1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana fungsinya, kapal diutamakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia
khususnya pada bidang transportasi dan pengangkutan. Beragam jenis kapal yang
dibangun sesuai fungsinya untuk memuat muatan-muatan yang beragam. Ada kapal untuk
memuat penumpang, container atau peti kemas, muatan curah berupa liquid maupun
kering.
Karena beragamnya bentuk muatan dalam penanganan muatan di atas kapal, maka
pada semester IV ini atas dasar bimbingan dosen pengampu kami, kelompok kami
mendapatkan tugas berupa penanganan muataan untuk kargo muatan curah, khususnya
untuk curah biji-bijian.
Pada dasarnya kapal – kapal yang dibangun untuk muatan kering dapat pula
dipergunakan untuk memuat muatan curah . Akan tetapi untuk memenuhi permintaan dari
perniagaan muatan curah khusus, maka dibuatlah kapal – kapal khusus untuk itu, serta
yang memenuhi peraturan – peraturan standar bagi ruangan muatannya yang dikenal
dengan nama “bulk carrier”.
Bila muatan yang dimuat di kapal tanpa bungkus, muatan demikian itu disebut
muatan curah. Biji – bijian, batubara, coke, gandum, belerang, dll adalah muatan yang
umumnya dimuat secara curah. Untuk itu ruang muat harus dipersiapkan dengan baik
sebelum menerima muatan curah.
Kapal pengangkut biji–bijian adalah kapal yang mengangkut muatan tanpa
pembungkusan tertentu, berupa biji tumbuh–tumbuhan dicurahkan langsung kedalam
palka kapal. Umumnya dibuat single deck dan sistem bongkar muatnya dilakukan dengan
cara isap (grab).
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah kami susun sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud muatan curah?
b. Apa saja alat- alat yang diperlukan untuk bongkar muat muatan curah berupa biji-
bijian?
c. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk memuat muatan curah biji-bijian?
2. 2
d. Bagaimana cara memuat muatan curah biji- bijian?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini kami maksudkan sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan muatan curah.
b. Dapat mengetahui alat- alat yang diperlukan untuk bongkar muat muatan curah
berupa biji-bijian.
c. Dapat mengetahui persiapan-persiapan apa saja untuk memuat muatan curah biji-
bijian.
d. Dapat mengetahui cara memuat muatan curah biji- bijian.
D. Manfaat Penulisan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
a. Memberikan kesempatan kepada penulis (taruna) untuk mempelajari, mengamati, dan
mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi
b. Memberikan lebih wawasan dan pengetahuan.
c. Melatih penulisdalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
d. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk lebih mengenal bidang lingkungan
kerjanya kelak, khususnya dalam aspek pemuatan.
e. Sebagai pedoman untuk pembelajaran penulis dan pembaca.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Muatan Curah.
Bahan curah atau muatan curah adalah komoditas yang ditangani, ditransportasikan,
dan didistribusikan dalam jumlah besar dan tidak terkemas. Bahan curah juga mengacu
pada suatu bahan yang berwujud fluida (cair dan gas) dan butiran, yang setiap individu
butirannya memiliki massa yang sangat kecil dibandingkan massa keseluruhan bahan
yang dimuat.
Contoh bahan curah yaitu minyak bumi, serealia, batu bara, dan bahan bangunan.
Kargo yang memuat bahan curah biasanya ditumpahkan isinya, dituang, atau dipindahkan
dengan sekop atau ember untuk membongkarnya. Bahan curah biasanya dimuat dalam
kargo tangker yang dibawa oleh kapal tangker, kereta, truk tangker atau truk semi-trailer,
ataupun dialirkan melalui saluran (misal pipa). Dalam jumlah yang sedikit, bahan curah
dapat dimuat di dalam drum, kotak, karung, dan sebagainya.
B. Alat yang Diperlukan untuk Bongkar Muat Muatan Curah berupa Biji-Bijian.
Belt Conveyor.
Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan untuk
mengangkut unti atau curah dengan kapasitas besar. Alat tersebut terdiri dari
sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan
pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan. Misalnya
dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat
bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas,
sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Bucket Elevator.
Bucket Elevator merupakan salah satu jenis alat pemindah bahan yang
berfungsi untuk menaikan muatan curah (bulk loads) secaravertikal atau
dengan kemiringan (incline) lebih dari 70o
dari bidang datar. Contoh semen,
pasir, batubara, tepung, dll. Bucket elevator dapat digunakan untuk menaikan
material dengan ketinggian hingga50 meter. Kapasitasnya bisa mencapai 50
m3
/jam. Konstruksinya dapat mencapai posisi vertikal.
4. 4
Grabs.
Grabs adalah alat muat / bongkar yang sering digunakan untuk memuat/
membongkar barang jenis curah kering.
Kebanyakan muatan curah dimuat ataupun dibongkar ke atau dari kapal di
pelabuhan atau dermaga khusus yang melakukan bongkar muat untuk muatan curah.
Dermaga curah adalah dermaga yang khusus digunakan untuk bongkar muat barang
curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt).
Barang curah terdiri dari barang lepas dan tidak dibungkus/kemas, yang dapat
dituangkan atau dipompa ke dalam kapal. Bahan ini dapat berupa bahan pokok makanan
(beras, jagung, gandum, dsb) dan batu bara.
Karena angkutan barang curah dapat dilakukan lebih cepat dan biaya lebih murah
dari pada dalam bentuk kemasan, maka beberapa barang yang dulunya dalam bentuk
kemasan sekarang diangkut dalam bentuk lepas. Sebagai contoh adalah pengangkutan
semen, gula, beras, dan sebagainya.
C. Persiapan-Persiapan untuk Memuat Muatan Curah Biji-Bijian.
Sebelum dimuat maka:
Ruang muat harus dipersiapkan untuk menerima muatan.
Pengetesan, pengecekan ruang muat serta alat-alat muat bongkar muat dan
perlengkapan lainnya yang berurutan dengan muat bongkar.
Persiapan ruang muatan sangat bergantung dari jenis muatan yang mau
dimuat, sifat muatan tersebut serta keadaan palka (bentuk, letak, ada
tidaknya tiang-tiang dlsb.)
Persiapan ruang muat meliputi hal-hal:
a. Pembersihan ruang muat:
Mengeluarkan sisa – sisa / bekas – bekas muatan yang terdahulu, demikian pula
sisa – sisa / bekas – bekas terapan – terapan.
5. 5
Menyapu (broom cleaning) ruang tersebut sampai bersih. Kalau perlu pakai
serbuk gergaji agar sisa-sisa muatan yang terdahulu yang melekat di atas palka,
dinding-dinding bisa tersapu semuanya.
Terapan – terapan yang masih baik dikumpulkan disatu tempat, dan sisa-sisa
kotoran dikumpulkan di atas dek. Kalau ada tongkang kotoran, dibuang ke
dalam tongkang.
Setelah selesai disapu bersih, lalu dibersihkan dengan air tawar agar debu-debu
sapuan turun. Saat membersihkan jangan lupa agar sisa kotoran yang mungkin
masuk ke dalam got palka juga ikut dibersihkan. Air cucian ini dihisap keluar
palka dengan memakai pompa got. Perhatikan saringan got jangan sampai
tersumbat. Kalau perlu saringan got diangkat keluar untuk dibersihkan, dimeni
lalu dicat kembali.
Setelah dibersihkan dengan air tawar, jalankan ventilasi palka agar palka
tersebut cepat kering.
Andai kata ruangan tersebut berbau, maka air pencuci diberi sedikit bahan kimia
untuk menghilangkan bau tersebut.
Jika dianggap palka tersebut masih ada hama tikus atau hama-hama lainnya,
sebaiknya diadakan pembasmian hama tikus atau fumigasi.
Kalau perlu palka tersebut dicat kembali agar kutu-kutu, lipas dll mati.
Khusus untuk ruangan dingin: dibersihkan, geladaknya digosok, dosemprot dan
dirawat dengan kapur putih. Untuk menghilangkan bau-baunya disemprot
dengan air yang dicampur dengan bahan kimia. Kalau perlu pembersihannya di
bawah petunjuk seorang surveyor.
b. Pemeriksaan, pengetesan ruang muat :
Pemeriksaan, pengetesan ruang muat dilakukan oleh Mualim I atau kalau perlu
dibantu dengan seorang surveyor. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Kebersihan ruang muat secara keseluruhan. Bukan saja bersih, tetapi juga harus
kering.
Dunnage (penerapan) tetap harus dalam keadaan baik, jumlahnya harus cukup.
Yang rusak diperbaiki atau diganti baru.
Drainase (pembuangan / got – got) harus bersih. Saringan baik dan tidak
tersumbat oleh kotoran atau karat. Ditest dengan memasukkan air ke dalam got,
6. 6
lalu dipompa. Bila tidak memakai air cukup dengan menadah telapak tangan di
bawah lobang hisap. Bila telapak tangan kesedot, berarti baik.
Penerangan palka dichek, apakah jumlahnya cukup atau tidak. Bila ada yang
padam atau rusak, agar segera dibetulkan/diganti.
Tangga di dalam palka terutama trap-trap dan pemegangnya diperiksa demi
keselamatan ABK dan buruh.
Alat penemu uap panas (heat detector) yang ujung - ujungnya berada di dalam
palka. Ditest dengan membakar majun di dalam palka. Setelah alat smoke detector
dianjungan di “on” kan maka akan kelihatan asap dari alat tersebut, berarti baik.
Demikian pula pipa-pipa CO2 yang menuju ruang palka harus ditest kerjanya,
apakah ada pipa – pipa yang bocor/tidak. Bila ada yang bocor segera dibetulkan
Man holes (lobang lalu orang ke / dari tangki) di cek apakah dalam keadaan baik
terutama baut – baut dan packingnya.
Lobang ventilasi (peranginan) dicheck apakah tidak tersumbat oleh kotoran-
kotoran. Jalankan ventilasi palka untuk mengetahui apakah salurannya tersumbat
atau lancar.
Tutup palka (hatch cover) apakah masih kedap air atau tidak. Cara pengetesannya
ialah dengan cara menyemprot air dengan tekanan tinggi di atas tutup palka, lalu
dilihat dari dalam.
Baik pemeriksaan maupun checking palka dijurnalkan.
D. Memuat Muatan Curah Biji - Bijian.
Pada waktu pemuatan serta peralatan muat bongkar lainnya harus dalam keadaan
baik, serta siap dan dalam kedudukan yang semestinya.
Berat barang yang diangkat tidak melebihi SWL dp. peralatan tersebut.
Buruh-buruh, winch controller dan tenderman harus benar-benar mengerti akan
fungsinya.
Taatilah petunjuk yang tertera pada muatan itu sendiri seperti :
- “sling here” : pasang sling d isini.
- “this side up” : sisi ini ke atas (jangan dibalik).
- “use no hook” : jangan pakai ganco.
- “handle with care” : hati-hati, pelan-pelan.
7. 7
Bila terjadi kerusakan muatan sebelum muatan tersebut dikapalkan, sebaiknya
ditolak. Andai kata diterima, mualim I harus membuatkan “Cargo Exeption” yaitu
sebuah berita acara yang menyatakan bahwa barang tersebut diterima di kapal
sudah dalam keadaan rusak. Kekurangan atau kehilangan isi, di luar tanggungjawab
pihak kapal. Di dalam cargo exeption disebutkan:
- jumlah peti yang rusak.
- merek barang.
- keadaan bungkus dan isinya.
- kehilangan/kekurangan isinya di luar tanggungjawab kapal.
- Ditandatangani oleh Mualim I dan stevedore.
Muatan yang rusak tersebut sebelum dimuat di dalam palka diperiksa terlebih dahulu,
lalu kerusakan bungkusnya dibetulkan baru dipadatkan. Pemeriksaan juga disaksikan
oleh stevedore. Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pihak karier, maka selama
dalam perjalanan pun muatan-muatan yang di kapal masih menjadi tanggung jawab
Nakhoda. Oleh karena itu selama dalam perjalanan dijaga agar muatan tetap baik dan
tidak rusak. Pengawasan disesuaikan dengan sifat muatan itu sendiri. Ada sebagian
muatan memerlukan perhatian khusus, ada yang memakai ventilasi, ada yang tidak.
Bila terjadi kerusakan muatan setelah muatan itu dikapal. Nahkoda dapat membuat
“Cargo Damage Report” yaitu berita acara kerusakan muatan kapal. Di dalam cargo
damage report disebutkan:
- barang-barang yang rusak.
- sebab kerusakan.
- tindakan preventip yang telah diambil.
Kalau kerusakan muatan itu disebabkan karena suatu keadaan di luar batas
kemampuan kapal, Nakhoda dapat membuat “Note of Sea Protest”.
8. 8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Bahan curah atau muatan curah adalah komoditas yang ditangani, ditransportasikan,
dan didistribusikan dalam jumlah besar dan tidak terkemas. Contoh bahan curah yaitu
minyak bumi, serealia, batu bara, dan bahan bangunan.
Alat- alat yang diperlukan untuk bongkar muat muatan curah berupa biji-bijian antara
lain Belt Conveyor, Bucket Elevator, Grabs.
Dermaga curah adalah dermaga yang khusus digunakan untuk bongkar muat barang
curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt).
Persiapan sebelum memuat:
Ruang muat harus dipersiapkan untuk menerima muatan.
Pengetesan, pengecekan ruang muat serta alat-alat muat bongkar muat dan
perlengkapan lainnya yang berurutan dengan muat bongkar.
Persiapan ruang muatan sangat bergantung dari jenis muatan yang mau
dimuat, sifat muatan tersebut serta keadaan palka (bentuk, letak, ada
tidaknya tiang-tiang dlsb.)
Persiapan ruang muat meliputi hal-hal :
Pembersihan ruang muat
Pemeriksaan, pengetesan (checking) ruang muat.