SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
JIKA KITA ADALAH HASIL DARI TAMBAH (+) KURANG (-) KALI (X)
DAN BAGI (:)
Kalaulah 10 + 10 = 20, dan kita adalah angka 20
Mengapa masih mengeluh lalu memanggiltukang teluh
Menyulap 10 + 10 mudah-mudahan = berpuluh-puluh?
Kalaulah 10 – 10 = 0, dan kita adalah angka 0
Mengapa masih konyol, dan sanggup disini senggoldisana senggol
Agar gol 10 – 10 paling tidak = 10?
Kalaulah 10 x 10 = 100, dan kita adalah angka 100
Mengapa masih ketus dan harap terus-menerus
10 x 10 mudah-mudahan = beratus-ratus?
Kalaulah 10 : 10 = 1, dan kita adalah angka 1
Mengapa masih harus kelu dan terus tersedu-sedu
Mengharap 10 : 10 seharusnya > 1?
Kalaulah kita sepakat
10 + 10 = 20
10 – 10 = 0
10 x 10 = 100
10 : 10 = 1
mengapa masih ada tanda tanya???
Kalaulah kita???
A.J. MARBE
Guru SMA IBA PALEMBANG
ANALISIS PUISI
“JIKA KITA ADALAH HASIL DARI TAMBAH (+) KURANG (-) KALI
(X) DAN BAGI (:)”
A. Diksi (Pemilihan Kata)
Dalam menganalisa diksi dalam puisi, Keraf (1996:24) mengemukakan ada
tiga kesimpulan mengenai analisis diksi dalam puisi yaitu ditinjau dari segi suasana,
segi estetika, segi rima.
Analisis diksi pada puisi dari segi rima bisa dilihat sebagai berikut :
Pengarang lebih memilih kata “ tukang teluh” dari pada “tukang sihir”/
“dukun” hal ini untuk mencocokkan rima sebelumnya yaitu kata “mengeluh”. Begitu
juga pada bait kedua baris kedua, pengarang lebih mencocokkan kata “ konyol”
dengan senggol yang sebenarnya bisa digantikan dengan kata “sikut” atau
“menjatuhkan”.
Analisis diksi pada puisi dari segi estetika bisa dilihat sebagai berikut :
Pada bait pertama baris ketiga, pengarang memilih kata “menyulap” yang
mana jika dikaitkan secara keseluruhan pada baris ketiga membuat puisi menambah
nilai estetika ketika dipilih kata “menyulap” daripada kata “menjadikan”.
Analisis diksi pada pusi dari segi suasana bisa dilihat sebagai berikut :
Pada bait terakhir, pembaca dapat terbawa suasana dengan makna dari segi
puisi, pengarang sengaja membuat akhir puisi yang seolah-olah tergantung dengan
pemilihan kata dan penggunaan tanda tanya. Hal ini sesuai dengan makna dari puisi
tersebut yang memberikan suasana ketegasan dengan makna “jika sudah tau, tidak
perlu dipertanyakan kembali, ya sudahlah !”
B. Sajak
Sajak adalah persamaan bunyi atau suara atau bisanya disebut dengan rima.
Penggunaan sajak pada puisi “ Jika Aku adalah Hasil dari Tambah (+), Kurang (-),
Kali (x), dan Bagi (:) adalah sajak beraturan (sajak akhir) dimana pada setiap bait
mempunyai persamaan bunyi dan persamaan suara. Sebagai contoh, pada bait pertama
diakhiri dengan bunyi “luh” , dan pada bait kedua diakhiri dengan bunyi “ol”,
kemudian pada bait ketiga diakhiri bunyi “us” dan juga pada bait keempat, pengarang
mengakhiri dengan bunyi “u”. Sehingga, secara keseluruhan puisi ini mempunyai
persamaan bunyi pada baris pertama hingga baris akhir di setiap baitnya yang
biasanya disebut dengan sajak a-a-a-a.
C. Ketepatan Rima
Sajak atau rima adalah dua hal yang sama membahas mengenai persamaan
bunyi. Pada puisi ini, ketepatan rima sudah teratur, konsisten dan baik. Sehingga,
terdapat daya magis tersendiri yaitu berupa ritma ketika pembaca membaca puisi ini.
Contoh :
1. Mengapa masih mengeluh lalu memanggil tukang teluh
2. Mengapa masih konyol, dan sanggup disini senggol disana senggol
3. Mengapa masih ketus dan harap terus-menerus
4. Mengapa masih harus kelu dan terus tersedu-sedu
D. Konten Puisi
Secara matematis, puisi sudah menggunakan kata-kata matematika seperti
angka-angka, operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian dan
operasi pembagian dan juga penggunaan tanda-tanda operasi dalam matematika.
Seperti : “10+10”, “10-10”, 10x10”, “10:10”, “=”, “>” ,”<” ,“1”. Secara makna, puisi
ini menggambarkan ketidakpuasan manusia dengan realita atau kondisi yang
dihadapinya. Ketidakpuasan itu multidimensional baik dari segi ekonomi, social,
karir, dsb. Manusia yang tidak puas itu terwakili dengan kata “kita”, kemudian
operasi-operasi matematika itu diibaratkan sebagai proses kehidupan manusia yang
tentunya mempunyai hasil apapun itu. Dan hasil itu pulalah, yang selalu
dipertanyakan kembali oleh manusia karena selalu merasa tidak puas dilihat dari
adanya tanda tanya pada setiap bait di baris ketiga.
E. Level
Pada puisi “ Jika Kita Adalah Hasil dari Tambah (+), Kurang (-), Kali (x), dan
Bagi (:), level yang sesuai jika dikaitkan dengan konten puisi ialah siswa SMA dan
Mahasiswa atau orang dewasa. Secara matematis, memang penggunaan kata
matematika yang basic yaitu aritmatika berupa operasi-operasi matematika. Namun,
siswa SD atau siswa SMP hanya sebatas bisa membaca namun belum bisa memahami
makna yang dalam dan tersirat dari puisi ini. Untuk itu, menurut pembaca puisi ini
lebih tepat dan cocok ditujukan kepada siswa SMA, mahasiswa atau juga orang
dewasa yang mana bisa mengetahui secara implicit makna dari sebuah puisi dikaitkan
dengan pengalaman yang sudah didapati. Karena dalam puisi ini memiliki amanat
atau pesan tersirat yang dalam tentang kehidupan manusia yang tidak pernah puas
dengan realita atau kondisi yang dihadapinya.
Nama : Duano Sapta Nusantara
Nim : 06081181419067
Prodi : Pendidikan Matematika 2014
Universitas Sriwijaya Kampus Inderalaya

More Related Content

More from Duano Nusantara (6)

Buku Matematika SMA Kurikulum 2013
Buku Matematika SMA Kurikulum 2013Buku Matematika SMA Kurikulum 2013
Buku Matematika SMA Kurikulum 2013
 
APA STYLE 6th Edition
APA STYLE 6th EditionAPA STYLE 6th Edition
APA STYLE 6th Edition
 
LKS Operasi Bentuk Aljabar
LKS Operasi Bentuk AljabarLKS Operasi Bentuk Aljabar
LKS Operasi Bentuk Aljabar
 
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarRPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
 
aplikom_UNSRI_1_Duano Sapta Nusantara (NIM.06081181419067)
aplikom_UNSRI_1_Duano Sapta Nusantara (NIM.06081181419067)aplikom_UNSRI_1_Duano Sapta Nusantara (NIM.06081181419067)
aplikom_UNSRI_1_Duano Sapta Nusantara (NIM.06081181419067)
 
ICTfkipUnsri_DuanoSaptaN
ICTfkipUnsri_DuanoSaptaNICTfkipUnsri_DuanoSaptaN
ICTfkipUnsri_DuanoSaptaN
 

Recently uploaded

Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Hermawati Dwi Susari
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Novi Cherly
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
SusBiantoro1
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
SriHandayaniLubisSpd
 
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
ahmadirhamni
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxPerspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata SuryaMateri IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Analisis Puisi Matematika I (Duano Sapta Nusantara/06081181419067)

  • 1. JIKA KITA ADALAH HASIL DARI TAMBAH (+) KURANG (-) KALI (X) DAN BAGI (:) Kalaulah 10 + 10 = 20, dan kita adalah angka 20 Mengapa masih mengeluh lalu memanggiltukang teluh Menyulap 10 + 10 mudah-mudahan = berpuluh-puluh? Kalaulah 10 – 10 = 0, dan kita adalah angka 0 Mengapa masih konyol, dan sanggup disini senggoldisana senggol Agar gol 10 – 10 paling tidak = 10? Kalaulah 10 x 10 = 100, dan kita adalah angka 100 Mengapa masih ketus dan harap terus-menerus 10 x 10 mudah-mudahan = beratus-ratus? Kalaulah 10 : 10 = 1, dan kita adalah angka 1 Mengapa masih harus kelu dan terus tersedu-sedu Mengharap 10 : 10 seharusnya > 1? Kalaulah kita sepakat 10 + 10 = 20 10 – 10 = 0 10 x 10 = 100 10 : 10 = 1 mengapa masih ada tanda tanya??? Kalaulah kita??? A.J. MARBE Guru SMA IBA PALEMBANG ANALISIS PUISI “JIKA KITA ADALAH HASIL DARI TAMBAH (+) KURANG (-) KALI (X) DAN BAGI (:)” A. Diksi (Pemilihan Kata) Dalam menganalisa diksi dalam puisi, Keraf (1996:24) mengemukakan ada tiga kesimpulan mengenai analisis diksi dalam puisi yaitu ditinjau dari segi suasana, segi estetika, segi rima. Analisis diksi pada puisi dari segi rima bisa dilihat sebagai berikut :
  • 2. Pengarang lebih memilih kata “ tukang teluh” dari pada “tukang sihir”/ “dukun” hal ini untuk mencocokkan rima sebelumnya yaitu kata “mengeluh”. Begitu juga pada bait kedua baris kedua, pengarang lebih mencocokkan kata “ konyol” dengan senggol yang sebenarnya bisa digantikan dengan kata “sikut” atau “menjatuhkan”. Analisis diksi pada puisi dari segi estetika bisa dilihat sebagai berikut : Pada bait pertama baris ketiga, pengarang memilih kata “menyulap” yang mana jika dikaitkan secara keseluruhan pada baris ketiga membuat puisi menambah nilai estetika ketika dipilih kata “menyulap” daripada kata “menjadikan”. Analisis diksi pada pusi dari segi suasana bisa dilihat sebagai berikut : Pada bait terakhir, pembaca dapat terbawa suasana dengan makna dari segi puisi, pengarang sengaja membuat akhir puisi yang seolah-olah tergantung dengan pemilihan kata dan penggunaan tanda tanya. Hal ini sesuai dengan makna dari puisi
  • 3. tersebut yang memberikan suasana ketegasan dengan makna “jika sudah tau, tidak perlu dipertanyakan kembali, ya sudahlah !” B. Sajak Sajak adalah persamaan bunyi atau suara atau bisanya disebut dengan rima. Penggunaan sajak pada puisi “ Jika Aku adalah Hasil dari Tambah (+), Kurang (-), Kali (x), dan Bagi (:) adalah sajak beraturan (sajak akhir) dimana pada setiap bait mempunyai persamaan bunyi dan persamaan suara. Sebagai contoh, pada bait pertama diakhiri dengan bunyi “luh” , dan pada bait kedua diakhiri dengan bunyi “ol”, kemudian pada bait ketiga diakhiri bunyi “us” dan juga pada bait keempat, pengarang mengakhiri dengan bunyi “u”. Sehingga, secara keseluruhan puisi ini mempunyai persamaan bunyi pada baris pertama hingga baris akhir di setiap baitnya yang biasanya disebut dengan sajak a-a-a-a. C. Ketepatan Rima Sajak atau rima adalah dua hal yang sama membahas mengenai persamaan bunyi. Pada puisi ini, ketepatan rima sudah teratur, konsisten dan baik. Sehingga, terdapat daya magis tersendiri yaitu berupa ritma ketika pembaca membaca puisi ini. Contoh : 1. Mengapa masih mengeluh lalu memanggil tukang teluh 2. Mengapa masih konyol, dan sanggup disini senggol disana senggol 3. Mengapa masih ketus dan harap terus-menerus 4. Mengapa masih harus kelu dan terus tersedu-sedu D. Konten Puisi Secara matematis, puisi sudah menggunakan kata-kata matematika seperti angka-angka, operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian dan operasi pembagian dan juga penggunaan tanda-tanda operasi dalam matematika. Seperti : “10+10”, “10-10”, 10x10”, “10:10”, “=”, “>” ,”<” ,“1”. Secara makna, puisi ini menggambarkan ketidakpuasan manusia dengan realita atau kondisi yang dihadapinya. Ketidakpuasan itu multidimensional baik dari segi ekonomi, social, karir, dsb. Manusia yang tidak puas itu terwakili dengan kata “kita”, kemudian operasi-operasi matematika itu diibaratkan sebagai proses kehidupan manusia yang tentunya mempunyai hasil apapun itu. Dan hasil itu pulalah, yang selalu dipertanyakan kembali oleh manusia karena selalu merasa tidak puas dilihat dari adanya tanda tanya pada setiap bait di baris ketiga. E. Level Pada puisi “ Jika Kita Adalah Hasil dari Tambah (+), Kurang (-), Kali (x), dan Bagi (:), level yang sesuai jika dikaitkan dengan konten puisi ialah siswa SMA dan Mahasiswa atau orang dewasa. Secara matematis, memang penggunaan kata matematika yang basic yaitu aritmatika berupa operasi-operasi matematika. Namun,
  • 4. siswa SD atau siswa SMP hanya sebatas bisa membaca namun belum bisa memahami makna yang dalam dan tersirat dari puisi ini. Untuk itu, menurut pembaca puisi ini lebih tepat dan cocok ditujukan kepada siswa SMA, mahasiswa atau juga orang dewasa yang mana bisa mengetahui secara implicit makna dari sebuah puisi dikaitkan dengan pengalaman yang sudah didapati. Karena dalam puisi ini memiliki amanat atau pesan tersirat yang dalam tentang kehidupan manusia yang tidak pernah puas dengan realita atau kondisi yang dihadapinya. Nama : Duano Sapta Nusantara Nim : 06081181419067 Prodi : Pendidikan Matematika 2014 Universitas Sriwijaya Kampus Inderalaya