SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Model simulasi harus merefleksikan sifat-sifat penting sistem nyata. Untuk menjelaskan
proses pemodelan akan digunakan percobaan jarum Buffon.
Percobaan Disimulasikan
Percobaan Jarum Buffon. Jarum sepanjang l dijatuhkan secara acak pada bidang yang
memuat sekumpulan garis paralel dengan jarak antar garis d, yang dapat direpresentasikan
keramik lantai (lihat Gambar 1). Panjang jarum diasumsikan lebih kecil atau sama dengan
jarak antar garis paralel. Jika percobaan menjatuhkan jarum dilakukan secara berulang-ulang,
probabilitas (p) jarum akan menyentuh atau memotong garis dapat diperoleh dari hasil bagi
jumlah jarum menyentuh atau memotong garis (NI) dibagi dengan jumlah percobaan (NT),
atau P = NI/NT. Dilihat dari prosedurnya, percobaan jarum Buffon adalah simulasi Monte
Carlo, karena kita menggunakan angka acak dan sampel acak untuk memperkirakan hasil
percobaan.
Gambar 1. Bidang percobaan jarum
Untuk mensimulasikan percobaan ini, kita harus dapat menempatkan jarum secara acak,
relatif terhadap garis. Dalam percobaan fisik, hal ini tidak sulit dilakukan, kita hanya perlu
menjatuhkan jarum pada bidang yang sudah ditentukan. Tetapi dalam simulasi komputer
percobaan akan berbeda. Jarum pada bidang harus ditempatkan secara unik, untuk itu kita
harus menentukan lokasi spesifik jarum. Anggap lokasi jarum terhadap garis mempunyai titik
tengah m dan sudut θ. Untuk memenuhi posisi acak, variabel jarak diperlakukan sebagai
variabel acak dan berdistribusi uniform.
Kita hanya perlu mempertimbangkan satu area yang diapit oleh dua garis, karena area lainnya
biasanya duplikat dari area ini. Begitu titik tengah jarum m sudah ditentukan, kita harus
menentukan garis mana dari antara kedua garis tersebut yang terdekat. Posisi acak bersifat
simetris, oleh karena itu kita hanya memerlukan setengah dari jarak kedua garis. Oleh karena
itu a yang merupakan jarak dari m ke garis adalah variabel acak berdistribusi uniform pada
kisaran 0 – d/2. Karena sifat simetris, θ juga variabel acak yang berdistribusi uniform pada
kisaran 0 - π radian.
m
θ
a
d/2
l/2 sin θ
Gambar 2.
Diberikan a dan θ acak, metode untuk menentukan apakah jarum menyentuh atau memotong
garis adalah sebagai berikut:hitunglah proyeksi vertikal jarak m ke akhir jarum sebagai (l/2)
sin θ, dan bandingkan dengan jarak a. Jika a ≤ (l/2) sin θ, jarum menyentuh atau memotong
garis, seperti yang ditunjukkan di atas. Jika a > (l/2) sin θ, jarum tidak menyentuh atau
memotong. Untuk menyelesaikan pengembangan model, kita harus menentukan rata-rata
nilai a dan θ.
Untuk mendapatkan sampel acak a dan θ, akan lebih baik menggunakan bilangan pseudo-
random, r, dengan 0 ≤ r ≤ 1. Kemudian kita dapat mendefinisikan nilai a dan θ untuk
percobaan tertentu sebagai :
a = (d/2)r
θ = π r
kisaran a dan θ yang diinginkan adalah:
0 ≤ a ≤ d/2
0 ≤ θ ≤ π
Logika pemrograman untuk mensimulasikan percobaan jarum ditunjukkan Gambar 3.
Running akan dilakukan sebanyak 3000 kali dengan panjang jarum (l) = 10cm dan jarak garis
(d) = 20cm. Hasil simulasi memperkirakan p (probabilitas jarum akan menyentuh atau
memotong garis) sebesar 0.3133. Pertanyaan berikutnya adalah seberapa akurat perkiraan ini?
Pilih l dan d
Turunkan r1
Hitung a
Turunkan r2
Hitung θ
ya
ya
tidak
tidak
Hitung l/2 sin θ
Tambahkan NT
a ≤ l/2 sin θ
Tambahkan NI
Jumlah running sudah cukup
Cetak hasil
stop
Gambar 3. Logika pemrograman percobaan jarum Buffon
Keakuratan p ditentukan oleh jumlah ulangan setiap percobaan yang disimulasikan. Dalam
pembentukan selang kepercayaan untuk presisi ini, hal berikut dilakukan. Jatuhnya jarum
merupakan percobaan Bernoulli, jumlah kesuksesan (NI) dalam ulangan NT adalah variabel
acak Binomial, dan P = NI/NT yang merupakan penduga bagi parameter Binom p
(probabilitas sukses). Dengan menggunakan pP ˆ= , maka dapat dinyatakan:
[ ] [ ] [ ] NTppNTNIEpE ×=== NIEkarena/ˆ
[ ] ( ) [ ] ( )ppNT
NT
pppVAR −×=−= 1NIVARkarena1ˆ
( ) ( ) 21
1
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ −−
=
NT
pppp
Z
)
Dapat diasumsikan bahwa p
)
menyebar normal (percobaan sebanyak 3000 jauh lebih besar
dibandingkan 30), dan oleh karena itu Z diasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata 0
dan ragam 1. Lalu kita dapat menulis probabilitasnya:
( ) ( ) 95.0
1
025.0
21
025.0 =
⎥
⎥
⎦
⎤
⎢
⎢
⎣
⎡
≤⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ −−
− Z
NT
pppp
ZP
)
( ) ( ) 95.0
11
21
025.0
21
025.0 =
⎥
⎥
⎦
⎤
⎢
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ −
+≤≤⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ −
−
NT
pp
Zpp
NT
pp
ZpP
))
)
))
)
menggunakan p
)
=0.3133 (nilai probabilitas hasil simulasi di atas), kita akan mendapatkan :
[ ] 95.03299.02967.0 =≤≤ pP
Program simulasi menggunakan FORTRAN adalah sbb:
C PERMASALAHAN JARUM BUFFON
TYPE *, ‘MASUKKAN PANJANG JARUM, LEBAR AREA (JARAK ANTARA
DUA GARIS), JUMLAH PERCOBAAN’
TYPE *,
READ *,FNEEDLE,DIST,NTRIALS
TYPE*,PANJANG JARUM = ‘,FNEEDLE, ‘LEBAR AREA = ‘,DIST,
‘JUMLAH PERCOBAAN = ‘,NTRIALS
WRITE (6,100) FNEEDLE,DIST,NTRIALS
100 FORMAT (‘ PANJANG JARUM = ‘,F7.0,’LEBAR AREA = ‘,F7.0, ‘JUMLAH
PERCOBAAN =’,I6)
DO 1 I=1,NTRIALS
Y=RAN(ISEED)
A=Y*DIST/2
Y=RAN(ISEED)
THETA=Y*3.1417
IF(A.LE.(FNEEDLE/2.)*SIN(THETA)) THEN
CROSS=CROSS+1
END IF
IF(MOD(I,50) .EQ.0) THEN
TYPE *,’PERCOBAAN NO. = ‘,I,’FRACTION CROSSING=
‘,CROSS/FLOAT (I)
101 FORMAT(‘ PERCOBAAN NO.= ‘,I,’ FRACTION CROSSING= ‘F5.4)
END IF
1 CONTINUE
THEO_PROB=2.*FNEEDLE/(3.1417*DIST)
TYPE *,’PELUANG TEORITIS= ‘,THEO_PROB
WRITE(6,102) THEO_PROB
102 FORMAT(‘ PROB. TEORITIS= ‘,F6.5)
END
Sebelum mengembangkan model simulasi kompleks, kita bicarakan dulu list processing
dalam simulasi. Untuk model simulasi sederhana, kita dapat menemukan tidak ada list atau
maksimum hanya satu list record dengan 1 atribut. Tapi untuk model simulasi kompleks kita
harus berhadapan dengan beberapa list yang memuat banyak records juga dengan banyak
atribut. Sering pemrosesan FIFO (First In First Out) tidak efisien. Jika jumlah besar
informasi ini tidak disimpan dan dimanipulasi secara efisien, eksekusi model akan
membutuhkan waktu yang lama dan memori penyimpanan yang besar akan mengakibatkan
model simulasi tidak layak.
Ada dua cara penyimpanan list records dalam komputer yaitu alokasi sekuensial dan
terhubung (linked).
Pendekatan alokasi-sekuensial meletakkan records berdekatan secara fisik dalam lokasi
penyimpanan, satu demi satu record sesuai dengan hubungannya. Dalam pendekatan alokasi
penyimpanan terhubung, setiap record memuat atribut dan pointer (link). Pointer
menunjukkan relasi logik dari satu record ke record lainnya dalam list. Sehingga record dalam
list yang saling berhubungan tidak harus diletakkan berdekatan. Pendekatan kedua ini
(alokasi penyimpanan terhubung) lebih disukai dalam pemodelan simulasi karena memiliki
beberapa keuntungan, yaitu:
1. waktu pemrosesan yang dibutuhkan untuk jenis list tertentu dapat dikurangi secara
signifikan.
2. pemrosesan list-kejadian untuk model simulasi dimana daftar (list) kejadian memuat
sejumlah besar record kejadian secara simultan dapat dipercepat
3. untuk beberapa model simulasi, kapasitas memori komputer yang dibutuhkan untuk
menyimpan bisa lebih kecil.
4. menyediakan kerangka umum yang memungkinkan menyimpan dan memanipulasi
banyak daftar secara simultan dengan mudah, dimana records dalam daftar berbeda
dapat diproses dengan cara berbeda.

More Related Content

What's hot

Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruRany Aries
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruAlvin Setiawan
 
Akar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linierAkar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linierAlen Pepa
 
Differensial analisis 1
Differensial   analisis 1Differensial   analisis 1
Differensial analisis 1Iwan Umri
 
Metode fourier
Metode fourierMetode fourier
Metode fourieragungnur12
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruAlen Pepa
 
Sistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzySistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzyAinul Yaqin
 

What's hot (16)

Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
 
Kontinuitas
KontinuitasKontinuitas
Kontinuitas
 
Deret fourier kompleks
Deret fourier kompleksDeret fourier kompleks
Deret fourier kompleks
 
Deret fourier
Deret fourierDeret fourier
Deret fourier
 
Akar persamaan
Akar persamaanAkar persamaan
Akar persamaan
 
Akar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linierAkar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linier
 
Differensial analisis 1
Differensial   analisis 1Differensial   analisis 1
Differensial analisis 1
 
integral
 integral integral
integral
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
HANDWRITING RECOGNITION
HANDWRITING RECOGNITIONHANDWRITING RECOGNITION
HANDWRITING RECOGNITION
 
Metode fourier
Metode fourierMetode fourier
Metode fourier
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
 
2679 3639-1-sm
2679 3639-1-sm2679 3639-1-sm
2679 3639-1-sm
 
Sistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzySistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzy
 
84681491 analisis-real-2
84681491 analisis-real-284681491 analisis-real-2
84681491 analisis-real-2
 

Similar to Pengembangan model

DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...Repository Ipb
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2Amalia Rahmah
 
Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​
Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​
Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​DH Pereira
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonYuni Dwi Utami
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Indah Fitri Hapsari
 
Statistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasStatistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasIr. Zakaria, M.M
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang newYusrin21
 
Buku pelengkap fisika matematika
Buku pelengkap fisika matematikaBuku pelengkap fisika matematika
Buku pelengkap fisika matematikaRozaq Fadlli
 
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptxSlide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptxssuserb7d229
 
Stat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingStat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingArif Rahman
 
Bab 15 pengenalan pola
Bab 15 pengenalan polaBab 15 pengenalan pola
Bab 15 pengenalan poladedidarwis
 
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbangArtikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbangmakanmakan
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulervionk
 

Similar to Pengembangan model (20)

DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2
 
Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​
Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​
Itamaracá: Cara Sederhana Baru Untuk Menghasilkan Nomor Pseudorandom​
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
Metnum 2006
Metnum 2006Metnum 2006
Metnum 2006
 
Statistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasStatistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitas
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
 
Buku pelengkap fisika matematika
Buku pelengkap fisika matematikaBuku pelengkap fisika matematika
Buku pelengkap fisika matematika
 
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptxSlide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-10.pptx
 
Modul belajar integral tentu
Modul  belajar integral tentuModul  belajar integral tentu
Modul belajar integral tentu
 
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulatorDesimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulator
 
Stat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingStat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_counting
 
Bab 15 pengenalan pola
Bab 15 pengenalan polaBab 15 pengenalan pola
Bab 15 pengenalan pola
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbangArtikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
Artikel tentang sifat statistik analisis regresi linier tertimbang
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
 

More from Materi Kuliah Online

Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakMateri Kuliah Online
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Materi Kuliah Online
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDMateri Kuliah Online
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiMateri Kuliah Online
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaMateri Kuliah Online
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesMateri Kuliah Online
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananMateri Kuliah Online
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorMateri Kuliah Online
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessMateri Kuliah Online
 

More from Materi Kuliah Online (20)

Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
 
Pemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data LainnyaPemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data Lainnya
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Access control-systems
Access control-systemsAccess control-systems
Access control-systems
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
 
Remote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motorRemote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motor
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
 
Interfacing Number Display
Interfacing Number DisplayInterfacing Number Display
Interfacing Number Display
 

Recently uploaded

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Pengembangan model

  • 1. Model simulasi harus merefleksikan sifat-sifat penting sistem nyata. Untuk menjelaskan proses pemodelan akan digunakan percobaan jarum Buffon. Percobaan Disimulasikan Percobaan Jarum Buffon. Jarum sepanjang l dijatuhkan secara acak pada bidang yang memuat sekumpulan garis paralel dengan jarak antar garis d, yang dapat direpresentasikan keramik lantai (lihat Gambar 1). Panjang jarum diasumsikan lebih kecil atau sama dengan jarak antar garis paralel. Jika percobaan menjatuhkan jarum dilakukan secara berulang-ulang, probabilitas (p) jarum akan menyentuh atau memotong garis dapat diperoleh dari hasil bagi jumlah jarum menyentuh atau memotong garis (NI) dibagi dengan jumlah percobaan (NT), atau P = NI/NT. Dilihat dari prosedurnya, percobaan jarum Buffon adalah simulasi Monte Carlo, karena kita menggunakan angka acak dan sampel acak untuk memperkirakan hasil percobaan. Gambar 1. Bidang percobaan jarum Untuk mensimulasikan percobaan ini, kita harus dapat menempatkan jarum secara acak, relatif terhadap garis. Dalam percobaan fisik, hal ini tidak sulit dilakukan, kita hanya perlu menjatuhkan jarum pada bidang yang sudah ditentukan. Tetapi dalam simulasi komputer percobaan akan berbeda. Jarum pada bidang harus ditempatkan secara unik, untuk itu kita harus menentukan lokasi spesifik jarum. Anggap lokasi jarum terhadap garis mempunyai titik tengah m dan sudut θ. Untuk memenuhi posisi acak, variabel jarak diperlakukan sebagai variabel acak dan berdistribusi uniform. Kita hanya perlu mempertimbangkan satu area yang diapit oleh dua garis, karena area lainnya biasanya duplikat dari area ini. Begitu titik tengah jarum m sudah ditentukan, kita harus menentukan garis mana dari antara kedua garis tersebut yang terdekat. Posisi acak bersifat
  • 2. simetris, oleh karena itu kita hanya memerlukan setengah dari jarak kedua garis. Oleh karena itu a yang merupakan jarak dari m ke garis adalah variabel acak berdistribusi uniform pada kisaran 0 – d/2. Karena sifat simetris, θ juga variabel acak yang berdistribusi uniform pada kisaran 0 - π radian. m θ a d/2 l/2 sin θ Gambar 2. Diberikan a dan θ acak, metode untuk menentukan apakah jarum menyentuh atau memotong garis adalah sebagai berikut:hitunglah proyeksi vertikal jarak m ke akhir jarum sebagai (l/2) sin θ, dan bandingkan dengan jarak a. Jika a ≤ (l/2) sin θ, jarum menyentuh atau memotong garis, seperti yang ditunjukkan di atas. Jika a > (l/2) sin θ, jarum tidak menyentuh atau memotong. Untuk menyelesaikan pengembangan model, kita harus menentukan rata-rata nilai a dan θ. Untuk mendapatkan sampel acak a dan θ, akan lebih baik menggunakan bilangan pseudo- random, r, dengan 0 ≤ r ≤ 1. Kemudian kita dapat mendefinisikan nilai a dan θ untuk percobaan tertentu sebagai : a = (d/2)r θ = π r kisaran a dan θ yang diinginkan adalah: 0 ≤ a ≤ d/2 0 ≤ θ ≤ π Logika pemrograman untuk mensimulasikan percobaan jarum ditunjukkan Gambar 3. Running akan dilakukan sebanyak 3000 kali dengan panjang jarum (l) = 10cm dan jarak garis (d) = 20cm. Hasil simulasi memperkirakan p (probabilitas jarum akan menyentuh atau memotong garis) sebesar 0.3133. Pertanyaan berikutnya adalah seberapa akurat perkiraan ini?
  • 3. Pilih l dan d Turunkan r1 Hitung a Turunkan r2 Hitung θ ya ya tidak tidak Hitung l/2 sin θ Tambahkan NT a ≤ l/2 sin θ Tambahkan NI Jumlah running sudah cukup Cetak hasil stop Gambar 3. Logika pemrograman percobaan jarum Buffon Keakuratan p ditentukan oleh jumlah ulangan setiap percobaan yang disimulasikan. Dalam pembentukan selang kepercayaan untuk presisi ini, hal berikut dilakukan. Jatuhnya jarum merupakan percobaan Bernoulli, jumlah kesuksesan (NI) dalam ulangan NT adalah variabel acak Binomial, dan P = NI/NT yang merupakan penduga bagi parameter Binom p (probabilitas sukses). Dengan menggunakan pP ˆ= , maka dapat dinyatakan:
  • 4. [ ] [ ] [ ] NTppNTNIEpE ×=== NIEkarena/ˆ [ ] ( ) [ ] ( )ppNT NT pppVAR −×=−= 1NIVARkarena1ˆ ( ) ( ) 21 1 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −− = NT pppp Z ) Dapat diasumsikan bahwa p ) menyebar normal (percobaan sebanyak 3000 jauh lebih besar dibandingkan 30), dan oleh karena itu Z diasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata 0 dan ragam 1. Lalu kita dapat menulis probabilitasnya: ( ) ( ) 95.0 1 025.0 21 025.0 = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ≤⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −− − Z NT pppp ZP ) ( ) ( ) 95.0 11 21 025.0 21 025.0 = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − +≤≤⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − NT pp Zpp NT pp ZpP )) ) )) ) menggunakan p ) =0.3133 (nilai probabilitas hasil simulasi di atas), kita akan mendapatkan : [ ] 95.03299.02967.0 =≤≤ pP Program simulasi menggunakan FORTRAN adalah sbb: C PERMASALAHAN JARUM BUFFON TYPE *, ‘MASUKKAN PANJANG JARUM, LEBAR AREA (JARAK ANTARA DUA GARIS), JUMLAH PERCOBAAN’ TYPE *, READ *,FNEEDLE,DIST,NTRIALS TYPE*,PANJANG JARUM = ‘,FNEEDLE, ‘LEBAR AREA = ‘,DIST, ‘JUMLAH PERCOBAAN = ‘,NTRIALS WRITE (6,100) FNEEDLE,DIST,NTRIALS 100 FORMAT (‘ PANJANG JARUM = ‘,F7.0,’LEBAR AREA = ‘,F7.0, ‘JUMLAH PERCOBAAN =’,I6) DO 1 I=1,NTRIALS Y=RAN(ISEED) A=Y*DIST/2 Y=RAN(ISEED) THETA=Y*3.1417 IF(A.LE.(FNEEDLE/2.)*SIN(THETA)) THEN CROSS=CROSS+1 END IF IF(MOD(I,50) .EQ.0) THEN TYPE *,’PERCOBAAN NO. = ‘,I,’FRACTION CROSSING= ‘,CROSS/FLOAT (I) 101 FORMAT(‘ PERCOBAAN NO.= ‘,I,’ FRACTION CROSSING= ‘F5.4) END IF 1 CONTINUE THEO_PROB=2.*FNEEDLE/(3.1417*DIST) TYPE *,’PELUANG TEORITIS= ‘,THEO_PROB WRITE(6,102) THEO_PROB 102 FORMAT(‘ PROB. TEORITIS= ‘,F6.5) END
  • 5. Sebelum mengembangkan model simulasi kompleks, kita bicarakan dulu list processing dalam simulasi. Untuk model simulasi sederhana, kita dapat menemukan tidak ada list atau maksimum hanya satu list record dengan 1 atribut. Tapi untuk model simulasi kompleks kita harus berhadapan dengan beberapa list yang memuat banyak records juga dengan banyak atribut. Sering pemrosesan FIFO (First In First Out) tidak efisien. Jika jumlah besar informasi ini tidak disimpan dan dimanipulasi secara efisien, eksekusi model akan membutuhkan waktu yang lama dan memori penyimpanan yang besar akan mengakibatkan model simulasi tidak layak. Ada dua cara penyimpanan list records dalam komputer yaitu alokasi sekuensial dan terhubung (linked). Pendekatan alokasi-sekuensial meletakkan records berdekatan secara fisik dalam lokasi penyimpanan, satu demi satu record sesuai dengan hubungannya. Dalam pendekatan alokasi penyimpanan terhubung, setiap record memuat atribut dan pointer (link). Pointer menunjukkan relasi logik dari satu record ke record lainnya dalam list. Sehingga record dalam list yang saling berhubungan tidak harus diletakkan berdekatan. Pendekatan kedua ini (alokasi penyimpanan terhubung) lebih disukai dalam pemodelan simulasi karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1. waktu pemrosesan yang dibutuhkan untuk jenis list tertentu dapat dikurangi secara signifikan. 2. pemrosesan list-kejadian untuk model simulasi dimana daftar (list) kejadian memuat sejumlah besar record kejadian secara simultan dapat dipercepat 3. untuk beberapa model simulasi, kapasitas memori komputer yang dibutuhkan untuk menyimpan bisa lebih kecil. 4. menyediakan kerangka umum yang memungkinkan menyimpan dan memanipulasi banyak daftar secara simultan dengan mudah, dimana records dalam daftar berbeda dapat diproses dengan cara berbeda.