Tugas ini membahas berbagai perspektif tentang filsafat olahraga dalam beberapa jurnal. Topik utama meliputi makna olahraga, pendekatan internalis dalam filsafat olahraga, dan perkembangan filsafat olahraga sebagai disiplin ilmu.
KELOMPOK 2_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH M1 s.d M15_PFI_S_UNTAG_SBYDINAFRENTI17
KELOMPOK 2 PFI KELAS S
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
1. DINA FRENTI OKVIRA HUTABARAT (1211900020)
2. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
MATERI KULIAH M1 s.d M15
1. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
3. Filsafat Kebenaran
4. Penalaran
5. Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran
6. Filsafat Manusia
7. Etika dan Moral
8. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
9. Sarana Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
10. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
A Manfaat Mahasiswa Belajar Filsafat
B Perkembangan Filsafat
C Logika Berfikir Untuk Mengetahui Kebenaran Ilmiah
D Teori Kebenaran
E Tataran Keilmuan / Pengetahuan : Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi
F Filsafat Pancasila
G Karya Ilmiah Filsafat
H Kumpulan Soal dan Jawab
KELOMPOK 5 PFI KELAS S
1. Thomas Julianto (1211900077)
2. Muhammad Fatkhur Rohman (1211900081)
3. Alviyati Wahyuningtyas (1211900085)
MATERI KULIAH M1 s.d M15
1. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
3. Filsafat Kebenaran
4. Penalaran
5. Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran
6. Filsafat Manusia
7. Etika dan Moral
8. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
9. Sarana Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
10. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2021
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas sElenAnggraini
Anggota Kelompok 4 :
1. Mela Putri Afdzani - 1211900057
2. Elen Anggraini - 1211900071
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
List judul Rangkuman
1. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
3. Filsafat Kebenaran
4. Penalaran
5. Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran
6. Filsafat Manusia
7. Etika dan Moral
8. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
9. Sarana Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
10. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
KELOMPOK 2_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH M1 s.d M15_PFI_S_UNTAG_SBYDINAFRENTI17
KELOMPOK 2 PFI KELAS S
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
1. DINA FRENTI OKVIRA HUTABARAT (1211900020)
2. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
MATERI KULIAH M1 s.d M15
1. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
3. Filsafat Kebenaran
4. Penalaran
5. Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran
6. Filsafat Manusia
7. Etika dan Moral
8. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
9. Sarana Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
10. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
A Manfaat Mahasiswa Belajar Filsafat
B Perkembangan Filsafat
C Logika Berfikir Untuk Mengetahui Kebenaran Ilmiah
D Teori Kebenaran
E Tataran Keilmuan / Pengetahuan : Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi
F Filsafat Pancasila
G Karya Ilmiah Filsafat
H Kumpulan Soal dan Jawab
KELOMPOK 5 PFI KELAS S
1. Thomas Julianto (1211900077)
2. Muhammad Fatkhur Rohman (1211900081)
3. Alviyati Wahyuningtyas (1211900085)
MATERI KULIAH M1 s.d M15
1. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
3. Filsafat Kebenaran
4. Penalaran
5. Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran
6. Filsafat Manusia
7. Etika dan Moral
8. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
9. Sarana Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
10. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2021
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas sElenAnggraini
Anggota Kelompok 4 :
1. Mela Putri Afdzani - 1211900057
2. Elen Anggraini - 1211900071
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
List judul Rangkuman
1. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
3. Filsafat Kebenaran
4. Penalaran
5. Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran
6. Filsafat Manusia
7. Etika dan Moral
8. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
9. Sarana Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
10. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Ilham Putra - Tugas Review Jurnal Filosofi Olahraga
1. TUGAS I MATA KULIAH FILSAFAT OLAHRAGA
ILHAM PUTRA NUGRAHA
21070805010
DOSEN PENGAJAR :
Dr. Made Pramono, SS, M.Hum.
JURUSAN S2 PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
2. Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang pengertian filsafat dari berbagai sudut pandang.
Berikut penulis merangkum dari beberapa jurnal yang berkaitan dengan filsafat.
Hilvoorde, I. V., Vorstenbosch, J., & Devisch, I. (2010). Philosophy of Sport in Belgium and the
Netherlands: History and Characteristics. Journal of the Philosophy of Sport, 225-236.
Dalam jurnal ini dibahas bahwa selama beberapa dekade, olahraga telah menjadi bidang
yang diakui filsafat. Beberapa jurnal, organisasi, dan konferensi diselenggarakan untuk membahas
berbagai topik. Filsafat olahraga adalah disiplin hidup yang memperdebatkan berbagai topik,
termasuk pertanyaan etis praktis seperti: doping dan peningkatan dan pertanyaan tentang praktik
olahraga di masyarakat, sebagai serta pertanyaan yang lebih abstrak mengenai nilai-nilai internal
olahraga, dan alam dari olahraga itu sendiri. Meskipun berorientasi internasional, debat filosofis
olahraga terkadang terjadi berbeda dari satu negara ke negara lain, dari satu daerah ke daerah lain,
tergantung pada isu lokal dan olahraga favorit. Di Negara-Negara Belgia dan Belanda beberapa
tema khusus telah mendominasi diskusi, terkadang dengan konsekuensi yang luas untuk olahraga.
Misalnya, penangkapan orang Belgia pemain sepak bola Bosman (tahun 1995), yang
menjungkirbalikkan dunia sepak bola. Belanda dan Belgia memiliki banyak kesamaan. Sebagai
tetangga yang baik, baik Belgia dan Belanda menyukai bersepeda dan sepak bola. Belanda adalah
negara sepakbola yang diakui sejak tahun 70-an dan, menjadi "negara air," memiliki panjang,
mendominasi, dan penting secara budaya, tradisi dalam skating, serta berenang dan berlayar Dalam
makalah ini, kami membuat sketsa garis besar perkembangan dan perdebatan dalam olahraga
filosofi di Low Countries selama dua dekade terakhir: apa yang dipertaruhkan, apa apa topik dan
publikasi utama dan apa yang saat ini mendominasi lanskap filsafat olahraga? Karena Belanda
memiliki filosofi komunitas olahraga yang lebih aktif daripada Belgia, dan karena Belgia lebih
mengilhami terakhir daripada sebaliknya..
Breivik, G. (2021). Sport as part of a meaningful life. Journal Of The Philosophy Of Sport .
Pada jurnal ini dijelaskan tentang arti penting olahraga dalam kehidupan. Psikolog dan
filsuf Belanda, Buytendik adalah bagian dari gerakan fenomenologis yang lebih luas dalam sains
dan filsafat benua interbellum dan postbellum (1925 – 1955) yang menjadi isu sentral pemikiran
modern. Ciri khas pemikiran Arnold Gehlen pakar sosiologi, Helmuth pakar ilmu biologi dari
Jerman dan Filusuh Prancis Merlau Ponty ilmu psikologi, ia memiliki pemikiran yang
3. menjembatani kesenjangan antara sains dan filsafat dengan mengembangkan kerangka biologis
dan psikologis yang lebih luas. Mengingat sifat dari faktor-faktor yang mempengaruhi representasi
tidak subjektif, tetapi lebih diwarisi dari dan dibetuk oleh tradisi dan konteks dua dunia, kali ini
adalah bagian intersubjektif. Ini memberi kita perspektif di bidang filsafat olahraga. Beberapa
sarjana menenkankan sifat interersubjektif konsespi terkait olahraga. Filosofi olahraga pada
umumnya dan pendekatan intelektual pada khususnya telah lama mengatasi kesalahan dari paham
klasik platonic, gagasan tentang olahraga dengan mengidentifikasi ciri ciri utama esensi olahraga,
sebaliknya tautannya tentang teori platonisme dalam philoshopy olahraga didorong lebih ke jenis
olahraga sesuai spesifikasinya. Seperti yang kami soroti sebelumnya ciri khas metedologi Platonis
yang digunakan oleh internalisme adalah sifatnya yang reduktif. Ini dari dua presepektif yang
berbeda, satu menuju ke implikasi metedologis, dan hubungan interpretasi internalisme. Yang
memberikan asumsi untuk sering memahami pengalaman realiats suatu fenomena sedangkan
konsekuensi dari pencarian internalisme untuk definisi olahraga adalah pengurangan sifat
fenomena olahraga dari sudut pandang metedologis. Perbedaan tradisi internalis olahraga bias oleh
pengaruh prasangka ex berpendapat bahwa konten yang dihasilkan dari prasangka internalis
mengarah pada interpretasi olahraga yang mungkin bermasalah, trgantung pada fitur olahraga yang
diabaikan. Dengan memverifikasi pandangan ini memberikan interpretasi yang tidak realitas atau
lunak jika itu alam olahraga. Ini adalah hasil yang bermasalah dari penggunaan tinternalis dari
platonic-analitis.
Frias, F. J., & Monfort, X. G. (2015). A Hermeneutical Analysis of the Internalist Approach in the
Philosophy of Sport. Physical Culture and Sport. Studies and Research, LXVII.
doi:10.1515/pcssr-2015-0018
Dalam jurnal ini dibahas analisis interpretasi dari internal approach pada filosofi olahraga.
Pada jurnal tersebut telah ditemukan sebuah elemen yang secara intrinsic bertentangan dengan ide
keunggulan. Dalam kasus pertama, jika atlet menganggap olahraga perjuangan syasipcal bertujuan
menghancurkan orang lain, hamper tidak dikaitkan dengan keunggulan. Inilah alasan mengapa
filusuf berbicara tentang “ketegangan persaingan yang manis” untuk memberikan interpretasi yang
lembut tentang perjuangan yang melekat pada olahraga (khre mtcar, 1975;McLaughlin, & Torees).
Dari persepektif internalis, halangan tidak boleh dianggap sebagai hambatan dengan biaya
berapapun, melainkan sebagai fasilitator di perusahaan keunggulan (Waren P.Fraleight, 1984).
Secara teori para filsuf olahraga bergerak dengan mudah dan memandan olahraga sebagai
4. perjuangan fisik ke gagagsan keunggula yang lebih tinggi. Karena itu beberapa orang berpendapat
bahwa mencapai keunggulan fisik membutuhkan keunggulan manusia lainnya, seperti dedikasi,
mengenal diri sendiri dan menghormati saingan.Tantangan fisik yang diambil tim olahraga sangat
penting konsepsi nya tentang olahraga, meskipun demikian olahraga mencakup banyak elemen.
McNamee, M. (2007). Sport, ethics and philosophy; context, history,. Taylor & Francis Online,
1-6.
Sebagai sub-disiplin ilmu filsafat lebih formal dapat dikatakan muncul pada pertemuan
American Philoshopical Association di Boston, AS pada 28 Desember 1972 dan bersamaan
didirikannya Philosophhy Society for the Study of Sport (PSSS). Disiplin Filsafat di beberapa
tempat di reduksi menjadi perincian penggunaan linguistic biasa dan kondisi yang diperlukan dan
cukup untuk mendeteksi makna yang tepat dari konsep yang harus dioperasikan. Meskipun tetap
berkesinambungan yang kuat di sini dengan masa lalu kuno. Filsuf seperti Plato dan Aristoteles
juga peduli dengan menandai perbedaan, membawa kejelasan di mana sebelumnya persepetif akal
sehat. Pendekatan ini tentu saja mendominasi 20 tahun pertama di Jurnal Filsafat Olahraga. Filsafat
analitik telah muncul sebagai penyelidikan konseptual yang pada dasarnya bertujuan
mendasar.Tujuan nya untuk memberikan dasar yang aman untuk disiplin ilmu lain dngan
mengartiikulasikan geografi konseptual mereka.Keunggulan konseptual mendahului semua
penyelidikan empiris yang tepat. Eksponennya dilengkapi dengan alat analisis untuk membedah
konsep untuk kriteria konstituen, menggambar perbedaan konseptual dengan tatat bahasa yang
logis dan mencari perbedaan halus dalam pekerjaan mereka. Sebagian besar berkisar pada tiga
serangkai konsep pusat studi olahraga (mudah dipahami) dan partisipasi di dalamnya. Satu
pengecualian penting adalah karya Scott Kretcmar tentang sifat hubungan tes kontes, yang
berusaha untuk menguraikan beberapa parameter konseptual dan etika permainan olahraga.
Keerbukaan terhadap klasifikasi olahraga ini diperluas ke cabang-cabang filsafat. Jika
penyelidikan analitis ke dalam tiga serangkai konsep, permainan, dan olahraga demikian juga
estetika dan filsafat social telah terwakili dengan baik dalam sastra. Namun, pada 1990 an etika
olahraga menenmpati posisi dominan dalam penelitian dan keilmuan dalam filsafat olahraga.
Olahraga adalah segalanya, olahraga dikemas dengan makna. Dalam hal ini penulis berpendapat
pentingnya makna dalam pendidikan jasmani dan menyarankan untuk mmpromosikan kegiatan
dan olahraga secara instrinsik bermakana dan dapat mengarah pada komitmen jangka panjang
5. terhadap budaya atau subkultur olahraga. Sebagian dari masalahnya mungkin karena olahraga itu
sangat kompleks dan menolak ekstraksi makna yang mudah. Makna adalah masalah mendasar
dalam filsafat eksistensialis. Dalam presentasinya tentang filsafat eksistensial dan olahraga,
menunjukkan bagaimana orang dapat menciptakan makna eksistensial di dalam dan melalui
olahraga. Dalam sebuah artikel oleh Aggerholm dan breivik (2020) pembuatan makna dalam
kehidupan luar dan sepak bola dibahas menggunakan tiga sikap eksistensial: menjadi, memiliki,
dan memiliki sebagai factor kunci interpretative.
Widyaningsih, R., Budi, D. R., Listiandi, A. D., Qohhar, W., Rusdiyanto, R. M., Yudha, B. A., &
Irawan, R. (2020). eSport and Philosophy Behind: A Literature Review. eSport and
Philosophy, 24(3).
Jurna ini minya.eresume beberpa review tantang eSpot dan filosofinya. Dalam jurnal ini dituliskan
bahawa Feezell (dalam buku filofinya berjudul “Kehidupan Yang Baik” dimana ia berpendapat
bahwa daya tarik utama olahraga terkait dengan pencarian kita akan makna dalam hidup).
Sementara folsuf olahraga mempelajari pentingnya makna dan proses pembuatan makna dalam
olahraga , studi empiris mencoba mengidentifikasi makna yang berbeda lebih konkret dan spesifik
yang dialami orang dalam dan melalui olahraga. Area penelitian empiris yang lebih berkembang
dengan baik, seperti makna dalam kehidupan, pekerjaan, atau waktu luang. Oleh karena itu, tujuan
saya menulis artikel ini adalah untuk menempatkan makna dalam olahraga. Fokus utamanya tidak
akan pada makna olahraga itu sendiri, melainkan bagaimana olahraga (dalam arti luas) dapat
menjadi bagian dari kehidupan yang bermakna. Ini karena olahraga mungkin memiliki makna
tersendiri tetapi dapat meningkatkan kebermaknaannya dengan diintegrasikan ke dalam konteks
kehidupan yang lebih luas. Interpretasi olahraga memiliki makna objektif, misalnya melalui
organisasi olahraga besra, seperti IOC, dan dampak historis dan social dari acara olahraga tertentu
seperti pertandingan Olimpiade, turnamen besar, atau acara seperti boikot dan demonstrasi. Makna
holistic dalam versi sekuler berasal dari sesuatu yan anda temukan. Atlet pada tinkat kinerja yang
lebih tinggi menemukan makna dalam progam latihan, jadwal kompetisidan rencana karir yang
ditetapkan organisasi atlet. Pandangan eksistensialis memiliki latar belakang yang berbeda. Disini
rencana untuk alam semesta, untuk masyarakat, atau untuk individu. Masing-masing dari kita
harus memilih bagaimana hidup, tentu makna oleh individu dalam kebebasan total. Filsuf
eksistensial berpendapat bahwa keterbatasan (kematian) adalah prasyarat makna, dan kita harus
memutuskan bagaimana hidup berhdapan dengan fakta pamungkas ini. Menurut pandangan
6. Nozick, olahraga adalah bagian transparan kehidupan seseorang yang hanya dpat dilihat dan
dipelajri oleh orang lain. Kita dapat terinspirasi oleh kegiatan olahraga yang menyenangkan dan
antusias dari orang lain. Atau terkesan perjuangan dan usaha mereka, cara mereka, menangani
perlawanan dan kekalahan seterusnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada olahraga elit tetapi juga
pada olahraga khusus pada tingkat dan jenis yang berbeda.Poin terakhir kemungkinan mempelajari
pelajran dari olahragawan yang berdedikasi tinggi sangat cocok dengan gagasan olahragawan
sebagai contoh yang baik, panutan. Untuk menjalani kehidupan yang bermakna atlet harus hidup
transparan (tidak ada tipu daya/doping) sehingga orang lain dapat mengambil pelajran dari
kehidupan dari karir atlet dan terinspirasi untuk menjalani kehidupan dengan kualitas yang sama.
Dengan demikian ada aspek dan kualitas etika yang melekat pada kehidupan. Filsafat olahraga
sendiri adalah ilmu dalam perkembangannya berdasarkan filsafat dan disiplin serta praktik
olahraga. Ini adalah teoritis yang menyatukan pandangan ilmiah olahraga, epistemology olahraga,
dan metedologi ilmiah olahraga. Filsafat olahraga adalah produk dari kombinasi praktik olahraga
dan ilmu olahraga dibawah modernisasi dan penerapan filsafat. Tahap awal penelitian filsafat
olahraga berdasarkan filsafat pendidikan (dari tahun 1920 an hingga awal 1950). Penelitian filsafat
olahraga berdasarkan filsafat pendidikan, alasan utamnya adalah hasil penelitian didasarkan pada
teori filsafat pendidikan. Pergerakan pendidikan bermula di Amerika Serikat, sehingga memiliki
dampak besar bagi pendidikan di Amerika Serikat. Masyarakat disini mulai memikirkan peran
olahraga dalam menjaga ketahanan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Breivik, G. (2021). Sport as part of a meaningful life. Journal Of The Philosophy Of Sport .
Frias, F. J., & Monfort, X. G. (2015). A Hermeneutical Analysis of the Internalist Approach in the
Philosophy of Sport. Physical Culture and Sport. Studies and Research, LXVII.
doi:10.1515/pcssr-2015-0018
Hilvoorde, I. V., Vorstenbosch, J., & Devisch, I. (2010). Philosophy of Sport in Belgium and the
Netherlands: History and Characteristics. Journal of the Philosophy of Sport, 225-236.
McNamee, M. (2007). Sport, ethics and philosophy; context, history,. Taylor & Francis Online,
1-6.
7. Widyaningsih, R., Budi, D. R., Listiandi, A. D., Qohhar, W., Rusdiyanto, R. M., Yudha, B. A., &
Irawan, R. (2020). eSport and Philosophy Behind: A Literature Review. eSport and
Philosophy, 24(3).