Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan Ideologi Nasional
1. Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat dan
Ideologi Nasional
Oleh:
Janitra Maya Saputri Dami
Laila Hidayatullah
Lucky Maharani Safitri
Mahra Rizvani Pratama
Moch. Choirul Azis
Mustika Anggi Permono
2. Pengertian Pancasila
Pancasila, secara etimologis berasal dari dua kata yaitu
Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti dasar.
Pancasila dari akar kata berarti lima dasar, tepatnya
adalah dasar bagi negara Indonesia yang merdeka.
3. Pengertian Filsafat
Filsafat sebagai etimologi adalah kata filsafat berasal
dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yakni
philos, philia, philien yang artinya senang, teman dan
cinta dan sophos, sophia dan sophien yang artinya
kebenaran (truth), keadilan (justice), dan bijaksana (wise)
atau kebijaksanaan (wisdom). Pengertian filsafat secara
etimologis dapat disimpulkan adalah Cinta kebenaran
atau cinta kebijaksanaan/kearifan.
4. Ditinjau dari perspektif permasalahannya filsafat
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
1
• filsafat sebagai hasil perenungan/kontemplasi (produk).
• Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep pemikiran-pemikiran para filsuf.
• Pada zaman dahulu, yang lazimnya merupakan suatu aliran/paham, misal:
idealism rasionalisme, materialisme, pragmatisme. Filsafat sebagai suatu jenis
problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil aktivitas berfilsafat. Jadi
manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan pada akal manusia.
2
• Filsafat sebagai suatu proses, yang berbentuk sebagai aktivitas berfilsafat,
sekaligus proses pemecahan masalah (problem solving) dengan menggunakan
berbagai metode tertentu sesuai dengan objeknya.
5. Cabang-cabang Filsafat
Metafisika: memepelajari hal-hal yang ada di balik alam fisik/alam
indrawi (riil), yang meliputi bidang-bidang : ontologi, kosmologi,
antropologi, dan theologi.
Epistimologi: yang mepelajari tentang hakekat pengetahuan.
Logika mempelajari tentang kaidah-kaidah berpikir, yakni tentang axioma,
dalil dan rumusan berpikir (thinking) dan bernalar (reasoning)
1
2
3
6. Cabang-cabang Filsafat
Etika: mempejari hal-hal yang berkaitan dengan moralitas, tingkah
laku manusia.
Estetika: mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan yang
indah (estetik) dan yang mempunyai nilai seni (artistik).
Methodologi: mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan suatu
metode, diantaranya, metode deduksi, induksi, analisa, dan sintesa .
4
5
6
7. Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa pada
hakekatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis fundamental
dan menyeluruh.
Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila dijelaskan
sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik
Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan
kebangsaan kemasyarakatan dan kebangsaan harus berdasarkan nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pemirkiran
filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemsyarakatan,
yang merupakan masyarakat hukum (legal society).
8. Pengertian Ideologi
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos
yang berarti Ilmu. Secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ide
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai,
sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan
dasar, pandangan atau faham. Dengan demikian ideologi
mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar,
gagasan-gagasan dan cita-cita.
10. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri,
sebagai berikut:
• Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan
masyarakat (falsafah). Jadi, bukan keyakinan ideologi
sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
• Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam
masyarakat sendiri. Ia adalah milik seluruh rakyat dan bisa
digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka.
• Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi
baru dapat dan perlu menggali kembali falsafah tersebut
dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an mereka.
• Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab
masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk
berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsadah
itu.
• Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga
masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang
budaya dan agama.
11. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila sebagai ideologi terbuka
• Nilai Dasar
• Nilai Instumental
• Nilai Praktis
12. Nilai Dasar
• Yaitu hakikat kelima Pancasila yaitu, ketuhanan,
kemanusian, persatuan, kerakyatan, keadilan. Nilai dasar
tersebut adalah merupakan esensi dari nilai-nilai
Pancasila tang bersifat universal, sehingga dalam nilai
tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang
baik dan benar.
Back
13. Nilai Instumental
• Merupakan arahan, kebijakan, srategi, saran, serta
lembaga pelaksanaannya. Nilai intsrumental ini
merupakan eksplistasi, penjabaran lebih lanjut dari nilai-
nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya GBHN yang lima
tahun senentiasa disesuaikan dengan perkembangan
zaman serta aspirasi masyarakat, undang-undang,
depertemen-depertemen, sebagai lembaga pelaksanaan
dan lain sebagainya. Pada aspek ini senantiasa dapat
dilakukan perubahan (reformatif).
Back
14. Nilai Praktis
• Merupakan nilai-nilai realisasi intrumental dalam suatu
realisasi pengalaman yang bersifa nyata, dalam
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan
negara. Dalam realisasi praktis inilah maka penjabaran
nilai-nilai Pancasila senentiasa berkembang dan selalu
dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi)
sesuai dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan
dan teknologi serat aspirasi masyarakat.
15. Dimensi Pancasila sebagai
Ideologi Terbuka
Dimensi idealistis yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung didalam
Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu
hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila yaitu:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Dimensi normatif yaitu niali-nilai yang terkandung dalam
Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma-norma
kenegaraan.
Dimensi realistis yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila
selain memiliki nilai-nilai ideal serta normatif maka Pancasila harus mampu
dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara nyata (kontrik) baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam penyalenggaraan negara.
1
3
2
Back
16. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem pemikiran tertutup dan sifatnya mutlak
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar
untuk mengubah masyarakat.
• Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu
akan dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan
berbagai segi kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi
tersebut.
• Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan.
Ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang
informasi dan pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan
sarana efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat.
• Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak
dihormati.
• Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.
• Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan
konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.
Back
17. Ideologi Komperehensif
• Ideologi Komprehensif Didefinisikan sebagai suatu
system pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek
kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-
cita yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial
secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.
Back
18. Ideologi Partikular
• Ideologi Partikular didefinisikan sebagai suatu
keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan
terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu
dalam masyarakat.
Back