1. By: Prof. Tri Marhaeni P.A, M.Hum
( Guru Besar Antropologi UNNES)
2. Sitem sosial menurut Nasikun: adalah suatu
sistem tindakan, yang terbentuk dari interaksi
yang terjadi di antara berbagai individu, yang
tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian
umum yang disepakati bersama oleh anggota
masyarakat.
Standar penilaian umum: Norma-norma sosial
yang membentuk struktur sosial
Dalam masyarakat setiap anggota masyarakat
menganut dan mengikuti pengertian-pengertian
sosial, maka tingkah laku setiap anggota
masyarakat kemudian terjalain sedemikian rupa
ke dalam bentuk suatu struktur sosial tertentu
3. Interaksi sosial Komitmen terhadap norma
mengatasi perbedaan pendapat dan
kepentinganTerjadilah Integrasi Sosial
4. PARSON
Sistem sosial sebagai satu dari tiga cara di
mana tindakan sosial bisa diorganisasikan
Teradapat dua sistem tindakan: Sitem kultural
yang mengandung nilai dan simbol ; sitem
kepribadian para pelaku individual
Masyarakat menurut Parson: sistem sosial
yang dilihat sebagai sebuah sistem parsial,
maka masyarakat dapat berupa setiap jumlah
dari sekian banyak sitem yang kecil-kecil,
seperti keluarga, sistem pendidikan, lembaga-
lembaga keagamaan
Pendapat Parson terkenal dngan Pendekatan
Fungsionalisme struktural
5. 1. Masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang
saling berhubungan satu sama lain
2. Hungan tersebut saling mempengaruhi
diantara bagian tersebut dan bersifat ganda
serta timbal balik
3. Sitem sosial cenderung bergerak ke arah
Equilibrium bersifat dinamis
4. Meski terjadi disfungsi tapi melalui proses
penyesuaian dan institusionalisasi maka
norma akan dikenal, diakui, dihargai, dan
ditaati
5. Perubahan dalam sistem sosial secra gradual
tidak revolusioner . Perubahan drastis hanya
bagian luar saja unsur sosial budaya yang
6. 6. Perubahan sosial tersebut melalui 3 kemungkinan: 1.
penyesuaian sistem sosial terhadap perubahan-perubahan
dari luar; 2. pertumbuhan proses melalui diferensiasi struktural
dan fungsional; 3. penemuan-penemuan baru
7. Faktor yag memiliki daya mengintegrasikan adalah
konsensus tentang nilai-nilai kemasyarakatan
Individu dengan sistem sosial dapat dihubungkan dan
dianalisis melalui konsep STATUS dan PERAN
PERAN: UNTUK INDIVIDU
PERANAN: UNTUK LEMBAGA
7. Status: adalah kedudukan dalam sistem
sosial, seperti guru, ibu, ataupresiden
Peranan adalah perilaku yang diharapkan
atau perilaku normatif yang melekat pada
ststus guru, ibu, atau presiden tersebut.
Di dalam sistem sosial, individu
menduduki tempat (status), dan bertindak
(peranan) sesuai dengan norma atau
aturan yang dibuat oleh sistem
Peranan bersifat timbal balik penghargaan
timbal balik pula
8. Sistem sosial cenderung bergerak ke arah
keseimbangan atau stabilitas, keteraturan
merupakan norma dalam sebuah sistem.
Apabila terjadi kekecauan norma-norma,
maka sistem akan mengadakan
penyesuaian dan mencoba kembali
mencapai keadaan normal.
Patern Variables : Sarana
mengkatagorikan tindakan atau untuk
mengklasifikasikan tipe peranan sosial
dalam sistem sosial
9. Skema Patern Variables:
1.Affective versus Affective Neutrality : di dalam suatu
hubungan sosial seseorang bisa bertindak untuk pemuasan
afeksi atau kebutuhan emosional atau bertindak tanpa
unsur afeksi (netral)
2.Self Orientation versus collective orientation : kepentingan
didominasi oleh diri sendiri dan didominasi oleh kelompok
3.Universalism versus Particularism : dalam hubungan yang
universalitas para pelaku berhubungan menurut kriteria
yang dapat diterapkan kepada semua orang. Dalam
hubungan partikularistik, digunakan ukuran-ukuran tertentu
10. 4. Quality versus Performance : kualitas menunjuk
pada status karena kelahiran (asrcibed status)
perfomance berupa prestasi (Achievement) atau
apa yang telah dicapai seseorang (achieved
status)
5. Specifty versus diffusness : hubungan spesifik
adalah hubungan antar orang dalam situasi yang
terbatas berdasar status dan peran (misal
hubungan penjual dan pembeli) hubungan
diffusnes misalnya dalam hubungan keluarga
tanpa status dan peran hubungan interaksi dalam
keluarga
11. NILAI SOSIAL
Digunakan patokan oleh sebagian besar anggota
masyarakat
Diperlukan sebagai aturan hidup utk mencapai
keteraturan
Tidak harus nyata tapi bisa berupa dorongan dari
seseorang utk melakukan sesuatu atau tdk melakukan
sesuatu
Nilai sosial erta kaitannya dengan kebudayaan
masyarakat
Adalah sejumlah sikap perasaan ataupun anggapan
terhadap suatu hal mengenai baik-buruk, benar-salah,
patut-tidak patut, mulia-hina, maupun penting-tidak
penting
12. NOTONEGORO
1. Nilai Metrial
2.Nilai Vital
3. Nilai Kerohanian (nilai kebenaran, nilai keindahan,
nilai moral, nilai keagamaan)
1. Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang
tercipta karena interaksi, tercipta secara sosial
bukan biologis
2.Diimbaskan dalam individu, kelompok melalui
proses sosial
3. Dipelajari melalui proses belajar
13. 4. Memuaskan manusia
5. Asumsi-asumsi abstrak dalam
masyarakat
6. Cenderung berkaitan satu dengan
yang lain dan emmbentuk pola
7. Beragam bentuknya. Kenegaragaman
kebudayaan dengan bentuk dan fungsi
yang berbeda akan menghasilkan
sistem nilai yang berbeda pula
14. 8. Memberikan pilihan dari sistem nilai yang
ada dengan tingkatan kepentingannya
9. Mempunyai pengaruh yang berbeda
terhdapa individu dan masyarakat
10. Melibatkan emosi atau perasaan
11. Mempengaruhi perkembangan pribadi
baik positif maupun negatif
15. Sebagai faktor pendorong berhungan
dengan cita-cita dan harapan
Sebagai petunjuk arah
Alat pengawas
Berfungsi sebagai alat solidaritas dalam
kelompok
Sebagai benteng perlindungan
16. NORMA SOSIAL
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan kendali tingkah laku yang
sesuai dan diterima
Robert M.Z. Lawang: Patokan perilaku dalam
suatu keplompok tertentu
Soerjono Seoekanto: Suatu perangkat agar
hubungan di dalam suatu masyarakat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan. Norma
mengalami proses pelembagaan yakni proses
yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan
yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu
lembaga masyarakat sehingga norma tersebut
terkendali, diakui, dihargai ditaati
17. KEKUATAN NORMA (Soekanto)
Cara (Usage)
Kebiasaan (Folkways)
Tata kelakuan (mores)
Adat Kebiasaan (cutom)
PEMBAGIAN NORMA
Norma Agama
Norma Kesopanan
Norma Kebiasaan
Norma Kesusilaan
Norma Hukum
18. 1. Merupakan faktor Perilaku dalam suatu
kelompok tertentu yang memungkinkan
seseorang untuk menetukan terlebih dahulu
bagaimana tindakannya akan dinilai orang lain
2. Merupakan aturan dan sanksi-sanksi untuk
mendorong sesorang, kelompok atau
masyarakat mencapai nilai sosial
3. Merupakan aturan yang tumbuh dan hidup
dalam masyarakat sebagi unsur pengikat dan
pengendali manusia dalam hidup
19. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL
ETIMOLOGIS: Susunan masyarakat
DEFINITIF: Skema penempatan nilai-nilai sosial
budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi
yang dianggap sesuai, demi berfungsinya
organisme masyarakat sebagai suatu
keseluruhan, dan demi kepentingan masing
masing bagian
Skema dibangun secara obyektif gar dapat
mengenal posisi yang diberikan masyarakat
kepada nilai sosial budaya dan organ atau
komponen sosial yang menjadi milik masyarakat
25. KONFIGURASI MASYARAKAT INDONESIA
1. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK (Pierre L.
Van Den Berge)
Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk entuk kelompok
yang bersub kebudayaan yang berbeda satu sama lain
Memiliki struktur sosial terbagi ke dalam lembaga yang
bersifat komplementer
Kurang mengembangkan konsensus terhadap nilai-nilai
sosial yang bersifat dasar
Secara relatif sering terjadi konflik antar kelompok
Secara relatih integrasi sosial tumbuh di atas paksaan
dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
Dominasi politik oleh kelompok tertentu terhadap lainnya
26. 2. Emile Durkheim:
Masyarakat majemuk tidak sama dengan
masyarakat yang mempunyai unit-unit kekerabatan
yang segmenter yaitu masyarakat yang terbagi ke
dalam kelompok yang bergaris keturunan tunggal,
tetapi mempunyai struktur kelembagaan yang
homogeneous
Masyarakat majemuk tidak sama dengan
masyarakat yang memiliki deferensiasi atau
spesialisasi tinggi. Suatu masyarakat dengan tingkat
deferensiasi fungsional tinggi dengan banyak
lembaga kemasyarakatan tetapi bersifat
komplementer dan saling tergantung