Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP.
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
WNDW: Point-to-multipoint
1. Wireless Communication
IMPLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN MIKROTIK
RB433 PADA JARINGAN WLAN
DISUSUN OLEH :
HUSAEN AL FATAH
M3110077/TIB 2010
D3 TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010/2011
SURAKARTA
2. A. TUJUAN
1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint
2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada
jaringan WLAN dengan mikrotik RB433
B. KEBUTUHAN ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mikrotik RB433
Personal computer
Kabel utp cat5e
Rj45
Tang Cramping
Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless
C. DASAR TEORI
Wireless
Teknologi jaringan saat ini telah berkembang dengan pesat. Berbagai macam
teknologi telah di kembangkan untuk membantu manusia dalam berkomunikasi.
Kalau pada era tahun 80-an teknologi jaringan komputer hanya mengandalkan
teknologi jaringan berbasis kabel, saat ini teknologi tersebut mulai banyak di
tinggalkan karena beberapa keterbatasannya, seperti besarnya biaya yang harus di
keluarkan oleh organisasi jika menggunakan teknologi ini (wired network), selain itu
teknologi ini juga tidak flexibel karena sangat tergantung pada kabel. Saat ini kalau
kita perhatikan mulai banyak perusahaan yang mulai menerapkan teknologi tanpa
kabel (wireless) atau yang biasa di sebut dengan Wireless Fidelity (WiFi). Hal ini
dapat kita lihat banyaknya perusahaan yang menawarkan Hotspot Area (area yang
terdapat jaringan internet berbasis WiFi) yang dapat di akses oleh semua orang baik
itu secara gratis maupun dengan cara registrasi ke penyedia layanan tersebut.
Melihat trend maraknya perusahaan yang menawarkan HotSpot Area di area
publik seperti tempat perbelanjaan (mall), perpustakaan, restoran, kaffe, dan
bahkan hampir semua lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi sudah
menyediakan HotSpot are untuk mahasiswa mereka sebagai bagian dari fasilitas
penunjang program belajar mengajar mereka. Sehingga perlu kiranya kita
mengetahui tentang teknologi ini (WiFi), cara kerjanya, jenis-jenisnya, serta
bagaimana sisi keamanan jaringan ini yang merupakan isu yang sangat perlu untuk
diperhatikan ketika kita ingin beralih menggunakan teknologi ini.
WNDW: Point-to-multipoint
Tata letak jaringan yang juga sering dihadapi adalah point-to-multipoint.
Apabila beberapa node2 berbicara ke pusat akses, ini merupakan aplikasi point-tomultipoint. Contoh yang khas dari tata letak point-to-multipoint adalah penggunaan
akses point nirkabel yang menyediakan sambungan ke beberapa laptop. Laptop
tidak berkomunikasi satu sama lain secara langsung, tetapi harus dalam wilayah
akses point untuk dapat menggunakan jaringan.
3. Jaringan point-to-multipoint dapat juga diterapkan pada contoh kami
sebelumnya di universitas. Misalnya bangunan remote di atas bukit terhubung ke
pusat kampus menggunakan sambungan point-to-point. Daripada menyiapkan
beberapa sambungan point-to-point untuk mendistribusikan sambungan internet,
sebuah antena dapat digunakan asalkan terlihat oleh beberapa bangunan remote
tersebut. Ini adalah contoh klasik dari sambungan wide area point (daerah terpencil
di bukit) untuk multipoint (banyak bangunan di lembah).
Network Address Translation
Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT
adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan
internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini
disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan
(security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.
D. KASUS PRAKTIKUM
Kita ditugaskan membuat jaringan wireless pada sebuah laboratoriuam dengan
topologi sebagai berikut:
Mikrotik Rb433 konfigurasi sebagai Access Point (AP) dan juga difungsikan sebagai
router untuk menghubungkan jaringan lab komputer dengan internet
4. E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapkan RouterBoard Mikrotik
2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke
Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer.
3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox
4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat
pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address).
5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya
adalah username : admin, password : kosong
6. Melakukan konfigurasi RouterBoard pada bagian tab general (name: lokal)
kemudian setting wireless interfaces wlan1 menjadi access point (mode: AP
bridge, band: 2,4 Ghz B/G, SSID: 11KOM, Channel Width: 20Mhz, Frekuensi:
2462 MHz dan FrequencyMode: Manual TxPower).
Sebagaimana terlihat pada gambar di bawah.
Maka pada interface list akan terlihat wlan yang bernama lokal seperti ini.
5. 7. Melakukan Konfigurasi IP Address, Gateway dan DNS dari interfaces ether1
(IP Address mikrotik)
(Gateway dari interface ether1/mikrotik)
(setting DNS nya)
Kemudian kita setting routes (alamat yang akan kita tuju yaitu 0.0.0.0/0)
6. Bila routing telah kita setting maka akan terlihat route list sebagaimana gambar
berikut.
8. Melakukan penambahan rule NAT dalam firewall yang baru untuk interface
ether1.
9. Jangan lupa untuk konfigurasi IP addres,subnet mask, default gateway dan DNS
pada komputer kita.
7. 10. Lakukan test koneksi access point dengan komputer yang kita setting tadi.
Bila telah connect, coba browse dengan browser anda.
8. 11. Sebagai tambahan, bila kita ingin memberi IP addres dinamic kepada siapapun
yang ingin connect ke wireless kita tadi, maka ikuti langkah berikut.
Setting pada DHCP server dan bila kita ingin setting IP dinamic secara default,
maka tinggal klik next hingga ada pemberitahuan setup has complated
succesfully seperti dibawah ini.
Setelah selesai setting DHCP server, kita obtainkan pengaturan addres pada
wireless network connection. Maka secara otomatis komputer yang telah kita
setting seperti itu akan mendapat IP secara otomatis.
9. F. KESIMPULAN
1. Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah
suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan
internet dengan menggunakan satu alamat IP
2. Setting DHCP server sangat perlu untuk proses pemberian alamat IP kepada
client yang berjumlah banyak secara otomatic dan dinamic
3. bedanya station dan bridge/ap bridge secara simple adalah station(wds,
pseudobridge, station bridge) adalah hanya bisa jadi client, sedangkan ap bridge
dan bridge bisa jadi client sekaligus akses point secara bersamaan.
G. REFERENSI
1. http://wirelessrouterproxy.blogspot.com/2011/05/manual-basic-wirelessstation-mode.html diakses pada hari kamis 22 maret 2012
2. http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Point-to-multipoint
diakses pada hari kamis 22 maret 2012
3. Rudi Hartono S.Si & Agus Purnomo S.Si. 2012 Modul WIRELESS
COMMUNICATION. Solo:UNS.
4. M.Rudyanto Arief. 2007. TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS).
Yogyakarta:STMIK AMIKOM.
5. Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah
(Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press.
10. H. LAMPIRAN
MODE WIRELESS CONNECTION
Interface Wireless dalam mode station akan mencari titik akses diterima
(AP) dan terhubung untuk itu. Hubungan antara station dan AP akan berperilaku
dengan cara yang sedikit berbeda tergantung pada jenis mode station digunakan,
benar mode sehingga harus dipilih untuk aplikasi tertentu dan peralatan. Artikel ini
mencoba untuk menjelaskan perbedaan antara mode station tersedia.
Perbedaan Utama antara mode station adalah bagaimana alamat L2
diproses dan diteruskan di link Wireless.Ini secara langsung mempengaruhi
kemampuan sambungan Wireless untuk menjadi bagian dari infrastruktur di Bridge
L2.
Jika L2 mem Bridge atas tautan Wireless tidak diperlukan - seperti dalam
kasus atau MPLS dialihkan beralih jaringan, mode dasar = setup station disarankan
dan akan memberikan efisiensi tertinggi.
Ketersediaan modus station tertentu tergantung pada wireless-protokol
yang digunakan dalam jaringan Wireless. Silakan lihat penerapan matriks untuk
informasi tentang mendukung mode dalam protokol. Ada kemungkinan bahwa
hubungan antara station dan AP akan dibentuk bahkan jika modus tertentu tidak
didukung untuk protokol tertentu. Hati-hati bahwa sambungan tersebut tidak akan
berperilaku seperti yang diharapkan berkaitan dengan L2 menjembatani (bridge).
JENIS MODE WIRELESS
Mode station
11. Ini adalah mode standar yang tidak mendukung L2 membridge di station supaya untuk menempatkan Interface Wireless di bridge tidak akan menghasilkan
hasil yang diharapkan. Di sisi lain modus ini dapat dianggap sebagai yang paling
efisien dan karena itu harus digunakan jika L2 bridging di stasiun tidak perlu - seperti
dalam kasus MPLS diarahkan atau beralih jaringan. Mode ini didukung untuk semua
wireless protocol.
Mode station-wds
Mode ini bekerja hanya dengan RouterOS AP. Sebagai hasil dari negosiasi
koneksi, terpisah WDS interface dibuat pada AP untuk station diberikan. Interface ini
bisa dianggap koneksi point-to-point antara AP dan station yang diberikan - apapun
yang dikirim keluar interface WDS dikirim ke stasiun (dan hanya untuk station
tertentu) dan apa pun stasiun mengirim ke AP diterima dari interface WDS (dan
tidak tunduk penyampaian antara klien AP), melestarikan alamat L2.
Mode ini didukung untuk semua protocol wireless kecuali 802.11 protokol
yang digunakan dalam sambungan ke perangkat non-RouterOS. Mode ini
menggunakan 4 address format frame bila digunakan dengan protokol 802.11, untuk
protokol lain (seperti nstreme atau nv2), protokol berarti internal digunakan.
Mode ini aman digunakan untuk L2 membridge dan memberikan kontrol
yang paling administratif di AP melalui interface WDS terpisah, untuk penggunaan
contoh firewall jembatan, RSTP untuk deteksi loop dan penghindaran, dll
Mode station-pseudobridge
Mode ini dari titik koneksi wireless pandang adalah sama dengan station
modus standar. Ia memiliki dukungan terbatas untuk menjembatani L2 melalui
beberapa layanan diimplementasikan di stasiun:
--Mac Address translation untuk IPv4 paket - menjaga station-untuk-MAC
pemetaan meja menggantikan IPv4 dan alamat sumber MAC dengan alamat sendiri
ketika mengirimkan bingkai ke AP (untuk dapat menggunakan 3 frame format
address), dan menggantikan tujuan MAC address dengan alamat dari tabel
pemetaan untuk frame yang diterima dari AP. MAC dibangun juga untuk VLAN frame
dienkapsulasi.
--single MAC address translation untuk sisa protocols- station belajar sumber
MAC address dari frame non-IPv4 pertama diteruskan dan menggunakannya sebagai
default untuk terjemahan reverse - alamat MAC digunakan untuk menggantikan
alamat tujuan MAC untuk frame yang diterima dari AP jika IPv4-to -MAC pemetaan
tidak dapat dilakukan (misalnya - kerangka non-IPv4 atau pemetaan hilang).
Mode ini terbatas untuk menyelesaikan L2 membridge data ke perangkat
tunggal yang dihubungkan ke station (dengan cara terjemahan alamat MAC tunggal)
dan beberapa dukungan untuk frame IPv4 bridging - menjembatani protokol non-IP
untuk lebih dari satu perangkat tidak akan bekerja. Juga terjemahan alamat MAC
membatasi akses ke perangkat stasiun dari sisi AP untuk IPv4 akses berdasarkan sisa protokol akan diterjemahkan oleh terjemahan alamat MAC tunggal dan tidak
akan diterima oleh stasiun itu sendiri.
12. Mode ini tersedia untuk semua protokol kecuali nv2 dan harus dihindari bila
mungkin. Penggunaan node ini hanya dapat dibenarkan jika AP tidak mendukung
mode lebih baik untuk L2 bridging (misalnya ketika non-RouterOS AP yang
digunakan) atau jika hanya satu pengguna akhir perangkat harus terhubung ke
jaringan dengan menggunakan perangkat station.
Mode station-pseudobridge-clone
Mode ini sama-pseudobridge modus station, kecuali yang terhubung ke AP
menggunakan "cloning" alamat MAC - yang baik alamat dikonfigurasi di-jembatanklon-mac parameter stasiun (jika dikonfigurasi) atau alamat sumber dari frame
pertama diteruskan. Hal ini pada dasarnya muncul di AP seolah-olah pengguna akhir
perangkat tersambung ke stasiun terhubung ke AP.
Mode station-bridge
Mode ini bekerja hanya dengan RouterOS AP dan menyediakan dukungan
untuk L2 protokol-independen transparent bridging pada perangkat station. AP
RouterOS menerima klien di-bridge modus station saat diaktifkan menggunakan
mode parameter bridge. Dalam mode ini AP memelihara tabel forwarding dengan
informasi tentang apa MAC address bisa dijangkau di mana perangkat station.
Mode ini MikroTik eksklusif dan tidak dapat digunakan untuk
menghubungkan perangkat merek lain. Mode ini aman digunakan untuk L2 bridging
dan harus digunakan apabila terdapat alasan cukup untuk tidak menggunakan
modus Station-WDS.