Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN 9 Maginti tentang konsep energi bunyi melalui pendekatan keterampilan proses. Peneliti menganalisis masalah yang terjadi pada proses pembelajaran konsep energi bunyi yang semula hanya menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa secara langsung. Peneliti melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses yang
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi di kelas iv sdn 9 maginti
1. 1
KARYA ILMIAH
PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP
ENERGI BUNYI DI KELAS IV SDN 9 MAGINTI
KABUPATEN MUNA
LA DUMANSA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ KENDARI
2014
2. 2
PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP
ENERGI BUNYI DI KELAS IV SDN 9 MAGINTI
KABUPATEN MUNA
KARYA ILMIAH
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Oleh:
LA DUMANSA
NIM. 822 181 319
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ KENDARI
2014
3. 3
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : LA DUMANSA
NIM : 822 181 319
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 9 Maginti
Tempat dan Tanggal Pelaksanaan : SDN 9 Maginti tanggal 1 – 10 Mei 2014
Masalah yang merupakan fokus perbaikan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam adalah :
1. Guru dalam membentuk kelompok hanya berdasarkan urutan nama siswa yang
ada di dalam daftar hadir, tanpa memperhatikan cara-cara pembagian kelompok
2. Guru kurang melibatkan siswa secara langsung dalam memanipulasi benda-benda
konkret pada proses pembelajaran,
3. Dalam belajar kelompok siswa mengerjakan tugasnya tidak mendapatkan
bimbingan langsung dari guru,
4. Kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar dapat belajar dalam
kelompok
5. Guru dalam menyampaikan materi hanya dengan menggunakan metode yang
konvensional.
4. 4
Menyetujui Maginti, 2014
Dosen Pembimbing Mahasiswa Peneliti,
LA RAMA, S. Pd, M. Si LA DUMANSA
NIP.19740715 200701 1 030 1963079103 1 006 NIM. 822 181 319
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya jualah
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan judul: Meningkatkan
Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Melalui Pendekatan Keterampilan
Proses Di Kelas IV SDN 9 Maginti Kabupaten Muna. Penulisan Karya Ilmiah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakulltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini tidak mungkin terwujud tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak La Rama, S. Pd, M. Si selaku
pembimbing, yang penuh kesabaran dan kearifan memberikan bimbingan, arahan,
saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Wawan Rusmanto, M. Si selaku Kepala UPBJJ-UT Kendari yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program studi
lanjut PGSD.
5. 5
2. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh Civitas Akademik Universitas Terbuka, yang telah
memberikan semangat dan dorongan moral kepada peneliti untuk menyelesaikan
Karya Ilmiah ini.
3. Bapak Suharyanto, S. Pd.I selaku Kepala Sekolah SDN 9 Maginti Kab. Muna
yang telah memberi dukungan, fasilitas, dan pelayanan administrasi dengan baik.
4. Bapak Mustofa, S. Pd yang telah bersedia meluangkan waktunya dan bersedia
menjadi teman sejawat dalam pelaksanaan penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu guru SDN 9 Maginti Kab. Muna yang ikut membantu kelancaran
penelitian.
6. Rekan-rekan mahasiswa, yang telah banyak memberikan masukan, bantuan, dan
bimbingan kepada penulis selama penulisan Karya Ilmiah.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah
ini.
Semoga segala amal baik yang bapak, ibu, rekan-rekan berikan kepada
penulis mendapat limpahan rahmat dan berkah yang hakiki dari Allah SWT dan
semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di tanah air.
Amin.
Atas bantuan dari berbagai pihak, penulis serahkan hanya kepada kebesaran
Allah SWT, semoga jasa-jasa baiknya mendapat imbalan, Amin ya rabbal Alamin.
Maginti, Mei 2014
Penulis
6. 6
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii
PRAKATA........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xiii
ABSTRAK................... .............................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1. Identifikasi Masalah ............................................................. 2
2. Analisis Masalah ................................................................... 2
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ........................ 3
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian.............................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 6
2. Konsep dalam Sains 7
3. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses dalam Sains 8
4. Pentingnya Pendekatan Ket. Proses dalam Pembelajaran Sains 9
5. Materi Pembelajaran Energi bunyi 12
6. Konsep Energi bunyi 13
B. Kerangka Pikir 15
C. Hipotesis Tindakan 15
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
7. 7
A. Setting Penelitian 16
B. Sabjek Penelitian 16
C. Data dan Sumber 17
D. Teknik Pengumpulan Data 17
E. Unit Analisis 17
F. Prosedur Penelitian 18
G. Analisis dan Validasi Data 21
H. Indikator Keberhasilan 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 22
B. Pembahasan 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 30
B. Saran-saran 30
DAFTAR PUSTAKA 32
9. 9
ABSTRAK
La Dumansa, 2014 Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk meningkatkan
Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi di Kelas IV SDN 9 Maginti Kabupaten
Muna. Karya Ilmiah, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Terbuka. Pembimbing La Rama, S. Pd, M. Si.
Dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah dengan pembelajaran
pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep
energi bunyi di Kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna. Sumber data dalam penelitian ini
adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru. Jenis data yang diperoleh
adalah kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari tes hasil belajar, hasil observasi,
evaluasi, refleksi dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan
yang berarti baik pada aktivitas guru dan siswa pada saat proses belajar maupun hasil
belajar memahami konsep energi bunyi.
Peningkatan itu dapat terlihat pada setiap siklus kesiklus. Siklus satu tingkat
penguasaan siswa cukup (C), siklus dua tingkat penguasaan siswa baik (B). Dari hasil
penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam pengajaran konsep energi bunyi di SDN 9 Maginti adalah sebagai berikut: (a)
Mengamati, (b) Menggolongkan/mengkalsifikasi, (c) Menafsirkan, (d) Merencanakan
penelitian, (e) Meramalkan, dan (f) Menerapkan, (g) Mengkomunikasikan, dan (h) Evaluasi.
Saran Peneliti adalah kepada guru SD, agar menggunakan pendekatan keterampilan proses
sebagai salah satu alternatif meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran energi
bunyi di SD.
10. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta yang empiral pada hasil percobaan
dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh Powder (dalam Wina Putra, 1992: 122) bahwa Sains merupakan
ilmu yang berhubugan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen serta data yang lebih nyata.
Berdasarkan hal di atas, yang terpenting dalam pembelajaran Sains di SD
adalah bagaimana menggali berbagai pengetahuan baru pada diri anak didik terutama
dalam mengembangkan kognitif, afektif, psikomotor dan kreatifitas. Hal ini sejalan
dengan Abruscato (1992) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran Sains di SD
mengembangkan, 1) kognitif siswa, 2) mengembangkan afektif sisiwa, 3)
mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa, 5)
melatih siswa untuk berpikir kritis.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sains kelas IV Sekolah
Dasar, ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa sekolah dasar. Salah
satu mengembangkan keterampilan Sains bagi siswa yang diperlukan kemampuan
11. 11
aktivitas pembelajaran dalam bentuk keterampilan proses sains, diantaranya adalah
mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan.
Namun pada kenyataannya untuk pembelajaran Sains di SD belum sesuai
harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang konvensional (ceramah
dan tanya jawab).
Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan
apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, selain itu guru lebih
banyak menggunakan metode ceramah tanpa melakukan pendekatan dan percobaan-
percobaan secara langsung.
1. Identifikasi Masalah
Di sekolah SDN 9 Maginti di jumpai masalah-masalah, yaitu siswa
mendapakan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu menerapkan
pemerolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam
kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima
hanya melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri
pengetahuan atau informasi dalam kehidupan nyata”.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
guru dan siswa di SDN 9 Maginti , khususnya pada kelas IV. ditemukan salah satu
konsep yang masih sulit dipahami siswa adalah konsep energi bunyi. Selama ini
dalam mengajarkan materi tentang energi bunyi (1) guru kebanyakan menggunakan
metode ceramah, (2) guru kurang melibatkan siswa dihadapkan pada lingkungan
12. 12
belajar yang konkrit, (3) guru kurang memahami arti pendekatan keterampilan proses
seperti menggamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian,dan menggkomunukasikan, sehingga tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya. (4) rendahnya pemahaman siswa
pada materi energi bunyi, ini terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam
menyelesaikan soal latihan pada tes awal (lampiran 1 halaman) materi energi bunyi.
Hasil tes awal lihat pada lampiran 2 (Data hasil tes awal sebelum tindakan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Masalah
Memperhatikan cara pengajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan
energi bunyi pada kelas IV SDN 9 Maginti maka perlu dicarikan solusi
pemecahannya. Adapun solusi pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa
kelas IV SDN 9 Maginti dalam meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi
adalah melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan alat
peraga untuk melakukan percobaan yang cocok diterapkan pada materi energi bunyi,
agar motivasi belajar siswa meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan
efesien.
Berdasarkan temuan-temuan masalah pembelajaran konsep energi bunyi
tersebut di atas maka penulis sebagai pelaksana penelitian akan melakukan tindakan
perbaikan pembelajaran denga judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Konsep Energi Bunyi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 9
Maginti Kab. Muna”.
13. 13
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut “Apakah pembelajaran konsep energi bunyi dapat
meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan keterampilan proses di kelas IV
SDN 9 Maginti Kab. Muna”.
2. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah kurangnya pemahaman konsep belajar Sains siswa kelas IV
SDN 9 Maginti dipecahkan dengan mengunakan pendekatan keterampilan proses.
Alasan menggunakan pemahaman konsep agar siswa dalam proses belajar
mengajar tidak bingung dengan penjelasan yang diajarkan oleh guru.
C. Tujuan Penelitian
Bedasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah
Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi melalui
pendekatan keterampilan proses di kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna.
14. 14
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
a. Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru kelas IV SDN 9 Maginti dan
peneliti memiliki pengetahuan tentang teori pendekatan keterampilan proses
untuk pemahaman konsep energi bunyi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan guru kelas IV SDN 9 Maginti memiliki teori
pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan
hasil belajar pemahaman konsep energi bunyi.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan guru kelas IV mendapatkan pengalaman
langsung dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi terhadap
pembelajaran IPA di sekolah dasar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti mendapatkan pengalaman yang
nyata dan dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi dalam
mengajar di sekolah dasar.
15. 15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam
semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu
yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang
rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro
Darmojo,1992: 3)
Selanjutnya, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo,1992: 3) dalam bukunya The
Nature Of Sciences, menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini
bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan
fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu persepektif yang baru
tentang obyek yang diamatinya.
Aspek pokok dalam pembelajaran Sains adalah anak dapat menyadari
keterbatasan pengetahuan, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai
pengetahuan baru, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, dan ini
sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara
anak mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan mencari bentuk aplikasi yang
paling diterapkan dalam diri dan masyarakatnya.
16. 16
2. Konsep dalam Sains
Sains memiliki karakteristik tertentu dan salah satu karakteristiknya adalah
objeknya bersifat abstrak. Konsep merupakan salah satu ciri dari objek Sains.
Beberapa pengertian konsep dibawah ini beserta contohnya dalam Sains.
“Konsep adalah pengertian (ide) abstrak yang memungkinkan seseorang
menggolong-golongkan objek atau kejadian dan menentukan apakah suatu objek atau
kejadian merupakan contoh atau bukan contoh”, Depdikbud (1995: 2). Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia Poerwadarminta (1988: 456), “dijelaskan bahwa konsep
adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret”. Menurut Rosser
(Bahar, 1989: 80) “konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu satu kelas
objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang memiliki atribut sama”. Konsep
merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman dua orang tidak sama
Farrel dan Farmer (Sugianto, 1990: 15) mendefenisikan konsep sebagai suatu
klasifikasi dari objek-objek, sifat-sifat objek atau kejadian-kejadian yang ditentukan
dengan cara mengabstrasikannya. Misalnya seorang siswa telah memahami konsep
sumber energi bunyi maka siswa tersebut akan dapat membedakan pemaantulan
bunyi dan penyerapan bunyi.
Dalam penelitian ini digunakan defenisi konsep yang merupakan inti sari dari
defenisi konsep yang dikemukakan oleh Gagne, Farrel dan Farmer, yaitu suatu ide
abstrak yang dapat mnggolong-golongkan contoh dan bukan contoh dari suatu obyek
tertentu.
17. 17
3. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Sains
Penyelenggara kegiatan pengajaran di sekolah secara operasional adalah
membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap bagi diri siswa. Untuk mampu memproses, membentuk
sikap, dan memiliki keterampilan bagi siswa diperlukan suatu pendekatan yang
berorientasi keterampilan. Salah satu pendekatan yang sesuai adalah pendekatan
proses. Hal ini seperti yang diungkapkan berikut :
Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak
didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memendang ini
diterjemahkan dalam kegiatan mengajar yang sekaligus
memperhatikan pengembangan dan pengetahuan , nilai dan sikap
serta keterampilan (Purba dan Wartono, 1991: 10).
Berdasarkan ungkapan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan
keterampilan proses sangat diperlukan dalam pembelajaran Sains karena dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi yang dimilikinya
dengan cara melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar. Selain
itu menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat menjadi roda penggerak
untuk menggiring siswa menemukan, pengembangan fakta konsep, dan nilai yang
diperlukan dalam kehidupannya.
Pendekatan proses memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun
Keunggulan dari pendekatan proses yaitu
1. Tidak ada kesulitan dengan proses pengembangan ilmu dan perubahan-perubahan
konsep yang mungkin terjadi.
18. 18
2. Siswa terlatih dalam hal kegiatan yang diperlukan dalam dunia pengetahuan alam,
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para ahli Sains.
3. Keterampilan yang dimiliki siswa akan berfaedah juga dalam kehidupan sehari-
hari walaupun masalah yang dihadapinya bukan Sains.
4. Tidak ada masalah dengan lingkungan tempat belajar di kota maupun di desa,
modifikasi bahan pelajaran dapat dilaksanakan dengan mudah.
Adapun kelemahan dari Pendekatan Proses yaitu sangat sulit untuk menyusun bahan
pelajaran yang berpangkal pada keterampilan tersebut di atas, tetapi memenuhi
tuntutan bahan pelajaran yang diperlukan siswa dan sesuai dengan lingkungannya
serta memberi aktivitas keterampilan proses Sains berdampak positif bagi siswa
4. Pentingnya Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang bertujuan membekali
siswa dengan keterampilan tertentu. Membekali siswa keterampilan Sains maka ada
alasan yang jelas. Seniawan dkk. (1986: 14-5) mengemukakan beberapa alasan
yang melandasi perlunya pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu
(1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat, sehingga
tak mungkin lagi guru mengajarkan siswa semua fakta dan konsep kepada
siswa, (2) penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus
persen, penemuannya bersifat relatif, suatu teori mungkin terbantah dan
tertolak setelah orang lain mendapatkan data baru yang mampu
membuktikan kekeliruan teori yang diamati. (3) dalam proses belajar
mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik; dan (4) konsep disatu
pihak serta sikap dan nilai dilain pihak harus disatukan. Jika ditekankan
adalah pengembangan konsep tanpa memadukannya dengan
pengembangan sikap dan nilai, akibatnya adalah intelektualisme yang
gersang tanpa humanisme.
19. 19
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan
proses diperlukan dalam pembelajaran Sains karena: (1) Anak didik akan berperan
serta secara aktif dalam kegiatan belajarnya, (2) Anak didik mengalami sendiri proses
untuk mendapatkan rumusan atau konsep maupun keterangan tentang sesuatu
sehingga ia dapat memahaminya, (3) Memungkinkan anak didik mengembangkan
sikap ilmiahnya dan merangsang rasa ingin tahu pada diri anak, (4) Anak didik akan
memperoleh pengertian yang dihayatinya benar-benar karena anak didik sendiri yang
menemukan konsep atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri, (5) Pengertian
anak didik lebih mantap sehingga memungkinkannya untuk dapat menerapkannya
kedalam masalah lain yang relevan, dan (6) Memungkinkan anak didik untuk bekerja
dengan leluasa dan menggurangi ketergantungan kepada orang lain.
Implementasi pembelajaran Sains dengan pendekatan keterampilan proses:
1. Perencanaan Pengajaran Sains dengan Menggunakan Pendekatan
Keterampilan Proses.
Dalam merencanakan pengajaran, guru harus berorientasi kepada tujuan yang
akan dicapai. Tujuan pengajaran harus jelas dan berorientasi untuk membentuk
kepribadian siswa. Menyusun rencana pengajaran dengan menerapkan keterampilan
proses harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Tentukan kelas dan satuan waktu untuk membuat perencanaan, (2) Pengajaran,
tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip Sains yang akan diajarkan, (3) Tentukan
metode arti pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk mengajarkan setiap
konsep Sains (4) Tentukan keterampilan proses atau sub keterampilan proses Sains
20. 20
yang akan dikembangkan, (5) Setiap konsep atau prinsip Sains yang akan diajarkan
dengan metode yang telah ditentukan, dan (6) Susunlah persiapan mengajar untuk
setiap konsep Sains.
2. Pelakasanaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
di Sekolah Dasar
Melaksanakan pendekatan keterampilan proses dengan baik, perencanaan
guru sangat menentukan. Peran guru dalam hal ini adalah : (1) guru hendaknya
memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan proses dan (2)
guru hendaknya memberikan bimbingan pada siswa dalam mengembangkan
keterampilan proses Depdikbud (1996: 28).
Agar guru dapat memainkan perannya dengan baik dalam menerapkan setiap
keterampilan yang ada pada keterampilan proses, maka guru perlu memiliki hal-hal
sebagai berikut: (1) guru mempunyai pengertian yang tepat pada keterampilan proses,
(2) guru menggunakan keterampilan proses keterampilan dalam suatu kegiatan, (3)
guru mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengembangkan
keterampilan proses, (4) guru mampu membimbing siswa dalam mengembangkan
keterampilan proses, (5) guru mampu mengadakan penelitian
Dengan memahami kompetensi dasar, ini maka guru diharapkan mampu
melaksanakan pendekatan keterampilan proses utamanya dalam mata pelajaran Sains
di Sekolah Dasar. Pada dasarnya peranan guru dalam menerapkan setiap keterampilan
adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan Proses Mengamati
21. 21
b. Menafsirkan (mengintepretasikan)
c. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan
d. keterampilan berkomunikasi atau mengkomunikasikan
e. keterampilan merencanakan penelitian
f. keterampilan berhipotesis
g. keterampilan melakukan suatu penyelidikan
5. Materi Pembelajaran Energi Bunyi dengan Menggunakan Pendekatan
Keterampilan Proses
Adapun pembahasan energi bunyi dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga
tahap yaitu: Tahap eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Tahap
eksplorasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasan yang mungkin bertentangan dan dapat menimbulkan perdebatan serta suatu
analisis. Tahap pengenalan konsep, dimana memperkenalkan suatu konsep atau
konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki dan didiskusikan
dalam kontek yang telah diamati setelah tahap eksplorasi. Tahap aplikasi konsep,
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsep yang telah
dikenalkannya untuk melatih keterampilan memahami konsep energi bunyi.
Pada kegiatan tahap eksplorasi, guru dapat melakukan penilaian awal yang
berkaitan dengan materi energi bunyi. Langkah kedua pengenalan konsep energi
bunyi kepada siswa melalui kegiatan kelompok. Pada kegiatan ini guru membagi
siswa dalam empat kelompok dan setiap kelompok dibagikan kaleng dan tali.
22. 22
Langkah terakhir adalah tahap aplikasi konsep. Pada tahap ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memantapkan konsep dengan menyelesaikan soal-
soal energi bunyi sesuai dengan konsep yang dipelajari. Dari tiga tahap ini,
keterlibatan guru dalam memberikan arahan dan bimbingan diminimalkan.
Tiga tahap yang jelas di atas guru memberikan kesempatan yang kepada siswa
untuk megolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisa, dan akhirnya yang
terpenting merangkumnya sebagai suatu kontruksi pengetahuan berdasarkan pada
pengalaman atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Pada kegiatan ini, siswa
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru kedalam skema baru
yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga
cocok dalam rangsangan tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk melacak tingkat
pemahaman siswa terhaddap materi yang sedang dipelajarinya
6. Konsep Energi Bunyi
pengenalan konsep energi bunyi bagi siswa sekolah dasar dimulai dari yang
sederhana yang sudah dikenal sebelumnya dan mudah dijumpai disekitar siswa atau
didalam kelas.
Urutan penyajian konsep enegi bunyi di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Sumber energi bunyi, kita dapat mendengar bunyi dari alat musik. Alat musik
yang akan mengeluarkan bunyi jika dimainkan. Dalam keadaan diam, alat musik
tidak mengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut dihasilkan oleh getaran. Semua benda
yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber energi bunyi.
23. 23
2. Contoh pemantulan bunyi, pemantulan bunyi terjadi apabila bunyi tersebut dalam
perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras. Benda keras
tersebut dapat berupa batu, kayu, besi, seng, kaca dan sebagainya. Bunyi pantul
yang memperkeras bunyi asli (jika jarak antara sumber bunyi dan dinding
pemantul dekat, maka bunyi pantul terdengar hampir bersamaan dengan bunyi
asli sehingga akan memperkeras suara asli. Bunyi pantul yang hanya sebagian
tiba bersamaan dengan bunyi asli menjadi tidak jelas disebut gaung atau kerdam.
Bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli disebut gema. Gema
sering terjadi digua-gua, lembah-lembah, dan bukit-bukit yang jaraknya jauh dan
permukaannya keras dan rapat.
3. Penyerapan bunyi, selain dapat dipantulkan, bunyi juga dapat diserap. Benda-
benda yang dapat menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak.
Benda yang demikian disebut peredam bunyi, misalnya karet, karpet, goni,
kertas, kain dan sebagainya.
24. 24
B. KERANGKA PIKIR
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah jika dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses maka dapat
meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi pada siswa kelas IV SDN 9 Maginti
Kab. Muna.
MASALAH ENERGI BUNYI
ASPEK GURU
1. Kurang memahami penggunaan
pendekatan keterampilan proses
2. Kurang mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran
1.
ASPEK SISWA
1. Pemahaman tentang materi
rendah
2. Kurang dilibatkan dalam
proses pembelajaran
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
1. Mengamati
2. menggolongkan
3. Menafsirkan
4. Meramalkan
5. Menerapkan
6. Merencanakan
penelitian
7. Mengkomunikasikan
8.
PEMAHAMAN SISWA MENINGKAT
25. 25
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna.
Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014
selama ± 2 minggu, waktu tersebut dimulai dari tahap observasi awal sampai
penilaian akhir tindakan.
Penulis memilih SDN 9 Maginti Kab. Muna berdasar pertimbangan (1)
Mudah dijangkau, (2) Tidak mengeluarkan biaya, (3) Masih ditemukan siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami konsep energi bunyi.
B. Sabjek Peneliti
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 9 Maginti berjumlah 18 orang
yang terdiri 14 orang putra dan 4 orang putri. Memilih siswa kelas IV sebagai
responden dengan alasan: (1) Adanya variasi siswa dilihat dari status sosial,
pendidikan, dan pekerjaan orang tua mereka, (2) Adanya masalah yang dialami siswa
kelas IV SDN 9 Maginti dalam belajar memahami konsep energi bunyi, (3) Dilihat
dari tingkat kemampuan (prestasi) belajar mata pelajaran Sains pada semester satu
sangat rendah.
26. 26
C. Data dan Sumber data
1. Data
Data penelitian ini berupa hasil pekerjaan siswa terhadap soal yang diberikan
yang meliputi : (1) tes awal sebelum tindakan, tes formatif pada setiap tahap
pembelajaran, dan tes akhir setelah berakhirnya setiap tindakan pembelajaran. Tes
berupa energi bunyi (2) hasil wawancara dengan subjek penelitian, (3) hasil
pengamatan selama pembelajaran berlangsung, (4) hasil catatan lapangan yang sesuai
dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang berkaitan dengan tindakan.
Sedangkan data yang diperoleh dari guru adalah kesesuaian perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan konsep energi bunyi.
2. Sumber Data
Sumber data yang dijadikan populasi dalam penelitian ini diambil adalah guru
dan siswa. Siswa kelas IV SDN 9 Maginti yang berjumlah 18 orang dan terdaftar
pada semester genap.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes,
wawancara, pengamatan, dan catatan lapangan. Empat teknik tersebut diuraikan
sebagai berikut:
E. Unit Analisis
Unit analisis data penelitian adalah data aktivitas guru dan data aktivitas
siswa. Unit analisis aktivitas guru terdiri atas pada awal kegiatan pembelajaran, inti
pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Unit analisis data aspek siswa, yaitu
27. 27
keterlibatan siswa dalam proses belajar konsep energi bunyi pada awal pembelajaran,
inti pembelajaran, dan akhir pembelajaran.
Selain analisis data aktivitas guru selama proses pembelajaran juga dianalisis
hasil pembelajaran konsep energi bunyi secara bertahap yaitu persiapan
pembelajaran, penyajian materi, mengerjakan soal-soal secara individu dan
pemeriksaan tes, dan hasil analisis data aktivitas siswa pada akhir pembelajaran
dengan melakukan tes secara individu yaitu menjelaskan pengertian sumber bunyi,
menyebutkan macam-macam bunyi, menyebutkan contoh sumber bunyi, menjelaskan
manfaat pemantulan bunyi, dan menyebutkan contoh yang dapat menyerap bunyi
pada permukaan lunak.
F. Prosedur Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Action
Researcah), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini mengacu pada
pendapat MC. Taggart (1998: 123) dan Wardani (2007: 5) bahwa penelitian tindakan
kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi (perenungan, pemilihan, dan evaluasi) tahapan tindakan
digambarkan dalam bagan 3.1 berikut ini.
28. 28
Adapun skema alur tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini
disajikan sebagai berikut:
Siklus 1
Siklus 2
Selesai
2. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:
a. Menyamakan persepsi antara peneliti dengan guru tentang konsep dengan tujuan
penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran konsep energi
bunyi.
b. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus 1
ObservasiAnalisis Data I
Pelaksanaan
Tindakan I
Permasalahan Alternatif Pemecahan
(Rancana Tindakan I)
Refleksi I
Analisis Data IIRefleksi II
Terselesaikan
Pelaksanaan
Tindakan II
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
Belum
Terselesaikan
Berhasil
Observasi
29. 29
c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa
memahami konsep-konsep energi bunyi dengan baik.
d. Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan guru maupun instrumen
data keberhasilan siswa berupa: format observasi, pedoman wawancara, tes, dan
persiapan rekaman kegiatan tindakan berupa tipe recorder, maupun rekaman foto
pelaksanaan tindakan.
e. Peneliti memberi latihan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran
siklus 1 sebelum melaksanakan tindakan.
3. Pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana yang
disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas IV. Kegiatan yang dilakukan
adalah peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran pemahaman konsep energi
bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan 8 tahap yaitu:
mengamati, menggolongkan/mengkalsifikasi, menafsirkan, merencanakan penelitian,
meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan evaluasi.
4. Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat
selesai tindakan fokus observasi adalah aktifitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat
diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir
pembelajaran. Data aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format
observasi, pedoman wawancara, rekaman, dan hasil pembelajaran konsep energi
bunyi setiap responden.
30. 30
5. Refleksi
Menganalisis, memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan hasil dari
pengamatan adalah merupakan rangkaian kegiatan peneliti pada tahap refleksi.
Peneliti bersama pengamat menaganalisis dan merenungkan hasil tindakan pada
siklus tindakan sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan yang
dilakukan perlu diulangi atau tidak. Jika perlu diulangi, maka peneliti menyusun
kembali rencana (revisi) untuk siklus berikutnya. Demikian seterusnya hingga seluruh
siswa memperoleh nilai 7,0.
G. Analisis dan validasi data
Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan data aspek guru dan
siswa, menyajikan data, menafsirkan data, dan menyimpulkan. Data aspek guru dan
siswa dalam proses pembelajaran dianalisis berdasarkan kemunculan indikator.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu indikator
tentang keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator pemahaman konsep
energi bunyi . Skenario pembelajaran terlaksana dengan baik apabila pembelajaran
telah terlaksana dengan tuntas. Seluruh siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini
dikatakan memahami konsep energi bunyi yang diajarkan apabila siswa telah
memperoleh nilai 7,0.
31. 31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa dan hasil belajar
pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi melalui pendekatan keterampilan
proses melalui delapan tahap yaitu mengamati, menggolongkan/mengklasifikasi,
menafsirkan, merencanakan penelitian, meramalkan, menerapkan,
mengkomunikasikan, dan evaluasi.
Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karena
belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu kualifikasi cukup (C) sejalan
dengan teori-teori pembelajaran Dalam bab IV pada paparan data dan temuan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep energi
Bunyi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDN 9 Maginti ”.
Paparan data dan temuan penelitian, berkaitan dengan rumusan masalah yaitu Apakah
pembelajaran konsep energi bunyi dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui
pendekatan keterampilan proses di kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna ?
1. Data siklus 1
Perencanaan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan revleksi. Perencanaan siklus satu
kompetensi dasar pembelajaran adalah “menjelaskan perubahan energi melalui alat
penggunaan alat musik” dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
32. 32
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Perencanaan siklus 2 dilaksanakan satu kali
tindakan yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan revleksi.
Perencanaan siklus 2 dengan kompetensi dasar masih yang sama dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan alokasi waktu 2 x 35 menit,
dengan 8 indikator.
Data Siklus 1 Aspek Guru dan Siswa
Tindakan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan yang terdiri dari 8
tahap yaitu mengamati, menggolongkan/mengkalsifikasi, menafsirkan, merencanakan
penelitian, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan evaluasi, yang
dilaksanakan pada hari Kamis 1 Mei 2014 pukul 7.00 – 9.00 WITA yang dihadiri 18
orang siswa. Tindakan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan dengan 8
indikator yang diharapkan.
Dari perencanaan tersebut diimplemantasikan dalam pembelajaran secara nyata
di kelas IV dengan data sebagai berikut, temuan penelitian tentang keberhasilan guru
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran energi
bunyi pada siklus pertama menunjukan bahwa, dari 8 indikator yang harus dicapai
guru pada siklus pertama ini direncanakan, terdapat 4 (50%) indikator yang
dilaksanakan dengan baik oleh guru, sehingga dikategorikan kurang (K). 4 (50%)
indikator yang belum dilakukan guru adalah (1) guru tidak membimbing siswa untuk
menerapkan peristiwa antara energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari, (2) guru tidak
membimbing siswa untuk menafsirkan setiap kelompok untuk mencatat hasil
pengamatan siswa, (3) guru tidak membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
33. 33
setelah melakukan percobaan setiap perkelompok, (4) guru tidak membimbing siswa
untuk melakukan tanya jawab. Secara rinci keberhasilan. Berdasarkan refleksi data
pada siklus peratama dapat disimpulkan bahwa pencapaian implementasi rencana
pembelajaran konsep energi bunyi aspek guru adalah kurang (C). Penyebab guru
kurang mencapai indikator yang diharapkan yaitu guru kurang melakukan semua
kegiatan yang direncanakan, yaitu langkah-langkah kegiatan mengajar, guru kurang
membimbing siswa dalam pembagian kelompok, guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru kurang menggali pengetahuan
awal siswa
Berdasarkan refleksi data aktivitas pada siklus pertama dapat disimpulkan
bahwa pemahaman konsep energi bunyi melalui pendekatan keterampilan proses
dikategorikan cukup (C).
Kurangnya indikator yang dicapai dalam siklus pertama ini dalam proses
aktivitas siswa, hal ini disebabkan guru belum mengimplementasikan rencana
pembelajaran energi bunyi dalam suatu pendekatan keterampilan proses masih belum
sesuai yang ditetapkan. Keberhasilan siklus satu tindakan pembelajaran energi bunyi
ini dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses disebabkan kemampuan
kerjasama siswa dalam kelompok masih kurang, siswa masih kurang menerapkan
pembelajaran tentang energi bunyi, siswa kurang meramalkan apa yang terdapat
dalam masalah, siswa kurang mengerti dengan apa yang mereka rencanakan dalam
proses pembelajaran, siswa kurang bertanya kepada guru apa yang mereka pelajari.
34. 34
Hasil kerja mereka masih banyak yang salah dalam menjawab soal tes yang diberikan
oleh guru.
Data hasil tes formatif 1 tindakan siklus 1 yang diberikan, yakni lima orang
siswa memperoleh nilai 50, lima orang siswa memperoleh nilai 60, lima orang
memperoleh nilai 70, dan tiga orang memperoleh nilai 80. Dari yang diperoleh siswa
dipresentasikan dengan nilai rata-rata 63,88 %.
Berdasarkan tindakan 1 siklus pertama dapat disimpulkan peningkatan
pemahaman siswa dalam memahami materi konsep energi bunyi rata-rata
dikategorikan cukup. Hal ini guru belum mengimplementasikan rencana
pembelajaran dengan baik, maka pembelajaran diulangi pada siklus dua.
2. Data Siklus 2
Perencanaan siklus 2 direncanakan satu kali pertemuan yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan evaluasi dengan 8 indikator tetapi 4
indikator sudah berhasil, yang belum berhasil 4 indikator lalu diulangi disiklus 2.
Temuan Siklus 2 Aspek Guru dan Siswa
Tindakan siklus 2 dilaksanakan 1 kali pertemuan yang terdiri dari 8 tahap yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Mei 2014 pukul 9.30 – 9.10 WITA yang dihadiri
18 orang siswa. Materi yang disajikan yaitu mengulangi materi pada tindakan siklus
1 dengan beberapa perbaikan.
Pada siklus 2 ini peneliti bertindak sebagai guru, yang melaksanakan
pembelajaran di kelas, sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai pengamat
35. 35
teman sejawat. Selanjutya pembelajaran dilanjutkan pada siklus 2 masih materi
yang sama yaitu energi bunyi.
Dilihat dari siklus pertama tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses,
yang terdiri dari 8 tahap ini, masih banyak yang ditemukan kekurangan-kekurangan
yang belum disampaikan secara jelas kepada siswa, dan guru meninjau kembali
kekurangan yang belum dicapai semua kegiatan yang direncanakan dalam 8 tahap
pendekatan keterampilan proses.
Hasil kerja siswa pada tindakan siklus 2, menunjukan bahwa peningkatan
pemahaman konsep siswa dalam memahami materi sudah sesuai dengan yang
ditentukan, sebagaimana dilihat dari tes formatif 2 dalam menjawab soal yang
diberikan secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 96,11%, sudah sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70% dengan nilai paling rendah 6. Dari
data hasil jawaban siswa tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat memahami
materi dengan baik sehingga peningkatan konsep meningkat.
Hasil observasi dan hasil tes siswa dianalisis bahwa pelaksanaan pembelajaran
energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, sesuai dengan
yang direncanakan dan memenuhi standar indicator yang ditetapkan dengan hasil
refleksi sebagai berikut :
1. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran terutama pada
penggunaan alat peraga.
36. 36
2. Guru sudah lebih memperhatikan siswa-siswa yang pemahamannya rendah
dengan cara mendekati dan membimbing siswa saat belajar ataupun setelah
pembelajaran.
3. Guru sudah melaksanakan keseluruhan dari rencana pembelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya dengan baik.
4. Peningkatan pemahaman siswa dari siklus pertama kesiklus 2 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan.
B Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa dalam meningkatkan
pemahaman siswa dalam memahami materi konsep energi bunyi dalam menggunakan
pendekatan keterampilan proses dari siklus pertama sampai kedua mengalami
peningkatan yang signifikan.
Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karena
belum sejalan dengan teori-teori pembelajaran konsep energi bunyi. Pemahaman
siswa tentang konsep energi bunyi, dalam siklus 1 masih banyak siswa ditemukan
belum mengerti, ketidak mengertian siswa diakibatkan guru dalam membawakan
materi pembelajaran masih banyak indikator yang belum disampaikan.
Guru dalam menyampaikan pembelajaran belum mencapai indikator yang
ditetapkan diantaranya guru belum menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
yang jelas.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep
energi bunyi adalah melaksanakan pembelajaran pada tahap inti melalui tiga tahap
37. 37
seperti yang telah dikemukakan di atas. Hal ini sesuai pendapat Hedriani (1995: 5)
sebagai berikut:
Keterampilan proses adalah keterampilan intelektual sosial maupun
sosok yang diperlukan untuk dapat mengembangkan lebih lanjut
pengetahuan atau konsep yang dimiliki, yang melalui tiga tahap yang
diawali dari tahap eksplorasi, kemudian tahap pemahaman konsep dan
terakhir tahap aplikasi konsep. Melalui 8 tahap tersebut, siswa
dibimbing untuk membentuk dirinya agar memperoleh pemahaman
terhadap apa yang telah dipelajari.
Dalam pembelajaran ini siswa berpendapat bahwa cara guru mengajar di kelas
dapat dimengerti dengan mudah dan sangat menyenangkan. Siswa merasa bahwa
langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mengajar dapat memotivasi siswa untuk
cepat mengerti dan memahami materi pembelajaran. Selain itu, siswa juga merasa
tidak terbebani dalam mempelajari, karena merasa tidak terbebani dalam mempelajari
materi, karena merasa kebebasan berfikirnya dihargai. Di samping itu, semua
aktivitas yang dilakukan siswa, hanya diarahkan dan diberikan bimbingan seperlunya.
Hal ini sesuai pendapat Suparno (2001: 44) “bahwa pengetahuan yang diperoleh
siswa selama pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri”.
Dengan memahami kompetensi dasar, ini maka guru diharapkan mampu
melaksanakan pendekatan keterampilan proses utamanya dalam mata pelajaran Sains
di Sekolah Dasar.
Dalam pembelajaran tindakan siklus pertama guru belum mampu
melaksanakan pembelajaran secara optimal, ketiga tahapan pembelajaran konsep
energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses belum mampu
38. 38
diaplikasikan dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan pemahaman siswa
dalam memahami materi belum sesuai yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari
pemahaman siswa dalam mengemukakan jawaban dari soal yang diberikan secara
tulisan, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70% dengan
nilai paling rendah 6.
Pada tindakan siklus 2 keberhasilannya sudah mencapai target yang
diinginkan, hal ini dilihat dari jawaban siswa pada LKS, dan tes formatif sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan, dimana dalam pembelajaran pada
tindakan siklus 2 ini juga menerapkan pendekatan keterampilan proses sebagai upaya
meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi konsep energi bunyi,
dengan langkah-langkah pembelajaran yakni (1) mengenalkan kepada siswa tentang
materi atau permasalahan yang akan dikerjakan, (2) mengelolah pengetahuan awal
siswa terhadap materi dengan melakukan apersepsi, (3) membimbing siswa untuk
menyelidiki baik secara individu maupun kelompok, dan (4) mengingatkan kembali
kepada siswa tentang kegiatan yang dilakukan serta melakukan evaluasi, serta
menyimpulkan isi pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat (Nurhadi, 2006: 14)
mengemukakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa
dalam memahami materi, yaitu dengan menerapkan pembelajaran pendekatan
keterampilan proses kepada siswa dengan langkah-langkah pembelajaran.
39. 39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam proses pembelajaran
konsep energi bunyi pada SDN 9 Maginti mengalami peningkatan. Hal ini terbukti
adanya perkembangan aktifitas siswa dari siklus pertama dengan kualifikasi cukup(C)
pada siklus 2 menjadi kualifikasi baik (B). Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan,
pengamatan, evaluasi, dan refleksi maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep pada siswa kelas IV
SDN 9 Maginti . Pencapaian pemahaman konsep energi bunyi pada siswa sudah
sesuai yang diharapkan sebab telah memenuhi aspek tingkat penguasaan siswa dalam
ketulusan belajar siswa.
B. SARAN-SARAN
1. Kepada guru SD, agar menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai
salah satu alternatif meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran
energi bunyi di SD.
2. Kepada pihak guru yang menerapkan pendekatan keterampilan proses
disarankan selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa didudukan
dalam kelompoknya, sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi ketika disajikan dapat segera memperoleh bantuan dari
40. 40
teman kelompoknya. Hal ini lebih menguntungkan karena siswa sering tidak
berani bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan.
3. Kepada semua calon guru diharapkan dalam melakukan pembelajaran di SD
agar diperhatikan memilih pendekatan yang cocok sehingga dalam proses
pembelajaran sesuai dengan indikator yang dicapai.
41. 41
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato. 1992. Instrumen Ilmu Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Bima Cipta.
Arikunto Suharsimi, dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT Bumi Aksara
Depdikbud. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Moedjino, dkk. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan/Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Direktorat Ketenagaan.
Nurkanca, 1986. Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Purba dan Wartono, 1991. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Sains. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Seniawan, dkk. 1986. Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sugianto, dkk. 1990. Pendidikan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Taggart. 1998. Theaction Research Plamer. Deaking Universitas Press.
Wina Putra, 1992. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas. Direktorat Jenderal.
42. 42
Lampiran 1
SOAL TES AWAL
Nama : .............
Kelas : ..............
Waktu : 30 menit
Petunjuk
1) Tulislah nama, dan kelas pada tempat yang telah disediakan!
2) Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Apakah semua benda dapat mengeluarkan bunyi ?
2. Apa yang sesungguhnya terjadi pada saat alat musik dimaikan sehingga dapat
timbul bunyi ?
3. Apa yang terjadi bunyi yang kita keluarkan ketika kita berbicara didalam ruang
kosong yang tertutup ?
4. Apa yang terjadi pada bunyi yang kita keluarkan ketika kita berdiri dan berteriak
diantara tebing ?
5. Berilah tanda ceklis (√) untuk benda yang dapat menyerap bunyi ?
No Benda
Menyerap bunyi
Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
Batu
Goni
Plastik
Karet
44. 44
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
Sekolah : SD. Negeri 9 Maginti
Mata Pelajaran : Sains
Materi pokok : Energi Bunyi
Kelas/semester : IV/II
Alokasi waktu : 2x35 menit
Hari/ tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan perubahan energi melalui penggunaan alat musik
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan sumber energi bunyi
2. Menyebutkan macam-macam bunyi
I. Tujuan pembelajaran
1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan pengertian energi bunyi
dengan benar.
2. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan 3 macam bunyi dengan baik.
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumber energi
bunyi dengan benar. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan fungsi
pemantulan bunyi dengan benar.
4. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 3 contoh benda yang dapat
menyerap bunyi pada permukaan lunak dengan benar
II. Materi pokok
“Energi Bunyi”
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
45. 45
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
IV.Langkah-langkah pembelajaran
A. Persiapan Pembelajaran
1. Memberi salam
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Apersepsi
5. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran
B. Kegiatan Awal
1. Mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
C. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang digunakan yaitu
mengenai materi energi bunyi
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimegerti, serta meminta
siswa untuk mengemukakan pertanyaan gagasan untuk memecahkan
masalah
3. Guru membimbing siswa didalam kelas baik secara individual maupun
dalam kelompok dalam kegiatan:
a. Mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk
mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi
energi bunyi
b. Menggolongkan(mengklasifikasi) yaitu guru membimbing siswa
untuk mengolong-golongkan dan mengklasifikasi masalah
berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan yaitu
46. 46
mana yang termasuk sumber energi bunyi, macam bunyi, dan contoh
yang dapat menyerap bunyi.
c. Menafsirkan yaitu guru membimbing siswa untuk mengemukakan
pemahaman sementara terhadap materi energi bunyi yang terkumpul
berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkan
dalamkehidupan sehari-hari
d. Meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau
menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan
menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman
terhadap materi
e. Menerapkan yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan
pemahamannya dalam bersikap dan bertingkahlaku
f. Mengkomunikasikan yaitu guru membimbing siswa untuk
mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya,
menjelaskan, serta laporan.
g. Guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa.
D. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
2. Memberi saran dan motivasi yang menyenagkan
3. memberikan tindak lanjut
4. Menutup peajaran
V. MEDIA DAN SUMBER
1. Media : Gambar benda-benda yang dapat mengeluarkan sumber bunyi
2. Sumber : KTSP 2006
Buku sains kelas IV hal 152-160 Penerbit ERLANGGA
VI. PENILAIAN
- Penilaian : Tes awal, tes proses(LKS), tes akhir
- Aspek yang dinilai :
47. 47
1. Proses : Kerja sama, keaktifan dan kebenaran
2. Jenis penilaian : Lisan tertulis
3. Bentuk : Essay tes
4. Alat penilaian : Soal-soal/evaluasi
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian sumber bunyi!
2. Sebutkan macam-macam bunyi!
3. Sebutkan 3 contoh energi bunyi!
4. Jelaskan manfaat dari pemantulan bunyi!
5. Sebutkan 4 contoh benda yang dapat menyerap bunyi pada permukaan lunak!
Kunci Jawaban
1. Sumber energi bunyi adalah semua benda yang dapat menghasilkan bunyi.
2. 3 macam-macam bunyi yaitu energi bunyi, energi panas, dan energi gerak
3. contoh energi bunyi yaitu gitar, pianika, dan suling
1. Manfaat dari pemantulan bunyi yaitu untuk memperkuat dan memperkeras bunyi
asli
2. 4 contoh benda yang dapat menyerap bunyi pada permukaan lunak yaitu karet,
goni, kertas, dan kain dll
48. 48
Lampiran 4
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi
MelaluiPendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDN 9 Maginti
(Aspek Guru)
NAMA GURU : .............................. HARI/TANGGAL :
SIKLUS KE :
PETUNJUK :
1. Mengamati pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh guru
2. Mengisi kolom pengamatan sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan!
3. Memberikan kualifikasi pada kolom yang tersedia
No Indikator/Deskriptor
Pengamat Kualifikasi
Skor
Ya Tidak SB B C K SK
A. Kegiatan Awal (skor 5)
1. Mengucapkan salam
2. Guru melakukan persiapan
kegiatan belajar mengajar
3. Pengelolaan kelas
4. Guru menyampaikan apersepasi
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. KEGIATAN INTI(Skor 10)
Menggamati
1. Guru membimbing siswa untuk
mengumpulkan data atau informasi
yang sesuai dengan materi energi
bunyi
2. Guru membimbing siswa untuk
mengamati benda-banda yang
mengeluarkan bunyi
3. Guru membentuk kelompok 4-5
orang untuk mereka diskusikan apa
yang mereka amati
4. Guru memberikan LKS
5. Guru memberikan komentar-
komentar positif kepada siswa
terhadap hasil pengamatannya
Menggolongkan
1. Guru membimbing siswa untuk
menggolong-golongkan dan
menglasifikasikan masalah
baerdasarkan data dan informasi
awal yang telah ditemukan
terhadap materi,
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Menafsirkan
1. guru menyuruh siswa untuk
mencatat hal-hal yang penting
setelah melakukan pengamatan
2. Guru menyuruh siswa untuk
49. 49
mengumpulkan hasil yang telah
dikerjakan setelah pengamatan
Meramalkan
1. 1. Guru membimbing siswa untuk
meramalkan yang harus diketahui
dalam pembelajaran energi bunyi.
2. 2. Guru membimbing siswa untuk
menyelidiki masalah dengan
melakukan percobaan untuk
menguatkan pemahaman awal
siswa terhadap masalah
Menerapkan
1. Guru menjelaskan peristiwa baru
dengan menerapkan konsep energi
bunyi yang telah dimiliki
2. Guru menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam situasi baru.
3. Merencanakan Penelitian
1. 1. Guru menjelaskan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam
mengerjakan soal LKS
2. Guru menentukan cara dalam
melakukan percobaan
Mengkomunikasikan
1. Guru membimbing siswa untuk
mengaplikasikan pemahamannya
dalam bersikap dan bertingkah laku
2. Guru mengkomunikasikan
pemahamannya dalam kegiatan
bertanya, menjelaskan, serta
laporan,
Evaluasi
1. Guru mengevaluasi dan menilai
hasil kerja siswa
2. Guru menyimpulkan materi
pelajaran.
C. Kegiatan Akhir(Skor 5)
1. Memberikan penilaian
2. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi
3. Memberi saran dan motivasi yang
menyenagkan
4. Menutup pelajaran
Sangat baik (SB), jika semua indikator muncul.
Baik jika (B), jika hanya 1 indikator yang muncul
Cukup (C) jika hanya 3 indikator yang muncul
Sangat Kurang (SK), jika hanya satu indikator yang muncul.
50. 50
Lampiran 6
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDN 9 Maginti
(Aspek Siswa)
NAMA SISWA :.............................. HARI/TANGGAL :
SIKLUS KE:
PETUNJUK :
1. Mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung !
2. Mengisi kolom sesuai kenyataan yang terjadi dilapangan selama proses belajar
mengajar berlangsungada dilapangan
3. Memberikan kolom kualifikasi yang tersedia
No Indikator/Deskriptor
Pengamat Kualifikasi
Skor
Ya Tidak SB B C K SK
A. Kegiatan Awal (skor 5)
1. Mengucapkan salam
2. Berdoa untuk memulai pelajaran
3. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran
4. apersepasi
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. KEGIATAN INTI(Skor 5)
1. Siswa melakukan kegiatan
mengamati masalah yaitu
mengumpulkan data informasi
yang sesuai dengan materi energi
bunyi
2. Siswa menggolongkan dan
mengklasifikasi masalah
berdasarkan informasi awal yang
telah ditemukan untuk
memecahkan masalah yaitu
menggolongkan 3 macam bunyi
dan energi bunyi
3. Menafsirkan: siswa mencatat
hal-hal yang penting setelah
melakukan pengamatan, dan
mengumpulkan hasil yang telah
dikerjakan setelah pengamatan
4. Meramalkan: siswa meramalkan
kemungkinan yang akan terjadi
dari kegiatan menafsirkan yang
telah dilakukan yaitu berupa
pemahaman terhadap materi
energi bunyi
5. Menerapkan: siswa
mengaplikasikan pemahamannya
51. 51
dalam bersikap dan
bertingkahlaku serta mampu
menerapkan konsep yang
dipelajari dalam energi bunyi
6. Merencanakan penelitian: siswa
menyelidiki masalah dengan
melakukan percobaan untuk
menguatkan pemahaman awal
siswa terhadap materi energi
bunyi
7. Tahap mengkomunikasi: siswa
mengkomunikasikan
pemahamannya dalam kegiatan
bertanya, menjelaskan, serta
menyusun laporan, dari proses-
proses mereka lakukan
8. Evaluasi
C. Kegiatan Akhir(Skor 5)
1. Menyampaikan keberhasilan
secara umum
2. Mengenal kesalahan dalam
mengerjakan tes
3. Dapat menyimpulkan materi
pelajaran saat itu
4. menutup pelajaran
52. 52
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I
Hari / Tanggal :
Tindakan / Siklus : I / I
Materi Pokok : Sumber energi bunyi
Waktu : 30 menit
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
4.
Petunjuk : a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu
b. Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai
dikerjakan
1. Untuk mengetahui terbentuknya bunyi, untuk membuktikannya lakukan
kegiatan berikut ini
a. Alat dan bahan
1) Kaleng bekas
2) Karet gelang
b. Cara kerja
1) Rentangkan karet gelang hingga tegang pada mulut kaleng
2) Petiklah karet gelang, perhatikan apa yang terjadi.
c. Pertanyaan
1) Apakah karet gelang menghasilkan bunyi sebelum dipetik?
2) Apakah karet gelang menghasilkan bunyi saat dipetik?
3) Apa kesimpulan yang dapat kamu tarik berdasarkan percobaan yang telah
kamu lakukan tadi?
54. 54
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA
MATERI/SIKLUS :
HARI/TANGGAL :
1. Bagaimana perasaanmu selama mengikuti kegiatan pembelajaran Energi Bunyi?
2. Bagaimana perasaanmu mengikuti langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru?
3. Apakah cara yang dilakukan guru perlu dipertahankan?
4. Ketika kamu mengamati percobaan yang dilakukan dari sumber energi bunyi
bagaimana perasaanmu?
5. Bagaimana perasaanmu selama belajar secara berkelompok?
6. Bagaimana cara kamu menemukan jawaban pada soal yang ada pada LKS dan tes
Formatif?
7. Apakah ada cara lain didalam menemukan jawaban tersebut?
8. Dari langkah-langkah kamu lakukan, mana cara yang termudah menurut kamu?
9. Apakah ada kesulitan yang kamu alami didalam mempelajari konsep energi
bunyi?
10. Bagaimana cara memperoleh hasil seperti itu?