Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,overview of strategic management the concept of strategy and strategic management process,universitas mercubuana,2018
Dokumen tersebut merangkum analisis lingkungan internal perusahaan dari perspektif sumber daya (resource-based view/RBV) untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya internal. RBV menyatakan bahwa sumber daya internal yang unik dan sulit ditiru oleh pesaing dapat menjadi dasar pencapaian keunggulan bersaing berkelanjutan bagi perusahaan. Dokumen tersebut juga membahas berbagai alat analisis lingkungan internal
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Multi Business St...
Similar to Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,overview of strategic management the concept of strategy and strategic management process,universitas mercubuana,2018
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...maya indrawati
Similar to Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,overview of strategic management the concept of strategy and strategic management process,universitas mercubuana,2018 (20)
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,overview of strategic management the concept of strategy and strategic management process,universitas mercubuana,2018
1. RESUME
INTERNAL ENVIRONMENT ANALYSIS
FROM RESOURCES BASED VIEW
Nama : A’aron Dicky Taruna Putra
NIM : 55116120143
Mata Kuliah : Strategic Management
Kelas : T-302
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2018
2. Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan
secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis
lingkungan internal perusahaan didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan strategi yang
mengkaji bidang pemasaran, dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi
dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk
menganalisa kekuatan dan kelemahan dari masing-masing divisi tersebut sehingga perusahaan
dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman
(Lawrence dan Wiliam, 1998).
Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah
kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis internal yang
dimiliki perusahaan. Sumber daya dan proses bisnis internal dikatakan memiliki kekuatan
apabila sumber daya dan proses bisnis internal tersebut memiliki kemampuan (capability) yang
akan menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan
kompetitif.
Beberapa analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan sumber daya internal
perusahaan, antara lain : Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppotunities, Threat) dan analisis
rantai nilai (value chain analysis) dan pandangan berbasis sumber daya (resource base view -
RBV). Masing-masing alat analisis memiliki kelebihan dan kelemahan dalam melakukan
analisas lingkungan internal perusahaan. kinerja organisasional akan sangat ditentukan oleh
beragam sumber daya internal yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni :
sumber daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya organisasional. Teori RBV
berpendapat bahwa sumber dayalah yang sesungguhnya membantu perusahaan menangkap
peluang dan menetralkan ancaman.
RBV dikatakan sebagai pendekatan baru dalam formulasi strategic management, dan dalam
penjelasan lain merupakan upaya membangun keunggulan kompetitif yang merupakan hasil
(resultant) dari hubungan antara keaneka-ragaman, ex post limits to competition, imperfect
mobility, dan ex ante limits to competition.
3. Munculnya RBV berawal dari pendekatan klasik dalam formulasi strategi yang pada umumnya
berangkat dari penilaian terhadap kompetensi dan sumber daya perusahaan, di mana hal – hal
yang berbeda (distinctive) atau superior dari pesaing dapat menjadi basis keunggulan kompetitif
(Thompson dan Strickland, 1990). Asumsi dasar RBV adalah bahwa sumberdaya dalam
perusahaan bergabung menjadi satu (bundles) dan kemampuan yang mendasari produksi tidak
sama satu dengan lainnya. Perusahaan yang memiliki serta menggunakan sumberdaya dan
kemampuannya secara efisien memiliki peluang yang lebih besar untuk beroperasi secara lebih
ekonomis dan atau lebih baik dalam memuaskan pelanggan. Keaneka-ragaman (heterogeneity)
menunjukkan secara tidak langsung bahwa suatu perusahaan yang memiliki berbagai
kemampuan dapat berkompetisi dan hasil minimal yang diperolehnya setidaknya impas
(breakeven). Sementara perusahaan dengan sumberdaya marginal hanya dapat berharap
memperoleh impas, namun perusahaan dengan sumberdaya superior akan memperoleh rents.
Teori pengembangan strategi menggunakan pendekatan RBV tergolong relatif baru dalam
disiplin manajemen stratejik. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa suatu
perusahaan berbeda dari lainnya? Mengapa suatu perusahaan memperoleh laba yang lebih besar
dari lainnya? Apa yang membuat keunggulan bersaing tetap sustainable? Salah satu kekuatan
pendekatan RBV tercermin dalam kemampuannya untuk menjelaskan mengapa suatu perusahaan
memiliki keunggulan bersaing dalam bisnis tunggal dan keunggulan perusahaan yang melewati
berbagai bisnis.
RBV merupakan salah satu pendekatan dalam merancang suatu strategi mencapai keunggulan
(competitive strategy) dengan mengunakan resources internal yang dimiliki perusahaan.
Keunggulan dicapai bila resources tersebut hanya dimiliki oleh perusahaan atau pesaing tidak
mudah menirunya. Untuk itu perlu dikenali faktor yang mempengaruhi
eksistensi resources apakah dari keterbatasan supply atau dari upaya inovasi yang dilakukan
terus menerus. Strategi berbasis resources (RBS) dikembangkan dengan memperhatikan
ketersediaan resources. Pengelolaan resources dalam kaitan dengan strategi dipengaruh oleh
perspektif manajer, apakah outside-inatau inside-out.
Aplikasi kedua perspektif dalam pengelolaan resources ini dapat diterapkan pada perusahaan
penyedia jasa dalam skala kecil atau industri jasa dalam skala luas. Mengingat karakteristik jasa,
4. maka strategi meraih keunggulan berbasis resources perlu memperhatikan kesulitan (pitfalls)
seperti misalnya perbedaan ekspektasi dan kebutuhan dari berbagai pelanggan pada saat yang
bersamaan. Strategi yang sukses pada dasarnya merupakan hasil dari bagaimana seluruh
eksponen perusahaan melaksanakan tanggung jawabnya, tanpa melihat di level mana jabatan
mereka, atau apakah perusahaan tersebut dilengkapi dengan teknologi atau tidak.
Pengelolaan resources sebagai basis strategi bisnis di perusahaan dan industri jasa memerlukan
antar-muka (interface) antara strategi dan operasional, karena hal ini mempengaruhi pengalaman
pelayanan oleh pelanggan.
Resources diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: tangible assset, intangible asset dan
kemampuan organisasi (organizational capability). Perusahaan memiliki
sejumlah resources yang unik, inilah yang membedakan satu perusahaan dengan lainnya.
Keunikan dan karakteristik resources yang tidak dapat dikumpulkan dalam waktu yang relatif
pendek, menyebabkan pilihan strategi perusahaan dibatasi oleh ketersediaan resources serta
kecepatan dalam menghimpun resources baru. Ketersediaan resources, kendala laju perubahan
merupakan faktor yang menjadikan perusahaan lain tidak mudah untuk menetapkan strateginya.
Jika faktor – faktor tersebut mudah didapat oleh perusahaan lain, maka dengan mudah strategi
dapat ditiru. Menciptakan kondisi resources tidak simetris (resource asymmetries) oleh
karenanya merupakan substansi strategi. Nilai resources yang dimiliki suatu perusahaan terdapat
pada jalinan kompleks antara perusahaan dan lingkungan kompetitif-nya terkait dengan demand,
scarcity, danappropriability.
Upaya secara terus menerus membangkitkan resources baru merupakan kondisi
agar resources tersebut bermanfaat terutama dalam hubungannya dengan
mempertahankan demand. Sementara itu, resourcesyang memfasilitasi tercapainya keunggulan
bersaing harus tidak banyak dimiliki pihak lain (uncommon). Oleh karenanya, perusahaan perlu
menciptakan kondisi kelangkaan sumber saya (rarity of resource) – yang menjadi kekuatan daya
saingnya – selamanya. Mencegah agar tidak ada peniruan (inimitability) resources merupakan
upaya stratejik guna membatasi persaingan. Empat karakteristik yang menyulitkan
peniruan resources: secara fisik bersifat unik, akumulasinya memerlukan waktu relatif lama dan
tidak dapat dipercepat (path dependency), peniru tidak memiliki pengetahuan yang cukup
tentang sumberdaya yang hendak ditirunya (causal ambiguity), kompetitor memiliki kemampuan
5. untuk mereplikasi resources-nya tetapi karena ukuran pasar memilih untuk tidak melakukannya
(economic deterrence). Karakteristik umum yang berpengaruh terhadap nilai
suatu resources ditentukan dari hubungan komplek di dalam sistem pesaing, pelanggan,
pemasok. Sedangkan karakteristik lain dari resources bersifat intrinsik.
Resource-based view yang dikembangkan oleh Barney (1991) merupakan salah satu perspektif
yang memiliki kontribusi besar pada berbagai riset dan kajian manajemen strategik. Apabila kita
mengacu pada Mintzberg et al. (1998) yang mengklasifikasikan berbagai perspektif, pendekatan,
atau teori di manajemen strategik, resource-based view 6 dikategorikan ke dalam cultural school.
Barney (1986) menyatakan bahwa budaya organisasi dapat menjadi sumber keunggulan bersaing
perusahaan karena dapat menghasilkan kinerja keuangan yang unggul. Barney (1986)
menyatakan bahwa budaya organisasional yang dapat menghasilkan keunggulan bersaing adalah
budaya yang memberikan nilai ekonomis bagi perusahaan, langka, dan sulit diimitasi oleh
pesaing.
Pandangan Barney (1986) ini tampaknya menjadi cikal bakal berkembangnya resource-based
view yang mulai populer pada tahun 1991. Sumberdaya organisasi yang dapat menghasilkan
keunggulan bersaing tidak hanya budaya organisasi saja, tetapi mencakup semua aset
perusahaan, kapabilitas, proses organisasional, karakteristik perusahaan, informasi, pengetahuan
dan sebagainya yang mana sumberdaya ini berada dalam kendali perusahaan untuk implementasi
strategi agar tercapai keefektifan dan efisiensi.
Jadi, resource-based view dianggap telah memberikan kontribusi bagi manajemen strategik
dalam hal penekanannya pada analisa internal perusahaan, bahkan perspektif ini terus mengalami
perkembangan dan modifikasi (Wernerfelt, 1995). Perspektif ini memberikan jawaban bahwa
setiap organisasi memiliki kinerja yang berbeda-beda karena memiliki sumberdaya yang berbeda
pula. Perspektif ini menunjukan bahwa keunggulan bersaing berkelanjutan bersumber dari
sumberdaya yang dimiliki perusahaan dengan karakteristik bernilai, langka atau unik, sulit
diimitasi dan tidak ada penggantinya yang ekulivalen.
6. DAFTAR PUSTAKA
Barney, Jay. (1986). Organizational Culture: Can It Be a Source of Sustained Competitive
Advantage?. Academy of Manajement Review, 11: 656-665.
Barney, Jay. (1991). Firm Resource and Sustained Competitive Advantage. Journal of
Manajement, 17: 99-120.
Glueck, William dan Jauch, Lawrence (1991). Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,
Edisi 3. Jakarta. Erlangga
Thompson, A.A, Jr. and Strickland, A.J, (1990). Strategic Management Concept and Cases.
University of Alabama.