1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Ridha dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ”Konsep Dasar Keperawatan
Maternitas”. Selanjutnya shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan
orang-orang yang senantiasa istiqomah di atas jalan-Nya sampai hari akhir.
Penulis menghaturkan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang
sifatnya konstruktif demi penyempurnaan dan perbaikan untuk penulisan makalah
selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan nilai tambah dan
manfaat bagi pembaca, serta bernilai ibadah di sisi-Nya Amin.
Penulis
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Maternitas .......................................................................... 4
B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas ............................................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan
sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-
kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
- Konsep Keperawatan Maternitas
- Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keperawatan maternitas.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Maternitas
1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari
klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990). Keperawatan Maternitas
merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan
keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal,
dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan
pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan
psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi
baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede,
1997)
2. Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih
kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan
ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social
budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan,
maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas ditahun 2010 adalah:
a. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan
pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan.
Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan
sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
5. b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan
professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin
kepuasan konsumen/klien.
c. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
3. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan kesehatan.
b. Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat memberikan
pendidikan kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling
kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan masalah
tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawt harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.
6. 4. Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)
1) Manusia
a) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar
hidup yang selalu berkembamg.
b) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu
memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.
c) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan
pengalaman masa lalu.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya
mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.
2) Lingkungan
a) Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.
b) Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap penyakit.
c) Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan bagian
dari lingkungan fisik dan social.
d) Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;
Aspek tekstruktur:
o Alat
o Terapi
o Aluran
Aspek tidak tekstruktur:
Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan sekitar
3) Sehat
a) Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang berlangsung secara
terus-menerus menuju kehidupan yang kreatif.
b) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan
integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit.
c) Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietas/ketegangan.
d) Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling
percaya guna mengurangi ansietas.
7. 4) Keperawatan maternitas
a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang
memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir.
b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi
mencapai kesehatan yang optimal.
c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang mencerminkan
ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam proses
diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan riset
5) Tujuan keperawatan
a) Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam mempersiapkan
diri untuk kehamilan.
b) Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan.
c) Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.
d) Memahami social budaya klien.
e) Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.
6. Model Konsep Keperawatan Maternitas
a) Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
b) Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
c) Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
d) Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
e) Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
f) Pemulangan secepat mungkin.
g) Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
a. Fokus kebutuhan dasar
b. Pendekatan keluarga
c. Tindakan khusus dengan peran perawat.
d. Terjadi interaksi
e. Kerja dalam Tim.
8. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin
8. d. Komunitas
e. Polindes
B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru,
diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah
radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34
juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang
semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab
yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen
Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor
reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi.
Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat
ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab
kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum.
Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih
banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio
plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara
sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang
perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah
risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian
perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya
selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang
kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit
persalinan yang idak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan,
transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
9. 4. Penyakit Menular Seks
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. PMS yang mudah
diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi
lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS
yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi
tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat
mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore
seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker
serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai
penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
b. Penemuan Teknologi Terbaru
1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga
yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7
tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari
penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM. (
WWW.KOMPAS.COM )
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya
ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses
mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam
air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
(http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )
3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan
jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ).
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak-
geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam
keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing,
kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG (
10. Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena
teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan
perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat
tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil
yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru
dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon
dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip
dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid
dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid
dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala
kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya
darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan
mempercantik rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan
pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis
akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang
robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan
emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan
tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang
sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis
rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang
untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan
semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal.)
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa
peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan
adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk
memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari
keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat
mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu keluarga yang
utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang
sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua,
bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari
calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang
diwarisi. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan
(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki
komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien
sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji
masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat;
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga
12. dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan
tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan
kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
2. Bagi mahasiswa diharapkan bisa melaksakan tindakan asuhan keperawatan sesuai
prosedur yang ada.
14. Keperawatan Maternitas
DOSEN : Ns. WA ODE FITRI NINGSIH, S.Kep
TUGAS : MAKALAH
“Konsep Dasar Keperawatan Matermitas”
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. ROSNAH DANI
2. SITI ARA
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
TAHUN
2014