2. HASIL RIVIEW ARTIKEL JOURNAL OF THE
PHILOSOPHY OF SPORT : INTRODUCTION:
PERSPECTIVES ON THE ANCIENT PHILOSOPHY
OF SPORT
Artikel singkat ini memperkenalkan bagian khusus
tentang filosofi kuno olahraga. Artikel ini juga bertujuan
untuk mengeksplorasi filosofi olahraga kuno dari
berbagai perspektif, menunjukkan olahraga kuno lebih
beragam, kompleks, dan mencerahkan daripada yang
dibayangkan banyak orang. Untuk mencapai tujuan itu,
di dalam artike ini terdapat pendapat para sarjana di
bidang filsafat, linguistik, klasik, retorika, dan agama.
3. HASIL RIVIEW ARTIKEL JOURNAL OF THE
PHILOSOPHY OF SPORT: MUMFORD ON
AESTHETIC–MORAL INTERACTION IN SPORT
Artikel berisikan tentang tantangan seorang
Jason Holt terhadap perspektif Mumford tentang
pertandingan kematian Dynamo Kiev yang telah
terkenal. Sementara Mumford mengklaim bahwa
keadaan pertandingan yang secara moral
menindas mengurangi dari itu
sehingga 'itu bukan sesuatu yang secara sadar harus kita
kagumi secara estetika', sedangkan Jason Holt memiliki pendapat
bahwa, sebaliknya, dan mengingat apa yang Mumford katakan
tentang kasus lain, keadaan seperti itu
sebenarnya meningkatkan estetika permainan sedemikian rupa
sehingga akan salah jika tidak menghargainya secara estetika.
4. HASIL RIVIEW ARTIKEL JOURNAL OF THE PHILOSOPHY OF
SPORT: IN ANSWER TO ORWELL: A DEFENCE OF
INTERNATIONAL SPORT
Artikel ini berisikan pertimbangan dan bantahan oleh Brandon Robshaw tentang kasus George
Orwell terhadap olahraga internasional. George Orwell berpendapat baik dari prinsip umum dan
contoh spesifik bahwa kontes olahraga internasional mengarah pada pesta pora nasionalisme dan
memperburuk permusuhan antar negara. Brandon Robshaw memberikan tanggapan
dengan berpendapat bahwa contohnya adalah kasus patologis yang dipilih secara ceri. Brandon
Robshaw kemudian mempertimbangkan argumen Gleaves dan Llewellyn, yang menolak olahraga
internasional atas dasar a) etis dan b) lusuh. Berdasarkan karya Iorwerth dan Hardman, Brandon
Robshaw menyatakan bahwa masalah etika tidak melekat pada olahraga internasional dan dapat
dihindari atau dikurangi; sementara argumen lusuh mereka bergantung pada definisi nilai tunggal
olahraga elit yang dapat diganggu gugat.
5. HASIL RIVIEW ARTIKEL JOURNAL OF THE PHILOSOPHY
OF SPORT: SPORT AND THE ANXIOUS MIND
Di dalam artikel ini membahas tentang pendapat seorang Jeffrey Fry yang berbunyi bahwa
pengalaman yang didapat dari informasi dalam berbagai faktor: faktor biopsikologis, sosial, dan
ontologis. Setiap faktor memberikan wawasan tentang sifat. Jeffrey Fry juga mengeksplorasi
beberapa alasan mengapa manusia mengejar usaha olahraga kompetitif yang menimbulkan
kecemasan dan memeriksa kemungkinan mengurangi kecemasan dalam olahraga. Hal tersebut bisa
ia katakan karena melihat fakta yang terjadi pada rakyat, kita dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang mengapa laporan yang diambil dalam partisipasi olahraga, dan kontur apa yang
diperlukan dimana olahraga adalah tempat beraneka ragam pengalaman atletik. Dalam tulisan ini,
saya fokus pada pengalaman yang dirasakan dalam olahraga. Kecemasan sering kali rusak sebagai
salah satu bentuk tekanan psikologis. Ini adalah pengalaman umum dan yang bisa dibilang sering
menjadi pendamping peserta olahraga.
6. HASIL RIVIEW ARTIKEL JOURNAL OF THE PHILOSOPHY OF SPORT: SEARLE, MERLEAU-
PONTY, RIZZOLATTI – THREE PERSPECTIVES ON INTENTIONALITY AND ACTION IN SPORT
Artikel ini membahas tentang hubungan antara berbagai tingkat intensionalitas, seperti a) 'niat
tindakan' yang beroperasi pada tingkat kognitif sadar, seperti misalnya, ketika seorang pemain
menembak tujuan dalam sepak bola, b) 'niat motorik' 'Mengarahkan gerakan tubuh saat menendang
bola, dan c)' intensionalitas neuron cermin 'yang berotot dari penjaga gawang yang beroperasi saat
penjaga gawang melihat bagaimana kaki penendang memukul bola. Dalam filosofi olahraga,
intensionalitas mendapat perhatian yang relatif sedikit, tetapi pada tahun dibuatnya artikel ini
menjadi agenda. Selain apa yang dapat kita sebut 'niat tindakan', yang dipelajari oleh filsuf seperti
Searle, pendekatan fenomenologis yang diteruskan oleh Merleau-Ponty telah membuka konsep 'niat
motorik', yang berarti perhatian tubuh dasar dan keterkaitan dengan dunia sekitarnya. . Konsepsi ini
sangat relevan untuk studi tentang tindakan tubuh seperti yang kita temukan dalam olahraga.