SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Endapan laterit nikel Indonesia telah diketahui sejak tahun 1937.Informasi
mengenaiendapan laterit nikel yang tertera pertama kali dalam literatur adalah
Pomalaa padatahun 1916 oleh pemerintah Belanda. Pomalaa adalah sebuah
distrik yang terletak diSulawesi Tenggara. Sejak itu, endapan-endapan laterit nikel
lainnya baru disebut-sebut,seperti Gunung Cycloops (1949) dan Pulau Waigeo (1956) di Irian
Jaya (Papua Barat),Sorowako di Sulawesi (1968), Pulau Gebe (1969), Maluku
(Tanjung Buli) dan Obi diPulau Halmahera (1969) serta Pulau Gag (1982). Pada
pertengahan kedua abad ini,melalui prospeksi yang sistematis telah ditemukan beberapa
endapan lain.
Penambangan dan pengolahan laterit nikel di Indonesia didominasi oleh PT INCO
Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk (PT Antam). Pada saat ini PT INCO mengolah laterit nikel
untuk memproduksi nikel dalam bentuk nickel matte(Ni3S2) yang seluruh
produksinyadiekspor ke Jepang, sedangkan PT Antam mengolah laterit nikel
untuk memproduksi nikel dalam bentukferro-nickel(logam paduan FeNi),
selain itu juga mengekspor l a n g s u n g b i j i h n y a k e l u a r
n e g e r i . B e b e r a p a p e r u s a h a n l a i n y a n g m e m i l i k i
l u a s pertambangan lebih kecul di Sulawesi dan Maluku hanya melakukan penambangan
danmengekspor langsung bijih laterit nikel ke Cina untuk pembuatan nickel pig iron.
Ekspor l a n g s u n g b i j i h m e m p u n y a i n i l a i t a m b a h k e c i l d a n b e l u m
s e s u a i d e n g a n y a n g diamanatkan dalam UU nomor 4/2009.
Laterit nikel selain sebagai salah satu sumber utama nikel juga
mengandung unsur-u n s u r i k u t a n ( m i n o r ) s e p e r t i k o b a l ( C o )
y a n g t e l a h d i k e t a h u i d e n g a n b a i k keterdapatannya, dan juga
beberapa unsur minor lain yang mempunyai nilai ekonomi.Namun unsur minor
yang terkandung dalam bijih laterit belum menjadi produk yangbernilai ekonomi
tinggi disebabkan jalur proses pengolahan laterit nikel yang digunakanoleh PT INCO dan
PT Antam menggunakan jalur proses pirometalurgi dengan produkakhir masing-
masing berupa nickel matte dan ferronickel (FeNi). Melalui jalur prosespengolahan
laterit nikel dengan pirometalurgi, unsur minor seperti kobal (Co) dianggapsebagai unsur
pengotor yang harus dibuang menjadi terak atau dihitung setara denganunsur nikel,
sehingga unsur-unsur minor yang seharusnya bernilai ekonomi menjaditidak
ekonomis.
Pengembangan teknologi pengolahan laterit nikel melalui jalur proses
hidrometalurgiy a n g b a r u d e n g a n p e l i n d i a n a s a m b e r t e k a n a n
t i n g g i ( H P A L - high-pressure acid leaching) telah memungkinkan mengekstraksi tidak
hanya nikel tetapi juga unsur minor seperti kobal, krom, vanadium, titanium, dan
unsur minor lain yang sangat dibutuhkan oleh industri komponen elektronik
dengan perolehan hingga >90%. Jalur proses hidrometalurgi dengan HPAL
telah memberikan strategi berbeda untuk mengekstraksidan memisahkan unsur-unsur
minor berharga dari larutan pelindian.
HPAL telah merupakan teknologi yang umum dipakai untuk proyek nikel
baru secarahidrometalurgi selama 15 tahun terakhir, seperti yang telah diterapkan di tiga (3)
proyeknikel di Australia: Cawse, Murrin-Murrin, dan Bulong, dan proyek nikel di
KaledoniaBaru: Goro Nickel.
Genesa Bahan Galian Bijih Nikel Laterit
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. GENESA ENDAPAN NIKEL LATERIT
1. Endapan Nikel Laterit
Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan batuan
ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari bahasa Latin
“later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh M. F. Buchanan (1807), yang
digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara dan Malabr yang merupakan wilayah
India bagian selatan. Material tersebut sangat rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila
terlalu lama terekspos, maka akan cepat sekali mengeras dan sangat kuat.
Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuan
yang mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan, termasuk di
dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampak batuan asalnya.
Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat
bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel, mangan dan bauksit.
Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu material
dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses pelapukan yang terjadi
pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi. Di dalam industri pertambangan nikel
laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya proses lateritisasi sering disebut sebagai
nikel sekunder.
2. Ganesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit
Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa,
dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin, piroksen,
magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami
proses pelapukan.
Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit),
dimana batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi
silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah
dipengaruhi oleh pelapukan lateritik (Boldt ,1967).
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan silika
dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab serta membentuk
konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co
(Rose et al., 1979 dalam Nushantara 2002).
Menurut Hasanudin, 1992, air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfir dan
terkayakan kembali oleh material – material organis di permukaan meresap ke bawah
permukaan tanah sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat
fluktuasi ini air tanah yang kaya CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih
mengandung batuan asal dan melarutkan mineral – mineral yang tidak stabil seperti olivin /
serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah
dan akan memberikan mineral – mineral baru pada proses pengendapan kembali .Endapan
besi yang bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah,
sedangkan magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak
turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini
merupakan proses pelapukan dan pelindihan/leaching.
Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel (Ni) akan
tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam . Tetapi jika dinetralisasi karena
adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat tersebut akan cenderung mengendap
sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit
[(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral pembawa Ni (Boldt, 1967).
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar, maka Ni
yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona air sudah tidak
dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar(bedrock). Ikatan dari Ni yang
berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia
(Ni, Mg) Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi
adalah proses pengkayaan supergen/supergen enrichment. Zona pengkayaan supergen ini
terbentuk di zona Saprolit. Dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk
zona pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang
selalu berubah-ubah, terutama tergantung dari perubahan musim.
Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak
terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai zona batuan
dasar (bed rock). Biasanya berupa batuan ultramafik seperti Peridotit atau Dunit.
3. Faktor-faktor utama pembentukan bijih nikel laterit adalah :
a. Batuan asal
Merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit, macam batuan
asalnya adalah batuan ultrabasa. Dalam hal ini pada batuan ultrabasa tersebut : terdapat
elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya, mempunyai mineral-mineral yang
paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin, mempunyai komponen-
komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk
nikel.
b. Iklim.
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan
dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan
dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu
terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan
mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi.
Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-
senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus
menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan dan erat kaitannya dengan
vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan : penetrasi air dapat lebih dalam
dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan, akumulasi air hujan akan lebih
banyak, humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya
lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar
yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan
terhadap erosi mekanis.
d. Struktur
Yang sangat dominan adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur
patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang
kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut
akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.
e. Topografi.
Setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen lain. Untuk
daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai
kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori
batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai
kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk
topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur lebih banyak
daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif.
f. Waktu
Yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena
akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
4. Profil Nikel Laterit
Gambar II.4.1 Nikel Laterit
Profil secara keseluruhan dari nikel laterit terdiri dari 5 zona gradasi sebagai berikut :
a. Iron Capping
Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Komposisinya
adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas adalah
coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak
diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m. berwarna
merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron capping mempunyai
kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral
hematite, chromiferous.
b. Limonite Layer
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi
oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m.
Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang
sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak
dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa-ultrabasa
telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas. fine grained,
merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area.
Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel
pada zona ini hadir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat
mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
c. Silika Boxwork
Putih – orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian menggantikan
zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian mengawetkan struktur dan tekstur
dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-
pimelite di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork
jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized.
d. Saprolite
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi,
serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih terlihat.
Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bongkah sangat sering dan pada
rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah
batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni
dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims,
vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat
silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang
terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukkan,
chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan lebih
atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
e. Bedrock
Bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar dari 75 cm
dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak mengandung mineral
ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar
merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa
yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit
minor dan silika > 35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan intensitas
serpentinisasi.Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral garnierite
dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high
grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi.
II.2. Manfaat Bahan Galian Nikel Laterit
Nikel digunakan untuk membuat campuran logam (non Ferros Alloy),missal alloy
nikel-besi dengan kandungan nikel antara 50-80% sisanya besi. Alloy alni yaitu campuran
alminium nikel dan besi,yang dalam penggunaanya sama dengan penggunaan baja
karbon,alloy Ferrid yang mengadung nikel oksida dan seng . Alloy tersebut biasanya
dimanfaatkan untuk peralatan elektronika. Disamping itu nikel digunakan untuk pelapis
logam dengan cara elekro pllating,baja tahan karat ,bahan campuran keramik .
II.3. Sistem dan Metode Penambangan dan Pengolahan
Penambangan biji nikel laterit dilakukan dengan penambangan terbuka lapisan tanah
penutup dikupas dengan bulldozer, biji digali dengan power shovel biji nikel sulfida
ditambang dengan tambang terbuka atau dengan tambang dalam tergantung dari keadaan
endapanya. alur proses pengolahan laterit nikel yang diterapkan secara komersial didasarkan
pada kandungan magnesium (Mg) dan rasio nikel-besi (Ni/Fe). Saat ini terdapat dua (2)
pilihan jalur proses ekstraksi, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Jalur proses ekstraksi
pirometalurgi menggunakan tipe laterit nikel saprolit dengan produk nikel berupa ferro-nickel
(FeNi), nickel pig iron, dan nickel sulfide matte (nickel matte). Sedangkan proses
hidrometalurgi paling umum diterapkan untuk laterit limonit.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik
pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan
subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang intensif,
sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki endapan nikel laterit. Proses
konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan
dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan
yang berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan
didapatkan tiga tipe laterit yaitu oksida, lempung silikat, dan hidrosilikat.
Untuk memperoleh nikel dari tipe deposit laterit terdapat beberapa jalur proses
pengolahan dan dapat diklasifikasikan seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5. Komposisi
deposit laterit nikel akan bergantung pada tipe batuan induk, iklim tempat deposit terbentuk
dan proses pelapukan. Hal ini memberikan hubungan yang spesifik antara komponen deposit
dan pilihan proses pengolahannnya disertai kendala kendalanya.
Jalur proses pengolahan laterit nikel yang diterapkan secara komersial didasarkan
pada kandungan magnesium (Mg) dan rasio nikel-besi (Ni/Fe). Saat ini terdapat dua (2)
pilihan jalur proses ekstraksi, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi (Gambar 5). Jalur
proses ekstraksi pirometalurgi menggunakan tipe laterit nikel saprolit dengan produk nikel
berupa ferro-nickel (FeNi), nickel pig iron, dan nickel sulfide matte (nickel matte). Sedangkan
proses hidrometalurgi paling umum diterapkan untuk laterit limonit.
DAFTAR PUSTAKA
www. PILLOW LAVA.com
http://mheea-nck.blogspot.com/2010/06/genesa-nikel.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel_laterit
Rose et al., 1979 dalam Nushantara 2002
referensi : Korps Asisten Geo's O5
http://mandeleyev-rapuan.blogspot.com/2012/06/nikel-laterit.html

More Related Content

What's hot

Soal tambang terbuka
Soal tambang terbukaSoal tambang terbuka
Soal tambang terbukayudi05
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianIpung Noor
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambangramaldini
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industriUVRI - UKDM
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihRomi Fadli
 
Bahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam TimahBahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam TimahSastra Diharlan
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogihariia
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Ekonomi Mineral by Yuli Kusumawati
Ekonomi Mineral by Yuli KusumawatiEkonomi Mineral by Yuli Kusumawati
Ekonomi Mineral by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambangnyongker29
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
 
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground miningheny novi
 

What's hot (20)

Soal tambang terbuka
Soal tambang terbukaSoal tambang terbuka
Soal tambang terbuka
 
Studi Kelayakan Tambang: Pengantar
Studi Kelayakan Tambang: PengantarStudi Kelayakan Tambang: Pengantar
Studi Kelayakan Tambang: Pengantar
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galian
 
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industri
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Bahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam TimahBahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam Timah
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Ekonomi Mineral by Yuli Kusumawati
Ekonomi Mineral by Yuli KusumawatiEkonomi Mineral by Yuli Kusumawati
Ekonomi Mineral by Yuli Kusumawati
 
Pertambangan bauksit
Pertambangan bauksitPertambangan bauksit
Pertambangan bauksit
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground mining
 

Viewers also liked

Khmer culture, civilization (part4)
Khmer culture, civilization (part4)Khmer culture, civilization (part4)
Khmer culture, civilization (part4)Mut Somoeun
 
Picnic Time
Picnic TimePicnic Time
Picnic Timehbwmike
 
Poinsettia & Red Box - The Office Party
Poinsettia & Red Box - The Office PartyPoinsettia & Red Box - The Office Party
Poinsettia & Red Box - The Office Partyhbwmike
 
Gyogykomm pocze 20110827
Gyogykomm pocze 20110827Gyogykomm pocze 20110827
Gyogykomm pocze 20110827Gabor Farkas
 
City partnerships for the welfare of the city
City partnerships for the welfare of the cityCity partnerships for the welfare of the city
City partnerships for the welfare of the cityTHE CITY OF HOPE OUTREACH
 
Mauro powerrrr
Mauro powerrrrMauro powerrrr
Mauro powerrrrSkaterooo
 
Oefenzitting5
Oefenzitting5Oefenzitting5
Oefenzitting5r0303379
 
Adapting activities3
Adapting activities3Adapting activities3
Adapting activities3nmcquade
 
English presentation!!!
English presentation!!!English presentation!!!
English presentation!!!carlagrizi
 
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy VerrillCreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy VerrillArthur Monteiro Bazante
 
Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...
Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...
Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...Dr Danilo Samà
 
Writing DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsWriting DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsDavid Galichet
 
Tugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolah
Tugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolahTugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolah
Tugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolahSylvester Saragih
 

Viewers also liked (20)

Khmer culture, civilization (part4)
Khmer culture, civilization (part4)Khmer culture, civilization (part4)
Khmer culture, civilization (part4)
 
Cara pengolahan
Cara pengolahanCara pengolahan
Cara pengolahan
 
Picnic Time
Picnic TimePicnic Time
Picnic Time
 
Poinsettia & Red Box - The Office Party
Poinsettia & Red Box - The Office PartyPoinsettia & Red Box - The Office Party
Poinsettia & Red Box - The Office Party
 
Gyogykomm pocze 20110827
Gyogykomm pocze 20110827Gyogykomm pocze 20110827
Gyogykomm pocze 20110827
 
City partnerships for the welfare of the city
City partnerships for the welfare of the cityCity partnerships for the welfare of the city
City partnerships for the welfare of the city
 
Question 7
Question 7Question 7
Question 7
 
Plan
PlanPlan
Plan
 
Mauro powerrrr
Mauro powerrrrMauro powerrrr
Mauro powerrrr
 
Paradis
ParadisParadis
Paradis
 
Oefenzitting5
Oefenzitting5Oefenzitting5
Oefenzitting5
 
Progress report uawc
Progress report uawcProgress report uawc
Progress report uawc
 
Adapting activities3
Adapting activities3Adapting activities3
Adapting activities3
 
English presentation!!!
English presentation!!!English presentation!!!
English presentation!!!
 
Bab i KALOIN
Bab i KALOINBab i KALOIN
Bab i KALOIN
 
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy VerrillCreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
 
Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...
Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...
Essays on economic analysis of competition law: theory and practice (Ph.D. di...
 
Australia
AustraliaAustralia
Australia
 
Writing DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsWriting DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative Functors
 
Tugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolah
Tugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolahTugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolah
Tugas mata kuliah perencanaan pendidkan makalah manajemen pengelolaan sekolah
 

Similar to Genesa bahan galian bijih nikel laterit

Similar to Genesa bahan galian bijih nikel laterit (20)

Nikel fix klp 11
Nikel fix klp 11Nikel fix klp 11
Nikel fix klp 11
 
Laterit dan-endapan-bijih
Laterit dan-endapan-bijihLaterit dan-endapan-bijih
Laterit dan-endapan-bijih
 
Makalah tembaga (Cu)
Makalah tembaga (Cu)Makalah tembaga (Cu)
Makalah tembaga (Cu)
 
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
 
Sumberdaya logam
Sumberdaya  logamSumberdaya  logam
Sumberdaya logam
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
kegiatan penambangan
kegiatan penambangan kegiatan penambangan
kegiatan penambangan
 
328545129-4-PPT-2-potensi-Dan-Persebaran-Tambang.pptx
328545129-4-PPT-2-potensi-Dan-Persebaran-Tambang.pptx328545129-4-PPT-2-potensi-Dan-Persebaran-Tambang.pptx
328545129-4-PPT-2-potensi-Dan-Persebaran-Tambang.pptx
 
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
 
Ppt unsur unsur periode 3
Ppt unsur unsur periode 3 Ppt unsur unsur periode 3
Ppt unsur unsur periode 3
 
Profil mangan mn
Profil mangan mnProfil mangan mn
Profil mangan mn
 
Kimia unsur
Kimia unsur  Kimia unsur
Kimia unsur
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Sda tambang
Sda tambangSda tambang
Sda tambang
 
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotimePengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
 
Kimia kelompok 5 xii a1
Kimia kelompok 5 xii a1Kimia kelompok 5 xii a1
Kimia kelompok 5 xii a1
 
Presentation of tras
Presentation of trasPresentation of tras
Presentation of tras
 
4. makalah unsur tanah jarang final
4. makalah unsur tanah jarang final4. makalah unsur tanah jarang final
4. makalah unsur tanah jarang final
 
Makalah tambang bijih
Makalah tambang bijihMakalah tambang bijih
Makalah tambang bijih
 
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
 

More from Sylvester Saragih

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Sylvester Saragih
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...Sylvester Saragih
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriSylvester Saragih
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Sylvester Saragih
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubaraSylvester Saragih
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Sylvester Saragih
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
 

More from Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 
Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Genesa bahan galian bijih nikel laterit

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Endapan laterit nikel Indonesia telah diketahui sejak tahun 1937.Informasi mengenaiendapan laterit nikel yang tertera pertama kali dalam literatur adalah Pomalaa padatahun 1916 oleh pemerintah Belanda. Pomalaa adalah sebuah distrik yang terletak diSulawesi Tenggara. Sejak itu, endapan-endapan laterit nikel lainnya baru disebut-sebut,seperti Gunung Cycloops (1949) dan Pulau Waigeo (1956) di Irian Jaya (Papua Barat),Sorowako di Sulawesi (1968), Pulau Gebe (1969), Maluku (Tanjung Buli) dan Obi diPulau Halmahera (1969) serta Pulau Gag (1982). Pada pertengahan kedua abad ini,melalui prospeksi yang sistematis telah ditemukan beberapa endapan lain. Penambangan dan pengolahan laterit nikel di Indonesia didominasi oleh PT INCO Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk (PT Antam). Pada saat ini PT INCO mengolah laterit nikel untuk memproduksi nikel dalam bentuk nickel matte(Ni3S2) yang seluruh produksinyadiekspor ke Jepang, sedangkan PT Antam mengolah laterit nikel untuk memproduksi nikel dalam bentukferro-nickel(logam paduan FeNi), selain itu juga mengekspor l a n g s u n g b i j i h n y a k e l u a r n e g e r i . B e b e r a p a p e r u s a h a n l a i n y a n g m e m i l i k i l u a s pertambangan lebih kecul di Sulawesi dan Maluku hanya melakukan penambangan danmengekspor langsung bijih laterit nikel ke Cina untuk pembuatan nickel pig iron. Ekspor l a n g s u n g b i j i h m e m p u n y a i n i l a i t a m b a h k e c i l d a n b e l u m s e s u a i d e n g a n y a n g diamanatkan dalam UU nomor 4/2009. Laterit nikel selain sebagai salah satu sumber utama nikel juga mengandung unsur-u n s u r i k u t a n ( m i n o r ) s e p e r t i k o b a l ( C o ) y a n g t e l a h d i k e t a h u i d e n g a n b a i k keterdapatannya, dan juga beberapa unsur minor lain yang mempunyai nilai ekonomi.Namun unsur minor yang terkandung dalam bijih laterit belum menjadi produk yangbernilai ekonomi tinggi disebabkan jalur proses pengolahan laterit nikel yang digunakanoleh PT INCO dan PT Antam menggunakan jalur proses pirometalurgi dengan produkakhir masing-
  • 2. masing berupa nickel matte dan ferronickel (FeNi). Melalui jalur prosespengolahan laterit nikel dengan pirometalurgi, unsur minor seperti kobal (Co) dianggapsebagai unsur pengotor yang harus dibuang menjadi terak atau dihitung setara denganunsur nikel, sehingga unsur-unsur minor yang seharusnya bernilai ekonomi menjaditidak ekonomis. Pengembangan teknologi pengolahan laterit nikel melalui jalur proses hidrometalurgiy a n g b a r u d e n g a n p e l i n d i a n a s a m b e r t e k a n a n t i n g g i ( H P A L - high-pressure acid leaching) telah memungkinkan mengekstraksi tidak hanya nikel tetapi juga unsur minor seperti kobal, krom, vanadium, titanium, dan unsur minor lain yang sangat dibutuhkan oleh industri komponen elektronik dengan perolehan hingga >90%. Jalur proses hidrometalurgi dengan HPAL telah memberikan strategi berbeda untuk mengekstraksidan memisahkan unsur-unsur minor berharga dari larutan pelindian. HPAL telah merupakan teknologi yang umum dipakai untuk proyek nikel baru secarahidrometalurgi selama 15 tahun terakhir, seperti yang telah diterapkan di tiga (3) proyeknikel di Australia: Cawse, Murrin-Murrin, dan Bulong, dan proyek nikel di KaledoniaBaru: Goro Nickel.
  • 3. Genesa Bahan Galian Bijih Nikel Laterit BAB II PEMBAHASAN II.1. GENESA ENDAPAN NIKEL LATERIT 1. Endapan Nikel Laterit Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh M. F. Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut sangat rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat sekali mengeras dan sangat kuat. Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuan yang mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan, termasuk di dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampak batuan asalnya. Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel, mangan dan bauksit. Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu material dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses pelapukan yang terjadi pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi. Di dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder. 2. Ganesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami proses pelapukan.
  • 4. Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), dimana batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik (Boldt ,1967). Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab serta membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co (Rose et al., 1979 dalam Nushantara 2002). Menurut Hasanudin, 1992, air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfir dan terkayakan kembali oleh material – material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi ini air tanah yang kaya CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral – mineral yang tidak stabil seperti olivin / serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral – mineral baru pada proses pengendapan kembali .Endapan besi yang bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses pelapukan dan pelindihan/leaching. Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel (Ni) akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam . Tetapi jika dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat tersebut akan cenderung mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit [(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral pembawa Ni (Boldt, 1967). Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar, maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar(bedrock). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg) Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses pengkayaan supergen/supergen enrichment. Zona pengkayaan supergen ini terbentuk di zona Saprolit. Dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk
  • 5. zona pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu berubah-ubah, terutama tergantung dari perubahan musim. Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai zona batuan dasar (bed rock). Biasanya berupa batuan ultramafik seperti Peridotit atau Dunit. 3. Faktor-faktor utama pembentukan bijih nikel laterit adalah : a. Batuan asal Merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultrabasa. Dalam hal ini pada batuan ultrabasa tersebut : terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin, mempunyai komponen- komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel. b. Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan. c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa- senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan dan erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan : penetrasi air dapat lebih dalam
  • 6. dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan, akumulasi air hujan akan lebih banyak, humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis. d. Struktur Yang sangat dominan adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif. e. Topografi. Setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif. f. Waktu Yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
  • 7. 4. Profil Nikel Laterit Gambar II.4.1 Nikel Laterit Profil secara keseluruhan dari nikel laterit terdiri dari 5 zona gradasi sebagai berikut : a. Iron Capping Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m. berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous. b. Limonite Layer Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa-ultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas. fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
  • 8. c. Silika Boxwork Putih – orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite- pimelite di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized. d. Saprolite Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. e. Bedrock Bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit minor dan silika > 35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan intensitas serpentinisasi.Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi. II.2. Manfaat Bahan Galian Nikel Laterit Nikel digunakan untuk membuat campuran logam (non Ferros Alloy),missal alloy nikel-besi dengan kandungan nikel antara 50-80% sisanya besi. Alloy alni yaitu campuran
  • 9. alminium nikel dan besi,yang dalam penggunaanya sama dengan penggunaan baja karbon,alloy Ferrid yang mengadung nikel oksida dan seng . Alloy tersebut biasanya dimanfaatkan untuk peralatan elektronika. Disamping itu nikel digunakan untuk pelapis logam dengan cara elekro pllating,baja tahan karat ,bahan campuran keramik . II.3. Sistem dan Metode Penambangan dan Pengolahan Penambangan biji nikel laterit dilakukan dengan penambangan terbuka lapisan tanah penutup dikupas dengan bulldozer, biji digali dengan power shovel biji nikel sulfida ditambang dengan tambang terbuka atau dengan tambang dalam tergantung dari keadaan endapanya. alur proses pengolahan laterit nikel yang diterapkan secara komersial didasarkan pada kandungan magnesium (Mg) dan rasio nikel-besi (Ni/Fe). Saat ini terdapat dua (2) pilihan jalur proses ekstraksi, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Jalur proses ekstraksi pirometalurgi menggunakan tipe laterit nikel saprolit dengan produk nikel berupa ferro-nickel (FeNi), nickel pig iron, dan nickel sulfide matte (nickel matte). Sedangkan proses hidrometalurgi paling umum diterapkan untuk laterit limonit.
  • 10. BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki endapan nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan didapatkan tiga tipe laterit yaitu oksida, lempung silikat, dan hidrosilikat. Untuk memperoleh nikel dari tipe deposit laterit terdapat beberapa jalur proses pengolahan dan dapat diklasifikasikan seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5. Komposisi deposit laterit nikel akan bergantung pada tipe batuan induk, iklim tempat deposit terbentuk dan proses pelapukan. Hal ini memberikan hubungan yang spesifik antara komponen deposit dan pilihan proses pengolahannnya disertai kendala kendalanya. Jalur proses pengolahan laterit nikel yang diterapkan secara komersial didasarkan pada kandungan magnesium (Mg) dan rasio nikel-besi (Ni/Fe). Saat ini terdapat dua (2) pilihan jalur proses ekstraksi, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi (Gambar 5). Jalur proses ekstraksi pirometalurgi menggunakan tipe laterit nikel saprolit dengan produk nikel berupa ferro-nickel (FeNi), nickel pig iron, dan nickel sulfide matte (nickel matte). Sedangkan proses hidrometalurgi paling umum diterapkan untuk laterit limonit.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA www. PILLOW LAVA.com http://mheea-nck.blogspot.com/2010/06/genesa-nikel.html http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel_laterit Rose et al., 1979 dalam Nushantara 2002 referensi : Korps Asisten Geo's O5 http://mandeleyev-rapuan.blogspot.com/2012/06/nikel-laterit.html