2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga
1. Olahraga Membentuk
Karakter
Karakter adalah sebuah
terminologi yang sering digunakan
secara sinonim dengan istilah
kepribadian.
- Para ahli psikologi dari Eropa
lebih senang menggunakan istilah
karakter
- para ahli psikologi dari Amerika
lebih suka menggunakan istilah
kepribadian.
Dalam sejarah Olimpiade kuno
olahraga dijadikan sebagai
instrumen ritual pemujaan dewa
Zeus di kaki pegunungan Olympus.
Coles & Jones (1997)
mendefinisikan Olahraga sebagai
aktivitas fisik berupa permainan
yang berisikan perjuangan
melawan unsur-unsur alam, orang
lain, ataupun diri sendiri dan
memiliki kompleksitas organisasi.
Olahraga dapat dianggap sebagai
bagian dari pranata- pranata sosial
yang ada di masyarakat.
permainan dalam olahraga dapat
memberikan pengalaman individu
dalam konteks hubungan
interpersonal.
Olahraga tidak hanya merupakan
aktivitas fisik, tetapi juga sebagai
agen pembentukan karakter.
Pendek kata, dalam banyak hal
olahraga berpotensi
mempengaruhi pembentukan
karakter individu yang
berpartisipasi di dalamnya.
Atlet kereta luncur (bobsled)
menunjukkan perilaku sebagai
kompetitor sejati. Ketika itu, tahun
1964 diselenggarakan Olympiade
musim dingin di Austria. Monti telah
selesai melakukan giliran luncuran
yang terakhir dengan catatan waktu
yang menakjubkan. . Ia dipastikan akan
menjadi juara andaisaja lawan
terakhirnya, Tony Nash, tidak berhasil
melampaui catatan waktu yang
dibuatnya. Menjelang tampilnya Nash,
tersiar kabar bahwa ada bagian
‘onderdil’ dari kereta Nash yang rusak
yang bisa jadi akan berpengaruh
terhadap prestasinya. Mendengar
kabar itu, Monti mencopot bagian
tersebut dari keretanya dan kemudian
mengirimkannya kepada Nash. Nash
kemudian melakukan gilirannya dan
sampai ke garis finish dengan
menciptakan rekor baru serta
memenangkan medali emas.
Walaupun pertandingan sudah
berlangsung selama 50’ belum juga
terjadi gol. Pedro Zaballa, sayap kanan
Sabadell ketika itu mendapat peluang
untuk mencetak gol ke gawang Real
Madrid, tapi pada saat yang bersamaan
terjadi benturan yang sangat keras di
antara pemain belakang Real Madrid
sendiri, yaitu antara kiper dan back yang
menyebabkan cedera berat hingga
pingsan. Dengan satu sontekan kaki saja,
gol dipastikan terjadi, tapi itu tidak
dilakukan oleh Zaballa. Ia memilih
memberikan bola itu kepada pemain
lawan dengan tendangan pelan.
penonton sejumlah 80.000 orang ketika
itu memberikan sorak penghormatan
kepada Zaballa. Zaballa sendiri
menyatakan bahwa ia hanya menuruti
kata hatinya untuk tidak membuat gol
dalam suasana ketidakberdayaan lawan.
Maka juga tidak heran, bila perbuatan
yang mulia tersebut membawa Zaballa
dianugerahi International Fair Play.
Sebagai catatan akhir dari tulisan ini,
saya ingin mengutip salah satu pasal
dari International Charter of Physical
Education and Sport (UNESCO):
“Physical education and sport
programs must be designed to suit
requirements and personal
characteristics of those practicing
them, as well as the institutional,
cultural, socioeconomic and climatic
conditions of each country.”
Kesimpulannya,jika olahraga digunakan
sebagai instrument pembentukan
karakter, maka olahraga harus
diciptakan lingkungan yang
memungkinkan karakter individu yang
berpartisipasi di dalamnya terbentuk.
karakter Olahraga dan Karakter
Secara sosio-psikologis
Ex: Eugenio Monti
liga Spanyol antara Real
Madrid vs. Sabadell
Kesimpulan:
NAMA : Rahmat Hidayat Haqiqi
NIM : 20060484053
KELAS : 2020 B
Matkul : Filsafat Olahraga
2. AmeliaAmanda Setya Darmawan.
Olahraga kesehatan adalah
olahraga untuk memelihara
dan/atau untuk meningkatkan
derajat kesehatan dinamis,
sehingga orang bukan saja
sehat disaat diam (sehat statis)
tetapi juga sehat serta
mempunyai kemampuan gerak
yang dalat memenuhi segala
kebutuhan gerak bagi
kehidupannya (sehat dinamis).
kebugaran diuraikan menjadi
berbagai komponen yang
secara garis besarnya terbagi
menjadi 2 golongan yaitu
komponen kebugaran yang
terkait dengan kesehatan
(health related fitness) dan
komponen kebugaran yang
terkait dengan keterampilan
(skill related fitness). Untuk
meningkatkan kemampuan
tubuh secara fungsional, maka
perlu di atur melalui aktivitas
fisik yang teratur. Dengan
aktivitas fisik yang teratur,
maka adaptasi akan terjadi
dan kemampuan tubuh akan
meningkat.
Komponen kebugaran jasmani
yang terkait dengan kesehatan
secara umum adalah kebugaran
jantung paru (cardirespiratory),
kekuatan dan daya tahan otot,
fleksibilitas serta komposisi
tubuh. Komponen kebugaran
yang terkait dengan
keterampilan adalah kecepatan,
daya ledak, kelincahan,
kecepatan reaksi,
keseimbangan, dan koordinasi.
Pengukuran tingkat kesegaran
jasmani dapat menggunakan
alat tes pada masing-masing
komponen tersebut.
Konsep olahraga kesehatan
diantaranya padat gerak,
bebas stress, dilakukan
dalam waktu singkat (cukup
30 menit tanpa henti),
dilakukan secara bersama-
sama, berkelompok atau
massal, gerakannya mudah
dan murah. Sehingga
olahraga kesehatan dapat
membuat manusia menjadi
sehat jasmani, rohani dan
sosial yaitu sehat seutuhnya
sesuai konsep sehat WHO.
sasaran
olahraga
kesehatan
1. Memelihara dan
Meningkatkan
2. Kemampuan Gerak
Memelihara dan
Meningkatkan
Kemampuan Otot agar
dapat Kerja Lebih
3. Meningkatkan
Kapasitas Aerobik dan
Mempertahanan
Kapasitas Aerobik yang
Telah Memadai
4. Meningkatkan Kualitas
Hidup Sehat,
Mencegah Penyakit
Tidak Menular, dan
Membuat Hidup Lebih
Bermakna
1. Olahraga untuk
kesehatan
2. Olahraga untuk
penyembuhan atau
rehabilitasi
3. Pelatihan
kesehatan olahraga
(Olahraga
Profesional)
1. Meningkatkan
daya tahan tubuh
2. Meningkatkan
kemampuan otak
3. Membakar lemak
4. Mengurangi stres
5. Mengatasi
penuaan dini
6. Meningkatkan
energi tubuh
Ruang Lingkup
Kesehatan
Olahraga
Peran Kesehatan
Olahraga
3. Amelia Amanda Setya Darmawan
PERAN FISIOLOGI
OLAHRAGA DALAM
MENUNJANG PRESTASI
Olahraga prestasi tidak dapat dilepaskan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
men- capai prestasi puncak maka diperlukan dukung- an berbagai bidang dan disiplin ilmu
yang mampu menyokong prestasi tersebut
Dalam teori dan metodologi latihan terlibat beragam bidang ilmu yang saling mendukung
dan me- lengkapi satu sama lain.
Bidang ilmu tersebut meliputi:
(1) anatomi; (2) Fisiologi olahraga; (3) biomekanik; (4) statistic; (5) tes dan pengukur- an;
(6) kesehatan olahraga; (7) psikologi; (8) belajar motoric; (9) pedagogi olahraga; (10)
ilmu gizi; (11) sejarah olahraga dan juga (12) sosiologi olahraga .
kualitas pelatihan dalam olahraga prestasi sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang
juga saling mendukung dan melengkapi satu sama lainnya.
Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) atlet;
(2) pengetahuan dan kepribadian pelatih;
(3) Sarana dan prasarana olahraga;
(4) iklim kompetisi dan juga ilmu pengetahuan yang menunjang olahraga prestasi.
Kardio adalah nama lain jantung, sedangkan vaskuler merupakan istilah lain tentang
pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler dapat diartikan sebagai sistem peredaran darah
dengan jantung bekerja sebagai pompa dengan mengalirkan darah ke seluruh bagian
tubuh melalui pembuluh darah. Saat pelaksanaan aktivitas olahraga maka terjadi respon
fisiologis yang dilakukan oleh sistem kardiovaskuler. Salah satu respon yang dilakukan
jantung yaitu dengan meningkatkan denyut jantung. Dengan adanya peningkatan denyut
jantung maka jumlah darah yang didis- tribusikan menjadi lebih cepat diterima oleh
anggota tubuh.
Intensitas latihan olahraga sangat berkait- an erat dengan sistem kardiovaskuler. Intensi-
tas latihan olahraga dapat diartikan sebagai tingkat ringan atau beratnya aktivitas olahraga
yang dilakukan. Tingkat intensitas latihan ber- banding lurus dengan kerja sistem kardiovas-
kuler. Saat intensitas latihan rendah maka jantung akan berdetak lebih lambat, namun
pada olahraga dengan intensitas lebih tinggi maka jantung akan berdetak lebih cepat.
Pada pelaksanaan aktivitas olahraga maka terdapat perubahan pada sistem fisiologis tu-
buh manusia. Saat aktivitas olahraga dilaksanakan maka terjadi perubahan metabolisme
tubuh meningkat hingga 20 kali lipat dibanding aktivitas normal. Respon pelepa- san
panas yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan mengalirkan panas melalui pembuluh
darah untuk dibawa ke permukaan kulit sehing- ga terjadi proses evaporasi.
Menu- rut Giriwijoyo (2007) disebutkan bahwa cedera yang diakibatkan oleh lingkungan
panas dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kejang panas (Heat cramps)
2. Pingsan panas (Heat syncope)
3. Kelelahan panas (Heat exhaustion)
4. Kegawatan panas (Heat stroke)
tips yang dapat dilakukan oleh para praktisi olahra- ga untuk mengurangi resiko
terjadinya cedera panas saat aktivitas olahraga, yaitu: (1) Memilih bahan pakaian yang
mampu melakukan sirku- lasi udara dengan baik, (2) Pilih warna pakaian yang cerah
yang cenderung memantulkan panas, (3) Hindari pemakaian pakaian berlapis- lapis, (4)
Hindari olahraga di luar ruangan (outdoor) antara pukul 10.00 s.d 15.00 wib, (5) Minum
tanpa menunggu haus saat berolahraga,
(6) Lakukan proses aklimatisasi atau penyesua- ian dengan lingkungan baru secara
cukup.
salah satu upaya yang dapat dilakukan agar fisiologi olahraga dapat diimplementasikan
secara optimal pada olahraga prestasi yaitu melalui pendekatan cara penyampaian
materi fisiologi olahraga yang ditarik dari sudut pandang praktisi olahraga. Oleh karena
para praktisi olahraga memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan akade- mik
yang beragam maka penting untuk menyaji- kan materi fisiologi olahraga
tersebutdengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana sehingga mereka dapat
memahami dengan baik materi tersebut. Dengan tingkat pemahaman yang baik maka
diharapkan para praktisi olah- raga mampu mengimplementasikan prinsip- prinsip
fisiologi olahraga dalam upaya untuk mendukung pencapaian prestasi optimal.
Implementasi Sistem Kardiovaskuler
pada Olahraga Prestasi
Implementasi Lingkungan Panas Pada
Olahraga Prestasi
4. KELELAHAN DAN RECOVERY DALAM
OLAHRAGA
Amelia Amanda Setya Darmawan
i
Beragam pengertian atau istilah yang dipahami dimasyarakat dan khususnya pada
dunia olahraga yang berkaitan dengan pengertian kelelahan kelelahan , kelelahan bisa
diistilahkan dengan kecapekan, kepenatan, atau kepayahan.
Kelelahan (fisik) ialah menurunya kapasitas kerja (fisik) yang disebabkan oleh karena
melakukan pekerjaan itu. Menurunnya kapasitas kerja berarti menurunya kualitas dan
kuantitas kerja/gerak fisik itu. Kelelahan terjadi pada setiap orang yang melakukan
aktivitas olahraga dengan intensitas tinggi. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya dengan
istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem metabolisme energi. Dalam
penyedian energi saat beraktivitas olahraga yang kurang sempurna. Kelelahan dapat
dibagi dalam dua tipe, yaitu lelah mental dan lelah fisik. Lelah mental biasanya
disebabkan karena kerja mental sedangakan lelah fisik karena pekerjaan otot.
Kelelahan bisa berdampak patal bagi atlet fatal. Baik terhadap perkembagan prestasi
ataupun kualitas fisik atlet. kelelahan yang kronis, membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk terapi pemulihan bagi atlet.
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kelelahan , kelelahan sebenarnya mempunyai
fungsi positif terhadap perlindungan sel- sel tubuh , tetapi kelelahan menjadi hal
penyebab terhadap penurunan kemampuan kontraksi otot dan penurunan prestasi
pada aktivitas olahraga. Menurut Kroemer dan Grandjean 2000 dalam Adiputra (2013).
Kelelahan pada dasarnya adalah kehilangan efisiensi, penurunan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh. Dalam kondisi lelah perasaan subjektif mengenai kelelahan menjadi
dominan. Perasaan lelah sebenarnya merupakan perlindungan dari keterbatasan
kemampuan fisik untuk menhindari kerusakan fisik , ketegangan, dan gangguan –
gangguan psikologis lebih lanjut , dan sekaligus memberikan peringatan untuk
istirahat, agar fisik mempunyai kesempatan untuk memulihkan energinya kembali.
Kelelahan adalah fenomena
yang kompleks. Penyebabnya
dapat dikeranakan oleh :
a. Adanya masalah dengan
penyedian energy, ATP +
PC, glikolisa anaerobic.
b. Akumulasi hasil produk
seperti H +, asam laktat.
c. Kegagalan mekanik otot
untuk melakukan
konsentrasi.
d. Perubahan sistem saraf
Ketidak mampuan otot untuk
berkontraksi disebabkan oleh
ganguan :
1. Sistem saraf, yaitu saraf tidak
dapat mengirimkan impuls
ke otot –otot yang
bersangakuatan.
2. Tempat bertemu saraf dan
otot (neuromuscular
junction ) tidak dapat
menghantarkan impuls dari
saraf motor ke otot.
3. Mekanisme kontraksi yang
tidak dapat mengeluarkan
tenaga.
4. Sistem saraf pusat yaitu otot
dan sumsum tulang belakang
untuk menimbulkan
rangsangan maupun
mengahantar rangsangan
PENYEBAB KELELAHAN OTOT
1. Menghambat enzim aerobik dan anaerobik, sehingga menurunkan kapasitas
ketahanan aerobik dan kapasitas ketahanan anaerobic.
2. Menghambat terbentuknya creatin phospat (CP) dan akan mengganggu
koordinasi gerak.
3. Menghambat enzim fosfofruktokinase.
4. Menghambat pelepasan ion Ca++ pada troponin C mengalami penurunan dan
mengakibatkan gangguan atau terhentinya kontraksi serabut otot.
5. Menghambat aktivitas ATP pada serabut otot cepat , karena ATP pada serabut
otot cepat peka terhadap asam
5. Amelia Amanda Setya Darmawan
HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN KERJA KERAS DALAM
OLAHRAGA DAN KETERAMPILAN HIDUP
1. Apa itu percaya diri?
Percaya diri adalah penilaian positif terhadap diri sendiri
mengenai kemampuan yang ada dalam dirinya untuk
menghadapi berbagai situasi dan tantangan serta kemampuan
mental untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan
yang mendorong individu untuk meraih keberhasilan atau
kesuksesan tanpa tergantung kepada pihak lain dan
bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkannya.
2. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri
A. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan
proses perkembangan yang melahirkan kelebihan
kelebihan tertentu.
B. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk
bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan
kelebihan-kelebihannya tersebut.
C. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak
menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit
menyesuaikan diri.
D. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek
kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang
ada pada dirinya.
3. Manfaat Percaya Diri
a. Percaya diri membangkitkan emosi positif.
b. Percaya diri memfasilitasi konsentrasi.
c. Percaya diri mempengaruhi tujuan.
d. Percaya diri meningkatkan upaya.
e. Percaya diri mempengaruhi strategi permainan
f. Percaya diri mempengaruhi momentum psikologis.
g. Percaya diri mempengaruhi kinerja.
Nilai nilai tersebut sangat berkaitan dengan pencapaian prestasi
dan keterampilan hidup .
Olahraga menuntut para pelaku
olahraga untuk memiliki karakter percaya diri memiliki eksistensi
yang signifikan. Olahraga dapat dikatakan sebagai miniaturnya
kehidupan, menembus dan memiliki karakter kerja keras agar
bisa mencapai prestasi terbaik. Prestasi dalam kehidupan
maupun olahraga.
dunia olahraga selain dituntut memiliki skills yang mumpuni juga
harus diimbangi kumpulan karakter yang positif antara lain
percaya diri dan kerja keras.