SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
PENGOPTIMALISASIAN KEGIATAN BONGKAR MUAT UNTUK
 MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA TERMINAL JAMRUD UTARA
          PT. PELINDO III TANJUNG PERAK SURABAYA
                       Luhur Prasetyo, Benny Agus Setiono
      Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran,
                             Universitas Hang Tuah
Abstrak: Transportasi melalui laut memainkan peran penting dalam sistem perdagangan saat ini. Berbagai
jenis barang di seluruh dunia bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui laut. Pergerakan barang
dalam proses impor dan ekspor juga perlu berada dalam kontrol. Di sinilah pelabuhan memainkan peran
penting. Aktivitas perdagangan baik jasa dan barang merupakan salah satu pembangunan ekonomi negara
kita, tumbuh terus-menerus dalam fungsi dikembangkan. Oleh karena itu, untuk memfasilitasi pergerakan
barang dan jasa untuk mendukung kegiatan perdagangan, membutuhkan suatu fasilitas transportasi yang
tepat, baik darat, laut, dan udara. Partisipasi pengusaha bongkar muat yang kegiatannya meliputi bongkar
muat; stevedoring, cargodoring, menerima (receiving) dan pengiriman (delivery) secara tidak langsung
membantu memajukan perekonomian dan membangun pelayanan publik dan keamanan untuk kelancaran
arus barang di pelabuhan. Aktivitas kerja di pelabuhan adalah kegiatan yang kompleks yang dimaksudkan
tidak hanya menjadi salah satu jenis aktivitas di sana, mulai dari yang sederhana hingga yang berskala
internasional. Sebagai contoh, antar-pulau pengiriman barang untuk ekspor dan impor barang dari luar
negeri. Khususnya di pelabuhan gerbang utama perekonomian negara kita dan sebagian besar kegiatan
ekonomi di negara kita prateknya dilakukan melalui pelabuhan laut. Tetapi dalam menangani pemuatan dan
pembongkaran tidak selalu dilakukan secara aman dan benar, tidak sedikit dari mereka mengabaikanya.
Jadi dalam hal ini fungsi dari kegiatan bongkar muat dapat melakukan tugas-tugas yang sangat besar untuk
kapal barang dan jasa bongkar muat dari kapal tiba sampai kapal berangkat. Terminal Jamrud Utara adalah
salah satu terminal di PT. PELINDO III Cabang Tanjung Perak kesempatan untuk menjalankan bisnis
utamanya sebagai penyedia layanan fasilitas pelabuhan, memiliki peran kunci menjamin kelangsungan dan
kelancaran transportasi laut, serta Terminal Jamrud Utara juga bisa sebagai perusahaan bongkar muat
(PBM). Tapi Terminal Jamrud Utara masih memiliki keterbatasan sebagai PBM yang hanya dapat melayani
bongkar muat barang seperti curah kering, curah cair dan kontainer, sehingga PBM banyak dari luar yang
mengambil bagian dalam kegiatan bongkar terjadi di Terminal Jamrud Utara, semua menyebabkan
terbatasnya sarana bongkar yang dimiliki oleh Terminal Jamrud Utara. Untuk meningkatkan produktivitas
tenaga kerja bongkar muat, manajer terminal Jamrud membeli alat bongkar HMC tujuh unit yang
beroperasi di Terminal Jamrud Utara dan beberapa beroperasi pada Terminal Jamrud Barat. Dengan
membawa alat-alat bongkar muat perusahaan mengharapkan peningkatan hasil produktivitas tenaga kerja di
Terminal Jamrud Utara, tetapi keinginan ini tidak sepenuhnya berjalan mulus, peralatan baru yang datang
mengalami kemacetan atau mesin rusak sehingga kegiatan bongkar muat berhenti, bukan hanya kemacetan
alat, operasi kurang mahir peralatan bongkar membuat bongkar muat barang kurang stabil. Bukan hanya
itu, dengan membawa HMC atau peralatan bongkar tidak berarti kegiatan bongkar di Terminal Jamrud
Utara menjadi lancar, karena meskipun membawa HMC, HMC terletak dalam dermaga sejauh ini, karena
kekuatan dermaga tidak memungkinkan HMC yang ditempatkan dekat dermaga bongkar sehingga hasil
kegiatan tidak memenuhi target yang diinginkan oleh perusahaan.
Kata kunci: stevedoring, cargodoring, receiving, delivery.

Abstract: Transport by sea plays an important role in the trading system the present. Various kinds of
goods all over the world on the move from one place to another by sea. Movement of goods in the import
and export process also needs to be in control. This is where the port plays an important role. Trading
activities both services and goods is one of the economic development of our country's economy, growing
constantly in the developed functions. Therefore, to facilitate the movement of goods and services to
support the trading activities, in need of a proper transport facilities, whether by land, sea, and air.
Participation stevedoring employers whose activities include stevedoring, cargodoring, receiving and
delivery indirectly helped advance the economy and build public services and security for the smooth flow
of goods at the port. Work activities in the port are complex activities that are meant not only be one kind
of activity there, ranging from the simple to the international scale. For example, inter-island shipping
goods to exporting and importing goods from abroad. Particularly in the main the gateway of our country's



                                                    68
69    Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


economy and most of the economic activity in our country is done through the port. But in handling loading
and unloading is not always done safely and correctly, not a few of them are neglectful. So in this case the
function of the loading and unloading activities can perform enormous tasks to service boats and unloading
goods from ships arriving up until the ship departed. Jamrud Utara Terminal is one of the terminals at PT.
PELINDO III Tanjung Perak Branch a chance to run its core business as a provider of port services
facilities, has a key role ensures continuity and a smooth sea transport, as well as the Jamrud Utara
Terminal can also be as a stevedoring company (PBM). But Jamrud Utara Terminal still have limitations as
a PBM that can only serve the loading and unloading of goods such as dry bulk, liquid bulk and container,
therefore many PBM from outside who took part in unloading activities occurring in the Jamrud Utara
Terminal, all of it in caused the limited tools unloading owned by the Jamrud Utara Terminal. To increase
the labor productivity stevedoring, Jamrud terminal manager buying a tool unloading the HMC seven units
which are operating in the Jamrud Utara Terminal and some operate at Jamrud Barat Terminal by bringing
these tools unloading the company expects the increase in labor productivity results in Jamrud Utara
Terminal, but the desire is not entirely a going concern, the new equipment just have to come are
experiencing congestion or broken in the engine so it had stopped loading and unloading activities, not just
tool jams, operating equipment unloading was less adept at making loading and unloading of goods less
stable. Not only that, by bringing the HMC or unloading equipment does not mean unloading activities in
the Jamrud Utara Terminal to be smooth, because although brought HMC, HMC lies within the dock so far,
because the strength of the dock does not allow an HMC placed near the dock so unloading activity results
did not meet the desired target by the company.
Keywords : stevedoring, cargodoring, receiving, delivery.

Alamat korespondensi: Benny Agus Setiono, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan
A. R. Hakim 150, Surabaya.
e-mail: bennyagussetiono@yahoo.co.id

PENDAHULUAN                                              lebih     optimal   yang     memerlukan
                                                         dukungan tidak hanya dari pemerintah
      Indonesia merupakan suatu negara                   daerah, pemerintah pusat tetapi juga dari
yang saat ini sedang menggalakkan                        masyarakat dan dunia usaha (swasta).
pembangunan di segala bidang yang                              Sistem transportasi merupakan
bertujuan      untuk       meningkatkan                  kebutuhan yang sangat pokok dalam
perkembangan        ekonomi       daerah,                menunjang sistem perekonomian suatu
perkembangan ekonomi nasional dan                        wilayah dalam memberikan layanan
perubahan-perubahan lainya. Perubahan                    terhadap arus manusia, barang, dan jasa.
yang terjadi akibat dari adanya                          Sebagai      suatu   alat,    transportasi
pembangunan       membawa       beberapa                 bermanfaat       memberikan       layanan
dampak positif maupun negatif. Dampak                    pengangkutan sampai ke tujuan dengan
positif dari adanya pembangunan di                       cepat dan aman. Tentunya hal ini perlu
segala     bidang      adalah     adanya                 diimbangi dengan komponen-komponen
perkembangan suatu wilayah baik di                       transportasi dan sarana prasarana yang
bidang ilmu, politik, teknologi dan yang                 memadai dan menunjang.
paling terlihat jelas adalah bidang                            Transportasi      melalui       laut
ekonomi, sedangkan dampak negatifnya                     memegang peranan penting dalam sistem
berupa penurunan kualitas lingkungan,                    perdagangan seperti ini. Berbagai macam
terjadinya kesenjangan wilayah maupun                    barang di seluruh penjuru dunia
kesenjangan      sosial-ekonomi,     dan                 dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
sebagainya. Kondisi seperti ini tentunya                 lain melalui laut. Perpindahan barang
memerlukan suatu penanganan yang lebih                   dalam proses impor dan ekspor ini juga
baik melalui arahan kebijakan yang                       perlu dikendalikan. Di sinilah pelabuhan
mendukung pembangunan daerah secara                      memegang peranan sangat penting.
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      70


      Kegiatan perdagangan baik jasa            dengan kegiatan pengangkutan melalui
maupun barang merupakan salah satu              laut, seperti misalnya Perusahaan
faktor        pembangunan           ekonomi     Bongkar Muat (PBM) dan perusahaan
perekonomian negara kita, senantiasa            Ekspedisi      Muatan      Kapal      Laut
ditumbuh kembangkan fungsinya. Oleh             mempunyai peranan yang sangat penting.
sebab itu untuk memperlancar gerakan            Sejalan dengan berkembangnya kegiatan
arus barang dan jasa guna menunjang             pengangkutan di laut maka pemerintah
kegiatan perdagangan tersebut, di               mengatur        kegiatan       perusahaan
perlukan adanya sarana pengangkutan             pengangkutan yang ada di laut melalui
yang memadai, baik dari darat, laut,            penerbitan Inpres No. 4 Tahun 1985
maupun udara. Sehubungan Indonesia              tentang kebijakan arus barang untuk
adalah negara kepulauan dimana yang             menunjang kegiatan ekonomi tentang
mempunyai lautan yang lebih luas                kegiatan bongkar muat barang dilakukan
dibanding daratannya maka sarana                oleh agen, perusahaan pelayaran dan
pengangkutan       melalui     laut    besar    PBM yang kemudian diperbarui dengan
peranannya dalam menghubungkan kota-            Inpres No. 3 Tahun 1991 tentang
kota pulau-pulau yang tidak bisa                kebijakan kelancaran arus barang untuk
dijangkau dengan alat transportasi darat        menunjang kegiatan ekonomi. Di dalam
yang ada di tanah air.                          Inpres tersebut antara lain mengatur
      Transportasi laut sebagai bagian          bahwa untuk mengurangi biaya bongkar
dari sistem transportasi nasional maka          muat barang yang meliputi stevedoring,
sebab     itu     perlu     adanya     lebih    cargodoring, receiving, dan delivery,
dikembangkan lagi dalam mewujudkan              maka sebab itu kegiatan bongkar muat
kawasan nusantara yang mempersatukan            tersebut harus dilakukan oleh instasi yang
seluruh wilayah Indonesia, termasuk             diberi wewenang oleh pemerintah yaitu
lautan nusantara sebagai kesatuan               Perusahaan Bongkar Muat (PBM).
wilayah nasional. Dengan hal ini                      Adapun pengertian PBM yang di
angkutan laut sangat memegang peranan           maksud lebih lanjut di atur oleh
penting dalam sarana perhubungan yang           Keputusan Menteri Perhubungan yaitu
mengangkut         barang-barang         dan    “Perusahaan yang secara khusus bekerja
penumpang yang kira-kira 70% dari               di bidang bongkar muat barang dari dan
seluruh angkutan, sisanya yang dilayani         ke kapal baik dari dan ke gudang lini 1
angkutan darat dan angkutan udara.              maupun langsung ke alat angkutan”.
Pengembangan transportasi laut harus            Pada prinsipnya PBM ini merupakan
mampu menggerakkan pembangunan                  salah satu mata rantai dari kegiatan
Indonesia      bagian     timur,     dengan     pengangkutan barang melalui laut.
mengutamakan keteraturan kunjungan              Dimana barang yang akan diangkut ke
kapal yang dapat menggairahkan                  kapal memerlukan pembongkaran untuk
tumbuhnya perdagangan dan kegiatan              dipindahkan baik dari gudang lini 1
pembangunan umumnya.                            maupun langsung dari alat angkutannya.
      Berkembangnya perdagangan dari            Seperti halnya barang yang akan
transportasi laut baik itu barang atau jasa,    diturunkan dari kapal juga memerlukan
maka keberadaan pelayanan yang                  pembongkaran dan dipindahkan ke
bergerak di bidang perusahaan jasa              gudang lini 1 maupun langsung ke alat
pengangkutan maupun perusahaan jasa             angkutan berikutnya.
yang memiliki keterkaitan, kaitannya
71   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


      Usaha      bongkar     muat   yang       kejelasan      tanggung     jawab     dari
dilakukan oleh perusahaan bongkar muat         perusahaan bongkar muat barang,
merupakan kegiatan jasa yang bergerak          kejelasan resiko terhadap barang yang
dalam kegiatan bongkar muat dari dan ke        dikirim oleh pengguna jasa. Kegiatan
kapal, yang terdiri dari kegiatan              kerja di suatu pelabuhan adalah kegiatan
stevedoring,       cargodoring,      dan       yang bersifat komplek artinya tidak
receiving/delivery. Perusahaan bongkar         hanya satu macam saja kegiatan yang ada
muat untuk melakukan usahanya tentunya         di sana, mulai dari yang sederhana
harus mempunyai ijin usaha yang di             sampai yang berskala internasional.
keluarkan oleh Menteri atau Pejabat yang       Sebagai contoh pengiriman barang antar
ditunjuk, ijin usaha tersebut diberikan        pulau sampai dengan mengekspor dan
oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen          mengimpor barang dari dan ke luar
Perhubungan atas nama Menteri atau             negeri. Khususnya di pelabuhan utama
pejabat yang ditunjuk. Selain harus            yang     merupakan       pintu    gerbang
mempunyai ijin dari Menteri, PBM harus         perekonomian negara kita dan sebagian
memenuhi persyaratan sebagai berikut.          besar kegiatan ekonomi di negara kita
1. Berbentuk badan hukum Indonesia             dilakukan melalui pelabuhan laut.
yaitu Perseroan Terbatas (PT), Badan           Penanganan bongkar muat barang harus
Usaha Milik Negara, dan koperasi sesuai        sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
dengan peraturan perundang-undangan            telah    ditetapkan,    dengan     adanya
yang berlaku.                                  ketentuan-ketentuan tersebut diharapkan
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak            semua perusahaan bongkar muat dapat
(NPWP).                                        melaksanakan ketentuan tersebut agar
3. Berbentuk badan hukum Indonesia             tercipta kelancaran arus barang dan
yaitu Perseroan Terbatas (PT).                 keharmonisan dalam bekerja. Tetapi
4. Memiliki modal dasar dan modal              dalam praktiknya penanganan bongkar
kerja untuk menjamin kelangsungan              muat tidak selalu dilakukan dengan aman
usahanya.                                      dan benar, tidak sedikit dari mereka yang
5. Memiliki peralatan bongkar muat dan         mengabaikannya.       Kebanyakan      dari
menguasai alat bongkar muat serta              perusahaan bongkar muat tersebut hanya
memiliki tenaga ahli.                          mementingkan keuntungan saja tanpa
      Keikutsertaan pengusaha bongkar          memperhatikan dan memikirkan dampak-
muat barang yang kegiatannya antara lain       dampak yang akan timbul bila
stevedoring, cargodoring, receiving dan        penanganan bongkar muat dilakukan
delivery dapat tidak langsung memajukan        secara tidak aman dan tidak benar atau
perekonomian        dan       membangun        tidak sesuai dengan ketentuan. Maka
pelayanan pada masyarakat demi                 dalam hal ini fungsi dari kegiatan
kelancaran dan keamanan lalu lintas            bongkar muat dapat menjalankan tugas-
barang di pelabuhan. Namun banyak              tugas sangat besar terhadap pelayanan
pengguna      jasa    pengirim    maupun       kapal dan bongkar muat barang mulai
penerima barang yang kecewa dengan             dari kapal tiba hingga sampai kapal
pelayanan jasa bongkar muat barang             berangkat.
karena banyaknya resiko yang timbul            Terminal Jamrud Utara merupakan salah
terhadap barang yang dikirim oleh              satu Terminal di PT. PELINDO III
pengguna jasa, sehingga mengakibatkan          Cabang Tanjung Perak yang kebetulan
kerugian. Maka dari itu harus ada              menjalankan bisnis inti sebagai penyedia
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      72


fasilitas jasa kepelabuhanan, memiliki          kekuatan dermaga tidak memungkinkan
peran kunci menjamin kelangsungan dan           apabila HMC diletakkan di dekat
kelancaran angkutan laut, dan juga              dermaga sehingga hasil kegiatan bongkar
Terminal Jamrud Utara juga dapat                muat barang tidak memenuhi target yang
sebagai Perusahaan Bongkar Muat                 diinginkan oleh perusahaan.
(PBM). Namun Terminal Jamrud Utara                    Berdasarkan latar belakang, maka
masih mempunyai keterbatasan sebagai            rumusan          masalahnya         adalah
PBM yaitu hanya dapat melayani                  “Bagaimanakah        cara     optimalisasi
bongkar muat barang berupa curah                kegiatan bongkar muat barang dalam
kering, curah cair maupun kontainer, oleh       meningkatkan produktivitas kerja di
sebab itu banyak PBM dari luar yang ikut        Terminal Jamrud Utara PT. Pelindo III
andil dalam kegiatan bongkar muat               Tanjung Perak Surabaya?”
barang yang terjadi di Terminal Jamrud                Tujuan penelitian ini adalah untuk
Utara, semua itu disebabkan masih               mengetahui apa yang dilakukan oleh
terbatasnya alat-alat bongkar muat yang         Terminal Jamrud Utara PT. Pelindo III
dimiliki oleh Terminal Jamrud Utara.            Tanjung Perak guna mengoptimalisasikan
Setiap harinya Terminal Jamrud Utara            kegiatan bongkar muat barang dalam
kedatangan setidaknya lima sampai tujuh         meningkatkan produktivitas kerja.
kapal      yang   pastinya     kebanyakan       Transportasi Maritim Indonesia
berbendera      asing,     namun     guna             Pada tahun 1985 diterbitkan
meningkatkan        produktivitas    kerja      Instruksi Presiden Nomor 4 yang
bongkar muat barang, general manager            bertujuan meningkatkan ekspor non
Terminal Jamrud membeli sebuah alat             migas dan menekan biaya pelayaran dan
bongkar muat yaitu HMC sebanyak tujuh           pelabuhan. Pelabuhan yang melayani
unit yang sebagian beroperasi di                perdagangan luar negeri ditingkatkan
Terminal Jamrud Utara dan sebagian lagi         jumlahnya secara drastis, dari hanya 4
beroperasi di Terminal Jamrud Barat.            menjadi 127. Untuk pertamakalinya
Dengan mendatangkan alat-alat bongkar           pengusaha pelayaran Indonesia harus
muat tersebut perusahaan mengharapkan           berhadapan dengan pesaing seperti feeder
adanya kenaikan hasil produktivitas kerja       operator yang mampu menawarkan biaya
di Terminal Jamrud Utara, namun                 lebih rendah. Liberasi berlanjut pada
keinginan tersebut tidak sepenuhnya             tahun       1988    ketika     pemerintah
berjalan mulus, peralatan yang baru saja        melonggarkan proteksi pasar domestik.
didatangkan       tersebut      mengalami       Sejak itu, pendirian perusahaan pelayaran
kemacetan atau rusak pada mesinnya              tidak lagi disyaratkan memiliki kapal
sehingga terpaksa kegiatan bongkar muat         berbendera Indonesia. Jenis ijin pelayaran
dihentikan, tidak hanya alat yang macet,        dipangkas, dari lima menjadi hanya dua.
pengoperasi alat bongkar muat pun               Perusahaan        pelayaran       memiliki
kurang mahir sehingga kegiatan bongkar          fleksibilitas lebih besar dalam rute
muat barang kurang stabil. Tidak hanya          pelayaran dan penggunaan kapal (bahkan
itu saja, dengan mendatangkan HMC atau          penggunaan kapal berbendera asing untuk
alat bongkar muat tidak berarti kegiatan        pelayaran domestik). Secara de facto,
bongkar muat barang di Terminal Jamrud          prinsip cabotage tidak lagi diberlakukan.
Utara menjadi lancar, sebab meski               Pada tahun itu pula diberlakukan
mendatangkan HMC, jarak letak HMC               keharusan men-scrap kapal tua dan
dengan dermaga sangat jauh, sebab               pengadaan kapal dari galangan dalam
73   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


negeri.    Undang-Undang     Pelayaran         Profil Armada Transportasi Maritim
Nomor 21 Tahun 1992, semakin                   di Indonesia
memperkuat pelonggaran perlindungan                  Dari sisi besaran DWT, kapasitas
tersebut.   Berdasarkan    UU    21/92         kapal      konvensional      dan     tanker
perusahaan asing dapat melakukan usaha         mendominasi armada pelayaran yang
patungan dengan perusahaan pelayaran           uzur (umur rata-rata kapal Indonesia 21
nasional untuk pelayaran domestik.             tahun,     2001,     bandingkan     dengan
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82          Malaysia yang 16 tahun, 2000, atau
Tahun 1999, pemerintah berupaya                Singapura yang 11 tahun, 2000).
mengubah kebijakan yang terlalu                Meskipun demikian, justru pada kapasitas
longgar, dengan menetapkan kebijakan           muatan dry-bulk dan liquid-bulk pangsa
sebagai berikut.                               pasar domestik armada nasional paling
                                               kecil. Pada umumnya, kapal Indonesia
1. Perusahaan       pelayaran       nasional   mengangkut kargo umum, tapi sekitar
Indonesia harus memiliki minimal satu          setengah muatan dry-bulk dan liquid-bulk
kapal berbendera Indonesia, berukuran          diangkut oleh kapal asing atau kapal sewa
175 GT.                                        berbendera asing. Secara keseluruhan
2. Kapal          berbendera           asing   armada nasional meraup 50% pangsa
diperbolehkan beroperasi pada pelayaran        pasar domestik. Sekitar 80% liquid-bulk
domestik hanya dalam jangka waktu              berasal dari P.T. Pertamina. Penumpang
terbatas (3 bulan).                            angkutan laut bukan feri terutama
3. Agen perusahaan pelayaran asing             dilayani      oleh    PT     Pelni     yang
kapal harus memiliki minimal satu kapal        mengoperasikan 29 kapal (dalam lima
berbendera Indonesia, berukuran 5.000          tahun terakhir, PT Pelni menambah 10
GT.                                            kapal).     Perusahaan      swasta     juga
4. Di dalam perusahaan patungan,               membesarkan armada dari 430 (1997)
perusahaan nasional harus memiliki             menjadi 521 unit (2001). Armada
minimal satu kapal berbendera Indonesia,       Pelayaran Rakyat, yang terdiri dari kapal
berukuran 5.000 GT (berlipat dua dari          kayu (misalnya jenis Phinisi, seperti yang
syarat deregulasi 1988 yang 2.500).            banyak berlabuh di pelabuhan Sunda
Pengusaha agen kapal asing memprotes           Kelapa) membentuk mekanisme industri
keras, sehingga pemberlakuan ketentuan         transportasi laut yang unik. Kapal-kapal
ini diundur hingga Oktober 2003.               yang berukuran relatif kecil (tapi sangat
5. Jaringan pelayaran domestik dibagi          banyak) melayani pasar yang tidak
menjadi 3 jenis trayek, yaitu utama (main      diakses oleh kapal berukuran besar, baik
route), pengumpan (feeder route) dan           karena      alasan     finansial   (kurang
perintis (pioneer route). Jenis ijin operasi   menguntungkan) atau fisik (pelabuhan
pelayaran dibagi menurut jenis trayek          dangkal). Industri pelayaran rakyat
tersebut dan jenis muatan (penumpang,          berperan sangat penting dalam distribusi
kargo umum, dan kontainer).                    barang ke dan dari pelosok Indonesia.
                                               Armada pelayaran rakyat mengangkut 1,6
      Rangkaian regulasi dan deregulasi        juta penumpang (sekitar 8% penumpang
tersebut di atas menjadi salah satu faktor     bukan feri) dan 7,3 juta MetricTon
terhadap kondisi dan masalah yang              barang (sekitar 16% kargo umum). Tapi
dihadapi sektor transportasi maritim           kekuatan armada ini cenderung melemah,
Indonesia, dari waktu ke waktu.                terlihat dari kapasitas 397.000 GRT pada
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...       74


tahun 1997 menjadi 306.000 GRT pada                   Data tahun 2002 menunjukkan
tahun 2001.                                     bahwa pelayaran armada nasional
Masalah Transportasi Maritim di                 Indonesia semakin terpuruk di pasar
Indonesia                                       muatan domestik. Penguasaan pangsanya
       Dalam periode 5 tahun (1996-2000)        menciut 19% menjadi hanya 50% (2000:
jumlah perusahaan pelayaran di Indonesia        69%).      Sementara     untuk     muatan
meningkat, dari 1.156 menjadi 1.724             internasional tetap di kisaran 5%. Dari
buah, atau bertambah 568 perusahaan             sisi finansial, Indonesia kehilangan
(peningkatan rata-rata 10,5% p.a.).             kesempatan meraih devisa sebesar US$
Sementara kekuatan armada pelayaran             10,4 milyar, hanya dari transportasi laut
nasional membesar, dari 6.156 menjadi           untuk muatan ekspor/impor saja. Alih-
9.195 unit (peningkatan rata-rata 11,3%         alih memperoleh manfaat dari penerapan
p.a.). Tapi dari segi kapasitas daya angkut     prinsip cabotage (yang tidak ketat)
hanya naik sedikit, yaitu dari 6.654.753        industri pelayaran nasional Indonesia
menjadi 7.715.438 DWT. Berarti                  malah sangat bergantung pada kapal sewa
kapasitas rata-rata perusahaan pelayaran        asing. Armada nasional pelayaran
nasional menurun. Sepanjang periode             Indonesia menghadapi banyak masalah,
tersebut, volume perdagangan laut               seperti: banyak kapal, terutama jenis
tumbuh 3% p.a. Volume angkutan naik             konvensional, menganggur karena waktu
dari 379.776.945 ton (1996) menjadi             tunggu kargo yang berkepanjangan,
417.287.411 ton (2000), atau meningkat          terjadi kelebihan kapasitas, yang kadang-
sebesar 51.653.131 ton dalam waktu lima         kadang memicu perang harga yang tidak
tahun, tapi tak semua pertumbuhan itu           sehat, terdapat cukup banyak kapal, tapi
dapat dipenuhi oleh kapasitas perusahaan        hanya sedikit yang mampu memberikan
pelayaran nasional (kapal berbendera            pelayanan        memuaskan,         tingkat
Indonesia), bahkan untuk pelayaran              produktivitas armada dry cargo sangat
domestik (antar pelabuhan di Indonesia).        rendah, hanya 7.649 ton-miles/DWT atau
       Pada tahun 2000, jumlah kapal            sekitar 39,7% dibandingkan armada
asing yang mencapai 1.777 unit dengan           sejenis di Jepang yang 19.230 ton-
kapasitas 5.122.307 DWT meraup                  miles/DWT. Pada tahun 2001 perusahaan
muatan domestik sebesar 17 juta ton atau        pelayaran di Indonesia mencapai jumlah
sekitar 31%. Walhasil, saat ini industri        3.078, atau berlipat 3,3 kali dari jumlah
pelayaran Indonesia sangat buruk.               tahun 1998. Tapi dalam periode yang
Perusahaan pelayaran nasional kalah             sama, jumlah perusahaan yang memiliki
bersaing di pasar pelayaran nasional dan        kapal sendiri hanya berlipat 1,3 kali.
internasional, karena kelemahan di semua              Perusahaan pemilik kapal yang
aspek, seperti ukuran, umur, teknologi,         menjadi anggota INSA (Indonesia
dan kecepatan kapal. Di bidang muatan           National Shipowner Association) pada
internasional (ekspor/impor) pangsa             tahun 2001 tercatat 914. Dari jumlah
perusahaan pelayaran nasional hanya             tersebut    82%     diantaranya      adalah
sekitar 3 % hingga 5%, dengan                   perusahaan yang mengoperasikan kurang
kecenderungan menurun. Proporsi ini             dari 3 buah kapal, dan hanya 4% yang
sangat tidak seimbang dan tidak sehat           mengoperasikan lebih dari 10 kapal.
bagi pertumbuhan kekuatan armada                Hanya sekitar 80% anggota INSA yang
pelayaran nasional.                             mengoperasikan kapal milik sendiri,
                                                sisanya mengoperasikan kapal sewaan.
75   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


       Hasil survai Stramindo di kalangan      sewa asing terjadi bersamaan dengan
perusahaan pelayaran pada tahun 2002           kelebihan kapasitas armada domestik.
menunjukkan bahwa persepsi bahwa               Situasi bagai lingkaran tak berujung itu
pengembangan perusahaan pelayaran              disebabkan       lingkungan     investasi
terhambat karena lima faktor utama,            perkapalan yang tidak kondusif. Banyak
yaitu: regulasi dan pelaksanaannya;            perusahaan pelayaran ingin meremajakan
armada yang uzur, kesulitan pendanaan          armadanya, tapi sulit memperoleh
untuk investasi operasi pelabuhan yang         pinjaman dari pasar uang domestik. Dan
kurang baik biaya siluman yang tinggi.         di sisi lain lebih mudah memperoleh
       Survai        Stramindo          juga   pinjaman dari sumber-sumber luar negeri.
menunjukkan adanya keinginan besar di          Beberapa perusahaan besar cenderung
kalangan perusahaan pelayaran nasional         mendaftarkan kapalnya di luar negeri
untuk       meremajakan       kapal      dan   (flagged-out). Tapi perusahaan kecil dan
memperbesar kapasitas asramanya. Dari          menengah tidak mampu melakukannya,
sumber lain juga terindikasi adanya            sehingga tak ada alternatif kecuali
harapan untuk memperbesar pangsa pasar         menggunakan kapal berharga murah, tapi
domestik dan internasional bagi armada         tua dan scrappy. Akibatnya terjadi
pelayaran nasional. Seperti terlihat dari      ketergantungan yang semakin besar pada
proyeksi INSA untuk memperbesar                kapal sewa asing dan pemerosotan
kapasitas armada pelayaran nasional            produktivitas armada.
hingga tahun 2020 terealisasi Tapi
keinginan atau harapan tersebut tidak          Pengertian Pengangkutan
mudah diwujudkan, karena berbagai                    Pengertian pengangkut laut secara
kendala dan persoalan yang sulit. Armada       umum dapat ditelaah dari kata dasarnya,
pelayaran nasional Indonesia kurang            yaitu “angkut“ yang berarti angkat dan
mampu meningkatkan daya saing dan              bawa, muat dan bawa atau kirimkan,
bertumbuh karena beberapa faktor, yaitu        sehingga mengangkut berarti mengangkat
pemilik kapal tidak mampu memperkuat           dan membawa, memuat dan membawa
armada dengan pembiayaan sendiri               atau       mengirimkan.       Sedangkan
tingkat bunga yang tinggi dalam sistem         pengangkutan berarti pengangkatan dan
perbankan nasional dan tidak ada subsidi.      pembawaan barang atau orang atau
       Tidak ada kebijakan yang memihak        pemuatan dan pengiriman barang atau
(seperti penerapan asas cabotage), sisa-       orang. Dengan demikian, pengangkutan
sisa kebijakan yang tak menunjang,             mengandung suatu kegiatan memuat
misalnya keharusan men-scrap kapal tua         barang atau penumpang ke tempat lain,
(padahal secara teknis dan ekonomis            dan menurunkan barang atau penumpang
masih dapat dioperasikan) dan keharusan        tersebut.
membeli kapal produksi dalam negeri                  Berdasarkan             pengertian
(padahal kapasitas pasokannya masih            pengangkutan secara umum tersebut,
relatif terbatas) keterbatasan fasilitas dan   maka Kadir (1991:19) merumuskan
infrastruktur pelabuhan nasional (lebih        definisi sebagai berikut: “pengangkutan
pada          muatan         ekspor/impor)     adalah proses kegiatan memuat barang
ketaktersediaan jaringan informasi yang        atau penumpang ke dalam alat
memadai.                                       pengangkutan membawa barang atau
       Situasi pelayaran nasional sangat       penumpang dari tempat pemuatan
pelik, karena ketergantungan pada kapal        ketempat tujuan dan menurunkan barang
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...       76


atau penumpang dari alat pengangkutan           barang-barang itu rusak atau tidak, dan
ke tempat yang ditentukan “.                    kalau rusak sampai dimana timbul adanya
Pengertian Pengangkutan Melalui Laut            kerugian.
      Pengangkutan        melalui     laut      Pengertian Produktivitas
merupakan usaha pelayaran niaga yang                  Banyak Negara mengakui bahwa
bergerak dalam bidang penyediaan jasa           produktivitas adalah kunci menuju
angkutan muatan laut dimana kegiatan            kemakmuran karena makin tinggi
usahanya sangat luas bidangnya serta            produktivitas, makin banyak barang dan
memegang peranan penting untuk                  jasa yang akan dihasilkan. Produktivitas
memajukan perdagangan dalam dan luar            mampu bersaing di pasar internasional,
negeri termasuk di dalam usahanya               karena produktivitas menjadikan proses
memperlancar arus barang dari daerah            produksi makin ekonomis dan biaya
produksi ke daerah konsumen. Dalam              persatuan lebih murah. Produktivitas
pengertian perdagangan pengangkutan             memiliki beberapa aspek seperti:
laut dapat dianggap sebagai suatu               produktivitas tenaga kerja, produktivitas
kegiatan dari kesibukan yang tujuan             bahan baku dan produktivitas sumber
mempertinggi arti dan kegunaan suatu            daya. Dengan produktivitas perusahaan
barang dengan jalan memindahkan                 dapat memaksimalkan keuntungannya
barang tersebut dari suatu pulau (Negara)       sehingga       dapat       mempertahankan
ke pulau (Negara) lain.                         keberadaan perusahaan. Produktivitas
Tentang Pengangkutan Barang                     dapat ditingkatkan jika tersedianya data
a. Pengertian barang KUHD tidak                 informasi serta teknologi yang memadai.
memberi penjelasan mengenai definisi                  Beberapa pakar mengemukakan
atau pengertian barang. Sedangkan The           pendapatnya tentang definisi pengertian
Hague Rules 1924 pasal 1 memberi                produktivitas seperti Sinanung (1992:7),
definisi atau pengertian barang sebagai         J. Ravianto (1985:85) dan Kisdarto
berikut : “Segala macam barang dan              (2000:1-2). Dengan pengertian yang
barang-barang       dagangan,   terkecuali      sederhana produktivitas diartikan sebagai
hewan hidup serta muatan menurut                hubungan antara output yang dihasilkan
perjanjian pengangkutan harus diangkut          dari sistem dengan input yang digunakan
di dek dan memang dimuat di dek“.               untuk menghasilkan output. Pada
Selanjutnya The Hamburg Rules 1978              hakekatnya       filosofis    produktivitas
pasal 1 ayat (5) member pengertian              mengandung pandangan hidup dan sikap
barang (goods) dengan tambahan yang             mental yang selalu berusaha untuk
lebih terperinci, yaitu: “termasuk              meningkatkan mutu kehidupan. Konsep
binatang hidup, barang-barang yang              produktivitas dapat diukur melalui
dimasukkan dalam tempat barang                  beberapa hal antara lain tenaga kerja dan
(container) atau pembungkus (packed),           kemampuan manajerial. Produktivitas
barang-barang yang dimasukkan dalam             dapat tercapai dengan upaya penerapan
tempat pengangkutan atau pembungkusan           cara kerja yang lebih baik terorganisir,
penambahan oleh pengirim barang“.               efektif, efisien, sehingga menciptakan
(Siti Utari, 1994 : 38)                         sesuatu hal menjadi lebih baik.
b. Keadaan barang yang diangkut                       Pengukuran produktivitas dapat di
tidaklah mudah menetapkan bagaimana             lakukan secara langsung misalnya dengan
keadaan barang-barang pada waktu                jam atau orang tiap tonnya dan biasanya
sampai di pelabuhan tujuan, yaitu apakah        menggunakan rasio:
77   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


      Produktivitas sama dengan satuan         dipengaruhi oleh banyaknya peti kemas
yang diproduksikan masukan yang                yang harus dibongkar/dimuat melalui
dimanfaatkan sama dengan satuan yang           pelabuhan serta kondisi layout pelabuhan
dihasilkan jam atau orang yang                 tersebut. Mengingat bahwa peralatan
dimanfaatkan pengukuran produktivitas          tersebut mempunyai nilai yang sangat
merupakan langkah pertama dalam                mahal sudah barang tentu pihak
peningkatan produktivitas. Langkah             penyelenggara       pelabuhan      dalam
kedua adalah pemahaman terhadap                menginvestasikan peralatan tersebut
faktor-faktor     yang   mempengaruhi          harus benar-benar tepat, perbandingan
produktivitas dan memilih faktor-faktor        jumlah dari masing-masing peralatan
peningkatan yang sesuai dengan situasi         yang ideal agar tidak sampai terjadi
tertentu.                                      kapasitas terpasang dari peralatan
                                               tersebut yang idle.
Pengertian Pelabuhan                                 Oleh karenanya peneliti berupaya
      Pelabuhan adalah tempat yang             mengadakan       penelitian   ini   guna
terdiri dari daratan dan perairan di           mendapatkan komposisi perbandingan
sekitarnya dengan batas-batas tertentu         dari masing-masing peralatan yang ideal.
sebagai tempat kegiatan pemerintahan           Mengingat kecenderungan kenaikan
dan kegiatan ekonomi yang digunakan            jumlah kunjungan kapal serta arus
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,      bongkar muat barang/peti kemas di
naik/turunnya     penumpang      dan/atau      pelabuhan yang terus meningkat maka
bongkar/muat barang yang dilengkapi            sebelum melakukan investasi peralatan,
dengan fasilitas keselamatan pelayaran         upaya melakukan optimalisasi kinerja
dan kegiatan penunjang pelabuhan, serta        pelayanan bongkar/muat peti kemas di
sebagai tempat perpindahan intra dan           pelabuhan ini dipandang sebagai langkah
antar moda transportasi. Seperti kita          yang tepat dan bijaksana.
ketahui bersama bahwa kecenderungan
pola angkutan barang di seluruh dunia          Batas Tanggung Jawab Perum
pada saat ini sudah mulai beralih dengan       Pelabuhan
menggunakan kemasan barang yang                      Perusahaan      umum     (Perum)
dimasukkan ke dalam peti kemas,                Pelabuhan adalah Badan Usaha Milik
mengingat dengan kemasan cara ini              Negara (BUMN) yang diberi wewenang
keselamatan barang-barangnya lebih             untuk menyelenggarakan pengusahaan
dapat dijamin dari pada kemasan model          pelabuhan. Dapat diketahui bahwa tugas
lama.                                          Cabang Perum Pelabuhan meliputi,
      Untuk dapat melakukan kegiatan           1. Menyiapkan rencana bongkar muat dan
bongkar/muat peti kemas di pelabuhan           pelayaran kapal.
diperlukan beberapa peralatan agar             2. Menyelesaikan prosedur administrasi
kegiatan tersebut dapat berjalan dengan        pemakaian fasilitas pelabuhan.
cepat, aman, dan lancar. Selain dermaga        3. Mempersiapkan dan mengarahkan
sebagai tempat bersandarnya kapal maka         peralatan, tenaga kerja pelaksana serta
peralatan    yang    terpenting    adalah      melaksanakan pelayanan.
Container Crane (CC), Head Truck (HT),         4. Untuk keselamatan barang, mengatur
dan Rubber Tyred Gantry (RTG).                 penggunaan dan ketertiban ruangan di
Beberapa kebutuhan peralatan tersebut          tempat penumpukan barang yang ada di
yang harus disediakan oleh pihak               pelabuhan.
penyelenggara pelabuhan tentunya sangat
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...   78


5. Meneliti kebenaran jumlah, ukuran            dari   atas    dek/palka   kapal    dan
dan jenis barang yang dibongkar/dimuat          menempatkannya di atas dermaga atau ke
serta ketepatan waktu penggunaan                dalam tongkang atau sebaliknya memuat
fasilitas pelabuhan.                            dari atas dermaga atau dari dalam
6. Memungut dan menerima uang                   tongkang dan menempatkannya ke atas
pemakaian jasa pelabuhan sesuai dengan          dek atau ke dalam palka kapal yang
ketentuan yang berlaku.                         menggunakan derek kapal”.
                                                      Dari pengertian kegiatan bongkar
Batas Tanggung Jawab EMKL                       muat barang di pelabuhan di atas, dapat
      Perusahaan    Ekspedisi    Muatan         diketahui bahwa pada dasarnya bongkar
Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan             muat barang tersebut merupakan kegiatan
yang tugasnya melakukan pengurusan              pemindahan barang angkutan, baik dari
dokumen-dokumen dan pekerjaan yang              kapal pengangkut ke dermaga atau ke
menyangkut       menerima/menyerahkan           tongkang maupun sebaliknya dari
muatan yang diangkut melalui laut untuk         dermaga atau tongkang ke atas dek kapal
diserahkan      kepada/diterima      dari       pengangkut.
perusahaan pelayaran untuk kepentingan
pemilik barang.                                 Pengertian Perusahaan Bongkar Muat
(Keputusan Menteri Perhubungan No.              (PBM)
KM.82/AL.305/Phb-85, Pasal 1:162)                     Adalah satu–satunya perusahaan
      Berdasarkan tugas EMKL tersebut,          yang diberi wewenang oleh pemerintah
maka batas tanggung jawab EMKL                  untuk melakukan kegiatan bongkar muat
meliputi:                                       barang di pelabuhan. Sejalan dengan
a) Terselesaikannya           pengurusan        semakin meningkatnya perkembangan
dokumen-dokumen angkutan laut, yang             ekonomi dewasa ini di Indonesia,
meliputi dokumen ekspor atau impor.             terutama mengenai kegiatan perdagangan
b) Terlaksananya            penyelesaian        internasional, sehingga menghasilkan
kewajiban kepada Perum Pelabuhan                frekuensi arus barang dan jasa melalui
melalui PBM berdasarkan Delivery Order          pelabuhan-pelabuhan     di    Indonesia
(DO) yang ada.                                  semakin meningkat pula. Untuk itu,
c) Terlaksananya pengangkutan barang            perkembangan       perusahaan      jasa
dari gudang pemilik barang ke dermaga           pengangkutan melalui laut berikut
dan atau dari dermaga ke gudang                 perusahaan-perusahaan      yang    erat
penerima barang.                                kaitannya dengan kegiatan pengangkutan
d) Terjaminnya keselamatan barang di            tersebut, seperti perusahaan Ekspedisi
dalam gudang penyimpanan selama                 Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun
pengurusan dokumen masih dalam proses           Perusahaan Bongkar Muat (PBM) juga
penyelesaian.                                   semakin banyak bermunculan.
                                                      Guna     mengatur    pertumbuhan
Penyelenggaraan    Bongkar          Muat        perusahaan-perusahaan tersebut, maka
Barang di Pelabuhan                             Pemerintah telah menerbitkan Intruksi
                                                Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 1991
     Kegiatan bongkar muat barang di            tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus
pelabuhan dari dan ke kapal pada                Barang untuk Menunjang Kegiatan
dasarnya bongkar muat barang dari dan           Ekonomi.
ke kapal itu sendiri dirumuskan sebagai
berikut : “Pekerjaan membongkar barang
79   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


Fungsi Perusahaan Bongkar Muat                 Ruang Lingkup Kegiatan Bongkar
(PBM) di Pelabuhan                             Muat Barang di Pelabuhan
      Penyelenggaraan kegiatan usaha                 Sebagaimana telah diterangkan di
bongkar muat barang dari dan ke kapal di       atas, bahwa fungsi PBM adalah
pelabuhan, secara khusus diatur dalam          memindahkan barang angkutan dari dan
Keputusan      Menteri      Perhubungan        ke kapal baik dari dan ke Gudang Lini I
No.KM.88/AL.305/Phb-85           tentang       maupun langsung ke alat angkutan.
Perusahaan Bongkar Muat Barang dari            Dalam hal mana, kegiatan pemindahan
dan ke kapal. Dalam hal mana Pasal 3           barang tersebut terdiri dari kegiatan
Keputusan tersebut menetapkan:                 Stevedoring,     Cargodoring,    maupun
1. Penyelenggaraan      bongkar    muat        Receiving/Delivery.      Lebih      lanjut
barang dari dan ke kapal dilakukan oleh        Keputusan       Menteri     Perhubungan
perusahaan yang khusus didirikan untuk         No.KM.88/AL.305/Phb-85            tentang
kegiatan bongkar muat tersebut.                Perusahaan Bongkar Muat Barang dari
2. Perusahaan      Pelayaran    dilarang       dan ke kapal menegaskan bahwa ruang
menyelenggarakan bongkar muat barang           lingkup kegiatan bongkar muat barang di
dari dan ke kapal.                             pelabuhan meliputi:
                                               1. Kegiatan Stevedoring yaitu kegiatan
      Berdasarkan ketentuan di atas,           jasa pelayanan membongkar dari/ke
dapat diketahui bahwa perusahaan               kapal, dermaga, tongkang, truk atau
pelayaran        (pengangkut)       yang       memuat dari/ke dermaga, tongkang, truk,
menyelenggarakan pengangkutan barang           ke/dalam      palka     kapal      dengan
melalui laut dari satu pelabuhan ke            menggunakan derek kapal.
pelabuhan lainnya tidak dibolehkan             2. Kegiatan Cargodoring, yaitu kegiatan
melakukan kegiatan bongkar muat barang         jasa pelayanan yang berupa pekerjaan
angkutannya sendiri, akan tetapi kegiatan      mengeluarkan sling (extackle) dari
harus diserahkan pelaksanaannya kepada         lambung kapal di atas dermaga, ke dan
pihak lain atau perusahaan lain yang           menyusun di dalam gudang Lini I atau
bergerak di bidang bongkar muat barang         lapangan penumpukan barang atau
di pelabuhan yaitu PBM. Dengan                 sebaliknya.
demikian pada prinsipnya kedudukan             3. Kegiatan Receiving/Delivery, yaitu
PBM terpisah dengan perusahaan                 jasa pelayanan yang berupa pekerjaan
pelayaran     (pengangkut),     sehingga       mengambil dari timbunan barang/tempat
fungsinyapun        berbeda       dengan       penumpukan barang di gudang Lini I atau
pengangkut. Perusahaan pelayaran dalam         lapangan penumpukan barang dan
kedudukannya sebagai pengangkut dalam          menyerahkan barang sampai tersusun di
menyelenggarakan pengangkutan barang           atas kendaraan/alat angkut secara rapat di
melalui     laut     berfungsi     untuk       pintu darat lapangan penumpukan barang
meningkatkan kegunaan dan nilai barang         atau sebaliknya.
yang diangkut, dalam arti bahwa adanya               Berdasarkan jenis kegiatan bongkar
kegiatan pengangkutan barang tersebut          muat barang di pelabuhan tersebut, dapat
dituntut untuk mampu meningkatkan              diketahui bahwa pada hakekatnya ruang
kegunaan dan nilai barang pada saat            lingkup kegiatan bongkar muat barang di
sebelum dan sesudah dilakukannya               pelabuhan terdiri dari 3 bentuk kegiatan
pengangkutan barang yang bersangkutan.         pemindahan barang dari dan ke kapal.
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      80


      Maka lebih lanjut lampiran Inpres         1. Stevedoring
No. 3 Tahun 1991 tentang Kebijaksanaan          a. Stevedore adalah pelaksana penyusun
Kelancaran       Arus     Barang     untuk      rencana dan pengendalian kegiatan
Menunjang Kegiatan Ekonomi, telah               bongkar muat di atas kapal.
mengatur jadwal kegiatan bongkar muat           b. Chief tally clerk adalah penyusun
barang sebagai berikut :                        rencana pelaksana dan pengendali
A ) Giliran Kerja I : pukul 08.00-16.00         perhitungan fisik, pencatatan dan survei
B ) Giliran Kerja II : pukul 16.00-24.00        kondisi barang pada setiap pergerakan
C ) Gilian Kerja III : pukul 24.00-08.00        bongkar muat dan dokumentasi serta
      Dengan adanya pembagian giliran           membuat laporan secara periodik.
kerja (shift) dalam kegiatan bongkar muat       c. Foremen adalah pelaksana dan
barang       di    pelabuhan      tersebut,     pengendali kegiatan operasional bongkar
menunjukkan adanya upaya pemerintah             muat barang dari dan ke kapal sampai ke
(Depertemen Perhubungan) dalam rangka           tempat     penumpukan       barang     dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas          sebaliknya serta membuat laporan
penyelenggaraan bongkar muat barang di          periodik hasil kegiatan bongkar muat.
pelabuhan, di samping untuk lebih               d. Tally clerk adalah pelaksana yang
meningkatkan pelayanan kepada para              melakukan        kegiatan      perhitungan
pemakai jasa bongkar muat barang.               pencatatan jumlah, merek, dan kondisi
      PBM yang bergerak di bidang               setiap gerakan barang berdasarkan
Cargodoring, atau PBM yang bidang               dokumen serta membuat laporan.
usahanya hanya menangani kegiatan               e. Mistry adalah pelaksana perbaikan
usaha pelayanan jasa Receiving/Delivery         kemasan      barang     dalam     kegiatan
saja. Dengan adanya pembagian kegiatan          stevedoring,                 cargodoring,
bidang usaha bongkar muat barang di             receiving/delivery.
pelabuhan tersebut, merupakan peluang           f. Wachman          adalah       pelaksana
bagi      berkembangnya        kesempatan       keamanan       barang     pada    kegiatan
berusaha bagi para investor yang                stevedoring,                 cargodoring,
berminat untuk menanamkan modal                 receiving/delivery.
usahanya di sektor kegiatan bongkar             2. Cargo doring
muat barang di pelabuhan. Di sisi lain,         a. Quay supervisior adalah petugas
spesialisasi penanganan bidang kegiatan         pengendali kegiatan operasional bongkar
bongkar muat barang tersebut juga               muat barang di dermaga dan mengawasi
memberikan peluang kesempatan yang              kondisi barang sampai ke tempat
lebih luas. Namun demikian, bagi PBM            penimbunan atau sebaliknya.
yang memiliki kemampuan permodalan              b. Tally Clerk adalah pelaksana yang
yang cukup memadai, tidak menutup               melakukan        kegiatan      perhitungan
kemungkinan untuk menangani semua               pencatatan jumlah, merek, dan kondisi
jenis kegiatan bongkar muat barang di           setiap gerakan barang berdasarkan
pelabuhan.                                      dokumen serta membuat laporan.
Supervisi                                       c. Wachman          adalah       pelaksana
      Tenaga Supervisi bongkar muat             keamanan       barang     pada    kegiatan
adalah tenaga pengawas bongkar muat             stevedoring,                 cargodoring,
yang disediakan oleh perusahaan bongkar         receiving/delivery.
muat (PBM) yang terdiri dari :
81   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


3. Receiving/Delivery                          dari dan ke kapal di pelabuhan sebaimana
a. Tally clerk adalah pelaksana yang           tercantum dalam lampiran keputusan ini.
melakukan        kegiatan      perhitungan     2. Penetapan satuan ukuran ukuran berat
pencatatan jumlah, merek, dan kondisi          atau isi dalam pengenaan tarif
setiap gerakan barang berdasarkan              berdasarkan satuan ukuran manifes atau
dokumen serta membuat laporan.                 realisasi bongkar muat.
b. Mistry adalah pelaksana perbaikan           3. Penetapan tarif bongkar muat barang
kemasan      barang     dalam     kegiatan     dari dan ke kapal di pelabuhan
stevedoring,                  cargodoring,     berpedoman pada pedoman dasar
receiving/delivery.                            perhitungan tarif bongkar muat barang di
c. Wachman           adalah      pelaksana     pelabuhan sebaimana dimaksud dengan
keamanan      barang      pada    kegiatan     cara lain :
stevedoring,                  cargodoring,     1) Menghitung biaya bagian tenaga kerja
receiving/delivery.                            bongkar muat yang dilakukan bersama-
Alat-alat Bongkar Muat                         sama oleh perusahaan bongkar muat
      Peralatan bongkar muat adalah alat-      dengan koperasi tenaga kerja bongkar
alat pokok penunjang pekerjaan bongkar         muat beserta serikat pekerja TKBM.
muat yang meliputi :                           2) Hasil perhitungan biaya bagian tenaga
1. Stevedoring                                 kerja bongkar muat tersebut pada huruf a
    a. Jala-jala lambung kapal (Ship side      ditambah dengan perhitungan biaya
        net)                                   bagian perusahaan bongkar muat, maka
    b. Tali Baja (Wire sling)                  penyedia jasa dan pengguna jasa bongkar
    c. Tali rami manila (Rope sling)           muat menetapkan besaran tarif jasa
    d. Jala-jala baja (Wire net)               pelayanan bongkar muat barang dari dan
    e. Jala-jala tali manila( Rope net)        ke kapal di pelabuhan berdasarkan
2. Cargodoring                                 kesepakatan.
    a. Gerobak dorong                          A. Unsur Biaya:
    b. Palet                                         Unsur biaya TKBM berdasarkan
    c. Forklift                                KM 25 tahun 2002, pasal 4 adalah :
3. Receiving/delivery                          1. Upah harian berdasarkan gilir kerja
    a. Gerobak dorong                          pada hari biasa dan lembur.
    b. Palet                                   2. Upah harian pada hari Minggu/libur.
    c. Forklift                                3. Melebihi prestasi kerja yang tidak
Tarif bongkar muat                             menggunakan mekanik berdasarkan
      Tarif pelaksanaan bongkar muat           kesepakatan       antara     PBM/Serikat
barang di pelabuhan diatur dengan              Kerja/TKBM.
keputusan menteri perhubungan No. KM           4. Upah borongan sesuai persetujuan
25 tahun 2002 tanggal 9 April 2002.            antara PBM/Serikat kerja/TKBM.
1. Besarnya tarif pelayanan jasa bongkar       5. Tambahan upah unntuk barang
muat barang dari dan ke kapal ditetapkan       berbahaya atau mengganggu.
atas dasar kesepakatan bersama antara          6. Kesejahteraan.
penyedia jasa bongkar muat dan                 7. Jaminan sosial JKK, JHT, JK, JPK
pengguna jasa bongkar muat yang                8. Administrasi TKBM.
dihitung berdasarkan pedoman dasar             9. Upah biaya bagian perusahaan
perhitungan tarif bongkar muat barang          bongkar muat.
                                               10. Tenaga supervisi bongkar muat.
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      82


11.   Alat-alat bongkar muat.                   1.   Stevedoring
12.   Administrasi perusahaan bongkar           2.   Cargodoring
      muat.                                     3.   Barang dalam gudang
                                                4.   Receiving/delivery
B.    Unsur biaya bagian PBM
1.    Tenaga supervisi bongkar muat.            Kewajiban PBM serta Tugas dan
2.    Alat-alat bongkar muat.                   Tanggung Jawabnya
C. Sesuai lampiran keputusan KM 25              A. Kewajiban PBM
tahun 2002, pedoman perhitungan besar                 Selama melakukan usahanya PBM
tarif bongkar muat dinyatakan dalam             memiliki kewajiban yang harus dipenuhi.
rumus :                                         Kewajiban tersebut sebagai berikut.
                                                a. Melaksanakan ketentuan-ketentuan
T = F (W+H+I+K) + ( S+M+A)                      yang di tetapkan dalam izin usaha dalam
                 P                              keputusan ini, dan kebijaksanaan umum
Keterangan:                                     pemerintah di bidang penyelenggaraan
T = Besarnya tarif bongkar muat                 kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal.
F = Faktor koefisien                            b. Memenuhi batas minimal kecepatan
W = Upah TKBM                                   bongkar muat yang telah ditetapkan pada
H = Kesejahteraan TKBM                          setiap pelabuhan.
I = Asuransi                                    c. Mengenakan/memberlakukan          tarif
K = Administrasi koperasi TKBM                  yang berlaku sesuai peraturan.
S = Supervisi                                   d. Meningkatkan keterampilan kerja.
M = Alat-alat bongkar muat                      e. Bertanggung jawab terhadap barang
A = Administrasi PBM                            selama berada di bawah pengawasannya.
P= Produktivitas kerja bongkar muat/gilir       f. Bertanggung jawab kepada kerusakan
kerja/derek kapal.                              alat bongkar muat barang (gear) kapal
D. Terminal Operator                            yang disebabkan oleh kesalahan,
     Dalam pelaksanaan bongkar muat             kelalaian orang-orang yang bekerja di
barang general cargo di pelabuhan maka          bawah pengawasannya
ada 3 unsur yang saling terkait, yaitu :        g. Menyampaikan laporan kegiatan
a. Dermaga                                      usahanya secara berkala kepada:
b. Gudang                                       1. Adpel setempat berupa laporan
c. Lapangan penumpukan                          harian, bulanan, dan tahunan.
                                                2. Direktur Jenderal Perhubungan Laut,
E. Bila mengerjakan kapal dalam                 dalam hal ini adalah Kepala Direktorat
bongkar muat barang, maka PBM hanya             Lalu Lintas Angkutan Laut dan
bertindak sebagai Ship Operator saja.           Kakanwilhubla setempat berupa laporan
Batas tanggung jawabnya akan meliputi :         bulanan dan tahunan.
1. Stevedoring                                  h. Menaati         segala       peraturan
2. Cargodoring                                  perundangan yang berlaku.
3. Receiving/delivery
                                                B. Tugas dan Tanggung Jawab PBM
F. Bila PBM mempunyai gudang Lini 1,                 Dalam melakukan pelayanan, PBM
maka PBM bertindak sebagai terminal             harus bekerja sama dengan berbagai
operator. Batas tanggung jawab akan             pihak seperti PT. Pelindo, perusahaan
meliputi :                                      pelayaran, EMKL, pemilik barang,
83   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


penyedia tenaga buruh, Adpel, imigrasi,        8. Statement of Fact
beacukai, karantina, dsb. Masing-masing              Surat pernyataan yang terkait
pihak memiliki tugas dan tanggung              dengan time sheet, outturn report, loading
jawab. Sedangkan PBM mempunyai                 report yang dibuat dengan sebenarnya
tanggung jawab atas :                          ditandatangani oleh nakhoda.
a. Kelancaran kegiatan bongkar muat.           9. Damage Cargo Report
b. Keselamatan        penerimaan    dan              Suatu surat keterangan yang
penyerahan barang.                             berisikan tentang kerusakan muatan, baik
c. Kebenaran laporan yang disampaikan.         pada waktu pemuatan maupun pada
d. Mengatur penggunaan TKBM dan                pembongkaran, yang menerangkan jenis
peralatan sesuai kebutuhan.                    muatan       yang   rusak,     jumlahnya,
                                               penyebabnya dan lain-lain yang dianggap
Dokumen–dokumen Pemuatan Barang                perlu.
1. Shipping Instruction                        10. Mate’s Receipt
      Merupakan perintah pengapalan                  Dokumen tanda terima dari
dari perusahaan pelayaran yang ditujukan       pengangkut untuk menyatakan bahwa
kepada PBM barang yang akan                    barangnya telah diterima di atas kapal
mengangkut barang itu.                         (muatan ekspor) dimana mate’s receipt
2. Shipping Order                              ini diganti dengan B/L dari carrier.
      Surat perintah yang dikeluarkan          11. Letter of Indemnity
perusahaan atau agennya yang ditujukan               Surat pernyataan dari shipper
kepada nakhoda atau perwira kapal untuk        bahwa barang tersebut benar-benar rusak
memuat barang yang ada dalam shipping          menjadi tanggungjawab oleh carrier
order.                                         untuk membuat Bill Of Lading dalam
3. Notice of Readines                          clean on board.
      Dokumen dari kapal yang ditujukan        12. Bill of Lading
kepada penerima barang mengenai                      Dokumen pengangkutan barang,
persiapan bongkar/muat sesuai dengan           dimana di dalamnya dicantumkan nama
charter party (demurrage kapal).               pengirim, nama kapal, data-data muatan,
4. Stowage Plan                                pelabuhan muat dan bongkar, freight dan
      Gambar letak barang atau gambaran        cara pembayaran, nama consignee
susunan muatan atau barang di dalam            (penerima), jumlah B/L yang harus
palka jumlah coli/packages dan tonnage-        ditandatangani         dan          tanggal
nya yang dibuat oleh chief officer (pihak      penandatanganan.
kapal) sebagai panduan pada saat               13. Cargo Manifest
bongkar muat.                                        Daftar semua muatan yang harus
5. Tally Sheet                                 dimuat di kapal, lengkap dengan jumlah,
      Catatan yang memuat Jumlah               merk atau tanda-tanda lain yang dianggap
muatan yang dimuat/bongkar.                    perlu.
6. Time Sheet                                  14. Outturn Report
      Jurnal kegiatan setiap hari yang               Laporan jumlah seluruh muatan
dibuat oleh PBM.                               yang terbongkar.
7. Daily Working Report                        15. Delivery Order (DO)
      Laporan hasil bongkar muat selama              Suatu perintah penyerahan barang
satu hari kerja dan balance/sisa               yang diberikan oleh pengangkut kepada
bongkar/muat.                                  penerima barang, untuk mengeluarkan
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      84


barang muatan yang tertera di dalam B/L         f. Bicarakan       setiap    permasalahan
dari kapal atau dari gudang si                  dengan Perwira kapal yang berkaitan
pengangkut.                                     dengan pemuatan, pemadatan dan
16. Draft Survey Report                         pembongkaran.
      Laporan draft survey terkait dengan       g. Rencanakan untuk muatan party besar
jumlah muatan yang dimuat/dibongkar.            (cargo consignment) ditempatkan dan
17. Crew List                                   dibagi dalam blok - blok tertentu.
      Merupakan daftar nama dari seluruh        h. Jangan tempatkan muatan dalam satu
anggota atau awak kapal, lengkap dengan         konosemen (B/L) pada palka yang
umur, nomor dan jenis dokumen kelautan          terpisah, kecuali dalam party yang besar
seperti ijazah/sertifikat, buku pelaut,         sekali jumlahnya.
paspor, kewarganegaraan dan lain-lain           i. Pastikan,      cargo    dalam      satu
yang dianggap perlu.                            pengiriman dengan pelabuhan tujuan
18. Balance Sheet                               yang berbeda, terpisah (sparted) dengan
      Kertas kerja atau laporan harian          baik melalui tanda merkah yang jelas atau
jumlah tonage/kubikasi yang dihasilkan          mudah dibaca.
per party barang/palka, jumlah tenaga           j. Rencanakan pemadatan (stowage)
kerja bongkar muat yang digunakan dan           dengan     cara     dapat    memudahkan
kendala-kendala yang terjadi serta sisa         pembongkaran di pelabuhan tujuan.
jumlah       barang       yang      belum       k. Penggunaan alat bantu bongkar muat
dibongkar/muat, untuk pembongkaran              (stevedoring gear) agar disesuaikan
disebut discharging report dan pemuatan         dengan jenis muatan.
disebut loading report.
19. Outtern Report                              Kondisi Obyektif TKBM Saat Ini
      Rekapitulasi dari Daily Report yaitu      Pengelolaan TKBM
jumlah barang yang dibongkar per B/L            1. TKBM dikelola oleh satu badan
per kapal.                                      organisasi dalam bentuk koperasi
Hal-hal yang harus diperhatikan                 (KTKBM) selaku pengemban amanat
dalam        melaksanakan         kegiatan      SKB 3 (tiga) Dirjen (Dirjen Perla, Dirjen
bongkar muat                                    Binawas dan Dirjen Bina Lembaga
a. Pastikan Saudara mendapat copy               Koperasi).
stowage plan pada saat yang tepat,              2. Fungsi pembinaan KTKBM berada di
pelajari sebelum kapal tiba.                    bawah Administrator Pelabuhan Tanjung
b. Gunakan stowage plan untuk                   Perak yang sedang menjadi institusi
menyiapkan hatch plan disertai dengan           bernama yaitu Otoritas Pelabuhan.
data muatan yang lengkap.                       3. Pola pengelolaan TKBM :
c. Gunakan hatch list dan hatch plan            a. Menganut sistem pemerataan peluang
untuk menyiapkan jadwal kegiatan (work          kerja bagi TKBM.
schedule) untuk setiap palka.                   b. Dibagi dalam kelompok-kelompok
d. Periksa data kapal yang memiliki type        kerja (Gang), masing-masing diketuai
atau      konstruksi     tersendiri    dan      satu orang KRK (Ketua Regu Kerja).
diperkirakan dapat menyulitkan dalam            c. Sistem pooling dibagi per-pangkalan.
pemadatan atau pembongkaran muatan.             d. Jenis TKBM tertentu (Baging di
e. Distribusikan hatch list dan pastikan        palka kapal) digunakan TKBM Non
mereka telah membaca atau mengetahui            Anggota.
secara jelas.
85   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


4. Mekanisme penggunaan TKBM:                  2. PBM cenderung kurang profesional.
a. H-6    jam,    PBM     mengajukan           3. KTKBM kurang berperan aktif dalam
permintaan TKBM kepada KTKBM                   upaya peningkatan produktivitas kerja.
(membayar biaya administrasi sesuai            4. KTKBM kurang optimal (cenderung
jumlah TKBM).                                  tidak transparan) dalam pengelolaan
b. KTKBM menerbitkan SPK, diberikan            program       pendidikan/pelatihan     ,
kepada KRK TKBM.                               pembinaan, penerapan K3 serta program
c. TKBM menuju lokasi kegiatan.                kesejahteraan lainnya bagi TKBM.
d. PBM menerbitkan Bukti Kerja                 5. Petugas KTKBM belum sepenuhnya
(DPP.5) sebagai dasar pembayaran upah          melaksanakan       fungsi    pengawasan
kepada TKBM.                                   TKBM.
                                               6. TKBM cenderung menganggap PBM
Sistem Pengupahan TKBM                         sebagai pesaing (bukan pemberi kerja).
1. Perhitungan besaran upah TKBM
berpedoman pada SK. Menhub No. 57 /            PEMBAHASAN
1991 yang pelaksanaannya :
a. Disesuaikan          secara     berkala     Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar
berdasarkan UMR yang berlaku di daerah         Muat Dalam Meningkatkan Produktivitas
setempat.                                      Kerja di Terminal Jamrud Utara PT.
b. Tarif upah dihitung dalam satuan per        PELINDO III Tanjung Perak Surabaya.
Orang / Shift Kerja.                           a. Perencanaan
c. Untuk jenis barang tertentu dikenakan             Sebelum kegiatan bongkar muat
Toelag, sedangkan terhadap kelebihan           barang berlangsung pihak PBM dan
prestasi kerja (produktivitas) melebihi        Perusahaan       Pelayaran   melakukan
standar diberikan Premi Linier dengan          meeting atau rapat bersama, untuk
satuan Rp. / Ton / Gang.                       membahas persiapan – persiapan apa saja
d. Dilakukan       melalui     kesepakatan     yang dibutuhkan pada saat kegiatan
dengan DPC APBMI Surabaya.                     berlangsung,      seperti  alat    yang
2. Besaran upah dijadikan dasar                dibutuhkan, TKBM atau buruh, dan
perhitungan       tarif       bongkar-muat     pengawas.
(OPP/OPT) yang pelaksanaannya :                b. Persiapan
a. Disesuaikan          secara     berkala           Setelah proses perencanaan selesai
berdasarkan besaran upah TKBM.                 maka langkah berikutnya adalah baik
b. Dikonversikan terhadap Standar              pihak Perusahaan Pelayaran atau
Produktivitas Kerja/jenis barang untuk         Perusahaan Bongkar Muat (PBM)
ditetapkan tarif per satuan produksi           melakukan       persiapan   menyiapkan
(Ton/m3).                                      sebagai berikut :
c. Dilakukan      melalui      Kesepakatan     1. Sumber Daya Manusia (SDM)
antara DPC APBMI dengan DPC INSA,                   Supervisor (Pengawas)
DPC GINSI, DPW GAFEKSI/INFA,                        Tenaga Kerja Bongkar Muat
DPH GPEI.                                             (TKBM)
Perilaku Organisasi dan Individu               2. Peralatan yang dibutuhkan
1. Belum tampak hubungan kerja yang                 Mekanis
harmonis    antara     PBM       dengan             Non mekanis
KTKBM/TKBM.                                          Untuk memperlancar kegiatan
                                               bongkar muat barang tersebut dan
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      86


mempersingkat waktu maka semua yang             Peningkatan produktivitas hasil kerja
diperlukan baik Sumber Daya Manusia             kegiatan bongkar muat barang, tidak
(SDM) maupun peralatan mekanis                  lepas dari adanya beberapa faktor yaitu
ataupun non mekanis harus disiapkan             sebagai berikut.
satu jam sebelum kegiatan bongkar muat          a. Komoditi yang dibongkar
barang berlangsung.                                   Komoditi atau barang yang akan
                                                dibongkar muat dari dan ke kapal,
c. Pelaksanaan                                  bermacam-macam jenisnya ada yang
      Pada saat kegiatan bongkar muat           mempunyai bobot sangat besar adapula
barang berlangsung agar memperoleh              yang      bobotnya      kecil    sehingga
hasil yang memuaskan maka harus                 membutuhkan peralatan yang berbeda
dikerjakan dengan sungguh–sungguh,              pula dan penanganan yang berbeda-beda.
apabila menemukan komoditi atau barang          Maka untuk itu jika menemukan barang
yang mempunyai bobot yang berat maka            yang bobotnya sangat besar maka pihak
dengan cepat harus menyiapkan atau              Perusahaan     Bongkar      Muat     harus
mendatangkan alat yang sesuai agar tidak        menggunakan alat khusus dan menambah
memakan waktu yang lama dan pada saat           tenaga kerjanya.
proses bongkar muat barang berlangsung,         b. Jenis kemasan
harus selalu ada petugas yang bertugas                Jenis kemasan barang yang berbeda,
untuk mengawasi selama kegiatan                 ada yang berupa bag, peti, bal, cair,
berlangsung. Dan pada saat kegiatan             petikemas     sehingga      membutuhkan
bongkar muat barang berlangsung tidak           penanganan yang berbeda-beda dan alat
lupa menyiapkan dokumen-dokumen                 yang berbeda pula agar barang tidak
yang dibutuhkan, seperti berita acara,          rusak.
time sheet, dan tally sheet yang bertujuan      c. Alat bongkar muat di darat
untuk membuktikan bahwa bongkar muat                  Alat merupakan faktor yang dapat
barang telah dilaksanakan, apabila semua        dikatakan sangat mempengaruhi hasil
itu telah dibuat maka dibuatkan juga pra        produktivitas kerja, sebab apabila alat
nota, dan kemudian dibawa ke                    dapat bekerja secara baik dan tidak sering
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) untuk             macet maka hasil produktivitas kerja pun
dijadikan nota rampung. Setelah nota            menjadi maksimal namun sebaliknya
rampung jadi maka PBM menuju ke                 apabila alat yang digunakan sering
Perusahaan Pelayaran dengan membawa             mengalami kerusakan atau mogok pada
nota rampung tersebut dengan dilampiri          saat kegiatan bongkar muat, maka tidak
Surat Perintah Kerja (SPK) yang                 memungkinkan kegiatan dihentikan dan
bertujuan untuk menagih seluruh biaya-          hasil produktivitas pun menjadi menurun.
biaya kegiatan bongkar muat, maka               Maka agar alat tidak sering mengalami
apabila dalam jangka waktu 7-14 hari            macet seharusnya perusahaan harus
tidak ada komplain dari pemilik barang,         melakukan perawatan yang teratur dan
maka semua siap dibayar.                        tidak menggunakan lagi alat yang sudah
d. Penyelesaian                                 rusak atau menambah alat-alat bongkar
     Setelah semua kegiatan selesai dan         muat sehingga kegiatan pembongkaran
tidak terjadi komplain dari pihak yang          dapat berjalan cepat. Dan alangkah lebih
bersangkutan, maka semua siap dibayar           baik lagi apabila alat-alat bongkar muat
dengan rupiah.                                  ini disiapkan kurang lebih satu jam
                                                sebelum kapal datang, agar apabila kapal
87   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


tiba di pelabuhan, maka dapat langsung         tersebut, oleh sebab itu untuk mengatasi
memulai kegiatan bongkar muat tanpa            masalah tersebut agar hasil produktivitas
menunggu alat lagi.                            kerja Perusahaan Bongkar Muat tidak
                                               menurun maka Perusahaan harus lebih
d. Produktivitas TKBM                          meningkatkan keamanan pada saat
      Tenaga Kerja Bongkar Muat                kegiatan pembongkaran berlangsung,
(TKBM) juga mempengaruhi hasil                 dengan cara perusahaan membayar
produktivitas kerja, bagaimana tidak           beberapa orang untuk menjaga keamanan
apabila TKBM kurang profesional atau           pada     saat    proses    pembongkaran
kurang      disiplin    maka       dapat       berlangsung.
mempengaruhi hasil dari produktivitas
kerja bongkar muat. Oleh sebab itu untuk       g. Keadaan cuaca
meningkatkan hasil produktivitas kerja               Dalam keadaan hujan maka untuk
bongkar muat sebaiknya memilih Tenaga          menghindari kerusakan barang dan
Kerja Bongkar Muat yang ahli, untuk            keselamatan buruh maka pembongkaran
mendapatkan TKBM yang diinginkan               barang terpaksa dihentikan, satu-satunya
maka Perusahaan Bongkar Muat harus             cara untuk menghindari penurunan
lebih sering melakukan pembinaan dan           produktivitas kerja lebih besar lagi maka
pelatihan–pelatihan terhadap Tenaga            sebaiknya sementara kegiatan dihentikan
Bongkar Muat tersebut.                         sampai hujan berhenti.
                                                     Menurut Supervisor di Terminal
e. Alat angkutan                               Jamrud Utara pada saat melakukan
      Dalam kegiatan pembongkaran              kegiatan bongkar muat barang harus
sering terjadi keterlambatan angkutan          memperhatikan         Pedoman,        agar
(Waiting Truk) akibat kemacetan ataupun        memperoleh hasil bongkar muat barang
truk mengalami mogok di jalan, maka            yang tinggi, yaitu sebagai berikut:
dengan      kejadian     tersebut    dapat     1) Jarak antara sisi dermaga dengan
menghambat kelancaran proses bongkar           lokasi penumpukan barang harus sedekat
muat dan mengakibatkan penurunan               mungkin.
produktivitas kerja. Oleh sebab itu jika       2) Sepanjang jarak perjalanan (Traffic)
terjadi masalah seperti itu yang harus         harus bebas dan mudah dilalui kendaraan
dilakukan oleh Perusahaan Bongkar Muat         (forklift).
adalah     harus     sering     melakukan      3) Alat mekanis maupun non mekanis
komunikasi dengan pihak pengangkut             harus dalam kondisi baik.
sehingga mendapat atau memperoleh              4) Sumber Daya Manusia (SDM) harus
informasi mengenai keberadaan truk dan         mempunyai keahlian di bidangnya.
sebaiknya truk yang sudah tua atau sering      5) Lokasi penumpukan barang atau
mogok tidak digunakan lagi.                    lapangan penumpukan harus sudah
f. Keamanan Sekitar Pelabuhan                  disiapkan sebelumnya.
     Sering terjadinya pencurian barang        6) Pemilihan alat mekanis yang sesuai
muatan pada saat barang dibongkar di           dengan kebutuhan (tipe dan kapasitas).
pelabuhan atau barang berada di lapangan       7) Alat-alat bantu disiapkan pada saat
penumpukan       sehingga    Perusahaan        dibutuhkan.
Bongkar Muat mendapat klaim dari               8) Pendayagunaan        Tenaga       Kerja
pemilik barang, sehingga terpaksa              Bongkar Muat yang tepat.
mengganti rugi barang yang hilang              9) Pengawasan yang terus menerus.
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...       88


Ruang Lingkup Kegiatan Bongkar                  2. Petugas barang berbahaya yang
Muat Barang di Terminal Jamrud                  khusus mengawasi barang berbahaya
Utara                                           yang dibongkar atau muat dari kapal atau
                                                sebaliknya dari darat.
Stevedoring                                     3. Administrasi, yaitu petugas-petugas
      Stevedoring adalah jasa bongkar           yang mempersiapkan administrasi, yaitu
muat dari kapal, ke dermaga tongkang,           hatch-list, stowage plan, statement of
gudang, truk atau lapangan dengan               fact, labour and time sheets, daily report,
menggunakan derek kapal atau alat bantu         tally sheet, dan lain-lain.
pemuatan lainnya. Kegiatan stevedoring                 Dalam menyusun rencana bongkar
yang terjadi di Terminal Jamrud Utara           muat stevedore perlu pula mempelajari
tidak jauh beda dengan di berbagai              sebagai berikut:
terminal atau pelabuhan mana saja, yaitu        a. Stowage plan.
mengerjakan sebanyak 12 orang yaitu             b. Muatan berat dan kapasitas dari
kepala regu kerja 1 orang, Tukang Derek         barang muatan.
atau pilot 3 orang dan 8 orang untuk            c. Perlu tidaknya memakai shore crane
anggota atau buruh. Untuk alat bongkar          dari darat.
muat barang, menggunakan alat yang              d. Cukup tidaknya jumlah gang buruh.
sesuai barangnya, seperti yang dilihat          e. Ada tidaknya controlling hatch, yaitu
oleh peneliti pada saat terjun di lapangan,     palka dengan muatan terberat.
terjadi pembongkaran curah kering               f. Ada tidaknya muatan berbahaya.
berupa jagung, menggunakan alat yaitu           g. Alat-alat apa saja yang digunakan.
motor grab. Selain membongkar curah
kering, peneliti juga melihat proses            Cargodoring atau quay-transfer
stevedoring pembongkaran kontainer di                 Kegiatan cargodoring yang terjadi
Terminal      Jamrud      Utara     dengan      di Terminal Jamrud Utara yaitu
menggunakan alat Harbour Mobile Crane           memindahkan       barang    yang     telah
(HMC).       Pada     saat      stevedoring     diturunkan dari kapal ke kade kapal untuk
berlangsung pihak perusahaan tidak lupa         dibawa menuju ke gudang atau lapangan
memberikan pengawasan yang terus                penumpukan yang memperkerjakan sama
menerus hingga pekerjaan selesai yang           seperti pada saat cargodoring yaitu 12
bertujuan agar buruh tidak bekerja santai       orang yang terbagi kepala regu atau
dan tidak teledor.                              mandor 1 orang dan 11 orang anggota
      Orang yang bekerja mengurus               atau buruh sebanyak 11 orang dengan
bongkar muat disebut stevedore. Dalam           menggunakan forklift baik yang matic
bekerjanya stevedore dibantu oleh               maupun yang memakai bahan bakar,
foreman, dalam mengerjakan bongkar              gerobak, dan palet. Dalam kegiatan
muat barang selain foreman ada juga             cargodoring ini tidak lupa juga diberi
beberapa petugas lain yang membantu             pengawasan agar pekerjaan berjalan
stevedore di Terminal Jamrud Utara yaitu        dengan baik.
sebagai berikut :                                     Menurut Dani hidayat selaku
1. Cargo Surveyor perusahaan PBM,               operator    bongkar     muat     kegiatan
yaitu petugas survey yang mencatat dan          cargodoring dipengaruhi oleh faktor-
memeriksa keadaan fisik barang yang             faktor sebagai berikut:
dibongkar muat dari dan ke kapal dalam          1. Apabila jarak tempuh antara dermaga
hubungannya dengan klaim.                       dengan gudang atau area penumpukan
                                                cukup jauh maka akan memperlambat
89   Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011


proses cargodoring, dan sebaliknya jika        yaitu pembongkaran atau pemuatan dari
jarak tempuh antara dermaga dengan             kendaraan darat langsung dari dan ke
gudang atau area penumpukan dekat              kapal. Pada pola angkutan langsung,
maka proses cargodoring akan menjadi           kegiatan receiving/delivery dilakukan
lebih cepat.                                   dengan cara :
2.    Kecepatan kendaraan pengangkut           a. Kendaraan atau alat angkut langsung
dari dermaga ke gudang atau area               ditempatkan di posisi sebelah lambung
penumpukan        sangat    mempengaruhi       kapal pada palka dimana bongkar muat
proses cargodoring.                            dilakukan di bawah ganco kapal yang
      Aktifitas cargodoring bisa berjalan      bekerja.
produktif dan efisien apabila peralatan        b. Muatan dimasukkan dalam palka atau
dimanfaatkan       dengan    baik.    Agar     diturunkan dari palka dengan ganco kapal
downtime       rendah      maka       perlu    dari atau ke truk atau tongkang.
pemeliharaan peralatan dengan baik dan         Pola muatan angkutan tidak langsung
teratur. Downtime adalah tidak aktifnya              Pola muatan angkutan tidak
kegiatan akibat tidak tersedianya atau         langsung yang terjadi di Terminal Jamrud
kekurangan forklift pada saat dibutuhkan.      Utara yaitu penyerahan atau penerimaan
Untuk menjaga berfungsinya peralatan,          barang atau petikemas setelah melewati
juga perlu diperhatikan kemampuan              gudang atau lapangan penampungan.
mengangkat dari forklift dan sifat muatan      Pada pola angkutan tidak langsung,
dalam jenis dan bentuknya. Downtime            kegiatan receiving/delivery dilakukan
selain karena kurang atau tidak adanya         dengan cara :
forklift juga bisa akibat dari kurangnya       1. Penempatan alat angkut disebelah
peralatan lain seperti gerobak atau tempat     gudang atau pintu darat.
penumpukan yang hampir penuh, atau             2. Pemindahan muatan atau penurunan
kapal hampir kosong.                           muatan dari atau gudang atau tempat
Receiving/Delivery Operation                   penumpukan.
      Kegiatan bongkar muat barang yang        3. Penyelesaian dokumen.
terakhir ini yaitu Receiving/Delivery                Menurut      supervisor    Terminal
adalah     kegiatan      menerima      atau    Jamrud Utara Langkah-langkah yang
menyerahkan barang dari dan ke wilayah         harus di ambil agar barang-barang impor
pelabuhan. Kegiatan ini merupakan              cepat keluar dari daerah pelabuhan adalah
kegiatan yang paling akhir dari terminal       a. Informasi kepada pemilik barang
operation yang ada di Terminal Jamrud          bahwa barang telah dibongkar dari kapal
Utara dengan memperkerjakan 6 orang            dan juga batasan dari masa bebas
yaitu 1 orang sebagai kepala regu atau         penumpukan
mandor dan 5 orang untuk anggota atau          b. Waktu yang tepat untuk pengeluaran
buruh. Alat yang digunakan untuk               barang.        Terlambatnya       operasi
kegiatan ini yaitu gerobak dorong, forklift    receiving/delivery dapat disebabkan oleh
dan truk untuk mengirim muatan ke              beberapa hal, yaitu :
pemilik          barang.          Kegiatan     1. Cuaca buruk atau hujan pada saat
receiving/delivery Terminal Jamrud Utara       bongkar atau muat.
pada dasarnya ada 2 macam, yaitu:              2. Terlambatnya angkutan darat.
Pola muatan langsung                           3. Terlambatnya informasi atau alur dari
                                               barang.
      Pola muatan angkutan langsung
                                               4. Terlambatnya dokumen.
yang terjadi di Terminal Jamrud Utara          5. Adanya perubahan dari loading point.
Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ...      90


Kesimpulan                                      2. Alat bongkar muat yang sering macet
      Untuk meningkatkan Produktivitas                Pengontrolan jarang dilakukan
kerja, Terminal Jamrud Utara melakukan          terhadap alat-alat bongkar muat yang
berbagai upaya yaitu sebagai berikut;           menyebabkan kemacetan pada alat pada
1. Menambah alat bongkar muat, sesuai           saat terjadi pembongkaran.
barangnya.                                      3. Jenis kemasan yang berbeda-beda
2. Melatih SDM, agar semakin terampil.                Sering ditemukannya jenis kemasan
3. Memberikan pengawasan yang terus             barang      yang    berbeda-beda    yang
menerus, agar kegiatan berjalan lancar.         menyebabkan       memerlukan     alat-alat
4. Jarak antara sisi dermaga dengan             khusus.
lokasi penumpukan (storage) harus               4. SDM yang kurang disiplin.
sekecil mungkin.                                      Kurang disiplinnya para buruh
5. Lokasi penumpukan (storage) sudah            terhadap        pekerjaannya,     kurang
disiapkan sebelumnya.                           memperhatikan keselamatan dirinya
6. Sepanjang jarak perjalanan (traffic)         sendiri,     yang    bisa   menyebabkan
harus bebas dan mudah dilalui oleh              kecelakaan pada saat kerja.
kendaraan (forklift).
7. Kendaraan (forklift) dalam kondisi           DAFTAR PUSTAKA
baik.                                           1. Herry, Gianto dan Arso Martopo.
8. Pengemudi memiliki keterampilan                 2004. Pengoperasian Pelabuhan Laut.
yang baik.                                         Semarang: BPLP.
      Kegiatan yang dilakukan Terminal          2. PT. Pelabuhan Indonesia III. Laporan
Jamrud Utara sebagai terminal operator             Operasional. Surabaya: PT. Pelindo
antara lain sebagai berikut :                      III cabang Tanjung Perak.
1. Stevedoring                                  3. PT. Pelabuhan Indonesia III. 2011.
      Gerakan arus barang dari atas kapal          Tanjung Perak Port Directory.
untuk menuju ke kade kapal, dengan                 Surabaya: PT. Pelindo III cabang
menggunakan alat, contoh HMC, forklift,            Tanjung Perak
CC, dan lain-lain.                                 (http://www.perakport.com).
2. Cargodoring                                  4. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
      Gerakan arus barang dari kade                Divisi Terminal Jamrud Utara.
kapal untuk dibawa ke gudang atau                  Surabaya: PT. Pelindo III cabang
lapangan        penumpukan,         dengan         Tanjung Perak.
menggunakan alat Forklift.                      5. Suyono, R. P. 2001. Shipping
3. Receiving/Delivery Operation                    Pengangkutan Intermodal Ekspor
      Gerakan arus barang dari lapangan            Impor Melalui Laut. Jakarta: PPM.
penumpukan untuk dibawa menuju ke               6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun
pemilik barang atau sebaliknya.                    2008 tentang Pelayaran (Lembaran
      Adapun hambatan-hambatan yang                Negara Republik Indonesia Tahun
sering dialami oleh Terminal Jamrud                2008     Nomor     64,     Tambahan
Utara antara lain sebagai berikut :                Lembaran Negara Nomor 4849).
1. Cuaca buruk
      Jika cuaca buruk maka kegiatan
akan      dihentikan     guna      menjaga
keselamatan buruh dan keamanan
komoditi.

More Related Content

What's hot

TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMYogga Haw
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptxManajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptxPutraAgung19
 
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptx
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptxPaparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptx
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptxdrsarita
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaPutika Ashfar Khoiri
 
materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)hafiz qutb
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Arjuna Ahmadi
 
contoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniacontoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniaShaleh Afif Hasibuan
 
4 benny analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan
4 benny   analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan4 benny   analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan
4 benny analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhanDidik Purwiyanto Vay
 
216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan
216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan
216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhanArya Dewantara
 
Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...
Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...
Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...Mario Yuven
 
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...bennyagussetiono
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranBp Nafri
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kgikhulsys
 

What's hot (20)

TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
Pelindo i
Pelindo iPelindo i
Pelindo i
 
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptxManajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
 
Pelabuhan ke 2
Pelabuhan ke 2Pelabuhan ke 2
Pelabuhan ke 2
 
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptx
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptxPaparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptx
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Marlent).pptx
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
 
contoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniacontoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di dunia
 
4 benny analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan
4 benny   analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan4 benny   analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan
4 benny analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelabuhan
 
216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan
216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan
216074397 2-14-feb-manajemen-pelabuhan
 
Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...
Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...
Tugas Makalah Konsep Teknologi : perkembangan teknologi kapal laut dari zaman...
 
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran
 
Ekonomi Kemaritiman
Ekonomi KemaritimanEkonomi Kemaritiman
Ekonomi Kemaritiman
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 

Viewers also liked

JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...
JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...
JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...bennyagussetiono
 
Vol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwanto
Vol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwantoVol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwanto
Vol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwantoDidik Purwiyanto Vay
 
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)Rizki Pri Andika Gunarso
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas PelabuhanJURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhanbennyagussetiono
 
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...bennyagussetiono
 
Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...
Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...
Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...Didik Purwiyanto Vay
 
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYA
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYAJURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYA
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYAbennyagussetiono
 
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANPEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANDhamar Pamilih
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja PelabuhanJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhanbennyagussetiono
 
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUTBAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
BAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUTBAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...Didik Purwiyanto Vay
 
Istilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhanIstilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhanDhamar Pamilih
 
Jurnal Pelabuhan Murhum Baubau
Jurnal Pelabuhan Murhum BaubauJurnal Pelabuhan Murhum Baubau
Jurnal Pelabuhan Murhum Baubaukamushal142
 
Makalah e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]
Makalah   e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]Makalah   e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]
Makalah e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]irawan afrianto
 
DAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
DAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTDAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
DAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
Makalah otn
Makalah otnMakalah otn
Makalah otndinaka_
 

Viewers also liked (20)

JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...
JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...
JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...
 
Vol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwanto
Vol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwantoVol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwanto
Vol4 no1 dampak kekurangan alat bongkar muat, mega kusumaningrum, adi purwanto
 
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas PelabuhanJURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
 
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
 
Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...
Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...
Vol3 no1 optimalisasi stuffing dalam terhadap kelancaran pemuatan peti kemas,...
 
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYA
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYAJURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYA
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYA
 
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANPEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja PelabuhanJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
 
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUTBAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
 
BAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUTBAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUT
 
Plimsoll mark
Plimsoll markPlimsoll mark
Plimsoll mark
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
 
Istilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhanIstilah operasional terminal pelabuhan
Istilah operasional terminal pelabuhan
 
Jurnal Pelabuhan Murhum Baubau
Jurnal Pelabuhan Murhum BaubauJurnal Pelabuhan Murhum Baubau
Jurnal Pelabuhan Murhum Baubau
 
Ex sum nia
Ex sum niaEx sum nia
Ex sum nia
 
Makalah e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]
Makalah   e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]Makalah   e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]
Makalah e-auction - rajalelang.com [enterprise it unikom]
 
DAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
DAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTDAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
DAFTAR PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
 
Makalah otn
Makalah otnMakalah otn
Makalah otn
 

Similar to Vol2 no1 pengoptimalisasian kegiatan bongkar muat untuk meningkatkan produktifitas kerja, luhur prasetyo, benny a setiono

Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)Luhur Moekti Prayogo
 
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...Ahmad Ahmad
 
Analisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhanAnalisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhanlmfeui
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)Luhur Moekti Prayogo
 
pengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dal
pengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dalpengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dal
pengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dalmelchioreq
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)Luhur Moekti Prayogo
 
3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhumkamushal142
 
Strategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di Indonesia
Strategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di IndonesiaStrategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di Indonesia
Strategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di IndonesiaLarasati Sunarto
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Luhur Moekti Prayogo
 
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptxABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptxBettaDraxynoid
 
Analisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasional
Analisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasionalAnalisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasional
Analisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasionalfebbry beda teron
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IYogga Haw
 
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptxRyoAryawan2
 
1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf
1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf
1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdfTRIWAHYUAPRILIA1
 
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution  Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution Perpus Maya
 

Similar to Vol2 no1 pengoptimalisasian kegiatan bongkar muat untuk meningkatkan produktifitas kerja, luhur prasetyo, benny a setiono (20)

Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Any Dian Murdiniyati)
 
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
 
Analisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhanAnalisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhan
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (Putri Widyawati Nur Adimah)
 
5 bab iii transportasi laut
5 bab iii transportasi laut5 bab iii transportasi laut
5 bab iii transportasi laut
 
pengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dal
pengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dalpengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dal
pengembangan-infrastruktur-pelabuhan-dal
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Muhammad Andi Firdaus)
 
3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Strategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di Indonesia
Strategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di IndonesiaStrategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di Indonesia
Strategi pelindo dalam pembangunan pelabuhan di Indonesia
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (By. Dewi Anggraeni)
 
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
Makalah Port-Shipping Operation and Management (M. Rizki Maulana)
 
Tol laut
Tol lautTol laut
Tol laut
 
Development of Landside Fasility
Development of Landside Fasility Development of Landside Fasility
Development of Landside Fasility
 
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptxABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
 
Analisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasional
Analisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasionalAnalisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasional
Analisis pengaruh-tol-laut-pada-perekonomian-nasional
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
 
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
 
1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf
1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf
1. TEST FORMATIF MATERI 1 TRI WAHYU APRILIA.pdf
 
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution  Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
 

More from Didik Purwiyanto Vay

Kalender akademik pdp ta. 2017 2018
Kalender akademik pdp ta. 2017 2018Kalender akademik pdp ta. 2017 2018
Kalender akademik pdp ta. 2017 2018Didik Purwiyanto Vay
 
Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...
Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...
Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...Didik Purwiyanto Vay
 
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...Didik Purwiyanto Vay
 
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Didik Purwiyanto Vay
 
Vol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poli
Vol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poliVol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poli
Vol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poliDidik Purwiyanto Vay
 
Vol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwanto
Vol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwantoVol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwanto
Vol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwantoDidik Purwiyanto Vay
 
Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14Didik Purwiyanto Vay
 
Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14Didik Purwiyanto Vay
 
Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14Didik Purwiyanto Vay
 

More from Didik Purwiyanto Vay (20)

Kalender akademik pdp ta. 2017 2018
Kalender akademik pdp ta. 2017 2018Kalender akademik pdp ta. 2017 2018
Kalender akademik pdp ta. 2017 2018
 
Brosur pdp 2-baru
Brosur pdp 2-baruBrosur pdp 2-baru
Brosur pdp 2-baru
 
Brosur pdp 1-baru
Brosur pdp 1-baruBrosur pdp 1-baru
Brosur pdp 1-baru
 
Buku pedoman akademik 2017 2018
Buku pedoman akademik 2017 2018Buku pedoman akademik 2017 2018
Buku pedoman akademik 2017 2018
 
Tingkat 3
Tingkat 3Tingkat 3
Tingkat 3
 
Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...
Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...
Vol7 nor 1 pentingnya perawatan alat bongkar muat terhadap proses bongkar mua...
 
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
 
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
 
Kalender akademik 2015 2016
Kalender akademik  2015 2016Kalender akademik  2015 2016
Kalender akademik 2015 2016
 
Vol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poli
Vol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poliVol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poli
Vol6 no1 analisa kebersihan fasilitas kapal, tito, adi purwanto, sofyan poli
 
Vol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwanto
Vol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwantoVol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwanto
Vol5 no2 analisis pengaruh bauran pemasaran, adi purwanto
 
Kalender akademik 2015 2016
Kalender akademik  2015 2016Kalender akademik  2015 2016
Kalender akademik 2015 2016
 
Buku pedoman akademik 2014 2015
Buku pedoman akademik 2014 2015Buku pedoman akademik 2014 2015
Buku pedoman akademik 2014 2015
 
Rekruitmen pelindo 1
Rekruitmen pelindo 1Rekruitmen pelindo 1
Rekruitmen pelindo 1
 
Kalender akademik 2013 2014
Kalender akademik  2013 2014Kalender akademik  2013 2014
Kalender akademik 2013 2014
 
Brosur 2014
Brosur 2014Brosur 2014
Brosur 2014
 
Buku pedoman akademik 2013 2014
Buku pedoman akademik 2013 2014Buku pedoman akademik 2013 2014
Buku pedoman akademik 2013 2014
 
Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala v gasal_kpn_13-14
 
Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala iii gasal_kpn_13-14
 
Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14
Evaluasi nilai berkala i gasal_kpn_13-14
 

Vol2 no1 pengoptimalisasian kegiatan bongkar muat untuk meningkatkan produktifitas kerja, luhur prasetyo, benny a setiono

  • 1. PENGOPTIMALISASIAN KEGIATAN BONGKAR MUAT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA TERMINAL JAMRUD UTARA PT. PELINDO III TANJUNG PERAK SURABAYA Luhur Prasetyo, Benny Agus Setiono Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah Abstrak: Transportasi melalui laut memainkan peran penting dalam sistem perdagangan saat ini. Berbagai jenis barang di seluruh dunia bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui laut. Pergerakan barang dalam proses impor dan ekspor juga perlu berada dalam kontrol. Di sinilah pelabuhan memainkan peran penting. Aktivitas perdagangan baik jasa dan barang merupakan salah satu pembangunan ekonomi negara kita, tumbuh terus-menerus dalam fungsi dikembangkan. Oleh karena itu, untuk memfasilitasi pergerakan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan perdagangan, membutuhkan suatu fasilitas transportasi yang tepat, baik darat, laut, dan udara. Partisipasi pengusaha bongkar muat yang kegiatannya meliputi bongkar muat; stevedoring, cargodoring, menerima (receiving) dan pengiriman (delivery) secara tidak langsung membantu memajukan perekonomian dan membangun pelayanan publik dan keamanan untuk kelancaran arus barang di pelabuhan. Aktivitas kerja di pelabuhan adalah kegiatan yang kompleks yang dimaksudkan tidak hanya menjadi salah satu jenis aktivitas di sana, mulai dari yang sederhana hingga yang berskala internasional. Sebagai contoh, antar-pulau pengiriman barang untuk ekspor dan impor barang dari luar negeri. Khususnya di pelabuhan gerbang utama perekonomian negara kita dan sebagian besar kegiatan ekonomi di negara kita prateknya dilakukan melalui pelabuhan laut. Tetapi dalam menangani pemuatan dan pembongkaran tidak selalu dilakukan secara aman dan benar, tidak sedikit dari mereka mengabaikanya. Jadi dalam hal ini fungsi dari kegiatan bongkar muat dapat melakukan tugas-tugas yang sangat besar untuk kapal barang dan jasa bongkar muat dari kapal tiba sampai kapal berangkat. Terminal Jamrud Utara adalah salah satu terminal di PT. PELINDO III Cabang Tanjung Perak kesempatan untuk menjalankan bisnis utamanya sebagai penyedia layanan fasilitas pelabuhan, memiliki peran kunci menjamin kelangsungan dan kelancaran transportasi laut, serta Terminal Jamrud Utara juga bisa sebagai perusahaan bongkar muat (PBM). Tapi Terminal Jamrud Utara masih memiliki keterbatasan sebagai PBM yang hanya dapat melayani bongkar muat barang seperti curah kering, curah cair dan kontainer, sehingga PBM banyak dari luar yang mengambil bagian dalam kegiatan bongkar terjadi di Terminal Jamrud Utara, semua menyebabkan terbatasnya sarana bongkar yang dimiliki oleh Terminal Jamrud Utara. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja bongkar muat, manajer terminal Jamrud membeli alat bongkar HMC tujuh unit yang beroperasi di Terminal Jamrud Utara dan beberapa beroperasi pada Terminal Jamrud Barat. Dengan membawa alat-alat bongkar muat perusahaan mengharapkan peningkatan hasil produktivitas tenaga kerja di Terminal Jamrud Utara, tetapi keinginan ini tidak sepenuhnya berjalan mulus, peralatan baru yang datang mengalami kemacetan atau mesin rusak sehingga kegiatan bongkar muat berhenti, bukan hanya kemacetan alat, operasi kurang mahir peralatan bongkar membuat bongkar muat barang kurang stabil. Bukan hanya itu, dengan membawa HMC atau peralatan bongkar tidak berarti kegiatan bongkar di Terminal Jamrud Utara menjadi lancar, karena meskipun membawa HMC, HMC terletak dalam dermaga sejauh ini, karena kekuatan dermaga tidak memungkinkan HMC yang ditempatkan dekat dermaga bongkar sehingga hasil kegiatan tidak memenuhi target yang diinginkan oleh perusahaan. Kata kunci: stevedoring, cargodoring, receiving, delivery. Abstract: Transport by sea plays an important role in the trading system the present. Various kinds of goods all over the world on the move from one place to another by sea. Movement of goods in the import and export process also needs to be in control. This is where the port plays an important role. Trading activities both services and goods is one of the economic development of our country's economy, growing constantly in the developed functions. Therefore, to facilitate the movement of goods and services to support the trading activities, in need of a proper transport facilities, whether by land, sea, and air. Participation stevedoring employers whose activities include stevedoring, cargodoring, receiving and delivery indirectly helped advance the economy and build public services and security for the smooth flow of goods at the port. Work activities in the port are complex activities that are meant not only be one kind of activity there, ranging from the simple to the international scale. For example, inter-island shipping goods to exporting and importing goods from abroad. Particularly in the main the gateway of our country's 68
  • 2. 69 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 economy and most of the economic activity in our country is done through the port. But in handling loading and unloading is not always done safely and correctly, not a few of them are neglectful. So in this case the function of the loading and unloading activities can perform enormous tasks to service boats and unloading goods from ships arriving up until the ship departed. Jamrud Utara Terminal is one of the terminals at PT. PELINDO III Tanjung Perak Branch a chance to run its core business as a provider of port services facilities, has a key role ensures continuity and a smooth sea transport, as well as the Jamrud Utara Terminal can also be as a stevedoring company (PBM). But Jamrud Utara Terminal still have limitations as a PBM that can only serve the loading and unloading of goods such as dry bulk, liquid bulk and container, therefore many PBM from outside who took part in unloading activities occurring in the Jamrud Utara Terminal, all of it in caused the limited tools unloading owned by the Jamrud Utara Terminal. To increase the labor productivity stevedoring, Jamrud terminal manager buying a tool unloading the HMC seven units which are operating in the Jamrud Utara Terminal and some operate at Jamrud Barat Terminal by bringing these tools unloading the company expects the increase in labor productivity results in Jamrud Utara Terminal, but the desire is not entirely a going concern, the new equipment just have to come are experiencing congestion or broken in the engine so it had stopped loading and unloading activities, not just tool jams, operating equipment unloading was less adept at making loading and unloading of goods less stable. Not only that, by bringing the HMC or unloading equipment does not mean unloading activities in the Jamrud Utara Terminal to be smooth, because although brought HMC, HMC lies within the dock so far, because the strength of the dock does not allow an HMC placed near the dock so unloading activity results did not meet the desired target by the company. Keywords : stevedoring, cargodoring, receiving, delivery. Alamat korespondensi: Benny Agus Setiono, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R. Hakim 150, Surabaya. e-mail: bennyagussetiono@yahoo.co.id PENDAHULUAN lebih optimal yang memerlukan dukungan tidak hanya dari pemerintah Indonesia merupakan suatu negara daerah, pemerintah pusat tetapi juga dari yang saat ini sedang menggalakkan masyarakat dan dunia usaha (swasta). pembangunan di segala bidang yang Sistem transportasi merupakan bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan yang sangat pokok dalam perkembangan ekonomi daerah, menunjang sistem perekonomian suatu perkembangan ekonomi nasional dan wilayah dalam memberikan layanan perubahan-perubahan lainya. Perubahan terhadap arus manusia, barang, dan jasa. yang terjadi akibat dari adanya Sebagai suatu alat, transportasi pembangunan membawa beberapa bermanfaat memberikan layanan dampak positif maupun negatif. Dampak pengangkutan sampai ke tujuan dengan positif dari adanya pembangunan di cepat dan aman. Tentunya hal ini perlu segala bidang adalah adanya diimbangi dengan komponen-komponen perkembangan suatu wilayah baik di transportasi dan sarana prasarana yang bidang ilmu, politik, teknologi dan yang memadai dan menunjang. paling terlihat jelas adalah bidang Transportasi melalui laut ekonomi, sedangkan dampak negatifnya memegang peranan penting dalam sistem berupa penurunan kualitas lingkungan, perdagangan seperti ini. Berbagai macam terjadinya kesenjangan wilayah maupun barang di seluruh penjuru dunia kesenjangan sosial-ekonomi, dan dipindahkan dari suatu tempat ke tempat sebagainya. Kondisi seperti ini tentunya lain melalui laut. Perpindahan barang memerlukan suatu penanganan yang lebih dalam proses impor dan ekspor ini juga baik melalui arahan kebijakan yang perlu dikendalikan. Di sinilah pelabuhan mendukung pembangunan daerah secara memegang peranan sangat penting.
  • 3. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 70 Kegiatan perdagangan baik jasa dengan kegiatan pengangkutan melalui maupun barang merupakan salah satu laut, seperti misalnya Perusahaan faktor pembangunan ekonomi Bongkar Muat (PBM) dan perusahaan perekonomian negara kita, senantiasa Ekspedisi Muatan Kapal Laut ditumbuh kembangkan fungsinya. Oleh mempunyai peranan yang sangat penting. sebab itu untuk memperlancar gerakan Sejalan dengan berkembangnya kegiatan arus barang dan jasa guna menunjang pengangkutan di laut maka pemerintah kegiatan perdagangan tersebut, di mengatur kegiatan perusahaan perlukan adanya sarana pengangkutan pengangkutan yang ada di laut melalui yang memadai, baik dari darat, laut, penerbitan Inpres No. 4 Tahun 1985 maupun udara. Sehubungan Indonesia tentang kebijakan arus barang untuk adalah negara kepulauan dimana yang menunjang kegiatan ekonomi tentang mempunyai lautan yang lebih luas kegiatan bongkar muat barang dilakukan dibanding daratannya maka sarana oleh agen, perusahaan pelayaran dan pengangkutan melalui laut besar PBM yang kemudian diperbarui dengan peranannya dalam menghubungkan kota- Inpres No. 3 Tahun 1991 tentang kota pulau-pulau yang tidak bisa kebijakan kelancaran arus barang untuk dijangkau dengan alat transportasi darat menunjang kegiatan ekonomi. Di dalam yang ada di tanah air. Inpres tersebut antara lain mengatur Transportasi laut sebagai bagian bahwa untuk mengurangi biaya bongkar dari sistem transportasi nasional maka muat barang yang meliputi stevedoring, sebab itu perlu adanya lebih cargodoring, receiving, dan delivery, dikembangkan lagi dalam mewujudkan maka sebab itu kegiatan bongkar muat kawasan nusantara yang mempersatukan tersebut harus dilakukan oleh instasi yang seluruh wilayah Indonesia, termasuk diberi wewenang oleh pemerintah yaitu lautan nusantara sebagai kesatuan Perusahaan Bongkar Muat (PBM). wilayah nasional. Dengan hal ini Adapun pengertian PBM yang di angkutan laut sangat memegang peranan maksud lebih lanjut di atur oleh penting dalam sarana perhubungan yang Keputusan Menteri Perhubungan yaitu mengangkut barang-barang dan “Perusahaan yang secara khusus bekerja penumpang yang kira-kira 70% dari di bidang bongkar muat barang dari dan seluruh angkutan, sisanya yang dilayani ke kapal baik dari dan ke gudang lini 1 angkutan darat dan angkutan udara. maupun langsung ke alat angkutan”. Pengembangan transportasi laut harus Pada prinsipnya PBM ini merupakan mampu menggerakkan pembangunan salah satu mata rantai dari kegiatan Indonesia bagian timur, dengan pengangkutan barang melalui laut. mengutamakan keteraturan kunjungan Dimana barang yang akan diangkut ke kapal yang dapat menggairahkan kapal memerlukan pembongkaran untuk tumbuhnya perdagangan dan kegiatan dipindahkan baik dari gudang lini 1 pembangunan umumnya. maupun langsung dari alat angkutannya. Berkembangnya perdagangan dari Seperti halnya barang yang akan transportasi laut baik itu barang atau jasa, diturunkan dari kapal juga memerlukan maka keberadaan pelayanan yang pembongkaran dan dipindahkan ke bergerak di bidang perusahaan jasa gudang lini 1 maupun langsung ke alat pengangkutan maupun perusahaan jasa angkutan berikutnya. yang memiliki keterkaitan, kaitannya
  • 4. 71 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 Usaha bongkar muat yang kejelasan tanggung jawab dari dilakukan oleh perusahaan bongkar muat perusahaan bongkar muat barang, merupakan kegiatan jasa yang bergerak kejelasan resiko terhadap barang yang dalam kegiatan bongkar muat dari dan ke dikirim oleh pengguna jasa. Kegiatan kapal, yang terdiri dari kegiatan kerja di suatu pelabuhan adalah kegiatan stevedoring, cargodoring, dan yang bersifat komplek artinya tidak receiving/delivery. Perusahaan bongkar hanya satu macam saja kegiatan yang ada muat untuk melakukan usahanya tentunya di sana, mulai dari yang sederhana harus mempunyai ijin usaha yang di sampai yang berskala internasional. keluarkan oleh Menteri atau Pejabat yang Sebagai contoh pengiriman barang antar ditunjuk, ijin usaha tersebut diberikan pulau sampai dengan mengekspor dan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen mengimpor barang dari dan ke luar Perhubungan atas nama Menteri atau negeri. Khususnya di pelabuhan utama pejabat yang ditunjuk. Selain harus yang merupakan pintu gerbang mempunyai ijin dari Menteri, PBM harus perekonomian negara kita dan sebagian memenuhi persyaratan sebagai berikut. besar kegiatan ekonomi di negara kita 1. Berbentuk badan hukum Indonesia dilakukan melalui pelabuhan laut. yaitu Perseroan Terbatas (PT), Badan Penanganan bongkar muat barang harus Usaha Milik Negara, dan koperasi sesuai sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dengan peraturan perundang-undangan telah ditetapkan, dengan adanya yang berlaku. ketentuan-ketentuan tersebut diharapkan 2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak semua perusahaan bongkar muat dapat (NPWP). melaksanakan ketentuan tersebut agar 3. Berbentuk badan hukum Indonesia tercipta kelancaran arus barang dan yaitu Perseroan Terbatas (PT). keharmonisan dalam bekerja. Tetapi 4. Memiliki modal dasar dan modal dalam praktiknya penanganan bongkar kerja untuk menjamin kelangsungan muat tidak selalu dilakukan dengan aman usahanya. dan benar, tidak sedikit dari mereka yang 5. Memiliki peralatan bongkar muat dan mengabaikannya. Kebanyakan dari menguasai alat bongkar muat serta perusahaan bongkar muat tersebut hanya memiliki tenaga ahli. mementingkan keuntungan saja tanpa Keikutsertaan pengusaha bongkar memperhatikan dan memikirkan dampak- muat barang yang kegiatannya antara lain dampak yang akan timbul bila stevedoring, cargodoring, receiving dan penanganan bongkar muat dilakukan delivery dapat tidak langsung memajukan secara tidak aman dan tidak benar atau perekonomian dan membangun tidak sesuai dengan ketentuan. Maka pelayanan pada masyarakat demi dalam hal ini fungsi dari kegiatan kelancaran dan keamanan lalu lintas bongkar muat dapat menjalankan tugas- barang di pelabuhan. Namun banyak tugas sangat besar terhadap pelayanan pengguna jasa pengirim maupun kapal dan bongkar muat barang mulai penerima barang yang kecewa dengan dari kapal tiba hingga sampai kapal pelayanan jasa bongkar muat barang berangkat. karena banyaknya resiko yang timbul Terminal Jamrud Utara merupakan salah terhadap barang yang dikirim oleh satu Terminal di PT. PELINDO III pengguna jasa, sehingga mengakibatkan Cabang Tanjung Perak yang kebetulan kerugian. Maka dari itu harus ada menjalankan bisnis inti sebagai penyedia
  • 5. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 72 fasilitas jasa kepelabuhanan, memiliki kekuatan dermaga tidak memungkinkan peran kunci menjamin kelangsungan dan apabila HMC diletakkan di dekat kelancaran angkutan laut, dan juga dermaga sehingga hasil kegiatan bongkar Terminal Jamrud Utara juga dapat muat barang tidak memenuhi target yang sebagai Perusahaan Bongkar Muat diinginkan oleh perusahaan. (PBM). Namun Terminal Jamrud Utara Berdasarkan latar belakang, maka masih mempunyai keterbatasan sebagai rumusan masalahnya adalah PBM yaitu hanya dapat melayani “Bagaimanakah cara optimalisasi bongkar muat barang berupa curah kegiatan bongkar muat barang dalam kering, curah cair maupun kontainer, oleh meningkatkan produktivitas kerja di sebab itu banyak PBM dari luar yang ikut Terminal Jamrud Utara PT. Pelindo III andil dalam kegiatan bongkar muat Tanjung Perak Surabaya?” barang yang terjadi di Terminal Jamrud Tujuan penelitian ini adalah untuk Utara, semua itu disebabkan masih mengetahui apa yang dilakukan oleh terbatasnya alat-alat bongkar muat yang Terminal Jamrud Utara PT. Pelindo III dimiliki oleh Terminal Jamrud Utara. Tanjung Perak guna mengoptimalisasikan Setiap harinya Terminal Jamrud Utara kegiatan bongkar muat barang dalam kedatangan setidaknya lima sampai tujuh meningkatkan produktivitas kerja. kapal yang pastinya kebanyakan Transportasi Maritim Indonesia berbendera asing, namun guna Pada tahun 1985 diterbitkan meningkatkan produktivitas kerja Instruksi Presiden Nomor 4 yang bongkar muat barang, general manager bertujuan meningkatkan ekspor non Terminal Jamrud membeli sebuah alat migas dan menekan biaya pelayaran dan bongkar muat yaitu HMC sebanyak tujuh pelabuhan. Pelabuhan yang melayani unit yang sebagian beroperasi di perdagangan luar negeri ditingkatkan Terminal Jamrud Utara dan sebagian lagi jumlahnya secara drastis, dari hanya 4 beroperasi di Terminal Jamrud Barat. menjadi 127. Untuk pertamakalinya Dengan mendatangkan alat-alat bongkar pengusaha pelayaran Indonesia harus muat tersebut perusahaan mengharapkan berhadapan dengan pesaing seperti feeder adanya kenaikan hasil produktivitas kerja operator yang mampu menawarkan biaya di Terminal Jamrud Utara, namun lebih rendah. Liberasi berlanjut pada keinginan tersebut tidak sepenuhnya tahun 1988 ketika pemerintah berjalan mulus, peralatan yang baru saja melonggarkan proteksi pasar domestik. didatangkan tersebut mengalami Sejak itu, pendirian perusahaan pelayaran kemacetan atau rusak pada mesinnya tidak lagi disyaratkan memiliki kapal sehingga terpaksa kegiatan bongkar muat berbendera Indonesia. Jenis ijin pelayaran dihentikan, tidak hanya alat yang macet, dipangkas, dari lima menjadi hanya dua. pengoperasi alat bongkar muat pun Perusahaan pelayaran memiliki kurang mahir sehingga kegiatan bongkar fleksibilitas lebih besar dalam rute muat barang kurang stabil. Tidak hanya pelayaran dan penggunaan kapal (bahkan itu saja, dengan mendatangkan HMC atau penggunaan kapal berbendera asing untuk alat bongkar muat tidak berarti kegiatan pelayaran domestik). Secara de facto, bongkar muat barang di Terminal Jamrud prinsip cabotage tidak lagi diberlakukan. Utara menjadi lancar, sebab meski Pada tahun itu pula diberlakukan mendatangkan HMC, jarak letak HMC keharusan men-scrap kapal tua dan dengan dermaga sangat jauh, sebab pengadaan kapal dari galangan dalam
  • 6. 73 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 negeri. Undang-Undang Pelayaran Profil Armada Transportasi Maritim Nomor 21 Tahun 1992, semakin di Indonesia memperkuat pelonggaran perlindungan Dari sisi besaran DWT, kapasitas tersebut. Berdasarkan UU 21/92 kapal konvensional dan tanker perusahaan asing dapat melakukan usaha mendominasi armada pelayaran yang patungan dengan perusahaan pelayaran uzur (umur rata-rata kapal Indonesia 21 nasional untuk pelayaran domestik. tahun, 2001, bandingkan dengan Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 Malaysia yang 16 tahun, 2000, atau Tahun 1999, pemerintah berupaya Singapura yang 11 tahun, 2000). mengubah kebijakan yang terlalu Meskipun demikian, justru pada kapasitas longgar, dengan menetapkan kebijakan muatan dry-bulk dan liquid-bulk pangsa sebagai berikut. pasar domestik armada nasional paling kecil. Pada umumnya, kapal Indonesia 1. Perusahaan pelayaran nasional mengangkut kargo umum, tapi sekitar Indonesia harus memiliki minimal satu setengah muatan dry-bulk dan liquid-bulk kapal berbendera Indonesia, berukuran diangkut oleh kapal asing atau kapal sewa 175 GT. berbendera asing. Secara keseluruhan 2. Kapal berbendera asing armada nasional meraup 50% pangsa diperbolehkan beroperasi pada pelayaran pasar domestik. Sekitar 80% liquid-bulk domestik hanya dalam jangka waktu berasal dari P.T. Pertamina. Penumpang terbatas (3 bulan). angkutan laut bukan feri terutama 3. Agen perusahaan pelayaran asing dilayani oleh PT Pelni yang kapal harus memiliki minimal satu kapal mengoperasikan 29 kapal (dalam lima berbendera Indonesia, berukuran 5.000 tahun terakhir, PT Pelni menambah 10 GT. kapal). Perusahaan swasta juga 4. Di dalam perusahaan patungan, membesarkan armada dari 430 (1997) perusahaan nasional harus memiliki menjadi 521 unit (2001). Armada minimal satu kapal berbendera Indonesia, Pelayaran Rakyat, yang terdiri dari kapal berukuran 5.000 GT (berlipat dua dari kayu (misalnya jenis Phinisi, seperti yang syarat deregulasi 1988 yang 2.500). banyak berlabuh di pelabuhan Sunda Pengusaha agen kapal asing memprotes Kelapa) membentuk mekanisme industri keras, sehingga pemberlakuan ketentuan transportasi laut yang unik. Kapal-kapal ini diundur hingga Oktober 2003. yang berukuran relatif kecil (tapi sangat 5. Jaringan pelayaran domestik dibagi banyak) melayani pasar yang tidak menjadi 3 jenis trayek, yaitu utama (main diakses oleh kapal berukuran besar, baik route), pengumpan (feeder route) dan karena alasan finansial (kurang perintis (pioneer route). Jenis ijin operasi menguntungkan) atau fisik (pelabuhan pelayaran dibagi menurut jenis trayek dangkal). Industri pelayaran rakyat tersebut dan jenis muatan (penumpang, berperan sangat penting dalam distribusi kargo umum, dan kontainer). barang ke dan dari pelosok Indonesia. Armada pelayaran rakyat mengangkut 1,6 Rangkaian regulasi dan deregulasi juta penumpang (sekitar 8% penumpang tersebut di atas menjadi salah satu faktor bukan feri) dan 7,3 juta MetricTon terhadap kondisi dan masalah yang barang (sekitar 16% kargo umum). Tapi dihadapi sektor transportasi maritim kekuatan armada ini cenderung melemah, Indonesia, dari waktu ke waktu. terlihat dari kapasitas 397.000 GRT pada
  • 7. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 74 tahun 1997 menjadi 306.000 GRT pada Data tahun 2002 menunjukkan tahun 2001. bahwa pelayaran armada nasional Masalah Transportasi Maritim di Indonesia semakin terpuruk di pasar Indonesia muatan domestik. Penguasaan pangsanya Dalam periode 5 tahun (1996-2000) menciut 19% menjadi hanya 50% (2000: jumlah perusahaan pelayaran di Indonesia 69%). Sementara untuk muatan meningkat, dari 1.156 menjadi 1.724 internasional tetap di kisaran 5%. Dari buah, atau bertambah 568 perusahaan sisi finansial, Indonesia kehilangan (peningkatan rata-rata 10,5% p.a.). kesempatan meraih devisa sebesar US$ Sementara kekuatan armada pelayaran 10,4 milyar, hanya dari transportasi laut nasional membesar, dari 6.156 menjadi untuk muatan ekspor/impor saja. Alih- 9.195 unit (peningkatan rata-rata 11,3% alih memperoleh manfaat dari penerapan p.a.). Tapi dari segi kapasitas daya angkut prinsip cabotage (yang tidak ketat) hanya naik sedikit, yaitu dari 6.654.753 industri pelayaran nasional Indonesia menjadi 7.715.438 DWT. Berarti malah sangat bergantung pada kapal sewa kapasitas rata-rata perusahaan pelayaran asing. Armada nasional pelayaran nasional menurun. Sepanjang periode Indonesia menghadapi banyak masalah, tersebut, volume perdagangan laut seperti: banyak kapal, terutama jenis tumbuh 3% p.a. Volume angkutan naik konvensional, menganggur karena waktu dari 379.776.945 ton (1996) menjadi tunggu kargo yang berkepanjangan, 417.287.411 ton (2000), atau meningkat terjadi kelebihan kapasitas, yang kadang- sebesar 51.653.131 ton dalam waktu lima kadang memicu perang harga yang tidak tahun, tapi tak semua pertumbuhan itu sehat, terdapat cukup banyak kapal, tapi dapat dipenuhi oleh kapasitas perusahaan hanya sedikit yang mampu memberikan pelayaran nasional (kapal berbendera pelayanan memuaskan, tingkat Indonesia), bahkan untuk pelayaran produktivitas armada dry cargo sangat domestik (antar pelabuhan di Indonesia). rendah, hanya 7.649 ton-miles/DWT atau Pada tahun 2000, jumlah kapal sekitar 39,7% dibandingkan armada asing yang mencapai 1.777 unit dengan sejenis di Jepang yang 19.230 ton- kapasitas 5.122.307 DWT meraup miles/DWT. Pada tahun 2001 perusahaan muatan domestik sebesar 17 juta ton atau pelayaran di Indonesia mencapai jumlah sekitar 31%. Walhasil, saat ini industri 3.078, atau berlipat 3,3 kali dari jumlah pelayaran Indonesia sangat buruk. tahun 1998. Tapi dalam periode yang Perusahaan pelayaran nasional kalah sama, jumlah perusahaan yang memiliki bersaing di pasar pelayaran nasional dan kapal sendiri hanya berlipat 1,3 kali. internasional, karena kelemahan di semua Perusahaan pemilik kapal yang aspek, seperti ukuran, umur, teknologi, menjadi anggota INSA (Indonesia dan kecepatan kapal. Di bidang muatan National Shipowner Association) pada internasional (ekspor/impor) pangsa tahun 2001 tercatat 914. Dari jumlah perusahaan pelayaran nasional hanya tersebut 82% diantaranya adalah sekitar 3 % hingga 5%, dengan perusahaan yang mengoperasikan kurang kecenderungan menurun. Proporsi ini dari 3 buah kapal, dan hanya 4% yang sangat tidak seimbang dan tidak sehat mengoperasikan lebih dari 10 kapal. bagi pertumbuhan kekuatan armada Hanya sekitar 80% anggota INSA yang pelayaran nasional. mengoperasikan kapal milik sendiri, sisanya mengoperasikan kapal sewaan.
  • 8. 75 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 Hasil survai Stramindo di kalangan sewa asing terjadi bersamaan dengan perusahaan pelayaran pada tahun 2002 kelebihan kapasitas armada domestik. menunjukkan bahwa persepsi bahwa Situasi bagai lingkaran tak berujung itu pengembangan perusahaan pelayaran disebabkan lingkungan investasi terhambat karena lima faktor utama, perkapalan yang tidak kondusif. Banyak yaitu: regulasi dan pelaksanaannya; perusahaan pelayaran ingin meremajakan armada yang uzur, kesulitan pendanaan armadanya, tapi sulit memperoleh untuk investasi operasi pelabuhan yang pinjaman dari pasar uang domestik. Dan kurang baik biaya siluman yang tinggi. di sisi lain lebih mudah memperoleh Survai Stramindo juga pinjaman dari sumber-sumber luar negeri. menunjukkan adanya keinginan besar di Beberapa perusahaan besar cenderung kalangan perusahaan pelayaran nasional mendaftarkan kapalnya di luar negeri untuk meremajakan kapal dan (flagged-out). Tapi perusahaan kecil dan memperbesar kapasitas asramanya. Dari menengah tidak mampu melakukannya, sumber lain juga terindikasi adanya sehingga tak ada alternatif kecuali harapan untuk memperbesar pangsa pasar menggunakan kapal berharga murah, tapi domestik dan internasional bagi armada tua dan scrappy. Akibatnya terjadi pelayaran nasional. Seperti terlihat dari ketergantungan yang semakin besar pada proyeksi INSA untuk memperbesar kapal sewa asing dan pemerosotan kapasitas armada pelayaran nasional produktivitas armada. hingga tahun 2020 terealisasi Tapi keinginan atau harapan tersebut tidak Pengertian Pengangkutan mudah diwujudkan, karena berbagai Pengertian pengangkut laut secara kendala dan persoalan yang sulit. Armada umum dapat ditelaah dari kata dasarnya, pelayaran nasional Indonesia kurang yaitu “angkut“ yang berarti angkat dan mampu meningkatkan daya saing dan bawa, muat dan bawa atau kirimkan, bertumbuh karena beberapa faktor, yaitu sehingga mengangkut berarti mengangkat pemilik kapal tidak mampu memperkuat dan membawa, memuat dan membawa armada dengan pembiayaan sendiri atau mengirimkan. Sedangkan tingkat bunga yang tinggi dalam sistem pengangkutan berarti pengangkatan dan perbankan nasional dan tidak ada subsidi. pembawaan barang atau orang atau Tidak ada kebijakan yang memihak pemuatan dan pengiriman barang atau (seperti penerapan asas cabotage), sisa- orang. Dengan demikian, pengangkutan sisa kebijakan yang tak menunjang, mengandung suatu kegiatan memuat misalnya keharusan men-scrap kapal tua barang atau penumpang ke tempat lain, (padahal secara teknis dan ekonomis dan menurunkan barang atau penumpang masih dapat dioperasikan) dan keharusan tersebut. membeli kapal produksi dalam negeri Berdasarkan pengertian (padahal kapasitas pasokannya masih pengangkutan secara umum tersebut, relatif terbatas) keterbatasan fasilitas dan maka Kadir (1991:19) merumuskan infrastruktur pelabuhan nasional (lebih definisi sebagai berikut: “pengangkutan pada muatan ekspor/impor) adalah proses kegiatan memuat barang ketaktersediaan jaringan informasi yang atau penumpang ke dalam alat memadai. pengangkutan membawa barang atau Situasi pelayaran nasional sangat penumpang dari tempat pemuatan pelik, karena ketergantungan pada kapal ketempat tujuan dan menurunkan barang
  • 9. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 76 atau penumpang dari alat pengangkutan barang-barang itu rusak atau tidak, dan ke tempat yang ditentukan “. kalau rusak sampai dimana timbul adanya Pengertian Pengangkutan Melalui Laut kerugian. Pengangkutan melalui laut Pengertian Produktivitas merupakan usaha pelayaran niaga yang Banyak Negara mengakui bahwa bergerak dalam bidang penyediaan jasa produktivitas adalah kunci menuju angkutan muatan laut dimana kegiatan kemakmuran karena makin tinggi usahanya sangat luas bidangnya serta produktivitas, makin banyak barang dan memegang peranan penting untuk jasa yang akan dihasilkan. Produktivitas memajukan perdagangan dalam dan luar mampu bersaing di pasar internasional, negeri termasuk di dalam usahanya karena produktivitas menjadikan proses memperlancar arus barang dari daerah produksi makin ekonomis dan biaya produksi ke daerah konsumen. Dalam persatuan lebih murah. Produktivitas pengertian perdagangan pengangkutan memiliki beberapa aspek seperti: laut dapat dianggap sebagai suatu produktivitas tenaga kerja, produktivitas kegiatan dari kesibukan yang tujuan bahan baku dan produktivitas sumber mempertinggi arti dan kegunaan suatu daya. Dengan produktivitas perusahaan barang dengan jalan memindahkan dapat memaksimalkan keuntungannya barang tersebut dari suatu pulau (Negara) sehingga dapat mempertahankan ke pulau (Negara) lain. keberadaan perusahaan. Produktivitas Tentang Pengangkutan Barang dapat ditingkatkan jika tersedianya data a. Pengertian barang KUHD tidak informasi serta teknologi yang memadai. memberi penjelasan mengenai definisi Beberapa pakar mengemukakan atau pengertian barang. Sedangkan The pendapatnya tentang definisi pengertian Hague Rules 1924 pasal 1 memberi produktivitas seperti Sinanung (1992:7), definisi atau pengertian barang sebagai J. Ravianto (1985:85) dan Kisdarto berikut : “Segala macam barang dan (2000:1-2). Dengan pengertian yang barang-barang dagangan, terkecuali sederhana produktivitas diartikan sebagai hewan hidup serta muatan menurut hubungan antara output yang dihasilkan perjanjian pengangkutan harus diangkut dari sistem dengan input yang digunakan di dek dan memang dimuat di dek“. untuk menghasilkan output. Pada Selanjutnya The Hamburg Rules 1978 hakekatnya filosofis produktivitas pasal 1 ayat (5) member pengertian mengandung pandangan hidup dan sikap barang (goods) dengan tambahan yang mental yang selalu berusaha untuk lebih terperinci, yaitu: “termasuk meningkatkan mutu kehidupan. Konsep binatang hidup, barang-barang yang produktivitas dapat diukur melalui dimasukkan dalam tempat barang beberapa hal antara lain tenaga kerja dan (container) atau pembungkus (packed), kemampuan manajerial. Produktivitas barang-barang yang dimasukkan dalam dapat tercapai dengan upaya penerapan tempat pengangkutan atau pembungkusan cara kerja yang lebih baik terorganisir, penambahan oleh pengirim barang“. efektif, efisien, sehingga menciptakan (Siti Utari, 1994 : 38) sesuatu hal menjadi lebih baik. b. Keadaan barang yang diangkut Pengukuran produktivitas dapat di tidaklah mudah menetapkan bagaimana lakukan secara langsung misalnya dengan keadaan barang-barang pada waktu jam atau orang tiap tonnya dan biasanya sampai di pelabuhan tujuan, yaitu apakah menggunakan rasio:
  • 10. 77 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 Produktivitas sama dengan satuan dipengaruhi oleh banyaknya peti kemas yang diproduksikan masukan yang yang harus dibongkar/dimuat melalui dimanfaatkan sama dengan satuan yang pelabuhan serta kondisi layout pelabuhan dihasilkan jam atau orang yang tersebut. Mengingat bahwa peralatan dimanfaatkan pengukuran produktivitas tersebut mempunyai nilai yang sangat merupakan langkah pertama dalam mahal sudah barang tentu pihak peningkatan produktivitas. Langkah penyelenggara pelabuhan dalam kedua adalah pemahaman terhadap menginvestasikan peralatan tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi harus benar-benar tepat, perbandingan produktivitas dan memilih faktor-faktor jumlah dari masing-masing peralatan peningkatan yang sesuai dengan situasi yang ideal agar tidak sampai terjadi tertentu. kapasitas terpasang dari peralatan tersebut yang idle. Pengertian Pelabuhan Oleh karenanya peneliti berupaya Pelabuhan adalah tempat yang mengadakan penelitian ini guna terdiri dari daratan dan perairan di mendapatkan komposisi perbandingan sekitarnya dengan batas-batas tertentu dari masing-masing peralatan yang ideal. sebagai tempat kegiatan pemerintahan Mengingat kecenderungan kenaikan dan kegiatan ekonomi yang digunakan jumlah kunjungan kapal serta arus sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, bongkar muat barang/peti kemas di naik/turunnya penumpang dan/atau pelabuhan yang terus meningkat maka bongkar/muat barang yang dilengkapi sebelum melakukan investasi peralatan, dengan fasilitas keselamatan pelayaran upaya melakukan optimalisasi kinerja dan kegiatan penunjang pelabuhan, serta pelayanan bongkar/muat peti kemas di sebagai tempat perpindahan intra dan pelabuhan ini dipandang sebagai langkah antar moda transportasi. Seperti kita yang tepat dan bijaksana. ketahui bersama bahwa kecenderungan pola angkutan barang di seluruh dunia Batas Tanggung Jawab Perum pada saat ini sudah mulai beralih dengan Pelabuhan menggunakan kemasan barang yang Perusahaan umum (Perum) dimasukkan ke dalam peti kemas, Pelabuhan adalah Badan Usaha Milik mengingat dengan kemasan cara ini Negara (BUMN) yang diberi wewenang keselamatan barang-barangnya lebih untuk menyelenggarakan pengusahaan dapat dijamin dari pada kemasan model pelabuhan. Dapat diketahui bahwa tugas lama. Cabang Perum Pelabuhan meliputi, Untuk dapat melakukan kegiatan 1. Menyiapkan rencana bongkar muat dan bongkar/muat peti kemas di pelabuhan pelayaran kapal. diperlukan beberapa peralatan agar 2. Menyelesaikan prosedur administrasi kegiatan tersebut dapat berjalan dengan pemakaian fasilitas pelabuhan. cepat, aman, dan lancar. Selain dermaga 3. Mempersiapkan dan mengarahkan sebagai tempat bersandarnya kapal maka peralatan, tenaga kerja pelaksana serta peralatan yang terpenting adalah melaksanakan pelayanan. Container Crane (CC), Head Truck (HT), 4. Untuk keselamatan barang, mengatur dan Rubber Tyred Gantry (RTG). penggunaan dan ketertiban ruangan di Beberapa kebutuhan peralatan tersebut tempat penumpukan barang yang ada di yang harus disediakan oleh pihak pelabuhan. penyelenggara pelabuhan tentunya sangat
  • 11. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 78 5. Meneliti kebenaran jumlah, ukuran dari atas dek/palka kapal dan dan jenis barang yang dibongkar/dimuat menempatkannya di atas dermaga atau ke serta ketepatan waktu penggunaan dalam tongkang atau sebaliknya memuat fasilitas pelabuhan. dari atas dermaga atau dari dalam 6. Memungut dan menerima uang tongkang dan menempatkannya ke atas pemakaian jasa pelabuhan sesuai dengan dek atau ke dalam palka kapal yang ketentuan yang berlaku. menggunakan derek kapal”. Dari pengertian kegiatan bongkar Batas Tanggung Jawab EMKL muat barang di pelabuhan di atas, dapat Perusahaan Ekspedisi Muatan diketahui bahwa pada dasarnya bongkar Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan muat barang tersebut merupakan kegiatan yang tugasnya melakukan pengurusan pemindahan barang angkutan, baik dari dokumen-dokumen dan pekerjaan yang kapal pengangkut ke dermaga atau ke menyangkut menerima/menyerahkan tongkang maupun sebaliknya dari muatan yang diangkut melalui laut untuk dermaga atau tongkang ke atas dek kapal diserahkan kepada/diterima dari pengangkut. perusahaan pelayaran untuk kepentingan pemilik barang. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat (Keputusan Menteri Perhubungan No. (PBM) KM.82/AL.305/Phb-85, Pasal 1:162) Adalah satu–satunya perusahaan Berdasarkan tugas EMKL tersebut, yang diberi wewenang oleh pemerintah maka batas tanggung jawab EMKL untuk melakukan kegiatan bongkar muat meliputi: barang di pelabuhan. Sejalan dengan a) Terselesaikannya pengurusan semakin meningkatnya perkembangan dokumen-dokumen angkutan laut, yang ekonomi dewasa ini di Indonesia, meliputi dokumen ekspor atau impor. terutama mengenai kegiatan perdagangan b) Terlaksananya penyelesaian internasional, sehingga menghasilkan kewajiban kepada Perum Pelabuhan frekuensi arus barang dan jasa melalui melalui PBM berdasarkan Delivery Order pelabuhan-pelabuhan di Indonesia (DO) yang ada. semakin meningkat pula. Untuk itu, c) Terlaksananya pengangkutan barang perkembangan perusahaan jasa dari gudang pemilik barang ke dermaga pengangkutan melalui laut berikut dan atau dari dermaga ke gudang perusahaan-perusahaan yang erat penerima barang. kaitannya dengan kegiatan pengangkutan d) Terjaminnya keselamatan barang di tersebut, seperti perusahaan Ekspedisi dalam gudang penyimpanan selama Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun pengurusan dokumen masih dalam proses Perusahaan Bongkar Muat (PBM) juga penyelesaian. semakin banyak bermunculan. Guna mengatur pertumbuhan Penyelenggaraan Bongkar Muat perusahaan-perusahaan tersebut, maka Barang di Pelabuhan Pemerintah telah menerbitkan Intruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 1991 Kegiatan bongkar muat barang di tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus pelabuhan dari dan ke kapal pada Barang untuk Menunjang Kegiatan dasarnya bongkar muat barang dari dan Ekonomi. ke kapal itu sendiri dirumuskan sebagai berikut : “Pekerjaan membongkar barang
  • 12. 79 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 Fungsi Perusahaan Bongkar Muat Ruang Lingkup Kegiatan Bongkar (PBM) di Pelabuhan Muat Barang di Pelabuhan Penyelenggaraan kegiatan usaha Sebagaimana telah diterangkan di bongkar muat barang dari dan ke kapal di atas, bahwa fungsi PBM adalah pelabuhan, secara khusus diatur dalam memindahkan barang angkutan dari dan Keputusan Menteri Perhubungan ke kapal baik dari dan ke Gudang Lini I No.KM.88/AL.305/Phb-85 tentang maupun langsung ke alat angkutan. Perusahaan Bongkar Muat Barang dari Dalam hal mana, kegiatan pemindahan dan ke kapal. Dalam hal mana Pasal 3 barang tersebut terdiri dari kegiatan Keputusan tersebut menetapkan: Stevedoring, Cargodoring, maupun 1. Penyelenggaraan bongkar muat Receiving/Delivery. Lebih lanjut barang dari dan ke kapal dilakukan oleh Keputusan Menteri Perhubungan perusahaan yang khusus didirikan untuk No.KM.88/AL.305/Phb-85 tentang kegiatan bongkar muat tersebut. Perusahaan Bongkar Muat Barang dari 2. Perusahaan Pelayaran dilarang dan ke kapal menegaskan bahwa ruang menyelenggarakan bongkar muat barang lingkup kegiatan bongkar muat barang di dari dan ke kapal. pelabuhan meliputi: 1. Kegiatan Stevedoring yaitu kegiatan Berdasarkan ketentuan di atas, jasa pelayanan membongkar dari/ke dapat diketahui bahwa perusahaan kapal, dermaga, tongkang, truk atau pelayaran (pengangkut) yang memuat dari/ke dermaga, tongkang, truk, menyelenggarakan pengangkutan barang ke/dalam palka kapal dengan melalui laut dari satu pelabuhan ke menggunakan derek kapal. pelabuhan lainnya tidak dibolehkan 2. Kegiatan Cargodoring, yaitu kegiatan melakukan kegiatan bongkar muat barang jasa pelayanan yang berupa pekerjaan angkutannya sendiri, akan tetapi kegiatan mengeluarkan sling (extackle) dari harus diserahkan pelaksanaannya kepada lambung kapal di atas dermaga, ke dan pihak lain atau perusahaan lain yang menyusun di dalam gudang Lini I atau bergerak di bidang bongkar muat barang lapangan penumpukan barang atau di pelabuhan yaitu PBM. Dengan sebaliknya. demikian pada prinsipnya kedudukan 3. Kegiatan Receiving/Delivery, yaitu PBM terpisah dengan perusahaan jasa pelayanan yang berupa pekerjaan pelayaran (pengangkut), sehingga mengambil dari timbunan barang/tempat fungsinyapun berbeda dengan penumpukan barang di gudang Lini I atau pengangkut. Perusahaan pelayaran dalam lapangan penumpukan barang dan kedudukannya sebagai pengangkut dalam menyerahkan barang sampai tersusun di menyelenggarakan pengangkutan barang atas kendaraan/alat angkut secara rapat di melalui laut berfungsi untuk pintu darat lapangan penumpukan barang meningkatkan kegunaan dan nilai barang atau sebaliknya. yang diangkut, dalam arti bahwa adanya Berdasarkan jenis kegiatan bongkar kegiatan pengangkutan barang tersebut muat barang di pelabuhan tersebut, dapat dituntut untuk mampu meningkatkan diketahui bahwa pada hakekatnya ruang kegunaan dan nilai barang pada saat lingkup kegiatan bongkar muat barang di sebelum dan sesudah dilakukannya pelabuhan terdiri dari 3 bentuk kegiatan pengangkutan barang yang bersangkutan. pemindahan barang dari dan ke kapal.
  • 13. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 80 Maka lebih lanjut lampiran Inpres 1. Stevedoring No. 3 Tahun 1991 tentang Kebijaksanaan a. Stevedore adalah pelaksana penyusun Kelancaran Arus Barang untuk rencana dan pengendalian kegiatan Menunjang Kegiatan Ekonomi, telah bongkar muat di atas kapal. mengatur jadwal kegiatan bongkar muat b. Chief tally clerk adalah penyusun barang sebagai berikut : rencana pelaksana dan pengendali A ) Giliran Kerja I : pukul 08.00-16.00 perhitungan fisik, pencatatan dan survei B ) Giliran Kerja II : pukul 16.00-24.00 kondisi barang pada setiap pergerakan C ) Gilian Kerja III : pukul 24.00-08.00 bongkar muat dan dokumentasi serta Dengan adanya pembagian giliran membuat laporan secara periodik. kerja (shift) dalam kegiatan bongkar muat c. Foremen adalah pelaksana dan barang di pelabuhan tersebut, pengendali kegiatan operasional bongkar menunjukkan adanya upaya pemerintah muat barang dari dan ke kapal sampai ke (Depertemen Perhubungan) dalam rangka tempat penumpukan barang dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas sebaliknya serta membuat laporan penyelenggaraan bongkar muat barang di periodik hasil kegiatan bongkar muat. pelabuhan, di samping untuk lebih d. Tally clerk adalah pelaksana yang meningkatkan pelayanan kepada para melakukan kegiatan perhitungan pemakai jasa bongkar muat barang. pencatatan jumlah, merek, dan kondisi PBM yang bergerak di bidang setiap gerakan barang berdasarkan Cargodoring, atau PBM yang bidang dokumen serta membuat laporan. usahanya hanya menangani kegiatan e. Mistry adalah pelaksana perbaikan usaha pelayanan jasa Receiving/Delivery kemasan barang dalam kegiatan saja. Dengan adanya pembagian kegiatan stevedoring, cargodoring, bidang usaha bongkar muat barang di receiving/delivery. pelabuhan tersebut, merupakan peluang f. Wachman adalah pelaksana bagi berkembangnya kesempatan keamanan barang pada kegiatan berusaha bagi para investor yang stevedoring, cargodoring, berminat untuk menanamkan modal receiving/delivery. usahanya di sektor kegiatan bongkar 2. Cargo doring muat barang di pelabuhan. Di sisi lain, a. Quay supervisior adalah petugas spesialisasi penanganan bidang kegiatan pengendali kegiatan operasional bongkar bongkar muat barang tersebut juga muat barang di dermaga dan mengawasi memberikan peluang kesempatan yang kondisi barang sampai ke tempat lebih luas. Namun demikian, bagi PBM penimbunan atau sebaliknya. yang memiliki kemampuan permodalan b. Tally Clerk adalah pelaksana yang yang cukup memadai, tidak menutup melakukan kegiatan perhitungan kemungkinan untuk menangani semua pencatatan jumlah, merek, dan kondisi jenis kegiatan bongkar muat barang di setiap gerakan barang berdasarkan pelabuhan. dokumen serta membuat laporan. Supervisi c. Wachman adalah pelaksana Tenaga Supervisi bongkar muat keamanan barang pada kegiatan adalah tenaga pengawas bongkar muat stevedoring, cargodoring, yang disediakan oleh perusahaan bongkar receiving/delivery. muat (PBM) yang terdiri dari :
  • 14. 81 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 3. Receiving/Delivery dari dan ke kapal di pelabuhan sebaimana a. Tally clerk adalah pelaksana yang tercantum dalam lampiran keputusan ini. melakukan kegiatan perhitungan 2. Penetapan satuan ukuran ukuran berat pencatatan jumlah, merek, dan kondisi atau isi dalam pengenaan tarif setiap gerakan barang berdasarkan berdasarkan satuan ukuran manifes atau dokumen serta membuat laporan. realisasi bongkar muat. b. Mistry adalah pelaksana perbaikan 3. Penetapan tarif bongkar muat barang kemasan barang dalam kegiatan dari dan ke kapal di pelabuhan stevedoring, cargodoring, berpedoman pada pedoman dasar receiving/delivery. perhitungan tarif bongkar muat barang di c. Wachman adalah pelaksana pelabuhan sebaimana dimaksud dengan keamanan barang pada kegiatan cara lain : stevedoring, cargodoring, 1) Menghitung biaya bagian tenaga kerja receiving/delivery. bongkar muat yang dilakukan bersama- Alat-alat Bongkar Muat sama oleh perusahaan bongkar muat Peralatan bongkar muat adalah alat- dengan koperasi tenaga kerja bongkar alat pokok penunjang pekerjaan bongkar muat beserta serikat pekerja TKBM. muat yang meliputi : 2) Hasil perhitungan biaya bagian tenaga 1. Stevedoring kerja bongkar muat tersebut pada huruf a a. Jala-jala lambung kapal (Ship side ditambah dengan perhitungan biaya net) bagian perusahaan bongkar muat, maka b. Tali Baja (Wire sling) penyedia jasa dan pengguna jasa bongkar c. Tali rami manila (Rope sling) muat menetapkan besaran tarif jasa d. Jala-jala baja (Wire net) pelayanan bongkar muat barang dari dan e. Jala-jala tali manila( Rope net) ke kapal di pelabuhan berdasarkan 2. Cargodoring kesepakatan. a. Gerobak dorong A. Unsur Biaya: b. Palet Unsur biaya TKBM berdasarkan c. Forklift KM 25 tahun 2002, pasal 4 adalah : 3. Receiving/delivery 1. Upah harian berdasarkan gilir kerja a. Gerobak dorong pada hari biasa dan lembur. b. Palet 2. Upah harian pada hari Minggu/libur. c. Forklift 3. Melebihi prestasi kerja yang tidak Tarif bongkar muat menggunakan mekanik berdasarkan Tarif pelaksanaan bongkar muat kesepakatan antara PBM/Serikat barang di pelabuhan diatur dengan Kerja/TKBM. keputusan menteri perhubungan No. KM 4. Upah borongan sesuai persetujuan 25 tahun 2002 tanggal 9 April 2002. antara PBM/Serikat kerja/TKBM. 1. Besarnya tarif pelayanan jasa bongkar 5. Tambahan upah unntuk barang muat barang dari dan ke kapal ditetapkan berbahaya atau mengganggu. atas dasar kesepakatan bersama antara 6. Kesejahteraan. penyedia jasa bongkar muat dan 7. Jaminan sosial JKK, JHT, JK, JPK pengguna jasa bongkar muat yang 8. Administrasi TKBM. dihitung berdasarkan pedoman dasar 9. Upah biaya bagian perusahaan perhitungan tarif bongkar muat barang bongkar muat. 10. Tenaga supervisi bongkar muat.
  • 15. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 82 11. Alat-alat bongkar muat. 1. Stevedoring 12. Administrasi perusahaan bongkar 2. Cargodoring muat. 3. Barang dalam gudang 4. Receiving/delivery B. Unsur biaya bagian PBM 1. Tenaga supervisi bongkar muat. Kewajiban PBM serta Tugas dan 2. Alat-alat bongkar muat. Tanggung Jawabnya C. Sesuai lampiran keputusan KM 25 A. Kewajiban PBM tahun 2002, pedoman perhitungan besar Selama melakukan usahanya PBM tarif bongkar muat dinyatakan dalam memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. rumus : Kewajiban tersebut sebagai berikut. a. Melaksanakan ketentuan-ketentuan T = F (W+H+I+K) + ( S+M+A) yang di tetapkan dalam izin usaha dalam P keputusan ini, dan kebijaksanaan umum Keterangan: pemerintah di bidang penyelenggaraan T = Besarnya tarif bongkar muat kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal. F = Faktor koefisien b. Memenuhi batas minimal kecepatan W = Upah TKBM bongkar muat yang telah ditetapkan pada H = Kesejahteraan TKBM setiap pelabuhan. I = Asuransi c. Mengenakan/memberlakukan tarif K = Administrasi koperasi TKBM yang berlaku sesuai peraturan. S = Supervisi d. Meningkatkan keterampilan kerja. M = Alat-alat bongkar muat e. Bertanggung jawab terhadap barang A = Administrasi PBM selama berada di bawah pengawasannya. P= Produktivitas kerja bongkar muat/gilir f. Bertanggung jawab kepada kerusakan kerja/derek kapal. alat bongkar muat barang (gear) kapal D. Terminal Operator yang disebabkan oleh kesalahan, Dalam pelaksanaan bongkar muat kelalaian orang-orang yang bekerja di barang general cargo di pelabuhan maka bawah pengawasannya ada 3 unsur yang saling terkait, yaitu : g. Menyampaikan laporan kegiatan a. Dermaga usahanya secara berkala kepada: b. Gudang 1. Adpel setempat berupa laporan c. Lapangan penumpukan harian, bulanan, dan tahunan. 2. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, E. Bila mengerjakan kapal dalam dalam hal ini adalah Kepala Direktorat bongkar muat barang, maka PBM hanya Lalu Lintas Angkutan Laut dan bertindak sebagai Ship Operator saja. Kakanwilhubla setempat berupa laporan Batas tanggung jawabnya akan meliputi : bulanan dan tahunan. 1. Stevedoring h. Menaati segala peraturan 2. Cargodoring perundangan yang berlaku. 3. Receiving/delivery B. Tugas dan Tanggung Jawab PBM F. Bila PBM mempunyai gudang Lini 1, Dalam melakukan pelayanan, PBM maka PBM bertindak sebagai terminal harus bekerja sama dengan berbagai operator. Batas tanggung jawab akan pihak seperti PT. Pelindo, perusahaan meliputi : pelayaran, EMKL, pemilik barang,
  • 16. 83 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 penyedia tenaga buruh, Adpel, imigrasi, 8. Statement of Fact beacukai, karantina, dsb. Masing-masing Surat pernyataan yang terkait pihak memiliki tugas dan tanggung dengan time sheet, outturn report, loading jawab. Sedangkan PBM mempunyai report yang dibuat dengan sebenarnya tanggung jawab atas : ditandatangani oleh nakhoda. a. Kelancaran kegiatan bongkar muat. 9. Damage Cargo Report b. Keselamatan penerimaan dan Suatu surat keterangan yang penyerahan barang. berisikan tentang kerusakan muatan, baik c. Kebenaran laporan yang disampaikan. pada waktu pemuatan maupun pada d. Mengatur penggunaan TKBM dan pembongkaran, yang menerangkan jenis peralatan sesuai kebutuhan. muatan yang rusak, jumlahnya, penyebabnya dan lain-lain yang dianggap Dokumen–dokumen Pemuatan Barang perlu. 1. Shipping Instruction 10. Mate’s Receipt Merupakan perintah pengapalan Dokumen tanda terima dari dari perusahaan pelayaran yang ditujukan pengangkut untuk menyatakan bahwa kepada PBM barang yang akan barangnya telah diterima di atas kapal mengangkut barang itu. (muatan ekspor) dimana mate’s receipt 2. Shipping Order ini diganti dengan B/L dari carrier. Surat perintah yang dikeluarkan 11. Letter of Indemnity perusahaan atau agennya yang ditujukan Surat pernyataan dari shipper kepada nakhoda atau perwira kapal untuk bahwa barang tersebut benar-benar rusak memuat barang yang ada dalam shipping menjadi tanggungjawab oleh carrier order. untuk membuat Bill Of Lading dalam 3. Notice of Readines clean on board. Dokumen dari kapal yang ditujukan 12. Bill of Lading kepada penerima barang mengenai Dokumen pengangkutan barang, persiapan bongkar/muat sesuai dengan dimana di dalamnya dicantumkan nama charter party (demurrage kapal). pengirim, nama kapal, data-data muatan, 4. Stowage Plan pelabuhan muat dan bongkar, freight dan Gambar letak barang atau gambaran cara pembayaran, nama consignee susunan muatan atau barang di dalam (penerima), jumlah B/L yang harus palka jumlah coli/packages dan tonnage- ditandatangani dan tanggal nya yang dibuat oleh chief officer (pihak penandatanganan. kapal) sebagai panduan pada saat 13. Cargo Manifest bongkar muat. Daftar semua muatan yang harus 5. Tally Sheet dimuat di kapal, lengkap dengan jumlah, Catatan yang memuat Jumlah merk atau tanda-tanda lain yang dianggap muatan yang dimuat/bongkar. perlu. 6. Time Sheet 14. Outturn Report Jurnal kegiatan setiap hari yang Laporan jumlah seluruh muatan dibuat oleh PBM. yang terbongkar. 7. Daily Working Report 15. Delivery Order (DO) Laporan hasil bongkar muat selama Suatu perintah penyerahan barang satu hari kerja dan balance/sisa yang diberikan oleh pengangkut kepada bongkar/muat. penerima barang, untuk mengeluarkan
  • 17. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 84 barang muatan yang tertera di dalam B/L f. Bicarakan setiap permasalahan dari kapal atau dari gudang si dengan Perwira kapal yang berkaitan pengangkut. dengan pemuatan, pemadatan dan 16. Draft Survey Report pembongkaran. Laporan draft survey terkait dengan g. Rencanakan untuk muatan party besar jumlah muatan yang dimuat/dibongkar. (cargo consignment) ditempatkan dan 17. Crew List dibagi dalam blok - blok tertentu. Merupakan daftar nama dari seluruh h. Jangan tempatkan muatan dalam satu anggota atau awak kapal, lengkap dengan konosemen (B/L) pada palka yang umur, nomor dan jenis dokumen kelautan terpisah, kecuali dalam party yang besar seperti ijazah/sertifikat, buku pelaut, sekali jumlahnya. paspor, kewarganegaraan dan lain-lain i. Pastikan, cargo dalam satu yang dianggap perlu. pengiriman dengan pelabuhan tujuan 18. Balance Sheet yang berbeda, terpisah (sparted) dengan Kertas kerja atau laporan harian baik melalui tanda merkah yang jelas atau jumlah tonage/kubikasi yang dihasilkan mudah dibaca. per party barang/palka, jumlah tenaga j. Rencanakan pemadatan (stowage) kerja bongkar muat yang digunakan dan dengan cara dapat memudahkan kendala-kendala yang terjadi serta sisa pembongkaran di pelabuhan tujuan. jumlah barang yang belum k. Penggunaan alat bantu bongkar muat dibongkar/muat, untuk pembongkaran (stevedoring gear) agar disesuaikan disebut discharging report dan pemuatan dengan jenis muatan. disebut loading report. 19. Outtern Report Kondisi Obyektif TKBM Saat Ini Rekapitulasi dari Daily Report yaitu Pengelolaan TKBM jumlah barang yang dibongkar per B/L 1. TKBM dikelola oleh satu badan per kapal. organisasi dalam bentuk koperasi Hal-hal yang harus diperhatikan (KTKBM) selaku pengemban amanat dalam melaksanakan kegiatan SKB 3 (tiga) Dirjen (Dirjen Perla, Dirjen bongkar muat Binawas dan Dirjen Bina Lembaga a. Pastikan Saudara mendapat copy Koperasi). stowage plan pada saat yang tepat, 2. Fungsi pembinaan KTKBM berada di pelajari sebelum kapal tiba. bawah Administrator Pelabuhan Tanjung b. Gunakan stowage plan untuk Perak yang sedang menjadi institusi menyiapkan hatch plan disertai dengan bernama yaitu Otoritas Pelabuhan. data muatan yang lengkap. 3. Pola pengelolaan TKBM : c. Gunakan hatch list dan hatch plan a. Menganut sistem pemerataan peluang untuk menyiapkan jadwal kegiatan (work kerja bagi TKBM. schedule) untuk setiap palka. b. Dibagi dalam kelompok-kelompok d. Periksa data kapal yang memiliki type kerja (Gang), masing-masing diketuai atau konstruksi tersendiri dan satu orang KRK (Ketua Regu Kerja). diperkirakan dapat menyulitkan dalam c. Sistem pooling dibagi per-pangkalan. pemadatan atau pembongkaran muatan. d. Jenis TKBM tertentu (Baging di e. Distribusikan hatch list dan pastikan palka kapal) digunakan TKBM Non mereka telah membaca atau mengetahui Anggota. secara jelas.
  • 18. 85 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 4. Mekanisme penggunaan TKBM: 2. PBM cenderung kurang profesional. a. H-6 jam, PBM mengajukan 3. KTKBM kurang berperan aktif dalam permintaan TKBM kepada KTKBM upaya peningkatan produktivitas kerja. (membayar biaya administrasi sesuai 4. KTKBM kurang optimal (cenderung jumlah TKBM). tidak transparan) dalam pengelolaan b. KTKBM menerbitkan SPK, diberikan program pendidikan/pelatihan , kepada KRK TKBM. pembinaan, penerapan K3 serta program c. TKBM menuju lokasi kegiatan. kesejahteraan lainnya bagi TKBM. d. PBM menerbitkan Bukti Kerja 5. Petugas KTKBM belum sepenuhnya (DPP.5) sebagai dasar pembayaran upah melaksanakan fungsi pengawasan kepada TKBM. TKBM. 6. TKBM cenderung menganggap PBM Sistem Pengupahan TKBM sebagai pesaing (bukan pemberi kerja). 1. Perhitungan besaran upah TKBM berpedoman pada SK. Menhub No. 57 / PEMBAHASAN 1991 yang pelaksanaannya : a. Disesuaikan secara berkala Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar berdasarkan UMR yang berlaku di daerah Muat Dalam Meningkatkan Produktivitas setempat. Kerja di Terminal Jamrud Utara PT. b. Tarif upah dihitung dalam satuan per PELINDO III Tanjung Perak Surabaya. Orang / Shift Kerja. a. Perencanaan c. Untuk jenis barang tertentu dikenakan Sebelum kegiatan bongkar muat Toelag, sedangkan terhadap kelebihan barang berlangsung pihak PBM dan prestasi kerja (produktivitas) melebihi Perusahaan Pelayaran melakukan standar diberikan Premi Linier dengan meeting atau rapat bersama, untuk satuan Rp. / Ton / Gang. membahas persiapan – persiapan apa saja d. Dilakukan melalui kesepakatan yang dibutuhkan pada saat kegiatan dengan DPC APBMI Surabaya. berlangsung, seperti alat yang 2. Besaran upah dijadikan dasar dibutuhkan, TKBM atau buruh, dan perhitungan tarif bongkar-muat pengawas. (OPP/OPT) yang pelaksanaannya : b. Persiapan a. Disesuaikan secara berkala Setelah proses perencanaan selesai berdasarkan besaran upah TKBM. maka langkah berikutnya adalah baik b. Dikonversikan terhadap Standar pihak Perusahaan Pelayaran atau Produktivitas Kerja/jenis barang untuk Perusahaan Bongkar Muat (PBM) ditetapkan tarif per satuan produksi melakukan persiapan menyiapkan (Ton/m3). sebagai berikut : c. Dilakukan melalui Kesepakatan 1. Sumber Daya Manusia (SDM) antara DPC APBMI dengan DPC INSA,  Supervisor (Pengawas) DPC GINSI, DPW GAFEKSI/INFA,  Tenaga Kerja Bongkar Muat DPH GPEI. (TKBM) Perilaku Organisasi dan Individu 2. Peralatan yang dibutuhkan 1. Belum tampak hubungan kerja yang  Mekanis harmonis antara PBM dengan  Non mekanis KTKBM/TKBM. Untuk memperlancar kegiatan bongkar muat barang tersebut dan
  • 19. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 86 mempersingkat waktu maka semua yang Peningkatan produktivitas hasil kerja diperlukan baik Sumber Daya Manusia kegiatan bongkar muat barang, tidak (SDM) maupun peralatan mekanis lepas dari adanya beberapa faktor yaitu ataupun non mekanis harus disiapkan sebagai berikut. satu jam sebelum kegiatan bongkar muat a. Komoditi yang dibongkar barang berlangsung. Komoditi atau barang yang akan dibongkar muat dari dan ke kapal, c. Pelaksanaan bermacam-macam jenisnya ada yang Pada saat kegiatan bongkar muat mempunyai bobot sangat besar adapula barang berlangsung agar memperoleh yang bobotnya kecil sehingga hasil yang memuaskan maka harus membutuhkan peralatan yang berbeda dikerjakan dengan sungguh–sungguh, pula dan penanganan yang berbeda-beda. apabila menemukan komoditi atau barang Maka untuk itu jika menemukan barang yang mempunyai bobot yang berat maka yang bobotnya sangat besar maka pihak dengan cepat harus menyiapkan atau Perusahaan Bongkar Muat harus mendatangkan alat yang sesuai agar tidak menggunakan alat khusus dan menambah memakan waktu yang lama dan pada saat tenaga kerjanya. proses bongkar muat barang berlangsung, b. Jenis kemasan harus selalu ada petugas yang bertugas Jenis kemasan barang yang berbeda, untuk mengawasi selama kegiatan ada yang berupa bag, peti, bal, cair, berlangsung. Dan pada saat kegiatan petikemas sehingga membutuhkan bongkar muat barang berlangsung tidak penanganan yang berbeda-beda dan alat lupa menyiapkan dokumen-dokumen yang berbeda pula agar barang tidak yang dibutuhkan, seperti berita acara, rusak. time sheet, dan tally sheet yang bertujuan c. Alat bongkar muat di darat untuk membuktikan bahwa bongkar muat Alat merupakan faktor yang dapat barang telah dilaksanakan, apabila semua dikatakan sangat mempengaruhi hasil itu telah dibuat maka dibuatkan juga pra produktivitas kerja, sebab apabila alat nota, dan kemudian dibawa ke dapat bekerja secara baik dan tidak sering Perusahaan Bongkar Muat (PBM) untuk macet maka hasil produktivitas kerja pun dijadikan nota rampung. Setelah nota menjadi maksimal namun sebaliknya rampung jadi maka PBM menuju ke apabila alat yang digunakan sering Perusahaan Pelayaran dengan membawa mengalami kerusakan atau mogok pada nota rampung tersebut dengan dilampiri saat kegiatan bongkar muat, maka tidak Surat Perintah Kerja (SPK) yang memungkinkan kegiatan dihentikan dan bertujuan untuk menagih seluruh biaya- hasil produktivitas pun menjadi menurun. biaya kegiatan bongkar muat, maka Maka agar alat tidak sering mengalami apabila dalam jangka waktu 7-14 hari macet seharusnya perusahaan harus tidak ada komplain dari pemilik barang, melakukan perawatan yang teratur dan maka semua siap dibayar. tidak menggunakan lagi alat yang sudah d. Penyelesaian rusak atau menambah alat-alat bongkar Setelah semua kegiatan selesai dan muat sehingga kegiatan pembongkaran tidak terjadi komplain dari pihak yang dapat berjalan cepat. Dan alangkah lebih bersangkutan, maka semua siap dibayar baik lagi apabila alat-alat bongkar muat dengan rupiah. ini disiapkan kurang lebih satu jam sebelum kapal datang, agar apabila kapal
  • 20. 87 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 tiba di pelabuhan, maka dapat langsung tersebut, oleh sebab itu untuk mengatasi memulai kegiatan bongkar muat tanpa masalah tersebut agar hasil produktivitas menunggu alat lagi. kerja Perusahaan Bongkar Muat tidak menurun maka Perusahaan harus lebih d. Produktivitas TKBM meningkatkan keamanan pada saat Tenaga Kerja Bongkar Muat kegiatan pembongkaran berlangsung, (TKBM) juga mempengaruhi hasil dengan cara perusahaan membayar produktivitas kerja, bagaimana tidak beberapa orang untuk menjaga keamanan apabila TKBM kurang profesional atau pada saat proses pembongkaran kurang disiplin maka dapat berlangsung. mempengaruhi hasil dari produktivitas kerja bongkar muat. Oleh sebab itu untuk g. Keadaan cuaca meningkatkan hasil produktivitas kerja Dalam keadaan hujan maka untuk bongkar muat sebaiknya memilih Tenaga menghindari kerusakan barang dan Kerja Bongkar Muat yang ahli, untuk keselamatan buruh maka pembongkaran mendapatkan TKBM yang diinginkan barang terpaksa dihentikan, satu-satunya maka Perusahaan Bongkar Muat harus cara untuk menghindari penurunan lebih sering melakukan pembinaan dan produktivitas kerja lebih besar lagi maka pelatihan–pelatihan terhadap Tenaga sebaiknya sementara kegiatan dihentikan Bongkar Muat tersebut. sampai hujan berhenti. Menurut Supervisor di Terminal e. Alat angkutan Jamrud Utara pada saat melakukan Dalam kegiatan pembongkaran kegiatan bongkar muat barang harus sering terjadi keterlambatan angkutan memperhatikan Pedoman, agar (Waiting Truk) akibat kemacetan ataupun memperoleh hasil bongkar muat barang truk mengalami mogok di jalan, maka yang tinggi, yaitu sebagai berikut: dengan kejadian tersebut dapat 1) Jarak antara sisi dermaga dengan menghambat kelancaran proses bongkar lokasi penumpukan barang harus sedekat muat dan mengakibatkan penurunan mungkin. produktivitas kerja. Oleh sebab itu jika 2) Sepanjang jarak perjalanan (Traffic) terjadi masalah seperti itu yang harus harus bebas dan mudah dilalui kendaraan dilakukan oleh Perusahaan Bongkar Muat (forklift). adalah harus sering melakukan 3) Alat mekanis maupun non mekanis komunikasi dengan pihak pengangkut harus dalam kondisi baik. sehingga mendapat atau memperoleh 4) Sumber Daya Manusia (SDM) harus informasi mengenai keberadaan truk dan mempunyai keahlian di bidangnya. sebaiknya truk yang sudah tua atau sering 5) Lokasi penumpukan barang atau mogok tidak digunakan lagi. lapangan penumpukan harus sudah f. Keamanan Sekitar Pelabuhan disiapkan sebelumnya. Sering terjadinya pencurian barang 6) Pemilihan alat mekanis yang sesuai muatan pada saat barang dibongkar di dengan kebutuhan (tipe dan kapasitas). pelabuhan atau barang berada di lapangan 7) Alat-alat bantu disiapkan pada saat penumpukan sehingga Perusahaan dibutuhkan. Bongkar Muat mendapat klaim dari 8) Pendayagunaan Tenaga Kerja pemilik barang, sehingga terpaksa Bongkar Muat yang tepat. mengganti rugi barang yang hilang 9) Pengawasan yang terus menerus.
  • 21. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 88 Ruang Lingkup Kegiatan Bongkar 2. Petugas barang berbahaya yang Muat Barang di Terminal Jamrud khusus mengawasi barang berbahaya Utara yang dibongkar atau muat dari kapal atau sebaliknya dari darat. Stevedoring 3. Administrasi, yaitu petugas-petugas Stevedoring adalah jasa bongkar yang mempersiapkan administrasi, yaitu muat dari kapal, ke dermaga tongkang, hatch-list, stowage plan, statement of gudang, truk atau lapangan dengan fact, labour and time sheets, daily report, menggunakan derek kapal atau alat bantu tally sheet, dan lain-lain. pemuatan lainnya. Kegiatan stevedoring Dalam menyusun rencana bongkar yang terjadi di Terminal Jamrud Utara muat stevedore perlu pula mempelajari tidak jauh beda dengan di berbagai sebagai berikut: terminal atau pelabuhan mana saja, yaitu a. Stowage plan. mengerjakan sebanyak 12 orang yaitu b. Muatan berat dan kapasitas dari kepala regu kerja 1 orang, Tukang Derek barang muatan. atau pilot 3 orang dan 8 orang untuk c. Perlu tidaknya memakai shore crane anggota atau buruh. Untuk alat bongkar dari darat. muat barang, menggunakan alat yang d. Cukup tidaknya jumlah gang buruh. sesuai barangnya, seperti yang dilihat e. Ada tidaknya controlling hatch, yaitu oleh peneliti pada saat terjun di lapangan, palka dengan muatan terberat. terjadi pembongkaran curah kering f. Ada tidaknya muatan berbahaya. berupa jagung, menggunakan alat yaitu g. Alat-alat apa saja yang digunakan. motor grab. Selain membongkar curah kering, peneliti juga melihat proses Cargodoring atau quay-transfer stevedoring pembongkaran kontainer di Kegiatan cargodoring yang terjadi Terminal Jamrud Utara dengan di Terminal Jamrud Utara yaitu menggunakan alat Harbour Mobile Crane memindahkan barang yang telah (HMC). Pada saat stevedoring diturunkan dari kapal ke kade kapal untuk berlangsung pihak perusahaan tidak lupa dibawa menuju ke gudang atau lapangan memberikan pengawasan yang terus penumpukan yang memperkerjakan sama menerus hingga pekerjaan selesai yang seperti pada saat cargodoring yaitu 12 bertujuan agar buruh tidak bekerja santai orang yang terbagi kepala regu atau dan tidak teledor. mandor 1 orang dan 11 orang anggota Orang yang bekerja mengurus atau buruh sebanyak 11 orang dengan bongkar muat disebut stevedore. Dalam menggunakan forklift baik yang matic bekerjanya stevedore dibantu oleh maupun yang memakai bahan bakar, foreman, dalam mengerjakan bongkar gerobak, dan palet. Dalam kegiatan muat barang selain foreman ada juga cargodoring ini tidak lupa juga diberi beberapa petugas lain yang membantu pengawasan agar pekerjaan berjalan stevedore di Terminal Jamrud Utara yaitu dengan baik. sebagai berikut : Menurut Dani hidayat selaku 1. Cargo Surveyor perusahaan PBM, operator bongkar muat kegiatan yaitu petugas survey yang mencatat dan cargodoring dipengaruhi oleh faktor- memeriksa keadaan fisik barang yang faktor sebagai berikut: dibongkar muat dari dan ke kapal dalam 1. Apabila jarak tempuh antara dermaga hubungannya dengan klaim. dengan gudang atau area penumpukan cukup jauh maka akan memperlambat
  • 22. 89 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 2, Nomor 1, September 2011 proses cargodoring, dan sebaliknya jika yaitu pembongkaran atau pemuatan dari jarak tempuh antara dermaga dengan kendaraan darat langsung dari dan ke gudang atau area penumpukan dekat kapal. Pada pola angkutan langsung, maka proses cargodoring akan menjadi kegiatan receiving/delivery dilakukan lebih cepat. dengan cara : 2. Kecepatan kendaraan pengangkut a. Kendaraan atau alat angkut langsung dari dermaga ke gudang atau area ditempatkan di posisi sebelah lambung penumpukan sangat mempengaruhi kapal pada palka dimana bongkar muat proses cargodoring. dilakukan di bawah ganco kapal yang Aktifitas cargodoring bisa berjalan bekerja. produktif dan efisien apabila peralatan b. Muatan dimasukkan dalam palka atau dimanfaatkan dengan baik. Agar diturunkan dari palka dengan ganco kapal downtime rendah maka perlu dari atau ke truk atau tongkang. pemeliharaan peralatan dengan baik dan Pola muatan angkutan tidak langsung teratur. Downtime adalah tidak aktifnya Pola muatan angkutan tidak kegiatan akibat tidak tersedianya atau langsung yang terjadi di Terminal Jamrud kekurangan forklift pada saat dibutuhkan. Utara yaitu penyerahan atau penerimaan Untuk menjaga berfungsinya peralatan, barang atau petikemas setelah melewati juga perlu diperhatikan kemampuan gudang atau lapangan penampungan. mengangkat dari forklift dan sifat muatan Pada pola angkutan tidak langsung, dalam jenis dan bentuknya. Downtime kegiatan receiving/delivery dilakukan selain karena kurang atau tidak adanya dengan cara : forklift juga bisa akibat dari kurangnya 1. Penempatan alat angkut disebelah peralatan lain seperti gerobak atau tempat gudang atau pintu darat. penumpukan yang hampir penuh, atau 2. Pemindahan muatan atau penurunan kapal hampir kosong. muatan dari atau gudang atau tempat Receiving/Delivery Operation penumpukan. Kegiatan bongkar muat barang yang 3. Penyelesaian dokumen. terakhir ini yaitu Receiving/Delivery Menurut supervisor Terminal adalah kegiatan menerima atau Jamrud Utara Langkah-langkah yang menyerahkan barang dari dan ke wilayah harus di ambil agar barang-barang impor pelabuhan. Kegiatan ini merupakan cepat keluar dari daerah pelabuhan adalah kegiatan yang paling akhir dari terminal a. Informasi kepada pemilik barang operation yang ada di Terminal Jamrud bahwa barang telah dibongkar dari kapal Utara dengan memperkerjakan 6 orang dan juga batasan dari masa bebas yaitu 1 orang sebagai kepala regu atau penumpukan mandor dan 5 orang untuk anggota atau b. Waktu yang tepat untuk pengeluaran buruh. Alat yang digunakan untuk barang. Terlambatnya operasi kegiatan ini yaitu gerobak dorong, forklift receiving/delivery dapat disebabkan oleh dan truk untuk mengirim muatan ke beberapa hal, yaitu : pemilik barang. Kegiatan 1. Cuaca buruk atau hujan pada saat receiving/delivery Terminal Jamrud Utara bongkar atau muat. pada dasarnya ada 2 macam, yaitu: 2. Terlambatnya angkutan darat. Pola muatan langsung 3. Terlambatnya informasi atau alur dari barang. Pola muatan angkutan langsung 4. Terlambatnya dokumen. yang terjadi di Terminal Jamrud Utara 5. Adanya perubahan dari loading point.
  • 23. Luhur dan Benny : Pengoptimalisasian Kegiatan Bongkar Muat Untuk Meningkatkan ... 90 Kesimpulan 2. Alat bongkar muat yang sering macet Untuk meningkatkan Produktivitas Pengontrolan jarang dilakukan kerja, Terminal Jamrud Utara melakukan terhadap alat-alat bongkar muat yang berbagai upaya yaitu sebagai berikut; menyebabkan kemacetan pada alat pada 1. Menambah alat bongkar muat, sesuai saat terjadi pembongkaran. barangnya. 3. Jenis kemasan yang berbeda-beda 2. Melatih SDM, agar semakin terampil. Sering ditemukannya jenis kemasan 3. Memberikan pengawasan yang terus barang yang berbeda-beda yang menerus, agar kegiatan berjalan lancar. menyebabkan memerlukan alat-alat 4. Jarak antara sisi dermaga dengan khusus. lokasi penumpukan (storage) harus 4. SDM yang kurang disiplin. sekecil mungkin. Kurang disiplinnya para buruh 5. Lokasi penumpukan (storage) sudah terhadap pekerjaannya, kurang disiapkan sebelumnya. memperhatikan keselamatan dirinya 6. Sepanjang jarak perjalanan (traffic) sendiri, yang bisa menyebabkan harus bebas dan mudah dilalui oleh kecelakaan pada saat kerja. kendaraan (forklift). 7. Kendaraan (forklift) dalam kondisi DAFTAR PUSTAKA baik. 1. Herry, Gianto dan Arso Martopo. 8. Pengemudi memiliki keterampilan 2004. Pengoperasian Pelabuhan Laut. yang baik. Semarang: BPLP. Kegiatan yang dilakukan Terminal 2. PT. Pelabuhan Indonesia III. Laporan Jamrud Utara sebagai terminal operator Operasional. Surabaya: PT. Pelindo antara lain sebagai berikut : III cabang Tanjung Perak. 1. Stevedoring 3. PT. Pelabuhan Indonesia III. 2011. Gerakan arus barang dari atas kapal Tanjung Perak Port Directory. untuk menuju ke kade kapal, dengan Surabaya: PT. Pelindo III cabang menggunakan alat, contoh HMC, forklift, Tanjung Perak CC, dan lain-lain. (http://www.perakport.com). 2. Cargodoring 4. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Gerakan arus barang dari kade Divisi Terminal Jamrud Utara. kapal untuk dibawa ke gudang atau Surabaya: PT. Pelindo III cabang lapangan penumpukan, dengan Tanjung Perak. menggunakan alat Forklift. 5. Suyono, R. P. 2001. Shipping 3. Receiving/Delivery Operation Pengangkutan Intermodal Ekspor Gerakan arus barang dari lapangan Impor Melalui Laut. Jakarta: PPM. penumpukan untuk dibawa menuju ke 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun pemilik barang atau sebaliknya. 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Adapun hambatan-hambatan yang Negara Republik Indonesia Tahun sering dialami oleh Terminal Jamrud 2008 Nomor 64, Tambahan Utara antara lain sebagai berikut : Lembaran Negara Nomor 4849). 1. Cuaca buruk Jika cuaca buruk maka kegiatan akan dihentikan guna menjaga keselamatan buruh dan keamanan komoditi.