. 2. tak mengganggu lalu lalang orang contoh : 1. di dekat pintu keluar/masuk 2. belakang kursi keluar/masuk 3. dekat tangga dsb
  • 32. Macam-macam Perlengkapan Kapal dg cahaya atau suara(light or sound signal appliance) Isyarat kasat mata/Pyrotechnic (Signalling Equipment) Parachute signal Red hand flare oleh mata. Buoyant smoke signal Sbg isyarat tanda bahaya Pd siang hari digunakan issyarat asap apung (buoyan smoke signal) Pd malam hari dapat digunakan obor tangan (Red hand flare) atau parachute signal
  • 33. 33 Macam-macam Perlengkapan Kapal peletakan peralatan keselamatan di dalam ruang navigasi letak peralatan disamping tangga naik turun
  • 34. Macam-macam Perlengkapan Kapal  ISYARAT DARURAT Siap meninggalkan kapal  7 tiup pendek dan 1 tiup panjang dari suling kapal serta signal yang sama pada bel alarm dan bunyi alarm terus menerus. ●●●●●●● ▬▬  Orang jatuh kelaut Berteriak dan katakan “Orang jatuh kelaut sebelah Kiri / Kanan ….” Orang jatuh kelaut arah anjungan. ▬▬ ▬▬ ▬▬ ( 3 tiup panjang pada suling kapal).
  • 35.
  • 36. Tugas manajemen crowded Tugas sehubungan membantu penumpang harus termasuk : Memberi peringatan kepada penumpang Mengontrol permindahan penumpang di jalan dan tangga Mengumpulkan penumpang di tempat Berkumpul ( muster station ) Menjamin penumpang berpakaian lengkap dan telah memakai life jacket yang sempurna
  • 37. Persiapan dan pengesahan  Muster list harus dipersiapkan dan disyahkan menjelang kapal berlayar dan dipasang dengan jelas / menarik perhatian dikapal termasuk dianjungan, kamar mesin dan tempat awak kapal , harus dirubah bila diminta setelah audit permulaan .
  • 38. Macam-macam Perlengkapan Kapal  Isyarat siap untuk ABANDON SHIP /Tinggalkan Kapal  Yang terdiri dari 7 tiup pendek yang diikuti dengan 1 tiup panjang menggunakan suling kapal atau sirene dan berbagai tambahan.  Isyarat ini boleh dilengkapi dengan bel atau gong 7 ketok diikuti secara terus menerus, yang merupakan isyarat berkumpul dalam keadaan darurat.  Jika isyarat ini berbunyi, semua orang di atas kapal harus menggunakan pakaian hangat dan Life Jacket : kemudian menuju ke stasiun berkumpul dan stasiun sekoci penolong masing-masing. ABK melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan apa yang tertera didalam sijil meninggalkan kapal.  Setiap juru mudi dan ABK sekoci penolong, menuju ke sekoci penolong masing-masing dan menyiapkan sekoci penolong sesuai sistemnya.  Selanjutnya menunggu perintah meninggalkan kapal dari nakhoda.
  • 39. Prosedur bagi… Petugas Evakuasi  Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur evakuasi antara lain ◦ Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului ◦ Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan berat ◦ keluar gedung untuk menuju assembly area ◦ berkumpul ditempat yg ditentukan ◦ Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.  Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di kamar  Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan, meninggal) .
  • 40. Tanggung jawab awak kapal  Hal ini penting bagi keselamatan kapal dan penumpang bahwa semua awak kapal tahu posisinya / stasiunnya dan dapat bertugas masing masing saat dalam keadaan darurat  Saat mendengar signal alarm , masing masing crew harus menuju keposnya dan bertugas sesuai fungsinya sesuai latihan .
  • 41. Perintah peringatan keadaan darurat  Maksud Kebanyakan penumpang hanya sedikit pengetahuannya tentang lay out kapal, alat-alat dan prosedurnya, sangat sedikit mereka tahu akan pelaksanaan menghadapi bahaya dikapal ,oleh karena itu sangat penting agar penumpang diberitahu (indoktrinasi) kemana mereka pergi dan apa yang mereka perbuat saat terjadi situasi darurat .
  • 42. Tindakan mendengarkan sinyal alarm darurat umum  Secepatnya menuju muster station terdekat, bila anda berada di lokasi jauh dari kabin anda. Tanda petunjuk ke muster station terdiri dari tanda muster station dan arah panah pada arah yang sesuai .  Bila anda berada didalam kabin anda atau dekat dengan kabin anda ketika sinyal terdengar, berpakaian hangat lah anda pakai life-jacket anda dan obat-obatan yang penting dan ikuti tanda arah ke muster station .
  • 43.  Menolong penumpang yang membutuhkan pertolongan  Ikuti petunjuk dari awak kapal dan diberikan lewat PA system  Jangan kembali ke kabin anda untuk mengkumpulkan harta Anda  Jangan gunakan lift  Bila pintu keluar terdekat diblok, gunakan pintu keluar alternatif yang ditandai di perencanaan. Ini ditunjukkan dengan panah .
  • 44.  Muster Station adalah tempat dimana penumpang berkumpul didalam keadaan darurat. Muster station diberi tanda yang ditunjukkan pada perencanaan  Tindakan setiba di muster station  Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari anggota- anggota crew pada muster station. Crew akan memberikan anda sebuah lifejacket , pakailah .Anggota-anggota crew akan membantu bila dibutuhkan. Lifejacket anak-anak akan tersedia.
  • 45. Lihat instruksi pada penggunakan lifejacket, mencoba lifejacket anda.  Briefing penumpang biasanya dikumpulkan menjelang kapal berangkat. Kemudian, mereka akan memberikan instruksi mengenai prosedur yang harus diikuti dalam keadaan darurat sesuai dengan peringatan instruksi darurat
  • 46. Simbol dari muster stasiun  Muster Stasiun mudah diidentifikasi dengan unik
  • 47. Symbol stasiun embarkasi  Diidentifikasi dengan tulisan Embarcation Station Embarkation Station 2
  • 48.
  • 49. Menyiarkan Intruksi Keadaan darurat Bila sijil belum ada menjelang kapal berangkat , ini penting untuk menyiapkan pengarahan keselamatan dan penumpang memperhatikan peringatan perintah keadaan darurat lewat sistem public addessor. Pemberitahuan harus layaknya briefing, berisi informasi yang cukup untuk memastikan penumpang menuju muster station saat keadaan darurat .
  • 50.  Penyiaran perintah keadaan darurat dimulai dengan signal khusus untuk menarik perhatian penumpang, penyiaran dalam bahasa Inggris dan bahasa yang sesuai dengan kebangsaan penumpang pada bagian rute. Penyiaran harus dapat didengar didalam area umum, termasuk deck dimana penumpang berada.
  • 51.  Ada beberapa cara untuk mendorong penumpang membaca Perintah peringatan keadaan darurat. Dengan program video dipasang di kapal atau diterminal, dalam ticket, brosur dan majalah .
  • 52. Tindakan apa yang anda lakukan ?
  • 53.  Arah panah menuju stasiun berkumpul dipasang ditangga tangga , hall tempat masuk , pintu pintu menuju tempat berkumpul
  • 54.
  • 55.
  • 56. EXITS  Pintu dari tempat penumpang ke deck terbuka atau kejalan yang digunakan untuk menyelamatkan diri sebagai rute untuk menyelamatkan diri ditandai dengan tulisan exits dipasang dipintu apabila pintu tidak terlihat dari ruangan penumpang. EXITS
  • 57.
  • 58. SAAT EVAKUASI KEBAKARAN  Tetap tenang, Jangan panik !  Segera menuju tangga darurat yang terdekat  Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI  Lepaskan sepatu dengan hak tinggi  Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan  Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.  Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang- orang dibelakang anda  Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.
  • 59. Prosedur bagi… Petugas Evakuasi  Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri  Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.  Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur dan memberi petunjuk tentang rute dan arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul (assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan tangga darurat.
  • 60. LOW LOCATION LIGHTING  Menunjukkan arau rute evakuasi atau arah menuju tempat berkumpul atau stasiun embarkasi dipasang pada dinding dinding bagian bawah sebagai petunjuk untuk penumpang saat berasap / gelap
  • 61.
  • 62.
  • 64. GENERAL ARRAGEMENT  Deck 8 Ventilation Deck  Deck 7 Boat Deck  Deck 6 Promenade Deck  Deck 5 Saloon Deck  Deck 4 Platform Deck  Deck 3 Main Car Deck  Deck 2 Tween Deck  Deck 1 Double Bottom
  • 65.
  • 66.
  • 67. ASSIST PASSANGER EN ROUTE TO ASSEMBLY AND EMBARCATION STATIONS  Mengeluarkan perintah yang jelas meyakinkan .  Membangun kewibawaan :  Berdiri lebih tinggi  Memberikan perintah dengan singkat , jelas,sederhana ,tidak berteriak teriak dan tenang untuk melanjutkan perintah ,percaya diri.  Gunakan pakaian dinas (uniform) atau atribut lain, penumpang cenderung untuk mengikuti perintah  Tunjukkan bagaimana mengendalikan penumpang dikoridor ,tangga dan tempat lewat
  • 68. MAINTAINING CLEAR ESCAPE ROUTES  Jaga rute penyelamatan dari penghalang  Methode untuk menolong orang cacat dan orang yang membutuhkan pertolongan saat evakuasi  Kendalikan pencaharian orang diruangan akomodasi
  • 69. Rute alternatif  Pada keadaan darurat misalnya kebakaran, kejatuhan sampah dsb rute evacuasi tertutup , maka awak kapal harus mencari rute alternatif yang berada dibawah tanggung jawabnya
  • 70. Evacuasi bagi orang yang cacat  Kebanyakan penumpang dapat mengikuti petunjuk dan akan menuju ke muster station miliknya , bagaimanapun sesuatu dapat terjadi tidak dapat melaksanakannya dan membutuhkan pertolongan , beberapa contoh :  Phisiknya cacat  Mentalnya cacat  Pendengaran dan penglihatan  Cedera
  • 71. Bantuan yang dapat diberikan  Alat khusus atau orang tertentu diperlukan untuk membantu orang yang cacat untuk keselamatannya, awak kapal perlu mengetahui lokasi dimana kursi roda disimpan, alat alat kesehatan.Awak kapal atau penumpang dapat didaftar sebagai orang perlu bantuan bila diperlukan .
  • 72. Mencari tempat evakuasi  Beberapa penumpang tidak mendengar perintah evakuasi dan mereka tetap dikamarnya, beberapa team evakuasi yang harus mencari kembali kekamar-kamar untuk memastikan tidak ada penumpang yang tertinggal.
  • 73. Pengawasan lalulintas penumpang ( Controlling Passanger Traffic )  Setiap awak kapal yang ditunjuk untuk membantu penumpang dalam saat keadaan darurat harus melalui familiarisasi dengan tugas yang ditunjuk menjadi tanggung jawabnya dan prosedur yang terkait dalam fasilitas evacuasi, dan perhatian khusus pada jalan rute penyelamatan alternatif ,beberapa rute diblok oleh api, bocor atau kerusakan akibat tubrukan
  • 74.
  • 75. Penumpang dapat dipakai sebagai penolong juga jika keadaan tidak memungkinkan, kriteria penumpang yang dapat dimintai bantuan sbb : Tenang Phisiknya baik /sehat Berpengetahuan tentang situasi darurat misalnya tentara , petugas pemadam kebakaran ,bantuan kesehatan
  • 76. Perintah pada muster station  Penumpang telah diberi petunjuk ke muster station, ini penting untuk dipelihara dan dikendalikan, skenario akan berkembang pada titik bahwa bahaya dirasakan ada, kepada penumpang, tekanan dapat bertambah selama menunggu dan kekacauan dapat menjadi susah diatur.
  • 77. Mengembangkan kewenangan  Awak kapal dimuster station harus melaksanakan tugas, untuk melakukannya mereka harus mengembangkan kewenangan, menggunakan technik untuk membangun sebuah kemampuan kewibawaan dalam mempersiapkan memberi perintah dalam pengarahan evakuasi, yaitu menggunakan baju seragan, berhadapan dengan penumpang dan berbicara yang jelas dan tekanan yang rendah .
  • 78. Antri  Penumpang harus diatur untuk antri untuk fasilitas turun kesekoci / life raft , tehnik yang membantu termasuk : 1. Keluarga dan teman tetap bersama 2. Orang yang lebih tinggi pada formasi belakang 3. Letakan tangan pada orang didepannya
  • 79. Dihitung  Jumlah penumpang dihitung yang akurat merupakan hal yang sangat penting .  Pencaharian orang yang hilang harus inisiatip dari awakkapal yang bertugas untuk hal ini  Daftar penumpang harus digunakan untuk menunjukkan kehadirannya ,untuk itu daftar penumpang harus ada dimasing masing sekoci.
  • 80. Persiapan penumpang saat meninggalkan kapal  Saat situasi memburuk menunjukan bahwa meninggalkan kapal diperlukan ,penumpang harus dipersiapkan dengan sempurna .Menjelang menuju sekoci / liferaft persiapan terahir harus dibuat termasuk :  Obat Resep Penyembuhan  Air minum  Antimo  Baju hangat , bahkan diiklim panas
  • 81.
  • 82.
  • 83. Life Jacket  Sebagai tambahan dan sangat penting , semua penumpang harus memakai life jacket dengan sempurna sebelum meninggalkan kapal , awak kapal harus membantu memakai life jacket ,chek lampu dan pluitnya .  Penumpang menuju muster station membawa life jacket bagaimanapun dalam tempat penyimpanan dimuster station disimpan life jacket dewasa dan anak , ditempatkan ditempat yang mudah terlihat dan beri tanda dan diberikan symbol yang mudah diidentifikasi.
  • 84.
  • 85.
  • 86. Menghindari Kepanikan  Umumnya, penumpang cenderung bereaksi terlambat untuk keadaan darurat ,mereka tidak dapat dengan segera mengetahui/merasakan ada bahaya. Ketika alarm keadaan bahaya berbunyi orang menunggu informasi lebih lanjut, mereka akan tahu bahwa jalan keluar saat darurat.
  • 87. Pola dari prilaku  Ketika mereka bereaksi sebagai berikut : 1. Aktif , antara 10 % - 30% akan mengambil tindakan dan mengerjakan sesuatu , dari orang ini diharapkan dapat dipakai untuk penolong. 2. Pasif , 50 % -70 % akan menunggu perintah kemana harus pergi , apa yang harus dikerjakan , mereka membutuhkan pertolongan 3. Panik , 1% - 3 % , berteriak teriak berlari lari, takut, cemas
  • 88. Penyebab  Panik adalah penyebabnya karena takut, ini prilaku yang cepat dengan persepsi bahwa bahaya segera terjadi dan sangat berat, kesempatan untuk menyelematkan diri terbatas  Dalam situasi panik, akan mememungkin seseorang secara alamiah seseorang dapat bebas kestasiun yang ditunjuk atau dia tidak bergerak atau tidak terorganisasi .  Kepanikan secara kelompok jarang terjadi, tetapi dapat terbentuk ,kepanikan kelompok adalah prilaku terbagi, banyak orang dalam hubungan sosial yang simultan, pengalaman yang menakutkan dan melarikan diri atau menjadi tidak dapat bergerak
  • 89. Kebutuhan untuk pengarahan  Saat terjadi keadaan darurat penumpang mengharapkan arahan arahan, awak kapal harus melaksanakan tugas ini.  Orang yang aktif dapat memulai sesuai dengan kemampuannya dan kemungkinan penyebab keadaan tidak selamat atau situasi tambah buruk.  Penumpang yang pasif dapat mengikuti orang yang aktif ,orang yang ketakutan dapat menimbulkan kepanikan
  • 90. Tindakan  Dalam memberi perintah untuk menghindari atau minimalkan kepanikan saat terjadi keadaan darurat , awak kapal harus membangun kewenangan dan membangun persepsi memerintah dan mengendalikan sugesti termasuk tindakan :  Beritahu informasi  Hindari dramatisir , tenang  Gunakan penumpang yang aktif, jangan membiarkan mereka bertindak bebas.  Keluarga / teman selalu bersama  Bantu anak anak yang orang tuanya tidak dapat membantu
  • 91.
  • 92. Pendahuluan  Dalam kapal Ro-Ro Penumpang dan kapal penumpang harus mengikuti peraturan standar IMO : Persyaratan STCW 95 Hasil latihan yang effectif menghasilkan kapal yang aman /selamat Batuan dari luar dapat dimungkinkan tidak didapat
  • 93. Perencanaan pemeriksaan Alat alat penyelamatan Saat memulai naik kekapal sesuai dengan peraturan harus tahu seluruh struktur dan prosedur kapal : Familiarisasi kapal GA/fire plan Pintu pintu keluar darurat Lokasi alat alat Prosedur
  • 94. Prosedur : Training manual Alarms Tugas saat keadaan darurat Larangan / pembatasan penggunaan elevator / lift
  • 95. Membantu penumpang Awak kapal petugas distasiun darurat harus memperhatikan penumpang sbb : Memastikan kembali perintah yang jelas Ambil kendali Amankan / bersihkan rute rute evakuasi Bantu / organisasikan untuk membantu orang orang terkendala /
  • 96. Memelihara Perintah  Berikan perintah yang jelas kepada semua personil dan penumpang tetap tenang tetapi yakin :  Menonjol , nyata jelas  Dapat dilihat jelas  Hindari panik , kepemimpinan ,percaya diri ,tempat berkumpul yang jelas, memilah grup yang berkeluarga / famili , pelihara posisi saat bertugas  Hindari agresip
  • 97. Daftar penumpang evakuasi Dalam situasi darurat untuk evakuasi , awak kapal yang ditugaskan dalam muster station harus mengendalikan evakuasi sbb: Menghitung penumpang Jumlah kapasitas setiap life boat Melewati jembatan
  • 98.
  • 99. Pakaian dan life jacket  Ketika terjadi keadaan darurat , yang terpenting adalah : Penumpang berkaianan yang tebal Menggunakan life jacket Membawa selimut extra
  • 100. Perencanaan dan pelaksanaan pembatasan  Menjelang kapal berangkat nakhoda dan perwira harus merencanakan untuk diperhitungkan berbagai kemungkinan kondisi yang datang saat pelayaran , khususnya :  Lama dan area pelayaran  Kondisi laut yang diharapkan  Karakteristik dan keterbatasan kapal  Type dari muatan  Gunung es
  • 101. Membuka , menutup dan mengamanan geladak terbuka  Awak kapal yang ditugaskan harus familiar dan secara teratur berlatih tentang : Prosedur kapal Operator bersertifikat Laporan yang positip Memasukan data dalam Log book
  • 102. Legitimasi kelaikan Ro-ro penumpang  Nakhoda harus memastikan bahwa perwira yang ditugaskan dikapal tanggap dan mengikuti peraturan seperti : Peraturan Nasional dan Internasional Pembatasan penumpang Keabsyahan dermaga untuk bongkar muat
  • 103. Stability and Stress  Perwira jaga harus familiar dan memonitor : Intact and damage stability criteria Prosedur untuk memelihara kebenaran / keakuratan kedap air Pengamanan muatan Pengamatan kondisi laut Keterbatasan kapal
  • 104.
  • 105. Perawatan alat alat khusus Untuk memelihara keberlangsungan kelaik lautan kapal semua perwira dan awak kapal harus tanggap pada prosedur kapal dan perusahaan sehubungan dengan : Program Perawatan Berencana ( PMS)
  • 106. Pemuatan dan manual pengamanan dan perhitungan  Sebelum melaksanakan pemuatan , perwira jaga harus familiar dengan alat alat yang diperlukan sehubungan dengan :  Ship’s cargo securing manual  Peralatan yang memadai dan perawatannya  Titik titik pengamanan yang memadai  Rolling stress  Kecakapan Pelaut yang baik  Maximal pemuatan
  • 107. Daerah Muatan berbahaya  Perwira jaga harus memastikan bahwa muatan / bahan bahan berbahaya ditangani dengan sempurna Ventilasi yang baik Pintu ke car deck aman dan tertutup Memadatkan muatan yang benar Tanggap darurat, pemeliharaan alat alat Siap untuk dipergunakan
  • 108. Prosedur emergency  Semua perwira dan awak kapal harus familiar dan dilatih dalam menangani keadaan darurat seperti: Mencegah atau mengurangi masuknya air Semua ruangan ruangan diamankan dan ditutup Ramalan cuaca Kecepatan kapal Mencari tempat berlindung
  • 109. Monitor system televisi monitor Monitor system kebocoran Pindahkan air Bebaskan pembuangan air Menggunakan pompa portable
  • 110.
  • 111. Meminimalkan dampak dari air  Dalam semua situasi cobalah meminimal masuknya air kekapal :  Amankan akses kebawah sekat kedap air  Tutup pintu kedap air  Amankan pintu pintu dari penghalang / yang merintangi
  • 112. Komunikasi  Dalam situasi darurat awak kapal harus mengadakan komunikasi yang jelas :  Bahasa yang sesuai  Melatih personil  Menggunakan photo video ,  Pilih bahasa yang dipakai penumpang / diterjemahkan  Menggunakan kode dengan tangan  Memberikan tanda peringatan
  • 113.  Jamin bahwa semua informasi mengenai keselamatan dapat diterima dan dimengerti oleh penumpang dan awak kapal .  Pasang informasi keselamatan untuk penumpang dikamar mereka  Gunakan symbol Internasional  Pemberitahuaan yang jelas  Penumpang dan awak kapal diinformasikan
  • 114. Alat alat penolong Selama latihan dan benar benar situasi darurat awak kapal harus : Diperagakan cara pemakaiannya Instruksi yang jelas Gambarkan instruksi pemakaian Percaya diri pemakaiannya
  • 115. Shipboard Emergency Procedures  Keberhasilan penanganan situasi darurat tergantung Lima Faktor Utama: 1. Relevan Teknologi: peralatan harus dirancang untuk tujuan yang dimaksudkan bisa digunakan oleh operator dan diuji untuk memastikan pengoperasian 2. Prosedur tanggap darurat sesuai dengan teknologi dan secara rutin dievaluasi dan diverifikasi. 3. Kemampuan pemecahan pribadi karakteristik-masalah dan pengalaman dengan pengalaman situasi darurat berpengaruh signifikan terhadap respon kru untuk kondisi kritis.
  • 116. 4.Kesatuan-Tingkat persahabatan, kesetiaan dan pengertian antara anggota tim manajemen krisis sebagai loyalitas dan penghormatan terhadap pemimpin kapal akan mempengaruhi dril tanggap darurat 5.Pelatihan personil dan tim membuktikan kinerja terbaik dalam analisis kecelakaan memiliki tingkat yang relatif tinggi pelatihan dan pengalaman pada kenyataannya, pelatihan dapat membantu mengatasi kekurangan pribadi yang melekat. Drill dan latihan merupakan sarana utama untuk memberikan pelatihan kapal yang relevan.
  • 117. Tujuan Drill  Mengembangkan keterampilan kerja dan tim. drill yang realistis dapat digunakan untuk mengevaluasi kesiapan darurat dan menentukan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk tindakan respon; pada kebutuhan pelatihan dapat dihasilkan dengan menggunakan evaluasi atau drill. Drill harus digunakan untuk merangsang awak kapal bertindak cepat
  • 118. RENCANA LATIHAN  Perencanaan latihan yang baik akan memastikan waktu dan usaha anggota kru, perencanaan harus detail. Sebuah Rencana Drill harus mencakup: Tujuan:. Siapa yang harus dilatih dan dievaluasi Peralatan apa yang harus diuji? Apakah ada kekurangan tertentu, yang perlu diperbaiki? Referensi: Apa sistem atau kebijakan yang berlaku. Efek melakukan keselamatan drill kapal? Jika demikian apa tindakan pencegahan dapat diambil untuk melakukan drill sambil meminimalkan resiko keselamatan? Harapan; Siapa yang diharapkan untuk melakukan drill, kapan? Masalah yang mungkin terjadi, beberapa operasi rutin akan terganggu? Apakah ada sejumlah awak kapal baru
  • 119. CRISIS MANAGEMENT  Peraturan STCW tersebut dinyatakan bahwa pelaut yang bekerja di kapal penumpang harus menyelesaikan pelatihan sebagaimana yang diatur dalam STCW Code A - peraturan V/2 dan V/3.5 disesuaikan dengan kapasitas, tugas dan tanggung jawabnya.  Pelatihan ini termasuk persyaratan baru sesuai STCW Code, dimana diwajibkan bagi Nakhoda, Mualim I, Kepala Kamar Mesin, Masinis II dan orang-orang yang mempunyai tanggung jawab dalam keselamatan penumpang pada saat mengalami keadaan darurat
  • 120. MENGORGANISIR PROSEDUR DARURAT KAPAL  Teknologi (peralatan)  Prosedur-prosedur tanggap darurat  Karakteristik Personil  Kepatuhan  Pelatihan
  • 121. OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA  Ketidak cakapan awak kapal, atas keseluruhan responnya itu akan merugikan mereka sendiri; untuk mengatasi hal ini adalah penting menugaskan mereka sesuai peraturan SOLAS. Menempatkan personel kunci dan meyakinkan mereka untuk dilatih dengan posisi yang berbeda-beda.
  • 122. Delegasi  Kualitas : Saya lebih baik melakukannya sendiri, saya dapat melakukannya lebih baik  Waktu : Saya dapat melakukan itu lebih cepat  Kepuasan : Jika saya melakukan sendiri, saya tahu hal itu akan dapat terselesaikan  Resiko : Dia kemungkinan dapat melakukan kesalahan, lebih baik saya melakukannya sendiri.
  • 123. Latihan – latihan/Drill  Teknologi Mencoba peralatan, apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan? apakah sesuai dengan harapan ? apakah Ietaknya strategis ?  Prosedur - prosedur Apakah prosedur - prosedur tersebut cocok diterapkan pada tempatnya dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia ?  Apakah informasi selama berlangsungnya latihan berjalan efektiv dan efisien ?  Adakah penugasan - penugasan yang perlu ditinjau kembali atau sejauh ini perlu didelegasikan ?
  • 124.  Karakteristik personil Apakah awak kapal terlihat mampu menghadapi skenario yang direncanakan ? Apakah tingkatan stress mengurangi kemampuan untuk pelaksanaan tugasnya ? Kepatuhan Apakah awak kapal patuh mengikuti keputusan pimpinannya ? Apakah mereka memperlihatkan keinginan untuk menolong sesamanya ?  Pelatihan Apakah ada jarak antara kecakapan yang ada dengan kemampuan yang diharapkan ? Pelatihan apa yang dapat memperbaiki untuk menghilangkan jarak (gap) tersebut ?
  • 125. PENGENDALIAN TANGGAP DARURAT  Kemungkinan reaksi awal  Pada Pemahaman masalah dan menyadari situasi yang terjadi, pemimpin akan cenderung bereaksi dalam beberapa cara :  Penolakan  Menyeluruh atau sebagian menolak permasalahan atau keseriusan masalah yang terjadi "ini tidak mungkin terjadi" atau "Situasi ini tidak terlalu parah" atau kemampuan untuk memecahkan masalah boleh jadi akan ditolak. "Kami tidak dapat menangani masalah ini, jadi kami tidak akan melakukan sesuatu".
  • 126.  Menghindar  Bahaya terlihat dengan nyata namun dianggap begitu mengancam sehingga si pemimpin tidak berani menghadapinya.  Fokus akan teralih ke masalah lain dan tanggung jawab sehubungan dengan bahaya yang mengancam akan didelegasikan.  Kebingungan  Pemimpin menjadi apatis ataupun ekstrim bereaksi namun lemah dalam mengambil keputusan. Hal ini mendekati situasi "Panik".  Proposional  Kejadian dan bahaya yang terkait dapat jelas diketahui serta persiapan untuk mengontrol dan menormalkan situasi darurat mulai dilakukan. Catatan  Kemampuan dalam merespon secara proposional dapat ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan.
  • 127. Kepemimpinan  Definisi :  Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan membimbing anak buahnya (team), serta merangsang personil untuk bekerja bersama-sama dan memberikan umpan balik (feed back) sesuai dengan perintahnya
  • 128.
  • 129.
  • 130.  Pimpinan - pimpinan yang ditunjuk Pimpinan - pimpinan yang ditunjuk secara formal ditugasi pada posisi yang spesifik untuk memimpin dengan, kewenangan yang lebih besar. Peran kritis formalnya ditentukan pimpinan untuk meyakinkan perhatian situasional, seperti fungsi-fungsi yang mengharuskan menjaga jarak dari team tanggap daruraat, memonitor prilaku dan mendeteksi serta mengkoreksi kesalahan-kesalahan.
  • 131. Pengangkatan Pimpinan Fungsional  Bila pimpinan -pimpinan yang ditunjuk tidak berada disuatu tempat setiap saat, adalah hal yang baik untuk mengusahakan penggantiannya dengan pimpinan fungsional. Pimpinan - pimpinan fungsional dapat berhasil dalam memberi semangat anggota team dengan menampung opini, melengkapi informasi dan mengambil tindakan bila diperlukan.
  • 132.  Pimpinan fungsional mempunyai beberapa kelebihan, termasuk :  Memperbolehkan penyimpangan sesuai perkembangan situasi  Mendorong kualitas terbaik untuk mengambil peran mengarahkan situasi.  Meningkatkan team work dalam situasi kompleks, sehingga Iebih cepat menguasi situasi.  Mempromosi kelancaran terpeliharanya personil junior dalam meningkatkan tanggung jawab.
  • 133. Keterampilan dalam memimpin  Tugas - tugas yang spesifik  Mengkoordinasi aliran informasi  Memotivasi individu dan team  Meminta masukan yang relevan  Mengkoreksi kesalahan-kesalahan dalam hal positif.  Memfokuskan team tanggap darurat pada tugasnya  Menyediakan status dalam Iangkah-langkah yang dilakukan  Memonitor team atas potensial kerja yang berlebihan  Menyediakan feed back.
  • 134. Mengelola Stress  Stress atau ketegangan timbul sebagai hasil ketidak seimbangan antara persepsi orang itu terhadap tuntutan yang dihadapinya dan mengenai kemampuannya untuk menanggulangi tuntutan tersebut. Stress timbul setiap kali terjadi perubahan dalam keseimbangan sebuah kompleks manusia - peralatan - lingkungan
  • 135. Faktor faktor stress  Faktor - faktor stress berpengaruh terhadap reaksi yang berkaitan dengan stress. Kebanyakan faktor - faktor stress secara nyata terlihat seperti pada saat kita mengalami suatu keadaan yang mengancam, merasakan cepatnya suatu perubahan yang terjadi, desakan waktu, gagal) mengontrol situasi, kurang rasa kebersamaan atau kurang koordinasi dengan tim tanggap darurat, sedikit atau tidak ada sama sekali informasi, informasi yang tidak menentu ataupun terlalu banyak informasi
  • 136. Kemampuan team Perilaku dan kemampuan team operasi (tim tanggap darurat) dapat terpengaruh dibawah tekanan stress.  Ketidak efektifan tim dapat terasa, seperti :  Tingkat kesalahan meningkat  Kurang komunikasi  Kurang berbagi informasi diantara anggota  Menjadi terlalu percaya pada pemimpinan dalam memecahkan masalah  Menjadi mudah terpengaruh pada pemikiran kelompok, keputusan tim tidak sebaik keputusan-keputusan dari tindakan anggota sendiri
  • 137. Kemungkinan tindakan para penumpang yang merugikan  Dalam pengamatan kebanyakan para penumpang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri mereka sendiri selama terjadi keadaan darurat di kapal, seperti :  Mencari saudara atau teman dan tidak mengikuti petunjuk awak kapal  Menaruh perhatian untuk mengambil kembali barang - barang miliknya  Kepanikan  Mencari penyelamatan masuk ke dalam kabin  Bergerak kearah berlawanan dengan kemiringan kapal
  • 138.  Hal lain yang diperlukan dalam melakukan tindakan dalam mengendalikan kekacauan masa, yaitu seperti :  Memberi informasi nyata pada situasi yang dihadapi untuk mencegah rumor yang negatip.  Mencegah tindakan dramatis, tunjukan sikap yang tenang.  Memanfaatkan penumpang yang aktif, namun jangan membiarkan mereka bertindak semaunya.  Menjaga rasa persaudaraan bersama  Menitipkan anak-anak kecil yang tidak dikenali identitasnya kepada para penolong dewasa.
  • 139. 5 perintah utama yang dapat diterapkan untuk menganalisa informasi apa yang diperlukan :  Situasi  Jelaskan situasi terakhir pada personil yang relevan, hindari penjelasan detail yang tidak diperlukan. Sistim kode dapat dipakai untuk menghindari kepanikan penumpang dan mengurangi pengiriman dan penerimaan pesan yang terlalu panjang.  Penugasan  Jelaskan tindakan aksi apa yang diperlukan secara spesifik pada awak kapal. Jika standar prosedur diterapkan, minimal instruksi akan diperlukan. Hindari penugasan yang detail, ijinkan personil merespon akan fokus tugasnya tanpa terganggu (terhalangi).
  • 140.  Eksekusi  Bila diperlukan, jelaskan bagaimana menjelankan standard prosedur eksekusi yang diterapkan.  Administrasi (Penguasa Pelabuhan)  Prosedur-prosedur apa yang diterapkan dalam situasi genting ini ?  Apakah pendukungnya tersedia ?  Kepemimpinan dan komunikasi  Siapa yang bertugas dibeberapa lokasi yang mans tindakantindakan yang tanggap sedang berjalan ? Model komunikasi apa yang digunakan ?
  • 141.  Banyak faktor yang menjadi penghalang atau penghambat dalam komunikas Beberapa hambatan, yaitu :  Perilaku yang tidak bersahabat  Otoriter  Pemarah atau frustasi  Personil biasa  Perbedaan pandangan (team)  Kurangnya rasa percaya diri.  Tidak mempriopritaskan yang seharusnya  Struktur organisasi  Membingungkan  Egosentris  Tersendat-sendat / Terbata-bata  Jarak. Hambatan - hambatan Komunikasi
  • 142. Komunikasi dengan para penumpang Informasi ke penumpang sebaiknya terarah, sebagai berikut :  Situasi  Terangkan situasi dengan fakta, jelas dan yakinkan kembali. Penjelasan secara detail dihindari.  Penugasan  Terangkan apa yang harus penumpang lakukan, jika ada.  Eksekusi  Terangkan bagaimana penugasan harus dilakukan, jika ada.