SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
LAPORAN PRAKTIKUM 
KIMIA INSTRUMEN 
“PENETAPAN RUMUS DAN TETAPAN KESTABILAN ION 
KOMPLEKS” 
KELOMPOK 4 
NAMA :TRI YULIANDA 
NIM :F0A012010 
PRODI :KIMIA INDUSTRI 
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 
UNIVERSITAS JAMBI 
JAMBI 
2014
PERCOBAAN 5 
PENETAPAN RUMUS DAN TETAPAN KESTABILAN ION KOMPLEKS 
I.Tujuan 
Mengetahui rumus tetapan kestabilan ion kompleks 
II. Dasar Teori 
Suatu kompleks yang terbentuk antara logam M dengan ligan X sesuai persamaan : 
M2+ + aX [MXa]2+ 
dapat ditentukan nilai anya dengan metode Job’s atau metode variasi kontinue. Jika a 
memiliki harga satu, maka larutan dengan konsentrasi sama dari logam dan ligan akan 
bereaksi dengan perbandingan mol yang sama dan akan didapatkan konsentrasi kompleks 
yang relatif tinggi dalam larutan. Akan tetapi jika dibuat larutan dengan mencampurkan 
dengan perbandingan [M] : [X] = 1 : 2 maka logam yang tersedia tidak akan cukup untuk 
bereaksi dengan ligan yang tersedia dan akibatnya hanya memberikan konsentrasi kompleks 
yang relative rendah. 
Jika perbandingan stoikiometri kompleks yang terbentuk [M] : [X] = 1 : 2 (bentuk 
kompleks MX2), maka konsentrasi maksimum kompleks akan diperoleh jika larutan dibuat 
dengan mencampurkan logam dan ligan dengan perbandingan [M] : [X] = 1 : 2. Untuk 
menentukan perbandingan stoikiometri tersebut dapat digunakan metode Job’s. 
Dibuat sejumlah larutan ion logam dan larutan ligan dengan perbandingan tertentu. 
Tiap-tiap larutan ion logam dan ligan mencerminkan sifat karakteristik kompleks tertentu 
MXa. Dalam percobaan ini akan ditentukan banykanya mol ion ligan CNS- dalam ion 
kompleks Fe(CNS)63- yang menunjukkan serapan maksimum pada λmaks 480 nm. Ion Fe3+ 
dengan ion CNS- dalam suasana asam membentuk ion kompleks yang stabil berwarna merah 
sesuai dengan reaksi : 
Fe3+ + n CNS- + H+ [Fe(CNS)n]3-n
dengan n = 1, 2, 3, ……….. 6 tergantung perbandingan konsentrasi ion-ion Fe3+ dan ion 
CNSnya. Dari perbandingan fraksi mol M2+ dan fraksi mol L serta absorbansi campuran 
larutan dapat dibuat suatu grafik yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan 
perbandingan mol M2+ dan mol L, misalnya seperti ditunjukkan oleh Grafik berikut : 
Menentukan banyaknya mol ion ligan CNS- dalam ion kompleks [Fe(CNS)6]3- dengan 
metode variasi kontinue. 
Dengan metode ini, perlu dibuat suatu seri larutan ion kompleks yang konsentrasi 
masingmasing penyusunnya yaitu larutan ion Fe3+ dan larutan KCNS divariasi, tetapi 
jumlahnya dibuat tetap; kemudian masing-masing serapannya diukur pada panjang 
gelombang tetap = 480 nm, dan pada temperatur tetap ( suhu kamar) 
Selanjutnya dibuat grafik peradaan antara serapan yang diukur dan serapan campuran 
jika tidak terjadi reaksi vs mol – fraksi salah satu pereaksi. Oleh karena dalam hal ini mol – 
faksi dengan fraksi volume yaitu VM/(VM+VL), dimana VM adalah larutan kation, sedang 
VL adalah volume larutan ligan, maka grafik tersebut akan menunjukkan suatu maksimum 
(atau suatu minimum jika serapan kompleks lebih kecil daripada serapan campuran) pada 
perbandingan volume VM/VL, sesuai dengan perbandingan mol antara kation dan anion 
dalam kompleks. 
(Tim Kimia Anorganik II, 2013) 
Penentuan kadar secara spektrofotometri sinar tampak dilakukan dengan mengukur 
absorbansi maksimum. Apabila senyawa fisik tidak berwarna maka senyawa diubah dulu 
menjadi senyawa berwarna melalui reaksi kimia dan absorbansi ditentukan dalam daerah 
sinar tampak . Variasi kontinyu merupakan suatu cabang ilmu kimia yang sangat penting 
karena dapat menentukan dan melakukan suatu proses perubahan-perubahan secara fisika 
maupun kimia yang dapat kita amati melalui variasi kontinyu.
Metode variasi kontinyu yang dikemukakan oleh Job dapat menimbulkan kondisi optimum 
pembentukan dan konstanta kestabilan senyawa kompleks yang mengandung konsentrasi ion 
logam maupun konsentrasi ligan divariasikan. 
Metode Job dilakukan dengan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang 
berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika (massa, volume, suhu, daya serap) 
diperiksa dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran 
sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang 
sesuai dengan titik stoikiometri sistem yang menyatakan peerbandingan pereaksi dalam 
senyawa. 
(Ewing, 1985) 
Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang mengahasilkan pergantian satu 
atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang lain disebut kelabilan. Kompleks 
inert adalah yang reaksi pergantian ligannya cukup lambat. Dengan cara memasukkan 
bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah 
(Cotton, 1989) 
Proses pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan satu atau 
lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam. Jadi, ligan bertindak sebagai pemberi 
elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Sebagai akibat dari perpindahan kerapatan 
elektron ini, pasangan elektron menjadi kepunyaan bersama antara ion logam dan ligan, 
sehingga terbentuk ikatan pemberi penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja 
terjadi, namun jika pasangan elektron itu terikat kuat pada kedua sarah tersebut, maka ikatan 
kovalen sejati dapat terbentuk. 
Bergantung pada susunan elektronnya, ion logam dapat menerima sejumlah pasangan 
elektron, sehingga ion logam itu dapat berikatan koordinasi dengan sejumlah ligan. Jumlah 
ligan yang dapat diikat oleh ion logam itu disebut bilangan koordinasi senyawa kompleks. 
(Sunarya, 2003) 
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri atas spektrometer dan fotometer. 
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. 
Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut 
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. 
(Khopkar, 1990) 
Satu ion (molekul) kompleks terdiri dari satu atom pusat dengan sejumlah ligan yang 
terikat erat dengan atom pusat. Atom pusat ditandai dengan bilangan koordinasi. Suatu angka 
bulat yang ditunjukkan dengan ligan monodentat yang dapat membentuk kompleks stabil 
dengan atom pusat. Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif sering trelihat 
dalam pemisahan dan identifikasi. 
Salah satu fenomena yang paling umum muncul jika ion kompleks terbentuk adalah 
adanya perubahan warna d dalam larutan. Fenomena lain yang yang terlihat jika adalah 
kenaikan kelarutan. Banyak endapan yang dapat melarut karena pembentukan kompleks. 
Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang mengahasilkan pergantian satu 
atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang lain disebut kelabilan. Kompleks 
inert adalah yang reaksi pergantian ligannya cukup lambat. Dengan cara memasukkan 
bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah. 
(Sukardjo, 1997)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Data-data perhitungan 
Variasi : I 
λ A %T 
325 2,723 0,2 
335 2,462 0,3 
345 2,184 0,7 
355 2,004 1,0 
365 1,253 5,6 
375 0,894 12,8 
385 0,462 34,5 
395 0,141 72,5 
Variasi : 2 
λ A %T 
325 2,248 0,5 
335 1,882 1,3 
345 1,583 2,6 
355 1,409 4,1 
365 0,662 22,2 
375 0,305 50,4 
385 0,007 98,4 
395 0,008 48,2
Variasi : 3 
Λ A %T 
325 0,976 0,1 
335 2,610 0,1 
345 2,305 0,5 
355 2,139 0,7 
365 1,426 3,8 
375 1,078 8,3 
385 0,653 22,3 
395 0,333 46,4 
405 0,069 85,4 
Variasi : 4 
Λ A %T 
325 3,095 0,1 
335 2,782 0,2 
345 2,452 0,4 
355 2,522 0,5 
365 1,608 2,5 
375 1,274 5,3 
385 0,846 14,3 
395 2,531 29,4 
405 2,274 52,3 
415 0,283 83,0
Variasi : 5 
Λ A %T 
325 3,279 0,1 
335 2,831 0,2 
345 2,559 0,4 
355 2,441 0,5 
365 1,732 2,5 
375 1,406 5,3 
385 0,984 14,3 
395 0,670 29,4 
405 0,413 52,3 
415 0,224 83,0 
425 0,116 76,2 
435 0,057 87,6 
Variasi : 6 
Λ A %T 
325 3,541 0,0 
335 3,099 0,1 
345 2,825 0,1 
355 2,721 0,2 
365 2,012 1,0 
375 1,702 2,0 
385 1,294 5,1 
395 0,984 11,2 
405 0,728 18,7 
415 0,535 29,2 
425 0,420 38,0 
435 0,355 44,1 
445 0,053 88,5 
455 0,001 90,8
Variasi : 7 
Λ A %T 
325 3,649 0,0 
335 3,116 0,1 
345 2,852 0,1 
355 2,731 0,2 
365 2,052 0,9 
375 1,757 1,8 
385 1,360 4,4 
395 1,055 8,8 
405 0,799 15,9 
415 0,602 25,0 
425 0,474 33,5 
435 0,396 40,2 
445 0,075 84,1 
455 0,005 98,9 
Variasi : 1 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) 
Λ A %T 
325 3,586 0,0 
335 3,370 0,0 
345 3,143 0,1 
355 3,011 0,1 
365 2,232 0,6 
375 1,692 1,3 
385 1,464 3,4 
395 1,147 7,1 
405 0,882 13,1 
415 0,673 10,9
425 0,351 28,2 
435 0,472 33,7 
445 0,156 64,7 
455 0,081 81,8 
Variasi : 2 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) 
Λ A %T 
325 3,615 0,0 
335 3,122 0,0 
345 3,899 0,1 
355 2,915 0,1 
365 2,166 0,7 
375 1,820 1,5 
385 0,375 4,0 
395 1,072 8,5 
405 0,803 15,8 
415 0,596 25,4 
425 0,465 34,3 
435 0,394 41,2 
445 0,064 85,3 
Variasi : 3 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) 
Λ A %T 
325 3,356 0,0 
335 3,112 0,1 
345 2,885 0,1
355 2,789 0,2 
365 2,003 1,0 
375 1,680 12,1 
385 1,265 5,4 
395 0,951 11,2 
405 0,689 28,5 
415 0,488 32,8 
425 0,359 43,7 
435 0,279 52,6 
Variasi : 4 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) 
Λ A %T 
325 3,564 0,0 
335 3,125 0,1 
345 2,915 0,1 
355 2,956 0,2 
365 2,550 0,9 
375 1,735 1,8 
385 1,327 4,9 
395 1,014 9,9 
405 0,752 17,7 
415 0,548 28,3 
425 0,419 38,1 
435 0,338 46,0 
445 0,044 90,4 
Variasi : 5 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) 
Λ A %T 
325 3,258 0,1 
335 3,037 0,1 
345 2,853 0,1 
355 2,704 0,2
365 2,002 1,0 
375 1,696 2,0 
385 1,260 5,1 
395 0,985 5,4 
405 0,727 18,8 
415 0,528 29,6 
425 0,401 39,7 
435 0,323 47,6 
445 0,009 98,0 
Variasi : 6 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) 
Λ A %T 
325 3,327 0,1 
335 3,016 0,1 
345 3,824 0,2 
355 2,766 0,2 
365 2,018 1,0 
375 1,723 1,9 
385 1,325 4,7 
395 1,020 9,6 
405 0,761 17,3 
415 0,561 27,5 
425 0,452 37,0 
435 0,351 37,6 
445 0,034 92,5
y = -46.04x + 17903 
R² = 0.9161 
3,500 
3,000 
2,500 
2,000 
1,500 
1,000 
500 
0 
-500 
Variasi : I 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear () 
y = -37.267x + 14306 
R² = 0.8646 
2,500 
2,000 
1,500 
1,000 
500 
0 
-500 
-1,000 
Variasi : 2 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang gelombang 
Linear () 
y = -22.502x + 9275.1 
R² = 0.3117 
3000 
2500 
2000 
1500 
1000 
500 
0 
-500 
Variasi : 3 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear ()
y = -23.585x + 10580 
R² = 0.413 
3,500 
3,000 
2,500 
2,000 
1,500 
1,000 
500 
0 
Variasi : 4 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear () 
y = -34.359x + 14244 
R² = 0.8732 
3,500 
3,000 
2,500 
2,000 
1,500 
1,000 
500 
0 
-500 
-1,000 
Variasi : 5 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear () 
y = -31.001x + 13318 
R² = 0.8735 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
-2,000 
Variasi : 6 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear ()
y = -31.282x + 13527 
R² = 0.9184 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
Variasi : 7 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear () 
Variasi : 1 (tidak menggunakan 
y = -32.88x + 14227 
R² = 0.9144 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
sulfosalisilat) 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panajng Glombang 
Linear () 
Variasi : 2 (tidak menggunakan asam 
y = -36.66x + 15546 
R² = 0.8426 
5,000 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
-2,000 
sulfosalisilat) 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear ()
Variasi : 3 (tidak menggunakan asam 
y = -36.884x + 15440 
R² = 0.92 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
sulfosalisilat) 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear () 
Variasi : 4 (idak menggunakan asam 
y = -34.812x + 14879 
R² = 0.9311 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
sulfosalisilat) 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear () 
Variasi : 5 (tidak menggunakan asam 
y = -32.943x + 13976 
R² = 0.8968 
4,000 
3,000 
2,000 
1,000 
0 
-1,000 
sulfosalisilat) 
0 100 200 300 400 500 
Absorbansi 
Panjang Gelombang 
Linear ()
DAFTAR PUSTAKA 
Chairil Anwar. 2003. Hand Out Pelatihan Instrumentasi GC-MS, NMR, FT-IR,UV-Vis dan X-RD. 
Jurusan Kimia. FMIPA. Universitas Gadjah Mada :Yogyakarta 
Herrick, Richard S. 1984. Rates of Halogen Atom Transfer to Manganese Carbonyl Radicals. 
Sumar Hendayana, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. IKIPSemarang Press. 
Semarang
DAFTAR ISI 
DAFTAR ISI ........................................................................................... i 
I. TUJUAN ............................................................................................ 1 
II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 1 
III. METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................... 4 
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................ 5 
3.2 Skema Kerja ................................................................................ 5 
IV. HASIL DAN PEMABAHASAN...................................................... 7 
4.1 Hasil ............................................................................................ 7 
4.2 Pembahasan ................................................................................. 18 
V. KESIMPULAN 
Kesimpulan........................................................................................ 20 
DAFTAR PUSTAKA 
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Sejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baru
Sejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baruSejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baru
Sejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baruNonong Isdayanti
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anionPurna Pirdaus
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilikelfisusanti
 
Substitusi Elektrofilik
Substitusi ElektrofilikSubstitusi Elektrofilik
Substitusi Elektrofilikelfisusanti
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikAdeputri Azhar
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryUniversity Of Jakarta
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixSilvia Marceliana
 

What's hot (20)

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Sejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baru
Sejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baruSejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baru
Sejarah senyawa-kompleks-koordinasi-paling-baru
 
Identifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan ketonIdentifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan keton
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anion
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilik
 
Substitusi Elektrofilik
Substitusi ElektrofilikSubstitusi Elektrofilik
Substitusi Elektrofilik
 
Stereokimia 010
Stereokimia 010Stereokimia 010
Stereokimia 010
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum Organik
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
 

Similar to Laporan praktikum instrumen 5

Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdfdedenindradinata
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriLinda Rosita
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiabanachan
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertLaporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertA Shofyan Al-ghifari
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)voni cherli
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikBogiva Mirdyanto
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahTias Rahestin
 

Similar to Laporan praktikum instrumen 5 (20)

Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
bilkor
bilkorbilkor
bilkor
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
anorganik
anorganikanorganik
anorganik
 
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimia
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertLaporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambert
 
Aas
AasAas
Aas
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
kakap
kakapkakap
kakap
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
2. kimia
2. kimia2. kimia
2. kimia
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merah
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 

Recently uploaded

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasMhd Fardhan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 

Recently uploaded (11)

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 

Laporan praktikum instrumen 5

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMEN “PENETAPAN RUMUS DAN TETAPAN KESTABILAN ION KOMPLEKS” KELOMPOK 4 NAMA :TRI YULIANDA NIM :F0A012010 PRODI :KIMIA INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI JAMBI 2014
  • 2. PERCOBAAN 5 PENETAPAN RUMUS DAN TETAPAN KESTABILAN ION KOMPLEKS I.Tujuan Mengetahui rumus tetapan kestabilan ion kompleks II. Dasar Teori Suatu kompleks yang terbentuk antara logam M dengan ligan X sesuai persamaan : M2+ + aX [MXa]2+ dapat ditentukan nilai anya dengan metode Job’s atau metode variasi kontinue. Jika a memiliki harga satu, maka larutan dengan konsentrasi sama dari logam dan ligan akan bereaksi dengan perbandingan mol yang sama dan akan didapatkan konsentrasi kompleks yang relatif tinggi dalam larutan. Akan tetapi jika dibuat larutan dengan mencampurkan dengan perbandingan [M] : [X] = 1 : 2 maka logam yang tersedia tidak akan cukup untuk bereaksi dengan ligan yang tersedia dan akibatnya hanya memberikan konsentrasi kompleks yang relative rendah. Jika perbandingan stoikiometri kompleks yang terbentuk [M] : [X] = 1 : 2 (bentuk kompleks MX2), maka konsentrasi maksimum kompleks akan diperoleh jika larutan dibuat dengan mencampurkan logam dan ligan dengan perbandingan [M] : [X] = 1 : 2. Untuk menentukan perbandingan stoikiometri tersebut dapat digunakan metode Job’s. Dibuat sejumlah larutan ion logam dan larutan ligan dengan perbandingan tertentu. Tiap-tiap larutan ion logam dan ligan mencerminkan sifat karakteristik kompleks tertentu MXa. Dalam percobaan ini akan ditentukan banykanya mol ion ligan CNS- dalam ion kompleks Fe(CNS)63- yang menunjukkan serapan maksimum pada λmaks 480 nm. Ion Fe3+ dengan ion CNS- dalam suasana asam membentuk ion kompleks yang stabil berwarna merah sesuai dengan reaksi : Fe3+ + n CNS- + H+ [Fe(CNS)n]3-n
  • 3. dengan n = 1, 2, 3, ……….. 6 tergantung perbandingan konsentrasi ion-ion Fe3+ dan ion CNSnya. Dari perbandingan fraksi mol M2+ dan fraksi mol L serta absorbansi campuran larutan dapat dibuat suatu grafik yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan perbandingan mol M2+ dan mol L, misalnya seperti ditunjukkan oleh Grafik berikut : Menentukan banyaknya mol ion ligan CNS- dalam ion kompleks [Fe(CNS)6]3- dengan metode variasi kontinue. Dengan metode ini, perlu dibuat suatu seri larutan ion kompleks yang konsentrasi masingmasing penyusunnya yaitu larutan ion Fe3+ dan larutan KCNS divariasi, tetapi jumlahnya dibuat tetap; kemudian masing-masing serapannya diukur pada panjang gelombang tetap = 480 nm, dan pada temperatur tetap ( suhu kamar) Selanjutnya dibuat grafik peradaan antara serapan yang diukur dan serapan campuran jika tidak terjadi reaksi vs mol – fraksi salah satu pereaksi. Oleh karena dalam hal ini mol – faksi dengan fraksi volume yaitu VM/(VM+VL), dimana VM adalah larutan kation, sedang VL adalah volume larutan ligan, maka grafik tersebut akan menunjukkan suatu maksimum (atau suatu minimum jika serapan kompleks lebih kecil daripada serapan campuran) pada perbandingan volume VM/VL, sesuai dengan perbandingan mol antara kation dan anion dalam kompleks. (Tim Kimia Anorganik II, 2013) Penentuan kadar secara spektrofotometri sinar tampak dilakukan dengan mengukur absorbansi maksimum. Apabila senyawa fisik tidak berwarna maka senyawa diubah dulu menjadi senyawa berwarna melalui reaksi kimia dan absorbansi ditentukan dalam daerah sinar tampak . Variasi kontinyu merupakan suatu cabang ilmu kimia yang sangat penting karena dapat menentukan dan melakukan suatu proses perubahan-perubahan secara fisika maupun kimia yang dapat kita amati melalui variasi kontinyu.
  • 4. Metode variasi kontinyu yang dikemukakan oleh Job dapat menimbulkan kondisi optimum pembentukan dan konstanta kestabilan senyawa kompleks yang mengandung konsentrasi ion logam maupun konsentrasi ligan divariasikan. Metode Job dilakukan dengan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem yang menyatakan peerbandingan pereaksi dalam senyawa. (Ewing, 1985) Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang mengahasilkan pergantian satu atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang lain disebut kelabilan. Kompleks inert adalah yang reaksi pergantian ligannya cukup lambat. Dengan cara memasukkan bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah (Cotton, 1989) Proses pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam. Jadi, ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Sebagai akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron menjadi kepunyaan bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi, namun jika pasangan elektron itu terikat kuat pada kedua sarah tersebut, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Bergantung pada susunan elektronnya, ion logam dapat menerima sejumlah pasangan elektron, sehingga ion logam itu dapat berikatan koordinasi dengan sejumlah ligan. Jumlah ligan yang dapat diikat oleh ion logam itu disebut bilangan koordinasi senyawa kompleks. (Sunarya, 2003) Spektrofotometer adalah alat yang terdiri atas spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
  • 5. fotometer adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. (Khopkar, 1990) Satu ion (molekul) kompleks terdiri dari satu atom pusat dengan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom pusat. Atom pusat ditandai dengan bilangan koordinasi. Suatu angka bulat yang ditunjukkan dengan ligan monodentat yang dapat membentuk kompleks stabil dengan atom pusat. Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif sering trelihat dalam pemisahan dan identifikasi. Salah satu fenomena yang paling umum muncul jika ion kompleks terbentuk adalah adanya perubahan warna d dalam larutan. Fenomena lain yang yang terlihat jika adalah kenaikan kelarutan. Banyak endapan yang dapat melarut karena pembentukan kompleks. Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang mengahasilkan pergantian satu atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang lain disebut kelabilan. Kompleks inert adalah yang reaksi pergantian ligannya cukup lambat. Dengan cara memasukkan bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah. (Sukardjo, 1997)
  • 6. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data perhitungan Variasi : I λ A %T 325 2,723 0,2 335 2,462 0,3 345 2,184 0,7 355 2,004 1,0 365 1,253 5,6 375 0,894 12,8 385 0,462 34,5 395 0,141 72,5 Variasi : 2 λ A %T 325 2,248 0,5 335 1,882 1,3 345 1,583 2,6 355 1,409 4,1 365 0,662 22,2 375 0,305 50,4 385 0,007 98,4 395 0,008 48,2
  • 7. Variasi : 3 Λ A %T 325 0,976 0,1 335 2,610 0,1 345 2,305 0,5 355 2,139 0,7 365 1,426 3,8 375 1,078 8,3 385 0,653 22,3 395 0,333 46,4 405 0,069 85,4 Variasi : 4 Λ A %T 325 3,095 0,1 335 2,782 0,2 345 2,452 0,4 355 2,522 0,5 365 1,608 2,5 375 1,274 5,3 385 0,846 14,3 395 2,531 29,4 405 2,274 52,3 415 0,283 83,0
  • 8. Variasi : 5 Λ A %T 325 3,279 0,1 335 2,831 0,2 345 2,559 0,4 355 2,441 0,5 365 1,732 2,5 375 1,406 5,3 385 0,984 14,3 395 0,670 29,4 405 0,413 52,3 415 0,224 83,0 425 0,116 76,2 435 0,057 87,6 Variasi : 6 Λ A %T 325 3,541 0,0 335 3,099 0,1 345 2,825 0,1 355 2,721 0,2 365 2,012 1,0 375 1,702 2,0 385 1,294 5,1 395 0,984 11,2 405 0,728 18,7 415 0,535 29,2 425 0,420 38,0 435 0,355 44,1 445 0,053 88,5 455 0,001 90,8
  • 9. Variasi : 7 Λ A %T 325 3,649 0,0 335 3,116 0,1 345 2,852 0,1 355 2,731 0,2 365 2,052 0,9 375 1,757 1,8 385 1,360 4,4 395 1,055 8,8 405 0,799 15,9 415 0,602 25,0 425 0,474 33,5 435 0,396 40,2 445 0,075 84,1 455 0,005 98,9 Variasi : 1 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) Λ A %T 325 3,586 0,0 335 3,370 0,0 345 3,143 0,1 355 3,011 0,1 365 2,232 0,6 375 1,692 1,3 385 1,464 3,4 395 1,147 7,1 405 0,882 13,1 415 0,673 10,9
  • 10. 425 0,351 28,2 435 0,472 33,7 445 0,156 64,7 455 0,081 81,8 Variasi : 2 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) Λ A %T 325 3,615 0,0 335 3,122 0,0 345 3,899 0,1 355 2,915 0,1 365 2,166 0,7 375 1,820 1,5 385 0,375 4,0 395 1,072 8,5 405 0,803 15,8 415 0,596 25,4 425 0,465 34,3 435 0,394 41,2 445 0,064 85,3 Variasi : 3 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) Λ A %T 325 3,356 0,0 335 3,112 0,1 345 2,885 0,1
  • 11. 355 2,789 0,2 365 2,003 1,0 375 1,680 12,1 385 1,265 5,4 395 0,951 11,2 405 0,689 28,5 415 0,488 32,8 425 0,359 43,7 435 0,279 52,6 Variasi : 4 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) Λ A %T 325 3,564 0,0 335 3,125 0,1 345 2,915 0,1 355 2,956 0,2 365 2,550 0,9 375 1,735 1,8 385 1,327 4,9 395 1,014 9,9 405 0,752 17,7 415 0,548 28,3 425 0,419 38,1 435 0,338 46,0 445 0,044 90,4 Variasi : 5 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) Λ A %T 325 3,258 0,1 335 3,037 0,1 345 2,853 0,1 355 2,704 0,2
  • 12. 365 2,002 1,0 375 1,696 2,0 385 1,260 5,1 395 0,985 5,4 405 0,727 18,8 415 0,528 29,6 425 0,401 39,7 435 0,323 47,6 445 0,009 98,0 Variasi : 6 (tidak menggunakan asam sulfosalisilat) Λ A %T 325 3,327 0,1 335 3,016 0,1 345 3,824 0,2 355 2,766 0,2 365 2,018 1,0 375 1,723 1,9 385 1,325 4,7 395 1,020 9,6 405 0,761 17,3 415 0,561 27,5 425 0,452 37,0 435 0,351 37,6 445 0,034 92,5
  • 13. y = -46.04x + 17903 R² = 0.9161 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 -500 Variasi : I 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear () y = -37.267x + 14306 R² = 0.8646 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 -500 -1,000 Variasi : 2 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang gelombang Linear () y = -22.502x + 9275.1 R² = 0.3117 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 -500 Variasi : 3 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear ()
  • 14. y = -23.585x + 10580 R² = 0.413 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Variasi : 4 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear () y = -34.359x + 14244 R² = 0.8732 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 -500 -1,000 Variasi : 5 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear () y = -31.001x + 13318 R² = 0.8735 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 -2,000 Variasi : 6 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear ()
  • 15. y = -31.282x + 13527 R² = 0.9184 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 Variasi : 7 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear () Variasi : 1 (tidak menggunakan y = -32.88x + 14227 R² = 0.9144 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 sulfosalisilat) 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panajng Glombang Linear () Variasi : 2 (tidak menggunakan asam y = -36.66x + 15546 R² = 0.8426 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 -2,000 sulfosalisilat) 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear ()
  • 16. Variasi : 3 (tidak menggunakan asam y = -36.884x + 15440 R² = 0.92 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 sulfosalisilat) 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear () Variasi : 4 (idak menggunakan asam y = -34.812x + 14879 R² = 0.9311 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 sulfosalisilat) 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear () Variasi : 5 (tidak menggunakan asam y = -32.943x + 13976 R² = 0.8968 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 sulfosalisilat) 0 100 200 300 400 500 Absorbansi Panjang Gelombang Linear ()
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Chairil Anwar. 2003. Hand Out Pelatihan Instrumentasi GC-MS, NMR, FT-IR,UV-Vis dan X-RD. Jurusan Kimia. FMIPA. Universitas Gadjah Mada :Yogyakarta Herrick, Richard S. 1984. Rates of Halogen Atom Transfer to Manganese Carbonyl Radicals. Sumar Hendayana, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. IKIPSemarang Press. Semarang
  • 18. DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................... i I. TUJUAN ............................................................................................ 1 II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 1 III. METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................... 4 3.1 Alat dan Bahan ............................................................................ 5 3.2 Skema Kerja ................................................................................ 5 IV. HASIL DAN PEMABAHASAN...................................................... 7 4.1 Hasil ............................................................................................ 7 4.2 Pembahasan ................................................................................. 18 V. KESIMPULAN Kesimpulan........................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN