Dokumen tersebut merangkum empat ras nenek moyang Indonesia yaitu:
1) Proto Melayu yang datang dari Cina selatan dan mendiami pantai Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
2) Deutoro Melayu dari Indocina Utara membawa budaya logam dan mendiami kepulauan Indonesia.
3) Melanesoid yang mendiami Papua sejak zaman es terakhir 70.000 SM.
4) Negrito dan Weddid yang diduga datang sebelum ras Melayu dan tersebar di beber
1. Arif Kusmawan,S.Pd
SMK MuhammadiyahTasikmalaya
Empat Ras Nenek Moyang Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai keragaman budaya, bahasa, suku dan agama. Coba
kita bayangkan, ada lebih dari 500 suku bangsa Indonesia, hal ini mencerminkan bahwa kekayaan
bangsa Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh negara lain. Tidak hanya
suku saja, banyak kekayaan lainnya seperti sumber daya alam yang berlimpah ruah. Namun
demekian, kekayaan ini akan menjadi problema jika kita tidak pandai mengelola perbedaan yang ada.
Tentunya ini berkaitan dengan asal usul kedatangan suku bangsa dan kapan mereka datang. Oleh
sebab itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana proses dan dinamika nenek moyang sehingga
terbentuk keragaman budayanya. Untuk itu kita wajib untuk mempelajarinya, agar kita bisa
menghormati dan menghargai setiap perbedaan. Yuk mari simak empat ras nenek moyang Indonesia
berikut ini :
Proto Melayu
Suku Batak (Proto Melayu)
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari
Madagaskar sampai pulau-pulai timur pasifik. Proto Melayu diperkirakan datang dari Cina
bagian selatan. Mereka mempunyai ciri-ciri kulit kunig, bermata sipit serta rambut lurus. Daerah
Yunan yang merupakan Cina bagian selatan berimigrasi ke Indocina dan Siam, kemudia
Kepulauan Indonesia. Awal mula kedatangan mereka yaitu menempati pantai-pantai Sumatera
Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Ras Proto Melayu membawa peradaban batu di
Kepulauan Nusantara. Ketika datang imigran baru, yaitu Deutoro Melayu (Ras Melayu Muda).
2. Arif Kusmawan,S.Pd
SMK MuhammadiyahTasikmalaya
Mereka berpindah masuk ke dalaman dan mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat
huniannya. Ras Proto Melayu itu pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan
di dalam hutan-hutan menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga menyebabkan
memudarnya peradaban mereka. Penduduk asli dan ras Proto Melayu itu pun kemudian melebur.
Mereka itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Toraja, Alas, Gayo, dan Dayak. Atas peristiwa
tersebut, ras Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam.
Selain Hindu dan Islam, agama Kristen akan masuk di kehidupan mereka lewat pendeta.
Deutoro Melayu
Deutoro Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka membawa
budaya yang baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia atau Kebudayaan
Dongson. Mereka sering disebut sebagai orang-orang Dongson. Peradaban mereka lebih tinggi
daripada ras Proto Melayu. Mereka membuat perkakas dari perunggu. Kemajuan peradaban
mereka ditandai dengan keahlian kerajinan logam dengan baik. Perpindahan mereka ke Pulauan
Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa
kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang. Perdaban ini dapat dijumpai di
Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Kedatangan
ras Deutro Melayu di Kepulauan Indonesia makin lama semakin banyak. Kemudian mereka
berpindah tempat baru kehutan-hutan sebagai tempat tinggal yang baru. Pada akhirnya ras Proto
dan Deutero Melayu membaur dan menjadi penduduk di Indonesia. Gayo dan Alas di Sumatera
serta Toraja menjadi tempat tinggal kebanyakan ras Proto Melayu. Sedangkan ras Deutero
Melayu menempati seluruh Kepulauan Indonesia kecuali Papua.
Melanesoid
Tidak hanya ras Proto Melayu dan Deutero Melayu, ras Melanesoid juga terdapat di Kepulauan
Indonesia. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian
dan Benua Australia. Papua menjadi tempat tinggal mereka. Selain papua, ada yang tinggal di
wilayah Papua-Nugini, Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong ras Melanesoid.
Pada awal mulanya kedatangan Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir, tahun
70.000 SM. Pada saat itu, Kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun hingga
mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku. Bangsa Melanosoid melakukan
perpindahan ke timur hingga ke Papua, selanjutnya ke Benua Asutralia. Pada saat itu Ras
Melanesoid memiliki penduduk mencapai 100 ribu jiwa meliputi Papua dan Australia. Peradaban
bangsa Melanesoid dikenal dengan paleotikum. Akhirnya ras Melanesoid bercampur dengan ras
3. Arif Kusmawan,S.Pd
SMK MuhammadiyahTasikmalaya
Melayu yang menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu, saat ini merupakan penduduk Nusa
Tenggara Timur dan Maluku.
Negrito dan Weddid
Sebelum datangnya ras Melayu tua mapun muda, Indonesia telah kemasukan orang-orang
Negrito dan Weddid. Negrito menurut orang-orang Spanyol merupakan orang berkulit hitam
mirip dengan orang Negro. Sejauh mana kelompok Negrito itu bertalian darah dengan jenis-jenis
Negro yang terdapat di Benua Afrika serta kepulauan Melanesia, serta bagaimana sejarah
perpindahan mereka, belum diketahui dengan pasti. Sedangkan kelompok Weddid terdiri atas
orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata yang dalam sehingga nampak seperti
berang, kulit mereka coklat tua dan tinggi rata-rata 155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yakni
bangsa yang terdapat di pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara
cukup luas, misalnya Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok
tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna).