4. Di usia 2-3 bulan,
jenis tangisannya lebih beragam.
Misal, tangis akibat tidak nyaman (lapar atau basah)
dan tangisan untuk menarik perhatian atau marah.
5. Di usia 3-4 bulan,
bayi mulai 'babbling' secara acak.
Artinya, dia mulai mengeksplorasi
bentuk bunyi yang berbeda.
6. Di usia 5-6 bulan,
bayi mulai 'babbling' secara berirama.
Ia bisa memilih bunyi yang disukai
dan melakukan pengulangan.
7. Saat usia ini, bayi melihat dan mendengar
respon orang-orang di sekitarnya terhadap bunyi
yang dibuatnya.
Komunikasi pun makin terjalin.
8. Sampai dengan usia 1 tahun,
bayi mulai meniru bunyi,
sejalan dengan pemahamannya bahwa bunyi
mendekatkan dirinya dengan orang lain.
9. Pengucapan kalimat penuh
akan berkembang cepat setelah usia 1-2 tahun,
sejalan dengan kosakata yang meningkat.
10. Walaupun ada tahap perkembangan bicara yang umum,
kenyataannya, ada yang berkembang lebih cepat,
lebih lambat, atau tumpang tindih.
11. Terlambat bicara bisa disebabkan oleh:
1. Paparan terhadap 2 bahasa atau lebih.
2. Gangguan pendengaran
3. Autistik atau hal lain yang mengganggu/merusak
kemampuan interaksi sosial dan komunikasi anak.
13. Terlambat bicara adalah gejala.
Yang harus diatasi adalah penyebabnya.
Jika kita sudah tahu penyebabnya,
gejalanya akan lebih mudah diatasi.
14. Misalnya, terlambat bicara
karena gangguan pendengaran.
Begitu alat pendengarannya diobati,
maka bisa fokus mengejar kemampuan bicaranya.
15. Jika sudah terlanjur terlambat bicara karena 2 bahasa,
idealnya, kita kontrol lingkungannya.
Pilih 1 bahasa dulu dan maksimalkan di situ.
16. Misal, jangan masukkan anak ke sekolah bilingual.
Maksimalkan lingkungan yang berbahasa ibu.
Setelah lancar, baru lanjutkan ke bahasa kedua.
17. Pada dasarnya, terlambat bicara
karena paparan 2 bahasa relatif lebih mudah diatasi.
Kadang, otak anak hanya butuh waktu lebih
untuk memetakan rangsang dan respons 2 bahasa tadi.