2. A. Ras di Dunia
Terkadang orang menganggap ras sama degan
suku bangsa padahal keduanya berbeda. Ras itu
sendiri merupakan penggolongan bangsa
berdasarkan ciri-ciri fisik rumpun bangsa.
Sedangkan, Suku Bangsa merupakan kesatuan
sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial
lain berdasarkan kesadaran akan identitas
perbedaan kebudayaan khususnya bahasa.
3. Pembagian Ras
Ras itu sendiri menurut para ahli diturunkan
secara genetik yang akan membedakan satu
kelompok dengan kelompok yang lain. Menurut
Ralph Linton terdapat 4 ras besar di dunia, antara
lain. Selain keempat ras tersebut terdapat pula
ras khusus seperti Polinesia, Melanesia,
Mikronesia, Ainu, Dravida, Bushmen.
4. Pendapat Para Ahli
(a) Prof. Dr. H. Kern,
Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
Asia. Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan
Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni
bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari
satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang
bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan
Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa
yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata
“kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama
geografis, iIstilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi
pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan
perbendaharaan bahasa Campa.
(b) Van Heine Geldern
Pendapatnya tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal
dari Asia Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah
artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia mempunyai
banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
5. (c) Max Muller
Berpendapat lebih spesifik, yaitu bahwa bangsa Indonesia berasal dari
daerah Asia Tenggara. Namun, alasan Muller tak didukung oleh alasan yang jelas.
(d) Willem Smith
Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-
orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa
yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman,
dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa
yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-
bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia,
dan Polinesia.
(e) Hogen
Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal
dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol
yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu
Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia
pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke
Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM.
6. (f) Drs. Moh. Ali.
Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina.
Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa
Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih
kuat sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke Indonesia. Ali
mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai
besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang.
Gelombang pertama berlangsung dari 3.000 hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan
gelombang kedua terjadi pada 1.500 hingga 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri
gelombang pertama adalah kebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik-
satu, sedangkan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik-dua.
(g) Prof. Dr. Krom
Menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah
karena di daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka
menyebar ke kawasan Indonesia sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM.
(h) Mayundar
Berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari
India, lalu menyebar ke wilayah Indocina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik.
Teori Mayundar ini didukung oleh penelitiannya bahwa bahasa Austria merupakan
bahasa Muda di India bagian timur.
7. (i) Dr. Brandes,
Berpendapat bahwa suku-suku yang bermukim di kepulauan
Indonesia memiliki persamaan dengan bangsa-bangsa yang bermukim di
daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara Pulau Formosa di
Taiwan, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan yaitu Jawa, Bali;
sebelah timur hingga ke tepi pantai bata Amerika. Brandes melakukan
penelitian ini berdasarkan perbandingan bahasa.
(j) Prof. Mohammad Yamin,
Yamin menentang teori-teori di atas. Ia menyangkal bahwa orang
Indonesia berasal dari luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya,
orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia
bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang
berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak
lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lainnya di Asia,
misalnya, temuan fosil Homo atau Pithecanthropus soloensis dan
wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indocina (Asia
Tenggara).
8. B. Persebaran ras di Indonesia
Persebaran ras di Indonesia sudah ada sejak zaman es. Pada zaman es
wilayah Indonesia bagian barat masih bersatu dengan benua Asia sedangkan
daerah bagian timur bersatu dengan benua Australia. Pada masa itu telah tersebar
2 ras di Indonesia, yaitu :
1. Ras Mongoloid
Ras ini berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es ini ras
mongoloid tersebar di daerah Indonesia bagian Barat meliputi pulau Sumatra,
Jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran sebagai berikut. Dari Mongolia
menuju ke daerah- daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos, Thailand,
Malaysia, Singapura, baru menuju ke Indonesia bagian barat.
Semua ditempuh melalui jalar darat sebab saat itu bagian barat Indonesia masih
bersatu dengan benua Asia Tenggara. Pada perkembangan selanjutnya
terbentuklah pulau-pulau di Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Kalimantan
dan Jawa, daratan yang menjadi lautan disebut paparan sunda.
9. 2. Ras Austroloid
Ras ini berpusat di Australia dan menyebar ke
Indonesia bagian Timur khususnya wilayah Papua/Irian
Jaya. Persebaran ke daerah inipun dilakukan melalui
darat sebab saat itu papua masih bersatu dengan
benua Australia perkembangannya daratan yang
menjadi lautan disebut paparan sahul. Sementara itu
daerah di zone Wallacea seperti Sulawesi, Nusa
Tenggara, dan Maluku merupakan daerah penyaringan
bagi migrasi manusia dan fauna dari paparan sunda ke
paparan sahul maupun sebaliknya sehingga sangat
terbatas sekali ras yang dapat masuk ke wilayah ini.
Jadi awalnya ras nenek moyang bangsa Indonesia
adalah ras Mongoloid dan ras Austroloid.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai
terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah
ke Indonesia, yaitu ...
10. A. Migrasi pertama (Ras Negroid)
Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan
berambut keriting.
1. Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini
sebagian besar mendiami daerah Papua.
2. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu
suku Siak (Sakai), sertasuku Papua melanesoid
mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
11. B. Migrasi kedua (Ras Weddoid)
Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh
sedang, dan berambut keriting.
1. Ras ini datang dari India bagian selatan.
2. Keturunan ras ini mendiami kepulauan
Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
12. Migrasi Ketiga {Ras Melayu Tua (Proto Melayu)}
Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh
tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini termasuk
dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid)
berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke
Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina
baru selanjutnya ke Indonesia. Di Indonesia Ras ini
menyebar melalui 2 Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan
Neolithikum yang dibawanya, yaitu :
13. 1) Jalur pertama
Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak
persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju
ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke
Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan
berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut banyak
ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi.
Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah
masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara), Mentawai
(Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak
(Lombok).
14. 2) Jalur kedua
Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan
menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan,
Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia.
Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui
jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate,
Tidore (Maluku).
Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin,
Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu
dan masuk Indonesia menyebar keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.
Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam
terutama benda-benda dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan.
Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu
Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac perunggu di Indonesia
dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis
(Sulawesi Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang
selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.
15. Migrasi dari berbagai macam ras tersebut
perkembangannya saling berbaur/bercampur hingga
menghasilkan berbagai macam suku dengan beraneka
ragam cirinya. Keanekaragaman tersebut disebabkan
karena perbedaan keadaan alam (letak geografis, iklim),
Makanan(nutrisi), dan terjadi perkawinan campur.
Sehingga secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Tinggi badan berkisar antara 135-180 cm,
2. Berat badan berkisar antara 30-75 kg,
3. Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam,
4. Warna rambut antara coklat dan hitam,
5. Bentuk rambut antara lurus dan keriting.