2. Pertumbuhan Ekonomi Sebelum
Pandemi Covid 19
Sebelum terkena dampak Pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
cenderung berfluktuatif selama periode 2010-2019. Adapun kisaran fluktuatifnya sebesar
6% sampai 7%. Apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19, Provinsi
Jambi berada pada urutan kelima laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dari seluruh Provinsi di Pulau Sumatera. Berikut merupakan gambaran laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan Pulau Sumatera sebagai perbandingan: Periode
2010 sampai 2019
• Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020 (diolah)
• Gambar 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi dan Pulau Sumatera
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PDRB Prov.Jambi(%) 7.35 7.86 7.03 6.84 7.36 4.21 4.37 4.60 4.74 4.40
PDRB Sumatra(%) 5.58 6.33 5.38 5.36 4.66 3.53 4.29 4.3 4.51 4.57
7.35
7.86
7.03 6.84
7.36
4.21 4.37 4.60 4.74
4.40
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Persen(%)
3. Pertumbuhan Ekonomi Pada
Masa Pandemi Covid 19
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Triwulan I 2020 tercatat 1,80%
(yoy) melambat dibandingkan Triwulan sebelumnya yakni 3,59% (yoy) dan
juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Triwulan I 2019 sebesar 4,69%
(yoy). Perlambatan perekonomian tersebut dilatarbelakangi terbatasnya
aktivitas perjalanan, industri, perdagangan dan jasa, serta aktivitas lainnya
akibat Pandemi Covid-19 (Bank Indonesia, 2020).
4. • Distribusi terbesar untuk sektor
perekonomian terhadap total PDRB
Provinsi Jambi pada Triwulan I 2020
menurut lapangan usaha, juga masih
didominasi pertanian, kehutanan, dan
perikanan yang memberikan kontribusi
terhadap PDRB sebesar 29,43%.
• Pada Triwulan II 2020 apabila
dibandingkan dengan Triwulan II 2019,
perekonomian Provinsi Jambi terkontraksi
1,75%. . Pertumbuhan tertinggi adalah
sektor informasi dan komunikasi sebesar
13,08%, diikuti sektor pengadaan air,
pengelolaan sampah dan limbah, dan daur
ulang 4,16%, serta jasa keuangan dan
asuransi sebesar 3,94%
5. Pertumbuhan Ekonomi Jambi
Pasca Pandemi Covid 19
• Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi
0,33% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi
0,99% (yoy), namun masih berada di bawah pertumbuhan triwulan I 2020
sebesar 1,97% (yoy). Penurunan kinerja ekonomi masih disebabkan oleh
aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang belum pulih sepenuhnya
memasuki new normal.
• Dari sisi pengeluaran, perkembangan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan I 2021
menurun disebabkan kontraksi ekspor ditengah perbaikan kinerja komponen
penggunaan lainnya. Berdasarkan strukturnya, pertumbuhan ekonomi masih
bersumber dari konsumsi rumah tangga dan LNPRT dengan pangsa sebesar
47,87%. Selanjutnya, diikuti oleh pembentukan modal tetap domestik bruto
23,37%, net ekspor sebesar 21,83%, konsumsi pemerintah sebesar 4,10% dan
perubahan inventori sebesar 2,83%. Menurunnya kinerja pengeluaran sejalan
dengan menurunnya kinerja beberapa LU seperti perdagangan dan lain-lain
yang merupakan dampak pandemi COVID-19.
6. • Dari sisi pengeluaran, perkembangan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan I 2021
menurun disebabkan kontraksi ekspor ditengah perbaikan kinerja komponen
penggunaan lainnya. Berdasarkan strukturnya, pertumbuhan ekonomi masih
bersumber dari konsumsi rumah tangga dan LNPRT dengan pangsa sebesar
47,87%. yang merupakan dampak pandemi COVID-19.
• Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II 2021 mengalami
pertumbuhan sebesar 5,39% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya
yang terkontraksi 0,33% (yoy). Pertumbuhan didukung oleh hampir seluruh
kategori lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Transportasi dan
Pergudangan sebesar 18,65%, diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
sebesar 15,24%.
• pertumbuhan triwulan III 2021 diprakirakan akan tumbuh melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya seiring dengan pemberlakuan PPKM akibat lonjakan kasus
COVID-19. Namun demikian, pelaksanaan vaksinasi dinilai akan menekan risiko
penyebaran COVID-19. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi akan
didorong oleh perbaikan kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan investasi juga diprakirakan membaik seiring pandangan optimis
pelaku usaha memasuki periode new normal.