Archaeornithes (Burung Bengkarung) adalah kelompok punah dari burung primitif pertama yang hidup pada periode Jurasik sekitar 150 juta tahun lalu. Fosil Archaeopteryx yang ditemukan di Jerman merupakan fosil transisi antara dinosaurus dan burung modern. Meskipun memiliki bulu dan sayap, kemampuan terbang Archaeopteryx masih diperdebatkan karena orientasi sendi bahunya.
9. SEJARAH
Sekitar 150 juta tahun lalu, teropoda berbulu
telah berevolusi menjadi burung. Archaeopteryx,
yang ditemukan di sebuah pertambangan gamping
di Jerman pada 1861. Hidup dalam periode
Jurrasik., Archæornithes, adalah kelompok
punah dari primitif pertama, reptil mirip seperti
burung . Ini adalah kelas evolusi dari fosil transisi ,
burung-burung primitif pertengahan antara
dinosaurus dan nenek moyang burung modern
yang diturunkan.
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>
10. CIRI-CIRI
a. Dalam rongga mulut masih terdapat gigi
b. Sayapnya masih memiliki sisa-sisa kait kuku panjang
sehingga terdapat jari bercakar pada sayap.
c. Kaki belakang bersisik seperti reptilia
d. Vertebrae cauda masih banyak jumlahnya, sehingga ekor
masih tampak panjang seperti ekor reptil.
e. Metacarpal terpisah, tidak ada pigostil.
f. Kaki panjang dengan 3 jari yang di lengkapi cakar
g. Dagu dan gigi seperti dinosaurus theropod
h. Tidak memiliki paruh
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>
11. Apa habitat dan makanan Archaeopteryx?
Archaeopteryx mungkin telah tinggal di pulaupulau dataran rendah di sekitar laguna, dan ketika
mereka mati mereka terpelihara sebagai fosil yang
indah di perairan anoxic (air yang mengandung
sedikit atau tidak ada oksigen) laguna.
Archaeopteryx adalah burung pemangsa yang
makan hewan kecil dan serangga.
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>
12. Apakah Archaeopteryx terbang atau
meluncur?
Meskipun kehadiran bulu pada Archaeopteryx berkembang
dengan baik dan fitur seperti burung lainnya, seseorang tidak bisa
memastikan apakah Archaeopteryx hanya glider (meluncur) atau
bisa terbang jarak jauh. Tidak adanya tulang dada yang
ditemukan pada Archaeopteryx. Namun, otot terbang kuat bisa
saja melekat yang berkembang dengan baik. Pada burung modern
sendi bahu lebih dorsal diposisikan daripada yang terlihat pada
fosil Archaeopteryx. Hal ini memungkinkan burung modern untuk
mengangkat sayap mereka di atas tubuh mereka untuk upstroke
diperlukan untuk mengepakkan penerbangan.
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>
13. Namun, sendi bahu dalam burung purba memiliki
orientasi yang lebih samping yang tidak memungkinkan
mereka untuk menaikkan sayapnya tinggi. Akantetapi,
ada penelitian baru yang dilakukan oleh Ryan
Corney menunjukkan struktur mikro fosil bulu pada
Archaeopteryx yang sama dengan burung modern.
Terdapat pigmen melanosom pada fosil tersebut
sehingga ilmuwan yakin 95% bahwa burung ini memiliki
bulu berwarna hitam. Bulu hitam ini dapat menyusun
sayap membentuk struktur yang kaku dan kuat
sehingga mengindikasikan bahwa bagian ini bisa
mendukung Archaeopteryx terbang.
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>
14. Metabolisme Archaeopteryx
• Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan
bahwa Archaeopteryx memerlukan hampir
tiga tahun untuk perkembangan menjadi
hewan dewasa, lebih lambat dibandingkan
burung modern Diperkirakan
Archaeopteryx mungkin telah memiliki
sebuah metabolisme berdarah panas.
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>
15. Apakah Penyebab Kepunahan ?
Archaeonithes punah karena tidak bisa
menyesuaikan diri dgn lingkungan di akhir zaman
Jurasik.selain itu,faktor persaingan
makanan,predator,dan mammalia (yg memekan
telur2nya) membuat hewan ini semakin sulit bertahan
hidup dan akhirnya punah.Namun,ilmuwan
berpendapat bahwa hewan ini telah berevolusi menjadi
burung yg hampir modern,gigi paruh dan cakar di
sayap telah hilang karena proses evolusi
>>
0
>>
1
>>
2
>>
3
>>
4
>>