SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN ( AMDAL )
Pendahuluan
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan berdasarkan
atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan amanat pasal 16
tersebut diundangkan pada tanggal 5 Juni 1986 suatu Peraturan Pemerintah No.29 tahun
1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Peraturan pemerintah (PP) No.29/ 1986 tersebut berlaku pada tanggal 5 Juni 1987
yaitu selang satu tahun setelah di tetapkan. Hal tersbut diperlukan karena masih perlu waktu
untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan sosial mengingat definisi lingkungan
yang menganut paham holistik yaitu tidak saja mengenai lingkungan fisik/kimia saja namun
meliputi pula lingkungan sosial.
Berdasarkan pengalaman penerapan PP No.29/1986 tersebut dalam deregulasi dan
untuk mencapai efisiensi maka PP No.29/1986 diganti dengan PP No.51/1993 yang di
undangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara
untuk mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan
usaha dan/ atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL).
Perubahan tersebut mengandung pula keharusan pembuatan ANDAL, RKL, dan RPL di
buat sekaligus yang berarti waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam
perubahan tersebut di introdusir pula pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan
oleh Menteri Sektoral yang berdasarkan format yang di tentukan oleh Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun AMDAL disederhanakan dan
dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara. Kemudian juga dampak lingkungan
terdapat juga inti – inti nya yaitu sebagai berikut dan terdapat pengertian – pengertian yang
saya ketahui :
1. Definisi AMDAL
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
2. Dasar hukum AMDAL
Sebagai dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang di dukung oleh paket
keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman penentuan
dampak besar dan penting.
3. Tujuan dan sasaran AMDAL
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan
hidup.Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan
dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan
dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.
4. Tanggung jawab pelaksanaan AMDAL
Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan
AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
5. Kegunaan Setudi Amdal
· Bagi Pemerintah :
Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan dan
pengelolaan lingkungan dalam hal pengendalian dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif yang meliputi aspek biofisik, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci
pada suatu kegiatan Pembangunan.Sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan pada suatu kegiatan Pembangunan.
· Bagi Pemrakarsa :
Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang akan
dating dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat adanya kegiatan
suatupembangunan. Sebagai pedoman untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkunganSebagai bahan penguji secara komprehensif dari kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan untuk kemudian mengetahui kekurangannya.
· Bagi Masyarakat :
Mengurangi kekuatiran tentang perubahan yang akan terjadi atas rencana kegiatan
suatu pembangunan.Memberikan informasi mengenai kegiatan Pembangunan Industri ,
sehingga dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri agar dapat terlibat dalam kegiatan
tersebut.Memberi informasi tentang perubahan yang akan terjadi, sehingga masyarakat
dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindarkan dampak negatif.Sebagai bahan
pertimbangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan lingkungan.
6. Dasar pelaksanaan
Pada pelaksanaan studi AMDAL terdapat beberapa komponen dan parameter lingkungan
yang harus dijadikan sebagai sasaran studi, antara lain :
1. Komponen Geo-Fisik-Kimia antra lain : Iklim dan Kualitas Udara, Fisiografi, Geologi
Ruang, Lahan dan Tanah, Kualitas Air Permukaan,
2. Komponen Biotis antara lain : Flora, Fauna, Biota Sungai, Biota Air Laut
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya antara lain : Sosial Ekonomi , Sosial Budaya
4. Komponen Kesehatan Masyarakat antara lain Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan
Masyarakat.
7. Perundang-Undangan dan Peraturan
Perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) antara lain :
1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1960 Tentang Pokok -pokok Agraria.
2. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistem (Lembaran Negara RI Tahun 1990 No. 49 Tahun 1990 Tambahan Lembaran Negara
No 3419).
3. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman
4. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Undang-Undang RI No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 No. 115, Tambahan Lembaran Negara No 3501).
6. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United Nations Conventation
On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman
Hayati
7. Undang-Undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Republik Indonesia Tahun 1997 No. 68 Tambahan Lembaran Negara No. 3699).
8. Undang-Undang RI No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
9. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Peraturan yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) antara lain :
1. Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan.
3. Peraturan Pemerintah RI No 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta
Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
5. Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah untuk
Penggantian.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 59 Tambahan
Lembaran Negara No.3838).
7. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
8. Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan
9. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Beberapa keputusan pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara lain :
1. Keputusan Presiden RI No 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
2. Keputusan Presiden RI No 75 Tahun 1990 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang
Nasional.
3. Keputusan Presiden RI No. 552 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
4. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1988
tentang Pendoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
5. Keputusan Menteri PU.No 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber-
sumber Air.
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-30/MENLH /7/1992 tentang
Panduan Pelingkupan untuk Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL.
7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 056/1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting.
8. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 103.K/008/M.PE/1994 tentang
Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan dalam Bidang Pertambangan dan Energi.
9. Keputusan Menteri PU. No 58/KPTS/1995 Petunjuk Tata Laksana AMDAL Bidang Pekerjaan
Umum.
10. Keputusan Menteri PU.No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan RKL dan
RPL, Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-13/MENLH /3/1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-43/MENLH/ 10/1996 tentang Kriteria
Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C
Jenis Lepas di Daratan.
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/ 11/1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/ 11/1996 tentang Baku
Tingkat Getaran.
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-50/MENLH /11/1996 tentang Baku
Tingkat Kebauan.
16. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks
Standar Pencemar Udara.
17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENLH /1/1998 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri.
18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.
20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air.
21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke
Air atau Sumber Air.
23. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-205/BAPEDAL/07/1996
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
24. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-299/11/1996 tentang
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL.
25. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-105 tahun 1997
tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
26. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107/BAPEDAL/2/1997
tentang Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.
27. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-124/12/1997 tentang
Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL.
28. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 08 tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
29. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09 tahun 2000 tentang
Pedoman Penyusunan AMDAL.
30. Peraturan Daerah terkait yang relevan lainnya dengan studi ini.
8. Mulainya studi AMDAL
AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Sesuai dengan PP No./ 1999 maka AMDAL merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan / atau kegiatan .
AMDAL Dan Perijinan
Agar supaya pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan , pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan rencana usaha atau
kegiatan. Berdasarkan PP no.27/ 1999 suatu ijin untuk melakukan usaha dan/ atau kegiatan
baru akan diberikan bila hasil dari studi AMDAL menyatakan bahwa rencana usaha dan/ atau
kegiatan tersebut layak lingkungan. Ketentuan dalam RKL/ RPL menjadi bagian dari
ketentuan ijin.
Pasal 22 PP/ 1999 mengatur bahwa instansi yan bertanggung jawab (Bapedal atau
Gubernur) memberikan keputusan tidak layak lingkungan apabila hasil penilaian Komisi
menyimpulkan tidak layak lingkungan.Keputusan tidak layak lingkungan harus diikuti oleh
instansi yang berwenang menerbitkan ijin usaha.Apabila pejabat yang berwenang
menerbitkan ijin usaha tidak mengikuti keputusan layak lingkungan, maka pejabat yang
berwenang tersebut dapat menjadi obyek gugatan tata usaha negara di PTUN. Sudah
saatnya sistem hukum kita memberikan ancaman sanksi tidak hanya kepada masyarakat
umum , tetapi harus berlaku pula bagi pejabat yang tidak melaksanakan perintah Undang-
undang seperti sanksi disiplin ataupun sanksi pidana.
Prosedur penyusunan AMDAL
Secara garis besar proses AMDAL mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1.Mengidentifikasi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan
2.Menguraikan rona lingkungan awal
3.Memprediksi dampak penting
4.Mengevaluasi dampak penting dan merumuskan arahan RKL/RPL.
Dokumen AMDAL terdiri dari 4 (empat) rangkaian dokumen yang dilaksanakan secara
berurutan , yaitu:
1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2.Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3.Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Pendekatan Studi AMDAL
Dalam rangka untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan AMDAL,
penyusunan AMDAL bagi rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan melalui
pendekatan studi AMDAL sebagai berikut:
1.Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Tunggal
2.Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Terpadu
3.Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Dalam Kawasan
Dokumen AMDAL terdiri dari 4 (empat) rangkaian dokumen yang dilaksanakan secara
berurutan, yaitu:
1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2.Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3.Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
PERBEDAAN PP NO.29 Tahun 1986, PP NO.51 Tahun 1993 dan PP NO.27 Tahun 1999
Di Indonesia, AMDAL merupakan singkatan dari kalimat “Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan”. AMDAL adalah: Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Ketentuan di
atas mengacu pada peraturan pemerintah PP. No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 butir 1.
Peraturan ini masih berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Selain mengacu pada
peraturan tersebut di atas, maka landasan peraturan pemerintah tersebut di atas mengacu
pada undang-undang yaitu UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
Jadi sudah jelas acuan peraturan dan perundangannya, jadi sebagai bangsa dan masyarakat
Indonesia kita wajib melaksanakannya sebagai perwujudan berbangsa dan bermasyarakat
yang baik. Terdapat berbagai macam perbedaan pada tiap-tiap peraturan pemerintah di
setiap butir-butir peraraturan.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 yang semula dipakai sebagai landasan
penyusunan dokumen Amdal dicabut dan digantikan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 1993. Meski banyak koreksi yang dilakukan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 1986, tetapi hakekat Amdal itu sendiri tidak berubah yaitu sebagai salah satu sarana
penjamin pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Diterbitkannya Undang-
Undang No. 23. 1997, maka PP.51.1993 perlu penyesuaian, sehingga pada tanggal 7 Mei
1999, Pemerintah RI menerbitkan PP. No. 27 Tahun 1999 sebagai penyempurnaan PP. 51.
1993.
Efektif berlakunya PP. No. 27 Tahun 1999 mulai 7 November 2000 dan satu hal
penting yang diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999 ini adalah pelimpahan hampir semua
kewenangan penilaian AMDAL kepada daerah. Selain itu, pada tiap periode pemerintahan
disinyalir terdapat suatu keharusan untuk membuat /menyelenggarakan suatu peraturan-
peraturan baru yang merupakan salah satu pertanda bahwa pada pemerintahan periode
tersebut mereka benar – benar bekerja dan perubahan peraturan pemerintah dianggap
menjadi salah satu cara untuk mempertanggung jawabkan kinerja mereka pada periode
tersebut.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan jumlah pasal pada tiap
peraturan amdal yang sudah terbentuk, pada PP nomer 29 tahun 1986 terdapat 40 pasal, PP
nomer 51 1993 29 pasal, PP nomer 27 1999 42 pasal. Perbedaan jumlah pasal ini
dikarenakan terjadi penemuan/ pemikiran baru tentang amdal dan disesuaikan dengan
peraturan terdahulu. Dalam PP No.51 tahun 1993 merupakan hasil peraturan yang didasari
dari penyempurnaan PP No 29 tahun 1986.
Pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP No.
51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
AMDAL.Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami beberapa hambatan yang
bersifat birokratis maupun metodologis.
Sedangkan perubahan PP No. 51 tahun 1993 lebih didasari oleh penyesuaian
pemerintah terhadap undang-undang No.23 tahun 1997. Perbedaan lain yang ditemukan
adalah pada PP No.29 tahun 1986 tidak diketemukan tentang penapisan berkala yang
digunakan sebagai kegiatan pantauan pada kegiatan / jenis usaha.
Sedangkan pada PP No 51 tahun 1999 penapisan berkala ini dilakukan disertai
dengan instansi pemerintah ataupun nonpemerintah yang memberikan ataupun melakukan
kegiatan penapisan tersebut. Dalam PP No. 27Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 3 dinyatakan
terdapat tiga jenis pendekatan yaitu pendekatan studiterhadap usaha dan/atau kegiatan
tunggal (AMDAL Proyek Tunggal), terpadu (AMDALTerpadu) atau kegiatan dalam kawasan
(AMDAL Kawasan).
Sedangkan dalam PP No. 51 Tahun 1993 dijelaskan ada 4 jenis pendekatan studi
AMDALyang meliputi AMDAL Proyek Tunggal, AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan
danAMDAL Regional. Penjelasan ketiga jenis Amdal yang pertama hampir sama
denganpenjelasan pada PP No. 27 Tahun 1999, perbedaannya yaitu pada PP No. 27 Tahun
1999 katadampak penting telah disempurnakan menjadi dampak besar dan penting.
Sedangkan pada PP No. 29 tahun 1986 tidak dijumpai/ ditemukan pendekatan studi Amdal
oleh penulis.
AMDAL DAN EKONOMI KERAKYATAN
Dengan dilaksanakannya AMDAL yang sesuai dengan aturan, maka akan didapatkan
hasil yang optimal dan akan berpengaruh terhadap kebangkitan ekonomi. Kenapa demikian?
Dalam masa otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah menganut paradigma baru,
antara lain:
1. Sumber daya yang ada di daerah merupakan bagian dari sistem penyangga kehidupan
masyarakat, seterusnya masyarakat merupakan sumber daya pembangunan bagi daerah.
2. Kesejahteraan masyarakat merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari kelestarian sumber daya yang ada di daerah.
Dengan demikian maka dalam rangka otonomi daerah, fungsi dan tugas pemerintah
daerah seyogyanya berpegang pada hal-hal tersebut dibawah ini:
1. Pemda menerima de-sentralisasi kewenangan dan kewajiban
2. Pemda meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
3. Pemda melaksanakan program ekonomi kerakyatan
4. Pemda menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya di daerah secara konsisten.
5. Pemda memberikan jaminan kepastian usaha
6. Pemda menetapkan sumberdaya di daerah sebagai sumberdaya kehidupan dan bukan
sumberdaya pendapatan
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI AMDAL DI DAERAH
Sebagai syarat keberhasilan implementasi AMDAL di daerah adalah:
1. Melaksanakan peraturan/ perundang-undangan yang ada.
Sebelum pembuatan dokumen AMDAL pemrakarsa harus melaksanakan Keputusan
Kepala Bapedal 8 tahun/ 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi
dalam Proses AMDAL yaitu harus melaksanakan konsultasi masyarakat sebelum pembuatan
KA. Apabila konsultasi masyarakat berjalan dengan baik dan lancar, maka pelaksanaan
AMDAL serta implementasi RKL dan RPL akan berjalan dengan baik dan lancar pula.
Hal tersebut akan berimbas pada kondisi lingkungan baik lingkungan fisik/ kimia,
sosial-ekonomi-budaya yang kondusif sehingga masyarakat terbebas dari dampak negatip
dari kegiatan dan masyarakat akan sehat serta perekonomian akan bangkit.
2. Implementasi AMDAL secara profesional, transparan dan terpadu.
Apabila implementasi memang demikian maka implementasi RKL dan RKL akan baik
pula. Implementai AMDAL, RKL dan RPL yang optimal akan meminimalkan dampak negatip
dari kegiatan yang ada. Dengan demikian akan meningkatkan status kesehatan, penghasilan
masyarakat meningkat dan masyarakat akan sejahtera.
Selain itu pihak industri dan/atau kegiatan dan pihak pemrakarsa akan mendapatkan
keuntungan yaitu terbebas dari tuntutan hokum ( karena tidak mencemari lingkungan ) dan
terbebas pula dari tuntutan masyarakat ( karena masyarakat merasa tidak dirugikan ). Hal
tersebut akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan sosial-ekonomi-budaya dengan
masyarakat di sekitar pabrik/ industri/ kegiatan berlangsung.
Gas – gas Rumah Kaca
Gas-gas Rumah Kaca atau Greenhouse Gases adalah gas-gas yang menyebabkan
terjadinya efek rumah kaca. Selain uap air (H2O) Siklus Air dan karbon dioksida (CO2),
terdapat gas rumah kaca lain di atmosfer, dan yang terpenting berkaitan dengan
pencemaran dan pemanasan global adalah metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida
(N2O), dan chlorofluoroc carbon (CFC) Perusakan Lapisan Ozon.
Gas Rumah Kaca dapat terbentuk secara alami maupun sebagai akibat pencemaran.
Gas Rumah Kaca di atmosfer menyerap sinar inframerah yang dipantulkan oleh bumi.
Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global.
1 Uap Air
Uap air bersifat tidak terlihat dan harus dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi
ketika uap membentuk butir-butir air Siklus Air. Sebenarnya uap air merupakan
penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca.Jumlah uap air dalam atmosfer berada di luar
kendali manusia dan dipengaruhi terutama oleh suhu global. Jika bumi menjadi lebih
hangat, jumlah uap air di atmosfer akan meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini
akan meningkatkan efek rumah kaca serta makin mendorong pemanasan global.
Karena jumlah uap air di atmosfer berada di luar kendali manusia (secara alami
keberadaan uap air sudah sangat banyak di atmosfer) maka peranan uap air dalam
peningkatan efek rumah kaca tidak akan dibahas lebih lanjut.
2 Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang
sedang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Namun selain efek rumah kaca,
karbon dioksida juga memainkan peranan sangat penting untuk kehidupan tanaman.
Karbon dioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari dan digunakan
untuk pertumbuhan tanaman dalam proses yang dikenal sebagai fotosintesis Energi.
Proses yang sama terjadi di lautan di mana karbon dioksida diserap oleh ganggang.
3 Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan
ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi
tanpa udara (anaerob).Gas ini juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan
biomassa di rawa-rawa sehingga disebut juga gas rawa.Metana mudah terbakar, dan
menghasilkan karbon dioksida sebagai hasil sampingan.Metana juga dihasilkan dalam
jumlah cukup banyak di tempat pembuangan sampah; sehingga menguntungkan bila
mengumpulkan metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap untuk menghasilkan energi
listrik.Metana merupakan unsur utama dari gas bumi. Gas ini terdapat dalam jumlah
besar pada sumur minyak bumi atau gas bumi, juga terdapat kaitannya dengan batu bara
Energi.
4 Ozon (O3)
Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami di atmosfer (troposfer,
stratosfer) Perusakan Lapisan Ozon. Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil
sampingan yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan
bermotor.Ozon pada troposfer dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
Perusakan Lapisan Ozon.
Dinitrogen oksida (N2O)
Dinitrogen oksida adalah juga gas rumah kaca yang terdapat secara alami.
Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan jumlah gas ini di atmosfer. Dinitrogen
oksida juga dihasilkan dalam jumlah kecil oleh pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi, batu bara, gas bumi).
Chloroflourocarbon (CFC)
Chlorofluorocarbon adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai sifat-sifat,
misalnya tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan amat stabil sehingga dapat
digunakan dalam berbagai peralatan dan mulai digunakan secara luas setelah
Perang Dunia II. Chlorofluorocarbon yang paling banyak digunakan mempunyai
nama dagang ‘Freon’. Dua jenis chlorofluorocarbon yang umum digunakan adalah
CFC R-11 dan CFC R-12. Zat-zat tersebut digunakan dalam proses mengembangkan
busa, di dalam peralatan pendingin ruangan dan lemari es selain juga sebagai
pelarut untuk membersihkan mikrochip.
Pengaruh Gas-gas Rumah Kaca terhadap Terjadinya Efek Rumah Kaca
Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca
bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer dan
kemampuan penyerapan energi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek
rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Waktu tinggal gas rumah kaca di atmosfer juga mempengaruhi efektivitasnya dalam
menaikkan suhu. Makin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pula
pengaruhnya terhadap kenaikan suhu.
Nilai-nilai waktu tinggal gas rumah kaca di dalam atmosfer
Kemampuan Gas-gas Rumah Kaca dalam penyerapan panas (sinar inframerah) seiring
dengan lamanya waktu tinggal di atmosfer dikenal sebagai GWP, Greenhouse Warming
Potential.GWP adalah suatu nilai relatif dimana karbon dioksida diberi nilai 1 sebagai
standar.

More Related Content

What's hot

Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganinfosanitasi
 
Sistem Informasi Lingkungan
Sistem Informasi LingkunganSistem Informasi Lingkungan
Sistem Informasi LingkunganAndino Maseleno
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031joihot
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiinfosanitasi
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Aswar Amiruddin
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah rzkaprl
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekletterman60
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganfirdaus78
 
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Nur Hilaliyah
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekKukuh Setiawan
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanArdita Putri Usandy
 
Infrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanInfrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanSyafrianto Amsyar
 

What's hot (20)

Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
 
Sistem Informasi Lingkungan
Sistem Informasi LingkunganSistem Informasi Lingkungan
Sistem Informasi Lingkungan
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Studi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyekStudi kelayakan proyek
Studi kelayakan proyek
 
Pertanyaan dan Jawaban AMDAL
Pertanyaan dan Jawaban AMDALPertanyaan dan Jawaban AMDAL
Pertanyaan dan Jawaban AMDAL
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Infrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanInfrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaan
 

Similar to Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...infosanitasi
 
asas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganasas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganthiarramadhan
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHWahyu Ojan
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH Anjas Asmara, S.Si
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...infosanitasi
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdalsunarto bin sudi
 
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criteriasEkaOnwardana
 
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHKepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHAnjasDong1
 
Peraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdalPeraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdalFKP2B Cikarang
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptRadhitaMayPutri
 

Similar to Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) (20)

151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
 
6113 3. uuplh
6113 3. uuplh6113 3. uuplh
6113 3. uuplh
 
6113 3. uuplh
6113 3. uuplh6113 3. uuplh
6113 3. uuplh
 
AMDAL.pdf
AMDAL.pdfAMDAL.pdf
AMDAL.pdf
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
 
asas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganasas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkungan
 
Peraturan perundang
Peraturan perundangPeraturan perundang
Peraturan perundang
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdal
 
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdfBahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
 
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHKepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
 
Peraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdalPeraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdal
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 

More from Muhammad Kennedy Ginting

Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...Muhammad Kennedy Ginting
 
Tugas dasar teknik digital (flip flop rs dan d)
Tugas dasar teknik digital (flip   flop rs dan d)Tugas dasar teknik digital (flip   flop rs dan d)
Tugas dasar teknik digital (flip flop rs dan d)Muhammad Kennedy Ginting
 
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...Muhammad Kennedy Ginting
 
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...Muhammad Kennedy Ginting
 
Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...
Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...
Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...Muhammad Kennedy Ginting
 
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy gintingModul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy gintingMuhammad Kennedy Ginting
 
Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...
Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...
Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...Muhammad Kennedy Ginting
 
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa CTutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa CMuhammad Kennedy Ginting
 
Datasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontroler
Datasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontrolerDatasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontroler
Datasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontrolerMuhammad Kennedy Ginting
 
Perintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad Kennedy
Perintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad KennedyPerintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad Kennedy
Perintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad KennedyMuhammad Kennedy Ginting
 
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad Kennedy
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad KennedyJenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad Kennedy
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad KennedyMuhammad Kennedy Ginting
 
Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)
Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)
Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)Muhammad Kennedy Ginting
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingMuhammad Kennedy Ginting
 
Contoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratorium
Contoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratoriumContoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratorium
Contoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratoriumMuhammad Kennedy Ginting
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaMuhammad Kennedy Ginting
 
Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...
Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...
Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...Muhammad Kennedy Ginting
 
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Muhammad Kennedy Ginting
 

More from Muhammad Kennedy Ginting (19)

Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
Tugas probstat paper analisa regresi dan korelasi by muhammad kennedy (120402...
 
Tugas dasar teknik digital (flip flop rs dan d)
Tugas dasar teknik digital (flip   flop rs dan d)Tugas dasar teknik digital (flip   flop rs dan d)
Tugas dasar teknik digital (flip flop rs dan d)
 
Presentasi interpolasi polinomial
Presentasi interpolasi polinomialPresentasi interpolasi polinomial
Presentasi interpolasi polinomial
 
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
 
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
 
Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...
Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...
Membuat voltmeter digital menggunakan icl7107 plz dengan tampilan 7 segment b...
 
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedyRangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
 
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy gintingModul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
 
Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...
Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...
Laporan Laboratorium Dasar Pemrograman dengan Bahasa C by Muhammad Kennedy Gi...
 
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa CTutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
Tutorial Penggunaan CodeVision AVR dengan Bahasa C
 
Datasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontroler
Datasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontrolerDatasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontroler
Datasheet RTC DS1307 untuk waktu yang tepat pada mikrokontroler
 
Perintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad Kennedy
Perintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad KennedyPerintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad Kennedy
Perintah - Perintah Yang Ada Pada LCD 2x16 by Muhammad Kennedy
 
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad Kennedy
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad KennedyJenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad Kennedy
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad Kennedy
 
Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)
Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)
Modul praktikum instruksi dasar (automasi 1)
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
Contoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratorium
Contoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratoriumContoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratorium
Contoh modul rangkaian listrik dan percobaannya dalam laboratorium
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhana
 
Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...
Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...
Tugas bahasa inggris tentang cultural heritage (warisan budaya) by Muhammad K...
 
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (8)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

  • 1. ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN ( AMDAL ) Pendahuluan Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan amanat pasal 16 tersebut diundangkan pada tanggal 5 Juni 1986 suatu Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Peraturan pemerintah (PP) No.29/ 1986 tersebut berlaku pada tanggal 5 Juni 1987 yaitu selang satu tahun setelah di tetapkan. Hal tersbut diperlukan karena masih perlu waktu untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan sosial mengingat definisi lingkungan yang menganut paham holistik yaitu tidak saja mengenai lingkungan fisik/kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial. Berdasarkan pengalaman penerapan PP No.29/1986 tersebut dalam deregulasi dan untuk mencapai efisiensi maka PP No.29/1986 diganti dengan PP No.51/1993 yang di undangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara untuk mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha dan/ atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut mengandung pula keharusan pembuatan ANDAL, RKL, dan RPL di buat sekaligus yang berarti waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam perubahan tersebut di introdusir pula pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri Sektoral yang berdasarkan format yang di tentukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun AMDAL disederhanakan dan dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara. Kemudian juga dampak lingkungan terdapat juga inti – inti nya yaitu sebagai berikut dan terdapat pengertian – pengertian yang saya ketahui : 1. Definisi AMDAL
  • 2. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan. 2. Dasar hukum AMDAL Sebagai dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang di dukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting. 3. Tujuan dan sasaran AMDAL Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup.Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup. 4. Tanggung jawab pelaksanaan AMDAL Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan). 5. Kegunaan Setudi Amdal · Bagi Pemerintah : Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan dan pengelolaan lingkungan dalam hal pengendalian dampak negatif dan mengembangkan dampak positif yang meliputi aspek biofisik, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci pada suatu kegiatan Pembangunan.Sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada suatu kegiatan Pembangunan. · Bagi Pemrakarsa : Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang akan dating dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat adanya kegiatan suatupembangunan. Sebagai pedoman untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkunganSebagai bahan penguji secara komprehensif dari kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk kemudian mengetahui kekurangannya.
  • 3. · Bagi Masyarakat : Mengurangi kekuatiran tentang perubahan yang akan terjadi atas rencana kegiatan suatu pembangunan.Memberikan informasi mengenai kegiatan Pembangunan Industri , sehingga dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri agar dapat terlibat dalam kegiatan tersebut.Memberi informasi tentang perubahan yang akan terjadi, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindarkan dampak negatif.Sebagai bahan pertimbangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. 6. Dasar pelaksanaan Pada pelaksanaan studi AMDAL terdapat beberapa komponen dan parameter lingkungan yang harus dijadikan sebagai sasaran studi, antara lain : 1. Komponen Geo-Fisik-Kimia antra lain : Iklim dan Kualitas Udara, Fisiografi, Geologi Ruang, Lahan dan Tanah, Kualitas Air Permukaan, 2. Komponen Biotis antara lain : Flora, Fauna, Biota Sungai, Biota Air Laut 3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya antara lain : Sosial Ekonomi , Sosial Budaya 4. Komponen Kesehatan Masyarakat antara lain Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. 7. Perundang-Undangan dan Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara lain : 1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1960 Tentang Pokok -pokok Agraria. 2. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara RI Tahun 1990 No. 49 Tahun 1990 Tambahan Lembaran Negara No 3419). 3. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman 4. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 5. Undang-Undang RI No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 No. 115, Tambahan Lembaran Negara No 3501). 6. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United Nations Conventation On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati
  • 4. 7. Undang-Undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1997 No. 68 Tambahan Lembaran Negara No. 3699). 8. Undang-Undang RI No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah 9. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Peraturan yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara lain : 1. Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan. 3. Peraturan Pemerintah RI No 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. 4. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. 5. Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah untuk Penggantian. 6. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 59 Tambahan Lembaran Negara No.3838). 7. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 8. Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Pembangunan 9. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Beberapa keputusan pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara lain : 1. Keputusan Presiden RI No 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. 2. Keputusan Presiden RI No 75 Tahun 1990 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional. 3. Keputusan Presiden RI No. 552 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. 4. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1988 tentang Pendoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
  • 5. 5. Keputusan Menteri PU.No 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber- sumber Air. 6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-30/MENLH /7/1992 tentang Panduan Pelingkupan untuk Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL. 7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. 8. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 103.K/008/M.PE/1994 tentang Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan dalam Bidang Pertambangan dan Energi. 9. Keputusan Menteri PU. No 58/KPTS/1995 Petunjuk Tata Laksana AMDAL Bidang Pekerjaan Umum. 10. Keputusan Menteri PU.No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan RKL dan RPL, Proyek Bidang Pekerjaan Umum. 11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-13/MENLH /3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. 12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-43/MENLH/ 10/1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan. 13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/ 11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. 14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/ 11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran. 15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-50/MENLH /11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan. 16. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara. 17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENLH /1/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri. 18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
  • 6. 19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan. 20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air. 21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. 22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air. 23. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. 24. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL. 25. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-105 tahun 1997 tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). 26. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107/BAPEDAL/2/1997 tentang Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara. 27. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL. 28. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 08 tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL. 29. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09 tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL. 30. Peraturan Daerah terkait yang relevan lainnya dengan studi ini. 8. Mulainya studi AMDAL AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Sesuai dengan PP No./ 1999 maka AMDAL merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan / atau kegiatan .
  • 7. AMDAL Dan Perijinan Agar supaya pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan , pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan rencana usaha atau kegiatan. Berdasarkan PP no.27/ 1999 suatu ijin untuk melakukan usaha dan/ atau kegiatan baru akan diberikan bila hasil dari studi AMDAL menyatakan bahwa rencana usaha dan/ atau kegiatan tersebut layak lingkungan. Ketentuan dalam RKL/ RPL menjadi bagian dari ketentuan ijin. Pasal 22 PP/ 1999 mengatur bahwa instansi yan bertanggung jawab (Bapedal atau Gubernur) memberikan keputusan tidak layak lingkungan apabila hasil penilaian Komisi menyimpulkan tidak layak lingkungan.Keputusan tidak layak lingkungan harus diikuti oleh instansi yang berwenang menerbitkan ijin usaha.Apabila pejabat yang berwenang menerbitkan ijin usaha tidak mengikuti keputusan layak lingkungan, maka pejabat yang berwenang tersebut dapat menjadi obyek gugatan tata usaha negara di PTUN. Sudah saatnya sistem hukum kita memberikan ancaman sanksi tidak hanya kepada masyarakat umum , tetapi harus berlaku pula bagi pejabat yang tidak melaksanakan perintah Undang- undang seperti sanksi disiplin ataupun sanksi pidana. Prosedur penyusunan AMDAL Secara garis besar proses AMDAL mencakup langkah-langkah sebagai berikut: 1.Mengidentifikasi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan 2.Menguraikan rona lingkungan awal 3.Memprediksi dampak penting 4.Mengevaluasi dampak penting dan merumuskan arahan RKL/RPL. Dokumen AMDAL terdiri dari 4 (empat) rangkaian dokumen yang dilaksanakan secara berurutan , yaitu: 1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) 2.Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) 3.Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 4.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
  • 8. Pendekatan Studi AMDAL Dalam rangka untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan AMDAL, penyusunan AMDAL bagi rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan melalui pendekatan studi AMDAL sebagai berikut: 1.Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Tunggal 2.Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Terpadu 3.Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Dalam Kawasan Dokumen AMDAL terdiri dari 4 (empat) rangkaian dokumen yang dilaksanakan secara berurutan, yaitu: 1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) 2.Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) 3.Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 4.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) PERBEDAAN PP NO.29 Tahun 1986, PP NO.51 Tahun 1993 dan PP NO.27 Tahun 1999 Di Indonesia, AMDAL merupakan singkatan dari kalimat “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”. AMDAL adalah: Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Ketentuan di atas mengacu pada peraturan pemerintah PP. No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 butir 1. Peraturan ini masih berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Selain mengacu pada peraturan tersebut di atas, maka landasan peraturan pemerintah tersebut di atas mengacu pada undang-undang yaitu UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Jadi sudah jelas acuan peraturan dan perundangannya, jadi sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia kita wajib melaksanakannya sebagai perwujudan berbangsa dan bermasyarakat yang baik. Terdapat berbagai macam perbedaan pada tiap-tiap peraturan pemerintah di setiap butir-butir peraraturan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 yang semula dipakai sebagai landasan penyusunan dokumen Amdal dicabut dan digantikan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993. Meski banyak koreksi yang dilakukan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 29
  • 9. Tahun 1986, tetapi hakekat Amdal itu sendiri tidak berubah yaitu sebagai salah satu sarana penjamin pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Diterbitkannya Undang- Undang No. 23. 1997, maka PP.51.1993 perlu penyesuaian, sehingga pada tanggal 7 Mei 1999, Pemerintah RI menerbitkan PP. No. 27 Tahun 1999 sebagai penyempurnaan PP. 51. 1993. Efektif berlakunya PP. No. 27 Tahun 1999 mulai 7 November 2000 dan satu hal penting yang diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999 ini adalah pelimpahan hampir semua kewenangan penilaian AMDAL kepada daerah. Selain itu, pada tiap periode pemerintahan disinyalir terdapat suatu keharusan untuk membuat /menyelenggarakan suatu peraturan- peraturan baru yang merupakan salah satu pertanda bahwa pada pemerintahan periode tersebut mereka benar – benar bekerja dan perubahan peraturan pemerintah dianggap menjadi salah satu cara untuk mempertanggung jawabkan kinerja mereka pada periode tersebut. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan jumlah pasal pada tiap peraturan amdal yang sudah terbentuk, pada PP nomer 29 tahun 1986 terdapat 40 pasal, PP nomer 51 1993 29 pasal, PP nomer 27 1999 42 pasal. Perbedaan jumlah pasal ini dikarenakan terjadi penemuan/ pemikiran baru tentang amdal dan disesuaikan dengan peraturan terdahulu. Dalam PP No.51 tahun 1993 merupakan hasil peraturan yang didasari dari penyempurnaan PP No 29 tahun 1986. Pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL.Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis. Sedangkan perubahan PP No. 51 tahun 1993 lebih didasari oleh penyesuaian pemerintah terhadap undang-undang No.23 tahun 1997. Perbedaan lain yang ditemukan adalah pada PP No.29 tahun 1986 tidak diketemukan tentang penapisan berkala yang digunakan sebagai kegiatan pantauan pada kegiatan / jenis usaha. Sedangkan pada PP No 51 tahun 1999 penapisan berkala ini dilakukan disertai dengan instansi pemerintah ataupun nonpemerintah yang memberikan ataupun melakukan kegiatan penapisan tersebut. Dalam PP No. 27Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 3 dinyatakan
  • 10. terdapat tiga jenis pendekatan yaitu pendekatan studiterhadap usaha dan/atau kegiatan tunggal (AMDAL Proyek Tunggal), terpadu (AMDALTerpadu) atau kegiatan dalam kawasan (AMDAL Kawasan). Sedangkan dalam PP No. 51 Tahun 1993 dijelaskan ada 4 jenis pendekatan studi AMDALyang meliputi AMDAL Proyek Tunggal, AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan danAMDAL Regional. Penjelasan ketiga jenis Amdal yang pertama hampir sama denganpenjelasan pada PP No. 27 Tahun 1999, perbedaannya yaitu pada PP No. 27 Tahun 1999 katadampak penting telah disempurnakan menjadi dampak besar dan penting. Sedangkan pada PP No. 29 tahun 1986 tidak dijumpai/ ditemukan pendekatan studi Amdal oleh penulis. AMDAL DAN EKONOMI KERAKYATAN Dengan dilaksanakannya AMDAL yang sesuai dengan aturan, maka akan didapatkan hasil yang optimal dan akan berpengaruh terhadap kebangkitan ekonomi. Kenapa demikian? Dalam masa otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah menganut paradigma baru, antara lain: 1. Sumber daya yang ada di daerah merupakan bagian dari sistem penyangga kehidupan masyarakat, seterusnya masyarakat merupakan sumber daya pembangunan bagi daerah. 2. Kesejahteraan masyarakat merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari kelestarian sumber daya yang ada di daerah. Dengan demikian maka dalam rangka otonomi daerah, fungsi dan tugas pemerintah daerah seyogyanya berpegang pada hal-hal tersebut dibawah ini: 1. Pemda menerima de-sentralisasi kewenangan dan kewajiban 2. Pemda meningkatkan pelayanan kepada masyarakat 3. Pemda melaksanakan program ekonomi kerakyatan 4. Pemda menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya di daerah secara konsisten. 5. Pemda memberikan jaminan kepastian usaha 6. Pemda menetapkan sumberdaya di daerah sebagai sumberdaya kehidupan dan bukan sumberdaya pendapatan
  • 11. KEBERHASILAN IMPLEMENTASI AMDAL DI DAERAH Sebagai syarat keberhasilan implementasi AMDAL di daerah adalah: 1. Melaksanakan peraturan/ perundang-undangan yang ada. Sebelum pembuatan dokumen AMDAL pemrakarsa harus melaksanakan Keputusan Kepala Bapedal 8 tahun/ 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL yaitu harus melaksanakan konsultasi masyarakat sebelum pembuatan KA. Apabila konsultasi masyarakat berjalan dengan baik dan lancar, maka pelaksanaan AMDAL serta implementasi RKL dan RPL akan berjalan dengan baik dan lancar pula. Hal tersebut akan berimbas pada kondisi lingkungan baik lingkungan fisik/ kimia, sosial-ekonomi-budaya yang kondusif sehingga masyarakat terbebas dari dampak negatip dari kegiatan dan masyarakat akan sehat serta perekonomian akan bangkit. 2. Implementasi AMDAL secara profesional, transparan dan terpadu. Apabila implementasi memang demikian maka implementasi RKL dan RKL akan baik pula. Implementai AMDAL, RKL dan RPL yang optimal akan meminimalkan dampak negatip dari kegiatan yang ada. Dengan demikian akan meningkatkan status kesehatan, penghasilan masyarakat meningkat dan masyarakat akan sejahtera. Selain itu pihak industri dan/atau kegiatan dan pihak pemrakarsa akan mendapatkan keuntungan yaitu terbebas dari tuntutan hokum ( karena tidak mencemari lingkungan ) dan terbebas pula dari tuntutan masyarakat ( karena masyarakat merasa tidak dirugikan ). Hal tersebut akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan sosial-ekonomi-budaya dengan masyarakat di sekitar pabrik/ industri/ kegiatan berlangsung.
  • 12. Gas – gas Rumah Kaca Gas-gas Rumah Kaca atau Greenhouse Gases adalah gas-gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Selain uap air (H2O) Siklus Air dan karbon dioksida (CO2), terdapat gas rumah kaca lain di atmosfer, dan yang terpenting berkaitan dengan pencemaran dan pemanasan global adalah metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida (N2O), dan chlorofluoroc carbon (CFC) Perusakan Lapisan Ozon. Gas Rumah Kaca dapat terbentuk secara alami maupun sebagai akibat pencemaran. Gas Rumah Kaca di atmosfer menyerap sinar inframerah yang dipantulkan oleh bumi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. 1 Uap Air Uap air bersifat tidak terlihat dan harus dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi ketika uap membentuk butir-butir air Siklus Air. Sebenarnya uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca.Jumlah uap air dalam atmosfer berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi terutama oleh suhu global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di atmosfer akan meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek rumah kaca serta makin mendorong pemanasan global. Karena jumlah uap air di atmosfer berada di luar kendali manusia (secara alami keberadaan uap air sudah sangat banyak di atmosfer) maka peranan uap air dalam peningkatan efek rumah kaca tidak akan dibahas lebih lanjut. 2 Karbon dioksida (CO2) Karbon dioksida adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang sedang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Namun selain efek rumah kaca, karbon dioksida juga memainkan peranan sangat penting untuk kehidupan tanaman. Karbon dioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman dalam proses yang dikenal sebagai fotosintesis Energi.
  • 13. Proses yang sama terjadi di lautan di mana karbon dioksida diserap oleh ganggang. 3 Metana (CH4) Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob).Gas ini juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa sehingga disebut juga gas rawa.Metana mudah terbakar, dan menghasilkan karbon dioksida sebagai hasil sampingan.Metana juga dihasilkan dalam jumlah cukup banyak di tempat pembuangan sampah; sehingga menguntungkan bila mengumpulkan metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap untuk menghasilkan energi listrik.Metana merupakan unsur utama dari gas bumi. Gas ini terdapat dalam jumlah besar pada sumur minyak bumi atau gas bumi, juga terdapat kaitannya dengan batu bara Energi. 4 Ozon (O3) Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami di atmosfer (troposfer, stratosfer) Perusakan Lapisan Ozon. Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor.Ozon pada troposfer dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Perusakan Lapisan Ozon. Dinitrogen oksida (N2O) Dinitrogen oksida adalah juga gas rumah kaca yang terdapat secara alami. Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan jumlah gas ini di atmosfer. Dinitrogen oksida juga dihasilkan dalam jumlah kecil oleh pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas bumi).
  • 14. Chloroflourocarbon (CFC) Chlorofluorocarbon adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai sifat-sifat, misalnya tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan amat stabil sehingga dapat digunakan dalam berbagai peralatan dan mulai digunakan secara luas setelah Perang Dunia II. Chlorofluorocarbon yang paling banyak digunakan mempunyai nama dagang ‘Freon’. Dua jenis chlorofluorocarbon yang umum digunakan adalah CFC R-11 dan CFC R-12. Zat-zat tersebut digunakan dalam proses mengembangkan busa, di dalam peralatan pendingin ruangan dan lemari es selain juga sebagai pelarut untuk membersihkan mikrochip. Pengaruh Gas-gas Rumah Kaca terhadap Terjadinya Efek Rumah Kaca Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer dan kemampuan penyerapan energi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Waktu tinggal gas rumah kaca di atmosfer juga mempengaruhi efektivitasnya dalam menaikkan suhu. Makin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu. Nilai-nilai waktu tinggal gas rumah kaca di dalam atmosfer Kemampuan Gas-gas Rumah Kaca dalam penyerapan panas (sinar inframerah) seiring dengan lamanya waktu tinggal di atmosfer dikenal sebagai GWP, Greenhouse Warming Potential.GWP adalah suatu nilai relatif dimana karbon dioksida diberi nilai 1 sebagai standar.