Dokumen tersebut membahas tentang penulisan karya ilmiah dan metodologi penelitian. Secara garis besar, dokumen menjelaskan pentingnya memahami metodologi penelitian untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, proses penelitian, tujuan penelitian pendidikan bahasa, serta tipologi penelitian pendidikan bahasa.
2. 1. Pendahuluan
Dibandingkan dengan bidang pendidikan dan
pengabdian masyarakat, penelitian merupakan bidang
yang paling tertinggal dalam pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Ketertinggalan ini dialami oleh
hampir semua perguruan tinggi ditanah air. Penyebab
kondisi ini diantaranya adalah rendahnya
pengetahuan metodologi penelitian dan tradisi
meneliti dilingkungan kampus.
3. Selama mengikuti kegiatan pendidikan, mahasiswa
dituntut terampil menghasilkan karya tulis berupa
makalah, laporan buku, skripsi, tesis atau disertasi.
Semua karya ilmiah tersebut berdasarkan hasil
penelitian.
4. Pada hakikatnya, karangan ilmiah merupakan
penyampaian informasi faktual terhadap sesuatu
masalah yang disusun secara tertulis menurut
ketentuan yang berlaku di dalam suatu lembaga.
5. Melalui pemahaman metodologi penelitian
mahasiswa akan terampil membuat karya ilmiah
sebagai upaya menemukan dan memecahkan
masalah. Isi karya ilmiah yang berupa hasil penelitian
seyogianya dapat dimanfaatkan bagi peningkatan
kualitas manusia dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
6. Tujuan Penelitian Bahasa
Secara umum tujuan kegiatan penelitian adalah
menjelaskan dunia di sekitar kita melalui upaya yang
sistematis (Kamil, 1995).
Berdasarkan pada rumusan tersebut maka tujuan
penelitian pendidikan bahasa adalah upaya yang
sistematis untuk menjelaskan, memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah-masalah
pendidikan bahasa.
7. Secara rinci tujuan penelitian
bahasa adalah :
Menemukan dan mengembangkan teori, model, atau
strategi baru dalam pendidikan bahasa.
Menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan
teori , model, strategi pendidikan bahasa dalam
memecahkan masalah pendidikan bahasa.
Mendeskripsikan dan menjelaskan keadaan atau
hubungan berbagai isu atau pikiran yang terkait dengan
masalah bahasa.
Memecahkan masalah pendidikan bahasa.
Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
pendidikan bahasa.
Membuat keputusan atau kebijakan.
8. Tujuan Penelitian Membaca dan
Menulis
Penelitian murni tentang membaca berupaya
menjelaskan peristiwa-peristiwa membaca yang ada di
sekitar kita dan berupaya untuk mengembangkan
pengetahuan tentang membaca yang berpengaruh
pada penemuan teori membaca. Selanjutnya, teori
yang telah kita rumuskan diharapkan dapat
menjelaskan berbagai permasalahan membaca.
Misalnya, dengan teori tersebut kita dapat menjawab
apakah membaca itu, siapakah yang melakukan
kegiatan membaca, serta kapan, bagaimana, mengapa,
di mana peristiwa membaca terjadi.
9. ruang lingkup penelitian membaca terapan meliputi
evaluasi program membaca individual atau kelompok,
metode, teknik, atau strategi pembelajaran membaca,
serta model-model pembelajaran membaca. Untuk
menentukan variable dan metodologi dilakukan
berdasarkan titik pandang permasalahan membaca
serta teori membaca.
10. Penelitian membaca di satu sisi, sebenarnya, tidak
terlampau berbeda dengan penelitian menulis.
Permasalahan penelitian menulis diarahkan pada
peningkatan pemahaman dan kemampuan menulis
serta penjelasan proses penulis. Akhir-akhir ini
penelitian menulis lebih holistic cakupannya
(Shaughnessy, 1977). Selanjutnya, penelitian menulis
berkembang kea rah pengkajian bagian-bagian dari
proses menulis (Hayes and Flower, 1980).
11. Tujuan Penelitian Berbicara dan
Mendengarkan
Penelitian pendidikan berbicara dan mendengarkan pada
umumnya bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah
peningkatan kemampuan berbicara dan mendengarkan.
Dapat dilakukan dengan mengkaji atau menelaah faktor-
faktor, sebab-akibat kesulitan berbicara dan
mendengarkan.
Pertanyaan penelitian yang muncul adalah apakah suatu
model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
berbicara?
Apakah terapi menyebabkan perubahan dalam perilaku
berbicara?
Adakah pengaruh keterlambatan simakan terhadap
kemampuan mewicara?
12. Sifat Penelitian Pendidikan
Bahasa
Bertujuan
Sistematis
Objektif
Logis
Empiris
Reduktif
Replicable dan transmitable
Simpulan Bersyarat
13. Sikap Ilmiah
Sikap Ingin Tahu
Sikap Kritis
Sikap Terbuka
Sikap Objektif
Sikap Rela Menghargai Karya Orang Lain
Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran
Sikap Menjangkau ke Depan
14. Hakikat Metodologi Penelitian
Bahasa
Peneliti bahasa harus memiliki cara berpikir yang
sitematis, efektif, dan efesien. Untuk menjadi orang yang
dapat berpikir efektif dan efisien tidak diperlukan
intelegensia yang luar biasa. Intelegensia itu baru
merupakan potensi bawaan dalam otak. Keterampilan
operasional dengan otak itulah yang disebut berpikir
efektif dan efesien.
Keterampilan berpikir yang tinggi dapat dilatih tahap demi
tahap melalui alur pemikiran ilmiah, yaitu melalui latihan
menjawab apa yang harus dikerjakan, kapan hal itu
diperlukan, dan bagaimana mengerjakannya, atau sering
pula dinamakan alur pertanyaan WHAT, WHO, WHERE,
WHEN, WHY dan HOW.
15. Metode penelitian merupakan cara pemecahan
masalah penelitian yang dilaksanakan secara
terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan
fakta dan simpulan agar dapat memahami,
menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
keadaan.
16. Mengapa Peneliti Harus Mengikuti
Metodologi?
Walaupun ada perbedaan metode dalam setiap bidang
ilmu pengetahuan, yang biasa disebut cara pelaksanaan,
namun metode penelitian itu hampir sama. Suatu hal yang
dipegang teguh dalam metode penelitian itu ialah
“keajegan” yaitu kebulatan hati dalam pernyataan-
pernyataan dengan memegang teguh titik pandangan
tentang suatu topik. Keajegan mencakup pula pengertian
tentang keharusan memegang teguh arti dan makna serta
pemakaian suatu istilah ketaatan dalam mengikuti suatu
system penelitian.
17. Tujuan Mempelajari Metodologi
Penelitian
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara jelas dan sistematis. Untuk itu peneliti perlu
menguasai metodologi yang baik dan benar dan mampu menganalisis
fakta serta permasalahan yang telah ada.
Meningkatkan kemapuan menggunakan fakta untuk menguatkan
simpulan umum yang ditarik dari fakta atau untuk mendukung
rekomendasi. Untuk itu peneliti perlu mempelajari metodologi ilmiah,
menganalisis model yang ada, dan menulis komposisi dalam bentuk
laporan hasil analisis tersebut.
Membedakan fakta dari pendapat, menyelaraskan istilah-istilah atau
kata-kata emotif menjadi kata-kata yang referensial, serta belajar
untuk menghilangkan pendapat yang tanpa dukungan bukti;
Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penelitian.
18. Proses Penelitian
P K ITahap Penelitian.pdf
Pemilihan masalah baru secara umum.
Peninjauan masalah.
Penemuan masalah khusus, pertanyaan penelitian, atau
hipotesis. Seorang peneliti akan dapat menentukan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif bila ia telah menemukan batasan
masalah yang akan diteliti dan merumuskannya dalam
pertanyaan penelitian serta hipotesis.
19. Proses Penelitian (Lanjutan)
Penentuan rancangan penelitian dan metodologi.
Pengumpulan data.
Analisis data dan penyajian hasil.
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, data dianalisis melalui seperangkat
statistic dan disajikan secara ringkas melalui table statistic atau diagram.
Adapun penelitian dengan pendekatan kualitatif dianalisis melalui ketentuan
penganalisisan atau parameter tertentu dan disajikan melalui suatu pencandraan dalam
uraian yang lengkap.
Penafsiran temuan dan pemberian simpulan atau ringkasan. Bentuk laporan yang dibuat
harus terbaca agar hasil temuannya dapat dipahami oleh pembaca dan pengguna
penelitian.
21. Penelitian Berdasarkan Tujuan
Penelitian dasar
Suatu bentuk penelitian dikatakan penelitian dasar apabila peneliti
mempunyai tujuan perluasan ilmu tanpa memikirkan pemanfaatan hasil
penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan
mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan
masalah-masalah praktis, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia, baik secara individual maupun kelompok. Masalah penelitian
terapan ditetapkan untuk mencari solusi yang dapat dimanfaatkan manusia.
22. Penelitian Berdasarkan Jenis
Data
Jenis penelitian data dapat dibedakan berdasarkan jenis datanya, yaitu
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigm positivisme yang
bersifat logico-hypothetico-verifikatif dengan berlandaskan pada
asumsi mengenai objek empiris dan bersifat linier. Penelitian
kuantitatif menyajikan hasil-hasil statisticyang diwakili oleh angka-
angka,
Penelitian kualitatif menyajikan data yang dinarasikan dengan kata,
skema, dan gambar. Penelitian kualitatif kebanyakan datanya adalah
kualitatif walaupun tidak menolak data kuantitatif.
23. Penelitian Berdasarkan Aspek
Metode
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen kuasi
Penelitian subjek tunggal
Penelitian deskriptif
Penelitian komparatif
Penelitian korelasional
Penelitian survey
Penelitian ex post facto
Penelitain ethnografik
Penelitian Fenomenologi
Studi kasus
Grounded theory
Studi kritis
Penelitian noninteraktif