SlideShare a Scribd company logo
1 of 112
MAKALAH
STATISTIKA DASAR
Nama :
Dania Yuliani (06081181419001)
Silvia Kuswanti (06081181419017)
Lia Destiani (06081181419064)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si
dan Ibu Puji selaku dosen pembimbing mata kuliah statistika dasar yang telah
memberikan tugas, sehingga dapat menambah wawasan kami serta dapat
memberikanpengetahuan bagi seluruh pembaca.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
sarannya dari Ibu.Sehingga dikemudian hari dapat kami dapat membuat makalah
lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat digunakan dengna baik dan bermanfaat
bagi kita semua.Aamiin.
Penulis
Kelompok 5
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
ISI
BAB 1
Pengertian, Jenis Statistika dan Macam-Macam Data ..........................................5
BAB II
Penyajian Data dan Aplikasi pada Data Penelitian .............................................13
BAB III
Daftar Distribusi Frekuensi dan Aplikasi pada Data Penelitian .........................23
BAB IV
Ukuran Pemusatan................................................................................................34
BAB V
Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran ...............................................................58
BAB VI
Distribusi Binomial dan Poisson..........................................................................65
BABVII
Disrtribusi Normal................................................................................................69
BAB VIII
Uji Normalitas dan Homogenitas.........................................................................76
BAB IX
Uji Hipotesis.........................................................................................................90
BAB X
iv
Uji Hipotesis satu Rata-rata..................................................................................96
BAB XI
Uji Hipotesis 2 Rata-rata....................................................................................102
PENUTUP
Daftar Pustaka......................................................................................................110
5
BAB I
STATISTIKA DAN MACAM-MACAM DATA
I. Pengertian Statistik dan Statistika
A. Pengertian Statistik
Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, statistik adalah cara untuk
mengolah data dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang teliti dan
keputusan-keputusan yang logik dari pengolahan data.
Menurut Prof. Dr. H. Agus Irianto, statistik adalah sekumpulan cara
maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan
(analisis), penarikan kesimpulan, atas data-data yang berbentuk angka
dengan menggunakan suatu asumsi-asumsi tertentu.
Dari beberapa pengetian para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Statistik adalah data mengenai suatu masalah, yang biasanya disusun
dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu
persoalan.
B. Pengertian Statistika
Menurut Sujana, statistika merupakan pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara pengumpuam fakta, pengolahan serta
penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi dari data-
data yang berbentuk angka
Menurut Sudrajat, statistika merupakan Ilmu pengetahuan mengenai
cara dan aturan dalam hal pengumpulan data, pengolahan, analisa,
penarikan keseimpulan, penyajian dan publikasi dari kata-kata yang
berbentu angka.
Dari beberapa pengetian para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa statistika adalah ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data,
menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis
data dan mengambil keputusan berdasarkan hasil kesimpulan.
6
II. Jenis-jenis Statistika
A. Statistika Deskriptif
Statistika Deskriptif merupakan statistika yang menggambarkan kegiatan
berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan
penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar
memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai kejadian
suatu peristiwa.
B. Statistika Inferensial
Statistika inferensial merupakan statistika yang berkaitan dengan analisis
data (data dari sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan
peramalan atau penaksiran kesimpulan mengenaidata secara keselurahan
(populasi). Generalisasi tersebut memiliki sifat tidak pasti karena hanya
berdasarkan pada data dari sampel. Oleh sebab itu, dalam statistika induktif
harus didasari dengan teori peluang.
Data kasar diperoleh dari hasil pengukuran suatu variabel pada sampel
yang diambil dari suatu populasi menggunakan teknik pengambilan sampel
tertentu. Langkah-langkah kegiatan dtatistika untuk menangani data kasar
yaitu :
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
3. Penyajian data dalam bentuk tabel atau grafik
4. Penafsiran sajian data
5. Analisa data
6. Penafsiran dan pengambilan kesimpulan
7. Pemanfaat penafsiran dan kesimpulan untuk penentuan kegiatan
penelitian lebih lanjut
Dari langkah-langkah diatas, untuk nomor 1, 2, 3, 4, dan 7 disebut
statistik deskriptif (tanpa analisis, tanpa pengujian hipotesis, dan
hanya melakukan perhitungan-perhitungan saja) Data ini disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
7
Sedangkan untuk nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 disebut statistik
inferensial (dengan analisis, generalisasi, dan pengujian hipotesis
III. Data, Populasi, dan Sampel
Data adalah himpunan atau informasi lain yang diperoleh dari
observasi, pengukuran dan penilaian terhadap suatu objek atau lebih.
Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-
orang, benda-benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Contoh:
a. Populasi mahasiswa Universitas Sriwijaya
b. Populasi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memilki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
dianggap bisa mewakili populasi
IV. Macam-macam Data
Dalam melakukan suatu penelitian harus dilandasi dengan
penggunaan metode ilmiah. Syarat metode ilmiah adalah:
Dasar : Fakta/data yang reliable, valid, dan ternilai, teori yang relevan.
Sifat : Universal, obyektif, jujur dan terbuka, logis, kritis, analistis, dinamis
dan inovatif.
A. Data menurut sifat angka
a. Data Diskrit
Angka-angka yang tidak memiliki desimal atau pecahan di antara
bilangan bulatnya, diperoleh dari menghitung. Tiap objek memiliki satu
satuan yang utuh, yang tidak memungkinkan untuk terjadinya secara
sebagian.
Contoh: Jumlah mahasiswa/i FKIP Matematika Universitas Sriwijaya
kampus Indralaya tahun ajaran 2014 sebanyak 39 orang.
b. Data Kontinu
8
Kumpulan angka-angka yang masih dimungkinkan memiliki bilangan
desimal atau pecahan di antara bilangan bulatnya yang banyaknya tak
terhingga, biasanya didapatkan dari proses pengukuran.
Contoh: Mahasiswa FKIP Matematika Indralaya memiliki tinggi badan
rata-rata 156,5 cm.
B. Data menurut sifatnya
a. Data Kualitatif
Kenyataan yang menunjukkan sifat-sifat objek yang tidak
memungkinkan secara langsung dapat diubah menjadi angka, sehingga
menggunakan pendekatan dalam bentuk kategori.
Contoh: lukisan indah, pemandangan bagus, wajah cantik, penataan
rapi, kebijaksanaan tepat, perkataannya benar, tariannya indah.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Misalnya : FKIP Unsri Indralaya mempunyai 4 gedung.
C. Data menurut sumbernya
a. Data Primer : data yang diperoleh secara langsung dengan
melakukan sendiri pengumpulan terhadap obyek.
b. Data Sekunder : data yang diperoleh dari olahan data primer
c. Data Tersier : data yang diperoleh dari olahan data sekunder.
d. Data Kuarter : data yang diperoleh dari data tersier yang telah diolah
terlebih dahulu.
D. Data menurut cara menyusun angkanya
a. Data nominal, yaitu data statistik yang cara menyusunnya didasarkan
pada klasifikasi tertentu. Misalnya: Jumlah mahasiswa FKIP
Matematika tahun ajaran 2013/2014 menurut tingkat dan jenis
kelaminnya.
b. Data ordinal/urutan, yaitu data statistik yang cara menyusun angkanya
didasarkan pada urutan/ranking. Misalnya: Hasil nilai ujian statistika
9
mahasiswa FKIP Matematika tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan
ranking.
c. Data interval, yaitu data statistik dimana terdapat jarak yang sama di
antara hal-hal yang sedang diteliti
E. Data berdasarkan bentuk angkanya
a. Data tunggal, yaitu data statistik yang angka-angkanya merupakan satu
unit atau satu kesatuan, tidak dikelompokkan.
b. Data kelompok, yaitu data statistik tiap unitnya terdiri dari sekelompok
angka, 51-55, 56-60, 61-65, dst.
F. Data berdasarkan waktu pengumpulannya
a. Data seketika, yaitu data statistik yg mencerminkan keadaan pada suatu
waktu saja. Contoh : Pada semester gazal 2013/2014.
b. Data urutan waktu, yaitu data statistik yg mencerminkan keadaan dari
waktu ke waktu secara berurutan. Contoh: Jumlah mahasiswa FKIP
Unsri yang lulus dari tahun 2010-2013
V. Sumber Data Statistika
a. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujia.
Sumber data primer, misalnya:
1. Wawancara langsung
2. Wawancara tidak langsung
3. Pengisian kuisione
b. Data sekunder
10
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Sumber data sekunder, misalnya :
1. BPS
2. Bank Indonesia
3. Diknas
VI. Istilah dalam Statistika
a. Obyek
Benda hidup atau mati yg diuji unsur-unsur, sifat dan kelakuannya melalui
pengamatan, pengukuran dan penilaian guna mendpt info atau nilai-nilai yg
berguna mengenai benda tsb
b. Variabel
Suatu sifat dari obyek atau unsur dari obyek yg dpt diamati atau diukur shg
menghasilkan nilai, ukuran atau criteria lainyg dpt bervariasi
c. Variate
Angka/nilai ukuran/criteria lain yg dicapai suatu variabelpada suatu
individu atau unit statistic
d. Variasi
Adanya perbedaan antar nilai/variate/ukuran dll dari suatu variabel pada
populasi atau sampel
e. Variabilitas
Kemungkinan utk bervariasi dr nilai suatu variable pd suatu populasi atau
sample
f. Parameter
11
Suatu variabel terukur yg digunakan sbg criteria utk mengevaluasi suatu
populasi atau system
g. nilai parametrik
Suatu nilai dari suatu parameter yg diperoleh dariperhitungan atau data
sensus, masih harus di analisis.
h. Nilai Statistik
Suatu nilai dari suatu parameter yg diperoleh dariperhitungan atau data
sensus.
12
KESIMPULAN
Statistik merupakan data mengenai suatu masalah, yang biasanya disusun
dalam 12tati dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu
persoalan. Sedangkan statistika merupakan ilmu yang mempelajari statistik, yaitu
ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data,
menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data
dan mengambil keputusan berdasarkan hasil kesimpulan
Jenis statitisk terdiri dari 12tatistic deskriptif dan inferensial. Statistika
Deskriptif merupakan statistika yang menggambarkan kegiatan berupa
pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam
bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar memberikan gambaran yang teratur,
ringkas, dan jelas mengenai kejadian suatu peristiwa. Sedangkan statistika
inferensial merupakan statistika yang berkaitan dengan analisis data (data dari
sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan peramalan atau penaksiran
kesimpulan mengenaidata secara keselurahan (populasi). Generalisasi tersebut
memiliki sifat tidak pasti karena hanya berdasarkan pada data dari sampel. Oleh
sebab itu, dalam statistika induktif harus didasari dengan teori peluang.
Macam-macam data dibedakan berdasarkan dari data menurut sifat angka,
data menurut sifatnya, data menurut sumbernya, data menurut cara menyusun
angkanya, data berdasarkan bentuk angkanya, dan data berdasarkan waktu
pengumpulannya. Sumber data 12tatistic terbagi menjadi 2, yaitu data primer
(langsung) dan data sekunder (tidak langsung).
13
BAB II
PENYAJIAN DATA DAN APLIKASINYA
A. PENGERTIAN PENYAJIAN DATA
Penyajian Data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Penyajian data bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang
peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penilitian/observasi, data lebih cepat
ditangkap dan dimengerti, memudahkan dalam analisis data, membuat proses
pengambilan keputusan kesimpulan lebih tepat, cepat dan akurat. Penyajian
data dalam sebuah tabel ataupun gambar grafik memiliki maksud tertentu.
B. BENTUK PENYAJIAN DATA
Secara umum ada beberapa cara penyajian data statistik yang sering
digunakan, yaitu tabel, grafik, dan diagram.
1. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL
Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori. Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah
pegawaimenurut pendidikan, jumlah penjualan menurut jenis barang dan
daerahpenjualan, dll.
1.1. Tabel Biasa
Tabel biasa sering digunakan untuk bermacam keperluan baik bidang
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain untuk menginformasikan data dari
hasil penelitian. Bentuk table biasa :
JUDUL TABEL
…………………………………………
JUDUL KOLOM
JUDUL BARIS
Sel-sel Sel-sel Sel-sel
Sel-sel Sel-sel Sel-sel
Sel-sel Sel-sel Sel-sel
Sumber :………………………
Catatan :………………………
Keterangan :
14
a. Judul Tabel ditulis di atas simetris sumbu y dengan huruf capital tanpa
penggalan kata secara singkat dan jelas tentang apa, macam atau
klasifikasi, dimana, kapan dan apabila ada cantumkan satuan atau unit
data yang digunakan.
b. Judul kolom ditulis singkat, jelas, dan diupayakan jangan memutus
(memenggal) kata.
c. Sel-sel tempat penulisan angka-angka atau data.
d. Catatan ditulis di bagian kiri bawah berguna untuk mencatat hal-hal
penting dan perlu diberikan. Pada bagian tersebut juga terdapat sumber
untuk menjelaskan dari mana data tersebut dikutip, kalau tidak ada
berarti pelopor ikut di dalamnya.
e. Selain 4 bagian tersebut juga harus diperhatikan yaitu nama sebaiknya
disusun sesuai abjad, waktu secara berurutan (kronologis),
menempaatkan data kategori disusun secara sistematis.
1.2. Tabel Kontigensi
Tabel kontigensi biasanya digunakan khusus data yang terletak antara
baris dan kolom berjenis variabel kategori. Bentuk tabel kontigensi :
Sumber : www.google.com
1.3.Tabel Distribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari
terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa
kelas.Distribusi frekuensi terdiri dari dua yaitu distribusi frekuensi kategori
dan distribusi frekuensi numerik. Distribusi frekuensi kategori adalah
pengelompokkan data yang disusun berbentuk kata-kata atau
15
pengelompokkan kelas-kelasnya berdasarkan kumulatif. Distribusi numerik
adalah pengelompokkan data yang kelas-kelasnya disusun secara interval
didasarkan pada angka-angka (kuantitatif). Tabel distribusi frekuensi terdiri
atas beberapa bentuk yaitu :
a. Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi frekuensi relatif ialah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya
tidak dinyatakan dalam angka mutlak atau nilai mutlak, tetapi setiap
kelasnya dinyatakan dalam bentuk angka persentase (%) atau angka relatif.
Contoh :
b. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi frekuensi kumulatif ialah distribusi frekuensi yang nilai
frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi demi
frekuensi.
1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
2. Distribusifrekuensi kumulatif lebih dari
c. Distribusi Kumulatif Relatif
Distribusi frekuensi kumulatif relatif ialah distribusi frekuensi yang mana
nilai frekuensi kemulatif diubah menjadi frekuensi relatif atau persentase.
2. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK GRAFIK
Grafik, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data
berupaangka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari
tabel yang telah dibuat.
2.1.Histogram
Histogram ialah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi
dengan bentuk beberapa segi empat. Contoh :
GRAFIK HISTOGRAM
16
2.2.Poligon
Poligon frekuensi ialah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah tiap
sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak
masing-masing. Contoh :
GRAFIK POLIGON
2.3.Ogive
Ogive ialah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan
diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar atau eksponensial. Contoh :
GRAFIK OGIVE
Nilai Ujian Matematika Kelas X
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
B C D E F
0
5
10
15
20
25
62 67 72 77 82 87 92
Nilai Ujian MatematikaKelas X
SMA N 1 Bayung Lencir
frekuensi -
17
SMA N 1 Bayung Lencir
3. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM
Diagram ialah gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan
sesuatu data yang akan disajikan.
3.1.Diagram Batang
Diagram batang digunakan untuk menyajikan data yang bersifat
kategori atau data distribusi. Penyajian data berbentuk diagram batang ini
banyak modelnya antara lain : diagram batang satu komponen atau lebih,
diagram batang dua arah, diagram batang tiga dimensi, dan lain-lain sesuai
dengan variasi atau tergantung keahlian pembuat diagram. Contoh :
3.2.Diagram Garis
0
10
20
30
40
50
60
70
80
60 65 70 75 80 85 90 95
f (kumulatif
kurang dari) -
f (kumulatif lebih
dari) -
0
5
10
15
20
25
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94
Diagram Batang
Nilai Ujian MTK kelas X
SMAN 1 Bayung Lencir
Frekuensi
18
Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
serba terus menerus.
3.3.Diagram Lambang
Diagram lambang atau simbol ialah suatu diagram yang
menggambarkan simbol-simbol dari data sebagai alat visual untuk orang
awam.
Grafik Nilai Geometri FKIP Matematika Unsri Angkatan 2014
NILAI
A 
B 
C 
D 
Ket : = Banyaknya 1 orang
3.4.Diagram Lingkaran dan Pastel
Diagram lingkaran dan Pastel digunakan untuk penyajian data yang
berbentuk kategori dinyatakan dalam persentase. Contoh :
0
5
10
15
20
25
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94
Diagram Garis
Nilai Ujian MatematikaKelas X
SMA N 1 Bayug Lencir
Frekuensi
19
Diagram pastel yaitu perubahan wujud dari model diagram
lingkaran disajikan dalam bentuk tiga dimensi. Contoh :
3.5.Diagram Peta
Diagram peta yaitu diagram yang melukiskan fenomena atau keadaan
dihubungkan dengan tempat kejadian. Contoh :
DIAGRAM PETA
3%
8%
21%
29%
23%
10%
6%
Diagram Lingkaran
Nilai ujian Matmatika kelas X
SMA N 1 Bayung Lencir
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
90-94
3%
8%
21%
29%
23%
10%
6% Diagrampastel
Nilai UjianMatematikaKelas X
SMA N 1 Bayung Lencir
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
20
3.6.Diagram Pencar (titik)
Diagram pencar (titik) ialah diagram yang menunjukkan gugusan
titik-titik setelah garis koordinat sebagai penghubung dihapus. Contoh :
3.7.Diagram Campuran
Diagram Campuran ialah diagaram yang disajikan dalam bentuk
gabungan dari beberapa dimensi dalam satu penyajian data. Contoh :
21
22
KESIMPULAN
Penyajian data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian
data bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa
yang merupakan hasil penilitian/observasi, data lebih cepat ditangkap dan
dimengerti, memudahkan dalam analisis data, membuat proses pengambilan
keputusan kesimpulan lebih tepat, cepat dan akurat.
Secara umum ada beberapa cara penyajian data statistic yang sering
digunakan yaitu, tabel, grafik, dan diagram. Penyajian data berbentuk tabel terdiri
atas : table biasa, table kontigensi, dan table distribusi frekuensi. Penyajian data
berbentuk grafik terdiri atas : grafik histogram, polygon, dan ogive. Penyajian data
berbentuk diagram terdiri atas : diagram batang, diagram garis, diagram lambang,
diagram lingkaran dan pastel, diagram peta, diagram pencar, dan diagram
campuran.
23
BAB III
DISTRIBUSI FREKUENSI & APLIKASI PADA DATA
PENELITIAN
1. PENGERTIAN DAN TUJUAN DISTRIBUSI FREKUENSI
1.1 Pengertian Distribusi Frekuensi
Definisi distribusi frekuensi menurut paraahli:
- Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval
.(Kuswanto,2006)
- Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan
menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk
stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat
gambaran tentang situasi hasil penelitian. (Djarwanto,1982)
- Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi adalah suatu tabel yang banyaknya
kejadian atau frekuensi (cases) didistribusikan ke dalam kelompok-kelompok
(kelas-kelas) yang berbeda. (Budiyuwono,1987)
Sehingga bisa disimpulkan bahwa distribusi frekuensi adalah
penyusunan data kedalam kelas-kelas tertentu, dimana setiap individu
hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja. Dalam suatu
penelitian, biasanya juga akan dilakukan pengumpulan data. Salah satu cara
untuk mengatur atau menyusun data adalah dengan mengelompokan data-data
berdasarkan ciri-ciri penting dari sejumlah data kedalam beberapa kelas dan
kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam setiap kelas.
1.2 Tujuan Distribusi Frekuensi
Tujuan distribusi frekuensi, yaitu :
ο‚· Memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami, dan dibaca sebagai
bahan informasi.
ο‚· Memudahkan dalam menganalisa/menghitung data, membuat tabel, grafik.
2. MACAM-MACAM DISTRIBUSI FREKUENSI
2.1 Ditinjau dari jenisnya
24
a. Distribusi Frekuensi Numerikal
Distribusi frekuensi numeric aladalah pengelompokan data berdasarkan
angka-angka dan biasanya disajikan dengan grafik histogram.Misalnya
data tunggal.
b. Distribusi Frtekuensi Kategorikal / Kategoris
Distribusi frekuensi kategori adalah pengelompokan data berdasarkan
kategori-kategori tertentu, biasanya distribusi frekuensi disajikan dengan
grafik batang, lingkaran, dan gambar. Misalnya data berkelompok.
2.2. Ditinjau dari nyatatidaknyafrekuensi
a. Distribusi frekuensi absolut
Distribusi frekuensi absolute adalah suatu jumlah bilangan yang
menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Distribusi ini
disusun berdasarkan data apa adanya, sehingga tidak menyulitkan peneliti
dalam membuat distribusi ini
b. Distribusi frekuensi relatif
Distribusi frekuensi relative adalah suatu jumlah presentase yang
dinyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Dalam hal ini
pembuat distribusi terlebih dahulu harus dapat menghitung persentase
pada masing-masing kelompok. Distribusi akan memberikan informasi
yang lebih jelas tentang posisi masing-masing bagian dalam keseluruhan,
karena kita dapat melihat perbandingan antara kelompok yang satudengan
kelompok yang lainnya. Walaupun demikian, kita masih belum
memperoleh gambaran yang jelas tentang penyebab adanya perbedaan
tersebut.. Berikut adalah rumus mencari distribusi frekuensi relatif:
frekuensirelatif =
π‘“π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘ 
𝑛
Γ—100
2.3. Ditinjau dari kesatuannya:
a. Distribusi frekuensi satuan
Distribusi frekuensi satuan adalah frekuensi yang menunjukan berapa
banyak data pada kelompok tertentu.
b. Distribusi frekuensi kumulatif
Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang
menunjukan jumlah frekuensi pada sekelompok nilai tertentu mulai dari
25
kelompok sebelumnya sampai kelompok tersebut. Frekuensi kumulatif
dibagi menjadi dua, yaitu kurang dari dan lebih dari.
3. BAGIAN-BAGIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Class (Kelas)
Kelas adalah penggolongan data yang dibatasi dengan nilai terendah dan nilai
tertinggi yang masing-masing dinamakan batas kelas. Batas kelas (Class
Limit) adalah nilai batas dari pada tiap kelas dalam sebuah distribusi, terbagi
menjadi dua, yaitu:
a. stated class limit adalah batas-batas kelas yang tertulis dalam distribusi
frekuensi, terdiri dari Lower Class Limit (batas bawah kelas) dan upper
class limit (batas atas kelas).
b. class boundaries (tepikelas) adalah batas kelas yang sebenarnya, terdiri
dari lower class boundary (batas bawah kelas yang sebenarnya) dan
upper class boundary (batas atas kelas yang sebenarnya).
2. Class interval / panjang kelas merupakan lebar dari sebuah kelas dan dihitung
dari perbedaan antara kedua tepi kelasnya.
3. Mid point / class mark / titik tengah merupakan rata-rata hitung dari kedua
batas kelas nya atau tepi kelasnya.
4. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Urutkan data terlebih dahulu
2. Menentukan Range (Jangkauan) :didapat dari nilai yang terbesar dikurangi
nilai yang terkecil.
R = Xmax – X min
3. Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan rumus Sturgess.
K = 1 + 3,3 logn
dimana K = Banyak nya kelas dan n = Jumlah Data.
4. Menentukan Interval Kelas :
I =
𝑅
𝐾
5. Menentukan batas kelas :
26
Tbk = Bbk – 0,5
Tak = Bak + 0,5
Panjang interval kelas = Tak – Tbk
Keterangan : Tbk = tepi bawah kelas
Tak = tepi atas kelas
Bbk = batas bawah kelas
Bak = batas atas kelas
6. Menentukan titik tengahnya.
7. Memasukkan data kedalam kelas-kelas yang sesuai dengan memakai sistem
turus/tally.
Menyajikan distribusi frekuensi : isi kolom frekuensi sesuai dengan kolom Tally
atau Turus.
Contoh :
Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan
rupiah.
138 164 150 132 144 125 149 157 118 124
144 152 148 136 147 140 158 146 128 135
168 165 126 154 138 118 178 163 137 143
135 140 153 135 147 142 173 146 146 150
142 150 135 156 145 145 161 128 155 162
Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut.
Untuk menjawab soal diatas, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Menentukan Range (R).
Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau
selisih antara data terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :
27
2. Menentukan Jumlah Kelas (k).
Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10,
dsb.
Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan
Rumus :
Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas
Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus
STURGES, yang formulasinya sebagai berikut :
Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n
Dimana : n = jumlah data yang dimiliki
Sehingga, dari contoh diatas diperoleh :
3. Menentukan kelas.
Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk
keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat
masuk pada kelas terakhir.Dari persoalan diatas, dapat dibuat interval – interval
kelas sebagai berikut.
Range (R) = Data terbesar – data terkecil
= 178 – 118
= 60
Dari contoh di atas, jika interval kelas adalah 9,
maka jumlah kelasadalah : 60 : 9 = 6,67 Β» 7
(dibulatkan).
k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607 dibulatkan 7 kelas
Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57 dibulatkan menjadi 9
28
Kelas I = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka :
Kelas II = dimulai dengan 127
Kelas III = dimulai dengan 136
Kelas IV = dimulai dengan 145
Kelas V = dimulai dengan 154
Kelas VI = dimulai dengan 163
Kelas VII = dimulai dengan 172
4. Menghitung Frekuensi Kelas.
Frekuensi tiap – tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang
sudah dimasukkan kedalam masing – masing kelas.Selanjutnya semua data
pengamatan pada masing – masing kelas dihitung dengan menggunakan sistem
Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang diperoleh. Jika
semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat table distribusi
frekuensi sebagai berikut.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN
50 PEGAWAI HONORER
KELAS
GAJI
( DalamRibuan )
TALLY FREKUENSI
I
II
III
IV
V
VI
VII
118 – 126
127 – 135
136 – 144
145 – 153
154 – 162
163 - 171
172 - 180
////
//// //
//// //// /
//// //// ////
//// //
////
//
5
7
11
14
7
4
2
29
TOTAL 50
Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi terhadap total frekuensi, maka
table tersebut dinamakan table frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai
yang lebih kecil dari limit atas dari suatu interval kelassampai dengan dan termasuk
kelas yang bersangkutan disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif
dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut
frekuensi kumulatif relatif.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF,
FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER
KELAS
GAJI
(Ribuan )
FREKUENSI
FREKUENSI
KUMULATIF
FREKUENSI
RELATIF
( % )
FREKUENSI
KUMULATIF
RELATIF
(%)
I
II
III
IV
V
VI
VII
118 – 126
127 – 135
136 – 144
145 – 153
154 – 162
163 - 171
172 - 180
5
7
11
14
7
4
2
0
12
23
37
44
48
50
10
14
22
28
14
8
4
0
24
46
74
88
96
100
TOTAL 50 100
30
Contoh :
DAFTAR HASIL MID SEMESTER
KELAS XII IPA 3 SMAN 1 TANJUNG RAJA
NILAI BATAS
KELAS
FREKUENSI
18-27 17,5 - 27,5 2
28-37 27,5 – 37,5 5
38-47 37,5 – 47,5 7
48-57 47,5 – 57,5 7
58-67 57,5 – 67,5 3
68-77 67,5 – 77,5 7
78-87 77,5 – 87,5 3
34
(sumber :makalah statistic tahun 2014)
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG DARI
NILAI Batas Kelas FrekuensiKumulatif≀ PersenKumulatif
≀ πŸπŸ•, πŸ“ 0 0
18-27 ≀ 27,5 2 5,8
28-37 ≀ 37,5 7 20,5
38-47 ≀ 47,5 14 41,1
48-57 ≀ 57,5 21 61,7
58-67 ≀ 67,5 24 70,5
68-77 ≀ 77,5 31 91,1
78-87 ≀ 87,5 34 100
31
Berikut ogif kumulatif kurang dari untuk nilai MID semester Matemtika kelas XII
IPA 3 SMA Tanjung Raja yang diambil dari tabel distribusi frekuensi ditambah
satu kolom frekuensi menurun dengan menggunakan batas kelas.
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI
NILAI Batas Kelas FrekuensiKumulatif≀ PersenKumulatif
18-27 β‰₯ πŸπŸ•, πŸ“ 34 100
28-37 β‰₯27,5 31 91,1
38-47 β‰₯ 37,5 24 70,5
48-57 β‰₯ 47,5 21 61,7
58-67 β‰₯ 57,5 14 41,1
68-77 β‰₯ 67,5 7 20,5
78-87 β‰₯ 77,5 2 5,8
β‰₯ 87,5 0 0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5 87,5
OGIF FREKUENSI KUMULATIF ≀
OGIF FREKUENSI
KUMULATIF ≀
32
Berikut ogif kumulatif lebih dari untuk nilai MID semester Matemtika kelas XII
IPA 3 SMA Tanjung Raja Raja yang diambil dari table distribusi frekuensi
ditambah satu kolom frekuensi menurun dengan menggunakan batas kelas.
OGIF KUMULATIF
0
5
10
15
20
25
30
35
40
17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5 87,5
OGIF FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI
DARI
OGIF FREKUENSI
KUMULATIF LEBIH DARI
DARI
0
5
10
15
20
25
30
35
40
17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5 87,5
Ogif kurang dari
Ogif lebih dari
33
KESIMPULAN
Distribusi Frekuensi adalah penyusunanan data kedalam kelas-kelas tertentu
dimana setiap individu hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja.
Tujuan distribusi frekuensi, yaitu : memudahkan dalam penyajian data, mudah
dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi, memudahkan dalam
menganalisa/menghitung data, membuat tabel, grafik.
Adapun macam-macam distribusi frekuensi, dapat ditinjau dari jenisnya,
nyata tidaknya frekuensi dan kesatuannya. Dari jenisnya terdapat distribusi
frekuensi numerical dan katagorikal, dari nyata tidaknya frekuensi terdapat
distribusi frekuensi absolute dan relatif, sedangkan ditinjau dari kesatuannya
terdapat distribusi frekuensi satuan dan kumulatif. Bagian-bagian distribusi
frekuensi diantaranya terdapat kelas, interval kelas dan titik tengah.
34
BAB IV
UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN PENYEBARAN
A. Pengertian Ukuran Pemusatan
Ukuran pemusatan adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data yang juga
mewakili seluruh data.
B. Macam – macam Ukuran Pemusatan
1. Untuk Data Tunggal
a. Rata-rata
Rata- rata dapat dibedakan menjadi rata-rata hitung, rata-rata ukur,
dan rata-rata harmonik.
οƒ˜ Rata-rata Hitung
Rata-rata hitung dari data tunggal dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan seluruh nilai dan membaginya dengan
banyaknya data. Rata-rata hitung dari data tunggal, dapat
dirumuskan :
xΜ… =
βˆ‘ xi
n
i=1
βˆ‘fi
Keterangan :
xΜ… = rata-rata
βˆ‘ xi
n
i=1 = jumlah seluruh data
fi = banyaknya data
Contoh
Tentukan nilai rata-rata mata pelajaran matematika bimbingan belajar kelas
spesial yang terdiri dari 10 siswa dengan nilai 65, 73, 85, 70, 75, 90, 93, 80,
65, 73
Jawab:
XΜ… =
βˆ‘ xi
n
i=1
βˆ‘ fi
35
=
65+65+70+73+73+75+80+85+90βˆ“93
10
=
769
10
= 76,9
Jadi nilai rata-rata mata pelajaran matematika bimbingan
belajar kelas spesial yang terdiri dari 10 siswa adalah 76,9
οƒ˜ Rata-rata Ukur
Untuk data tunggal, rata-rata ukur disimbolkan dengan G
dirumuskan dengan:
G = √( π‘₯1 )( π‘₯2) … (π‘₯ 𝑛)𝑛
G = rataan ukur
atau n = banyaknya
data
Log(G) =
βˆ‘ log(xi)
n
xi = data ke-i
Contoh
Hitunglah rata-rata ukur dari data 2, 4, 8
Jawab:
G = √(2)(4)(8)3
Log(G) =
log(2)+log(4)+log(8)
3
G = √64
3
atau Log(G) =
log(2)+log(22)+log(23)
3
G = 4 Log(G) = log(4)
G = 4
Jadi rata-rata nilai ukur yang didapatkan adalah 4
οƒ˜ Rata-rata Harmonis
Untuk data tunggal, rata-rata harmonis disimbolkan dengan G
dirumuskan dengan:
36
H =
n
βˆ‘
1
xi
n
i=1
Keterangan :
H = rataan harmonis
n = banyaknya data
xi= data ke-i
Contoh
Nilai ulangan harian 4 orang siswa adalah 70, 75, 78, 80.
Tentukanlah rata-rata harmonisnya !
Jawab :
H =
n
βˆ‘
1
xi
n
i=1
H =
4
1
70
+
1
75
+
1
78
+
1
80
H =
4
0,0142+ 0,0133+ 0,0128 + 0,0125
H =
4
0,0528
H = 75,75
Jadi nilai rata-rata harmonisnya adalah 75,75
b. Median
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan
(disusun) dari data terkecil sampai data terbesar
οƒ˜ Rumus untuk data yang berjumlah ganjil
37
𝑀𝑒 = π‘₯(
𝑛+1
2
)
οƒ˜ Rumus untuk data yang berjumlah genap
𝑀𝑒 =
π‘₯ 𝑛
2
+ π‘₯(
𝑛
2
+1)
2
Contoh
1. Diketahui data sebagai berikut 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, 50.
Tentukan median dari data tersebut !
Jawab:
Data diurutkan menjadi : 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90
Jumlah data adalah 9, berjumlah ganjil. Jadi menggunakan
rumus mencari median untuk data berjumlah ganjil.
𝑀𝑒 = π‘₯(
𝑛+1
2
)
𝑀𝑒 = π‘₯(
9+1
2
)
𝑀𝑒 = π‘₯5
𝑀𝑒 = 65
Jadi median dari data tersebut adalah 65
2. Diketahui data sebagai berikut 3, 2, 5, 2, 4, 6, 6, 7, 9, 6.
Tentukan median dari data tersebut !
Jawab :
Data diurutkan menjadi : 2, 2, 3, 4, 5, 6, 6, 6, 7, 9.
Jumlah data adalah 10, berjumlah genap. Jadi menggunakan
rumus mencari median untuk data berjumlah genap.
𝑀𝑒 =
π‘₯ 𝑛
2
+ π‘₯(
𝑛
2
+1)
2
38
𝑀𝑒 =
π‘₯10
2
+ π‘₯(
10
2
+1)
2
𝑀𝑒 =
π‘₯5 + π‘₯6
2
𝑀𝑒 =
5 + 6
2
𝑀𝑒 =
11
2
𝑀𝑒 = 5,5
Jadi median untuk data tersebut adalah 5,5
c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau nilai data
yang frekuensinya paling besar.
Data yang belum dikelompokkan bisa memiliki satu modus,
dua modus, atau mungkin tidak mempunyai modus. Data yang
memiliki satu modus disebut monomodus, sedangkan data yang
memiliki dua modus disebut bimodus.
Contoh
Tetukan modus dari data berikut ini 5, 7, 7, 6, 8, 6, 6, 5, 8, 6
Jawab :
Data diurutkan menjadi : 5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8
Mo = 6 karena nilai 6 muncul sebanyak 4 kali
Jadi modus dari data tersebut adalah 6
2. Untuk Data Berkelompok
a. Rata-rata
39
οƒ˜ Rata-rata Hitung
Rumus rata-rata hitung untuk data berkelompok
π‘₯Μ… =
βˆ‘ 𝑓𝑖
𝑛
𝑖=1 π‘₯𝑖
βˆ‘ 𝑓𝑖
𝑛
1
Contoh
Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang
siswa. Tentukanlah rata-rata hitung nya!
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
6
2
7
8
20
4
3
Jumlah 50
Jawab :
Untuk mencari rata-rata hitung , perlu ditambahkan nilai tengah
Nilai xi fi xi fi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
55
62
69
76
83
90
97
6
2
7
8
20
4
3
330
124
483
608
1660
360
291
Jumlah 50 3856
40
π‘₯Μ… =
βˆ‘ 𝑓𝑖
𝑛
𝑖=1 π‘₯𝑖
βˆ‘ 𝑓𝑖
𝑛
1
π‘₯Μ… =
βˆ‘ 𝑓𝑖
7
𝑖=1 π‘₯𝑖
βˆ‘ 𝑓𝑖
7
1
π‘₯Μ… =
3856
50
π‘₯Μ… = 77,12
Jadi nilai rata-rata hitung dari nilai matematika dari 50
orang siswa adalah 77,12
οƒ˜ Rata-rata Ukur
Rata-rata ukur disimbolkan dengan G. Untuk data berkelompok
dirumuskan dengan:
πΏπ‘œπ‘” 𝐺 =
βˆ‘( 𝑓𝑖 π‘™π‘œπ‘” π‘₯𝑖)
βˆ‘ 𝑓𝑖
Contoh
Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang
siswa. Tentukanlah rata-rata ukur nya!
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
2
6
7
20
8
4
3
Jumlah 50
Jawab :
Nilai fi xi Log xi fi log xi
41
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
2
6
7
20
8
4
3
55
62
69
76
83
90
97
1,7403
1,7924
1,8388
1,8808
1,9190
1,9542
1,9868
3,4806
10,7544
12,8716
37,6160
15,3520
7,8168
5,9601
Jumlah 50 93,8515
πΏπ‘œπ‘” 𝐺 =
βˆ‘( 𝑓𝑖 π‘™π‘œπ‘” π‘₯𝑖)
βˆ‘ 𝑓𝑖
πΏπ‘œπ‘” 𝐺 =
93,8515
50
πΏπ‘œπ‘” 𝐺 = 1,8770
𝐺 = 75,4
Jadi nilai rata-rata ukur dari nilai matematika dari 50 orang
siswa adalah 75,4
οƒ˜ Rata-rata Harmonis
Rata-rata ukur disimbolkan dengan H. Untuk data berkelompok
dirumuskan dengan:
𝐻̂ =
𝑛
βˆ‘
𝑓𝑖
π‘₯𝑖
Contoh
Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang
siswa. Tentukanlah rata-rata harmonis nya!
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
2
6
7
20
42
80 – 86
87 – 93
94 – 100
8
4
3
Jumlah 50
Jawab :
Nilai fi xi fi / xi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
2
6
7
20
8
4
3
55
62
69
76
83
90
97
0,1361
0,0968
0,1014
0,2631
0,0964
0,0444
0,0309
Jumlah 50 0,6694
𝐻̂ =
𝑛
βˆ‘
𝑓𝑖
π‘₯𝑖
𝐻̂ =
50
0,6694
𝐻̂ = 74,69
Jadi nilai rata-rata harmonis dari nilai matematika dari 50
orang siswa adalah 74,69
b. Median
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan
(disusun) dari data terkecil sampai data terbesar.
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 (
1
2
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓
)
43
Keterangan
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyaknya data
F= jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh
Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa.
Tentukanlah median dari data terebut
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
2
6
7
20
8
4
3
Jumlah 50
Jawab :
Jumlah data (n) = 50
Median terlatak pada kelas 73-79
b =
72+73
2
= 72,5
p = 7
F = (2+6+7) = 15
f = 20
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 (
1
2
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓
)
44
𝑀𝑒 = 72,5 + 7 (
1
2
50 βˆ’ 15
20
)
𝑀𝑒 = 72,5 + 7 (0,5)
𝑀𝑒 = 76
Jadi nilai modus dari nilai matematika dari 50 orang siswa adalah
76
c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau nilai data
yang frekuensinya paling besar.
π‘€π‘œ = 𝑏 + 𝑝
𝑏1
𝑏1+𝑏2
Keterangan :
Mo = Modus
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
𝑏2= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
Contoh
Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa.
Tentukanlah modus dari data terebut!
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
2
6
7
20
8
45
87 – 93
94 – 100
4
3
Jumlah 50
Jawab :
Frekuensi terbanyak terlatak pada kelas 73-79, berarti
modusnya terletak pada kelas 73-79.
b =
72+73
2
= 72,5
p = 7
𝑏1 = 20 – 7 = 13
𝑏2= 20-8 = 12
π‘€π‘œ = 𝑏 + 𝑝
𝑏1
𝑏1+𝑏2
π‘€π‘œ = 72,5 + 7
13
13 + 12
π‘€π‘œ = 72,5 + 3,64
π‘€π‘œ = 76,14
Jadi nilai modus dari nilai matematika dari 50 orang siswa
adalah 76,14
II. Ukuran Letak
A. Macam – macam Ukuran Letak
1. Untuk Data Tunggal
a. Kuartil (Q)
Kuartil adalah ukuran letak yang membagi suatu kelompok data
menjadi empat bagian yang sama besar.
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 =
𝑛 + 1
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 =
2( 𝑛 + 1)
4
46
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 =
3( 𝑛 + 1)
4
Contoh
Diketahui data sebagai berikut 2, 4, 3, 3, 6, 5, 9 . tentukan 𝑄1, 𝑄2 , 𝑄3
!
Jawab :
Data diurutkan menjadi 2, 3, 3, 4, 5, 6, 9
οƒ˜ πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 =
𝑛+1
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 =
7 + 1
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 = 2
Artinya 𝑄1 terletak pada data ke-2 dari data yang sudah
diurutkan, yaitu 3
οƒ˜ πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 =
2( 𝑛+1)
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 =
2(7 + 1)
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 = 4
Artinya 𝑄2 terletak pada data ke-4 dari data yang sudah
diurutkan, yaitu 4
οƒ˜ πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 =
3( 𝑛+1)
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 =
3(7 + 1)
4
πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 = 6
Artinya 𝑄3 terletak pada data ke-6 dari data yang sudah
diurutkan, yaitu 6
b. Desil
Desil merupakan sekumpulan data yang dibagi menjadi 10 bagian
sama banyak
𝐷𝑖 =
𝑖
10
( 𝑛 + 1)
47
Contoh
Diketahui data 6, 7, 9, 4, 3, 4, 7, 8, 5, 7. Tentukan D7
Jawab :
Data diurutkan menjadi 3, 4, 4, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 9.
𝐷𝑖 =
𝑖
10
( 𝑛 + 1)
𝐷7 =
7
10
(10 + 1)
𝐷7 = 7,7
Artinya letak nilai D7 antara data ke 7 dan 8
Besar nilai D7 = 7 + 0,7 (7-7)
Besar nilai D7 = 7
c. Persentil
Persentil adalah nilai yang membagi data menjadi seratus bagian
sama setelah data disusun dari yang terkecil sampai terbesar
𝑃𝑖 =
𝑖
100
( 𝑛 + 1)
Contoh
Diketahui data 6, 7, 9, 4, 3, 4, 7, 8, 5, 7. Tentukan P20
Jawab :
Data diurutkan menjadi 3, 4, 4, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 9.
𝑃𝑖 =
𝑖
100
( 𝑛 + 1)
𝑃20 =
20
100
(10 + 1)
𝑃20 = 2,2
Artinya letak nilai P20 antara data ke 2 dan 3
Besar nilai P20 = 4 + 0,2 ( 4-4 )
Besar nilai P20 = 4
2. Untuk Data Berkelompok
a. Kuartil (Q)
𝑄1 = 𝑏 + 𝑝
1
4
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓
48
𝑄2 = 𝑏 + 𝑝
1
2
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓
𝑄3 = 𝑏 + 𝑝
3
4
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓
Keterangan :
b = tepi bawah kelas
p = panjang kelas
F = jumlah frekuensi sebelum kelas Q
f = frekuensi sebelum kelas Q
n = jumlah data
Contoh
Tentukan 𝑄1, 𝑄2, 𝑄3 dari data berikut !
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
2
6
7
20
8
4
3
Jumlah 50
οƒ˜ 𝑄1 = 𝑏 + 𝑝
1
4
π‘›βˆ’πΉ
𝑓
𝑄1 = 65,5 + 7
1
4
50 βˆ’ 8
7
𝑄1 = 65,5 + 5,5
𝑄1 = 70
οƒ˜ 𝑄2 = 𝑏 + 𝑝
1
2
π‘›βˆ’πΉ
𝑓
49
𝑄2 = 72,5+ 7
1
2
50 βˆ’ 15
20
𝑄2 = 72,5+ 3,5
𝑄2 = 76
οƒ˜ 𝑄3 = 𝑏 + 𝑝
3
4
π‘›βˆ’πΉ
𝑓
𝑄3 = 79,5+ 7
3
4
50 βˆ’ 35
8
𝑄3 = 79,5+ 2,2
𝑄3 = 81,7
b. Desil (D)
Untuk data berkelompok, desil dirumuskan
𝐷𝑖 = 𝐡𝑏 + 𝑝 [
𝑖
10
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓𝐷1
]
Keterangan
i = 1,2,3,....9
Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Di
p = panjang kelas
n = banyak data
F = Frekuensi kumulatif seebelum Di
𝑓𝐷1
= Frekuensi kelas interval yang mengandung Di
c. Persentil (P)
Untuk data berkelompok, persentil dirumuskan
𝑃𝑖 = 𝐡𝑏 + 𝑝[
𝑖
100
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓𝐷1
]
50
Keterangan
i = 1,2,3,....9
Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Pi
p = panjang kelas
n = banyak data
F = Frekuensi kumulatif seebelum Pi
𝑓𝐷1
= Frekuensi kelas interval yang mengandung Pi
Contoh
Perhatikan data berkelompok berikut , hitunglah P10
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 – 100
2
6
7
20
8
4
3
Jumlah 50
Jawab
𝑃𝑖 = 𝐡𝑏 + 𝑝 [
𝑖
100
𝑛 βˆ’ 𝐹
𝑓𝐷1
]
𝑃10 = 58,5 + 7[
10
100
50 βˆ’ 2
6
]
𝑃10 = 58,5 + 3,5
𝑃10 = 62
Jadi P10 dari data diatas adalah 62
III. Ukuran Penyebaran
51
A. Pengertian Ukuran Penyebaran
Ukuran penyebaran adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar
nilai-nilai data berbeda atau bervariasi dengan nilai ukuran pusatnya atau
seberapa besar penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai pusatnya.
B. Macam – macam Ukuran Penyebaran
1. Rentangan ( Range )
𝑹 = 𝑿 π’Žπ’‚π’™ βˆ’ 𝑿 π’Žπ’Šπ’
Keterangan
R = Rentangan (R)
Xmax = Nilai data terbesar
Xmin = Nilai data terkecil
2. Rentangan antar kuartil
𝑹𝑨𝑲 = 𝑸 πŸ‘ βˆ’ 𝑸 𝟏
Keterangan
RAK = Rentangan antar kuartil
Q3 = kuartil ke 3
Q1 = kuartil ke 1
3. Simpangan Rata-rata
𝑺𝑹 =
βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅|𝒏
π’Š=𝟏
𝒏
Keterangan
SR = Simpangan rata-rata
x𝑖 = Data ke-i
π‘₯Μ… = Rataan hitung
n = Banyak data
4. Simpangan Baku
a. Untuk Data Tunggal
𝑺 = √
βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅| πŸπ’
π’Š=𝟏
𝒏
𝑺 = √
βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅| πŸπ’
π’Š=𝟏
𝒏 βˆ’ 𝟏
52
Keterangan
s = Simpangan baku
xi = data ke-i
n = jumlah data
b. Untuk data Berkelompok
𝑺 = √
βˆ‘ π’‡π’Š π’™π’Š
𝟐
βˆ’
(βˆ‘ π’‡π’Š π’™π’Š) 𝟐
βˆ‘ π’‡π’Š
βˆ‘ π’‡π’Š
βˆ’πŸ
Keterangan
s = Simpangan baku
𝑓𝑖 = Frekuensi ke-i
π‘₯Μ… = Rata-rata
xi = Titik tengah data ke-i
5. Varians
𝑺 𝟐
=
βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅| πŸπ’
π’Š=𝟏
𝒏
6. Angka Baku
Angka baku adalah perubahan yang dipergunakan untuk
membandingkan dua buah keadaan atau lebih.
𝒁 =
𝒙 βˆ’ 𝒙̅
𝑺
Keterangan
Z = Angka baku
xi = data ke-i
π‘₯Μ… = rata-rata
s = simpangan baku
Contoh
Diketahui nilai ujian semester statistika kelas IV sebagai berikut
53
90, 80, 70, 90, 70, 100, 80, 50, 75, 70
Tentukan :
a. R
b. SR
c. Simpangan baku
Jawab :
a. Data diurutkan terlebih dahulu
50, 70, 70, 70, 75, 80, 80, 90, 90, 100
Berdasarkan data diatas, bahwa nilai terbesarnya adalah 100
sedangkan nilai terkecil adalah 50.
𝑹 = 𝑿 π’Žπ’‚π’™ βˆ’ 𝑿 π’Žπ’Šπ’
𝑹 = 𝟏𝟎𝟎 βˆ’ πŸ“πŸŽ
𝑹 = πŸ“πŸŽ
Jadi, rentangan nilai ujian semester statistika kelas IV adalah 50.
b. Untuk mempermudah mencari simpangan rata-rata, digunakan
tabel
Nilai Ujian Semester Statistika kelas IV
Nilai (xi) Rata-rata (π‘₯Μ…) |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|
50
77,5
27,5
70 7,5
70 7,5
70 7,5
75 2,5
80 2,5
80 2,5
90 12,5
90 12,5
100 22,5
βˆ‘ π‘₯𝑖 = 775 βˆ‘|π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| = 105
𝑆𝑅 =
βˆ‘ |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|
𝑛
Jumlah data (n) = 10
54
𝑆𝑅 =
105
10
= 10,5
Jadi, simpangan rata-rata daridata diatas adalah 10,5
c. Untuk mempermudah mencari simpangan baku dan varians, kita
gunakan tabel
Untuk data populasi
Untu
k
simp
anga
n
baku
(pop
ulasi
) :
𝑠 = √
βˆ‘ |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|
2
𝑛
𝑠 = √
1412,5
10
= 11,8
Jadi simpangan baku nya adalah 11,
Contoh
Diketahui sebuah data ditribusi berikut (Nilai Ujian Statistika kelas XI)
Nilai (xi) Frekuensi (fi)
60-64 2
65-69 6
70-74 15
Nilai (xi) Rata-rata
(π‘₯Μ…)
|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|2
50
77,5
27,5 756,25
70 7,5 56,25
70 7,5 56,25
70 7,5 56,25
75 2,5 6,25
80 2,5 6,25
80 2,5 6,25
90 12,5 156,25
90 12,5 156,25
100 22,5 156,25
βˆ‘ π‘₯𝑖 = 775 βˆ‘|π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| = 105 βˆ‘ |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| 2
= 1412,5
55
75-79 20
80-84 16
85-89 7
90-94 4
βˆ‘ 𝑓 = 70
Tentukan
a. Simpangan rata-rata
b. Simpangan baku
Jawab:
Nilai
(xi)
Frekuensi
(fi)
T.Tengah
(x)
fi.x (|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|) fi.(|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|) (|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|)2
f. |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|
60-64 2 62 124 15,64 31,28 244,6 489,2
65-69 6 67 402 10,64 63,84 113,2 679,2
70-74 15 72 1080 5,64 84,6 31,8 477
75-79 20 77 1540 0,64 12,8 0,4 8
80-84 16 82 1312 4,36 69,76 19 304
85-89 7 87 609 9,36 65,52 87,6 613,2
90-94 4 92 368 14,36 57,44 206,2 824,8
βˆ‘ 𝑓i = 70
βˆ‘ 𝑓i.x =
5435
fi.(|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|) =
385,24
βˆ‘fi.|π‘₯π‘–βˆ’ π‘₯Μ…|
3395,4
Rata-rata (π‘₯Μ…) =
βˆ‘ 𝑓𝑖π‘₯
βˆ‘ 𝑓𝑖
π‘₯Μ… =
5435
70
= 77,6
a. Simpangan rata-rata
𝑆𝑅 =
βˆ‘ 𝑓𝑖|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|
βˆ‘ 𝑓𝑖
𝑆𝑅 =
385,24
70
= 5,5
Jadi, simpangan rata-rata dari data tersebut adalah 5,5
b. Simpangan baku
𝒔 = √
βˆ‘ π’‡π’Š (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐
βˆ‘ π’‡π’Š
56
𝒔 = √
πŸ‘πŸ‘πŸ—πŸ“, πŸ’
πŸ•πŸŽ
= πŸ”, πŸ—
Jadi, simpangan baku dari data diatas adalah 6,9
57
KESIMPULAN
Ukuran pemusatan adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data yang juga mewakili
seluruh data. Terdiri dari rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonis, modus
dan median.
Ukuran penyebaran adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar
nilai-nilai data berbeda atau bervariasi dengan nilai ukuran pusatnya atau seberapa
besar penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai pusatnya. Terdiri daru Rentangan,
Rentangan Antar Kuartil, Simpangan Rata-rata, Simpangan Baku, Varians dan
Angka Baku.
58
BAB V
UKURAN KERUNCINGAN
A. PENGERTIAN UKURAN KERUNCINGAN
Kurtosis (ukuran keruncingan) adalah derajat kepuncakan dari
suatu distribusi, biasanya diambil relatif terhadap distribusi normal.
B. DERAJAT KERUNCINGAN DISTRIBUSIFREKUENSI
Dilihat dari segi keruncingannya, kurva distribusi frekuensi dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Kurva Leptokurtik
Kurva leptokurtik adalah kurva distribusi yang sangat
runcing dan nilai-nilai datanya sangat terpusat di sekitar nilai
rata-rata. Perhatikan gambar di bawah :
Gambar Kurva Leptokurtik
2. Kurva Mesokurtik
Kurva mesokurtik adalah kurva yang kemiringannya
sedang dan merupakan penggambaran dari suatu distribusi
normal. Perhatikan gambar di bawah :
59
Gambar Kurva Mesokurtik
3. Kurva Platikurtik
Kurva platikurtik adalah kurva yang betuknya mendatar
dan nilai-nilai datanya tersebar secara merata sampai jauh
dari rata-ratanya. Perhatikan gambar di bawah :
Gambar Kurva Platikurtik
Untuk mengetahui apakah suatu kurva distribusi merupakan
leptokurtik, mesokurtik, atau platikurtik, kita dapat menggunakan suatu
ukuran keruncingan atau koefisien kurtosis. Untuk menghitung tingkat
keruncingan suatu kurva dipergunakan rumus 𝛼4 yang di rumuskan
berikut ini :
1. Data Tidak Berkelompok
60
𝛼4 =
π‘š4
𝑆4
=
1
𝑛
βˆ‘
(π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)4
𝑆4
𝑛
𝑖=1
Keterangan :
𝛼4 = π‘˜π‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘œπ‘ π‘–π‘ 
π‘₯𝑖 = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘˜π‘’ 𝑖
π‘₯Μ… = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑛 = π‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑆 = π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
2. Data Kelompok
𝛼4 =
π‘š4
𝑆4
=
1
𝑛
βˆ‘ (𝑓𝑖( π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)4
)𝑛
𝑖=1
𝑆4
Keterangan :
𝛼4 = π‘˜π‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘œπ‘ π‘–π‘ 
π‘₯𝑖 = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘˜π‘’ 𝑖
π‘₯Μ… = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑓𝑖 = π‘“π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘  π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑖
𝑛 = π‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑆 = π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
Berdasarkan koefisien kurtosisnya, jenis kurvanya dikategorikan
sebagai berikut :
1. Jika 𝛼4 > 3, kurvanya runcing (liptokurtik)
2. Jika 𝛼4 = 3, kurvanya distribusi normal (mesokurtik)
3. Jika 𝛼4 < 3, kurvanya agak datar (platikurtik)
Contoh :
61
Diketahui data kunjungan ke Perpustakaan di SMU β€œH” selama 100
hari adalah sebagia berikut
Kelas Frekuensi
1-5 1
6-10 7
11-15 12
16-20 20
21-25 24
26-30 16
31-35 11
36-40 6
41-45 3
Jumlah 100
Hitunglah koefisien keruncingan dan tentukan jenis kurvanya !
Jawab :
Kelas xi ci fi cifi
1-5 3 -4 1 -4
6-10 8 -3 7 -21
11-15 13 -2 12 -24
16-20 18 -1 20 -20
21-25 23 0 24 0
26-30 28 1 16 16
31-35 33 2 11 22
36-40 38 3 6 18
41-45 43 4 3 12
62
Jumlah 100 -1
Pertama tentukan rata-rata data tersebut
𝒙 𝟎 = πŸπŸ‘
P= 5
𝒄̅ =
βˆ‘ π’„π’Š π’‡π’Š
βˆ‘ π’‡π’Š
𝒄̅ =
βˆ’πŸ
𝟏𝟎𝟎
= βˆ’πŸŽ, 𝟎𝟏
𝒙̅ = 𝒙 𝟎 + 𝑷𝒄̅
𝒙̅ = πŸπŸ‘ + πŸ“ (βˆ’πŸŽ, 𝟎𝟏) = πŸπŸ‘ βˆ’ 𝟎, πŸŽπŸ“
= 𝟐𝟐, πŸ—πŸ“ (π’…π’Šπ’ƒπ’–π’π’‚π’•π’Œπ’‚π’ π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’…π’Š πŸπŸ‘)
Kelas xi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐 fi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐
𝐟𝐒
1-5 3 -20 400 1 400
6-10 8 -15 225 7 1575
11-15 13 -10 100 12 1200
16-20 18 -5 25 20 500
21-25 23 0 0 24 0
26-30 28 5 25 16 400
31-35 33 10 100 11 1100
36-40 38 15 225 6 1350
41-45 43 20 400 3 1200
Jumlah 100 7725
𝑺 = √
𝟏
𝒏
βˆ‘( π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐 πŸπ’Š
63
𝑺 = √
𝟏
𝟏𝟎𝟎
(πŸ•πŸ•πŸπŸ“) = √ πŸ•πŸ•, πŸπŸ“ = πŸ–, πŸ–
Kelas xi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) fi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) πŸ’
(π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) πŸ’
𝐟𝐒
1-5 3 -20 1 160000 160000
6-10 8 -15 7 50625 354357
11-15 13 -10 12 10000 120000
16-20 18 -5 20 625 12500
21-25 23 0 24 0 0
26-30 28 5 16 625 10000
31-35 33 10 11 10000 110000
36-40 38 15 6 50625 303750
41-45 43 20 3 160000 480000
Jumlah 100 1550607
𝛼4 =
π‘š4
𝑆4
=
1
𝑛
βˆ‘ (𝑓𝑖( π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)4
)𝑛
𝑖=1
𝑆4
𝛼4 =
1
100
155060607
(8,8)4
𝛼4 =
1550606,07
5996,9536
𝛼4 = 2,585 = 2,6
𝛼4 <
3 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘Ž π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž π‘Žπ‘”π‘Žπ‘˜ π‘ π‘’π‘‘π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Ž π‘π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘˜.
64
Kesimpulan
Kurtosis (ukuran keruncingan) adalah derajat kepuncakan dari suatu
distribusi, biasanya diambil relatif terhadap distribusi normal.
Dilihat dari segi keruncingannya, kurva distribusi frekuensi dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : Kurva leptokurtik adalah kurva
distribusi yang sangat runcing dan nilai-nilai datanya sangat terpusat di sekitar nilai
rata-rata. Kurva mesokurtik adalah kurva yang kemiringannya sedang dan
merupakan penggambaran dari suatu distribusi normal. Kurva platikurtik adalah
kurva yang betuknya mendatar dan nilai-nilai datanya tersebar secara merata
sampai jauh dari rata-ratanya.
65
BAB VI
DISTRIBUSI BINOMIAL DAN POISSON
A. DISTRIBUSI BINOMIAL
Percobaan Binomial adalah suatu percobaan yang terdiri dari beberapa usaha,
yang mana setiap usaha memiliki dua kemungkinan hasil yaitu berhasil dan gagal.
Misalnya, dalam perlemparan sekeping uang logam sebanyak 5 kali, hasil setiap
ulangan mungkin muncul sisi gambar atau sisi angka. Begitu pula, bila kartu diambil
berturut-turut, kita dapat memberi label β€œberhasil” bila kartu yang terambil adalah
kartu merah atau β€œgagal” bila yang terambil adalah kartu hitam. Ulangan-ulangan
tersebut bersifat bebas dan peluang keberhasilan setiap ulangan tetap sama, yaitu
sebasar Β½.
Adapun syarat percobaan atau distribusi binomial adalah sebagai berikut:
1. Jumlah percobaan merupakan bilangan bulat. Contoh:melambungkan koin 2 kali,
tidak mungkin 2Β½ kali.
2. Setiap eksperimen mempunyai duahasil. Contoh: sukses atau gagal, laki-laki atau
perempuan, sehat atau sakit.
3. Peluang sukses sama setiap ekperimen. Contoh: Jika sebuah dadu, yang
diharapkan adalah keluar mata lima, maka dikatakan peluang sukses adalah 1/6,
sedang kanpeluang gagal adalah 5/6. Untuk itu peluang sukses dilambangkan p,
sedang kan peluang gagal adalah (1 - p) atau biasa juga dilambangkan q, di
manaq = 1- p.
Distribusi Binomial dirumuskan( π‘₯) = 𝑃 ( 𝑋 = π‘₯) = (
𝑁
π‘₯
) 𝑝 π‘₯
(π‘ž) π‘βˆ’π‘₯
; dengan:
𝑁 Banyak percobaan
π‘₯ Banyak kejadian sukses
𝑝 Peluang sukses
π‘ž = 1 βˆ’ 𝑝 Peluang gagal
(𝑁 βˆ’ π‘₯) Banyak kejadian gagal
Contoh Soal:
Probabilitas seorang bayi tidak di imunisasi polio adalah 0,2 (p). Pada
suatu hari di Puskesmas β€œX” ada 4 orang bayi.Hitung lah peluang dari bayi
66
tersebut 2 orang belum imunisasi polio. Jadi, di dalam kejadian binomial
ini dikatakan b (x=2, n=4, p=0,2) => b (2, 4, 0,2)
Penyelesaian soal:
Katakanlah bayi tersebut A,B,C,D. Dua orang tidak diimunisasi mungkin adalah
A&B, A&C, A&D, B&C, B&D, C&D.
Rumus untuk b (x,n,p) adalah:
B. DISTRIBUSI POISSON
Distribusi Poisson adalah distribusi probabilitas diskret yang menyatakan
peluang jumlah peristiwa yang terjadi pada periode waktu tertentu apabila rata-rata
kejadian tersebut diketahui dan dalam waktu yang saling bebas sejak kejadian
terakhir. Distribusi poisson ini juga dapat digunakan untuk jumlah kejadian pada
interval tertentu seperti jarak, luas, atau volume.
Apabila nilai harapan kejadian pada suatu interval adalah Ξ», maka probabilitas
terjadi peristiwa sebanya kx kali (x adalah bilangan bulat non negatif, x = 0, 1, 2,
...)maka sama dengan
𝑃( 𝑋) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) =
π‘’βˆ’Ξ»Ξ» π‘₯
π‘₯!
Dimana e adalah basis logaritma natural (𝑒 = 2,71828 …)
Adapun ciri-ciri dari distribusi poisson adalah sebagai berikut:
1. Percobaan di satu selang tertentu tak bergantung pada selang lain.
2. Peluang terjadi nya satu percobaan singkat atau pada daerah yang kecil (jarang
terjadi).
3. Peluang lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi dalam selang waktu singkat
tertentu, dapat diabaikan.
67
Contoh soal :
Dua ratus penumpang telah memesan tiket untuk sebuah penerbangan luar
negeri. Jika probabilitas penumpang yang telah mempunyai tiket tidak akan
datang adalah 0.01 maka berapakah peluang ada 3 orang yang tidak datang.
Rata – rata seorang sekretaris baru melakukan lima kesalahan mengetik per
halaman. Berapakah peluang bahwa pada halaman berikut ia :
a) Tidak ada kesalahan ( x = 0 )
b) Tidak lebih dari tiga kesalahan ( x ≀ 3) atau ( 0,1,2,3 )
c) Lebih dari tiga kesalahan ( x > 3 ) atau ( 4,…,15)
Jawab :
a) Dik : Ξ» = 5
a. x = 0
P( x ; Ξ» ) =
π‘’βˆ’Ξ»
Ξ» π‘₯
π‘₯!
P( 0 ; 5 ) =
2.71828 βˆ’5
50
0!
= 0.0067
b. x ≀ 3 ; P( x ; Ξ» ) =
π‘’βˆ’Ξ»
Ξ» π‘₯
π‘₯!
P (x ≀ 3 , 5) = P( x 1, ΞΌ ) +….+p(x3, ΞΌ)
= P( 0, 5 ) + P (1, 5 ) + P ( 2, 5 ) + P ( 3, 5 )
= 0.0067 + 0.0337 + 0.0842 + 0.1404
= 0.2650 atau 26.5 %
c. X > 3 ; P( x ; Ξ» ) =
π‘’βˆ’Ξ»
Ξ» π‘₯
π‘₯!
P (X >3 , 5) = P( X 4, ΞΌ ) +….+p(X 15, ΞΌ)
= P( 4, 5 ) + P (5, 5 ) + …… + P ( 15, 5 ) atau
P (X >3 , 5) = 1 – [P ( X ≀ 3 , 5 ) ]
= 1 – [ P ( X 0, ΞΌ ) +….+ p (X 3, ΞΌ) ]
= 1 – [ P ( 0, 5 ) +….+p ( 3, 5 ) ]
= 1 – [ 0.2650 ]
= 73.5 %
68
KESIMPULAN
Probabilitas dapat membantu kita dalam mengambil keputusan. Misalnya
seperti memperkirakan mana yang lebih banyak peluang gagal atau sukses dari sebuah
usaha yang dilakukan.
Percobaan Binomial adalah suatu percobaan yang terdiri dari beberapa
usaha, yang mana setiap usaha memiliki dua kemungkinan hasil yaitu berhasil dan
gagal. Percobaan tersebut disebut dengan tindakan Bernoulli atau percobaan Bernoulli
(Bernoulli trial)
Distribusi Poisson adalah distribusi probabilitas diskret yang menyatakan
peluang
Jumlah peristiwa yang terjadi pada periode waktu tertentu apabila rata-rata kejadian
tersebut diketahui dan dalam waktu yang saling bebas sejak kejadian terakhir
69
BAB VII
DISTRIBUSI NORMAL
I. Pengertian Distribusi Normal
Distribusi normal adalah salah satu distribusi teoritis dan variabel random
kontinu. Distribusi normal sering disebut distribusi Gauss, sesuai nama
pengembangnya, yaitu Karl Gauss
II. Ciri-ciri Distribusi Normal
a. Berbentuk lonceng simetris terhadap π‘₯ = πœ‡.
Keterangan
πœ‹ = nilai konstan yaitu = 3,1416
e = nilai konstan yaitu = 2,7183
πœ‡ = parameter yang merupakan rata-rata distribusi
𝜎 = parameter yang merupakan simpangan baku distribusi
(Usman Husaini dan R. Purnomo, 2006:106).
Jika x mempunyai bentuk βˆ’βˆž < π‘₯ < ∞, maka disebut variabel acak
X berdistribusi normal. Rumus di atas dapat digambarkan sebagai
berikut:
Kurva Normal
𝑓( π‘₯) =
1
𝜎√2πœ‹
𝑒
βˆ’1
2
(
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
)
2
70
1. Grafiknya selalu berada di atas sumbu absis X.
2. Mempunyai modus, jadi kurva unimodal tercapai pada π‘₯ = πœ‡ =
0,3939
𝜎
.
3. Grafiknya mendekati (berasimtutkan) sumbu absis X dimulai
dari π‘₯ = πœ‡ + 3𝜎 ke kanan dan π‘₯ = πœ‡ βˆ’ 3𝜎 ke kiri.
4. Luas daerah grafik selalu = satu unit persegi
b. Bentuk Kurva Normal
a. Normal Umum
Di mana: πœ‡ = π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝜎 = π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘˜π‘’
πœ‡ βˆ’ 3𝜎 πœ‡ βˆ’ 2𝜎 πœ‡ βˆ’ 𝜎 πœ‡ πœ‡ + 𝜎 πœ‡ + 2𝜎 πœ‡ + 3𝜎
Kurva Normal Umum
b. Normal Baku (Standar)
Kurva Normal Baku
71
Menurut Husaini Usman dan R. Purnomo (2006:107-108), perubahan
dari bentuk normal umum menjadi normal baku dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Cari zhitung dengan rumus: 𝑧 =
π‘‹Μ…βˆ’πœ‡
𝜎
2. Gambar kurvanya.
3. Tuliskan nilai zhitung pada sumbu X di kurve di atas dan tarik garis
dari titik zhitungke atas sehingga memotong garis kurve.
4. Luas yang terdapat dalam tabel merupakan luas daerah antara garis
tegak ke titik 0 di tengah kurve.
5. Carilah tempat nilai z dalam tabel normal.
6. Luas kurve normal = 1, karenaπœ‡ = 0, maka luas dari 0 ke ujung
kiri = 0,5. Luas dari 0 ke titik kanan = 0,5.
Jika z bilangan bulat, maka luas daerah (dalam %) adalah sebagai
berikut:
Gambar 4. Kurva Normal Baku dalam %
Jika z bukan bilangan bulat, maka luas daerahnya dicari dengan
menggunakan tabel kurva normal baku.
III. Cara Menggunakan Tabel Kurva Normal Baku
a. Hitung nilai z hingga dua desimal
b. Gambarkan sketsa kurvanya
72
c. Tentukan nilai z pada sumbu z, kemudian buatlah garis tegaklurus
sumbu z melaui z=0 sehingga membagi luas kura nya sama besar. Nilai
z ada 2 kemungkinan yaitu positif dan negatif.
d. Luas yang tertera dalam daftar F adalah luas daerah antara garis yang
tegaklurus sumbu Z melalui titik z = 0 dan lengkungan kura.
e. Dalam daftar F , dibawah kolom Z, carilah nilai Z sampaidengan 1
desimal sedangkan desimal yang kedua didapat pada baris paling atas
f. Dari nilai daerah desimal yang terdapat pada kolom paling kiri
ditelusuri, maju ke kanan dan dari nilai z di baris atas ditelusuri turub ke
bawah sehingga seolah-olah bertemu di titik koordinat , maka
pertemuan pada titik koordinat itulah bilangan yang merupakan luas
yang dicari.
Misalkan z = 0,23
Akan diperoleh antara z- 0,23 luas daerahnya sama dengan 0,0910 kira-
kira sama dengan 9,1 %
73
Tabel daftar distribusi normal standar untuk 0 – Z
Contoh
Carilah luas daerah, dan gunakan Dftar F tadi. Antara z=0 dan z=1,25
Penjelasan
Pada kolom z cari 1,2 kemudian ikuti ke kanan hingga bertemu
dengan bilangan yang terdapat di bawah kolom angka 5. Bilangan yang
dimaksud adalah 0,3944.
74
Maka luas daerah yang dicari adalah daerah yang di arsir yaitu 0,3944 atau
39,44 %
IV. Rata-rata, varians, dan simpangan baku distribusi normal
Distribusi normal memiliki rata-rata, varians, dan simpangan baku
sebagai berikut.
a. Rata-rata;
πœ‡ =
βˆ‘ 𝑋
𝑛
b. Varians;
𝜎2
=
βˆ‘(𝑋 βˆ’ πœ‡)2
𝑛
c. Simpangan baku;
𝜎 = √
βˆ‘(𝑋 βˆ’ πœ‡)2
𝑛
75
KESIMPULAN
Distribusi normal merupakan salah satu distribusi teoritis dan variabel
random kontinu. Dimana kurvanya merupakan kurva normal. Keluarga distribusi
normal memiliki jumlah yang banyak sekali, akibat pengaruh rata-rata simpangan
baku. Akan tetapi, untuk mencari probabilitas suatu interval dari variabel random
kontinu dapat dipermudah dengan menggunakan bantuan distribsui normal standar.
Menghitung luas daerah kurva normal dapat menggunakan Tabel Kurva Normal
Baku.
76
BAB VIII
UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS
A. UJI NORMALITAS
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang
didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik
parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk
mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan
distribusi teoritik tertentu. Dalam kasus ini, distribusi normal. Dengan kata lain,
apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ada banyak cara untuk menguji normalitas, antara lain:
a. Uji normalitas Chi Square (Chi kuadrat)
Uji chi-kuadrat atau Chi square digunakan jika ukuran sampel 30 data atau lebih
(n β‰₯ 30). Metode Chi-Square atau uji goodness of fit distribution normal ini
menggunakan pendekatan penjumlahan penyimpangan data observasi tiap kelas
dengan nilai yang diharapkan. Uji normalitas data dengan teknik chi-kuadrat
digunakan untuk menguji normalitas data yang disajikan secara kelompok.
Rumus :
𝑋2
= βˆ‘
(𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖 )2
𝐸𝑖
Keterangan :
𝑋2
= π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘₯2
Oi = Nilai observasi
Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal
dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)
N = Banyaknya angka pada data (total frekuensi)
Persyaratan Metode Chi Square (Uji Goodness of fit Distribusi Normal)
a. Data tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi.
b. Cocok untuk data dengan banyaknya angka besar ( n > 30 )
c. Setiap sel harus terisi, yang kurang dari 5 digabungkan.
Signifikansi:
77
Signifikansi uji, nilai X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel (Chi-Square).
Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak.
Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka maka Ho ditolak ; Ha diterima.
Contoh :
Diambil Data Nilai Ujian Matematika siswa kelas X SMA N 1 Bayung Lencir
Skor Frekuensi
27-33
34-40
41-47
48-54
55-61
62-68
69-75
1
9
13
15
13
11
2
Jumlah 64
Selidikilah dengan 𝛼= 5%, apakah data tersebut di atas berdistribusi normal ?
(Mean = 51,77; Standar deviasi = 10,14)
Jawab :
Langkah-langkah untuk menguji normalitas dengann Chi Square:
1. Hipotesis :
Ho : Populasi nilai ujian matematika siswa berdistribusi normal
H1 : Populasi nilai ujian matematika siswa tidak berdistribusi normal
2. Nilai 𝛼
Nilai 𝛼 = level signifikansi = 5% = 0,05
3. Rumus Statistik Penguji
𝑋2 = βˆ‘
(𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
Kelas Interval
Batas
Kelas
Z batas
kelas
Luas Z
Tabel
Ei Oi
(𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
27-33 26,5 -2,49 0,4936 1,89 1 0,41
34-40 33,5 -1,80 0,4641 6,25 9 1,21
41-47 40,5 -1,11 0,3665 13,04 13 0,00012
48-54 47,5 -0,42 0,1628 7,23 15 0,29
55-61 54,5 0,27 0,1064 14,41 13 0,14
78
62-66 61,5 0,96 0,3315 7,62 11 1,5
69-75 68,5 1,65 0,4505 2,55 2 0,12
75,5 2,34 0,4904
Jumlah 64 3,67
4. Derajat Bebas
Df = ( k =panjang kelas) – 3 ) = ( 7 – 3 ) = 4
5. Nilai Tabel
Nilai tabel X2 ; Ξ± = 0,05 ; df = 4 ; = 9,49. Tabel X2 (Chi-Square) pada
lampiran.
6. Menentukan daerah penolakan
Menggunakan Rumus :
Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak.
Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka maka Ho ditolak ; Ha diterima.
Maka :
|3,67 | < |9,49| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak
7. Kesimpulan
Populasi nilai ujian matematika siswa berdistribusi normal
b. Uji Liliefors
Uji Normalitas dengan uji liliefors apabila data masih disajikan secara
individu, maka uji normalitas data sebaiknya dilakukan dengan Uji Liliefors,
karena uji Liliefors jauh lebih teliti dibandingkan dengan Uji Chi-Kuadrat.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam table
distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung
luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal.
Rumus:
𝑍𝑖 =
𝑋𝑖 βˆ’ 𝑋̅
𝑠
keterangan :
Xi = data / nilai
X = rata- rata (mean)
s = standar deviasi
79
Hipotesis dari uji Liliefors:
ο‚· Ho : Sampel berdistribusi normal
ο‚· Hi : Sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria:
ο‚· Jika Lhitung, < L tabel maka terima Ho dan tolak Hi
ο‚· Jika Lhitung, > L tabel maka tolak Ho dan terima Hi
c. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
Metode Kolmogorov-Smirnov tidak jauh beda dengan metode Lilliefors.
Langkah-langkah penyelesaian dan penggunaan rumus sama, namun pada
signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode Kolmogorov-Smirnov
menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov, sedangkan metode
Lilliefors menggunakan tabel pembanding metode Lilliefors.
No Xi
𝑍𝑖 =
𝑋𝑖 βˆ’ 𝑋̅
𝑠
𝐹𝑇 Fs | 𝐹𝑇 βˆ’ 𝐹𝑠|
1
2
3
4
dst
Keterangan :
Xi = Angka pada data
Z = Transformasi dari angka ke notasi
pada distribusi normal
𝐹𝑇 = Probabilitas kumulatif normal
𝐹𝑇 = Probabilitas kumulatif empiris
Persyaratan:
a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)
80
b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi
c. Dapat untuk n besar maupun n kecil.
Signifikansi:
Signifikansi uji, nilai |𝐹𝑇 – Fs| terbesar dibandingkan dengan nilai tabel
Kolmogorov Smirnov. Jika nilai |𝐹𝑇 – Fs| terbesar < nilai tabel Kolmogorov
Smirnov, maka Ho diterima ; Ha ditolak. Jika nilai |𝐹𝑇 – Fs| terbesar > nilai
tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; Ha diterima. Tabel Kolmogorov
Smirnov pada lampiran 5, Harga Quantil Statistik Kolmogorov Distribusi
Normal.
Contoh :
Suatu penelitian tentang berat badan mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kebugaran fisik/jasmani dengan sampel sebanyak 27 orang diambil secara
random, didapatkan data sebagai berikut :
78, 78, 95, 90, 78, 80, 82, 77, 72, 84, 68, 67, 87, 78, 77, 88, 97, 89, 97, 98, 70,
72, 70, 69, 67, 90, 97 .
Selidikilah dengan Ξ± = 5%, apakah data tersebut di atas diambil dari populasi
yang berdistribusi normal ?
Penyelesaian:
a. Hipotesis
Ho : Populasi berat badan mahasiswa berdistribusi normal
H1 : Populasi berat badan mahasiswa tidak berdistribusi normal
b. Nilai Ξ±
Nilai Ξ± = level signifikansi = 5% = 0,05
c. Statistik Penguji
No 𝑋𝑖
𝑍𝑖 =
𝑋𝑖 βˆ’ 𝑋̅
𝑠
𝐹𝑇 Fs | 𝐹𝑇 βˆ’ 𝐹𝑠|
1 67 -1,3902
0,0823 0,0741 0,0082
2 67 -1,3902
3 68 -1,2929 0,0985 0,1111 0,0126
4 69 -1,1957 0,1151 0,1481 0,0330
5 70 -1,0985 0,1357 0,2222 0,0865
81
6 70 -1,0985
7 72 -0,904
0,1841 0,2963 0,1122
8 72 -0,904
9 77 -0,4178
0,3372 0,3704 0,0332
10 77 -0,4178
11 78 -0,3205
0,3745 0,5185 0,1440
12 78 -0,3205
13 78 -0,3205
14 78 -0,3205
15 80 -0,1261 0,4483 0,5556 0,1073
16 82 0,06843 0,5279 0,5926 0,0647
17 84 0,26291 0,6025 0,6025 0,0271
18 87 0,55463 0,7088 0,7088 0,0421
19 88 0,65188 0,7422 0,7422 0,0385
20 89 0,74912 0,7734 0,7734 0,0327
21 90 0,84636
0,8023 0,8148 0,0125
22 90 0,84636
23 95 1,33256 0,9082 0,5190 0,3892
24 97 1,52704
0,9370 0,9630 0,026025 97 1,52704
26 97 1,52704
27 98 1,62429 0,7474 1,0000 0,2526
Nilai | 𝐹 𝑇 βˆ’ 𝐹𝑠| tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,1440
d. Derajat Bebas
Df tidak diperlukan.
e. Nilai Tabel
Nilai Kuantil Penguji Kolmogorov, Ξ±= 0,05 ; N = 27 ; yaitu 0,254. Tabel
Kolmogorov Smirnov pada lampiran.
f. Daerah Penolakan
Menggunakan rumus
| 0,1440 | < | 0,2540| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak
g. Kesimpulan
Populasi tinggi badan mahasiswa berdistribusi normal dengan Ξ± = 0,05.
82
B. UJI HOMOGENITAS
Uji homogenitas merupakan uji perbedan antara dua atau lebih populasi.
Semua karakteristik populasi dapat bervariasi antara satu populasi dengan yang
lain. Dua di antaranya adalah mean dan varian (selain itu masih ada bentuk
distribusi, median, modus, range, dll).
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang
diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Populasi-
populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang
homogen, sedangkan populasi-populasi dengan varians yang tidak sama besar
dinamakan populasi dengan varians yang heterogen.
Menguji Homogenitas Varians Populasi
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B berikut ini:
No
Nilai
KelasA KelasB
1 5 5
2 6 5
3 9 9
4 8 6
5 10 10
6 9 6
7 8 9
8 9 9
9 9 9
10 10 10
11 10 10
12 8 8
13 10 10
14 6 2
15 7 6
16 9 10
17 9 9
18 8 10
19 9 9
20 10 10
21 9 10
22 10 10
23 9 10
24 7 6
25 8 10
26 9 10
27 10 9
28 5 3
29 8 8
30 9 9
31 10 10
32 7 6
33 6 4
34 8 3
35 8 8
83
Untuk melakukan uji homogenitas data tersebut.Ada dua macam uji
homogenitas untuk menguji kehomogenan dua atau lebih variansi yaitu :
1. Uji Bartlett
Uji ini digunakan untuk menguji ukuran dengan cuplikan yang sama
maupun tidak sama (n yang sama maupun n yang berbeda) untuk tiap
kelompok.
Untuk menguji kesamaan beberapa buah rata-rata, dimisalkan populasinya
mempunyai varians yang homogen, yaitu 𝜎1
2
= 𝜎2
2
= β‹― = πœŽπ‘˜
2
. Demikian
untuk menguji kesamaan dua rata-rata, telah dimisalkan 𝜎1
2
= 𝜎2
2
, akan
diuraikan perluasannya yaitu untuk menguji kesamaan k buah (kβ‰₯2) buah
populasi berdistribusi independen dan normal masing-masing dengan
varians 𝜎1
2
, 𝜎1
2
,… , πœŽπ‘˜
2
. Akan diuji hipotesis :
{
H0 ∢ 𝜎1
2
= 𝜎2
2
= β‹― = πœŽπ‘˜
2
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Berdasarkan sampel-sampel acak yang masing-masing diambil dari setiap
populasi.Metode yang akan digunakan untuk melakukan pengujian ini
adalah dengan uji Bartlett. Kita misalkan masing-masing sampel
berukuran n1 ,n1 , …, nπ‘˜ dengan data Y𝑖𝑗 (𝑖 = 1,2, …, π‘˜π‘‘π‘Žπ‘›π‘— = 1,2, … , nπ‘˜ )
dan hasil pengamatan telah disusun dalam daftar :
selanjutnya, dari sampel-sampel itu akan kita hitung variansnya masing-
masing adalah 𝑠1
2
= 𝑠2
2
= β‹― = 𝑠 π‘˜
2
.
Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan untuk uji
Bartlett lebih baik disusun dalam sebuah daftar seperti :
Sampel
ke
dk 1
π‘‘π‘˜
𝑠1
2
Log 𝑠1
2
(dk) log 𝑠1
2
DARI POPULASI KE
1 2 … k
Data hasil
pengamatan
Y11 Y21 …. Y π‘˜1
Y12 Y22 …. Y π‘˜2
… … …
Y1𝑛1
Y2𝑛2
…. Y π‘˜π‘› π‘˜
84
1
2
.
.
.
k
n1 βˆ’ 1
𝑛2 βˆ’ 1
.
.
nπ‘˜ βˆ’ 1
1
(n1
βˆ’ 1)
1
(n2
βˆ’ 1
1
(n π‘˜
βˆ’ 1)
𝑠1
2
𝑠2
2
.
.
.
𝑠 π‘˜
2
Log 𝑠1
2
Log 𝑠2
2
.
.
Log 𝑠 π‘˜
2
(n1
βˆ’ 1)Log 𝑠1
2
(n2
βˆ’ 1)Log 𝑠 π‘˜
2
.
.
.
(n π‘˜
βˆ’ 1)Log 𝑠 π‘˜
2
jumlah βˆ‘ nπ‘˜ βˆ’ 1 βˆ‘
1
(n π‘˜
βˆ’ 1)
… … βˆ‘(n π‘˜
βˆ’ 1)Log 𝑠 π‘˜
2
Dari daftar ini kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni :
𝑠2
=
(βˆ‘( 𝑛1 βˆ’ 1) 𝑠𝑖
2)
βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)
Harga satuan B dengan rumus :
𝐡 = (log 𝑠2
) βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)
Untuk uji Bartlet digunakan statistik chi-kuadrat.
π‘₯2
= (ln10){𝐡 βˆ’ βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)log 𝑠𝑖
2
}
Dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Dengan taraf nyata Ξ±, kita tolak hipotesis 𝐻0 jika π‘₯2
β‰₯ π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1)
2
,
dimana π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1)
2
didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan
peluang (1-Ξ±) dan dk = ( k-1).
Jika harga π‘₯2
yang dihitung dengan rumus di atas ada di atas harga π‘₯2
dari
daftar dan cukup dekat kepada harga tersebut, biasanya dilakukan koreksi
terhadap rumus dengan menggunakan faktor koreksi K sebagai berikut :
𝐾 = 1 +
1
3(π‘˜ βˆ’ 1)
{βˆ‘ (
1
𝑛𝑖 βˆ’ 1
) βˆ’
1
βˆ‘ 𝑛𝑖 βˆ’ 1
π‘˜
𝑖=1
}
85
Dengan faktor koreksi ini, statistik π‘₯2
yang dipakai sekarang ialah :
π‘₯ 𝐾
2
= (
1
𝐾
)π‘₯2
Dengan π‘₯2
di ruas kanan dihitung dengan rumus . dalam hal ini, hipotesis
𝐻0 ditolak jika π‘₯ 𝐾
2
β‰₯ π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1)
2
Prosedur pengujian hipotesis :
1) Menentukan formulasi hipotesis
{
H0 ∢ 𝜎1
2
= 𝜎2
2
= β‹― = πœŽπ‘˜
2
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
2) Menentukan taraf nyata (Ξ±) dan π‘₯2
π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
π‘₯2
π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ dimana π‘₯2
π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1)
2
didapat dari daftar distribusi
chi-kuadrat dengan peluang (1-Ξ±) dan dk = ( k-1).
3) Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima jika π‘₯2
< π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1)
2
Ho ditolak jika π‘₯2
β‰₯ π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1)
2
4) Menentukan uji statistik
π‘₯2
= (ln10){𝐡 βˆ’ βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)log 𝑠𝑖
2
}
5) Menarik kesimpulan
Contoh soal :
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas.
Dengan rumus varians 𝑠𝑖
2
=
βˆ‘ π‘₯ 𝑖
2
n π‘–βˆ’1
βˆ’
(βˆ‘ π‘₯ 𝑖)2
𝑛𝑖(n π‘–βˆ’1)
Dari data diperoleh :
𝑠1
2
=2,114286
𝑠2
2
=5,878992
86
1. H0 ∢ 𝜎1
2
= 𝜎2
2
(homogen)
H1 ∢ 𝜎1
2
β‰  𝜎2
2
(tidak homogen)
2. Taraf nyata (Ξ±=5%) dan π‘₯2
tabel
π‘₯2
tabel= π‘₯2(1 βˆ’ 𝛼)( π‘˜ βˆ’ 1)
= π‘₯2(1βˆ’ 0,05)(1)
= π‘₯2(0,95)(1)
= 3,81
3. Kriteria pengujian
H0 diterima, jika π‘₯2
hitung<π‘₯2
tabel
H0 ditolak, jika π‘₯2
hitungβ‰₯ π‘₯2
tabel
4. Menentukan uji statistik
Uji statistik :
a. Varians gabungan dari semua sampel
𝑠2
=
βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) 𝑠𝑖
2
βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)
=
34(2,114286) + 34(5,878992)
34 + 34
=
71,88571 + 199,8857
68
=
271,7715
68
=3,996639
b. Harga satuan B
Log 𝑠2
= log3,996639
=0,601695
𝐁 = (Log s2)βˆ‘(
2
i=1
ni βˆ’ 1) = 40,91525
c. Harga X2
π‘₯2
β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = (ln10) {𝐡 βˆ’ βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) log 𝑠𝑖
2
}
= 2,3026(40,91525 βˆ’ 37,21186)
87
= 2,3026(3,703388) = 8,527437
d. Kesimpulan
Karena π‘₯2
β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 8,527437 β‰₯ 3,81 = π‘₯2
tabel maka H0 ditolak.
Jadi data tidak berasal dari populasi yang homogen dalam taraf nyata
0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga
kedua sampel tersebut tidak homogen.
2. Uji Harley Pearson
Uji ini digunakan untuk menguji ukuran dengan cuplikan yang sama (n
yang sama ) untuk tiap kelompok, misalkan kita mempunyai dua populasi
normal dengan varians 𝜎1
2
dan 𝜎2
2
, akan diuji mengenai uji dua pihak untuk
pasangan hipotesis nol H0 dan tandingannya H1 :
{
H0 ∢ 𝜎1
2
= 𝜎2
2
H1 : 𝜎1
2
β‰  𝜎
Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara independen diambil
dari populasi tersebut. Jika sampel dari populasi kesatu berukuran
n1 dengan varians 𝑠1
2
dan sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan
varians 𝑠2
2
maka untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik
F =
𝑠1
2
𝑠2
2
Kriteria pengujian adalah : diterima hipotesis H0 jika
F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)< F <F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
untuk taraf nyata Ξ±, dimana F 𝛽(π‘š,𝑛) didapat dari daftar distribusi F dengan
peluang Ξ², dk pembilang = m dan dk penyebut = n.
dalam hal lainnya H0 ditolak.
Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis H0 adalah
88
F=
Varians terbesar
Varians terkecil
Prosedur pengujian hipotesis :
1) Menentukan formulasi hipotesis
{
H0 ∢ 𝜎1
2
= 𝜎2
2
H1 : 𝜎1
2
β‰  𝜎
2) Menentukan taraf nyata (Ξ±) dan F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ditentukan dengan Ξ±, derajat bebas pembilang (n1 βˆ’ 1), dan
derajat penyebut (n2 βˆ’ 1) dengan rumus F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
3) Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)< F <F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
Ho ditolak jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)≀ F = F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
atau
F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)β‰₯ F = F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
4) Menentukan uji statistik
F =
𝑠1
2
𝑠2
2
F=
Varians terbesar
Varians terkecil
5) Menarik kesimpulan
Contoh soal :
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas.
1. Hipotesis
(homogen)
H0 ∢ 𝜎1
2
= 𝜎2
2
H1
∢ 𝜎1
2
β‰  𝜎2
2
(tidak homogen)
89
2. Menentukan taraf nyata (Ξ±) dan F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ditentukan dengan Ξ± = 5%, derajat bebas pembilang (n1 βˆ’
1) = 34, dan derajat penyebut (n2 βˆ’ 1) = 34 dengan rumus F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ =
F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
= F0,05(34,34) = 1,77
3. Kriteria pengujian:
Ho diterima jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)< F <F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
Ho ditolak jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)≀ F = F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
atau
F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)β‰₯ F = F1
2
𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1)
4. Uji statistik
F =
𝑠1
2
𝑠2
2
=
5,878992
2,114268
= 2,780604
5. Kesimpulan
Karena πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 2,780604 β‰₯ 1,77 = πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka H0 ditolak. Jadi
data tidak berasal dari populasi yang homogendalam taraf nyata
0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga
kedua sampel tersebut tidak homogen.
90
BAB IX
UJI HIPOTESIS
A. PENGERTIAN HIPOTESIS STATISTIK
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo
berarti lemah, kurang atau di bawah, dan thesis berarti teori, proposisi, atau
pernyataan yang sajikan dengan bukti. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar
pembuatan keputusan/pemecahan masalah atau untuk dasar penelitian lebih
lanjut.
Hipotesis juga merupakan suatu pernyataan atau dugaan yang masih
lemah kebenarannya sehingga masih harus diuji terlebih dahulu
menggunakan teknik tertentu. Suatu hipotesis bisa juga salah, untuk itu harus
diuji terlebih dahulu menggunakan data-data observasi. Suatu hipotesis
dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan
umum, ataupun kesimpulan yang masih sangat sementara.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan
populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Atau
dengan kata lain, jika suatu pernyataan dibuat untuk menjelaskan nilai
parameter populasi, maka hal pernyataan ini juga disebut hipotesis statistik.
B. Konsephipotesis
Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan
hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau
lebih. Selanjutnya menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah
asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan halitu
yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan nya. Atas dasar dua definisi
91
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1)
yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan
menggunakan teori-teori yang ada hubungan nya (relevan) dengan masalah
penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata
dilapangan. Hipotesisa lternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat
positif. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau
perbedaan antara parameter dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan
dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan
pasti nilai parameter.
C. PERUMUSAN HIPOTESIS
Suatu rumusan dari sebuah hipotesis digunakan sebagai petunjuk arah dalam
rancangan penelitian, teknik pengumpulan, dan analisis data serta
penyimpulan. Rumusan hipotesis sebenarnya sudah dapat dibaca dari uraian
masalah, tujuan penelitian, kajian teoritik, dan kerangka pikir sehingga
rumusannya harus sejalan.
Rumusan hipotesis mempunyai ciri-ciri umum, yaitu sebagai berikut:
1. Kalimat dari rumusan hipotesis dinyatakan sebagai kalimat pernyataan
(deklaratif).
2. Rumusan hipotesis melibatkan minimal dua variabel penelitian.
3. Rumusan hipotesis mengandung suatu prediksi.
4. Suatu rumusan hipotesis harus dapat diuji (testable).
D. TIPE-TIPE HIPOTESIS
92
Hipotesis statistik akan diterima jika hasil pengujian membenarkan
pernyataan nya dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataan
nya. Di dalam pengujian hipΓ³tesis, keputusan yang dibuat mengandung
ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga
menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk
probabilitas.
Hipotesis digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu hipotesis nihil dan hipotesis
alternatif.
1. Hipotesis nihil/nol (Ho)
Hipotesis nihil adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih atau tidak adanya perbedaan antara dua
kelompok atau lebih.
2. Hipotesis alternatif (H1)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih atau adanya perbedaan antara dua kelompok
atau lebih.
E. KESALAHAN/KEKELIRUAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Kesimpulan Hipotesis benar Hipotesis salah
Terima
hipotesis
Kekeliruan tipe II ( 𝛽)
(kuasa uji = 1 – 𝛽)
Tolak
hipotesis
Kekeliruan tipe I
(taraf signifikan 𝛼)
Di dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel,
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu:
οƒ˜ Kesalahan tipe I, yaitu suatu kesalahan bila menolak Ho yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan
𝛼.
93
οƒ˜ Kesalahan tipe II, yaitu suatu kesalahan bila menerima Ho yang salah
(seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan ini dinyatakan dengan 𝛽.
Pembuat keputusan berusaha agar kedua tipe kesalahan di atas ditekan
sampai sekecil-kecilnya, hal ini dapat terjadi jika n meningkat.
F. FORMULASI HIPOTESIS
1. Uji Satu Pihak (Kanan)
Contoh: metode pembelajaran kostektual lebih unggul daripada metode
pembelajaran simulasi.
Ho: πœƒ = πœƒo
Ho: πœƒ > πœƒo
2. Uji Satu Pihak (Kiri)
Contoh: dengan metode ceramah pembiayaan media lebih hemat dari
pada metode konstektual.
Ho: πœƒ = πœƒo
Ho: πœƒ < πœƒo
94
3. Uji Dua Pihak
Contoh: salah satu dari metode pembelajaran lebih unggul dari pada
metode pembelajaran yang lain.
Ho: πœƒ = πœƒo
Ho: πœƒ β‰  πœƒo
95
Kesimpulan
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan
populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis
digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. Hipotesis
memiliki formulasi :Uji Satu Pihak (Kanan), Satu Pihak (Kiri), danUji Dua Pihak.
96
BAB X
UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA
Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur yang akan menghasilkan
suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak keputusan itu. Dalam
pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya
keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya
resiko dinyatakan dalam sebuah probabilitas.
I. Pengujian Hipotesis Satu rata-rata Sampel besar (n > 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar (n > 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedurnya sebagai berikut.
1) Formulasi hipotesis
H0 : =
H1 : >
Kriteria pengujian
-H0 diterima jika Z0 ,
-H0 ditolak jika Z0 > ,
H0 : =
H1 : <
Kriteria pengujian
-H0 diterima jika Z0 ,
-H0 ditolak jika Z0 < ,
,
H0 : =
H1 :
Kriteria pengujian
H0 diterima jika Z0 ,
H0 ditolak jika Z0 > atau Z0 < ,
97
2) Penentuan nilai 𝛼 (taraf nyata) dan nilai Z tabel (𝑍 𝛼 )
Menentukan nilai 𝛼 sesuai soal, kemudian nilai 𝑍 𝛼 atau 𝑍 𝛼/2
ditentukan dari tabel.
3) Uji statistik
a. Simpangan baku populasi (𝜎) diketahui:
𝑍0 =
𝑋̅ βˆ’ πœ‡0
𝜎π‘₯Μ…
=
𝑋̅ βˆ’ πœ‡0
𝜎
√ 𝑛
b. Simpangan baku populasi (𝜎) tidak diketahui:
𝑍0 =
π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0
𝑠 π‘₯Μ…
=
π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0
𝑠
√ 𝑛
Keterangan:
s = penduga dari 𝜎 = simpangan baku sampel
πœ‡0 = nilai πœ‡ sesuai dengan H0
4) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai dengan
kriteria pengujiannya)
Contoh :
Menurut pendapat salah satu pinpinan perusahaan buku Statistika, rata-rata
penerimaan per hari sebesar Rp 7.000, dengan alternatif lebih besar dari
itu. Diketahui simpangan baku dari penerimaan sebesar Rp 1.600. untuk
menguji pendapatnya, dilakukan penyelidikan terhadap 256 orang penjual
buku ke mahasiswa yang dipilih secara acak, ternyata diketahui rata-rata
98
penerimaan mereka sebesar Rp 7.100. dengan menggunakan 𝛼 = 5%,
ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian
1.) Formulasi hipotesis
𝐻0 ∢ πœ‡ = 7000
𝐻 π‘Ž ∢ πœ‡ > 7000
Kriteria pengujian
ο‚· H0 diterima jika Z0 𝑍 𝛼 ,
ο‚· H0 ditolak jika Z0 > 𝑍 𝛼
2.) Taraf Signifikansi
𝛼 = 5%, 𝑍 π‘Ž = 1,64 (dari tabel normal)
3.) Uji Statistik
𝑍0 =
π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0
𝜎
√ 𝑛
=
7100βˆ’7000
1600
√256
= 1
4.) Berdasarkan kriteria, H0 diterima jika Z0 𝑍 𝛼 .
Karena 1 ≀ 1,64 maka Ho diterima
Artinya memang benar rata-rata penerimaan mereka sebesar Rp
7.100. dengan menggunakan 𝛼 = 5%
II. Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata Sampel kecil (n 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n 30),
uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedurnya sebagai berikut.
99
1) Formulasi hipotesis
i. H0 : πœ‡ = πœ‡0
H1 : πœ‡ > πœ‡0
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika t0 ≀ 𝑑 𝛼 ,
H0 ditolak jika t0 > 𝑑 𝛼 ,
ii. H0 : πœ‡ = πœ‡0
H1 : πœ‡ < πœ‡0
Kriteria pengujian:
a) H0 diterima jika t0 βˆ’π‘‘ 𝛼 ,
b) H0 ditolak jika t0 < βˆ’π‘‘ 𝛼 ,
2) Penentuan nilai 𝛼 (taraf nyata) dan nilai t-tabel
Menentukan nilai 𝛼 sesuai soal, kemudian menentukan derajat
bebas,
yaitu db = n – 1, lalu menentukan nilai 𝑑 𝛼;π‘›βˆ’1 atau 𝑑 𝛼/2;π‘›βˆ’1 dari
tabel.
,
3) Uji statistik
a. Simpangan baku populasi (𝜎) diketahui:
𝑑0 =
𝑋̅ βˆ’ πœ‡0
𝜎π‘₯Μ…
=
𝑋̅ βˆ’ πœ‡0
𝜎
√ 𝑛
b. Simpangan baku populasi (𝜎) tidak diketahui:
H0 : =
H1 :
Kriteria pengujian
H0 diterima jika βˆ’π‘‘ π‘Ž/2 ≀ 𝑑0 ≀ 𝑑 π‘Ž/2
H0 ditolak jika 𝑑0 > 𝑑 π‘Ž/2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑0 < βˆ’π‘‘ π‘Ž/2
100
𝑑0 =
𝑋̅ βˆ’ πœ‡0
𝑠 π‘₯Μ…
=
𝑋̅ βˆ’ πœ‡0
𝑠
√ 𝑛
4) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai
dengan kriteria pengujiannya).
Contoh
Menurut salah satu seorang guru yayasan Bina Ria, pengeluaran per
hari siswa-siswi sekolah tersebut yaitu sebesar Rp1.740 dengan
alternatifnya tidak sama dengan itu. Untuk menguji pendapat guru
tersebut, dilakukan wawancara terhadap 25 orang siswa yayasan yang
dipilih secara acak sebagai sampel, dan ternyata rata-rata pengeluaran
per hari adalah Rp1.800 dengan simpangan bakunya sebesar Rp100.
Dengan menggunakan 𝛼 = 0,05(βˆ’5%), ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian
𝑛 = 25, 𝑋̅ = 1800, 𝑠 = 100, πœ‡0
= 1740
Formulasi hipotesis
𝐻0 ∢ πœ‡ = 1740
𝐻0 ∢ πœ‡ β‰  1740
𝑑0 =
π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0
𝑠
√ 𝑛⁄
=
1800βˆ’1740
100
√25
⁄
= 3
𝛼 = 0,05
derajat kebebasan = 𝑛 βˆ’ 1 = 25 βˆ’ 1 = 24
𝑑 𝛼
2(π‘›βˆ’1)⁄ = 𝑑0,025(24) = 2,0639
101
βˆ’π‘‘ 𝛼
2⁄ = βˆ’2,0639
Karena 𝑑0 > 𝑑 𝛼
2⁄ = 3 > βˆ’2,0639, maka 𝐻0 ditolak.
Berarti,rata-rata pengeluaran perhari siswa-siswa sekolah dasar
tersebut tidak sama dengan Rp.1.740.
102
BAB XI
UJI HIPOTESIS DUA RATA-RATA
A. PengertianUji Hipotesis Dua Rata-Rata
Uji hipotesis dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan (kesamaan) antara dua buah data. Salah satu teknik analisis statistic
untuk menguji kesamaan dua rata-rata inii adalah uji t (t test) karena rumus yang
digunakan disebut rumus t. Rumus t sendiri banyak ragamnya dan pemakaiannya
disesuaikan dengan karakteristik kedua data yang akan dibedakan.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan yaitu ;
a. Data masing-masing berdistribusi normal
b. Data dipilih secara acak
c. Data masing-masing homogen
B. Pengujian Hipotesis Dua Rata-Rata
a. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
𝐻0: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 = 0 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’π»0: πœ‡1 = πœ‡2 ( π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž)
𝐻 π‘Ž: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 > 0 ( π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘›, πœ‡1 > πœ‡2)
𝐻 π‘Ž: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 < 0 ( π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘›, πœ‡1 < πœ‡2)
𝐻 π‘Ž: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 β‰  0 (πœ‡1 π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› πœ‡2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ πœ‡1 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› πœ‡2 )
b. Langkah –langkah untuk melakukan uji hipotesis dua rata-rata adalah
sebagai berikut :
1. Uji atau asumsikan bahwa data dipilih secar acak
2. Uji atau asumsikan bahwa data berdistribusi normal
3. Asumsikan bahwa kedua variansnya homogen
4. Tulis Ha dan H0 dlam bentuk kalimat
5. Tulis Ha dan H0 dlam bentuk statistik
6. Cari thitung dengan rumus tertentu
7. Tetapkan taraf signifikansinya (Ξ±)
103
1. Sampel besar (n < 30)
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n<30).uji
statistiknya menggunakan distribusi Z. prosedur pengujian hipotesisnya ialah
sebagai berikut.
1) Formulasi Hipotesis
a. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2
𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2
b. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2
𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2
c. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2
𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2
2) Penentuan nilai dan nilai Z tabel 𝑍 π‘Ž
Mengambil nilai sesuai soal (kebijakan), kemudian menentukan nilai atau
dari 𝑍 π‘Ž π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’π‘ π‘Ž 2⁄ tabel.
3) Kriteria pengujian
Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2
a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 ≀ 𝑍 π‘Ž
b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 > 𝑍 π‘Ž
Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2
a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 β‰₯ βˆ’π‘ π‘Ž
b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 < βˆ’π‘ π‘Ž
Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2
a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄ ≀ 𝑍0 β‰₯ βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄
b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 > βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑍0 < βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄
4) Uji Statistik
a) Jika simpangan baku populasi diketahui:
𝑍0 =
𝑋̅1βˆ’π‘‹2
Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…
𝜎 π‘₯1βˆ’π‘₯2
dengan 𝜎π‘₯1βˆ’π‘₯2
= √
𝜎1
2
𝑛1
+
𝜎2
2
𝑛2
b) Jika simpangan baku populasi tidak diketahui:
𝑍0 =
𝑋̅1βˆ’π‘‹2
Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…
𝑆 π‘₯1βˆ’π‘₯2
dengan 𝑆 π‘₯1βˆ’π‘₯2
= √
𝑆1
2
𝑛1
+
𝑆2
2
𝑛2
104
Dimana apabila 𝜎1 π‘‘π‘Žπ‘› 𝜎2 tidak diketahui, dapat diestimasi dengan :
𝑆 π‘₯1βˆ’π‘₯2
= √
𝑆1
2
𝑛1
+
𝑆2
2
𝑛2
𝑆1
2
==
1
𝑛1 βˆ’ 1
βˆ‘(𝑋𝑖1
Μ…Μ…Μ…Μ… βˆ’ 𝑋1)2
𝑆2
2
==
1
𝑛2 βˆ’ 1
βˆ‘(𝑋𝑖2
Μ…Μ…Μ…Μ… βˆ’ 𝑋2)2
5) Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0.
a). Jika H0 diterima maka H1 ditolak
b). Jika H0 ditolak maka H1 diterima. (Hasan, 2003:151)
2. Sampel Kecil ( n ≀ 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel ( n ≀ 30 ), uji
statisticnya menggunakan distribusi t . Prosedur pengujian hipotesisnya ialah
sebagai berikut :
1. Formulasi Hipotesis
a. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2
𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2
b. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2
𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2
c. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2
𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2
2. Penentuan nilai dan nilai t tabel 𝑑 π‘Ž
Mengambil nilai sesuai soal (kebijakan), kemudian menentukan nilai atau
dari 𝑑 π‘Ž π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑 π‘Ž 2⁄ tabel.
3. Kriteria pengujian
Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2
a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 ≀ 𝑑 π‘Ž
b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 > 𝑑 π‘Ž
105
Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2
a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 β‰₯ βˆ’π‘‘ π‘Ž
b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 < βˆ’π‘‘ π‘Ž
Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2
a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄ ≀ 𝑑0 β‰₯ βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄
b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 > βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑0 < βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄
4. Uji Statistik
a) Untuk pengamatan tidak berpasangan
𝑑0 =
𝑋1 βˆ’ 𝑋2
√
( 𝑛1 βˆ’ 1) 𝑠1
2 + ( 𝑛2 βˆ’ 1) 𝑠2
2
𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2
(
1
𝑛1
+
1
𝑛2
)
b) Untuk pengamatan berpasangan
𝑑0 =
𝑑̅
𝑆𝑑
√ 𝑛
𝑑̅ =
βˆ‘ 𝑑𝑖
𝑛
𝑑𝑖 = π‘ˆ1 βˆ’ 𝑒2
𝑆𝑑 = √
βˆ‘(𝑑𝑖 βˆ’ 𝑑̅)2
𝑛 βˆ’ 1
Keterangan :
𝑑̅ = π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– 𝑑
Sd = simpangan baku dari niai d
n = banyaknya pasangan
𝑑0 π‘šπ‘’π‘šπ‘–π‘™π‘–π‘˜π‘– π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑑𝑏 = 𝑛 βˆ’ 1
5) Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0.
a). Jika H0 diterima maka H1 ditolak
b). Jika H0 ditolak maka H1 diterima.
106
Contoh :
1. Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap produk
mereka, apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang di
produksi dan di pasarkan masih tetap 400 gram atau sudah lebih kecil dari itu.
Dari data sebelumnya di ketahui bahwa simpangan baku bersih per kaleng
sama dengan 125 gram. Dari sample 50 kaleng yang di teliti, di peroleh rata-
rata berat bersih 375 gram. Dapatkah di terima bahwa berat bersih rata-rata
yang di pasarkan tetap 400 gram? Ujilah dengan taraf nyata 5 % !
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 50, X = 375, Οƒ = 125, Β΅o = 400
Jawab :
a. Formulasi hipotesisnya :
Ho : Β΅ = 400
H1 : Β΅ < 400
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
Ξ± = 5% = 0,05
Z0,05 = -1,64 (pengujian sisi kiri)
c. Kriteria pengujian :
107
o Ho di terima jika Zo β‰₯ - 1,64
o Ho di tolak jika Zo < - 1,64
d. Uji Statistik
𝑍0 =
π‘₯Μ… βˆ’ πœ‡0
√ 𝑛
𝑍0 =
375 βˆ’ 400Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…
125
√50
= βˆ’1,41
e. Kesimpulan
Karena Zo = -1,41 β‰₯ - Z0,05 = - 1,64 maka Ho di terima. Jadi, berat bersih rata-rata
susu bubuk merek GOOD MILK per kaleng yang di pasarkan sama dengan 400
gram
2. Sebuah perusahan mengadakan pelatihan teknik pemasaran. Sampel sebanyak
12 orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram. Pada akhir
pelatihan di berikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas pertama
mencapai nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Ujilah hipotesis kedua
metode pelatihan, dengan alternative keduanya tidak sama! Gunakan taraf
nyata 10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri distribusi normal dengan
varians yang sama!
108
Penyelesaian :
Diketahui :
n1 = 12 X1 = 80 s₁ = 4
n2 = 10 X2 = 75 sβ‚‚ = 4,5
Jawab:
a. Formulasi hipotesisnya :
Ho : ¡₁ = Β΅β‚‚
H1 : ¡₁ β‰  Β΅β‚‚
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
Ξ± = 10% = 0,10
𝑑 π‘Ž 2⁄ = 0,05
db = 12 + 10 – 2 = 20
t0,05;20 = 1,725
c. Kriteria pengujian :
o Ho di terima apabila -1,725 ≀ t0 ≀ 1,725
o Ho di tolak apabila t0 > 1,725 atau t0 < -1,725
d. Uji Statistik
109
𝑑0 =
𝑋1 βˆ’ 𝑋2
√
( 𝑛1 βˆ’ 1) 𝑠1
2 + ( 𝑛2 βˆ’ 1) 𝑠2
2
𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2
(
1
𝑛1
+
1
𝑛2
)
𝑑0 =
80 βˆ’ 75
√
(12 βˆ’ 1)42 + (10 βˆ’ 1)4,52
12 + 10 βˆ’ 2
(
1
12
+
1
10
)
= 2,76
e. Kesimpulan
Karena t0 = 2,76 > t0,05;20 = 1,725 maka Ho di tolak. Jadi, kedua metode yang
digunakan dalam pelatihan tidak sama hasilnya.
110
DAFTAR PUSTAKA
Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat.2000.Statistik Pendidikan.Bandung :
Pustaka Setia.
Sudjana.2005.Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Sudaryono.2014.Teori dan Aplikasi dalam Statistik.Yogyakarta: Andi.
Riduwan, MBA. 2007. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta
Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 1992. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Putri, Ratu Ilma Indra. Distribusi Binomial dan Poisson.
http://ilma69.files.wordpress.com/2012/10/distribusi-binomial-dan-poisson-
baru.pdf
http://fathur14klose.blogspot.com/2011/12/makalah-statistika-distribusi-
binomial.html. Diakses pada tanggal 21Oktober2015
Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 1992. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Putri, Ratu Ilma Indra. Uji Hipotesis.
http://ilma69.files.wordpress.com/2012/10/uji_hipotesis-dan-uji-
hipotesis_1_ratarata.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2015.
Marhaendro, Agus Susworo Dwi. Pengujian Hipotesis.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengujian%20Hipotesis.pdf. Diakses
pada tanggal 10 November 2015.
Harlyan, Ledhyane Ika. Uji Hipotesis.
http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/PENGUJIAN-
HIPOTESIS.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2015.
Yassin, Moh. Tabeldistribusifrekuensi.
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar

More Related Content

What's hot

Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Eman Mendrofa
Β 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
Rhandy Prasetyo
Β 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
Az'End Love
Β 
makalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam datamakalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam data
Aisyah Turidho
Β 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
mus_lim
Β 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
Siti_Rita_Anita
Β 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Ir. Zakaria, M.M
Β 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
maudya09
Β 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
Bonz D's
Β 

What's hot (20)

Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
Β 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Β 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
Β 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
Β 
makalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam datamakalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam data
Β 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
Β 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
Β 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
Β 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Β 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
Β 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
Β 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Β 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Β 
PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATAPENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
Β 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
Β 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
Β 
9 pertanyaan
9 pertanyaan9 pertanyaan
9 pertanyaan
Β 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
Β 
Pertemuan 4 (distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (distribusi frekuensi)Pertemuan 4 (distribusi frekuensi)
Pertemuan 4 (distribusi frekuensi)
Β 

Viewers also liked

Makalah statistik new
Makalah statistik newMakalah statistik new
Makalah statistik new
Devandy Enda
Β 
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
zn Yedhi
Β 
Soal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikaSoal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistika
satriyo buaya
Β 
Makalah statistika (analisis teknik penelitian)
Makalah statistika (analisis teknik penelitian)Makalah statistika (analisis teknik penelitian)
Makalah statistika (analisis teknik penelitian)
wilmamamsky
Β 
Makalah penyajian data
Makalah penyajian dataMakalah penyajian data
Makalah penyajian data
Aisyah Turidho
Β 
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak dataMakalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Aisyah Turidho
Β 
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariPeranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Oki Mentari
Β 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
Yusrina Fitriani Ns
Β 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Firman Marine
Β 
Makalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiMakalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasi
Rfebiola
Β 

Viewers also liked (20)

Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Β 
Makalah statistik new
Makalah statistik newMakalah statistik new
Makalah statistik new
Β 
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Β 
Soal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikaSoal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistika
Β 
Makalah statistika (analisis teknik penelitian)
Makalah statistika (analisis teknik penelitian)Makalah statistika (analisis teknik penelitian)
Makalah statistika (analisis teknik penelitian)
Β 
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. RMakalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Β 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
Β 
tugas karya ilmiah tentang peran statistika
tugas karya ilmiah tentang peran statistikatugas karya ilmiah tentang peran statistika
tugas karya ilmiah tentang peran statistika
Β 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
Β 
PowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaPowerPoint Statistika
PowerPoint Statistika
Β 
power point statistik by faisal
power point statistik by faisalpower point statistik by faisal
power point statistik by faisal
Β 
Makalah penyajian data
Makalah penyajian dataMakalah penyajian data
Makalah penyajian data
Β 
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak dataMakalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Β 
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariPeranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Β 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
Β 
Dasar - Dasar Statistik
Dasar  - Dasar StatistikDasar  - Dasar Statistik
Dasar - Dasar Statistik
Β 
Statistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XStatistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas X
Β 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Β 
Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
Β 
Makalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiMakalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasi
Β 

Similar to Makalah Statistika Dasar

Bahasa indo
Bahasa indoBahasa indo
Bahasa indo
dieny zaury
Β 
Tugas statistika dasar
Tugas statistika dasarTugas statistika dasar
Tugas statistika dasar
Nuurwashilaah -
Β 
lutfi salisa s - j1f111030
lutfi salisa s - j1f111030lutfi salisa s - j1f111030
lutfi salisa s - j1f111030
Salisa Setiawati
Β 
Stat pro modul_1
Stat pro modul_1Stat pro modul_1
Stat pro modul_1
wifiq
Β 
Materi statistik 2013 tbi pba.doc
Materi statistik 2013 tbi pba.docMateri statistik 2013 tbi pba.doc
Materi statistik 2013 tbi pba.doc
Shinta Ari Herdiana
Β 
STATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptx
STATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptxSTATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptx
STATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptx
lukman682971
Β 
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
lxionsaga
Β 

Similar to Makalah Statistika Dasar (20)

aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikanaAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
Β 
Bahasa indo
Bahasa indoBahasa indo
Bahasa indo
Β 
STATISTIK PENDIDIKAN P1.pptx
STATISTIK PENDIDIKAN P1.pptxSTATISTIK PENDIDIKAN P1.pptx
STATISTIK PENDIDIKAN P1.pptx
Β 
Statistik Dasar
Statistik Dasar Statistik Dasar
Statistik Dasar
Β 
Pengertian Statistika dan Macam macam Data
Pengertian Statistika dan Macam macam DataPengertian Statistika dan Macam macam Data
Pengertian Statistika dan Macam macam Data
Β 
Tugas statistika dasar
Tugas statistika dasarTugas statistika dasar
Tugas statistika dasar
Β 
MAKALAH TENTANG PROYEK MATEMATIKA
MAKALAH TENTANG PROYEK MATEMATIKAMAKALAH TENTANG PROYEK MATEMATIKA
MAKALAH TENTANG PROYEK MATEMATIKA
Β 
lutfi salisa s - j1f111030
lutfi salisa s - j1f111030lutfi salisa s - j1f111030
lutfi salisa s - j1f111030
Β 
Data dan Penyajian data
Data dan Penyajian dataData dan Penyajian data
Data dan Penyajian data
Β 
tugas1 statistik pendidikan
tugas1 statistik pendidikantugas1 statistik pendidikan
tugas1 statistik pendidikan
Β 
Slide1 statistika
Slide1 statistikaSlide1 statistika
Slide1 statistika
Β 
Stat pro modul_1
Stat pro modul_1Stat pro modul_1
Stat pro modul_1
Β 
1. Pengetahuan Dasar Statistika.pptx
1. Pengetahuan Dasar Statistika.pptx1. Pengetahuan Dasar Statistika.pptx
1. Pengetahuan Dasar Statistika.pptx
Β 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
Β 
Materi statistik 2013 tbi pba.doc
Materi statistik 2013 tbi pba.docMateri statistik 2013 tbi pba.doc
Materi statistik 2013 tbi pba.doc
Β 
Bbm 8
Bbm 8Bbm 8
Bbm 8
Β 
STATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptx
STATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptxSTATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptx
STATISTIK, STATISTIKA, DAN NILAI PELUANG.pptx
Β 
Materi Statistika
Materi Statistika Materi Statistika
Materi Statistika
Β 
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfMODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
Β 
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Β 

More from silvia kuswanti

More from silvia kuswanti (20)

PPT Interaktif Materi Luas Permukaan Kubus
PPT Interaktif Materi Luas Permukaan KubusPPT Interaktif Materi Luas Permukaan Kubus
PPT Interaktif Materi Luas Permukaan Kubus
Β 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Β 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Β 
Uji Hipotesis Satu Rata-rata
Uji Hipotesis Satu Rata-rataUji Hipotesis Satu Rata-rata
Uji Hipotesis Satu Rata-rata
Β 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Β 
Uji Hipitesis
Uji HipitesisUji Hipitesis
Uji Hipitesis
Β 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
Β 
Distribusi Normal
Distribusi NormalDistribusi Normal
Distribusi Normal
Β 
Distribusi Bernouli dan Poisson
Distribusi Bernouli dan PoissonDistribusi Bernouli dan Poisson
Distribusi Bernouli dan Poisson
Β 
Ukuran Keruncingan
Ukuran KeruncinganUkuran Keruncingan
Ukuran Keruncingan
Β 
Distribusi Frekuensi
Distribusi FrekuensiDistribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi
Β 
Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran
Ukuran Pemusatan dan Ukuran PenyebaranUkuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran
Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran
Β 
Penyajian Data
Penyajian DataPenyajian Data
Penyajian Data
Β 
Integral lipat tiga
Integral lipat tigaIntegral lipat tiga
Integral lipat tiga
Β 
FPB dan KPK (Aljabar)
FPB dan KPK (Aljabar)FPB dan KPK (Aljabar)
FPB dan KPK (Aljabar)
Β 
Irisan bidang
Irisan bidangIrisan bidang
Irisan bidang
Β 
Lembar kerja siswa materi luas permukaan kubus
Lembar kerja siswa materi luas permukaan kubusLembar kerja siswa materi luas permukaan kubus
Lembar kerja siswa materi luas permukaan kubus
Β 
RPP tugas peerteaching
RPP tugas peerteachingRPP tugas peerteaching
RPP tugas peerteaching
Β 
Bunga-bunga Langka di Dunia
Bunga-bunga Langka di DuniaBunga-bunga Langka di Dunia
Bunga-bunga Langka di Dunia
Β 
Aplikom_UNSRI_5_Silvia Kuswanti
Aplikom_UNSRI_5_Silvia KuswantiAplikom_UNSRI_5_Silvia Kuswanti
Aplikom_UNSRI_5_Silvia Kuswanti
Β 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
Β 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
Β 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
Β 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
Β 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
Β 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
wawan479953
Β 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
Β 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
Β 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Β 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Β 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Β 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
Β 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
Β 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Β 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Β 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
Β 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Β 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Β 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Β 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Β 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
Β 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
Β 

Makalah Statistika Dasar

  • 1. MAKALAH STATISTIKA DASAR Nama : Dania Yuliani (06081181419001) Silvia Kuswanti (06081181419017) Lia Destiani (06081181419064) PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah- Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si dan Ibu Puji selaku dosen pembimbing mata kuliah statistika dasar yang telah memberikan tugas, sehingga dapat menambah wawasan kami serta dapat memberikanpengetahuan bagi seluruh pembaca. Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari Ibu.Sehingga dikemudian hari dapat kami dapat membuat makalah lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat digunakan dengna baik dan bermanfaat bagi kita semua.Aamiin. Penulis Kelompok 5
  • 3. iii DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................................ i Daftar Isi..................................................................................................................ii ISI BAB 1 Pengertian, Jenis Statistika dan Macam-Macam Data ..........................................5 BAB II Penyajian Data dan Aplikasi pada Data Penelitian .............................................13 BAB III Daftar Distribusi Frekuensi dan Aplikasi pada Data Penelitian .........................23 BAB IV Ukuran Pemusatan................................................................................................34 BAB V Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran ...............................................................58 BAB VI Distribusi Binomial dan Poisson..........................................................................65 BABVII Disrtribusi Normal................................................................................................69 BAB VIII Uji Normalitas dan Homogenitas.........................................................................76 BAB IX Uji Hipotesis.........................................................................................................90 BAB X
  • 4. iv Uji Hipotesis satu Rata-rata..................................................................................96 BAB XI Uji Hipotesis 2 Rata-rata....................................................................................102 PENUTUP Daftar Pustaka......................................................................................................110
  • 5. 5 BAB I STATISTIKA DAN MACAM-MACAM DATA I. Pengertian Statistik dan Statistika A. Pengertian Statistik Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, statistik adalah cara untuk mengolah data dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang teliti dan keputusan-keputusan yang logik dari pengolahan data. Menurut Prof. Dr. H. Agus Irianto, statistik adalah sekumpulan cara maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan (analisis), penarikan kesimpulan, atas data-data yang berbentuk angka dengan menggunakan suatu asumsi-asumsi tertentu. Dari beberapa pengetian para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Statistik adalah data mengenai suatu masalah, yang biasanya disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. B. Pengertian Statistika Menurut Sujana, statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpuam fakta, pengolahan serta penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi dari data- data yang berbentuk angka Menurut Sudrajat, statistika merupakan Ilmu pengetahuan mengenai cara dan aturan dalam hal pengumpulan data, pengolahan, analisa, penarikan keseimpulan, penyajian dan publikasi dari kata-kata yang berbentu angka. Dari beberapa pengetian para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa statistika adalah ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data dan mengambil keputusan berdasarkan hasil kesimpulan.
  • 6. 6 II. Jenis-jenis Statistika A. Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif merupakan statistika yang menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai kejadian suatu peristiwa. B. Statistika Inferensial Statistika inferensial merupakan statistika yang berkaitan dengan analisis data (data dari sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan peramalan atau penaksiran kesimpulan mengenaidata secara keselurahan (populasi). Generalisasi tersebut memiliki sifat tidak pasti karena hanya berdasarkan pada data dari sampel. Oleh sebab itu, dalam statistika induktif harus didasari dengan teori peluang. Data kasar diperoleh dari hasil pengukuran suatu variabel pada sampel yang diambil dari suatu populasi menggunakan teknik pengambilan sampel tertentu. Langkah-langkah kegiatan dtatistika untuk menangani data kasar yaitu : 1. Pengumpulan data 2. Pengolahan data 3. Penyajian data dalam bentuk tabel atau grafik 4. Penafsiran sajian data 5. Analisa data 6. Penafsiran dan pengambilan kesimpulan 7. Pemanfaat penafsiran dan kesimpulan untuk penentuan kegiatan penelitian lebih lanjut Dari langkah-langkah diatas, untuk nomor 1, 2, 3, 4, dan 7 disebut statistik deskriptif (tanpa analisis, tanpa pengujian hipotesis, dan hanya melakukan perhitungan-perhitungan saja) Data ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
  • 7. 7 Sedangkan untuk nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 disebut statistik inferensial (dengan analisis, generalisasi, dan pengujian hipotesis III. Data, Populasi, dan Sampel Data adalah himpunan atau informasi lain yang diperoleh dari observasi, pengukuran dan penilaian terhadap suatu objek atau lebih. Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang- orang, benda-benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Contoh: a. Populasi mahasiswa Universitas Sriwijaya b. Populasi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalui cara-cara tertentu yang juga memilki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi IV. Macam-macam Data Dalam melakukan suatu penelitian harus dilandasi dengan penggunaan metode ilmiah. Syarat metode ilmiah adalah: Dasar : Fakta/data yang reliable, valid, dan ternilai, teori yang relevan. Sifat : Universal, obyektif, jujur dan terbuka, logis, kritis, analistis, dinamis dan inovatif. A. Data menurut sifat angka a. Data Diskrit Angka-angka yang tidak memiliki desimal atau pecahan di antara bilangan bulatnya, diperoleh dari menghitung. Tiap objek memiliki satu satuan yang utuh, yang tidak memungkinkan untuk terjadinya secara sebagian. Contoh: Jumlah mahasiswa/i FKIP Matematika Universitas Sriwijaya kampus Indralaya tahun ajaran 2014 sebanyak 39 orang. b. Data Kontinu
  • 8. 8 Kumpulan angka-angka yang masih dimungkinkan memiliki bilangan desimal atau pecahan di antara bilangan bulatnya yang banyaknya tak terhingga, biasanya didapatkan dari proses pengukuran. Contoh: Mahasiswa FKIP Matematika Indralaya memiliki tinggi badan rata-rata 156,5 cm. B. Data menurut sifatnya a. Data Kualitatif Kenyataan yang menunjukkan sifat-sifat objek yang tidak memungkinkan secara langsung dapat diubah menjadi angka, sehingga menggunakan pendekatan dalam bentuk kategori. Contoh: lukisan indah, pemandangan bagus, wajah cantik, penataan rapi, kebijaksanaan tepat, perkataannya benar, tariannya indah. b. Data Kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Misalnya : FKIP Unsri Indralaya mempunyai 4 gedung. C. Data menurut sumbernya a. Data Primer : data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan sendiri pengumpulan terhadap obyek. b. Data Sekunder : data yang diperoleh dari olahan data primer c. Data Tersier : data yang diperoleh dari olahan data sekunder. d. Data Kuarter : data yang diperoleh dari data tersier yang telah diolah terlebih dahulu. D. Data menurut cara menyusun angkanya a. Data nominal, yaitu data statistik yang cara menyusunnya didasarkan pada klasifikasi tertentu. Misalnya: Jumlah mahasiswa FKIP Matematika tahun ajaran 2013/2014 menurut tingkat dan jenis kelaminnya. b. Data ordinal/urutan, yaitu data statistik yang cara menyusun angkanya didasarkan pada urutan/ranking. Misalnya: Hasil nilai ujian statistika
  • 9. 9 mahasiswa FKIP Matematika tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan ranking. c. Data interval, yaitu data statistik dimana terdapat jarak yang sama di antara hal-hal yang sedang diteliti E. Data berdasarkan bentuk angkanya a. Data tunggal, yaitu data statistik yang angka-angkanya merupakan satu unit atau satu kesatuan, tidak dikelompokkan. b. Data kelompok, yaitu data statistik tiap unitnya terdiri dari sekelompok angka, 51-55, 56-60, 61-65, dst. F. Data berdasarkan waktu pengumpulannya a. Data seketika, yaitu data statistik yg mencerminkan keadaan pada suatu waktu saja. Contoh : Pada semester gazal 2013/2014. b. Data urutan waktu, yaitu data statistik yg mencerminkan keadaan dari waktu ke waktu secara berurutan. Contoh: Jumlah mahasiswa FKIP Unsri yang lulus dari tahun 2010-2013 V. Sumber Data Statistika a. Data primer Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujia. Sumber data primer, misalnya: 1. Wawancara langsung 2. Wawancara tidak langsung 3. Pengisian kuisione b. Data sekunder
  • 10. 10 Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sumber data sekunder, misalnya : 1. BPS 2. Bank Indonesia 3. Diknas VI. Istilah dalam Statistika a. Obyek Benda hidup atau mati yg diuji unsur-unsur, sifat dan kelakuannya melalui pengamatan, pengukuran dan penilaian guna mendpt info atau nilai-nilai yg berguna mengenai benda tsb b. Variabel Suatu sifat dari obyek atau unsur dari obyek yg dpt diamati atau diukur shg menghasilkan nilai, ukuran atau criteria lainyg dpt bervariasi c. Variate Angka/nilai ukuran/criteria lain yg dicapai suatu variabelpada suatu individu atau unit statistic d. Variasi Adanya perbedaan antar nilai/variate/ukuran dll dari suatu variabel pada populasi atau sampel e. Variabilitas Kemungkinan utk bervariasi dr nilai suatu variable pd suatu populasi atau sample f. Parameter
  • 11. 11 Suatu variabel terukur yg digunakan sbg criteria utk mengevaluasi suatu populasi atau system g. nilai parametrik Suatu nilai dari suatu parameter yg diperoleh dariperhitungan atau data sensus, masih harus di analisis. h. Nilai Statistik Suatu nilai dari suatu parameter yg diperoleh dariperhitungan atau data sensus.
  • 12. 12 KESIMPULAN Statistik merupakan data mengenai suatu masalah, yang biasanya disusun dalam 12tati dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. Sedangkan statistika merupakan ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data dan mengambil keputusan berdasarkan hasil kesimpulan Jenis statitisk terdiri dari 12tatistic deskriptif dan inferensial. Statistika Deskriptif merupakan statistika yang menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai kejadian suatu peristiwa. Sedangkan statistika inferensial merupakan statistika yang berkaitan dengan analisis data (data dari sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan peramalan atau penaksiran kesimpulan mengenaidata secara keselurahan (populasi). Generalisasi tersebut memiliki sifat tidak pasti karena hanya berdasarkan pada data dari sampel. Oleh sebab itu, dalam statistika induktif harus didasari dengan teori peluang. Macam-macam data dibedakan berdasarkan dari data menurut sifat angka, data menurut sifatnya, data menurut sumbernya, data menurut cara menyusun angkanya, data berdasarkan bentuk angkanya, dan data berdasarkan waktu pengumpulannya. Sumber data 12tatistic terbagi menjadi 2, yaitu data primer (langsung) dan data sekunder (tidak langsung).
  • 13. 13 BAB II PENYAJIAN DATA DAN APLIKASINYA A. PENGERTIAN PENYAJIAN DATA Penyajian Data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian data bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penilitian/observasi, data lebih cepat ditangkap dan dimengerti, memudahkan dalam analisis data, membuat proses pengambilan keputusan kesimpulan lebih tepat, cepat dan akurat. Penyajian data dalam sebuah tabel ataupun gambar grafik memiliki maksud tertentu. B. BENTUK PENYAJIAN DATA Secara umum ada beberapa cara penyajian data statistik yang sering digunakan, yaitu tabel, grafik, dan diagram. 1. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori- kategori. Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah pegawaimenurut pendidikan, jumlah penjualan menurut jenis barang dan daerahpenjualan, dll. 1.1. Tabel Biasa Tabel biasa sering digunakan untuk bermacam keperluan baik bidang ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain untuk menginformasikan data dari hasil penelitian. Bentuk table biasa : JUDUL TABEL ………………………………………… JUDUL KOLOM JUDUL BARIS Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sel-sel Sumber :……………………… Catatan :……………………… Keterangan :
  • 14. 14 a. Judul Tabel ditulis di atas simetris sumbu y dengan huruf capital tanpa penggalan kata secara singkat dan jelas tentang apa, macam atau klasifikasi, dimana, kapan dan apabila ada cantumkan satuan atau unit data yang digunakan. b. Judul kolom ditulis singkat, jelas, dan diupayakan jangan memutus (memenggal) kata. c. Sel-sel tempat penulisan angka-angka atau data. d. Catatan ditulis di bagian kiri bawah berguna untuk mencatat hal-hal penting dan perlu diberikan. Pada bagian tersebut juga terdapat sumber untuk menjelaskan dari mana data tersebut dikutip, kalau tidak ada berarti pelopor ikut di dalamnya. e. Selain 4 bagian tersebut juga harus diperhatikan yaitu nama sebaiknya disusun sesuai abjad, waktu secara berurutan (kronologis), menempaatkan data kategori disusun secara sistematis. 1.2. Tabel Kontigensi Tabel kontigensi biasanya digunakan khusus data yang terletak antara baris dan kolom berjenis variabel kategori. Bentuk tabel kontigensi : Sumber : www.google.com 1.3.Tabel Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas.Distribusi frekuensi terdiri dari dua yaitu distribusi frekuensi kategori dan distribusi frekuensi numerik. Distribusi frekuensi kategori adalah pengelompokkan data yang disusun berbentuk kata-kata atau
  • 15. 15 pengelompokkan kelas-kelasnya berdasarkan kumulatif. Distribusi numerik adalah pengelompokkan data yang kelas-kelasnya disusun secara interval didasarkan pada angka-angka (kuantitatif). Tabel distribusi frekuensi terdiri atas beberapa bentuk yaitu : a. Distribusi Frekuensi Relatif Distribusi frekuensi relatif ialah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan dalam angka mutlak atau nilai mutlak, tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk angka persentase (%) atau angka relatif. Contoh : b. Distribusi Frekuensi Kumulatif Distribusi frekuensi kumulatif ialah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. 1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari 2. Distribusifrekuensi kumulatif lebih dari c. Distribusi Kumulatif Relatif Distribusi frekuensi kumulatif relatif ialah distribusi frekuensi yang mana nilai frekuensi kemulatif diubah menjadi frekuensi relatif atau persentase. 2. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK GRAFIK Grafik, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data berupaangka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel yang telah dibuat. 2.1.Histogram Histogram ialah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan bentuk beberapa segi empat. Contoh : GRAFIK HISTOGRAM
  • 16. 16 2.2.Poligon Poligon frekuensi ialah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah tiap sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak masing-masing. Contoh : GRAFIK POLIGON 2.3.Ogive Ogive ialah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar atau eksponensial. Contoh : GRAFIK OGIVE Nilai Ujian Matematika Kelas X 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 B C D E F 0 5 10 15 20 25 62 67 72 77 82 87 92 Nilai Ujian MatematikaKelas X SMA N 1 Bayung Lencir frekuensi -
  • 17. 17 SMA N 1 Bayung Lencir 3. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM Diagram ialah gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu data yang akan disajikan. 3.1.Diagram Batang Diagram batang digunakan untuk menyajikan data yang bersifat kategori atau data distribusi. Penyajian data berbentuk diagram batang ini banyak modelnya antara lain : diagram batang satu komponen atau lebih, diagram batang dua arah, diagram batang tiga dimensi, dan lain-lain sesuai dengan variasi atau tergantung keahlian pembuat diagram. Contoh : 3.2.Diagram Garis 0 10 20 30 40 50 60 70 80 60 65 70 75 80 85 90 95 f (kumulatif kurang dari) - f (kumulatif lebih dari) - 0 5 10 15 20 25 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 Diagram Batang Nilai Ujian MTK kelas X SMAN 1 Bayung Lencir Frekuensi
  • 18. 18 Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang serba terus menerus. 3.3.Diagram Lambang Diagram lambang atau simbol ialah suatu diagram yang menggambarkan simbol-simbol dari data sebagai alat visual untuk orang awam. Grafik Nilai Geometri FKIP Matematika Unsri Angkatan 2014 NILAI A  B  C  D  Ket : = Banyaknya 1 orang 3.4.Diagram Lingkaran dan Pastel Diagram lingkaran dan Pastel digunakan untuk penyajian data yang berbentuk kategori dinyatakan dalam persentase. Contoh : 0 5 10 15 20 25 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 Diagram Garis Nilai Ujian MatematikaKelas X SMA N 1 Bayug Lencir Frekuensi
  • 19. 19 Diagram pastel yaitu perubahan wujud dari model diagram lingkaran disajikan dalam bentuk tiga dimensi. Contoh : 3.5.Diagram Peta Diagram peta yaitu diagram yang melukiskan fenomena atau keadaan dihubungkan dengan tempat kejadian. Contoh : DIAGRAM PETA 3% 8% 21% 29% 23% 10% 6% Diagram Lingkaran Nilai ujian Matmatika kelas X SMA N 1 Bayung Lencir 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 3% 8% 21% 29% 23% 10% 6% Diagrampastel Nilai UjianMatematikaKelas X SMA N 1 Bayung Lencir 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
  • 20. 20 3.6.Diagram Pencar (titik) Diagram pencar (titik) ialah diagram yang menunjukkan gugusan titik-titik setelah garis koordinat sebagai penghubung dihapus. Contoh : 3.7.Diagram Campuran Diagram Campuran ialah diagaram yang disajikan dalam bentuk gabungan dari beberapa dimensi dalam satu penyajian data. Contoh :
  • 21. 21
  • 22. 22 KESIMPULAN Penyajian data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian data bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penilitian/observasi, data lebih cepat ditangkap dan dimengerti, memudahkan dalam analisis data, membuat proses pengambilan keputusan kesimpulan lebih tepat, cepat dan akurat. Secara umum ada beberapa cara penyajian data statistic yang sering digunakan yaitu, tabel, grafik, dan diagram. Penyajian data berbentuk tabel terdiri atas : table biasa, table kontigensi, dan table distribusi frekuensi. Penyajian data berbentuk grafik terdiri atas : grafik histogram, polygon, dan ogive. Penyajian data berbentuk diagram terdiri atas : diagram batang, diagram garis, diagram lambang, diagram lingkaran dan pastel, diagram peta, diagram pencar, dan diagram campuran.
  • 23. 23 BAB III DISTRIBUSI FREKUENSI & APLIKASI PADA DATA PENELITIAN 1. PENGERTIAN DAN TUJUAN DISTRIBUSI FREKUENSI 1.1 Pengertian Distribusi Frekuensi Definisi distribusi frekuensi menurut paraahli: - Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval .(Kuswanto,2006) - Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian. (Djarwanto,1982) - Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi adalah suatu tabel yang banyaknya kejadian atau frekuensi (cases) didistribusikan ke dalam kelompok-kelompok (kelas-kelas) yang berbeda. (Budiyuwono,1987) Sehingga bisa disimpulkan bahwa distribusi frekuensi adalah penyusunan data kedalam kelas-kelas tertentu, dimana setiap individu hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja. Dalam suatu penelitian, biasanya juga akan dilakukan pengumpulan data. Salah satu cara untuk mengatur atau menyusun data adalah dengan mengelompokan data-data berdasarkan ciri-ciri penting dari sejumlah data kedalam beberapa kelas dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam setiap kelas. 1.2 Tujuan Distribusi Frekuensi Tujuan distribusi frekuensi, yaitu : ο‚· Memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi. ο‚· Memudahkan dalam menganalisa/menghitung data, membuat tabel, grafik. 2. MACAM-MACAM DISTRIBUSI FREKUENSI 2.1 Ditinjau dari jenisnya
  • 24. 24 a. Distribusi Frekuensi Numerikal Distribusi frekuensi numeric aladalah pengelompokan data berdasarkan angka-angka dan biasanya disajikan dengan grafik histogram.Misalnya data tunggal. b. Distribusi Frtekuensi Kategorikal / Kategoris Distribusi frekuensi kategori adalah pengelompokan data berdasarkan kategori-kategori tertentu, biasanya distribusi frekuensi disajikan dengan grafik batang, lingkaran, dan gambar. Misalnya data berkelompok. 2.2. Ditinjau dari nyatatidaknyafrekuensi a. Distribusi frekuensi absolut Distribusi frekuensi absolute adalah suatu jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Distribusi ini disusun berdasarkan data apa adanya, sehingga tidak menyulitkan peneliti dalam membuat distribusi ini b. Distribusi frekuensi relatif Distribusi frekuensi relative adalah suatu jumlah presentase yang dinyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Dalam hal ini pembuat distribusi terlebih dahulu harus dapat menghitung persentase pada masing-masing kelompok. Distribusi akan memberikan informasi yang lebih jelas tentang posisi masing-masing bagian dalam keseluruhan, karena kita dapat melihat perbandingan antara kelompok yang satudengan kelompok yang lainnya. Walaupun demikian, kita masih belum memperoleh gambaran yang jelas tentang penyebab adanya perbedaan tersebut.. Berikut adalah rumus mencari distribusi frekuensi relatif: frekuensirelatif = π‘“π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘  𝑛 Γ—100 2.3. Ditinjau dari kesatuannya: a. Distribusi frekuensi satuan Distribusi frekuensi satuan adalah frekuensi yang menunjukan berapa banyak data pada kelompok tertentu. b. Distribusi frekuensi kumulatif Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang menunjukan jumlah frekuensi pada sekelompok nilai tertentu mulai dari
  • 25. 25 kelompok sebelumnya sampai kelompok tersebut. Frekuensi kumulatif dibagi menjadi dua, yaitu kurang dari dan lebih dari. 3. BAGIAN-BAGIAN DISTRIBUSI FREKUENSI 1. Class (Kelas) Kelas adalah penggolongan data yang dibatasi dengan nilai terendah dan nilai tertinggi yang masing-masing dinamakan batas kelas. Batas kelas (Class Limit) adalah nilai batas dari pada tiap kelas dalam sebuah distribusi, terbagi menjadi dua, yaitu: a. stated class limit adalah batas-batas kelas yang tertulis dalam distribusi frekuensi, terdiri dari Lower Class Limit (batas bawah kelas) dan upper class limit (batas atas kelas). b. class boundaries (tepikelas) adalah batas kelas yang sebenarnya, terdiri dari lower class boundary (batas bawah kelas yang sebenarnya) dan upper class boundary (batas atas kelas yang sebenarnya). 2. Class interval / panjang kelas merupakan lebar dari sebuah kelas dan dihitung dari perbedaan antara kedua tepi kelasnya. 3. Mid point / class mark / titik tengah merupakan rata-rata hitung dari kedua batas kelas nya atau tepi kelasnya. 4. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN DISTRIBUSI FREKUENSI 1. Urutkan data terlebih dahulu 2. Menentukan Range (Jangkauan) :didapat dari nilai yang terbesar dikurangi nilai yang terkecil. R = Xmax – X min 3. Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan rumus Sturgess. K = 1 + 3,3 logn dimana K = Banyak nya kelas dan n = Jumlah Data. 4. Menentukan Interval Kelas : I = 𝑅 𝐾 5. Menentukan batas kelas :
  • 26. 26 Tbk = Bbk – 0,5 Tak = Bak + 0,5 Panjang interval kelas = Tak – Tbk Keterangan : Tbk = tepi bawah kelas Tak = tepi atas kelas Bbk = batas bawah kelas Bak = batas atas kelas 6. Menentukan titik tengahnya. 7. Memasukkan data kedalam kelas-kelas yang sesuai dengan memakai sistem turus/tally. Menyajikan distribusi frekuensi : isi kolom frekuensi sesuai dengan kolom Tally atau Turus. Contoh : Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah. 138 164 150 132 144 125 149 157 118 124 144 152 148 136 147 140 158 146 128 135 168 165 126 154 138 118 178 163 137 143 135 140 153 135 147 142 173 146 146 150 142 150 135 156 145 145 161 128 155 162 Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut. Untuk menjawab soal diatas, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Range (R). Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau selisih antara data terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :
  • 27. 27 2. Menentukan Jumlah Kelas (k). Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb. Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus : Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya sebagai berikut : Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n Dimana : n = jumlah data yang dimiliki Sehingga, dari contoh diatas diperoleh : 3. Menentukan kelas. Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir.Dari persoalan diatas, dapat dibuat interval – interval kelas sebagai berikut. Range (R) = Data terbesar – data terkecil = 178 – 118 = 60 Dari contoh di atas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelasadalah : 60 : 9 = 6,67 Β» 7 (dibulatkan). k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607 dibulatkan 7 kelas Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57 dibulatkan menjadi 9
  • 28. 28 Kelas I = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka : Kelas II = dimulai dengan 127 Kelas III = dimulai dengan 136 Kelas IV = dimulai dengan 145 Kelas V = dimulai dengan 154 Kelas VI = dimulai dengan 163 Kelas VII = dimulai dengan 172 4. Menghitung Frekuensi Kelas. Frekuensi tiap – tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang sudah dimasukkan kedalam masing – masing kelas.Selanjutnya semua data pengamatan pada masing – masing kelas dihitung dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat table distribusi frekuensi sebagai berikut. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER KELAS GAJI ( DalamRibuan ) TALLY FREKUENSI I II III IV V VI VII 118 – 126 127 – 135 136 – 144 145 – 153 154 – 162 163 - 171 172 - 180 //// //// // //// //// / //// //// //// //// // //// // 5 7 11 14 7 4 2
  • 29. 29 TOTAL 50 Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi terhadap total frekuensi, maka table tersebut dinamakan table frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas dari suatu interval kelassampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut frekuensi kumulatif relatif. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF, FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER KELAS GAJI (Ribuan ) FREKUENSI FREKUENSI KUMULATIF FREKUENSI RELATIF ( % ) FREKUENSI KUMULATIF RELATIF (%) I II III IV V VI VII 118 – 126 127 – 135 136 – 144 145 – 153 154 – 162 163 - 171 172 - 180 5 7 11 14 7 4 2 0 12 23 37 44 48 50 10 14 22 28 14 8 4 0 24 46 74 88 96 100 TOTAL 50 100
  • 30. 30 Contoh : DAFTAR HASIL MID SEMESTER KELAS XII IPA 3 SMAN 1 TANJUNG RAJA NILAI BATAS KELAS FREKUENSI 18-27 17,5 - 27,5 2 28-37 27,5 – 37,5 5 38-47 37,5 – 47,5 7 48-57 47,5 – 57,5 7 58-67 57,5 – 67,5 3 68-77 67,5 – 77,5 7 78-87 77,5 – 87,5 3 34 (sumber :makalah statistic tahun 2014) DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG DARI NILAI Batas Kelas FrekuensiKumulatif≀ PersenKumulatif ≀ πŸπŸ•, πŸ“ 0 0 18-27 ≀ 27,5 2 5,8 28-37 ≀ 37,5 7 20,5 38-47 ≀ 47,5 14 41,1 48-57 ≀ 57,5 21 61,7 58-67 ≀ 67,5 24 70,5 68-77 ≀ 77,5 31 91,1 78-87 ≀ 87,5 34 100
  • 31. 31 Berikut ogif kumulatif kurang dari untuk nilai MID semester Matemtika kelas XII IPA 3 SMA Tanjung Raja yang diambil dari tabel distribusi frekuensi ditambah satu kolom frekuensi menurun dengan menggunakan batas kelas. DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI NILAI Batas Kelas FrekuensiKumulatif≀ PersenKumulatif 18-27 β‰₯ πŸπŸ•, πŸ“ 34 100 28-37 β‰₯27,5 31 91,1 38-47 β‰₯ 37,5 24 70,5 48-57 β‰₯ 47,5 21 61,7 58-67 β‰₯ 57,5 14 41,1 68-77 β‰₯ 67,5 7 20,5 78-87 β‰₯ 77,5 2 5,8 β‰₯ 87,5 0 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5 87,5 OGIF FREKUENSI KUMULATIF ≀ OGIF FREKUENSI KUMULATIF ≀
  • 32. 32 Berikut ogif kumulatif lebih dari untuk nilai MID semester Matemtika kelas XII IPA 3 SMA Tanjung Raja Raja yang diambil dari table distribusi frekuensi ditambah satu kolom frekuensi menurun dengan menggunakan batas kelas. OGIF KUMULATIF 0 5 10 15 20 25 30 35 40 17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5 87,5 OGIF FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI DARI OGIF FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI DARI 0 5 10 15 20 25 30 35 40 17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5 87,5 Ogif kurang dari Ogif lebih dari
  • 33. 33 KESIMPULAN Distribusi Frekuensi adalah penyusunanan data kedalam kelas-kelas tertentu dimana setiap individu hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja. Tujuan distribusi frekuensi, yaitu : memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi, memudahkan dalam menganalisa/menghitung data, membuat tabel, grafik. Adapun macam-macam distribusi frekuensi, dapat ditinjau dari jenisnya, nyata tidaknya frekuensi dan kesatuannya. Dari jenisnya terdapat distribusi frekuensi numerical dan katagorikal, dari nyata tidaknya frekuensi terdapat distribusi frekuensi absolute dan relatif, sedangkan ditinjau dari kesatuannya terdapat distribusi frekuensi satuan dan kumulatif. Bagian-bagian distribusi frekuensi diantaranya terdapat kelas, interval kelas dan titik tengah.
  • 34. 34 BAB IV UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN PENYEBARAN A. Pengertian Ukuran Pemusatan Ukuran pemusatan adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data yang juga mewakili seluruh data. B. Macam – macam Ukuran Pemusatan 1. Untuk Data Tunggal a. Rata-rata Rata- rata dapat dibedakan menjadi rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan rata-rata harmonik. οƒ˜ Rata-rata Hitung Rata-rata hitung dari data tunggal dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dan membaginya dengan banyaknya data. Rata-rata hitung dari data tunggal, dapat dirumuskan : xΜ… = βˆ‘ xi n i=1 βˆ‘fi Keterangan : xΜ… = rata-rata βˆ‘ xi n i=1 = jumlah seluruh data fi = banyaknya data Contoh Tentukan nilai rata-rata mata pelajaran matematika bimbingan belajar kelas spesial yang terdiri dari 10 siswa dengan nilai 65, 73, 85, 70, 75, 90, 93, 80, 65, 73 Jawab: XΜ… = βˆ‘ xi n i=1 βˆ‘ fi
  • 35. 35 = 65+65+70+73+73+75+80+85+90βˆ“93 10 = 769 10 = 76,9 Jadi nilai rata-rata mata pelajaran matematika bimbingan belajar kelas spesial yang terdiri dari 10 siswa adalah 76,9 οƒ˜ Rata-rata Ukur Untuk data tunggal, rata-rata ukur disimbolkan dengan G dirumuskan dengan: G = √( π‘₯1 )( π‘₯2) … (π‘₯ 𝑛)𝑛 G = rataan ukur atau n = banyaknya data Log(G) = βˆ‘ log(xi) n xi = data ke-i Contoh Hitunglah rata-rata ukur dari data 2, 4, 8 Jawab: G = √(2)(4)(8)3 Log(G) = log(2)+log(4)+log(8) 3 G = √64 3 atau Log(G) = log(2)+log(22)+log(23) 3 G = 4 Log(G) = log(4) G = 4 Jadi rata-rata nilai ukur yang didapatkan adalah 4 οƒ˜ Rata-rata Harmonis Untuk data tunggal, rata-rata harmonis disimbolkan dengan G dirumuskan dengan:
  • 36. 36 H = n βˆ‘ 1 xi n i=1 Keterangan : H = rataan harmonis n = banyaknya data xi= data ke-i Contoh Nilai ulangan harian 4 orang siswa adalah 70, 75, 78, 80. Tentukanlah rata-rata harmonisnya ! Jawab : H = n βˆ‘ 1 xi n i=1 H = 4 1 70 + 1 75 + 1 78 + 1 80 H = 4 0,0142+ 0,0133+ 0,0128 + 0,0125 H = 4 0,0528 H = 75,75 Jadi nilai rata-rata harmonisnya adalah 75,75 b. Median Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan (disusun) dari data terkecil sampai data terbesar οƒ˜ Rumus untuk data yang berjumlah ganjil
  • 37. 37 𝑀𝑒 = π‘₯( 𝑛+1 2 ) οƒ˜ Rumus untuk data yang berjumlah genap 𝑀𝑒 = π‘₯ 𝑛 2 + π‘₯( 𝑛 2 +1) 2 Contoh 1. Diketahui data sebagai berikut 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, 50. Tentukan median dari data tersebut ! Jawab: Data diurutkan menjadi : 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90 Jumlah data adalah 9, berjumlah ganjil. Jadi menggunakan rumus mencari median untuk data berjumlah ganjil. 𝑀𝑒 = π‘₯( 𝑛+1 2 ) 𝑀𝑒 = π‘₯( 9+1 2 ) 𝑀𝑒 = π‘₯5 𝑀𝑒 = 65 Jadi median dari data tersebut adalah 65 2. Diketahui data sebagai berikut 3, 2, 5, 2, 4, 6, 6, 7, 9, 6. Tentukan median dari data tersebut ! Jawab : Data diurutkan menjadi : 2, 2, 3, 4, 5, 6, 6, 6, 7, 9. Jumlah data adalah 10, berjumlah genap. Jadi menggunakan rumus mencari median untuk data berjumlah genap. 𝑀𝑒 = π‘₯ 𝑛 2 + π‘₯( 𝑛 2 +1) 2
  • 38. 38 𝑀𝑒 = π‘₯10 2 + π‘₯( 10 2 +1) 2 𝑀𝑒 = π‘₯5 + π‘₯6 2 𝑀𝑒 = 5 + 6 2 𝑀𝑒 = 11 2 𝑀𝑒 = 5,5 Jadi median untuk data tersebut adalah 5,5 c. Modus Modus adalah data yang paling sering muncul atau nilai data yang frekuensinya paling besar. Data yang belum dikelompokkan bisa memiliki satu modus, dua modus, atau mungkin tidak mempunyai modus. Data yang memiliki satu modus disebut monomodus, sedangkan data yang memiliki dua modus disebut bimodus. Contoh Tetukan modus dari data berikut ini 5, 7, 7, 6, 8, 6, 6, 5, 8, 6 Jawab : Data diurutkan menjadi : 5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8 Mo = 6 karena nilai 6 muncul sebanyak 4 kali Jadi modus dari data tersebut adalah 6 2. Untuk Data Berkelompok a. Rata-rata
  • 39. 39 οƒ˜ Rata-rata Hitung Rumus rata-rata hitung untuk data berkelompok π‘₯Μ… = βˆ‘ 𝑓𝑖 𝑛 𝑖=1 π‘₯𝑖 βˆ‘ 𝑓𝑖 𝑛 1 Contoh Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa. Tentukanlah rata-rata hitung nya! Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 6 2 7 8 20 4 3 Jumlah 50 Jawab : Untuk mencari rata-rata hitung , perlu ditambahkan nilai tengah Nilai xi fi xi fi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 55 62 69 76 83 90 97 6 2 7 8 20 4 3 330 124 483 608 1660 360 291 Jumlah 50 3856
  • 40. 40 π‘₯Μ… = βˆ‘ 𝑓𝑖 𝑛 𝑖=1 π‘₯𝑖 βˆ‘ 𝑓𝑖 𝑛 1 π‘₯Μ… = βˆ‘ 𝑓𝑖 7 𝑖=1 π‘₯𝑖 βˆ‘ 𝑓𝑖 7 1 π‘₯Μ… = 3856 50 π‘₯Μ… = 77,12 Jadi nilai rata-rata hitung dari nilai matematika dari 50 orang siswa adalah 77,12 οƒ˜ Rata-rata Ukur Rata-rata ukur disimbolkan dengan G. Untuk data berkelompok dirumuskan dengan: πΏπ‘œπ‘” 𝐺 = βˆ‘( 𝑓𝑖 π‘™π‘œπ‘” π‘₯𝑖) βˆ‘ 𝑓𝑖 Contoh Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa. Tentukanlah rata-rata ukur nya! Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 2 6 7 20 8 4 3 Jumlah 50 Jawab : Nilai fi xi Log xi fi log xi
  • 41. 41 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 2 6 7 20 8 4 3 55 62 69 76 83 90 97 1,7403 1,7924 1,8388 1,8808 1,9190 1,9542 1,9868 3,4806 10,7544 12,8716 37,6160 15,3520 7,8168 5,9601 Jumlah 50 93,8515 πΏπ‘œπ‘” 𝐺 = βˆ‘( 𝑓𝑖 π‘™π‘œπ‘” π‘₯𝑖) βˆ‘ 𝑓𝑖 πΏπ‘œπ‘” 𝐺 = 93,8515 50 πΏπ‘œπ‘” 𝐺 = 1,8770 𝐺 = 75,4 Jadi nilai rata-rata ukur dari nilai matematika dari 50 orang siswa adalah 75,4 οƒ˜ Rata-rata Harmonis Rata-rata ukur disimbolkan dengan H. Untuk data berkelompok dirumuskan dengan: 𝐻̂ = 𝑛 βˆ‘ 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 Contoh Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa. Tentukanlah rata-rata harmonis nya! Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 2 6 7 20
  • 42. 42 80 – 86 87 – 93 94 – 100 8 4 3 Jumlah 50 Jawab : Nilai fi xi fi / xi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 2 6 7 20 8 4 3 55 62 69 76 83 90 97 0,1361 0,0968 0,1014 0,2631 0,0964 0,0444 0,0309 Jumlah 50 0,6694 𝐻̂ = 𝑛 βˆ‘ 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 𝐻̂ = 50 0,6694 𝐻̂ = 74,69 Jadi nilai rata-rata harmonis dari nilai matematika dari 50 orang siswa adalah 74,69 b. Median Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan (disusun) dari data terkecil sampai data terbesar. 𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 ( 1 2 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓 )
  • 43. 43 Keterangan b = batas bawah kelas median p = panjang kelas n = banyaknya data F= jumlah frekuensi sebelum kelas median f = frekuensi kelas median Contoh Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa. Tentukanlah median dari data terebut Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 2 6 7 20 8 4 3 Jumlah 50 Jawab : Jumlah data (n) = 50 Median terlatak pada kelas 73-79 b = 72+73 2 = 72,5 p = 7 F = (2+6+7) = 15 f = 20 𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 ( 1 2 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓 )
  • 44. 44 𝑀𝑒 = 72,5 + 7 ( 1 2 50 βˆ’ 15 20 ) 𝑀𝑒 = 72,5 + 7 (0,5) 𝑀𝑒 = 76 Jadi nilai modus dari nilai matematika dari 50 orang siswa adalah 76 c. Modus Modus adalah data yang paling sering muncul atau nilai data yang frekuensinya paling besar. π‘€π‘œ = 𝑏 + 𝑝 𝑏1 𝑏1+𝑏2 Keterangan : Mo = Modus b = batas bawah kelas modus p = panjang kelas 𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya 𝑏2= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya Contoh Berikut ini merupakan daftar nilai matematika dari 50 orang siswa. Tentukanlah modus dari data terebut! Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 2 6 7 20 8
  • 45. 45 87 – 93 94 – 100 4 3 Jumlah 50 Jawab : Frekuensi terbanyak terlatak pada kelas 73-79, berarti modusnya terletak pada kelas 73-79. b = 72+73 2 = 72,5 p = 7 𝑏1 = 20 – 7 = 13 𝑏2= 20-8 = 12 π‘€π‘œ = 𝑏 + 𝑝 𝑏1 𝑏1+𝑏2 π‘€π‘œ = 72,5 + 7 13 13 + 12 π‘€π‘œ = 72,5 + 3,64 π‘€π‘œ = 76,14 Jadi nilai modus dari nilai matematika dari 50 orang siswa adalah 76,14 II. Ukuran Letak A. Macam – macam Ukuran Letak 1. Untuk Data Tunggal a. Kuartil (Q) Kuartil adalah ukuran letak yang membagi suatu kelompok data menjadi empat bagian yang sama besar. πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 = 𝑛 + 1 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 = 2( 𝑛 + 1) 4
  • 46. 46 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 = 3( 𝑛 + 1) 4 Contoh Diketahui data sebagai berikut 2, 4, 3, 3, 6, 5, 9 . tentukan 𝑄1, 𝑄2 , 𝑄3 ! Jawab : Data diurutkan menjadi 2, 3, 3, 4, 5, 6, 9 οƒ˜ πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 = 𝑛+1 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 = 7 + 1 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄1 = 2 Artinya 𝑄1 terletak pada data ke-2 dari data yang sudah diurutkan, yaitu 3 οƒ˜ πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 = 2( 𝑛+1) 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 = 2(7 + 1) 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄2 = 4 Artinya 𝑄2 terletak pada data ke-4 dari data yang sudah diurutkan, yaitu 4 οƒ˜ πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 = 3( 𝑛+1) 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 = 3(7 + 1) 4 πΏπ‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ 𝑄3 = 6 Artinya 𝑄3 terletak pada data ke-6 dari data yang sudah diurutkan, yaitu 6 b. Desil Desil merupakan sekumpulan data yang dibagi menjadi 10 bagian sama banyak 𝐷𝑖 = 𝑖 10 ( 𝑛 + 1)
  • 47. 47 Contoh Diketahui data 6, 7, 9, 4, 3, 4, 7, 8, 5, 7. Tentukan D7 Jawab : Data diurutkan menjadi 3, 4, 4, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 9. 𝐷𝑖 = 𝑖 10 ( 𝑛 + 1) 𝐷7 = 7 10 (10 + 1) 𝐷7 = 7,7 Artinya letak nilai D7 antara data ke 7 dan 8 Besar nilai D7 = 7 + 0,7 (7-7) Besar nilai D7 = 7 c. Persentil Persentil adalah nilai yang membagi data menjadi seratus bagian sama setelah data disusun dari yang terkecil sampai terbesar 𝑃𝑖 = 𝑖 100 ( 𝑛 + 1) Contoh Diketahui data 6, 7, 9, 4, 3, 4, 7, 8, 5, 7. Tentukan P20 Jawab : Data diurutkan menjadi 3, 4, 4, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 9. 𝑃𝑖 = 𝑖 100 ( 𝑛 + 1) 𝑃20 = 20 100 (10 + 1) 𝑃20 = 2,2 Artinya letak nilai P20 antara data ke 2 dan 3 Besar nilai P20 = 4 + 0,2 ( 4-4 ) Besar nilai P20 = 4 2. Untuk Data Berkelompok a. Kuartil (Q) 𝑄1 = 𝑏 + 𝑝 1 4 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓
  • 48. 48 𝑄2 = 𝑏 + 𝑝 1 2 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓 𝑄3 = 𝑏 + 𝑝 3 4 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓 Keterangan : b = tepi bawah kelas p = panjang kelas F = jumlah frekuensi sebelum kelas Q f = frekuensi sebelum kelas Q n = jumlah data Contoh Tentukan 𝑄1, 𝑄2, 𝑄3 dari data berikut ! Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 2 6 7 20 8 4 3 Jumlah 50 οƒ˜ 𝑄1 = 𝑏 + 𝑝 1 4 π‘›βˆ’πΉ 𝑓 𝑄1 = 65,5 + 7 1 4 50 βˆ’ 8 7 𝑄1 = 65,5 + 5,5 𝑄1 = 70 οƒ˜ 𝑄2 = 𝑏 + 𝑝 1 2 π‘›βˆ’πΉ 𝑓
  • 49. 49 𝑄2 = 72,5+ 7 1 2 50 βˆ’ 15 20 𝑄2 = 72,5+ 3,5 𝑄2 = 76 οƒ˜ 𝑄3 = 𝑏 + 𝑝 3 4 π‘›βˆ’πΉ 𝑓 𝑄3 = 79,5+ 7 3 4 50 βˆ’ 35 8 𝑄3 = 79,5+ 2,2 𝑄3 = 81,7 b. Desil (D) Untuk data berkelompok, desil dirumuskan 𝐷𝑖 = 𝐡𝑏 + 𝑝 [ 𝑖 10 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓𝐷1 ] Keterangan i = 1,2,3,....9 Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Di p = panjang kelas n = banyak data F = Frekuensi kumulatif seebelum Di 𝑓𝐷1 = Frekuensi kelas interval yang mengandung Di c. Persentil (P) Untuk data berkelompok, persentil dirumuskan 𝑃𝑖 = 𝐡𝑏 + 𝑝[ 𝑖 100 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓𝐷1 ]
  • 50. 50 Keterangan i = 1,2,3,....9 Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Pi p = panjang kelas n = banyak data F = Frekuensi kumulatif seebelum Pi 𝑓𝐷1 = Frekuensi kelas interval yang mengandung Pi Contoh Perhatikan data berkelompok berikut , hitunglah P10 Nilai Frekuensi 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 2 6 7 20 8 4 3 Jumlah 50 Jawab 𝑃𝑖 = 𝐡𝑏 + 𝑝 [ 𝑖 100 𝑛 βˆ’ 𝐹 𝑓𝐷1 ] 𝑃10 = 58,5 + 7[ 10 100 50 βˆ’ 2 6 ] 𝑃10 = 58,5 + 3,5 𝑃10 = 62 Jadi P10 dari data diatas adalah 62 III. Ukuran Penyebaran
  • 51. 51 A. Pengertian Ukuran Penyebaran Ukuran penyebaran adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar nilai-nilai data berbeda atau bervariasi dengan nilai ukuran pusatnya atau seberapa besar penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai pusatnya. B. Macam – macam Ukuran Penyebaran 1. Rentangan ( Range ) 𝑹 = 𝑿 π’Žπ’‚π’™ βˆ’ 𝑿 π’Žπ’Šπ’ Keterangan R = Rentangan (R) Xmax = Nilai data terbesar Xmin = Nilai data terkecil 2. Rentangan antar kuartil 𝑹𝑨𝑲 = 𝑸 πŸ‘ βˆ’ 𝑸 𝟏 Keterangan RAK = Rentangan antar kuartil Q3 = kuartil ke 3 Q1 = kuartil ke 1 3. Simpangan Rata-rata 𝑺𝑹 = βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅|𝒏 π’Š=𝟏 𝒏 Keterangan SR = Simpangan rata-rata x𝑖 = Data ke-i π‘₯Μ… = Rataan hitung n = Banyak data 4. Simpangan Baku a. Untuk Data Tunggal 𝑺 = √ βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅| πŸπ’ π’Š=𝟏 𝒏 𝑺 = √ βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅| πŸπ’ π’Š=𝟏 𝒏 βˆ’ 𝟏
  • 52. 52 Keterangan s = Simpangan baku xi = data ke-i n = jumlah data b. Untuk data Berkelompok 𝑺 = √ βˆ‘ π’‡π’Š π’™π’Š 𝟐 βˆ’ (βˆ‘ π’‡π’Š π’™π’Š) 𝟐 βˆ‘ π’‡π’Š βˆ‘ π’‡π’Š βˆ’πŸ Keterangan s = Simpangan baku 𝑓𝑖 = Frekuensi ke-i π‘₯Μ… = Rata-rata xi = Titik tengah data ke-i 5. Varians 𝑺 𝟐 = βˆ‘ | π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅| πŸπ’ π’Š=𝟏 𝒏 6. Angka Baku Angka baku adalah perubahan yang dipergunakan untuk membandingkan dua buah keadaan atau lebih. 𝒁 = 𝒙 βˆ’ 𝒙̅ 𝑺 Keterangan Z = Angka baku xi = data ke-i π‘₯Μ… = rata-rata s = simpangan baku Contoh Diketahui nilai ujian semester statistika kelas IV sebagai berikut
  • 53. 53 90, 80, 70, 90, 70, 100, 80, 50, 75, 70 Tentukan : a. R b. SR c. Simpangan baku Jawab : a. Data diurutkan terlebih dahulu 50, 70, 70, 70, 75, 80, 80, 90, 90, 100 Berdasarkan data diatas, bahwa nilai terbesarnya adalah 100 sedangkan nilai terkecil adalah 50. 𝑹 = 𝑿 π’Žπ’‚π’™ βˆ’ 𝑿 π’Žπ’Šπ’ 𝑹 = 𝟏𝟎𝟎 βˆ’ πŸ“πŸŽ 𝑹 = πŸ“πŸŽ Jadi, rentangan nilai ujian semester statistika kelas IV adalah 50. b. Untuk mempermudah mencari simpangan rata-rata, digunakan tabel Nilai Ujian Semester Statistika kelas IV Nilai (xi) Rata-rata (π‘₯Μ…) |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| 50 77,5 27,5 70 7,5 70 7,5 70 7,5 75 2,5 80 2,5 80 2,5 90 12,5 90 12,5 100 22,5 βˆ‘ π‘₯𝑖 = 775 βˆ‘|π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| = 105 𝑆𝑅 = βˆ‘ |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| 𝑛 Jumlah data (n) = 10
  • 54. 54 𝑆𝑅 = 105 10 = 10,5 Jadi, simpangan rata-rata daridata diatas adalah 10,5 c. Untuk mempermudah mencari simpangan baku dan varians, kita gunakan tabel Untuk data populasi Untu k simp anga n baku (pop ulasi ) : 𝑠 = √ βˆ‘ |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| 2 𝑛 𝑠 = √ 1412,5 10 = 11,8 Jadi simpangan baku nya adalah 11, Contoh Diketahui sebuah data ditribusi berikut (Nilai Ujian Statistika kelas XI) Nilai (xi) Frekuensi (fi) 60-64 2 65-69 6 70-74 15 Nilai (xi) Rata-rata (π‘₯Μ…) |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|2 50 77,5 27,5 756,25 70 7,5 56,25 70 7,5 56,25 70 7,5 56,25 75 2,5 6,25 80 2,5 6,25 80 2,5 6,25 90 12,5 156,25 90 12,5 156,25 100 22,5 156,25 βˆ‘ π‘₯𝑖 = 775 βˆ‘|π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| = 105 βˆ‘ |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| 2 = 1412,5
  • 55. 55 75-79 20 80-84 16 85-89 7 90-94 4 βˆ‘ 𝑓 = 70 Tentukan a. Simpangan rata-rata b. Simpangan baku Jawab: Nilai (xi) Frekuensi (fi) T.Tengah (x) fi.x (|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|) fi.(|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|) (|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|)2 f. |π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| 60-64 2 62 124 15,64 31,28 244,6 489,2 65-69 6 67 402 10,64 63,84 113,2 679,2 70-74 15 72 1080 5,64 84,6 31,8 477 75-79 20 77 1540 0,64 12,8 0,4 8 80-84 16 82 1312 4,36 69,76 19 304 85-89 7 87 609 9,36 65,52 87,6 613,2 90-94 4 92 368 14,36 57,44 206,2 824,8 βˆ‘ 𝑓i = 70 βˆ‘ 𝑓i.x = 5435 fi.(|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…|) = 385,24 βˆ‘fi.|π‘₯π‘–βˆ’ π‘₯Μ…| 3395,4 Rata-rata (π‘₯Μ…) = βˆ‘ 𝑓𝑖π‘₯ βˆ‘ 𝑓𝑖 π‘₯Μ… = 5435 70 = 77,6 a. Simpangan rata-rata 𝑆𝑅 = βˆ‘ 𝑓𝑖|π‘₯ 𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…| βˆ‘ 𝑓𝑖 𝑆𝑅 = 385,24 70 = 5,5 Jadi, simpangan rata-rata dari data tersebut adalah 5,5 b. Simpangan baku 𝒔 = √ βˆ‘ π’‡π’Š (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐 βˆ‘ π’‡π’Š
  • 56. 56 𝒔 = √ πŸ‘πŸ‘πŸ—πŸ“, πŸ’ πŸ•πŸŽ = πŸ”, πŸ— Jadi, simpangan baku dari data diatas adalah 6,9
  • 57. 57 KESIMPULAN Ukuran pemusatan adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data yang juga mewakili seluruh data. Terdiri dari rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonis, modus dan median. Ukuran penyebaran adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar nilai-nilai data berbeda atau bervariasi dengan nilai ukuran pusatnya atau seberapa besar penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai pusatnya. Terdiri daru Rentangan, Rentangan Antar Kuartil, Simpangan Rata-rata, Simpangan Baku, Varians dan Angka Baku.
  • 58. 58 BAB V UKURAN KERUNCINGAN A. PENGERTIAN UKURAN KERUNCINGAN Kurtosis (ukuran keruncingan) adalah derajat kepuncakan dari suatu distribusi, biasanya diambil relatif terhadap distribusi normal. B. DERAJAT KERUNCINGAN DISTRIBUSIFREKUENSI Dilihat dari segi keruncingannya, kurva distribusi frekuensi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Kurva Leptokurtik Kurva leptokurtik adalah kurva distribusi yang sangat runcing dan nilai-nilai datanya sangat terpusat di sekitar nilai rata-rata. Perhatikan gambar di bawah : Gambar Kurva Leptokurtik 2. Kurva Mesokurtik Kurva mesokurtik adalah kurva yang kemiringannya sedang dan merupakan penggambaran dari suatu distribusi normal. Perhatikan gambar di bawah :
  • 59. 59 Gambar Kurva Mesokurtik 3. Kurva Platikurtik Kurva platikurtik adalah kurva yang betuknya mendatar dan nilai-nilai datanya tersebar secara merata sampai jauh dari rata-ratanya. Perhatikan gambar di bawah : Gambar Kurva Platikurtik Untuk mengetahui apakah suatu kurva distribusi merupakan leptokurtik, mesokurtik, atau platikurtik, kita dapat menggunakan suatu ukuran keruncingan atau koefisien kurtosis. Untuk menghitung tingkat keruncingan suatu kurva dipergunakan rumus 𝛼4 yang di rumuskan berikut ini : 1. Data Tidak Berkelompok
  • 60. 60 𝛼4 = π‘š4 𝑆4 = 1 𝑛 βˆ‘ (π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)4 𝑆4 𝑛 𝑖=1 Keterangan : 𝛼4 = π‘˜π‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘œπ‘ π‘–π‘  π‘₯𝑖 = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘˜π‘’ 𝑖 π‘₯Μ… = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑛 = π‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑆 = π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ 2. Data Kelompok 𝛼4 = π‘š4 𝑆4 = 1 𝑛 βˆ‘ (𝑓𝑖( π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)4 )𝑛 𝑖=1 𝑆4 Keterangan : 𝛼4 = π‘˜π‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘œπ‘ π‘–π‘  π‘₯𝑖 = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘˜π‘’ 𝑖 π‘₯Μ… = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑓𝑖 = π‘“π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘  π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑖 𝑛 = π‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑆 = π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ Berdasarkan koefisien kurtosisnya, jenis kurvanya dikategorikan sebagai berikut : 1. Jika 𝛼4 > 3, kurvanya runcing (liptokurtik) 2. Jika 𝛼4 = 3, kurvanya distribusi normal (mesokurtik) 3. Jika 𝛼4 < 3, kurvanya agak datar (platikurtik) Contoh :
  • 61. 61 Diketahui data kunjungan ke Perpustakaan di SMU β€œH” selama 100 hari adalah sebagia berikut Kelas Frekuensi 1-5 1 6-10 7 11-15 12 16-20 20 21-25 24 26-30 16 31-35 11 36-40 6 41-45 3 Jumlah 100 Hitunglah koefisien keruncingan dan tentukan jenis kurvanya ! Jawab : Kelas xi ci fi cifi 1-5 3 -4 1 -4 6-10 8 -3 7 -21 11-15 13 -2 12 -24 16-20 18 -1 20 -20 21-25 23 0 24 0 26-30 28 1 16 16 31-35 33 2 11 22 36-40 38 3 6 18 41-45 43 4 3 12
  • 62. 62 Jumlah 100 -1 Pertama tentukan rata-rata data tersebut 𝒙 𝟎 = πŸπŸ‘ P= 5 𝒄̅ = βˆ‘ π’„π’Š π’‡π’Š βˆ‘ π’‡π’Š 𝒄̅ = βˆ’πŸ 𝟏𝟎𝟎 = βˆ’πŸŽ, 𝟎𝟏 𝒙̅ = 𝒙 𝟎 + 𝑷𝒄̅ 𝒙̅ = πŸπŸ‘ + πŸ“ (βˆ’πŸŽ, 𝟎𝟏) = πŸπŸ‘ βˆ’ 𝟎, πŸŽπŸ“ = 𝟐𝟐, πŸ—πŸ“ (π’…π’Šπ’ƒπ’–π’π’‚π’•π’Œπ’‚π’ π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’…π’Š πŸπŸ‘) Kelas xi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐 fi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐 𝐟𝐒 1-5 3 -20 400 1 400 6-10 8 -15 225 7 1575 11-15 13 -10 100 12 1200 16-20 18 -5 25 20 500 21-25 23 0 0 24 0 26-30 28 5 25 16 400 31-35 33 10 100 11 1100 36-40 38 15 225 6 1350 41-45 43 20 400 3 1200 Jumlah 100 7725 𝑺 = √ 𝟏 𝒏 βˆ‘( π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) 𝟐 πŸπ’Š
  • 63. 63 𝑺 = √ 𝟏 𝟏𝟎𝟎 (πŸ•πŸ•πŸπŸ“) = √ πŸ•πŸ•, πŸπŸ“ = πŸ–, πŸ– Kelas xi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) fi (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) πŸ’ (π’™π’Š βˆ’ 𝒙̅) πŸ’ 𝐟𝐒 1-5 3 -20 1 160000 160000 6-10 8 -15 7 50625 354357 11-15 13 -10 12 10000 120000 16-20 18 -5 20 625 12500 21-25 23 0 24 0 0 26-30 28 5 16 625 10000 31-35 33 10 11 10000 110000 36-40 38 15 6 50625 303750 41-45 43 20 3 160000 480000 Jumlah 100 1550607 𝛼4 = π‘š4 𝑆4 = 1 𝑛 βˆ‘ (𝑓𝑖( π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)4 )𝑛 𝑖=1 𝑆4 𝛼4 = 1 100 155060607 (8,8)4 𝛼4 = 1550606,07 5996,9536 𝛼4 = 2,585 = 2,6 𝛼4 < 3 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘Ž π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž π‘Žπ‘”π‘Žπ‘˜ π‘ π‘’π‘‘π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Ž π‘π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘˜.
  • 64. 64 Kesimpulan Kurtosis (ukuran keruncingan) adalah derajat kepuncakan dari suatu distribusi, biasanya diambil relatif terhadap distribusi normal. Dilihat dari segi keruncingannya, kurva distribusi frekuensi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : Kurva leptokurtik adalah kurva distribusi yang sangat runcing dan nilai-nilai datanya sangat terpusat di sekitar nilai rata-rata. Kurva mesokurtik adalah kurva yang kemiringannya sedang dan merupakan penggambaran dari suatu distribusi normal. Kurva platikurtik adalah kurva yang betuknya mendatar dan nilai-nilai datanya tersebar secara merata sampai jauh dari rata-ratanya.
  • 65. 65 BAB VI DISTRIBUSI BINOMIAL DAN POISSON A. DISTRIBUSI BINOMIAL Percobaan Binomial adalah suatu percobaan yang terdiri dari beberapa usaha, yang mana setiap usaha memiliki dua kemungkinan hasil yaitu berhasil dan gagal. Misalnya, dalam perlemparan sekeping uang logam sebanyak 5 kali, hasil setiap ulangan mungkin muncul sisi gambar atau sisi angka. Begitu pula, bila kartu diambil berturut-turut, kita dapat memberi label β€œberhasil” bila kartu yang terambil adalah kartu merah atau β€œgagal” bila yang terambil adalah kartu hitam. Ulangan-ulangan tersebut bersifat bebas dan peluang keberhasilan setiap ulangan tetap sama, yaitu sebasar Β½. Adapun syarat percobaan atau distribusi binomial adalah sebagai berikut: 1. Jumlah percobaan merupakan bilangan bulat. Contoh:melambungkan koin 2 kali, tidak mungkin 2Β½ kali. 2. Setiap eksperimen mempunyai duahasil. Contoh: sukses atau gagal, laki-laki atau perempuan, sehat atau sakit. 3. Peluang sukses sama setiap ekperimen. Contoh: Jika sebuah dadu, yang diharapkan adalah keluar mata lima, maka dikatakan peluang sukses adalah 1/6, sedang kanpeluang gagal adalah 5/6. Untuk itu peluang sukses dilambangkan p, sedang kan peluang gagal adalah (1 - p) atau biasa juga dilambangkan q, di manaq = 1- p. Distribusi Binomial dirumuskan( π‘₯) = 𝑃 ( 𝑋 = π‘₯) = ( 𝑁 π‘₯ ) 𝑝 π‘₯ (π‘ž) π‘βˆ’π‘₯ ; dengan: 𝑁 Banyak percobaan π‘₯ Banyak kejadian sukses 𝑝 Peluang sukses π‘ž = 1 βˆ’ 𝑝 Peluang gagal (𝑁 βˆ’ π‘₯) Banyak kejadian gagal Contoh Soal: Probabilitas seorang bayi tidak di imunisasi polio adalah 0,2 (p). Pada suatu hari di Puskesmas β€œX” ada 4 orang bayi.Hitung lah peluang dari bayi
  • 66. 66 tersebut 2 orang belum imunisasi polio. Jadi, di dalam kejadian binomial ini dikatakan b (x=2, n=4, p=0,2) => b (2, 4, 0,2) Penyelesaian soal: Katakanlah bayi tersebut A,B,C,D. Dua orang tidak diimunisasi mungkin adalah A&B, A&C, A&D, B&C, B&D, C&D. Rumus untuk b (x,n,p) adalah: B. DISTRIBUSI POISSON Distribusi Poisson adalah distribusi probabilitas diskret yang menyatakan peluang jumlah peristiwa yang terjadi pada periode waktu tertentu apabila rata-rata kejadian tersebut diketahui dan dalam waktu yang saling bebas sejak kejadian terakhir. Distribusi poisson ini juga dapat digunakan untuk jumlah kejadian pada interval tertentu seperti jarak, luas, atau volume. Apabila nilai harapan kejadian pada suatu interval adalah Ξ», maka probabilitas terjadi peristiwa sebanya kx kali (x adalah bilangan bulat non negatif, x = 0, 1, 2, ...)maka sama dengan 𝑃( 𝑋) = 𝑃( 𝑋 = π‘₯) = π‘’βˆ’Ξ»Ξ» π‘₯ π‘₯! Dimana e adalah basis logaritma natural (𝑒 = 2,71828 …) Adapun ciri-ciri dari distribusi poisson adalah sebagai berikut: 1. Percobaan di satu selang tertentu tak bergantung pada selang lain. 2. Peluang terjadi nya satu percobaan singkat atau pada daerah yang kecil (jarang terjadi). 3. Peluang lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi dalam selang waktu singkat tertentu, dapat diabaikan.
  • 67. 67 Contoh soal : Dua ratus penumpang telah memesan tiket untuk sebuah penerbangan luar negeri. Jika probabilitas penumpang yang telah mempunyai tiket tidak akan datang adalah 0.01 maka berapakah peluang ada 3 orang yang tidak datang. Rata – rata seorang sekretaris baru melakukan lima kesalahan mengetik per halaman. Berapakah peluang bahwa pada halaman berikut ia : a) Tidak ada kesalahan ( x = 0 ) b) Tidak lebih dari tiga kesalahan ( x ≀ 3) atau ( 0,1,2,3 ) c) Lebih dari tiga kesalahan ( x > 3 ) atau ( 4,…,15) Jawab : a) Dik : Ξ» = 5 a. x = 0 P( x ; Ξ» ) = π‘’βˆ’Ξ» Ξ» π‘₯ π‘₯! P( 0 ; 5 ) = 2.71828 βˆ’5 50 0! = 0.0067 b. x ≀ 3 ; P( x ; Ξ» ) = π‘’βˆ’Ξ» Ξ» π‘₯ π‘₯! P (x ≀ 3 , 5) = P( x 1, ΞΌ ) +….+p(x3, ΞΌ) = P( 0, 5 ) + P (1, 5 ) + P ( 2, 5 ) + P ( 3, 5 ) = 0.0067 + 0.0337 + 0.0842 + 0.1404 = 0.2650 atau 26.5 % c. X > 3 ; P( x ; Ξ» ) = π‘’βˆ’Ξ» Ξ» π‘₯ π‘₯! P (X >3 , 5) = P( X 4, ΞΌ ) +….+p(X 15, ΞΌ) = P( 4, 5 ) + P (5, 5 ) + …… + P ( 15, 5 ) atau P (X >3 , 5) = 1 – [P ( X ≀ 3 , 5 ) ] = 1 – [ P ( X 0, ΞΌ ) +….+ p (X 3, ΞΌ) ] = 1 – [ P ( 0, 5 ) +….+p ( 3, 5 ) ] = 1 – [ 0.2650 ] = 73.5 %
  • 68. 68 KESIMPULAN Probabilitas dapat membantu kita dalam mengambil keputusan. Misalnya seperti memperkirakan mana yang lebih banyak peluang gagal atau sukses dari sebuah usaha yang dilakukan. Percobaan Binomial adalah suatu percobaan yang terdiri dari beberapa usaha, yang mana setiap usaha memiliki dua kemungkinan hasil yaitu berhasil dan gagal. Percobaan tersebut disebut dengan tindakan Bernoulli atau percobaan Bernoulli (Bernoulli trial) Distribusi Poisson adalah distribusi probabilitas diskret yang menyatakan peluang Jumlah peristiwa yang terjadi pada periode waktu tertentu apabila rata-rata kejadian tersebut diketahui dan dalam waktu yang saling bebas sejak kejadian terakhir
  • 69. 69 BAB VII DISTRIBUSI NORMAL I. Pengertian Distribusi Normal Distribusi normal adalah salah satu distribusi teoritis dan variabel random kontinu. Distribusi normal sering disebut distribusi Gauss, sesuai nama pengembangnya, yaitu Karl Gauss II. Ciri-ciri Distribusi Normal a. Berbentuk lonceng simetris terhadap π‘₯ = πœ‡. Keterangan πœ‹ = nilai konstan yaitu = 3,1416 e = nilai konstan yaitu = 2,7183 πœ‡ = parameter yang merupakan rata-rata distribusi 𝜎 = parameter yang merupakan simpangan baku distribusi (Usman Husaini dan R. Purnomo, 2006:106). Jika x mempunyai bentuk βˆ’βˆž < π‘₯ < ∞, maka disebut variabel acak X berdistribusi normal. Rumus di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Kurva Normal 𝑓( π‘₯) = 1 𝜎√2πœ‹ 𝑒 βˆ’1 2 ( π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 ) 2
  • 70. 70 1. Grafiknya selalu berada di atas sumbu absis X. 2. Mempunyai modus, jadi kurva unimodal tercapai pada π‘₯ = πœ‡ = 0,3939 𝜎 . 3. Grafiknya mendekati (berasimtutkan) sumbu absis X dimulai dari π‘₯ = πœ‡ + 3𝜎 ke kanan dan π‘₯ = πœ‡ βˆ’ 3𝜎 ke kiri. 4. Luas daerah grafik selalu = satu unit persegi b. Bentuk Kurva Normal a. Normal Umum Di mana: πœ‡ = π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝜎 = π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘˜π‘’ πœ‡ βˆ’ 3𝜎 πœ‡ βˆ’ 2𝜎 πœ‡ βˆ’ 𝜎 πœ‡ πœ‡ + 𝜎 πœ‡ + 2𝜎 πœ‡ + 3𝜎 Kurva Normal Umum b. Normal Baku (Standar) Kurva Normal Baku
  • 71. 71 Menurut Husaini Usman dan R. Purnomo (2006:107-108), perubahan dari bentuk normal umum menjadi normal baku dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Cari zhitung dengan rumus: 𝑧 = π‘‹Μ…βˆ’πœ‡ 𝜎 2. Gambar kurvanya. 3. Tuliskan nilai zhitung pada sumbu X di kurve di atas dan tarik garis dari titik zhitungke atas sehingga memotong garis kurve. 4. Luas yang terdapat dalam tabel merupakan luas daerah antara garis tegak ke titik 0 di tengah kurve. 5. Carilah tempat nilai z dalam tabel normal. 6. Luas kurve normal = 1, karenaπœ‡ = 0, maka luas dari 0 ke ujung kiri = 0,5. Luas dari 0 ke titik kanan = 0,5. Jika z bilangan bulat, maka luas daerah (dalam %) adalah sebagai berikut: Gambar 4. Kurva Normal Baku dalam % Jika z bukan bilangan bulat, maka luas daerahnya dicari dengan menggunakan tabel kurva normal baku. III. Cara Menggunakan Tabel Kurva Normal Baku a. Hitung nilai z hingga dua desimal b. Gambarkan sketsa kurvanya
  • 72. 72 c. Tentukan nilai z pada sumbu z, kemudian buatlah garis tegaklurus sumbu z melaui z=0 sehingga membagi luas kura nya sama besar. Nilai z ada 2 kemungkinan yaitu positif dan negatif. d. Luas yang tertera dalam daftar F adalah luas daerah antara garis yang tegaklurus sumbu Z melalui titik z = 0 dan lengkungan kura. e. Dalam daftar F , dibawah kolom Z, carilah nilai Z sampaidengan 1 desimal sedangkan desimal yang kedua didapat pada baris paling atas f. Dari nilai daerah desimal yang terdapat pada kolom paling kiri ditelusuri, maju ke kanan dan dari nilai z di baris atas ditelusuri turub ke bawah sehingga seolah-olah bertemu di titik koordinat , maka pertemuan pada titik koordinat itulah bilangan yang merupakan luas yang dicari. Misalkan z = 0,23 Akan diperoleh antara z- 0,23 luas daerahnya sama dengan 0,0910 kira- kira sama dengan 9,1 %
  • 73. 73 Tabel daftar distribusi normal standar untuk 0 – Z Contoh Carilah luas daerah, dan gunakan Dftar F tadi. Antara z=0 dan z=1,25 Penjelasan Pada kolom z cari 1,2 kemudian ikuti ke kanan hingga bertemu dengan bilangan yang terdapat di bawah kolom angka 5. Bilangan yang dimaksud adalah 0,3944.
  • 74. 74 Maka luas daerah yang dicari adalah daerah yang di arsir yaitu 0,3944 atau 39,44 % IV. Rata-rata, varians, dan simpangan baku distribusi normal Distribusi normal memiliki rata-rata, varians, dan simpangan baku sebagai berikut. a. Rata-rata; πœ‡ = βˆ‘ 𝑋 𝑛 b. Varians; 𝜎2 = βˆ‘(𝑋 βˆ’ πœ‡)2 𝑛 c. Simpangan baku; 𝜎 = √ βˆ‘(𝑋 βˆ’ πœ‡)2 𝑛
  • 75. 75 KESIMPULAN Distribusi normal merupakan salah satu distribusi teoritis dan variabel random kontinu. Dimana kurvanya merupakan kurva normal. Keluarga distribusi normal memiliki jumlah yang banyak sekali, akibat pengaruh rata-rata simpangan baku. Akan tetapi, untuk mencari probabilitas suatu interval dari variabel random kontinu dapat dipermudah dengan menggunakan bantuan distribsui normal standar. Menghitung luas daerah kurva normal dapat menggunakan Tabel Kurva Normal Baku.
  • 76. 76 BAB VIII UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS A. UJI NORMALITAS Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu. Dalam kasus ini, distribusi normal. Dengan kata lain, apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada banyak cara untuk menguji normalitas, antara lain: a. Uji normalitas Chi Square (Chi kuadrat) Uji chi-kuadrat atau Chi square digunakan jika ukuran sampel 30 data atau lebih (n β‰₯ 30). Metode Chi-Square atau uji goodness of fit distribution normal ini menggunakan pendekatan penjumlahan penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang diharapkan. Uji normalitas data dengan teknik chi-kuadrat digunakan untuk menguji normalitas data yang disajikan secara kelompok. Rumus : 𝑋2 = βˆ‘ (𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖 Keterangan : 𝑋2 = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘₯2 Oi = Nilai observasi Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal dikalikan N (total frekuensi) (pi x N) N = Banyaknya angka pada data (total frekuensi) Persyaratan Metode Chi Square (Uji Goodness of fit Distribusi Normal) a. Data tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi. b. Cocok untuk data dengan banyaknya angka besar ( n > 30 ) c. Setiap sel harus terisi, yang kurang dari 5 digabungkan. Signifikansi:
  • 77. 77 Signifikansi uji, nilai X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel (Chi-Square). Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak. Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka maka Ho ditolak ; Ha diterima. Contoh : Diambil Data Nilai Ujian Matematika siswa kelas X SMA N 1 Bayung Lencir Skor Frekuensi 27-33 34-40 41-47 48-54 55-61 62-68 69-75 1 9 13 15 13 11 2 Jumlah 64 Selidikilah dengan 𝛼= 5%, apakah data tersebut di atas berdistribusi normal ? (Mean = 51,77; Standar deviasi = 10,14) Jawab : Langkah-langkah untuk menguji normalitas dengann Chi Square: 1. Hipotesis : Ho : Populasi nilai ujian matematika siswa berdistribusi normal H1 : Populasi nilai ujian matematika siswa tidak berdistribusi normal 2. Nilai 𝛼 Nilai 𝛼 = level signifikansi = 5% = 0,05 3. Rumus Statistik Penguji 𝑋2 = βˆ‘ (𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖 Kelas Interval Batas Kelas Z batas kelas Luas Z Tabel Ei Oi (𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖 27-33 26,5 -2,49 0,4936 1,89 1 0,41 34-40 33,5 -1,80 0,4641 6,25 9 1,21 41-47 40,5 -1,11 0,3665 13,04 13 0,00012 48-54 47,5 -0,42 0,1628 7,23 15 0,29 55-61 54,5 0,27 0,1064 14,41 13 0,14
  • 78. 78 62-66 61,5 0,96 0,3315 7,62 11 1,5 69-75 68,5 1,65 0,4505 2,55 2 0,12 75,5 2,34 0,4904 Jumlah 64 3,67 4. Derajat Bebas Df = ( k =panjang kelas) – 3 ) = ( 7 – 3 ) = 4 5. Nilai Tabel Nilai tabel X2 ; Ξ± = 0,05 ; df = 4 ; = 9,49. Tabel X2 (Chi-Square) pada lampiran. 6. Menentukan daerah penolakan Menggunakan Rumus : Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak. Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka maka Ho ditolak ; Ha diterima. Maka : |3,67 | < |9,49| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak 7. Kesimpulan Populasi nilai ujian matematika siswa berdistribusi normal b. Uji Liliefors Uji Normalitas dengan uji liliefors apabila data masih disajikan secara individu, maka uji normalitas data sebaiknya dilakukan dengan Uji Liliefors, karena uji Liliefors jauh lebih teliti dibandingkan dengan Uji Chi-Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam table distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal. Rumus: 𝑍𝑖 = 𝑋𝑖 βˆ’ 𝑋̅ 𝑠 keterangan : Xi = data / nilai X = rata- rata (mean) s = standar deviasi
  • 79. 79 Hipotesis dari uji Liliefors: ο‚· Ho : Sampel berdistribusi normal ο‚· Hi : Sampel tidak berdistribusi normal Kriteria: ο‚· Jika Lhitung, < L tabel maka terima Ho dan tolak Hi ο‚· Jika Lhitung, > L tabel maka tolak Ho dan terima Hi c. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Metode Kolmogorov-Smirnov tidak jauh beda dengan metode Lilliefors. Langkah-langkah penyelesaian dan penggunaan rumus sama, namun pada signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode Kolmogorov-Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov, sedangkan metode Lilliefors menggunakan tabel pembanding metode Lilliefors. No Xi 𝑍𝑖 = 𝑋𝑖 βˆ’ 𝑋̅ 𝑠 𝐹𝑇 Fs | 𝐹𝑇 βˆ’ 𝐹𝑠| 1 2 3 4 dst Keterangan : Xi = Angka pada data Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal 𝐹𝑇 = Probabilitas kumulatif normal 𝐹𝑇 = Probabilitas kumulatif empiris Persyaratan: a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)
  • 80. 80 b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil. Signifikansi: Signifikansi uji, nilai |𝐹𝑇 – Fs| terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov Smirnov. Jika nilai |𝐹𝑇 – Fs| terbesar < nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho diterima ; Ha ditolak. Jika nilai |𝐹𝑇 – Fs| terbesar > nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; Ha diterima. Tabel Kolmogorov Smirnov pada lampiran 5, Harga Quantil Statistik Kolmogorov Distribusi Normal. Contoh : Suatu penelitian tentang berat badan mahasiswa yang mengikuti pelatihan kebugaran fisik/jasmani dengan sampel sebanyak 27 orang diambil secara random, didapatkan data sebagai berikut : 78, 78, 95, 90, 78, 80, 82, 77, 72, 84, 68, 67, 87, 78, 77, 88, 97, 89, 97, 98, 70, 72, 70, 69, 67, 90, 97 . Selidikilah dengan Ξ± = 5%, apakah data tersebut di atas diambil dari populasi yang berdistribusi normal ? Penyelesaian: a. Hipotesis Ho : Populasi berat badan mahasiswa berdistribusi normal H1 : Populasi berat badan mahasiswa tidak berdistribusi normal b. Nilai Ξ± Nilai Ξ± = level signifikansi = 5% = 0,05 c. Statistik Penguji No 𝑋𝑖 𝑍𝑖 = 𝑋𝑖 βˆ’ 𝑋̅ 𝑠 𝐹𝑇 Fs | 𝐹𝑇 βˆ’ 𝐹𝑠| 1 67 -1,3902 0,0823 0,0741 0,0082 2 67 -1,3902 3 68 -1,2929 0,0985 0,1111 0,0126 4 69 -1,1957 0,1151 0,1481 0,0330 5 70 -1,0985 0,1357 0,2222 0,0865
  • 81. 81 6 70 -1,0985 7 72 -0,904 0,1841 0,2963 0,1122 8 72 -0,904 9 77 -0,4178 0,3372 0,3704 0,0332 10 77 -0,4178 11 78 -0,3205 0,3745 0,5185 0,1440 12 78 -0,3205 13 78 -0,3205 14 78 -0,3205 15 80 -0,1261 0,4483 0,5556 0,1073 16 82 0,06843 0,5279 0,5926 0,0647 17 84 0,26291 0,6025 0,6025 0,0271 18 87 0,55463 0,7088 0,7088 0,0421 19 88 0,65188 0,7422 0,7422 0,0385 20 89 0,74912 0,7734 0,7734 0,0327 21 90 0,84636 0,8023 0,8148 0,0125 22 90 0,84636 23 95 1,33256 0,9082 0,5190 0,3892 24 97 1,52704 0,9370 0,9630 0,026025 97 1,52704 26 97 1,52704 27 98 1,62429 0,7474 1,0000 0,2526 Nilai | 𝐹 𝑇 βˆ’ 𝐹𝑠| tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,1440 d. Derajat Bebas Df tidak diperlukan. e. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Kolmogorov, Ξ±= 0,05 ; N = 27 ; yaitu 0,254. Tabel Kolmogorov Smirnov pada lampiran. f. Daerah Penolakan Menggunakan rumus | 0,1440 | < | 0,2540| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak g. Kesimpulan Populasi tinggi badan mahasiswa berdistribusi normal dengan Ξ± = 0,05.
  • 82. 82 B. UJI HOMOGENITAS Uji homogenitas merupakan uji perbedan antara dua atau lebih populasi. Semua karakteristik populasi dapat bervariasi antara satu populasi dengan yang lain. Dua di antaranya adalah mean dan varian (selain itu masih ada bentuk distribusi, median, modus, range, dll). Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Populasi- populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang homogen, sedangkan populasi-populasi dengan varians yang tidak sama besar dinamakan populasi dengan varians yang heterogen. Menguji Homogenitas Varians Populasi Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B berikut ini: No Nilai KelasA KelasB 1 5 5 2 6 5 3 9 9 4 8 6 5 10 10 6 9 6 7 8 9 8 9 9 9 9 9 10 10 10 11 10 10 12 8 8 13 10 10 14 6 2 15 7 6 16 9 10 17 9 9 18 8 10 19 9 9 20 10 10 21 9 10 22 10 10 23 9 10 24 7 6 25 8 10 26 9 10 27 10 9 28 5 3 29 8 8 30 9 9 31 10 10 32 7 6 33 6 4 34 8 3 35 8 8
  • 83. 83 Untuk melakukan uji homogenitas data tersebut.Ada dua macam uji homogenitas untuk menguji kehomogenan dua atau lebih variansi yaitu : 1. Uji Bartlett Uji ini digunakan untuk menguji ukuran dengan cuplikan yang sama maupun tidak sama (n yang sama maupun n yang berbeda) untuk tiap kelompok. Untuk menguji kesamaan beberapa buah rata-rata, dimisalkan populasinya mempunyai varians yang homogen, yaitu 𝜎1 2 = 𝜎2 2 = β‹― = πœŽπ‘˜ 2 . Demikian untuk menguji kesamaan dua rata-rata, telah dimisalkan 𝜎1 2 = 𝜎2 2 , akan diuraikan perluasannya yaitu untuk menguji kesamaan k buah (kβ‰₯2) buah populasi berdistribusi independen dan normal masing-masing dengan varians 𝜎1 2 , 𝜎1 2 ,… , πœŽπ‘˜ 2 . Akan diuji hipotesis : { H0 ∢ 𝜎1 2 = 𝜎2 2 = β‹― = πœŽπ‘˜ 2 H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Berdasarkan sampel-sampel acak yang masing-masing diambil dari setiap populasi.Metode yang akan digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah dengan uji Bartlett. Kita misalkan masing-masing sampel berukuran n1 ,n1 , …, nπ‘˜ dengan data Y𝑖𝑗 (𝑖 = 1,2, …, π‘˜π‘‘π‘Žπ‘›π‘— = 1,2, … , nπ‘˜ ) dan hasil pengamatan telah disusun dalam daftar : selanjutnya, dari sampel-sampel itu akan kita hitung variansnya masing- masing adalah 𝑠1 2 = 𝑠2 2 = β‹― = 𝑠 π‘˜ 2 . Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan untuk uji Bartlett lebih baik disusun dalam sebuah daftar seperti : Sampel ke dk 1 π‘‘π‘˜ 𝑠1 2 Log 𝑠1 2 (dk) log 𝑠1 2 DARI POPULASI KE 1 2 … k Data hasil pengamatan Y11 Y21 …. Y π‘˜1 Y12 Y22 …. Y π‘˜2 … … … Y1𝑛1 Y2𝑛2 …. Y π‘˜π‘› π‘˜
  • 84. 84 1 2 . . . k n1 βˆ’ 1 𝑛2 βˆ’ 1 . . nπ‘˜ βˆ’ 1 1 (n1 βˆ’ 1) 1 (n2 βˆ’ 1 1 (n π‘˜ βˆ’ 1) 𝑠1 2 𝑠2 2 . . . 𝑠 π‘˜ 2 Log 𝑠1 2 Log 𝑠2 2 . . Log 𝑠 π‘˜ 2 (n1 βˆ’ 1)Log 𝑠1 2 (n2 βˆ’ 1)Log 𝑠 π‘˜ 2 . . . (n π‘˜ βˆ’ 1)Log 𝑠 π‘˜ 2 jumlah βˆ‘ nπ‘˜ βˆ’ 1 βˆ‘ 1 (n π‘˜ βˆ’ 1) … … βˆ‘(n π‘˜ βˆ’ 1)Log 𝑠 π‘˜ 2 Dari daftar ini kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni : 𝑠2 = (βˆ‘( 𝑛1 βˆ’ 1) 𝑠𝑖 2) βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) Harga satuan B dengan rumus : 𝐡 = (log 𝑠2 ) βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) Untuk uji Bartlet digunakan statistik chi-kuadrat. π‘₯2 = (ln10){𝐡 βˆ’ βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)log 𝑠𝑖 2 } Dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10. Dengan taraf nyata Ξ±, kita tolak hipotesis 𝐻0 jika π‘₯2 β‰₯ π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1) 2 , dimana π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1) 2 didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-Ξ±) dan dk = ( k-1). Jika harga π‘₯2 yang dihitung dengan rumus di atas ada di atas harga π‘₯2 dari daftar dan cukup dekat kepada harga tersebut, biasanya dilakukan koreksi terhadap rumus dengan menggunakan faktor koreksi K sebagai berikut : 𝐾 = 1 + 1 3(π‘˜ βˆ’ 1) {βˆ‘ ( 1 𝑛𝑖 βˆ’ 1 ) βˆ’ 1 βˆ‘ 𝑛𝑖 βˆ’ 1 π‘˜ 𝑖=1 }
  • 85. 85 Dengan faktor koreksi ini, statistik π‘₯2 yang dipakai sekarang ialah : π‘₯ 𝐾 2 = ( 1 𝐾 )π‘₯2 Dengan π‘₯2 di ruas kanan dihitung dengan rumus . dalam hal ini, hipotesis 𝐻0 ditolak jika π‘₯ 𝐾 2 β‰₯ π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1) 2 Prosedur pengujian hipotesis : 1) Menentukan formulasi hipotesis { H0 ∢ 𝜎1 2 = 𝜎2 2 = β‹― = πœŽπ‘˜ 2 H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku 2) Menentukan taraf nyata (Ξ±) dan π‘₯2 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘₯2 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ dimana π‘₯2 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1) 2 didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-Ξ±) dan dk = ( k-1). 3) Menentukan kriteria pengujian: Ho diterima jika π‘₯2 < π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1) 2 Ho ditolak jika π‘₯2 β‰₯ π‘₯(1βˆ’π›Ό)(π‘˜βˆ’1) 2 4) Menentukan uji statistik π‘₯2 = (ln10){𝐡 βˆ’ βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1)log 𝑠𝑖 2 } 5) Menarik kesimpulan Contoh soal : Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas. Dengan rumus varians 𝑠𝑖 2 = βˆ‘ π‘₯ 𝑖 2 n π‘–βˆ’1 βˆ’ (βˆ‘ π‘₯ 𝑖)2 𝑛𝑖(n π‘–βˆ’1) Dari data diperoleh : 𝑠1 2 =2,114286 𝑠2 2 =5,878992
  • 86. 86 1. H0 ∢ 𝜎1 2 = 𝜎2 2 (homogen) H1 ∢ 𝜎1 2 β‰  𝜎2 2 (tidak homogen) 2. Taraf nyata (Ξ±=5%) dan π‘₯2 tabel π‘₯2 tabel= π‘₯2(1 βˆ’ 𝛼)( π‘˜ βˆ’ 1) = π‘₯2(1βˆ’ 0,05)(1) = π‘₯2(0,95)(1) = 3,81 3. Kriteria pengujian H0 diterima, jika π‘₯2 hitung<π‘₯2 tabel H0 ditolak, jika π‘₯2 hitungβ‰₯ π‘₯2 tabel 4. Menentukan uji statistik Uji statistik : a. Varians gabungan dari semua sampel 𝑠2 = βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) 𝑠𝑖 2 βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) = 34(2,114286) + 34(5,878992) 34 + 34 = 71,88571 + 199,8857 68 = 271,7715 68 =3,996639 b. Harga satuan B Log 𝑠2 = log3,996639 =0,601695 𝐁 = (Log s2)βˆ‘( 2 i=1 ni βˆ’ 1) = 40,91525 c. Harga X2 π‘₯2 β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = (ln10) {𝐡 βˆ’ βˆ‘( 𝑛𝑖 βˆ’ 1) log 𝑠𝑖 2 } = 2,3026(40,91525 βˆ’ 37,21186)
  • 87. 87 = 2,3026(3,703388) = 8,527437 d. Kesimpulan Karena π‘₯2 β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 8,527437 β‰₯ 3,81 = π‘₯2 tabel maka H0 ditolak. Jadi data tidak berasal dari populasi yang homogen dalam taraf nyata 0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga kedua sampel tersebut tidak homogen. 2. Uji Harley Pearson Uji ini digunakan untuk menguji ukuran dengan cuplikan yang sama (n yang sama ) untuk tiap kelompok, misalkan kita mempunyai dua populasi normal dengan varians 𝜎1 2 dan 𝜎2 2 , akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol H0 dan tandingannya H1 : { H0 ∢ 𝜎1 2 = 𝜎2 2 H1 : 𝜎1 2 β‰  𝜎 Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara independen diambil dari populasi tersebut. Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1 dengan varians 𝑠1 2 dan sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians 𝑠2 2 maka untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik F = 𝑠1 2 𝑠2 2 Kriteria pengujian adalah : diterima hipotesis H0 jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)< F <F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) untuk taraf nyata Ξ±, dimana F 𝛽(π‘š,𝑛) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang Ξ², dk pembilang = m dan dk penyebut = n. dalam hal lainnya H0 ditolak. Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis H0 adalah
  • 88. 88 F= Varians terbesar Varians terkecil Prosedur pengujian hipotesis : 1) Menentukan formulasi hipotesis { H0 ∢ 𝜎1 2 = 𝜎2 2 H1 : 𝜎1 2 β‰  𝜎 2) Menentukan taraf nyata (Ξ±) dan F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ditentukan dengan Ξ±, derajat bebas pembilang (n1 βˆ’ 1), dan derajat penyebut (n2 βˆ’ 1) dengan rumus F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) 3) Menentukan kriteria pengujian: Ho diterima jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)< F <F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) Ho ditolak jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)≀ F = F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) atau F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)β‰₯ F = F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) 4) Menentukan uji statistik F = 𝑠1 2 𝑠2 2 F= Varians terbesar Varians terkecil 5) Menarik kesimpulan Contoh soal : Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas. 1. Hipotesis (homogen) H0 ∢ 𝜎1 2 = 𝜎2 2 H1 ∢ 𝜎1 2 β‰  𝜎2 2 (tidak homogen)
  • 89. 89 2. Menentukan taraf nyata (Ξ±) dan F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ditentukan dengan Ξ± = 5%, derajat bebas pembilang (n1 βˆ’ 1) = 34, dan derajat penyebut (n2 βˆ’ 1) = 34 dengan rumus F π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) = F0,05(34,34) = 1,77 3. Kriteria pengujian: Ho diterima jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)< F <F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) Ho ditolak jika F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)≀ F = F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) atau F(1βˆ’π›Ό)(n1 βˆ’1)β‰₯ F = F1 2 𝛼(n1 βˆ’1,n2βˆ’1) 4. Uji statistik F = 𝑠1 2 𝑠2 2 = 5,878992 2,114268 = 2,780604 5. Kesimpulan Karena πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 2,780604 β‰₯ 1,77 = πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka H0 ditolak. Jadi data tidak berasal dari populasi yang homogendalam taraf nyata 0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga kedua sampel tersebut tidak homogen.
  • 90. 90 BAB IX UJI HIPOTESIS A. PENGERTIAN HIPOTESIS STATISTIK Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang atau di bawah, dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan yang sajikan dengan bukti. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan masalah atau untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis juga merupakan suatu pernyataan atau dugaan yang masih lemah kebenarannya sehingga masih harus diuji terlebih dahulu menggunakan teknik tertentu. Suatu hipotesis bisa juga salah, untuk itu harus diuji terlebih dahulu menggunakan data-data observasi. Suatu hipotesis dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, ataupun kesimpulan yang masih sangat sementara. Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Atau dengan kata lain, jika suatu pernyataan dibuat untuk menjelaskan nilai parameter populasi, maka hal pernyataan ini juga disebut hipotesis statistik. B. Konsephipotesis Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Selanjutnya menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan halitu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan nya. Atas dasar dua definisi
  • 91. 91 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungan nya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesisa lternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter. C. PERUMUSAN HIPOTESIS Suatu rumusan dari sebuah hipotesis digunakan sebagai petunjuk arah dalam rancangan penelitian, teknik pengumpulan, dan analisis data serta penyimpulan. Rumusan hipotesis sebenarnya sudah dapat dibaca dari uraian masalah, tujuan penelitian, kajian teoritik, dan kerangka pikir sehingga rumusannya harus sejalan. Rumusan hipotesis mempunyai ciri-ciri umum, yaitu sebagai berikut: 1. Kalimat dari rumusan hipotesis dinyatakan sebagai kalimat pernyataan (deklaratif). 2. Rumusan hipotesis melibatkan minimal dua variabel penelitian. 3. Rumusan hipotesis mengandung suatu prediksi. 4. Suatu rumusan hipotesis harus dapat diuji (testable). D. TIPE-TIPE HIPOTESIS
  • 92. 92 Hipotesis statistik akan diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataan nya dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataan nya. Di dalam pengujian hipΓ³tesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Hipotesis digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. 1. Hipotesis nihil/nol (Ho) Hipotesis nihil adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih. 2. Hipotesis alternatif (H1) Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih. E. KESALAHAN/KEKELIRUAN PENGUJIAN HIPOTESIS Kesimpulan Hipotesis benar Hipotesis salah Terima hipotesis Kekeliruan tipe II ( 𝛽) (kuasa uji = 1 – 𝛽) Tolak hipotesis Kekeliruan tipe I (taraf signifikan 𝛼) Di dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu: οƒ˜ Kesalahan tipe I, yaitu suatu kesalahan bila menolak Ho yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan 𝛼.
  • 93. 93 οƒ˜ Kesalahan tipe II, yaitu suatu kesalahan bila menerima Ho yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan ini dinyatakan dengan 𝛽. Pembuat keputusan berusaha agar kedua tipe kesalahan di atas ditekan sampai sekecil-kecilnya, hal ini dapat terjadi jika n meningkat. F. FORMULASI HIPOTESIS 1. Uji Satu Pihak (Kanan) Contoh: metode pembelajaran kostektual lebih unggul daripada metode pembelajaran simulasi. Ho: πœƒ = πœƒo Ho: πœƒ > πœƒo 2. Uji Satu Pihak (Kiri) Contoh: dengan metode ceramah pembiayaan media lebih hemat dari pada metode konstektual. Ho: πœƒ = πœƒo Ho: πœƒ < πœƒo
  • 94. 94 3. Uji Dua Pihak Contoh: salah satu dari metode pembelajaran lebih unggul dari pada metode pembelajaran yang lain. Ho: πœƒ = πœƒo Ho: πœƒ β‰  πœƒo
  • 95. 95 Kesimpulan Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. Hipotesis memiliki formulasi :Uji Satu Pihak (Kanan), Satu Pihak (Kiri), danUji Dua Pihak.
  • 96. 96 BAB X UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak keputusan itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam sebuah probabilitas. I. Pengujian Hipotesis Satu rata-rata Sampel besar (n > 30) Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar (n > 30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedurnya sebagai berikut. 1) Formulasi hipotesis H0 : = H1 : > Kriteria pengujian -H0 diterima jika Z0 , -H0 ditolak jika Z0 > , H0 : = H1 : < Kriteria pengujian -H0 diterima jika Z0 , -H0 ditolak jika Z0 < , , H0 : = H1 : Kriteria pengujian H0 diterima jika Z0 , H0 ditolak jika Z0 > atau Z0 < ,
  • 97. 97 2) Penentuan nilai 𝛼 (taraf nyata) dan nilai Z tabel (𝑍 𝛼 ) Menentukan nilai 𝛼 sesuai soal, kemudian nilai 𝑍 𝛼 atau 𝑍 𝛼/2 ditentukan dari tabel. 3) Uji statistik a. Simpangan baku populasi (𝜎) diketahui: 𝑍0 = 𝑋̅ βˆ’ πœ‡0 𝜎π‘₯Μ… = 𝑋̅ βˆ’ πœ‡0 𝜎 √ 𝑛 b. Simpangan baku populasi (𝜎) tidak diketahui: 𝑍0 = π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0 𝑠 π‘₯Μ… = π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0 𝑠 √ 𝑛 Keterangan: s = penduga dari 𝜎 = simpangan baku sampel πœ‡0 = nilai πœ‡ sesuai dengan H0 4) Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai dengan kriteria pengujiannya) Contoh : Menurut pendapat salah satu pinpinan perusahaan buku Statistika, rata-rata penerimaan per hari sebesar Rp 7.000, dengan alternatif lebih besar dari itu. Diketahui simpangan baku dari penerimaan sebesar Rp 1.600. untuk menguji pendapatnya, dilakukan penyelidikan terhadap 256 orang penjual buku ke mahasiswa yang dipilih secara acak, ternyata diketahui rata-rata
  • 98. 98 penerimaan mereka sebesar Rp 7.100. dengan menggunakan 𝛼 = 5%, ujilah pendapat tersebut. Penyelesaian 1.) Formulasi hipotesis 𝐻0 ∢ πœ‡ = 7000 𝐻 π‘Ž ∢ πœ‡ > 7000 Kriteria pengujian ο‚· H0 diterima jika Z0 𝑍 𝛼 , ο‚· H0 ditolak jika Z0 > 𝑍 𝛼 2.) Taraf Signifikansi 𝛼 = 5%, 𝑍 π‘Ž = 1,64 (dari tabel normal) 3.) Uji Statistik 𝑍0 = π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0 𝜎 √ 𝑛 = 7100βˆ’7000 1600 √256 = 1 4.) Berdasarkan kriteria, H0 diterima jika Z0 𝑍 𝛼 . Karena 1 ≀ 1,64 maka Ho diterima Artinya memang benar rata-rata penerimaan mereka sebesar Rp 7.100. dengan menggunakan 𝛼 = 5% II. Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata Sampel kecil (n 30) Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n 30), uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedurnya sebagai berikut.
  • 99. 99 1) Formulasi hipotesis i. H0 : πœ‡ = πœ‡0 H1 : πœ‡ > πœ‡0 Kriteria pengujian: H0 diterima jika t0 ≀ 𝑑 𝛼 , H0 ditolak jika t0 > 𝑑 𝛼 , ii. H0 : πœ‡ = πœ‡0 H1 : πœ‡ < πœ‡0 Kriteria pengujian: a) H0 diterima jika t0 βˆ’π‘‘ 𝛼 , b) H0 ditolak jika t0 < βˆ’π‘‘ 𝛼 , 2) Penentuan nilai 𝛼 (taraf nyata) dan nilai t-tabel Menentukan nilai 𝛼 sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu db = n – 1, lalu menentukan nilai 𝑑 𝛼;π‘›βˆ’1 atau 𝑑 𝛼/2;π‘›βˆ’1 dari tabel. , 3) Uji statistik a. Simpangan baku populasi (𝜎) diketahui: 𝑑0 = 𝑋̅ βˆ’ πœ‡0 𝜎π‘₯Μ… = 𝑋̅ βˆ’ πœ‡0 𝜎 √ 𝑛 b. Simpangan baku populasi (𝜎) tidak diketahui: H0 : = H1 : Kriteria pengujian H0 diterima jika βˆ’π‘‘ π‘Ž/2 ≀ 𝑑0 ≀ 𝑑 π‘Ž/2 H0 ditolak jika 𝑑0 > 𝑑 π‘Ž/2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑0 < βˆ’π‘‘ π‘Ž/2
  • 100. 100 𝑑0 = 𝑋̅ βˆ’ πœ‡0 𝑠 π‘₯Μ… = 𝑋̅ βˆ’ πœ‡0 𝑠 √ 𝑛 4) Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai dengan kriteria pengujiannya). Contoh Menurut salah satu seorang guru yayasan Bina Ria, pengeluaran per hari siswa-siswi sekolah tersebut yaitu sebesar Rp1.740 dengan alternatifnya tidak sama dengan itu. Untuk menguji pendapat guru tersebut, dilakukan wawancara terhadap 25 orang siswa yayasan yang dipilih secara acak sebagai sampel, dan ternyata rata-rata pengeluaran per hari adalah Rp1.800 dengan simpangan bakunya sebesar Rp100. Dengan menggunakan 𝛼 = 0,05(βˆ’5%), ujilah pendapat tersebut. Penyelesaian 𝑛 = 25, 𝑋̅ = 1800, 𝑠 = 100, πœ‡0 = 1740 Formulasi hipotesis 𝐻0 ∢ πœ‡ = 1740 𝐻0 ∢ πœ‡ β‰  1740 𝑑0 = π‘‹Μ…βˆ’πœ‡0 𝑠 √ 𝑛⁄ = 1800βˆ’1740 100 √25 ⁄ = 3 𝛼 = 0,05 derajat kebebasan = 𝑛 βˆ’ 1 = 25 βˆ’ 1 = 24 𝑑 𝛼 2(π‘›βˆ’1)⁄ = 𝑑0,025(24) = 2,0639
  • 101. 101 βˆ’π‘‘ 𝛼 2⁄ = βˆ’2,0639 Karena 𝑑0 > 𝑑 𝛼 2⁄ = 3 > βˆ’2,0639, maka 𝐻0 ditolak. Berarti,rata-rata pengeluaran perhari siswa-siswa sekolah dasar tersebut tidak sama dengan Rp.1.740.
  • 102. 102 BAB XI UJI HIPOTESIS DUA RATA-RATA A. PengertianUji Hipotesis Dua Rata-Rata Uji hipotesis dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan (kesamaan) antara dua buah data. Salah satu teknik analisis statistic untuk menguji kesamaan dua rata-rata inii adalah uji t (t test) karena rumus yang digunakan disebut rumus t. Rumus t sendiri banyak ragamnya dan pemakaiannya disesuaikan dengan karakteristik kedua data yang akan dibedakan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan yaitu ; a. Data masing-masing berdistribusi normal b. Data dipilih secara acak c. Data masing-masing homogen B. Pengujian Hipotesis Dua Rata-Rata a. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: 𝐻0: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 = 0 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’π»0: πœ‡1 = πœ‡2 ( π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž) 𝐻 π‘Ž: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 > 0 ( π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘›, πœ‡1 > πœ‡2) 𝐻 π‘Ž: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 < 0 ( π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘›, πœ‡1 < πœ‡2) 𝐻 π‘Ž: πœ‡1 βˆ’ πœ‡2 β‰  0 (πœ‡1 π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› πœ‡2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ πœ‡1 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Ž π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› πœ‡2 ) b. Langkah –langkah untuk melakukan uji hipotesis dua rata-rata adalah sebagai berikut : 1. Uji atau asumsikan bahwa data dipilih secar acak 2. Uji atau asumsikan bahwa data berdistribusi normal 3. Asumsikan bahwa kedua variansnya homogen 4. Tulis Ha dan H0 dlam bentuk kalimat 5. Tulis Ha dan H0 dlam bentuk statistik 6. Cari thitung dengan rumus tertentu 7. Tetapkan taraf signifikansinya (Ξ±)
  • 103. 103 1. Sampel besar (n < 30) Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n<30).uji statistiknya menggunakan distribusi Z. prosedur pengujian hipotesisnya ialah sebagai berikut. 1) Formulasi Hipotesis a. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2 b. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2 c. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2 2) Penentuan nilai dan nilai Z tabel 𝑍 π‘Ž Mengambil nilai sesuai soal (kebijakan), kemudian menentukan nilai atau dari 𝑍 π‘Ž π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’π‘ π‘Ž 2⁄ tabel. 3) Kriteria pengujian Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2 a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 ≀ 𝑍 π‘Ž b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 > 𝑍 π‘Ž Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2 a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 β‰₯ βˆ’π‘ π‘Ž b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 < βˆ’π‘ π‘Ž Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2 a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄ ≀ 𝑍0 β‰₯ βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄ b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑍0 > βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑍0 < βˆ’π‘ π‘Ž 2⁄ 4) Uji Statistik a) Jika simpangan baku populasi diketahui: 𝑍0 = 𝑋̅1βˆ’π‘‹2 Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ… 𝜎 π‘₯1βˆ’π‘₯2 dengan 𝜎π‘₯1βˆ’π‘₯2 = √ 𝜎1 2 𝑛1 + 𝜎2 2 𝑛2 b) Jika simpangan baku populasi tidak diketahui: 𝑍0 = 𝑋̅1βˆ’π‘‹2 Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ… 𝑆 π‘₯1βˆ’π‘₯2 dengan 𝑆 π‘₯1βˆ’π‘₯2 = √ 𝑆1 2 𝑛1 + 𝑆2 2 𝑛2
  • 104. 104 Dimana apabila 𝜎1 π‘‘π‘Žπ‘› 𝜎2 tidak diketahui, dapat diestimasi dengan : 𝑆 π‘₯1βˆ’π‘₯2 = √ 𝑆1 2 𝑛1 + 𝑆2 2 𝑛2 𝑆1 2 == 1 𝑛1 βˆ’ 1 βˆ‘(𝑋𝑖1 Μ…Μ…Μ…Μ… βˆ’ 𝑋1)2 𝑆2 2 == 1 𝑛2 βˆ’ 1 βˆ‘(𝑋𝑖2 Μ…Μ…Μ…Μ… βˆ’ 𝑋2)2 5) Kesimpulan Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0. a). Jika H0 diterima maka H1 ditolak b). Jika H0 ditolak maka H1 diterima. (Hasan, 2003:151) 2. Sampel Kecil ( n ≀ 30 ) Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel ( n ≀ 30 ), uji statisticnya menggunakan distribusi t . Prosedur pengujian hipotesisnya ialah sebagai berikut : 1. Formulasi Hipotesis a. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2 b. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2 c. 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2 2. Penentuan nilai dan nilai t tabel 𝑑 π‘Ž Mengambil nilai sesuai soal (kebijakan), kemudian menentukan nilai atau dari 𝑑 π‘Ž π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑 π‘Ž 2⁄ tabel. 3. Kriteria pengujian Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 > πœ‡2 a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 ≀ 𝑑 π‘Ž b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 > 𝑑 π‘Ž
  • 105. 105 Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 < πœ‡2 a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 β‰₯ βˆ’π‘‘ π‘Ž b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 < βˆ’π‘‘ π‘Ž Untuk 𝐻0: πœ‡1 = πœ‡2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐻1: πœ‡1 β‰  πœ‡2 a. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž π‘—π‘–π‘˜π‘Ž βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄ ≀ 𝑑0 β‰₯ βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄ b. 𝐻0 π‘‘π‘–π‘‘π‘œπ‘™π‘Žπ‘˜ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑑0 > βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑0 < βˆ’π‘‘ π‘Ž 2⁄ 4. Uji Statistik a) Untuk pengamatan tidak berpasangan 𝑑0 = 𝑋1 βˆ’ 𝑋2 √ ( 𝑛1 βˆ’ 1) 𝑠1 2 + ( 𝑛2 βˆ’ 1) 𝑠2 2 𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2 ( 1 𝑛1 + 1 𝑛2 ) b) Untuk pengamatan berpasangan 𝑑0 = 𝑑̅ 𝑆𝑑 √ 𝑛 𝑑̅ = βˆ‘ 𝑑𝑖 𝑛 𝑑𝑖 = π‘ˆ1 βˆ’ 𝑒2 𝑆𝑑 = √ βˆ‘(𝑑𝑖 βˆ’ 𝑑̅)2 𝑛 βˆ’ 1 Keterangan : 𝑑̅ = π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– 𝑑 Sd = simpangan baku dari niai d n = banyaknya pasangan 𝑑0 π‘šπ‘’π‘šπ‘–π‘™π‘–π‘˜π‘– π‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– π‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑑𝑏 = 𝑛 βˆ’ 1 5) Kesimpulan Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0. a). Jika H0 diterima maka H1 ditolak b). Jika H0 ditolak maka H1 diterima.
  • 106. 106 Contoh : 1. Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap produk mereka, apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang di produksi dan di pasarkan masih tetap 400 gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya di ketahui bahwa simpangan baku bersih per kaleng sama dengan 125 gram. Dari sample 50 kaleng yang di teliti, di peroleh rata- rata berat bersih 375 gram. Dapatkah di terima bahwa berat bersih rata-rata yang di pasarkan tetap 400 gram? Ujilah dengan taraf nyata 5 % ! Penyelesaian : Diketahui : n = 50, X = 375, Οƒ = 125, Β΅o = 400 Jawab : a. Formulasi hipotesisnya : Ho : Β΅ = 400 H1 : Β΅ < 400 b. Taraf nyata dan nilai tabelnya : Ξ± = 5% = 0,05 Z0,05 = -1,64 (pengujian sisi kiri) c. Kriteria pengujian :
  • 107. 107 o Ho di terima jika Zo β‰₯ - 1,64 o Ho di tolak jika Zo < - 1,64 d. Uji Statistik 𝑍0 = π‘₯Μ… βˆ’ πœ‡0 √ 𝑛 𝑍0 = 375 βˆ’ 400Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ… 125 √50 = βˆ’1,41 e. Kesimpulan Karena Zo = -1,41 β‰₯ - Z0,05 = - 1,64 maka Ho di terima. Jadi, berat bersih rata-rata susu bubuk merek GOOD MILK per kaleng yang di pasarkan sama dengan 400 gram 2. Sebuah perusahan mengadakan pelatihan teknik pemasaran. Sampel sebanyak 12 orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram. Pada akhir pelatihan di berikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Ujilah hipotesis kedua metode pelatihan, dengan alternative keduanya tidak sama! Gunakan taraf nyata 10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri distribusi normal dengan varians yang sama!
  • 108. 108 Penyelesaian : Diketahui : n1 = 12 X1 = 80 s₁ = 4 n2 = 10 X2 = 75 sβ‚‚ = 4,5 Jawab: a. Formulasi hipotesisnya : Ho : ¡₁ = Β΅β‚‚ H1 : ¡₁ β‰  Β΅β‚‚ b. Taraf nyata dan nilai tabelnya : Ξ± = 10% = 0,10 𝑑 π‘Ž 2⁄ = 0,05 db = 12 + 10 – 2 = 20 t0,05;20 = 1,725 c. Kriteria pengujian : o Ho di terima apabila -1,725 ≀ t0 ≀ 1,725 o Ho di tolak apabila t0 > 1,725 atau t0 < -1,725 d. Uji Statistik
  • 109. 109 𝑑0 = 𝑋1 βˆ’ 𝑋2 √ ( 𝑛1 βˆ’ 1) 𝑠1 2 + ( 𝑛2 βˆ’ 1) 𝑠2 2 𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2 ( 1 𝑛1 + 1 𝑛2 ) 𝑑0 = 80 βˆ’ 75 √ (12 βˆ’ 1)42 + (10 βˆ’ 1)4,52 12 + 10 βˆ’ 2 ( 1 12 + 1 10 ) = 2,76 e. Kesimpulan Karena t0 = 2,76 > t0,05;20 = 1,725 maka Ho di tolak. Jadi, kedua metode yang digunakan dalam pelatihan tidak sama hasilnya.
  • 110. 110 DAFTAR PUSTAKA Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat.2000.Statistik Pendidikan.Bandung : Pustaka Setia. Sudjana.2005.Metode Statistika.Bandung : Tarsito. Sudaryono.2014.Teori dan Aplikasi dalam Statistik.Yogyakarta: Andi. Riduwan, MBA. 2007. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 1992. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Putri, Ratu Ilma Indra. Distribusi Binomial dan Poisson. http://ilma69.files.wordpress.com/2012/10/distribusi-binomial-dan-poisson- baru.pdf http://fathur14klose.blogspot.com/2011/12/makalah-statistika-distribusi- binomial.html. Diakses pada tanggal 21Oktober2015 Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 1992. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Putri, Ratu Ilma Indra. Uji Hipotesis. http://ilma69.files.wordpress.com/2012/10/uji_hipotesis-dan-uji- hipotesis_1_ratarata.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2015. Marhaendro, Agus Susworo Dwi. Pengujian Hipotesis. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengujian%20Hipotesis.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2015. Harlyan, Ledhyane Ika. Uji Hipotesis. http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/PENGUJIAN- HIPOTESIS.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2015. Yassin, Moh. Tabeldistribusifrekuensi.