SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Olahraga Membentuk
Karakter
Karakter adalah sebuah
terminologi yang sering digunakan
secara sinonim dengan istilah
kepribadian.
- Para ahli psikologi dari Eropa
lebih senang menggunakan istilah
karakter
- para ahli psikologi dari Amerika
lebih suka menggunakan istilah
kepribadian.
Dalam sejarah Olimpiade kuno
olahraga dijadikan sebagai
instrumen ritual pemujaan dewa
Zeus di kaki pegunungan Olympus.
Coles & Jones (1997)
mendefinisikan Olahraga sebagai
aktivitas fisik berupa permainan
yang berisikan perjuangan
melawan unsur-unsur alam, orang
lain, ataupun diri sendiri dan
memiliki kompleksitas organisasi.
Olahraga dapat dianggap sebagai
bagian dari pranata- pranata sosial
yang ada di masyarakat.
permainan dalam olahraga dapat
memberikan pengalaman individu
dalam konteks hubungan
interpersonal.
Olahraga tidak hanya merupakan
aktivitas fisik, tetapi juga sebagai
agen pembentukan karakter.
Pendek kata, dalam banyak hal
olahraga berpotensi
mempengaruhi pembentukan
karakter individu yang
berpartisipasi di dalamnya.
Atlet kereta luncur (bobsled)
menunjukkan perilaku sebagai
kompetitor sejati. Ketika itu, tahun
1964 diselenggarakan Olympiade
musim dingin di Austria. Monti telah
selesai melakukan giliran luncuran
yang terakhir dengan catatan waktu
yang menakjubkan. . Ia dipastikan akan
menjadi juara andaisaja lawan
terakhirnya, Tony Nash, tidak berhasil
melampaui catatan waktu yang
dibuatnya. Menjelang tampilnya Nash,
tersiar kabar bahwa ada bagian
‘onderdil’ dari kereta Nash yang rusak
yang bisa jadi akan berpengaruh
terhadap prestasinya. Mendengar
kabar itu, Monti mencopot bagian
tersebut dari keretanya dan kemudian
mengirimkannya kepada Nash. Nash
kemudian melakukan gilirannya dan
sampai ke garis finish dengan
menciptakan rekor baru serta
memenangkan medali emas.
Walaupun pertandingan sudah
berlangsung selama 50’ belum juga
terjadi gol. Pedro Zaballa, sayap kanan
Sabadell ketika itu mendapat peluang
untuk mencetak gol ke gawang Real
Madrid, tapi pada saat yang bersamaan
terjadi benturan yang sangat keras di
antara pemain belakang Real Madrid
sendiri, yaitu antara kiper dan back yang
menyebabkan cedera berat hingga
pingsan. Dengan satu sontekan kaki saja,
gol dipastikan terjadi, tapi itu tidak
dilakukan oleh Zaballa. Ia memilih
memberikan bola itu kepada pemain
lawan dengan tendangan pelan.
penonton sejumlah 80.000 orang ketika
itu memberikan sorak penghormatan
kepada Zaballa. Zaballa sendiri
menyatakan bahwa ia hanya menuruti
kata hatinya untuk tidak membuat gol
dalam suasana ketidakberdayaan lawan.
Maka juga tidak heran, bila perbuatan
yang mulia tersebut membawa Zaballa
dianugerahi International Fair Play.
Sebagai catatan akhir dari tulisan ini,
saya ingin mengutip salah satu pasal
dari International Charter of Physical
Education and Sport (UNESCO):
“Physical education and sport
programs must be designed to suit
requirements and personal
characteristics of those practicing
them, as well as the institutional,
cultural, socioeconomic and climatic
conditions of each country.”
Kesimpulannya,jika olahraga digunakan
sebagai instrument pembentukan
karakter, maka olahraga harus
diciptakan lingkungan yang
memungkinkan karakter individu yang
berpartisipasi di dalamnya terbentuk.
karakter Olahraga dan Karakter
Secara sosio-psikologis
Ex: Eugenio Monti
liga Spanyol antara Real
Madrid vs. Sabadell
Kesimpulan:
NAMA : Rahmat Hidayat Haqiqi
NIM : 20060484053
KELAS : 2020 B
Matkul : Filsafat Olahraga
AmeliaAmanda Setya Darmawan.
Olahraga kesehatan adalah
olahraga untuk memelihara
dan/atau untuk meningkatkan
derajat kesehatan dinamis,
sehingga orang bukan saja
sehat disaat diam (sehat statis)
tetapi juga sehat serta
mempunyai kemampuan gerak
yang dalat memenuhi segala
kebutuhan gerak bagi
kehidupannya (sehat dinamis).
kebugaran diuraikan menjadi
berbagai komponen yang
secara garis besarnya terbagi
menjadi 2 golongan yaitu
komponen kebugaran yang
terkait dengan kesehatan
(health related fitness) dan
komponen kebugaran yang
terkait dengan keterampilan
(skill related fitness). Untuk
meningkatkan kemampuan
tubuh secara fungsional, maka
perlu di atur melalui aktivitas
fisik yang teratur. Dengan
aktivitas fisik yang teratur,
maka adaptasi akan terjadi
dan kemampuan tubuh akan
meningkat.
Komponen kebugaran jasmani
yang terkait dengan kesehatan
secara umum adalah kebugaran
jantung paru (cardirespiratory),
kekuatan dan daya tahan otot,
fleksibilitas serta komposisi
tubuh. Komponen kebugaran
yang terkait dengan
keterampilan adalah kecepatan,
daya ledak, kelincahan,
kecepatan reaksi,
keseimbangan, dan koordinasi.
Pengukuran tingkat kesegaran
jasmani dapat menggunakan
alat tes pada masing-masing
komponen tersebut.
Konsep olahraga kesehatan
diantaranya padat gerak,
bebas stress, dilakukan
dalam waktu singkat (cukup
30 menit tanpa henti),
dilakukan secara bersama-
sama, berkelompok atau
massal, gerakannya mudah
dan murah. Sehingga
olahraga kesehatan dapat
membuat manusia menjadi
sehat jasmani, rohani dan
sosial yaitu sehat seutuhnya
sesuai konsep sehat WHO.
sasaran
olahraga
kesehatan
1. Memelihara dan
Meningkatkan
2. Kemampuan Gerak
Memelihara dan
Meningkatkan
Kemampuan Otot agar
dapat Kerja Lebih
3. Meningkatkan
Kapasitas Aerobik dan
Mempertahanan
Kapasitas Aerobik yang
Telah Memadai
4. Meningkatkan Kualitas
Hidup Sehat,
Mencegah Penyakit
Tidak Menular, dan
Membuat Hidup Lebih
Bermakna
1. Olahraga untuk
kesehatan
2. Olahraga untuk
penyembuhan atau
rehabilitasi
3. Pelatihan
kesehatan olahraga
(Olahraga
Profesional)
1. Meningkatkan
daya tahan tubuh
2. Meningkatkan
kemampuan otak
3. Membakar lemak
4. Mengurangi stres
5. Mengatasi
penuaan dini
6. Meningkatkan
energi tubuh
Ruang Lingkup
Kesehatan
Olahraga
Peran Kesehatan
Olahraga
Amelia Amanda Setya Darmawan
PERAN FISIOLOGI
OLAHRAGA DALAM
MENUNJANG PRESTASI
Olahraga prestasi tidak dapat dilepaskan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
men- capai prestasi puncak maka diperlukan dukung- an berbagai bidang dan disiplin ilmu
yang mampu menyokong prestasi tersebut
Dalam teori dan metodologi latihan terlibat beragam bidang ilmu yang saling mendukung
dan me- lengkapi satu sama lain.
Bidang ilmu tersebut meliputi:
(1) anatomi; (2) Fisiologi olahraga; (3) biomekanik; (4) statistic; (5) tes dan pengukur- an;
(6) kesehatan olahraga; (7) psikologi; (8) belajar motoric; (9) pedagogi olahraga; (10)
ilmu gizi; (11) sejarah olahraga dan juga (12) sosiologi olahraga .
kualitas pelatihan dalam olahraga prestasi sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang
juga saling mendukung dan melengkapi satu sama lainnya.
Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) atlet;
(2) pengetahuan dan kepribadian pelatih;
(3) Sarana dan prasarana olahraga;
(4) iklim kompetisi dan juga ilmu pengetahuan yang menunjang olahraga prestasi.
Kardio adalah nama lain jantung, sedangkan vaskuler merupakan istilah lain tentang
pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler dapat diartikan sebagai sistem peredaran darah
dengan jantung bekerja sebagai pompa dengan mengalirkan darah ke seluruh bagian
tubuh melalui pembuluh darah. Saat pelaksanaan aktivitas olahraga maka terjadi respon
fisiologis yang dilakukan oleh sistem kardiovaskuler. Salah satu respon yang dilakukan
jantung yaitu dengan meningkatkan denyut jantung. Dengan adanya peningkatan denyut
jantung maka jumlah darah yang didis- tribusikan menjadi lebih cepat diterima oleh
anggota tubuh.
Intensitas latihan olahraga sangat berkait- an erat dengan sistem kardiovaskuler. Intensi-
tas latihan olahraga dapat diartikan sebagai tingkat ringan atau beratnya aktivitas olahraga
yang dilakukan. Tingkat intensitas latihan ber- banding lurus dengan kerja sistem kardiovas-
kuler. Saat intensitas latihan rendah maka jantung akan berdetak lebih lambat, namun
pada olahraga dengan intensitas lebih tinggi maka jantung akan berdetak lebih cepat.
Pada pelaksanaan aktivitas olahraga maka terdapat perubahan pada sistem fisiologis tu-
buh manusia. Saat aktivitas olahraga dilaksanakan maka terjadi perubahan metabolisme
tubuh meningkat hingga 20 kali lipat dibanding aktivitas normal. Respon pelepa- san
panas yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan mengalirkan panas melalui pembuluh
darah untuk dibawa ke permukaan kulit sehing- ga terjadi proses evaporasi.
Menu- rut Giriwijoyo (2007) disebutkan bahwa cedera yang diakibatkan oleh lingkungan
panas dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kejang panas (Heat cramps)
2. Pingsan panas (Heat syncope)
3. Kelelahan panas (Heat exhaustion)
4. Kegawatan panas (Heat stroke)
tips yang dapat dilakukan oleh para praktisi olahra- ga untuk mengurangi resiko
terjadinya cedera panas saat aktivitas olahraga, yaitu: (1) Memilih bahan pakaian yang
mampu melakukan sirku- lasi udara dengan baik, (2) Pilih warna pakaian yang cerah
yang cenderung memantulkan panas, (3) Hindari pemakaian pakaian berlapis- lapis, (4)
Hindari olahraga di luar ruangan (outdoor) antara pukul 10.00 s.d 15.00 wib, (5) Minum
tanpa menunggu haus saat berolahraga,
(6) Lakukan proses aklimatisasi atau penyesua- ian dengan lingkungan baru secara
cukup.
salah satu upaya yang dapat dilakukan agar fisiologi olahraga dapat diimplementasikan
secara optimal pada olahraga prestasi yaitu melalui pendekatan cara penyampaian
materi fisiologi olahraga yang ditarik dari sudut pandang praktisi olahraga. Oleh karena
para praktisi olahraga memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan akade- mik
yang beragam maka penting untuk menyaji- kan materi fisiologi olahraga
tersebutdengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana sehingga mereka dapat
memahami dengan baik materi tersebut. Dengan tingkat pemahaman yang baik maka
diharapkan para praktisi olah- raga mampu mengimplementasikan prinsip- prinsip
fisiologi olahraga dalam upaya untuk mendukung pencapaian prestasi optimal.
Implementasi Sistem Kardiovaskuler
pada Olahraga Prestasi
Implementasi Lingkungan Panas Pada
Olahraga Prestasi
KELELAHAN DAN RECOVERY DALAM
OLAHRAGA
Amelia Amanda Setya Darmawan
i
Beragam pengertian atau istilah yang dipahami dimasyarakat dan khususnya pada
dunia olahraga yang berkaitan dengan pengertian kelelahan kelelahan , kelelahan bisa
diistilahkan dengan kecapekan, kepenatan, atau kepayahan.
Kelelahan (fisik) ialah menurunya kapasitas kerja (fisik) yang disebabkan oleh karena
melakukan pekerjaan itu. Menurunnya kapasitas kerja berarti menurunya kualitas dan
kuantitas kerja/gerak fisik itu. Kelelahan terjadi pada setiap orang yang melakukan
aktivitas olahraga dengan intensitas tinggi. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya dengan
istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem metabolisme energi. Dalam
penyedian energi saat beraktivitas olahraga yang kurang sempurna. Kelelahan dapat
dibagi dalam dua tipe, yaitu lelah mental dan lelah fisik. Lelah mental biasanya
disebabkan karena kerja mental sedangakan lelah fisik karena pekerjaan otot.
Kelelahan bisa berdampak patal bagi atlet fatal. Baik terhadap perkembagan prestasi
ataupun kualitas fisik atlet. kelelahan yang kronis, membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk terapi pemulihan bagi atlet.
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kelelahan , kelelahan sebenarnya mempunyai
fungsi positif terhadap perlindungan sel- sel tubuh , tetapi kelelahan menjadi hal
penyebab terhadap penurunan kemampuan kontraksi otot dan penurunan prestasi
pada aktivitas olahraga. Menurut Kroemer dan Grandjean 2000 dalam Adiputra (2013).
Kelelahan pada dasarnya adalah kehilangan efisiensi, penurunan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh. Dalam kondisi lelah perasaan subjektif mengenai kelelahan menjadi
dominan. Perasaan lelah sebenarnya merupakan perlindungan dari keterbatasan
kemampuan fisik untuk menhindari kerusakan fisik , ketegangan, dan gangguan –
gangguan psikologis lebih lanjut , dan sekaligus memberikan peringatan untuk
istirahat, agar fisik mempunyai kesempatan untuk memulihkan energinya kembali.
Kelelahan adalah fenomena
yang kompleks. Penyebabnya
dapat dikeranakan oleh :
a. Adanya masalah dengan
penyedian energy, ATP +
PC, glikolisa anaerobic.
b. Akumulasi hasil produk
seperti H +, asam laktat.
c. Kegagalan mekanik otot
untuk melakukan
konsentrasi.
d. Perubahan sistem saraf
Ketidak mampuan otot untuk
berkontraksi disebabkan oleh
ganguan :
1. Sistem saraf, yaitu saraf tidak
dapat mengirimkan impuls
ke otot –otot yang
bersangakuatan.
2. Tempat bertemu saraf dan
otot (neuromuscular
junction ) tidak dapat
menghantarkan impuls dari
saraf motor ke otot.
3. Mekanisme kontraksi yang
tidak dapat mengeluarkan
tenaga.
4. Sistem saraf pusat yaitu otot
dan sumsum tulang belakang
untuk menimbulkan
rangsangan maupun
mengahantar rangsangan
PENYEBAB KELELAHAN OTOT
1. Menghambat enzim aerobik dan anaerobik, sehingga menurunkan kapasitas
ketahanan aerobik dan kapasitas ketahanan anaerobic.
2. Menghambat terbentuknya creatin phospat (CP) dan akan mengganggu
koordinasi gerak.
3. Menghambat enzim fosfofruktokinase.
4. Menghambat pelepasan ion Ca++ pada troponin C mengalami penurunan dan
mengakibatkan gangguan atau terhentinya kontraksi serabut otot.
5. Menghambat aktivitas ATP pada serabut otot cepat , karena ATP pada serabut
otot cepat peka terhadap asam
Amelia Amanda Setya Darmawan
HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN KERJA KERAS DALAM
OLAHRAGA DAN KETERAMPILAN HIDUP
1. Apa itu percaya diri?
Percaya diri adalah penilaian positif terhadap diri sendiri
mengenai kemampuan yang ada dalam dirinya untuk
menghadapi berbagai situasi dan tantangan serta kemampuan
mental untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan
yang mendorong individu untuk meraih keberhasilan atau
kesuksesan tanpa tergantung kepada pihak lain dan
bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkannya.
2. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri
A. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan
proses perkembangan yang melahirkan kelebihan
kelebihan tertentu.
B. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk
bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan
kelebihan-kelebihannya tersebut.
C. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak
menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit
menyesuaikan diri.
D. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek
kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang
ada pada dirinya.
3. Manfaat Percaya Diri
a. Percaya diri membangkitkan emosi positif.
b. Percaya diri memfasilitasi konsentrasi.
c. Percaya diri mempengaruhi tujuan.
d. Percaya diri meningkatkan upaya.
e. Percaya diri mempengaruhi strategi permainan
f. Percaya diri mempengaruhi momentum psikologis.
g. Percaya diri mempengaruhi kinerja.
Nilai nilai tersebut sangat berkaitan dengan pencapaian prestasi
dan keterampilan hidup .
Olahraga menuntut para pelaku
olahraga untuk memiliki karakter percaya diri memiliki eksistensi
yang signifikan. Olahraga dapat dikatakan sebagai miniaturnya
kehidupan, menembus dan memiliki karakter kerja keras agar
bisa mencapai prestasi terbaik. Prestasi dalam kehidupan
maupun olahraga.
dunia olahraga selain dituntut memiliki skills yang mumpuni juga
harus diimbangi kumpulan karakter yang positif antara lain
percaya diri dan kerja keras.

More Related Content

What's hot

Sains sukan sem 2 1.14
Sains sukan sem 2 1.14Sains sukan sem 2 1.14
Sains sukan sem 2 1.14Syahrilharez
 
87050857 nota-pjk-form-4-2012
87050857 nota-pjk-form-4-201287050857 nota-pjk-form-4-2012
87050857 nota-pjk-form-4-2012fadillahadel
 
Tinjauan literasi
Tinjauan literasiTinjauan literasi
Tinjauan literasiamir hebat
 
Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1
Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1
Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1Adilah Mazli
 
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprintReview Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprintrendiarya
 
Nota kecergasan fizikal form 4
Nota kecergasan fizikal form 4Nota kecergasan fizikal form 4
Nota kecergasan fizikal form 4Roslinawati Arafee
 
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3SevtianDimas
 
Makalah Indah Cahyaning Suryani
Makalah Indah Cahyaning SuryaniMakalah Indah Cahyaning Suryani
Makalah Indah Cahyaning SuryaniIndahCsuryani
 
Bahan kesegaran jasmani
Bahan kesegaran jasmaniBahan kesegaran jasmani
Bahan kesegaran jasmaniDimas Sasongko
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3RahmatHidayatHaqiqi
 
Latihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmaniLatihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmanifaradisa6ipa
 
Bab 4 kecergasan kardiovaskular
Bab 4   kecergasan kardiovaskularBab 4   kecergasan kardiovaskular
Bab 4 kecergasan kardiovaskularkhairul azlan taib
 
NURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHY
NURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHYNURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHY
NURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHYNurulHikamArifah1
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondogustians
 

What's hot (20)

Sains sukan sem 2 1.14
Sains sukan sem 2 1.14Sains sukan sem 2 1.14
Sains sukan sem 2 1.14
 
87050857 nota-pjk-form-4-2012
87050857 nota-pjk-form-4-201287050857 nota-pjk-form-4-2012
87050857 nota-pjk-form-4-2012
 
Tinjauan literasi
Tinjauan literasiTinjauan literasi
Tinjauan literasi
 
Fajar
FajarFajar
Fajar
 
Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1
Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1
Kecergasan fizikal bab 1 pjpk tingkatan 1
 
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprintReview Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
 
Fleksibiliti - MPP
Fleksibiliti - MPPFleksibiliti - MPP
Fleksibiliti - MPP
 
Nota kecergasan fizikal form 4
Nota kecergasan fizikal form 4Nota kecergasan fizikal form 4
Nota kecergasan fizikal form 4
 
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 3
 
Makalah Indah Cahyaning Suryani
Makalah Indah Cahyaning SuryaniMakalah Indah Cahyaning Suryani
Makalah Indah Cahyaning Suryani
 
Bahan kesegaran jasmani
Bahan kesegaran jasmaniBahan kesegaran jasmani
Bahan kesegaran jasmani
 
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanitaMakalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
 
Latihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmaniLatihan kebugaran jasmani
Latihan kebugaran jasmani
 
Estetika olahraga
Estetika olahragaEstetika olahraga
Estetika olahraga
 
Bab 4 kecergasan kardiovaskular
Bab 4   kecergasan kardiovaskularBab 4   kecergasan kardiovaskular
Bab 4 kecergasan kardiovaskular
 
NURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHY
NURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHYNURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHY
NURUL HIKAM ARIFAH_BLIBIOGRAPHY
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
 
fitness level
fitness levelfitness level
fitness level
 
PPT Filsafat Olahraga
PPT Filsafat OlahragaPPT Filsafat Olahraga
PPT Filsafat Olahraga
 

Similar to 2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga

Kajian psikologi dalam bidang olahraga
Kajian psikologi dalam bidang olahragaKajian psikologi dalam bidang olahraga
Kajian psikologi dalam bidang olahragaNailiamani Aman
 
ppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptx
ppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptxppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptx
ppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptxNazreyArham
 
Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"
Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"
Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"FajarAuliaRahmawati
 
PPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptxPPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptxgalangpandu4
 
Makalah penjas senam lantai dan irama
Makalah penjas senam lantai dan iramaMakalah penjas senam lantai dan irama
Makalah penjas senam lantai dan iramaikramn yusna
 
Prinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahPrinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahNik Zawawi
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...HestyOliviaSafitri
 
5 konsep kecergasan fizikal.pdf
5 konsep kecergasan fizikal.pdf5 konsep kecergasan fizikal.pdf
5 konsep kecergasan fizikal.pdfnuar nani
 
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptxANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptxbudin10
 
2.1 psikologi sukan
2.1 psikologi sukan 2.1 psikologi sukan
2.1 psikologi sukan Amirul Ezuan
 
Tajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) Stpm
Tajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) StpmTajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) Stpm
Tajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) StpmShaker Ahmad
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasialfinNugraha3
 

Similar to 2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga (20)

Kajian psikologi dalam bidang olahraga
Kajian psikologi dalam bidang olahragaKajian psikologi dalam bidang olahraga
Kajian psikologi dalam bidang olahraga
 
ppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptx
ppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptxppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptx
ppt kelompok 5 [dasar-dasar penjas] (3).pptx
 
Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"
Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"
Fajar Aulia Rahmawati "Review 5 Jurnal SPORT PHILOSOPHY"
 
01-Pengantar.ppt
01-Pengantar.ppt01-Pengantar.ppt
01-Pengantar.ppt
 
PPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptxPPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptx
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Makalah penjas senam lantai dan irama
Makalah penjas senam lantai dan iramaMakalah penjas senam lantai dan irama
Makalah penjas senam lantai dan irama
 
Prinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahPrinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolah
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
 
5 konsep kecergasan fizikal.pdf
5 konsep kecergasan fizikal.pdf5 konsep kecergasan fizikal.pdf
5 konsep kecergasan fizikal.pdf
 
Makalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmaniMakalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmani
 
Review jurnal 3
Review jurnal 3Review jurnal 3
Review jurnal 3
 
long jump
long jump long jump
long jump
 
130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga
130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga
130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga
 
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptxANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx
 
2.1 psikologi sukan
2.1 psikologi sukan 2.1 psikologi sukan
2.1 psikologi sukan
 
Tajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) Stpm
Tajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) StpmTajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) Stpm
Tajuk 1 ( Penghantar Sains Sukan ) Stpm
 
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obatadaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 

2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga

  • 1. Olahraga Membentuk Karakter Karakter adalah sebuah terminologi yang sering digunakan secara sinonim dengan istilah kepribadian. - Para ahli psikologi dari Eropa lebih senang menggunakan istilah karakter - para ahli psikologi dari Amerika lebih suka menggunakan istilah kepribadian. Dalam sejarah Olimpiade kuno olahraga dijadikan sebagai instrumen ritual pemujaan dewa Zeus di kaki pegunungan Olympus. Coles & Jones (1997) mendefinisikan Olahraga sebagai aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri dan memiliki kompleksitas organisasi. Olahraga dapat dianggap sebagai bagian dari pranata- pranata sosial yang ada di masyarakat. permainan dalam olahraga dapat memberikan pengalaman individu dalam konteks hubungan interpersonal. Olahraga tidak hanya merupakan aktivitas fisik, tetapi juga sebagai agen pembentukan karakter. Pendek kata, dalam banyak hal olahraga berpotensi mempengaruhi pembentukan karakter individu yang berpartisipasi di dalamnya. Atlet kereta luncur (bobsled) menunjukkan perilaku sebagai kompetitor sejati. Ketika itu, tahun 1964 diselenggarakan Olympiade musim dingin di Austria. Monti telah selesai melakukan giliran luncuran yang terakhir dengan catatan waktu yang menakjubkan. . Ia dipastikan akan menjadi juara andaisaja lawan terakhirnya, Tony Nash, tidak berhasil melampaui catatan waktu yang dibuatnya. Menjelang tampilnya Nash, tersiar kabar bahwa ada bagian ‘onderdil’ dari kereta Nash yang rusak yang bisa jadi akan berpengaruh terhadap prestasinya. Mendengar kabar itu, Monti mencopot bagian tersebut dari keretanya dan kemudian mengirimkannya kepada Nash. Nash kemudian melakukan gilirannya dan sampai ke garis finish dengan menciptakan rekor baru serta memenangkan medali emas. Walaupun pertandingan sudah berlangsung selama 50’ belum juga terjadi gol. Pedro Zaballa, sayap kanan Sabadell ketika itu mendapat peluang untuk mencetak gol ke gawang Real Madrid, tapi pada saat yang bersamaan terjadi benturan yang sangat keras di antara pemain belakang Real Madrid sendiri, yaitu antara kiper dan back yang menyebabkan cedera berat hingga pingsan. Dengan satu sontekan kaki saja, gol dipastikan terjadi, tapi itu tidak dilakukan oleh Zaballa. Ia memilih memberikan bola itu kepada pemain lawan dengan tendangan pelan. penonton sejumlah 80.000 orang ketika itu memberikan sorak penghormatan kepada Zaballa. Zaballa sendiri menyatakan bahwa ia hanya menuruti kata hatinya untuk tidak membuat gol dalam suasana ketidakberdayaan lawan. Maka juga tidak heran, bila perbuatan yang mulia tersebut membawa Zaballa dianugerahi International Fair Play. Sebagai catatan akhir dari tulisan ini, saya ingin mengutip salah satu pasal dari International Charter of Physical Education and Sport (UNESCO): “Physical education and sport programs must be designed to suit requirements and personal characteristics of those practicing them, as well as the institutional, cultural, socioeconomic and climatic conditions of each country.” Kesimpulannya,jika olahraga digunakan sebagai instrument pembentukan karakter, maka olahraga harus diciptakan lingkungan yang memungkinkan karakter individu yang berpartisipasi di dalamnya terbentuk. karakter Olahraga dan Karakter Secara sosio-psikologis Ex: Eugenio Monti liga Spanyol antara Real Madrid vs. Sabadell Kesimpulan: NAMA : Rahmat Hidayat Haqiqi NIM : 20060484053 KELAS : 2020 B Matkul : Filsafat Olahraga
  • 2. AmeliaAmanda Setya Darmawan. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan/atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat disaat diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dalat memenuhi segala kebutuhan gerak bagi kehidupannya (sehat dinamis). kebugaran diuraikan menjadi berbagai komponen yang secara garis besarnya terbagi menjadi 2 golongan yaitu komponen kebugaran yang terkait dengan kesehatan (health related fitness) dan komponen kebugaran yang terkait dengan keterampilan (skill related fitness). Untuk meningkatkan kemampuan tubuh secara fungsional, maka perlu di atur melalui aktivitas fisik yang teratur. Dengan aktivitas fisik yang teratur, maka adaptasi akan terjadi dan kemampuan tubuh akan meningkat. Komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan secara umum adalah kebugaran jantung paru (cardirespiratory), kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas serta komposisi tubuh. Komponen kebugaran yang terkait dengan keterampilan adalah kecepatan, daya ledak, kelincahan, kecepatan reaksi, keseimbangan, dan koordinasi. Pengukuran tingkat kesegaran jasmani dapat menggunakan alat tes pada masing-masing komponen tersebut. Konsep olahraga kesehatan diantaranya padat gerak, bebas stress, dilakukan dalam waktu singkat (cukup 30 menit tanpa henti), dilakukan secara bersama- sama, berkelompok atau massal, gerakannya mudah dan murah. Sehingga olahraga kesehatan dapat membuat manusia menjadi sehat jasmani, rohani dan sosial yaitu sehat seutuhnya sesuai konsep sehat WHO. sasaran olahraga kesehatan 1. Memelihara dan Meningkatkan 2. Kemampuan Gerak Memelihara dan Meningkatkan Kemampuan Otot agar dapat Kerja Lebih 3. Meningkatkan Kapasitas Aerobik dan Mempertahanan Kapasitas Aerobik yang Telah Memadai 4. Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat, Mencegah Penyakit Tidak Menular, dan Membuat Hidup Lebih Bermakna 1. Olahraga untuk kesehatan 2. Olahraga untuk penyembuhan atau rehabilitasi 3. Pelatihan kesehatan olahraga (Olahraga Profesional) 1. Meningkatkan daya tahan tubuh 2. Meningkatkan kemampuan otak 3. Membakar lemak 4. Mengurangi stres 5. Mengatasi penuaan dini 6. Meningkatkan energi tubuh Ruang Lingkup Kesehatan Olahraga Peran Kesehatan Olahraga
  • 3. Amelia Amanda Setya Darmawan PERAN FISIOLOGI OLAHRAGA DALAM MENUNJANG PRESTASI Olahraga prestasi tidak dapat dilepaskan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk men- capai prestasi puncak maka diperlukan dukung- an berbagai bidang dan disiplin ilmu yang mampu menyokong prestasi tersebut Dalam teori dan metodologi latihan terlibat beragam bidang ilmu yang saling mendukung dan me- lengkapi satu sama lain. Bidang ilmu tersebut meliputi: (1) anatomi; (2) Fisiologi olahraga; (3) biomekanik; (4) statistic; (5) tes dan pengukur- an; (6) kesehatan olahraga; (7) psikologi; (8) belajar motoric; (9) pedagogi olahraga; (10) ilmu gizi; (11) sejarah olahraga dan juga (12) sosiologi olahraga . kualitas pelatihan dalam olahraga prestasi sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang juga saling mendukung dan melengkapi satu sama lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi: (1) atlet; (2) pengetahuan dan kepribadian pelatih; (3) Sarana dan prasarana olahraga; (4) iklim kompetisi dan juga ilmu pengetahuan yang menunjang olahraga prestasi. Kardio adalah nama lain jantung, sedangkan vaskuler merupakan istilah lain tentang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler dapat diartikan sebagai sistem peredaran darah dengan jantung bekerja sebagai pompa dengan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Saat pelaksanaan aktivitas olahraga maka terjadi respon fisiologis yang dilakukan oleh sistem kardiovaskuler. Salah satu respon yang dilakukan jantung yaitu dengan meningkatkan denyut jantung. Dengan adanya peningkatan denyut jantung maka jumlah darah yang didis- tribusikan menjadi lebih cepat diterima oleh anggota tubuh. Intensitas latihan olahraga sangat berkait- an erat dengan sistem kardiovaskuler. Intensi- tas latihan olahraga dapat diartikan sebagai tingkat ringan atau beratnya aktivitas olahraga yang dilakukan. Tingkat intensitas latihan ber- banding lurus dengan kerja sistem kardiovas- kuler. Saat intensitas latihan rendah maka jantung akan berdetak lebih lambat, namun pada olahraga dengan intensitas lebih tinggi maka jantung akan berdetak lebih cepat. Pada pelaksanaan aktivitas olahraga maka terdapat perubahan pada sistem fisiologis tu- buh manusia. Saat aktivitas olahraga dilaksanakan maka terjadi perubahan metabolisme tubuh meningkat hingga 20 kali lipat dibanding aktivitas normal. Respon pelepa- san panas yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan mengalirkan panas melalui pembuluh darah untuk dibawa ke permukaan kulit sehing- ga terjadi proses evaporasi. Menu- rut Giriwijoyo (2007) disebutkan bahwa cedera yang diakibatkan oleh lingkungan panas dapat dibagi menjadi empat, yaitu: 1. Kejang panas (Heat cramps) 2. Pingsan panas (Heat syncope) 3. Kelelahan panas (Heat exhaustion) 4. Kegawatan panas (Heat stroke) tips yang dapat dilakukan oleh para praktisi olahra- ga untuk mengurangi resiko terjadinya cedera panas saat aktivitas olahraga, yaitu: (1) Memilih bahan pakaian yang mampu melakukan sirku- lasi udara dengan baik, (2) Pilih warna pakaian yang cerah yang cenderung memantulkan panas, (3) Hindari pemakaian pakaian berlapis- lapis, (4) Hindari olahraga di luar ruangan (outdoor) antara pukul 10.00 s.d 15.00 wib, (5) Minum tanpa menunggu haus saat berolahraga, (6) Lakukan proses aklimatisasi atau penyesua- ian dengan lingkungan baru secara cukup. salah satu upaya yang dapat dilakukan agar fisiologi olahraga dapat diimplementasikan secara optimal pada olahraga prestasi yaitu melalui pendekatan cara penyampaian materi fisiologi olahraga yang ditarik dari sudut pandang praktisi olahraga. Oleh karena para praktisi olahraga memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan akade- mik yang beragam maka penting untuk menyaji- kan materi fisiologi olahraga tersebutdengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana sehingga mereka dapat memahami dengan baik materi tersebut. Dengan tingkat pemahaman yang baik maka diharapkan para praktisi olah- raga mampu mengimplementasikan prinsip- prinsip fisiologi olahraga dalam upaya untuk mendukung pencapaian prestasi optimal. Implementasi Sistem Kardiovaskuler pada Olahraga Prestasi Implementasi Lingkungan Panas Pada Olahraga Prestasi
  • 4. KELELAHAN DAN RECOVERY DALAM OLAHRAGA Amelia Amanda Setya Darmawan i Beragam pengertian atau istilah yang dipahami dimasyarakat dan khususnya pada dunia olahraga yang berkaitan dengan pengertian kelelahan kelelahan , kelelahan bisa diistilahkan dengan kecapekan, kepenatan, atau kepayahan. Kelelahan (fisik) ialah menurunya kapasitas kerja (fisik) yang disebabkan oleh karena melakukan pekerjaan itu. Menurunnya kapasitas kerja berarti menurunya kualitas dan kuantitas kerja/gerak fisik itu. Kelelahan terjadi pada setiap orang yang melakukan aktivitas olahraga dengan intensitas tinggi. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya dengan istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem metabolisme energi. Dalam penyedian energi saat beraktivitas olahraga yang kurang sempurna. Kelelahan dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu lelah mental dan lelah fisik. Lelah mental biasanya disebabkan karena kerja mental sedangakan lelah fisik karena pekerjaan otot. Kelelahan bisa berdampak patal bagi atlet fatal. Baik terhadap perkembagan prestasi ataupun kualitas fisik atlet. kelelahan yang kronis, membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terapi pemulihan bagi atlet. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kelelahan , kelelahan sebenarnya mempunyai fungsi positif terhadap perlindungan sel- sel tubuh , tetapi kelelahan menjadi hal penyebab terhadap penurunan kemampuan kontraksi otot dan penurunan prestasi pada aktivitas olahraga. Menurut Kroemer dan Grandjean 2000 dalam Adiputra (2013). Kelelahan pada dasarnya adalah kehilangan efisiensi, penurunan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Dalam kondisi lelah perasaan subjektif mengenai kelelahan menjadi dominan. Perasaan lelah sebenarnya merupakan perlindungan dari keterbatasan kemampuan fisik untuk menhindari kerusakan fisik , ketegangan, dan gangguan – gangguan psikologis lebih lanjut , dan sekaligus memberikan peringatan untuk istirahat, agar fisik mempunyai kesempatan untuk memulihkan energinya kembali. Kelelahan adalah fenomena yang kompleks. Penyebabnya dapat dikeranakan oleh : a. Adanya masalah dengan penyedian energy, ATP + PC, glikolisa anaerobic. b. Akumulasi hasil produk seperti H +, asam laktat. c. Kegagalan mekanik otot untuk melakukan konsentrasi. d. Perubahan sistem saraf Ketidak mampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh ganguan : 1. Sistem saraf, yaitu saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke otot –otot yang bersangakuatan. 2. Tempat bertemu saraf dan otot (neuromuscular junction ) tidak dapat menghantarkan impuls dari saraf motor ke otot. 3. Mekanisme kontraksi yang tidak dapat mengeluarkan tenaga. 4. Sistem saraf pusat yaitu otot dan sumsum tulang belakang untuk menimbulkan rangsangan maupun mengahantar rangsangan PENYEBAB KELELAHAN OTOT 1. Menghambat enzim aerobik dan anaerobik, sehingga menurunkan kapasitas ketahanan aerobik dan kapasitas ketahanan anaerobic. 2. Menghambat terbentuknya creatin phospat (CP) dan akan mengganggu koordinasi gerak. 3. Menghambat enzim fosfofruktokinase. 4. Menghambat pelepasan ion Ca++ pada troponin C mengalami penurunan dan mengakibatkan gangguan atau terhentinya kontraksi serabut otot. 5. Menghambat aktivitas ATP pada serabut otot cepat , karena ATP pada serabut otot cepat peka terhadap asam
  • 5. Amelia Amanda Setya Darmawan HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN KERJA KERAS DALAM OLAHRAGA DAN KETERAMPILAN HIDUP 1. Apa itu percaya diri? Percaya diri adalah penilaian positif terhadap diri sendiri mengenai kemampuan yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan serta kemampuan mental untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan yang mendorong individu untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan tanpa tergantung kepada pihak lain dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkannya. 2. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri A. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu. B. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya tersebut. C. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri. D. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. 3. Manfaat Percaya Diri a. Percaya diri membangkitkan emosi positif. b. Percaya diri memfasilitasi konsentrasi. c. Percaya diri mempengaruhi tujuan. d. Percaya diri meningkatkan upaya. e. Percaya diri mempengaruhi strategi permainan f. Percaya diri mempengaruhi momentum psikologis. g. Percaya diri mempengaruhi kinerja. Nilai nilai tersebut sangat berkaitan dengan pencapaian prestasi dan keterampilan hidup . Olahraga menuntut para pelaku olahraga untuk memiliki karakter percaya diri memiliki eksistensi yang signifikan. Olahraga dapat dikatakan sebagai miniaturnya kehidupan, menembus dan memiliki karakter kerja keras agar bisa mencapai prestasi terbaik. Prestasi dalam kehidupan maupun olahraga. dunia olahraga selain dituntut memiliki skills yang mumpuni juga harus diimbangi kumpulan karakter yang positif antara lain percaya diri dan kerja keras.