SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Perencanaan
dan
Peramalan Keuangan
Abdul Rozak, SE., M.Si.
PERENCANAAN KEUANGAN
Perencanaan Keuangan
 Perencanaan keuangan merupakan kegiatan
untuk memperkirakan posisi dan kondisi
keuangan perusahaan di masa yang akan datang
(bisa jangka panjang ataupun jangka pendek)
Perencanaan Keuangan dapat dilakukan
dengan:
• Tidak otomatis
• Lebih lama/memakan waktu
Menggunakan
Kalkulator
(manual)
• Otomatis
• Lebih Cepat
Peramalan
Terkomputerisasi
Ramalan
Penjualan
• Hampir semua rencana keuangan
meminta adanya ramalan penjualan
yang diberikan secara eksternal
Laporan Pro
Forma
(Proyeksi)
• Sebuah rencana keuangan akan
memiliki ramalan neraca, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas.
 Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing
model dapat memiliki kompleksitas yang bervariasi,
tetapi hampir semuanya akan memiliki unsur-unsur
seperti:
Model Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan
Memproyeksikan laporan
keuangan, dan
menganalisis dampak
rencana operasi
terhadap proyeksi laba
dan rasio keuangan
Menentukan
dana yang
dibutuhkan
Meramalkan
ketersediaan
dana
Langkah perencanaan keuangan:
PERAMALAN KEUANGAN
Pengertian Peramalan Keuangan
 Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan
kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang.
 Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang.
 Dasar untuk memperkirakan kondisi ke depan dapat
kita gunakan:
1. Data lalu
2. Faktor yang mempengaruhi di masa yang akan
datang.
 Peramalan dalam manajemen keuangan
digunakan untuk memperkirakan kebutuhan
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
 Kebutuhan dana atau kas tidak hanya
mengandalkan utang jangka panjang dan dana
modal saham.
 Oleh karena Utang jangka panjang dan dana
modal saham ditarik hanya sewaktu-waktu dan
dalam jumlah yang besar, maka penting bagi
perusahaan mempunyai taksiran kebutuhan
seluruh dana untuk tahun yang akan datang
 Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka-angka
keuangan menjadi peramalan keuangan suatu unit
organisasi bisnis.
 Metode yang lazim digunakan adalah:
Siklus Arus Kas
Prosentase Hasil Penjualan
Regresi Linear Tunggal
1. SIKLUS ARUS KAS
 Perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang
membutuhkan tambahan uang kas untuk investasi dalam
bentuk persediaan barang jadi, piutang dagang dan
aktiva tetap.
 Oleh karena itu perusahaan selalu akan menghadapi
masalah arus kas.
Ilustrasi Siklus Arus Kas dan Pengaruhnya
Terhadap Neraca
 2 orang pemegang saham menanamkan modal sebesar
Rp 50.000.000.000 dalam sebuah Pabrik Garmen “XYZ”.
 Perusahaan ini menginvestasikan dananya dalam aktiva
tetap berupa mesin-mesin jahit, pembangkit tenaga
listrik dan perlengkapan penunjang untuk kelancaran
produksi garmen senilai Rp 30.000.000.000
 Atas kejadian tersebut situasi keuangan perusahaan
terlihat dalam NERACA sebagai berikut:
Neraca PT XYZ
(dalam Jutaan Rupiah)
Kas dan Bank Rp 20.000
Mesin Jahit dan
Perlengkapan
Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000
Jumlah Aktiva Rp 50.000 Jumlah Modal Rp 50.000
Rasio Aktiva Lancar  2 , karena belum memiliki hutang lancar
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
= Rp 20.000.000.000 – 0
= Rp 20.000.000.000
 Perusahaan ini menerima pesanan untuk membuat 10.000.000
unit kemeja.
 Penerimaan pesanan ini tidak ada pengaruhnya terhadap
Neraca perusahaan, akan tetapi untuk melakukan produksi,
perusahaan membeli kain seharga Rp 20.000.000.000 dengan
syarat 2/5, n/30.
 Tanpa tambahan dari pemilik perusahaan, jumlah aktiva akan
naik Rp 20.000.000.000 yang dibiayai dari hutang dagang.
Jumlah aktiva menjadi Rp 70.000.000.000
 Upah buruh karyawan yang harus dibayar Rp 20.000.000.000.
Dibayar dengan kas Rp 10.000.000.000 dan sisanya Rp
10.000.000.000 merupakan utang upah yang masih harus
dibayar.
 Maka jumlah aktiva meningkat lagi menjadi Rp 80.000.000.000
Neraca PT XYZ
(dalam Jutaan Rupiah)
Kas dan Bank Rp 10.000 Utang Dagang Rp 20.000
Barang Dalam Proses: Utang Upah Rp 10.000
- Bahan Baku Rp 20.000 Jumlah Utang Lancar Rp 30.000
- Upah Rp 20.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 50.000
Mesin Jahit dan
Perlengkapan
Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000
Jumlah Aktiva Rp 80.000 Jumlah Utang & Modal Rp 80.000

2. Metode Prosentase Hasil Penjualan
 Variabel terpenting yang mempengaruhi kebutuhan
keuangan adalah hasil penjualan yang diproyeksikan
 Artinya peramalan penjualan yang baik merupakan fungsi
penting untuk meramalkan kebutuhan keuangan
perusahaan
 Pendekatan yang paling sederhana untuk meramalkan
kebutuhan keuangan adalah menyatakan kebutuhan itu
dalam prosentase dari hasil penjualan yang diinvestasikan
dalam tiap-tiap pos Neraca.
Ilustrasi Prosentase Hasil Penjualan
 Neraca PT. ABC per 31 Desember 2013
Neraca PT ABC
Per 31 Desember 2013
(dalam Ribuan Rupiah)
Kas Rp 10.000 Utang Dagang Rp 50.000
Piutang Dagang Rp 85.000 Utang Pajak Rp 25.000
Persediaan Rp 100.000 Obligasi Rp 70.000
Aktiva Tetap Bersih Rp 150.000 Saham Biasa Rp 100.000
Laba Ditahan Rp 100.000
Total Aktiva Rp 345.000 Total Utang & Modal Rp 345.000
 Hasil penjualan dalam setahun kurang lebih Rp 500.000.000
 Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan
usaha adalah sebesar 4% dari hasil penjualan
 Selama tahun 2013, perusahaan memperoleh laba setelah
dipotong pajak penghasilan sebesar Rp 20.000.000, dan
membayar dividen sebesar setengah dari laba bersihnya.
 Berapakah besarnya modal tambahan yang dibutuhkan, jika
hasil penjualannya dinaikkan menjadi Rp 800.000.000
selama tahun 2014?
Prosedur perhitungannya sbb:
 Pisahkan pos-pos Neraca yang diharapkan berubah
sebanding dengan perubahan hasil penjualan, yaitu:
 Kas
 Piutang Usaha/Dagang
 Persediaan
 Aktiva Tetap
 Utang Dagang, dan
 Pajak yang masih harus dibayar (Utang Pajak)
 Sedangkan obligasi, saham biasa dan laba ditahan tidak
berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan
 Pos-pos Neraca yang berubah sebanding dengan perubahan
hasil penjualan dinyatakan dalam prosentase (%) dari hasil
penjualan
Neraca PT ABC
Kas 2 % Utang Dagang 10 %
Piutang Dagang 17 % Utang Pajak 5 %
Persediaan 20 %
Aktiva Tetap Bersih 30 %
Total Aktiva 69 % Total Utang Lancar 15 %
Jumlah Aktiva 69 % dari hasil penjualan
Jumlah Utang Lancar 15 % dari hasil penjualan
Prosentase dari setiap tambahan
rupiah penjualan yang harus dibayar
54 % dari hasil penjualan
Analisis
• untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil
penjualan, maka pos-pos aktiva harus
dinaikkan sebesar Rp 690
Total Aktiva diharapkan
naik 69% dari hasil
penjualan
• untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil
penjualan, maka pos-pos utang lancar
harus dinaikkan sebesar Rp 150
Total Utang Lancar
diharapkan naik 15% dari
hasil penjualan
• Tambahan kebutuhan modal sebesar
Rp 540 untuk setiap Rp 1.000 kenaikan
penjualan
Jadi: Tambahan
kebutuhan modal sebesar
(69% - 15%) = 54%
Analisis…..(lanjutan)
 Tambahan kebutuhan modal ini terlebih dahulu harus
dipenuhi dari dana dalam perusahaan, seperti laba ditahan,
kalau tidak mencukupi baru diusahakan dana dari luar
perusahaan
 Karena hasil penjualan naik sebesar Rp 300.000.000
(Rp 800.000.000 – Rp 500.000.000) maka dibutuhkan
tambahan modal sebesar 54% dari kenaikan penjualan :
 54% x Rp 300.000.000 yaitu sebesar Rp 162.000.000.
 Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha
adalah sebesar 4% dari hasil penjualan, maka perusahaan di
tahun 2014 akan memperoleh laba sebesar:
 4% x Rp 800.000.000 = Rp 32.000.000.
Analisis…..(lanjutan)
 Jika untuk tahun 2014 perusahaan masih tetap akan
membagikan dividen 50% (setengah) dari laba bersihnya
maka besar laba ditahan Rp 16.000.000.
 Tadi dapat dihitung bahwa Kebutuhan dana tambahan
modal perusahaan Rp 162.000.000  karena ada
pembagian dividen maka dana laba ditahan yang dapat
digunakan untuk menutupi kebutuhan tambahan modal
hanya Rp 16.000.000
 Artinya perusahaan harus mencari dana dari luar sebesar:
 Rp 162.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 146.000.000
 Ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan dana dari luar perusahaan  lihat slide berikutnya
AFN (Additional Funds Needed)
 AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR)
A* = Aset yg naik sebanding dg penjualan (dalam %)
So = hasil penjualan
ΔS = perubahan/tambahan dalam penjualan
L* = Kewajiban/utang yg naik sebanding dg penjualan (dalam %)
M = Margin laba (laba bersih)
S1 = Penjualan yang diproyeksikan
RR = Rasio laba ditahan
 Dengan data tadi di atas, maka dana ekstern yang dibutuhkan
 AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR)
= 0,69 (Rp 300.000.000) – 0,15 (Rp 300.000.000) – 0,04 x 50% (Rp 800.000.000)
= Rp 146.000.000
3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana

Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana

Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
Ilustrasi Regresi Linear Sederhana
 Diketahui data dari hasil penjualan PT. Kopi Nikmat selama 7 tahun
terakhir (yaitu dari tahun 2010 s.d 2016)
 Berapakah dana untuk membeli persediaan yang harus dipersiapkan
tahun 2017 jika penjualan tahun 2017 yang diharapkan sebesar Rp 19
milyar?
Tahun Persediaan
(Rp) dalam Milyar
Rupiah
Penjualan
(Rp) dalam Milyar
Rupiah
2010 0,403 4,560
2011 0,461 4,962
2012 0,506 5,728
2013 0,507 6,477
2014 0,665 8,480
2015 1,087 17,924
2016 1,165 17,924
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
 
Portofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangka
Portofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangkaPortofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangka
Portofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangkaJudianto Nugroho
 
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesPerhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesAbu Tholib
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaAjeng Pipit
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanghiyats dewantara
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALrisni sari
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostPT Lion Air
 
Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Tobagus Makmun
 
(Spm) penyusunan anggaran
(Spm) penyusunan anggaran(Spm) penyusunan anggaran
(Spm) penyusunan anggaranIndah Agustina
 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiJudianto Nugroho
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
 
Tugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehanTugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehanfadhly arsani
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 

What's hot (20)

Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
 
Pembubaran Firma
Pembubaran FirmaPembubaran Firma
Pembubaran Firma
 
Portofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangka
Portofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangkaPortofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangka
Portofolio investasi-bab-18-analisis-kontrak-berjangka
 
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesPerhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 
Analisis trend
Analisis trendAnalisis trend
Analisis trend
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111
 
(Spm) penyusunan anggaran
(Spm) penyusunan anggaran(Spm) penyusunan anggaran
(Spm) penyusunan anggaran
 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Tugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehanTugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehan
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 

Similar to Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt

Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaTOFIK SUPRIYADI
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuanganRendy Franata
 
5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptx5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptxAliehaDhea
 
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.pptBab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.pptKevin Al Kahfi
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03AlviyantiNawangsari
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang9elevenStarUnila
 
Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Dodi Suryadi
 
Bab 4 long term financing plan
Bab 4 long term financing planBab 4 long term financing plan
Bab 4 long term financing planWanda Ramadhan
 

Similar to Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt (20)

Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Presentasi kel 8
Presentasi kel 8Presentasi kel 8
Presentasi kel 8
 
Analisa kelayakan
Analisa kelayakanAnalisa kelayakan
Analisa kelayakan
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptx5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptx
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
Kmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdfKmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdf
 
ARUS KAS.ppt
ARUS KAS.pptARUS KAS.ppt
ARUS KAS.ppt
 
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.pptBab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
Bab_iv_manajemen_modal_kerja.ppt
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
SHU Koperasi.ppt
SHU Koperasi.pptSHU Koperasi.ppt
SHU Koperasi.ppt
 
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
 
Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1
 
Bab 4 long term financing plan
Bab 4 long term financing planBab 4 long term financing plan
Bab 4 long term financing plan
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
 
Muk bab ii
Muk bab iiMuk bab ii
Muk bab ii
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 

Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt

  • 3. Perencanaan Keuangan  Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun jangka pendek)
  • 4. Perencanaan Keuangan dapat dilakukan dengan: • Tidak otomatis • Lebih lama/memakan waktu Menggunakan Kalkulator (manual) • Otomatis • Lebih Cepat Peramalan Terkomputerisasi
  • 5. Ramalan Penjualan • Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan penjualan yang diberikan secara eksternal Laporan Pro Forma (Proyeksi) • Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.  Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model dapat memiliki kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan memiliki unsur-unsur seperti: Model Perencanaan Keuangan
  • 6. Perencanaan Keuangan Memproyeksikan laporan keuangan, dan menganalisis dampak rencana operasi terhadap proyeksi laba dan rasio keuangan Menentukan dana yang dibutuhkan Meramalkan ketersediaan dana Langkah perencanaan keuangan:
  • 8. Pengertian Peramalan Keuangan  Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang.  Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.  Dasar untuk memperkirakan kondisi ke depan dapat kita gunakan: 1. Data lalu 2. Faktor yang mempengaruhi di masa yang akan datang.
  • 9.  Peramalan dalam manajemen keuangan digunakan untuk memperkirakan kebutuhan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.  Kebutuhan dana atau kas tidak hanya mengandalkan utang jangka panjang dan dana modal saham.  Oleh karena Utang jangka panjang dan dana modal saham ditarik hanya sewaktu-waktu dan dalam jumlah yang besar, maka penting bagi perusahaan mempunyai taksiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun yang akan datang
  • 10.  Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka-angka keuangan menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis.  Metode yang lazim digunakan adalah: Siklus Arus Kas Prosentase Hasil Penjualan Regresi Linear Tunggal
  • 11. 1. SIKLUS ARUS KAS  Perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan tambahan uang kas untuk investasi dalam bentuk persediaan barang jadi, piutang dagang dan aktiva tetap.  Oleh karena itu perusahaan selalu akan menghadapi masalah arus kas.
  • 12. Ilustrasi Siklus Arus Kas dan Pengaruhnya Terhadap Neraca  2 orang pemegang saham menanamkan modal sebesar Rp 50.000.000.000 dalam sebuah Pabrik Garmen “XYZ”.  Perusahaan ini menginvestasikan dananya dalam aktiva tetap berupa mesin-mesin jahit, pembangkit tenaga listrik dan perlengkapan penunjang untuk kelancaran produksi garmen senilai Rp 30.000.000.000  Atas kejadian tersebut situasi keuangan perusahaan terlihat dalam NERACA sebagai berikut:
  • 13. Neraca PT XYZ (dalam Jutaan Rupiah) Kas dan Bank Rp 20.000 Mesin Jahit dan Perlengkapan Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000 Jumlah Aktiva Rp 50.000 Jumlah Modal Rp 50.000 Rasio Aktiva Lancar  2 , karena belum memiliki hutang lancar Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar = Rp 20.000.000.000 – 0 = Rp 20.000.000.000
  • 14.  Perusahaan ini menerima pesanan untuk membuat 10.000.000 unit kemeja.  Penerimaan pesanan ini tidak ada pengaruhnya terhadap Neraca perusahaan, akan tetapi untuk melakukan produksi, perusahaan membeli kain seharga Rp 20.000.000.000 dengan syarat 2/5, n/30.  Tanpa tambahan dari pemilik perusahaan, jumlah aktiva akan naik Rp 20.000.000.000 yang dibiayai dari hutang dagang. Jumlah aktiva menjadi Rp 70.000.000.000  Upah buruh karyawan yang harus dibayar Rp 20.000.000.000. Dibayar dengan kas Rp 10.000.000.000 dan sisanya Rp 10.000.000.000 merupakan utang upah yang masih harus dibayar.  Maka jumlah aktiva meningkat lagi menjadi Rp 80.000.000.000
  • 15. Neraca PT XYZ (dalam Jutaan Rupiah) Kas dan Bank Rp 10.000 Utang Dagang Rp 20.000 Barang Dalam Proses: Utang Upah Rp 10.000 - Bahan Baku Rp 20.000 Jumlah Utang Lancar Rp 30.000 - Upah Rp 20.000 Jumlah Aktiva Lancar Rp 50.000 Mesin Jahit dan Perlengkapan Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000 Jumlah Aktiva Rp 80.000 Jumlah Utang & Modal Rp 80.000
  • 16.
  • 17. 2. Metode Prosentase Hasil Penjualan  Variabel terpenting yang mempengaruhi kebutuhan keuangan adalah hasil penjualan yang diproyeksikan  Artinya peramalan penjualan yang baik merupakan fungsi penting untuk meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan  Pendekatan yang paling sederhana untuk meramalkan kebutuhan keuangan adalah menyatakan kebutuhan itu dalam prosentase dari hasil penjualan yang diinvestasikan dalam tiap-tiap pos Neraca.
  • 18. Ilustrasi Prosentase Hasil Penjualan  Neraca PT. ABC per 31 Desember 2013 Neraca PT ABC Per 31 Desember 2013 (dalam Ribuan Rupiah) Kas Rp 10.000 Utang Dagang Rp 50.000 Piutang Dagang Rp 85.000 Utang Pajak Rp 25.000 Persediaan Rp 100.000 Obligasi Rp 70.000 Aktiva Tetap Bersih Rp 150.000 Saham Biasa Rp 100.000 Laba Ditahan Rp 100.000 Total Aktiva Rp 345.000 Total Utang & Modal Rp 345.000
  • 19.  Hasil penjualan dalam setahun kurang lebih Rp 500.000.000  Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah sebesar 4% dari hasil penjualan  Selama tahun 2013, perusahaan memperoleh laba setelah dipotong pajak penghasilan sebesar Rp 20.000.000, dan membayar dividen sebesar setengah dari laba bersihnya.  Berapakah besarnya modal tambahan yang dibutuhkan, jika hasil penjualannya dinaikkan menjadi Rp 800.000.000 selama tahun 2014?
  • 20. Prosedur perhitungannya sbb:  Pisahkan pos-pos Neraca yang diharapkan berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan, yaitu:  Kas  Piutang Usaha/Dagang  Persediaan  Aktiva Tetap  Utang Dagang, dan  Pajak yang masih harus dibayar (Utang Pajak)  Sedangkan obligasi, saham biasa dan laba ditahan tidak berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan
  • 21.  Pos-pos Neraca yang berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan dinyatakan dalam prosentase (%) dari hasil penjualan Neraca PT ABC Kas 2 % Utang Dagang 10 % Piutang Dagang 17 % Utang Pajak 5 % Persediaan 20 % Aktiva Tetap Bersih 30 % Total Aktiva 69 % Total Utang Lancar 15 % Jumlah Aktiva 69 % dari hasil penjualan Jumlah Utang Lancar 15 % dari hasil penjualan Prosentase dari setiap tambahan rupiah penjualan yang harus dibayar 54 % dari hasil penjualan
  • 22. Analisis • untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil penjualan, maka pos-pos aktiva harus dinaikkan sebesar Rp 690 Total Aktiva diharapkan naik 69% dari hasil penjualan • untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil penjualan, maka pos-pos utang lancar harus dinaikkan sebesar Rp 150 Total Utang Lancar diharapkan naik 15% dari hasil penjualan • Tambahan kebutuhan modal sebesar Rp 540 untuk setiap Rp 1.000 kenaikan penjualan Jadi: Tambahan kebutuhan modal sebesar (69% - 15%) = 54%
  • 23. Analisis…..(lanjutan)  Tambahan kebutuhan modal ini terlebih dahulu harus dipenuhi dari dana dalam perusahaan, seperti laba ditahan, kalau tidak mencukupi baru diusahakan dana dari luar perusahaan  Karena hasil penjualan naik sebesar Rp 300.000.000 (Rp 800.000.000 – Rp 500.000.000) maka dibutuhkan tambahan modal sebesar 54% dari kenaikan penjualan :  54% x Rp 300.000.000 yaitu sebesar Rp 162.000.000.  Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah sebesar 4% dari hasil penjualan, maka perusahaan di tahun 2014 akan memperoleh laba sebesar:  4% x Rp 800.000.000 = Rp 32.000.000.
  • 24. Analisis…..(lanjutan)  Jika untuk tahun 2014 perusahaan masih tetap akan membagikan dividen 50% (setengah) dari laba bersihnya maka besar laba ditahan Rp 16.000.000.  Tadi dapat dihitung bahwa Kebutuhan dana tambahan modal perusahaan Rp 162.000.000  karena ada pembagian dividen maka dana laba ditahan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan tambahan modal hanya Rp 16.000.000  Artinya perusahaan harus mencari dana dari luar sebesar:  Rp 162.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 146.000.000  Ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan dana dari luar perusahaan  lihat slide berikutnya
  • 25. AFN (Additional Funds Needed)  AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR) A* = Aset yg naik sebanding dg penjualan (dalam %) So = hasil penjualan ΔS = perubahan/tambahan dalam penjualan L* = Kewajiban/utang yg naik sebanding dg penjualan (dalam %) M = Margin laba (laba bersih) S1 = Penjualan yang diproyeksikan RR = Rasio laba ditahan
  • 26.  Dengan data tadi di atas, maka dana ekstern yang dibutuhkan  AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR) = 0,69 (Rp 300.000.000) – 0,15 (Rp 300.000.000) – 0,04 x 50% (Rp 800.000.000) = Rp 146.000.000
  • 27. 3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana  Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a = Nilai konstanta b = Koefisien arah regresi n = Banyaknya data
  • 28. 3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana  Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a = Nilai konstanta b = Koefisien arah regresi n = Banyaknya data
  • 29. Ilustrasi Regresi Linear Sederhana  Diketahui data dari hasil penjualan PT. Kopi Nikmat selama 7 tahun terakhir (yaitu dari tahun 2010 s.d 2016)  Berapakah dana untuk membeli persediaan yang harus dipersiapkan tahun 2017 jika penjualan tahun 2017 yang diharapkan sebesar Rp 19 milyar? Tahun Persediaan (Rp) dalam Milyar Rupiah Penjualan (Rp) dalam Milyar Rupiah 2010 0,403 4,560 2011 0,461 4,962 2012 0,506 5,728 2013 0,507 6,477 2014 0,665 8,480 2015 1,087 17,924 2016 1,165 17,924