SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
DND-2006
Informasi yang diterima dari benda-benda langit berupa
gelombang elektromagnet (cahaya)
 untuk mempelajarinya diperlukan pengetahuan
mengenai gelombang elektromagnet tersebut
DND-2006
Jika suatu benda disinari dengan radiasi elektromag-
netik, benda itu akan menyerap setidaknya sebagian
energi radiasi tersebut.
 temperatur benda akan naik
Teori Pancaran Benda Hitam
Jika benda tersebut menyerap semua energi yang
datang tanpa memancarkannya kembali, temperatur
benda akan terus naik
 Kenyataannya tidak pernah terjadi, mengapa?
 Karena sebagian energi yang diserap benda akan
dipancarkan kembali.
DND-2006
Apabila laju penyerapan energi lebih besar dari laju
pancarannya,
 temperatur akan terus naik
 akhirnya benda mencapai temperatur keseimbangan
dimana laju penyerapan sama dengan laju
pancarannya.
Keadaan ini disebut setimbang termal (setimbang
termodinamik).
DND-2006
Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita
hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut
benda hitam (black body)
 Benda hitam adalah suatu benda yang menyerap
seluruh pancaran elektromagnetik (energi) yang
datang padanya
 Tidak ada pancaran yang dilalukan atau yang
dipantulkan
 Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur
benda hanya ditentukan oleh jumlah energi yang
diserapnya per detik
 Pada keadaan ini, sifat pancaran dapat ditentukan
dengan tepat
DND-2006
a
r r
s
a = s/r (sudut bidang)
r r
ω
A = luas penampang
ω = A/r2
(sudut ruang)
radian steradian
Untuk mempelajari benda hitam, terlebih dahulu kita
mengenal beberapa besaran yang berkaitan dengan
benda hitam
DND-2006
θ
θ + dθ
dω
r dθdAr sinθ
dφ
r sinθ dφ
Luas penampang :
Sudut ruang
Unsur kecil sudut ruang
dA = r2
sin θ dθ dφ
dω = dA/r2
. (2-1)
. . (2-2)
r
r
= sin θ dθ dφ
DND-2006
Tinjau unsur permukaan dA yang arah normalnya
adalah garis n
dω
dA
n
Apabila berkas pancaran melewati permu-
kaan dA berarah tegak lurus permukaan,
dalam sudut ruang dω, maka jumlah
energi yang lewat dalam selang waktu dt
adalah,
dE = I dA dω dt
intensitas spesifik
jumlah energi yang mengalir pada arah tegak lurus
permukaan, per cm2
, per detik, per steradian
. . . . . . . . (2-3a)
dE = I dA sin θ dθ dφ dt . . (2-3b)atau
DND-2006
Tinjau berkas pancaran yang membentuk sudut θ
terhadap garis normal
Pancaran bisa kita bayangkan
melewati permukaan dA’ dengan
arah tegak lurus.
dA’ = dA cos θ
Dari pers (2-3b) :
dE = I dA sin θ dθ dφ dt
diperoleh
dω
dA’
n’
dA
n
θ
Dalam hal ini,
dE = I dA’ sin θ dθ dφ dt
DND-2006
. (2-4)atau
besarnya energi yang dipancarkan oleh
satuan luas permukaan, per detik, pada
arah θ dan dalam sudut ruang dω
dE(θ)
= I cos θ sin θ dθ dφ
dA dt
dω
dA’
n’
dA
n
θ
DND-2006
Jumlah energi yang dipancarkan keluar melalui permu-
kaan seluas 1 cm2
, per detik, ke semua arah dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan pers. (2-4) ke
semua arah (luar) yaitu dari θ = 0 sampai π/2 dan φ = 0
sampai 2π
Fluks Pancaran
. . . . . . . . . (2-5)F = I cosθ sinθ dθ dφ
0
2π
0
π/2
Pers. (2-4) : = I cos θ sin θ dθ dφ
dE(θ)
dA dt0
2π
0
π/2
0
2π
0
π/2
DND-2006
Jumlah energi yang dipancarkan keluar melalui permu-
kaan seluas 1 cm2
, per detik, ke semua arah dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan pers. (2-4) ke
semua arah (luar) yaitu dari θ = 0 sampai π/2 dan φ = 0
sampai 2π
Pers. (2-4) : = I cos θ sin θ dθ dφ
dE(θ)
dA dt
Fluks Pancaran
. . . . . . . . . (2-5)F = I cosθ sinθ dθ dφ
0
2π
0
π/2
= I cos θ sin θ dθ dφ
dE(θ)
dA dt0
2π
0
π/2
0
2π
0
π/2
DND-2006
Apabila pancaran bersifat isotrop (sama ke semua
arah), atau dengan kata lain λ bukan fungsi dari θ dan φ,
maka
F = π I . . . . . . . . . . . . . . . . (2-6)
Buktikan !
Pers. (2-5) :
menjadi,
F = I cosθ sinθ dθ dφ
0
2π
0
π/2
Pancaran keluar ini (F) sering ditulis sebagai F+
untuk
membedakan dengan pancaran ke dalam F−
.
DND-2006
F+
= I cosθ sinθ dθ dφ
0
2π
0
π/2
 Pancaran ke luar (F+
)  0 ≤ θ ≤ π/2
F−
= I cosθ sinθ dθ dφ
0
2π
π/
2
π
 Pancaran ke dalam (F−
)  π/2 ≤ θ ≤ π
 Pancaran Total : F = F+
+ F−
. . . . . . . . . . . . (2-7)
. . . . . . . . . . . . (2-8)
. . . . . . . . . . . . (2-9)
 Untuk pancaran isotropik : F+
= π I+
F−
= π I−
Pancaran totalnya adalah, F = π I+
+ π I−
DND-2006
Besaran lain yang sering digunakan dalam pembicaraan
pancaran adalah,
. . . . . (2-10)
Untuk pancaran isotropik : J = I (Buktikan !)
 Intensitas Rata-rata (J), yaitu harga rata-rata I (inten-
sitas spesifik) untuk seluruh ruang
J = = I dω =
dω
I dω
4π
1
I sin θ dθ dφ
4π
1
0
2π
0
π
DND-2006
Besaran pancaran yang telah kita bicarakan adalah
besaran energi untuk semua panjang gelombang atau
frekuensi, karena itu tidak bergantung pada λ atau υ.
 Jika ingin mengetahui pancaran pada suatu panjang
gelombang (λ) tertentu, maka besaran-besaran
pancaran di atas harus bergantung pada λ atau υ.
Walaupun demikian, kita tidak dapat mengamati hanya
pada suatu panjang gelombang saja, karena sangat
sukar untuk mengisolasinya. Yang paling mungkin
adalah pada suatu daerah panjang gelombang, yaitu
antara λ dengan λ + dλ.
DND-2006
I = ∫Iλ dλ
o
∞
Dengan demikian, intensitas pada suatu λ, yaitu Iλ,
didefinisikan sebagai intensitas yang disebabkan oleh
panjang gelombang antara λ dan λ + dλ.
 Intensitas untuk semua panjang gelombang dapat
dituliskan sebagai :
. . . . . . . . . . . . . . . (2-11)
Karena λ = c/υ, maka
d
λd
υ
c
υ2
=dλ = − c υ-2
dυ . . . . . . . . . . (2-12)
Tanda negatif berarti panjang gelombang
naik pada saat frekuensi turun
DND-2006
Dengan demikian,
Iυ dυ = Iλ dλ
c
υ2
dλ
d
υ
Iυ = Iλ = Iλ = Iλ
λ2
c
Fluks pancaran dapat dituliskan sebagai :
I = Iλ dλ = Iυ dυ∫o
∞
∫o
∞
F = Fλ dλ = Fυ dυ∫o
∞
∫o
∞
. . . . . . . . . . (2-13)
. . . . . . . . . . (2-14)
DND-2006
 Suatu benda hitam tidak memancarkan seluruh
gelombang elektromagnet secara merata. Benda
hitam bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak
dibandingkan dengan cahaya merah, atau sebalik-
nya, bergantung pada temperaturnya.
 Sifat pancaran benda hitam telah
dipelajari secara eksperimen pada
akhir abad ke-19, tetapi baru pada
awal abad ke-20, Max Planck berhasil
memperoleh penafsiran secara fisis.
Max Planck
(1858 – 1947)
DND-2006
Menurut Planck, suatu benda hitam yang temperaturnya
T akan memancarkan energi dalam panjang gelom-
bang antara λ dan λ + dλ dengan intensi-tas spesifik
Bλ(T) dλ sebesar
Fungsi Planck
. . . . . . . (2-15)
Intensitas spesifik (I) = Jumlah energi yang
mengalir pada arah tegak lurus permukaan
per cm2
per detik, per steradian
λ5
2 h c2
1
e hc/λkT
- 1
Bλ (T) =
DND-2006
h = Tetapan Planck = 6,625 x 10-27
erg det
k = Tetapan Boltzmann = 1,380 x 10-16
erg/ o
K
c = Kecepatan cahaya = 2,998 x 1010
cm/det
T = Temperatur dalam derajat Kelvin (o
K)
Apabila dinyatakan dalam frekuensi fungsi Planck
menjadi :
. . . . . . . . . (2-16)2 h υ 3
c 2
1
e hυ/kT
- 1
Bυ (T) =
Buktikan !!!
. . . . . . . (2-15)
λ5
2 h c2
1
e hc/λkT
- 1
Bλ (T) =
DND-2006
Distribusi energi menurut panjang gelombang untuk pancaran
benda hitam dengan berbagai temperatur (Spektrum Benda
Hitam)
Makin tinggi temperatur benda hitam, makin tinggi pula intensitas
spesifiknya dan jumlah energi terbesar dipancarkan pada λ
pendek
Intensitas spesifik benda
hitam sebagai fungsi
panjang gelombang
Kasatmat
a
λ
(µm)
IntensitasSpesifik[Bλ(T)]
0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00
UV Inframerah
8 000 K
7 000 K
6 000 K
5 000 K
4 000 K
DND-2006
Panjang gelombang maksimum bagi pancaran benda
hitam, yaitu λ pada harga yang maksimum (λmaks) dapat
diperoleh dari syarat maksimum, yaitu,
= 0
d Bλ(T)
d λ
. . . . . . . . . . . . . . . (2-
17)
0,00
λ
(µm)
IntensitasSpesifik[Bλ(T)]
0,50 1,00 1,50 1,75 2,00
Garis Singgung
λmaks
DND-2006
Dari pers. (2-15) :
λ5
2 h c2
1
e hc/λkT
- 1
Bλ (T) =
dan pers. (2-17) : = 0
d Bλ(T)
d λ
diperoleh, = 4,965
h c
λ k
T
. . . . . . . . . . . (2-
18)
Buktikan !
Apabila kita masukan harga h, k dan c, maka pers. (2-
18) menjadi
DND-2006
. . . . . . . . . . . . (2-19)λmaks =
0,2898
T
Hukum Wien
λmaks
dinyatakan dalam cm dan T
dalam derajat Kelvin
hυmaks = 2,821 kT
Apabila λmaks dinyatakan dalam frekuensi, hukum Wien
menjadi
. . . . . . . . . . . . . . (2-20)
Wilhelm Wien
(1864 – 1928)
DND-2006
 Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi
temperatur suatu benda hitam, makin pendek
panjang gelombangnya
 Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala
bahwa bintang yang temperaturnya tinggi akan
tampak berwarna biru, sedangkan yang temperatur-
nya rendah tampak berwarna merah.
λmaks =
0,2898
T
Hukum Wien
DND-2006
Panjang Gelombang
0 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Intensitas
λmaks = 0,36 mµ = 3,62 x 10-5
cm
Contoh penentuan λmaks
λmaks =
0,2898
T
0,2898
3,62 x 10-5
=
= 8 000 K
Apabila λmaks dapat
ditentukan, maka
temperatur benda
dapat dicari, yaituDistribusi energi
benda hitam
λmaks
0,2898
T =
DND-2006
Contoh :
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak
spektrum bintang A dan bintang B masing-masing
berada pada panjang gelombang 0,35 µm dan 0,56 µm.
Tentukanlah bintang mana yang lebih panas, dan
seberapa besar perbedaan temperaturnya
Jawab :
Jadi bintang A mempunyai λmaks lebih pendek daripada
bintang B. Menurut hukum Wien, bintang A lebih panas
daripada bintang B
λmaks A = 0,35 µm , λmaks B = 0,56 µm
λmaks =
0,2898
T
T =
0,2898
λmaks
DND-2006
Untuk bintang A :
Untuk bintang B :
Jadi temperatur bintang A lebih panas 1,6 kali daripada
temperatur bintang B
TA =
0,2898
lmaks A
=
0,2898
0,35
TB =
lmaks B
0,2898
=
0,2898
0,56
0,2898
0,35
0,56
0,2898
TA
TB
= = 1,6
DND-2006
Bintang B : λmaks = 0,56 µm = 0,56 x 10-4
cm
Bintang A : λmaks = 0,35 µm = 0,35 x 10-4
cm
Cara lain :
Jadi bintang A 1,6 kali lebih panas daripada bintang B
λmaks =
0,2898
T
0,2898
T =
λmaks
0,2898
0,35 x 10-4
TA = = 8 280 K
0,2898
0,56 x 10-4
TA = = 5 175 K
5175
8280TA
TB
= = 1,6
DND-2006
1. Distribusi Wien
Untuk λ kecil (υ besar), atau T yang rendah, maka :
h υ
k T
h c
λ k T
atau sangat besar >> 1
Sehingga, ehυ/kT
− 1 ≈ ehυ/kT
atau ehc/λkT
− 1 ≈ ehc/λkT
Jadi fungsi Planck menjadi,
Bυ (T) = e− hυ/kT
2hυ 3
c2
. . . . . . . . (2-21)
Dari Fungsi Planck, dapat diturunkan juga Aproksimasi
Wien (Distribusi Wien) dan Aproksimasi Rayleigh - Jean
(Distribusi Rayleigh - Jean), yaitu :
DND-2006
2. Distribusi Rayleigh - Jean
Untuk λ besar (υ kecil), atau T yang tinggi, maka :
h υ
k T
h c
λ k T
atau sangat kecil << 1
Akibatnya fungsi Planck menjadi,
Bυ (T) =
2υ 2
kT
c2
Bλ (T) =
2c k T
λ4
atau
. . . . . . . . . . . . . (2-23)
h υ
k T
h c
λ k T
Sehingga, ehυ/kT
≈ 1 + atau ehc/λkT
≈ 1 +
. . . . . . . . . . . . . (2-24)
Bλ (T) = e− hc/λkT
2hc2
λ5
atau . . . . . . . . (2-22)
DND-2006
Energi total yang dipancarkan benda hitam dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (2-15)
. . . . . (2-25)
Buktikan !
B(T) = Bλ(T) dλ = dx
0
∞
2 k4
T4
h3
c2
0
∞
x3
ex
- 1
dimana
h υ
x =
k T
Pers. (2-15) :
2 h c2
λ5
1
e hc/λkT
- 1
Bλ (T) =
π 4
/15
B(T) = =
2 k4
T4
h3
c2
π4
15
2 k4
π5
15 h3
c2
T4
π
= T4
σ
π
konstanta Stefan-Boltzmann
σ = 5,67 x 10-5
erg cm-2
K-4
s-1
. . (2-26)
. . (2-27)
DND-2006
Dengan mensubtitusikan
F = π B(T) = σ T4
. . . . . . . . . . . . (2-28)
Fluks energi benda hitam
F = π IPers. (2-6) :
ke pers. 2-26 : B(T) = T4
σ
π
dapat ditentukan jumlah energi yang dipancarkan oleh
setiap cm2
permukaan benda hitam per detik ke semua
arah, yaitu
DND-2006
Apabila suatu benda berbentuk bola beradius R dan
bertemperatur T memancarkan radiasi dengan sifat-sifat
benda hitam, maka energi yang dipancarkan seluruh
benda itu ke semua arah perdetik adalah,
L = 4πR2
F = 4π R2
σTef
4
. . . . . . . (2-29)
Luminositas benda Temperatur efektif
DND-2006
Fluks
Pancaran
Luminositas :
L = 4 πR2
F = 4 π R2
σT4
R
d
Fluks
Luas
permukaan bola
F =
L
4 π R2
E =
L
4 π d2
. (2-30)
DND-2006
1 cm
1 cm
Intensitas spesifik B(T) = I
Fluks F = σ T4
Luminositas L = 4 π R 2
σ T4
dFluks pada jarak d :
Energi yang melewati
sebuah permukaan bola
yang beradius d per detik
per cm2
Resume
E =
L
4 π d2
1 cm1 cm
R
DND-2006
Bintang sebagai Benda Hitam
Bintang dapat dianggap sebagai benda hitam. Hal ini
bisa dilihat dalam gambar berikut, yaitu distribusi energi
bintang kelas O5 (Tef = 54 000 K) sama dengan distri-
busi energi benda hitam dg temperatur T = 54 000 K.
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85
λ (µm)
Intensitas
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85
λ (µm)
Intensitas
Bintang Kelas O5
Tef = 54 000 K
Black Body
T = 54 000 K
DND-2006
 Intensitas spesifik (I) :
Jumlah energi yg dipancarkan bintang pd arah tegak
lurus permukaan per cm2
per detik per steradian
 Fluks Pancaran :
Jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2
permukaan bintang per detik ke semua arah
F = π B(T) (F = π I)
F = σ T4
Oleh karena itu semua hukum-hukum yang berlaku
pada benda hitam, berlaku juga untuk bintang.
2 h c2
λ5
Bλ (T) =
1
ehc/λkT
- 1
F =
L
4 π R2
DND-2006
 Luminositas (L) : L = 4 π R2
σTef
4
Energi yang dipancarkan oleh seluruh permukaan
bintang yang beradius R dan bertemperatur Tef per
detik ke semua arah
Temperatur Efektif (Tef) adalah temperatur lapisan
paling luar sebuah bintang (lapisan fotosfere).
 Fluks pada jarak d : E =
L
4 π d2
Energi bintang yg diterima/melewati permukaan pada
jarak d per cm2
per detik (E)
 Makin jauh sebuah bintang, makin redup cahayanya
hukum kuadrat kebalikan
(invers square law)
DND-2006
Contoh :
Berapakah kecerlangan sebuah bintang dibandingkan
dengan kecerlangan semula apabila jaraknya dijauhkan
3 kali dari jarak semula.
Jawab :
Misalkan dA jarak semula dan kecerlangannya adalah
EA. Jarak sekarang adalah dB = 3dA dan kecerlangannya
adalah EB. Jadi,
Bintang lebih redup sebesar 1/9 kali dari kecerlangan
semula.
EA =
L
4 π dA
2
EB =
L
4 π dB
2
dB
EB = dAEA
2 dA
3dA
= EA
2
= EA
1
9
DND-2006
Contoh :
Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380
W/m2
. Berapakah energi dari matahari yang diterima
oleh planet Saturnus, jika jarak Matahari-Saturnus
adalah 9,5 AU ?.
Jawab :
Misalkan energi matahari yang diterima di Bumi adalah
EB = 1380 W/m2
dan jarak Bumi-Matahari dB = 1 AU.
Misalkan energi matahari yang diterima di Saturnus
adalah ES dan jarak Saturnus-Matahari dS = 9,5 AU. Jadi
1
9,5
= 1380
2
= 15,29 W/m2ES =
dB
dS
EB
2
DND-2006
1. Andaikan sebuah bintang A yang mirip dengan
Matahari (temperatur dan ukurannya sama) berada
pada jarak 250 000 AU dari kita. Berapa kali lebih
lemahkah penampakan bintang tersebut dibanding-
kan dengan Matahari?
2. Andaikan bintang B 1000 kali lebih terang daripada
bintang A (pada soal no.1 di atas) dan berada pada
jarak 25 kali lebih jauh dari bintang A. Bintang
manakah yang akan tampak lebih terang jika dilihat
dari Bumi? Berapa kali lebih terangkah bintang yang
lebih terang tersebut?
Soal-soal Latihan
DND-2006
Lanjut ke Bab III
Kembali ke Daftar Materi

More Related Content

What's hot

Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Beny Nugraha
 
Modulasi analog
Modulasi analogModulasi analog
Modulasi analogEl Savior
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourierBeny Nugraha
 
Slide week 1b introduction - sinyal
Slide week 1b   introduction - sinyalSlide week 1b   introduction - sinyal
Slide week 1b introduction - sinyalBeny Nugraha
 
Workshop n deso_makalah
Workshop n deso_makalahWorkshop n deso_makalah
Workshop n deso_makalahCatur Setiawan
 
Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 - transformasi fourier sinyal waktu...
Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 -  transformasi fourier sinyal waktu...Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 -  transformasi fourier sinyal waktu...
Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 - transformasi fourier sinyal waktu...Beny Nugraha
 
11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyal11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyalSimon Patabang
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converterSimon Patabang
 

What's hot (19)

Bab 1. atmosfer bintang
Bab 1. atmosfer bintangBab 1. atmosfer bintang
Bab 1. atmosfer bintang
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
 
Soal soal adc 2
Soal soal adc 2Soal soal adc 2
Soal soal adc 2
 
Modulasi analog
Modulasi analogModulasi analog
Modulasi analog
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
 
Slide minggu 6 jul
Slide minggu 6 julSlide minggu 6 jul
Slide minggu 6 jul
 
Slide week 1b introduction - sinyal
Slide week 1b   introduction - sinyalSlide week 1b   introduction - sinyal
Slide week 1b introduction - sinyal
 
Xii bab bunyi marthen
Xii bab bunyi marthenXii bab bunyi marthen
Xii bab bunyi marthen
 
Workshop n deso_makalah
Workshop n deso_makalahWorkshop n deso_makalah
Workshop n deso_makalah
 
Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 - transformasi fourier sinyal waktu...
Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 -  transformasi fourier sinyal waktu...Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 -  transformasi fourier sinyal waktu...
Pengolahan SInyal Digital - Slide week 5 - transformasi fourier sinyal waktu...
 
Fisika 12 1c
Fisika 12 1cFisika 12 1c
Fisika 12 1c
 
Soal SNMPTN Fisika
Soal SNMPTN FisikaSoal SNMPTN Fisika
Soal SNMPTN Fisika
 
11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyal11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyal
 
Slide minggu 9 (video)
Slide minggu 9 (video)Slide minggu 9 (video)
Slide minggu 9 (video)
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
 
Soal SNMPTN Fisika
Soal SNMPTN FisikaSoal SNMPTN Fisika
Soal SNMPTN Fisika
 
6 Frekuensi Sinyal
6  Frekuensi Sinyal6  Frekuensi Sinyal
6 Frekuensi Sinyal
 
Bab i vb
Bab i vbBab i vb
Bab i vb
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
 

Viewers also liked

Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
 
Peredaran benda langit
Peredaran benda langitPeredaran benda langit
Peredaran benda langitsalbiyah
 
Mekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugrahaMekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugrahaSyamsud Dhuha
 
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)kipanji
 
Perubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumiPerubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumiDzuljrx
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 

Viewers also liked (10)

Bab 2c. bagian dalam bintang c
Bab 2c. bagian dalam bintang cBab 2c. bagian dalam bintang c
Bab 2c. bagian dalam bintang c
 
Bab 2b. bagian dalam bintang b
Bab 2b. bagian dalam bintang bBab 2b. bagian dalam bintang b
Bab 2b. bagian dalam bintang b
 
Astronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i vaAstronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i va
 
Astro benda langit
Astro benda langitAstro benda langit
Astro benda langit
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
 
Peredaran benda langit
Peredaran benda langitPeredaran benda langit
Peredaran benda langit
 
Mekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugrahaMekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugraha
 
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
 
Perubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumiPerubahan kenampakan bumi
Perubahan kenampakan bumi
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 

Similar to Astronomi fisika bab ii (20)

Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
 
Fotometri bintang
Fotometri bintangFotometri bintang
Fotometri bintang
 
Fotometri bintang1
Fotometri bintang1Fotometri bintang1
Fotometri bintang1
 
Bab 2a. bagian dalam bintang a
Bab 2a. bagian dalam bintang aBab 2a. bagian dalam bintang a
Bab 2a. bagian dalam bintang a
 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
 
materi fisika-4
materi fisika-4materi fisika-4
materi fisika-4
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum edit
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Astronomi fisika bab vc
Astronomi fisika bab vcAstronomi fisika bab vc
Astronomi fisika bab vc
 
Soal mid gelombang
Soal mid gelombangSoal mid gelombang
Soal mid gelombang
 
Uts gelombang
Uts gelombangUts gelombang
Uts gelombang
 
Analisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum BintangAnalisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum Bintang
 
Astronomi fisika bab va
Astronomi fisika bab vaAstronomi fisika bab va
Astronomi fisika bab va
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
 
Analisis garis spektrum
Analisis garis spektrumAnalisis garis spektrum
Analisis garis spektrum
 
Radiasi banda hitam ok
Radiasi banda hitam okRadiasi banda hitam ok
Radiasi banda hitam ok
 
Bab ii bunyi
Bab ii bunyiBab ii bunyi
Bab ii bunyi
 
Gej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya okGej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya ok
 

More from eli priyatna laidan

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1eli priyatna laidan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)eli priyatna laidan
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017eli priyatna laidan
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2eli priyatna laidan
 

More from eli priyatna laidan (20)

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
 
Soal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.netSoal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.net
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
 
Soal up akmal
Soal up akmalSoal up akmal
Soal up akmal
 
Soal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannyaSoal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannya
 
Soal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaanSoal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
 
Rekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogiRekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogi
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
 
Bank soal ppg
Bank soal ppgBank soal ppg
Bank soal ppg
 
Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17
 
Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14
 
Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13
 
Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12
 

Recently uploaded

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Recently uploaded (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Astronomi fisika bab ii

  • 1. DND-2006 Informasi yang diterima dari benda-benda langit berupa gelombang elektromagnet (cahaya)  untuk mempelajarinya diperlukan pengetahuan mengenai gelombang elektromagnet tersebut
  • 2. DND-2006 Jika suatu benda disinari dengan radiasi elektromag- netik, benda itu akan menyerap setidaknya sebagian energi radiasi tersebut.  temperatur benda akan naik Teori Pancaran Benda Hitam Jika benda tersebut menyerap semua energi yang datang tanpa memancarkannya kembali, temperatur benda akan terus naik  Kenyataannya tidak pernah terjadi, mengapa?  Karena sebagian energi yang diserap benda akan dipancarkan kembali.
  • 3. DND-2006 Apabila laju penyerapan energi lebih besar dari laju pancarannya,  temperatur akan terus naik  akhirnya benda mencapai temperatur keseimbangan dimana laju penyerapan sama dengan laju pancarannya. Keadaan ini disebut setimbang termal (setimbang termodinamik).
  • 4. DND-2006 Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut benda hitam (black body)  Benda hitam adalah suatu benda yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik (energi) yang datang padanya  Tidak ada pancaran yang dilalukan atau yang dipantulkan  Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur benda hanya ditentukan oleh jumlah energi yang diserapnya per detik  Pada keadaan ini, sifat pancaran dapat ditentukan dengan tepat
  • 5. DND-2006 a r r s a = s/r (sudut bidang) r r ω A = luas penampang ω = A/r2 (sudut ruang) radian steradian Untuk mempelajari benda hitam, terlebih dahulu kita mengenal beberapa besaran yang berkaitan dengan benda hitam
  • 6. DND-2006 θ θ + dθ dω r dθdAr sinθ dφ r sinθ dφ Luas penampang : Sudut ruang Unsur kecil sudut ruang dA = r2 sin θ dθ dφ dω = dA/r2 . (2-1) . . (2-2) r r = sin θ dθ dφ
  • 7. DND-2006 Tinjau unsur permukaan dA yang arah normalnya adalah garis n dω dA n Apabila berkas pancaran melewati permu- kaan dA berarah tegak lurus permukaan, dalam sudut ruang dω, maka jumlah energi yang lewat dalam selang waktu dt adalah, dE = I dA dω dt intensitas spesifik jumlah energi yang mengalir pada arah tegak lurus permukaan, per cm2 , per detik, per steradian . . . . . . . . (2-3a) dE = I dA sin θ dθ dφ dt . . (2-3b)atau
  • 8. DND-2006 Tinjau berkas pancaran yang membentuk sudut θ terhadap garis normal Pancaran bisa kita bayangkan melewati permukaan dA’ dengan arah tegak lurus. dA’ = dA cos θ Dari pers (2-3b) : dE = I dA sin θ dθ dφ dt diperoleh dω dA’ n’ dA n θ Dalam hal ini, dE = I dA’ sin θ dθ dφ dt
  • 9. DND-2006 . (2-4)atau besarnya energi yang dipancarkan oleh satuan luas permukaan, per detik, pada arah θ dan dalam sudut ruang dω dE(θ) = I cos θ sin θ dθ dφ dA dt dω dA’ n’ dA n θ
  • 10. DND-2006 Jumlah energi yang dipancarkan keluar melalui permu- kaan seluas 1 cm2 , per detik, ke semua arah dapat ditentukan dengan mengintegrasikan pers. (2-4) ke semua arah (luar) yaitu dari θ = 0 sampai π/2 dan φ = 0 sampai 2π Fluks Pancaran . . . . . . . . . (2-5)F = I cosθ sinθ dθ dφ 0 2π 0 π/2 Pers. (2-4) : = I cos θ sin θ dθ dφ dE(θ) dA dt0 2π 0 π/2 0 2π 0 π/2
  • 11. DND-2006 Jumlah energi yang dipancarkan keluar melalui permu- kaan seluas 1 cm2 , per detik, ke semua arah dapat ditentukan dengan mengintegrasikan pers. (2-4) ke semua arah (luar) yaitu dari θ = 0 sampai π/2 dan φ = 0 sampai 2π Pers. (2-4) : = I cos θ sin θ dθ dφ dE(θ) dA dt Fluks Pancaran . . . . . . . . . (2-5)F = I cosθ sinθ dθ dφ 0 2π 0 π/2 = I cos θ sin θ dθ dφ dE(θ) dA dt0 2π 0 π/2 0 2π 0 π/2
  • 12. DND-2006 Apabila pancaran bersifat isotrop (sama ke semua arah), atau dengan kata lain λ bukan fungsi dari θ dan φ, maka F = π I . . . . . . . . . . . . . . . . (2-6) Buktikan ! Pers. (2-5) : menjadi, F = I cosθ sinθ dθ dφ 0 2π 0 π/2 Pancaran keluar ini (F) sering ditulis sebagai F+ untuk membedakan dengan pancaran ke dalam F− .
  • 13. DND-2006 F+ = I cosθ sinθ dθ dφ 0 2π 0 π/2  Pancaran ke luar (F+ )  0 ≤ θ ≤ π/2 F− = I cosθ sinθ dθ dφ 0 2π π/ 2 π  Pancaran ke dalam (F− )  π/2 ≤ θ ≤ π  Pancaran Total : F = F+ + F− . . . . . . . . . . . . (2-7) . . . . . . . . . . . . (2-8) . . . . . . . . . . . . (2-9)  Untuk pancaran isotropik : F+ = π I+ F− = π I− Pancaran totalnya adalah, F = π I+ + π I−
  • 14. DND-2006 Besaran lain yang sering digunakan dalam pembicaraan pancaran adalah, . . . . . (2-10) Untuk pancaran isotropik : J = I (Buktikan !)  Intensitas Rata-rata (J), yaitu harga rata-rata I (inten- sitas spesifik) untuk seluruh ruang J = = I dω = dω I dω 4π 1 I sin θ dθ dφ 4π 1 0 2π 0 π
  • 15. DND-2006 Besaran pancaran yang telah kita bicarakan adalah besaran energi untuk semua panjang gelombang atau frekuensi, karena itu tidak bergantung pada λ atau υ.  Jika ingin mengetahui pancaran pada suatu panjang gelombang (λ) tertentu, maka besaran-besaran pancaran di atas harus bergantung pada λ atau υ. Walaupun demikian, kita tidak dapat mengamati hanya pada suatu panjang gelombang saja, karena sangat sukar untuk mengisolasinya. Yang paling mungkin adalah pada suatu daerah panjang gelombang, yaitu antara λ dengan λ + dλ.
  • 16. DND-2006 I = ∫Iλ dλ o ∞ Dengan demikian, intensitas pada suatu λ, yaitu Iλ, didefinisikan sebagai intensitas yang disebabkan oleh panjang gelombang antara λ dan λ + dλ.  Intensitas untuk semua panjang gelombang dapat dituliskan sebagai : . . . . . . . . . . . . . . . (2-11) Karena λ = c/υ, maka d λd υ c υ2 =dλ = − c υ-2 dυ . . . . . . . . . . (2-12) Tanda negatif berarti panjang gelombang naik pada saat frekuensi turun
  • 17. DND-2006 Dengan demikian, Iυ dυ = Iλ dλ c υ2 dλ d υ Iυ = Iλ = Iλ = Iλ λ2 c Fluks pancaran dapat dituliskan sebagai : I = Iλ dλ = Iυ dυ∫o ∞ ∫o ∞ F = Fλ dλ = Fυ dυ∫o ∞ ∫o ∞ . . . . . . . . . . (2-13) . . . . . . . . . . (2-14)
  • 18. DND-2006  Suatu benda hitam tidak memancarkan seluruh gelombang elektromagnet secara merata. Benda hitam bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak dibandingkan dengan cahaya merah, atau sebalik- nya, bergantung pada temperaturnya.  Sifat pancaran benda hitam telah dipelajari secara eksperimen pada akhir abad ke-19, tetapi baru pada awal abad ke-20, Max Planck berhasil memperoleh penafsiran secara fisis. Max Planck (1858 – 1947)
  • 19. DND-2006 Menurut Planck, suatu benda hitam yang temperaturnya T akan memancarkan energi dalam panjang gelom- bang antara λ dan λ + dλ dengan intensi-tas spesifik Bλ(T) dλ sebesar Fungsi Planck . . . . . . . (2-15) Intensitas spesifik (I) = Jumlah energi yang mengalir pada arah tegak lurus permukaan per cm2 per detik, per steradian λ5 2 h c2 1 e hc/λkT - 1 Bλ (T) =
  • 20. DND-2006 h = Tetapan Planck = 6,625 x 10-27 erg det k = Tetapan Boltzmann = 1,380 x 10-16 erg/ o K c = Kecepatan cahaya = 2,998 x 1010 cm/det T = Temperatur dalam derajat Kelvin (o K) Apabila dinyatakan dalam frekuensi fungsi Planck menjadi : . . . . . . . . . (2-16)2 h υ 3 c 2 1 e hυ/kT - 1 Bυ (T) = Buktikan !!! . . . . . . . (2-15) λ5 2 h c2 1 e hc/λkT - 1 Bλ (T) =
  • 21. DND-2006 Distribusi energi menurut panjang gelombang untuk pancaran benda hitam dengan berbagai temperatur (Spektrum Benda Hitam) Makin tinggi temperatur benda hitam, makin tinggi pula intensitas spesifiknya dan jumlah energi terbesar dipancarkan pada λ pendek Intensitas spesifik benda hitam sebagai fungsi panjang gelombang Kasatmat a λ (µm) IntensitasSpesifik[Bλ(T)] 0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 UV Inframerah 8 000 K 7 000 K 6 000 K 5 000 K 4 000 K
  • 22. DND-2006 Panjang gelombang maksimum bagi pancaran benda hitam, yaitu λ pada harga yang maksimum (λmaks) dapat diperoleh dari syarat maksimum, yaitu, = 0 d Bλ(T) d λ . . . . . . . . . . . . . . . (2- 17) 0,00 λ (µm) IntensitasSpesifik[Bλ(T)] 0,50 1,00 1,50 1,75 2,00 Garis Singgung λmaks
  • 23. DND-2006 Dari pers. (2-15) : λ5 2 h c2 1 e hc/λkT - 1 Bλ (T) = dan pers. (2-17) : = 0 d Bλ(T) d λ diperoleh, = 4,965 h c λ k T . . . . . . . . . . . (2- 18) Buktikan ! Apabila kita masukan harga h, k dan c, maka pers. (2- 18) menjadi
  • 24. DND-2006 . . . . . . . . . . . . (2-19)λmaks = 0,2898 T Hukum Wien λmaks dinyatakan dalam cm dan T dalam derajat Kelvin hυmaks = 2,821 kT Apabila λmaks dinyatakan dalam frekuensi, hukum Wien menjadi . . . . . . . . . . . . . . (2-20) Wilhelm Wien (1864 – 1928)
  • 25. DND-2006  Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi temperatur suatu benda hitam, makin pendek panjang gelombangnya  Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala bahwa bintang yang temperaturnya tinggi akan tampak berwarna biru, sedangkan yang temperatur- nya rendah tampak berwarna merah. λmaks = 0,2898 T Hukum Wien
  • 26. DND-2006 Panjang Gelombang 0 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 Intensitas λmaks = 0,36 mµ = 3,62 x 10-5 cm Contoh penentuan λmaks λmaks = 0,2898 T 0,2898 3,62 x 10-5 = = 8 000 K Apabila λmaks dapat ditentukan, maka temperatur benda dapat dicari, yaituDistribusi energi benda hitam λmaks 0,2898 T =
  • 27. DND-2006 Contoh : Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak spektrum bintang A dan bintang B masing-masing berada pada panjang gelombang 0,35 µm dan 0,56 µm. Tentukanlah bintang mana yang lebih panas, dan seberapa besar perbedaan temperaturnya Jawab : Jadi bintang A mempunyai λmaks lebih pendek daripada bintang B. Menurut hukum Wien, bintang A lebih panas daripada bintang B λmaks A = 0,35 µm , λmaks B = 0,56 µm λmaks = 0,2898 T T = 0,2898 λmaks
  • 28. DND-2006 Untuk bintang A : Untuk bintang B : Jadi temperatur bintang A lebih panas 1,6 kali daripada temperatur bintang B TA = 0,2898 lmaks A = 0,2898 0,35 TB = lmaks B 0,2898 = 0,2898 0,56 0,2898 0,35 0,56 0,2898 TA TB = = 1,6
  • 29. DND-2006 Bintang B : λmaks = 0,56 µm = 0,56 x 10-4 cm Bintang A : λmaks = 0,35 µm = 0,35 x 10-4 cm Cara lain : Jadi bintang A 1,6 kali lebih panas daripada bintang B λmaks = 0,2898 T 0,2898 T = λmaks 0,2898 0,35 x 10-4 TA = = 8 280 K 0,2898 0,56 x 10-4 TA = = 5 175 K 5175 8280TA TB = = 1,6
  • 30. DND-2006 1. Distribusi Wien Untuk λ kecil (υ besar), atau T yang rendah, maka : h υ k T h c λ k T atau sangat besar >> 1 Sehingga, ehυ/kT − 1 ≈ ehυ/kT atau ehc/λkT − 1 ≈ ehc/λkT Jadi fungsi Planck menjadi, Bυ (T) = e− hυ/kT 2hυ 3 c2 . . . . . . . . (2-21) Dari Fungsi Planck, dapat diturunkan juga Aproksimasi Wien (Distribusi Wien) dan Aproksimasi Rayleigh - Jean (Distribusi Rayleigh - Jean), yaitu :
  • 31. DND-2006 2. Distribusi Rayleigh - Jean Untuk λ besar (υ kecil), atau T yang tinggi, maka : h υ k T h c λ k T atau sangat kecil << 1 Akibatnya fungsi Planck menjadi, Bυ (T) = 2υ 2 kT c2 Bλ (T) = 2c k T λ4 atau . . . . . . . . . . . . . (2-23) h υ k T h c λ k T Sehingga, ehυ/kT ≈ 1 + atau ehc/λkT ≈ 1 + . . . . . . . . . . . . . (2-24) Bλ (T) = e− hc/λkT 2hc2 λ5 atau . . . . . . . . (2-22)
  • 32. DND-2006 Energi total yang dipancarkan benda hitam dapat ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (2-15) . . . . . (2-25) Buktikan ! B(T) = Bλ(T) dλ = dx 0 ∞ 2 k4 T4 h3 c2 0 ∞ x3 ex - 1 dimana h υ x = k T Pers. (2-15) : 2 h c2 λ5 1 e hc/λkT - 1 Bλ (T) = π 4 /15 B(T) = = 2 k4 T4 h3 c2 π4 15 2 k4 π5 15 h3 c2 T4 π = T4 σ π konstanta Stefan-Boltzmann σ = 5,67 x 10-5 erg cm-2 K-4 s-1 . . (2-26) . . (2-27)
  • 33. DND-2006 Dengan mensubtitusikan F = π B(T) = σ T4 . . . . . . . . . . . . (2-28) Fluks energi benda hitam F = π IPers. (2-6) : ke pers. 2-26 : B(T) = T4 σ π dapat ditentukan jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke semua arah, yaitu
  • 34. DND-2006 Apabila suatu benda berbentuk bola beradius R dan bertemperatur T memancarkan radiasi dengan sifat-sifat benda hitam, maka energi yang dipancarkan seluruh benda itu ke semua arah perdetik adalah, L = 4πR2 F = 4π R2 σTef 4 . . . . . . . (2-29) Luminositas benda Temperatur efektif
  • 35. DND-2006 Fluks Pancaran Luminositas : L = 4 πR2 F = 4 π R2 σT4 R d Fluks Luas permukaan bola F = L 4 π R2 E = L 4 π d2 . (2-30)
  • 36. DND-2006 1 cm 1 cm Intensitas spesifik B(T) = I Fluks F = σ T4 Luminositas L = 4 π R 2 σ T4 dFluks pada jarak d : Energi yang melewati sebuah permukaan bola yang beradius d per detik per cm2 Resume E = L 4 π d2 1 cm1 cm R
  • 37. DND-2006 Bintang sebagai Benda Hitam Bintang dapat dianggap sebagai benda hitam. Hal ini bisa dilihat dalam gambar berikut, yaitu distribusi energi bintang kelas O5 (Tef = 54 000 K) sama dengan distri- busi energi benda hitam dg temperatur T = 54 000 K. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85 λ (µm) Intensitas 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85 λ (µm) Intensitas Bintang Kelas O5 Tef = 54 000 K Black Body T = 54 000 K
  • 38. DND-2006  Intensitas spesifik (I) : Jumlah energi yg dipancarkan bintang pd arah tegak lurus permukaan per cm2 per detik per steradian  Fluks Pancaran : Jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan bintang per detik ke semua arah F = π B(T) (F = π I) F = σ T4 Oleh karena itu semua hukum-hukum yang berlaku pada benda hitam, berlaku juga untuk bintang. 2 h c2 λ5 Bλ (T) = 1 ehc/λkT - 1 F = L 4 π R2
  • 39. DND-2006  Luminositas (L) : L = 4 π R2 σTef 4 Energi yang dipancarkan oleh seluruh permukaan bintang yang beradius R dan bertemperatur Tef per detik ke semua arah Temperatur Efektif (Tef) adalah temperatur lapisan paling luar sebuah bintang (lapisan fotosfere).  Fluks pada jarak d : E = L 4 π d2 Energi bintang yg diterima/melewati permukaan pada jarak d per cm2 per detik (E)  Makin jauh sebuah bintang, makin redup cahayanya hukum kuadrat kebalikan (invers square law)
  • 40. DND-2006 Contoh : Berapakah kecerlangan sebuah bintang dibandingkan dengan kecerlangan semula apabila jaraknya dijauhkan 3 kali dari jarak semula. Jawab : Misalkan dA jarak semula dan kecerlangannya adalah EA. Jarak sekarang adalah dB = 3dA dan kecerlangannya adalah EB. Jadi, Bintang lebih redup sebesar 1/9 kali dari kecerlangan semula. EA = L 4 π dA 2 EB = L 4 π dB 2 dB EB = dAEA 2 dA 3dA = EA 2 = EA 1 9
  • 41. DND-2006 Contoh : Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380 W/m2 . Berapakah energi dari matahari yang diterima oleh planet Saturnus, jika jarak Matahari-Saturnus adalah 9,5 AU ?. Jawab : Misalkan energi matahari yang diterima di Bumi adalah EB = 1380 W/m2 dan jarak Bumi-Matahari dB = 1 AU. Misalkan energi matahari yang diterima di Saturnus adalah ES dan jarak Saturnus-Matahari dS = 9,5 AU. Jadi 1 9,5 = 1380 2 = 15,29 W/m2ES = dB dS EB 2
  • 42. DND-2006 1. Andaikan sebuah bintang A yang mirip dengan Matahari (temperatur dan ukurannya sama) berada pada jarak 250 000 AU dari kita. Berapa kali lebih lemahkah penampakan bintang tersebut dibanding- kan dengan Matahari? 2. Andaikan bintang B 1000 kali lebih terang daripada bintang A (pada soal no.1 di atas) dan berada pada jarak 25 kali lebih jauh dari bintang A. Bintang manakah yang akan tampak lebih terang jika dilihat dari Bumi? Berapa kali lebih terangkah bintang yang lebih terang tersebut? Soal-soal Latihan
  • 43. DND-2006 Lanjut ke Bab III Kembali ke Daftar Materi