Sampah dari Jakarta dan Depok masih saja dibuang ke TPST Bantargebang di Bekasi karena fasilitas pengolahan sampah di Jakarta belum beroperasi atau tidak dibangun. Volume sampah Jakarta terus meningkat dan masyarakat sekitar Bantargebang menolak. Limbah B3 rumah sakit juga belum dikelola dengan baik. Jakarta gagal mengelola sampah secara mandiri sesuai UU.
1. Sampah Jakarta Hingga sat ini
Pemprov DKI Tidak Niat Bangun
TPST di Jakarta?
Pantauan lapang
Riza V. Tjahjadi dan Aron Chandra
Walhi Jakarta
Presentasi 6 Juni update dari 16 Mei 2016
2. Mengacu kepada salah satu pemberitaan terakhir mengenai
rencana pengolahan sampah dengan incinerator di Sunter
Jakarta Utara, dan di Cakung Jakarta Timur, maka Walhi
Jakarta melakukan pengamatan Lapang
DKI akan Bangun Dua Fasilitas Pengolahan
Sampah
REPORTER : NURITO | EDITOR : RIO SANDIPUTRA | SENIN, 02
NOVEMBER 2015 09:04 WIB | DIBACA 3022 KALI Atasi Sampah,
Tahun 2016 DKI Bangun 2 ITF
( Foto : Nurito / Beritajakarta.Com)
Untuk mengatasi persoalan sampah di Ibukota, Pemprov DKI Jakarta
akan membangun dua tempat pengolahan sampah atau
Intermediete Treatment Facility (ITF). Kedua ITF tersebut akan
didirikan di lahan bekas pusat daur ulang kompos (PDUK) di
kawasan Cakung Cilincing dan Sunter, Jakarta Utara.
dst
3. Mangkrak 4 Tahun, Ahok
Mulai Bangun Pengganti
Bantargebang
Jakarta KORAN HK - Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mempercepat
pencanangan pembangunan
Intermediate Treatment Facility (ITF)
Sunter yang sudah terbengkalai
selama empat tahun. Dinas
Kebersihan akan meresmikan lokasi
seluas 3,5 hektar sebagai pengolahan
sampah terpadu akhir Maret 2016.
"Kami harus rapat dengar pendapat
sekali lagi. Paling lambat Maret ini
ITF Sunter sudah bisa
grounbreaking," kata Kepala Dinas
Kebersihan Isnawa Adji di Balai Kota
Jakarta, Senin 4 Januari 2016…. dst
13. Selama ini adakah ITF?
“Tidak ada..!” Kata AF.
Pernahkah ada insinerator di TPST
Sunter ini?
"Ya, sekali… Yang pernah ada, ialah
uji coba insinerator ukuran kecil.
Itu pun punya Pak JK.” Kata AF.
Kapankah itu?
"Sekitar 2011 silam, dan itu pun
cuma sekali saja," kata AF lagi.
Pengamatan pada Kamis 18 Februari 2016
14.
15.
16. • TPST Cakung 8 Ha Sudah lama
Stop, dan tidak akan
diperpanjang kerjasamanya [kata
pemilik lahan, sementara masy,
sekitar katakan sehabis Lebaran
akan dibangun lagi oleh Pemprov
DKI Jakarta]
Pengamatan pada Senin 9 Mei 2016
17.
18.
19.
20.
21. M A R U N D A?
Selain TPST Sunter, mana lagikah yang akan
dibangun?
Marunda, tambah AF, yang katanya saat ini masih
berupa tanah kosong.
[10 Mei 2016]
Bagaimanakah dengan Marunda?
Seorang pengemudi truk sampah berinitial K.
mengatakan tidak ada TPST di Marunda. Yang ada
adalah TPS ini, katanya Senin 9 Mei 2016.
22. Kesimpulan
Unit TPST Sunter di Jakarta Utara fungsinya hanya
sebagai Stasiun Pengalihan Sementara atau SPA
saja, dan TPST Cakung di Jakarta Timur sudah
sekitar empat tahun tidak beroperasi lagi, dan
tidak ada kelanjutannya sama sekali. TPST di
Marunda tidak ada atau belum dibangun sama
sekali. Dengan kata lain, mayoritas sampah asal
Jakarta digelontorkan ke TPST Bantargebang di
Bekasi, dan jumlah semakin meningkat, jauh di
atas target Dinas kebersihan untuk tahun 2016.
Dari gambaran di atas, maka mudah muncul satu
pertanyaan: apakah pembangkit listrik tenaga
sampah atau PLTSa di Jakarta akan rampung
sesuai jadwal, yaitu 2018?
23. Pertanyaan berikut, yang sudah seharusnya dijelaskan
oleh Pemprov DKI Jakarta, yaitu:
# Di manakah insinerator itu, kalau memang ada? Dalam
pantauan tidak diketemukan adanya insinerator di Unit
TPST Sunter Jakarta Utara.
# Kenapa, dan ada apakah insinerator selalu disebut-
sebut dalam beberapa pernyataan pejabat Dinas
kebersihan? Sebagai catatan, seringnya incinerator
disebut dalam pemberitaan mengenai rencana
pengolahan sampah di Jakarta telah menimbulkan
persepsi bahwa incinerator telah menjadi tehnologi
[kotor, alias brown tehnology] berbahaya bagi lingkungan
hidup.
# Jika tehnologi itu bermasalah, kenapa hendak dipaksa
diaplikasikan dalam pembangunan pengolahan sampah
terpadu?
# Kenapa TPST di Marunda tertunda-tunda
pembangunannya?
# Kenapa Pemrov DKI Jakarta masih bertumpu ke TPST
Bantargebang Bekasi?
Jakarta 15 Mei 2016
24.
25. Sampah belum terpisah alias amburadul
dikirim ke TPST Bantargebang, volume sampah
meningkat sampai kurang lebih 7.000 ton/hari,
jumlah truk sampah bertambah, Masyarakat
Bantargebang dan sekitarnya menolak
pengolahan sampah Jakarta dan Swakelola,
Tipping fee sampah masih rendah, Green-belt
belum seluruhnya terealisasi dan Tempat
Pengolahan Sampah di Cilincing-Cakung
tidak beroperasi, dan Marunda tidak
dibangun. Padahal jelas menurut
UU No. 18 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
mengamanatkan sampah
Harus dikelola dengan baik di
Wilayah tersebut (DKI Jakarta).
Surat ke Gub. DKI Jkt Basuki
Tjahaja Purnama 24 Mei 2016
26. Sampah Jakarta, dan Depok semua
masuk ke TPST Bantargebang Bekasi
25 Mei 2016
35. Limbah B3 rumah sakit yang dibakar
* Perban,
* Kasa,
* Kantong darah,
* Jaringan tubuh,
* Sludge IPAL,
* Spuit,
• Jarum suntik
dan
* Obat kedaluwarsa
36. Kesimpulan [lanjutan]
1. Sampah Jakarta semakin jelas hanya
dikelolakan di TPST Bantargebang
Bekasi
2. Sampah Depok dibuang ke TPST
Bantargebang melalui pembuangan ke
Pasar Minggu
3. Limbah B3, khususnya limbah B3
rumah sakit tidak dikelola dengan hati-
hati dan tidak dijamin aman bagi manusia
Lain dari pemakaian ulang hasil pulungan;
Padahal info terkini Pemprov DKI akan bangun 44 RS
Kecamatan.
37. Persoalan sampah semakin besar jika tidak ditangani
mulai dari sumber sampah. Jika DKI Jakarta berhasil
mengelola sampah maka secara ilmiah dapat disusun
hipotesisnya: “Jika DKI Jakarta berhasil mengelola
sampah maka yang dikirim ke TPST Bantargebang
semakin sedikit”, dan berlaku sebaliknya “Jika DKI
Jakarta gagal mengelola sampah maka yang dikirim ke
TPST Bantargebang semakin banyak”. Hipotesis ini
telah terbukti secara empiris dan obyektif di lapangan.
Data yang digunakan dapat dilakukan uji validitas data;
uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas,
uji konfirmabilitas atau obyektivitas. Jakarta gagal
kelola sampah, karena Bantargebang banjir sampah!
DKI Jakarta harus mulai mengolah sampahnya dengan
sistem 3R mulai dari sumber. DKI Jakarta tidak boleh
hanya mengandalkan daerah lain jadi korban tempat
pembuangan sampah, karena lingkungan setempat dan
kesehatan warga akan terancam keberlangsungannya.