SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Bab 15_Pengenalan Pola 229
Bab 15
Pengenalan Pola
eskipun materi pengenalan pola (pattern recognition) tidak termasuk ke
dalam pokok bahasan buku ini, namun sebagai bab penutup Penulis akan
menjelaskan secara singkat mengenai pengenalan pola.
15.1 Pengertian Pola dan Ciri
Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya
(features) [HEN95]. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan suatu pola
dengan pola lainnya. Ciri yang bagus adalah ciri yang memiliki daya pembeda
yang tinggi, sehingga pengelompokan pola berdasarkan ciri yang dimiliki dapat
dilakukan dengan keakuratan yang tinggi.
Sebagai contoh,
Pola Ciri
huruf tinggi, tebal, titik sudut,
lengkungan garis, dll
suara amplitudo, frekuensi, nada,
intonasi, warna, dll
tanda tangan panjang, kerumitan, tekanan, dll
sidik jari lengkungan, jumlah garis, dll
M
230 Pengolahan Citra Digital
Ciri pada suatu pola diperoleh dari hasil pengukuran terhadap objek uji. Khusus
pada pola yang terdapat di dalam citra, ciri-ciri yang dapat diperoleh berasal dari
informasi:
a. Spasial: intensitas pixel, histogram, …
b. Tepi: arah, kekuatan, …
c. Kontur: garis, elips, lingkaran, …
d. Wilayah/bentuk: keliling, luas, pusat massa, …
e. Hasil transformasi Fourier: frekuensi, …
15.2 Sistem Pengenalan Pola
Pengenalan pola bertujuan menentukan kelompok atau kategori pola berdasarkan
ciri-ciri yang dimiliki oleh pola tersebut. Dengan kata lain, pengenalan pola
membedakan suatu objek dengan objek lain. Terdapat dua pendekatan yang
dilakukan dalam pengenalan pola: pendekatan secara statistik dan pendekatan
secara sintaktik atau struktural [HEN95].
(a) Pengenalan Pola secara Statistik
Pendekatan ini menggunakan teori-teori ilmu peluang dan statistik. Ciri-ciri yang
dimiliki oleh suatu pola ditentukan distribusi statistiknya. Pola yang berbeda
memiliki distribusi yang berbeda pula. Dengan menggunakan teori keputusan di
dalam statistik, kita menggunakan distribusi ciri untuk mengklasifikasikan pola.
Contoh teori keputusan:
Misalkan ada N pola yang dikenali, yaitu w1, w2, …, wN dan fungsi peluang atau
kerapatan dari ciri-ciri pada pola diketahui. Jika x merupakan hasil pengukuran
ciri-ciri, maka
)( iwxp , i = 1, 2, …, N
dapat dihitung.
Sebagai contoh, misalkan diketahui fungsi kerapatan dari diameter buah jeruk dan
apel yang diperlihatkan pada Gambar 15.1.
Bab 15_Pengenalan Pola 231
Preprocessing
Feature
Extraction
Classification
Pola
Feature
Selection
Learning
Pengenalan ( recognition)
Pelatihan ( training)
Pola terokan
p(diameter | jeruk)
p(diameter | apel)
diameter
1
0
peluang
a b
Gambar 15.1. Grafik fungsi kerapatan dari ciri diameter jeruk dan apel.
Jika sebuah objek diukur dan diperoleh diameternya adalah a cm, maka kita
mengklasifikasikan objek tersebut sebagai “jeruk”, karena
p(a | jeruk) > p(a | apel)
dan jika hasil pengukuran diameter adalah b cm, kita mengklasifikasikan objek
tersebut sebagai “apel”, karena
p(b | jeruk) < p(b | apel)
Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik ditunjukkkan oleh diagram
pada Gambar 15.2.
Gambar 15.2. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik.
232 Pengolahan Citra Digital
Ada dua fase dalam sistem pengenalan pola: (i) fase pelatihan dan (ii) fase
pengenalan. Pada fase pelatihan, beberapa contoh citra dipelajari untuk menentukan
ciri yang akan digunakan dalam proses pengenalan serta prosedur klasifikasinya.
Pada fase pengenalan, citra diambil cirinya kemudian ditentukan kelas kelompoknya.
Preprocessing
Proses awal yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra (edge enhancement)
dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan citra yang sudah diejelaskan
pada bab-bab sebelum ini.
Feature Extraction
Proses mengambil ciri-ciri yang terdapat pada objek di dalam citra. Pada proses
ini objek di dalam citra mungkin perlu dideteksi seluruh tepinya, lalu menghitung
properti-properti objek yang berkaitan sebagai ciri. Beberapa proses ekstraksi ciri
mungkin perlu mengubah citra masukan sebagai citra biner, melakukan penipisan
pola, dan sebagainya.
Classification
Proses mengelompokkan objek ke dalam kelas yang sesuai.
Feature Selection
Proses memilih ciri pada suatu objek agar diperoleh ciri yang optimum, yaitu ciri
yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek dengan objek lainnya.
Learning
Proses belajar membuat aturan klasifikasi sehingga jumlah kelas yang tumpang
tindih dibuat sekecil mungkin.
Kumpulan ciri dari suatu pola dinyatakan sebagai vektor ciri dalam ruang
bahumatra (multi dimensi). Jadi, setiap pola dinyatakan sebagai sebuah titik
dalam ruang bahumatra. Ruang bahumatra dibagi menjadi sejumlah uparuang
(sub-ruang). Tiap uparuang dibentuk berdasarkan pola-pola yang sudah dikenali
kategori dan ciri-cirinya (melalui fase pelatihan). Lihat Gambar 15.3.
Bab 15_Pengenalan Pola 233
Preprocessing
Primitive
Extraction
Classification
Pola
Primitive
Selection
Learning
Pengenalan (recognition)
Pelatihan (training)
Pola terokan
ciri 1
ciri 2 ciri 2
ciri 1
3 kelas 2 kelas yang beririsan
batas keputusan
batas kelas
Gambar 15.3. Contoh pembagian kelas pola
(b) Pengenalan Pola secara Sintaktik
Pendekatan ini menggunakan teori bahasa formal. Ciri-ciri yang terdapat pada
suatu pola ditentukan primitif dan hubungan struktural antara primitif kemudian
menyusun tata bahasanya. Dari aturan produksi pada tata bahasa tersebut kita
dapat menentukan kelompok pola. Gambar 15.4 memperlihatkan sistem
pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik.
Pengenalan pola secara sintaktik lebih dekat ke strategi pengenalan pola yang
dilakukan manusia, namun secara praktek penerapannya relatif sulit dibandingkan
pengenalan pola secara statistik.
Gambar 15.4. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik.
234 Pengolahan Citra Digital
Pendekatan yang digunakan dalam membentuk tata bahasa untuk mengenali pola
adalah mengikuti kontur (tepi batas) objek dengan sejumlah segmen garis
terhubung satu sama lain, lalu mengkodekan setiap garis tersebut (misalnya
dengan kode rantai). Setiap segmen garis merepresentasikan primitif pembentuk
objek.
Contoh 15.1. [GON77] Pembentukan tata bahasa (grammar) untuk mengenali
kromosom (lihat Gambar 15.5) yang diusulkan oleh Ledley (1964, 1965). Tata
bahasa untuk mengenali kromosom adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal ini
∑ = {a, b, c, d, e}
N = {S, T, A, B, C, D, E, F}
S = { S, T}
dan himpunan aturan produksi P:
1) S → CC 10) A → Ab
2) T → AC 11) A → e
3) C → BC 12) B → bB
4) C → CB 13) B → Bb
5) C → FD 14) B → b
6) C → EF 15) B → d
7) E → Fc 16) F → bF
8) D → cF 17) F → Fb
9) A → bA 18) F → a
Bab 15_Pengenalan Pola 235
a b c d e
a
ab
b
c
b
be
a a
b
b
d
b b
c
d
b
b
a
a
b
c
b
abcbabdbabcbabdb
ebabcbab
(a)
(b)
Gambar 15.5 (a) Primitif grammar kromosom, (b) pengkodean kromosom.
Contoh 15.2. [GON77] Pembentukan grammar dengan Picture Description
Language (PDL) yang diusulkan oleh Shaw (1970). Lihat Gambar 15.6. Tata
bahasa untuk mengenali bentuk “rumah” adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal
ini
∑={a , b , c , d }
N = {S, A1, A2, A3, A4, A5}
S = { S}
dan himpunan aturan produksi P:
S → d + A1
A1 → c + A2
A2 → ~d*A2
A3 → a + A4
A4 → b*A5
A5 → c
236 Pengolahan Citra Digital
h
h ht
t
t
d c + (~d) d + (c+(~d))
(a) (b) (c)
t th
h
t h
a + d
(d)
(a + b) *c
(e)
(d + (c + (~d)))*((a+b)*c)
(f)
Gambar 15.6 Langkah-langkah pembentukan struktur PDL

More Related Content

Similar to Bab 15 pengenalan pola

Similar to Bab 15 pengenalan pola (20)

Pengembangan model
Pengembangan modelPengembangan model
Pengembangan model
 
Pemetaan standar isi
Pemetaan standar isiPemetaan standar isi
Pemetaan standar isi
 
Kurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdf
Kurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdfKurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdf
Kurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdf
 
Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10
 
Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10
 
Pcd 8
Pcd 8Pcd 8
Pcd 8
 
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
 
Kelompok 3 (matriks)
Kelompok 3 (matriks)Kelompok 3 (matriks)
Kelompok 3 (matriks)
 
Pcd 8
Pcd 8Pcd 8
Pcd 8
 
Pengantar R3
Pengantar R3Pengantar R3
Pengantar R3
 
Limit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang MetrikLimit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang Metrik
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
 
Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)
Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)
Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)
 
Statistika1
Statistika1Statistika1
Statistika1
 
Clustering
ClusteringClustering
Clustering
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 
Modul 4 representasi pengetahuan
Modul 4   representasi pengetahuanModul 4   representasi pengetahuan
Modul 4 representasi pengetahuan
 

More from dedidarwis

Cv dedi darwis
Cv dedi darwisCv dedi darwis
Cv dedi darwisdedidarwis
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuandedidarwis
 
Metadata pada Data Warehouse
Metadata pada Data WarehouseMetadata pada Data Warehouse
Metadata pada Data Warehousededidarwis
 
Siklus Pendapatan
Siklus PendapatanSiklus Pendapatan
Siklus Pendapatandedidarwis
 
Pengendalian SIA Berbasis Komputer
Pengendalian SIA Berbasis KomputerPengendalian SIA Berbasis Komputer
Pengendalian SIA Berbasis Komputerdedidarwis
 
Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian InternalSistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internaldedidarwis
 
Model data dan desain database
Model data dan desain databaseModel data dan desain database
Model data dan desain databasededidarwis
 
Pengantar e-business
Pengantar e-businessPengantar e-business
Pengantar e-businessdedidarwis
 
Siklus sistem informasi akuntansi
Siklus sistem informasi akuntansiSiklus sistem informasi akuntansi
Siklus sistem informasi akuntansidedidarwis
 
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi AkuntansiKonsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansidedidarwis
 
Pert 14 publikasi hasil penelitian
Pert 14 publikasi hasil penelitianPert 14 publikasi hasil penelitian
Pert 14 publikasi hasil penelitiandedidarwis
 
Pert 13 pengujian hasil penelitian
Pert 13  pengujian hasil penelitianPert 13  pengujian hasil penelitian
Pert 13 pengujian hasil penelitiandedidarwis
 
Pert 13 pengujian hasil penelitian
Pert 13  pengujian hasil penelitianPert 13  pengujian hasil penelitian
Pert 13 pengujian hasil penelitiandedidarwis
 
Pert 12 metode eksperimen
Pert 12   metode eksperimenPert 12   metode eksperimen
Pert 12 metode eksperimendedidarwis
 
Pert 11 kesalahan penelitian
Pert 11  kesalahan penelitianPert 11  kesalahan penelitian
Pert 11 kesalahan penelitiandedidarwis
 
Slide trik skripsi ftik s1
Slide trik skripsi ftik s1Slide trik skripsi ftik s1
Slide trik skripsi ftik s1dedidarwis
 
Pert 9 proposal penelitian
Pert 9 proposal penelitianPert 9 proposal penelitian
Pert 9 proposal penelitiandedidarwis
 
Pert 6 literatur review
Pert 6 literatur reviewPert 6 literatur review
Pert 6 literatur reviewdedidarwis
 
Pert 5 pengolahan data
Pert 5 pengolahan dataPert 5 pengolahan data
Pert 5 pengolahan datadedidarwis
 
Pert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-dataPert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-datadedidarwis
 

More from dedidarwis (20)

Cv dedi darwis
Cv dedi darwisCv dedi darwis
Cv dedi darwis
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
Metadata pada Data Warehouse
Metadata pada Data WarehouseMetadata pada Data Warehouse
Metadata pada Data Warehouse
 
Siklus Pendapatan
Siklus PendapatanSiklus Pendapatan
Siklus Pendapatan
 
Pengendalian SIA Berbasis Komputer
Pengendalian SIA Berbasis KomputerPengendalian SIA Berbasis Komputer
Pengendalian SIA Berbasis Komputer
 
Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian InternalSistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal
 
Model data dan desain database
Model data dan desain databaseModel data dan desain database
Model data dan desain database
 
Pengantar e-business
Pengantar e-businessPengantar e-business
Pengantar e-business
 
Siklus sistem informasi akuntansi
Siklus sistem informasi akuntansiSiklus sistem informasi akuntansi
Siklus sistem informasi akuntansi
 
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi AkuntansiKonsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
 
Pert 14 publikasi hasil penelitian
Pert 14 publikasi hasil penelitianPert 14 publikasi hasil penelitian
Pert 14 publikasi hasil penelitian
 
Pert 13 pengujian hasil penelitian
Pert 13  pengujian hasil penelitianPert 13  pengujian hasil penelitian
Pert 13 pengujian hasil penelitian
 
Pert 13 pengujian hasil penelitian
Pert 13  pengujian hasil penelitianPert 13  pengujian hasil penelitian
Pert 13 pengujian hasil penelitian
 
Pert 12 metode eksperimen
Pert 12   metode eksperimenPert 12   metode eksperimen
Pert 12 metode eksperimen
 
Pert 11 kesalahan penelitian
Pert 11  kesalahan penelitianPert 11  kesalahan penelitian
Pert 11 kesalahan penelitian
 
Slide trik skripsi ftik s1
Slide trik skripsi ftik s1Slide trik skripsi ftik s1
Slide trik skripsi ftik s1
 
Pert 9 proposal penelitian
Pert 9 proposal penelitianPert 9 proposal penelitian
Pert 9 proposal penelitian
 
Pert 6 literatur review
Pert 6 literatur reviewPert 6 literatur review
Pert 6 literatur review
 
Pert 5 pengolahan data
Pert 5 pengolahan dataPert 5 pengolahan data
Pert 5 pengolahan data
 
Pert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-dataPert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-data
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

Bab 15 pengenalan pola

  • 1. Bab 15_Pengenalan Pola 229 Bab 15 Pengenalan Pola eskipun materi pengenalan pola (pattern recognition) tidak termasuk ke dalam pokok bahasan buku ini, namun sebagai bab penutup Penulis akan menjelaskan secara singkat mengenai pengenalan pola. 15.1 Pengertian Pola dan Ciri Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya (features) [HEN95]. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan suatu pola dengan pola lainnya. Ciri yang bagus adalah ciri yang memiliki daya pembeda yang tinggi, sehingga pengelompokan pola berdasarkan ciri yang dimiliki dapat dilakukan dengan keakuratan yang tinggi. Sebagai contoh, Pola Ciri huruf tinggi, tebal, titik sudut, lengkungan garis, dll suara amplitudo, frekuensi, nada, intonasi, warna, dll tanda tangan panjang, kerumitan, tekanan, dll sidik jari lengkungan, jumlah garis, dll M
  • 2. 230 Pengolahan Citra Digital Ciri pada suatu pola diperoleh dari hasil pengukuran terhadap objek uji. Khusus pada pola yang terdapat di dalam citra, ciri-ciri yang dapat diperoleh berasal dari informasi: a. Spasial: intensitas pixel, histogram, … b. Tepi: arah, kekuatan, … c. Kontur: garis, elips, lingkaran, … d. Wilayah/bentuk: keliling, luas, pusat massa, … e. Hasil transformasi Fourier: frekuensi, … 15.2 Sistem Pengenalan Pola Pengenalan pola bertujuan menentukan kelompok atau kategori pola berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh pola tersebut. Dengan kata lain, pengenalan pola membedakan suatu objek dengan objek lain. Terdapat dua pendekatan yang dilakukan dalam pengenalan pola: pendekatan secara statistik dan pendekatan secara sintaktik atau struktural [HEN95]. (a) Pengenalan Pola secara Statistik Pendekatan ini menggunakan teori-teori ilmu peluang dan statistik. Ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu pola ditentukan distribusi statistiknya. Pola yang berbeda memiliki distribusi yang berbeda pula. Dengan menggunakan teori keputusan di dalam statistik, kita menggunakan distribusi ciri untuk mengklasifikasikan pola. Contoh teori keputusan: Misalkan ada N pola yang dikenali, yaitu w1, w2, …, wN dan fungsi peluang atau kerapatan dari ciri-ciri pada pola diketahui. Jika x merupakan hasil pengukuran ciri-ciri, maka )( iwxp , i = 1, 2, …, N dapat dihitung. Sebagai contoh, misalkan diketahui fungsi kerapatan dari diameter buah jeruk dan apel yang diperlihatkan pada Gambar 15.1.
  • 3. Bab 15_Pengenalan Pola 231 Preprocessing Feature Extraction Classification Pola Feature Selection Learning Pengenalan ( recognition) Pelatihan ( training) Pola terokan p(diameter | jeruk) p(diameter | apel) diameter 1 0 peluang a b Gambar 15.1. Grafik fungsi kerapatan dari ciri diameter jeruk dan apel. Jika sebuah objek diukur dan diperoleh diameternya adalah a cm, maka kita mengklasifikasikan objek tersebut sebagai “jeruk”, karena p(a | jeruk) > p(a | apel) dan jika hasil pengukuran diameter adalah b cm, kita mengklasifikasikan objek tersebut sebagai “apel”, karena p(b | jeruk) < p(b | apel) Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik ditunjukkkan oleh diagram pada Gambar 15.2. Gambar 15.2. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik.
  • 4. 232 Pengolahan Citra Digital Ada dua fase dalam sistem pengenalan pola: (i) fase pelatihan dan (ii) fase pengenalan. Pada fase pelatihan, beberapa contoh citra dipelajari untuk menentukan ciri yang akan digunakan dalam proses pengenalan serta prosedur klasifikasinya. Pada fase pengenalan, citra diambil cirinya kemudian ditentukan kelas kelompoknya. Preprocessing Proses awal yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra (edge enhancement) dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan citra yang sudah diejelaskan pada bab-bab sebelum ini. Feature Extraction Proses mengambil ciri-ciri yang terdapat pada objek di dalam citra. Pada proses ini objek di dalam citra mungkin perlu dideteksi seluruh tepinya, lalu menghitung properti-properti objek yang berkaitan sebagai ciri. Beberapa proses ekstraksi ciri mungkin perlu mengubah citra masukan sebagai citra biner, melakukan penipisan pola, dan sebagainya. Classification Proses mengelompokkan objek ke dalam kelas yang sesuai. Feature Selection Proses memilih ciri pada suatu objek agar diperoleh ciri yang optimum, yaitu ciri yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek dengan objek lainnya. Learning Proses belajar membuat aturan klasifikasi sehingga jumlah kelas yang tumpang tindih dibuat sekecil mungkin. Kumpulan ciri dari suatu pola dinyatakan sebagai vektor ciri dalam ruang bahumatra (multi dimensi). Jadi, setiap pola dinyatakan sebagai sebuah titik dalam ruang bahumatra. Ruang bahumatra dibagi menjadi sejumlah uparuang (sub-ruang). Tiap uparuang dibentuk berdasarkan pola-pola yang sudah dikenali kategori dan ciri-cirinya (melalui fase pelatihan). Lihat Gambar 15.3.
  • 5. Bab 15_Pengenalan Pola 233 Preprocessing Primitive Extraction Classification Pola Primitive Selection Learning Pengenalan (recognition) Pelatihan (training) Pola terokan ciri 1 ciri 2 ciri 2 ciri 1 3 kelas 2 kelas yang beririsan batas keputusan batas kelas Gambar 15.3. Contoh pembagian kelas pola (b) Pengenalan Pola secara Sintaktik Pendekatan ini menggunakan teori bahasa formal. Ciri-ciri yang terdapat pada suatu pola ditentukan primitif dan hubungan struktural antara primitif kemudian menyusun tata bahasanya. Dari aturan produksi pada tata bahasa tersebut kita dapat menentukan kelompok pola. Gambar 15.4 memperlihatkan sistem pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik. Pengenalan pola secara sintaktik lebih dekat ke strategi pengenalan pola yang dilakukan manusia, namun secara praktek penerapannya relatif sulit dibandingkan pengenalan pola secara statistik. Gambar 15.4. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik.
  • 6. 234 Pengolahan Citra Digital Pendekatan yang digunakan dalam membentuk tata bahasa untuk mengenali pola adalah mengikuti kontur (tepi batas) objek dengan sejumlah segmen garis terhubung satu sama lain, lalu mengkodekan setiap garis tersebut (misalnya dengan kode rantai). Setiap segmen garis merepresentasikan primitif pembentuk objek. Contoh 15.1. [GON77] Pembentukan tata bahasa (grammar) untuk mengenali kromosom (lihat Gambar 15.5) yang diusulkan oleh Ledley (1964, 1965). Tata bahasa untuk mengenali kromosom adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal ini ∑ = {a, b, c, d, e} N = {S, T, A, B, C, D, E, F} S = { S, T} dan himpunan aturan produksi P: 1) S → CC 10) A → Ab 2) T → AC 11) A → e 3) C → BC 12) B → bB 4) C → CB 13) B → Bb 5) C → FD 14) B → b 6) C → EF 15) B → d 7) E → Fc 16) F → bF 8) D → cF 17) F → Fb 9) A → bA 18) F → a
  • 7. Bab 15_Pengenalan Pola 235 a b c d e a ab b c b be a a b b d b b c d b b a a b c b abcbabdbabcbabdb ebabcbab (a) (b) Gambar 15.5 (a) Primitif grammar kromosom, (b) pengkodean kromosom. Contoh 15.2. [GON77] Pembentukan grammar dengan Picture Description Language (PDL) yang diusulkan oleh Shaw (1970). Lihat Gambar 15.6. Tata bahasa untuk mengenali bentuk “rumah” adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal ini ∑={a , b , c , d } N = {S, A1, A2, A3, A4, A5} S = { S} dan himpunan aturan produksi P: S → d + A1 A1 → c + A2 A2 → ~d*A2 A3 → a + A4 A4 → b*A5 A5 → c
  • 8. 236 Pengolahan Citra Digital h h ht t t d c + (~d) d + (c+(~d)) (a) (b) (c) t th h t h a + d (d) (a + b) *c (e) (d + (c + (~d)))*((a+b)*c) (f) Gambar 15.6 Langkah-langkah pembentukan struktur PDL