SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0
Menyoal Transformasi
Pendidikan Tinggi Di Era 4.0
@Yusrin Ahmad Tosepu @LSP3I Pusat Makassar
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk
kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang
diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat,
dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya.
Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di
masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu
pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara.
Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari
sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi
Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu
menjadi agen perubahan (agent of change).
Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu.
Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus)
yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin
manusia siap kerja namun miskin inovasi. Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang
dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik
menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja.
Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat
pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini
bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam
industri. Empat program kampus merdeka, yakni kemudahan buat kampus mendirikan program studi
baru, relaksasi aturan akreditasi, percepatan perubahan status perguruan tinggi menjadi badan hukum,
dan opsi magang tiga semester buat mahasiswa, memang tak semuanya buruk.
Program magang yang panjang dan tidak harus diisi dengan bekerja di perusahaan bisa membuka
ruang eksplorasi buat mahasiswa yang kreatif. Mereka sekarang boleh memilih membantu petani di
desa ataupun menjadi relawan paralegal di lembaga bantuan hukum, tanpa khawatir akan dipecat dari
kampus karena meninggalkan kuliah terlalu lama.
Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0
Masalahnya, ada kesan empat paket kebijakan kampus merdeka ini berangkat dari asumsi bahwa
masalah paling krusial yang dihadapi perguruan tinggi adalah rendahnya tingkat perekrutan
lulusannya. Faktanya, memang, setiap tahun ada ratusan ribu sarjana yang menjadi pengangguran.
Tapi hal itu tak semata-mata disebabkan oleh buruknya link and match. Pengangguran di kalangan
lulusan universitas terjadi justru karena komersialisasi yang berlebihan di kampus-kampus.
Begitu pula akibat mahalnya biaya pendidikan yang ada menjadikan para orang tua mengharapkan
bahwa biaya (investasi) yang mereka keluarkan untuk menyekolahkan anaknya haruslah kembali
berlipat-lipat ganda, sehingga memaksa anak hanya berorientasi untuk mencari pekerjaan dengan gaji
yang besar tanpa lagi memikirkan hakikat pendidikan itu sendiri. Dengan adanya kebijakan Badan
Hukum Pendidikan. Biaya pendidikan yang seharusnya ditanggung Negara diserahkan kepada
masing-masing institusi pendidikan melalui biaya pendidikan yang selangit itu.
Tren komersialisasi kampus memang makin terasa sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi menjadi tonggak perubahan status universitas menjadi badan
hukum otonom yang harus mencari dana untuk membiayai dirinya sendiri. Sejak itu, kampus sibuk
membuka kelas internasional, kelas paralel, kelas bisnis, dan macam-macam sebutan lain, untuk
menutupi biaya operasionalnya. Perguruan Tinggi berlomba lomba menjadi yang terdepan
mempromosikan dirinya sebagai “mesin pencetak pekerja” yang paling unggul.
Dampak perubahan itu pada kualitas kampus kita juga nyaris tidak ada. Delapan tahun lewat dan
hanya ada tiga perguruan tinggi Indonesia yang masuk daftar 500 top universitas dunia versi
Quacquarelli Symonds World University Rankings 2019/2020. Ketiga perguruan tinggi itu adalah
Universitas Indonesia yang ada di peringkat ke-296, Universitas Gadjah Mada di posisi ke-320, dan
Institut Teknologi Bandung di peringkat ke-331.
Kampus seharusnya jadi sarana mobilitas vertikal untuk siswa cerdas dari keluarga tak berpunya, yang
tak punya kesempatan naik kelas dengan cara lain. Sekarang, dengan kampus yang semakin
komersial, hanya mereka yang berduit yang bisa jadi sarjana. Seleksi masuk yang tak lagi murni
berdasarkan prestasi ikut berkontribusi menghasilkan inflasi sarjana abal-abal yang pengangguran.
Semestinya, perguruan tinggi tidak boleh dikerdilkan menjadi pusat pelatihan buruh. Itu tugas
pendidikan vokasi. Hakikat universitas adalah pusat keunggulan (centreof excellence) ilmu
pengetahuan. Kampus seyogianya menjadi institusi rujukan di bidang pendidikan, penelitian, serta
penerapan ilmu dan teknologi.
Perguruan tinggi tidak disiapkan sebagai pemasok 'tenaga kerja siap pakai', hanya karena ledakan
permintaan industri, tetapi pemasok “tenaga terdidik”, yang memiliki elastisitas untuk memenuhi ragam
keperluan. Itu sebabnya, mengapa ada tendensi di banyak negara, termasuk Tiongkok, untuk
mengubah kurikulum pembelajaran dari spesialisasi berlebihan menuju penyiapan pembelajar
generalis yang mampu berpikir independen dan inovatif.
Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0
Dalam buku Range: Why Generalists Triumph in a Specialized World (2019), David Epstein, setelah
melakukan studi komparatif secara ekstensif dan lintas-profesi, menyimpulkan bahwa kepercayaan
lama tentang perlunya menekuni spesialisasi secara dini sebagai jalan menuju sukses ternyata
hanyalah suatu perkecualian (exception), bukan ketetapan (rule).
Dalam profesi dengan bidang permainan (ruang manuver) yang terbatas, bersifat repetitif dan terukur
dengan aturan yang tetap, fokus secara dini dalam spesialisasi ini memang bisa mengantarkan sukses
seperti yang diraih Tiger Wood (dalam golf) dan Polgar bersaudara (dalam catur). Namun, dalam
profesi dengan bidang permainan yang kompleks, saling berhubungan, berubah cepat dan sulit
diprediksi, spesialisasi dini tidak menolong. Diperlukan range berpikir yang lebih luas dan adaptif
dengan konteks dan perubahan.
Disrupsi kehidupan akibat perkembangan artificial intelligence (AI), big data, dan connectivity,
menambah arti penting wawasan berpikir generalis. Dengan adanya AI, keterampilan teknis-taktikal
bisa ditangani lebih baik oleh mesin. Yang dibutuhkan manusia justru kemampuan berpikir strategis
dengan pemikiran holistis. Dengan big data dan connectivity, yang diperlukan manusia adalah daya
analitis-sintetis dengan wawasan interdisiplin dan transdisiplin.
Singkat kata, kelebihan manusia atas mesin, dan yang perlu lebih ditekankan adalah kemampuan
melihat hutan secara keseluruhan ketimbang melihat satuan-satuan pohon. Semua ini ada
implikasinya pada dunia pendidikan. Maka Pendidikan tinggi kekinian menuntut penyiapan peserta
didik sebagai manusia pembelajar seumur hidup. Manusia yang selalu update dengan perkembangan
baru dengan kesediaan terus belajar memperbarui dirinya untuk bisa menjawab segala macam
tantangan.
Pada titik ini, kedatangan zaman baru tidak berarti mengubah hakikat prinsip pendidikan. Prinsip
pendidikan seumur hidup (life long education) justru harus dibudayakan lebih sungguh. Suhu
pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara, secara visioner mendefinisikan pendidikan sebagai proses
belajar menjadi manusia seutuhnya dengan mempelajari dan mengembangkan kehidupan (miko-
kosmos dan makro-kosmos) sepanjang hidup.
Manusia pembelajar harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki
kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang
kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin. Yang pertama memerlukan daya kreatif. Yang kedua
memerlukan daya karakter. Menumbuhkan mental kreatif Dalam menumbuhkan manusia pembelajar
yang kreatif, tugas dunia pendidikan adalah menumbuhkan mental kreatif (creative mind).
Dilain sisi, praktek pembelajaran pendidikan tinggi kita masih kental top-down (dari atas ke bawah)
atau kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah
pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan dan mencerdaskan karena
peserta didik dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa dan dosen dianggap tahu
segalanya.
Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0
Dosen sebagai pemberi mengarahkan kepada peserta didiknya untuk menghafal secara mekanis apa
isi pelajaran yang diceritakan. Dosen sebagai pengisi dan peserta didik sebagai yang diisi. Otak
peserta didik dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari dosen ditransfer kedalam
otak peserta didik dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja.
Peserta didik hanya menampung apa saja yang disampaikan dosen. Tentu saja sistem pendidikan
yang seperti ini sangatlah menyiksa dan hanya menindas para peserta didik karena para peserta didik
hanya dipaksa menjadi objek pembelajaran tanpa memiliki kesempatan untuk berinovasi dan
mengembangkan bakat serta kemampuannya sendiri.
Dengan mengacu kepada model pendidikan yang seperti itu, maka manusia yang dihasilkan oleh
model pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis
terhadap keadaan. Sehingga manusia-manusia yang dihasilkan adalah mereka yang apatis dan
kekurangan empati terhadap keadaan sekitarnya.
Semestinya peserta didik perlu diberikan ruang untuk belajar mengajukan pertanyaan, hipotesis,
mendesain eksperimentasi, mengumpulkan data, dan merumuskan kesimpulan. 'Keliaran' imajinasi
dengan membiarkan mereka bertumbuh kembang menjadi kreatif . Perkembangan imajinasi peserta
didik bisa difasilitasi dengan dengan berbagai metode dan strategi pembelajaran kretaif untuk bisa
merangsang penjelajahan imajinasi mereka.
Para peserta didik diarahkan belajar dengan beragam peralatan, program, dan teknik sesuai dengan
preferensinya. Dosen lebih berperan sebagai mentor pendamping, pengarah, pendorong, dan
penghubung peserta didik dengan dunia luar. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
Mengikuti kencederungan pilihan karier pekerjaan di era baru, yang tidak terlalu terikat (freelance),
para peserta didik hari ini harus diadaptasikan pada praktik pembelajaran dan pekerjaan berbasis
proyek.
Mereka harus belajar bagaimana menerapkan keterampilannya dalam jangka pendek pada ragam
situasi. Hal ini harus mulai diperkenalkan sejak mereka masuk perguruan tinggi. Keterampilan
berorganisasi, kolaborasi, dan pengaturan waktu juga dapat diajarkan sebagai modal dasar untuk
dikembangkan sebagai kompetensi soft skill mereka.
Perluasan pengalaman lapangan (field experience) karena teknologi dapat memfasilitasi secara lebih
efisien pembelajaran aspek-aspek teoritis pada domain tertentu, kurikulum akan memberi ruang bagi
pengembangan keterampilan dalam pengalaman langsung. Perguruan tinggi menyediakan
kesempatan yang lebih luas untuk meraih keterampilan dalam dunia nyata sesuai dengan
preferensinya. Kurikulum akan menciptakan lebih banyak ruang bagi peserta didik untuk menjalani
permagangan, proyek kolaborasi, dan mentoring.
Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0
Teknologi bisa menolong aktivitas belajar mandiri di luar kelas manakala peserta didik memiliki budaya
belajar dan literasi yang kuat. Untuk itu, kurikulum pendidikan harus memberi perhatian pada olah pikir
lewat pembelajaran membaca, menulis, dan meneliti. Budaya membaca, menulis, meneliti harus
menjadi kecapakan fungsional yang dibiasakan (reading habit).
Kecakapan dan kebiasaan membaca, menulis, meneliti akan memudahkan peserta didik untuk
menjelajahi dunia ilmu pengetahuan melampaui batas-batas pelajaran kampus. Budaya baca kian
penting dihadapkan pada perluasan terpaan media digital dengan muatan pesan yang serba ringkas
dan instan. Tanpa tradisi membaca yang kuat akan sulit bagi generasi baru untuk memahami dan
mengembangkan penalaran panjang seperti pengetahuan-pengetahuan naratif (filsafat, ideologi,
sejarah, agama, sastra, dan lain-lain). Padahal, pengetahuan naratif merupakan sumber penemuan diri
dan pembentukan karakter.
Pengembangan karakter merupakan pendekatan holistis yang menghubungkan dimensi moral
pendidikan dengan ranah sosial dan sipil kehidupan peserta didik. Dalam pendidikan karakter, moral
itu ditangkap (caught) dengan keteladan, bukan diajarkan (taught) dengan hafalan. Cara
mengajarkannya tidak terisolasi dalam mata pelajaran tersendiri, tetapi melekat dengan seluruh
rangkaian kurikulum dan melibatkan peran komunitas sivitas akademika. Sifat-sifat karakter yang
dikehendaki harus merembesi lingkungan belajar peserta didik baik dalam kelas, jalan masuk,
kafetaria, lapangan olahraga, dan tempat-tempat lainnya, yang kemudian terhubung dengan praktis
moral dalam realitas masyarakat.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu benih harapan. Pendidikan benih harapah
harus memprioritaskan pengembangkan manusia pembelajar yang kreatif dan berkarakter. Proses
pendidikan harus mampu mengembangkan kreativitas berbasis keragaman kecerdasan insani dengan
panduan kompas nilai yang dapat menjaga keselarasannya dengan tertib kosmos dan harmoni dunia.
Kemendikbud punya kesempatan mengembalikan roh pendidikan tinggi kita. Niat Menteri Nadiem
mereformasi pendidikan tinggi sudah benar. Tapi dia harus melakukan terobosan yang jauh lebih
radikal. Mengambil langkah kebijakan baru saat ruang publik disapu kelatahan era RI.40, dengan
ultimatum ancaman 'daya sintas' tanpa jalan keluar yang terang.

More Related Content

What's hot

Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianLSP3I
 
Perkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinian
Perkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinianPerkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinian
Perkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinianLSP3I
 
Pendidikan abad ke 21 dan skype
Pendidikan abad ke 21 dan skypePendidikan abad ke 21 dan skype
Pendidikan abad ke 21 dan skypesahronzulkepli
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
 
Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0
Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0
Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0stikesnusantara
 
Pembelajaran Abad Ke-21
Pembelajaran Abad Ke-21Pembelajaran Abad Ke-21
Pembelajaran Abad Ke-21Farish Farisha
 
Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...
Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...
Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...Insan Cemerlang Tujuh
 
Syaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan
Syaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuanSyaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan
Syaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuanSyaifi Al-Mahfudzi
 
ilmu pendidikan
ilmu pendidikanilmu pendidikan
ilmu pendidikanWidia Wati
 
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaKeterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaI Wayan Redhana
 
Presentation
PresentationPresentation
PresentationTai Erh
 
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosserMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billetKajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billetM Agung Prabowo
 
full-assignment edu
full-assignment edufull-assignment edu
full-assignment eduIrul Erul
 
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di Indonesia
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di IndonesiaKebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di Indonesia
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di IndonesiaTogar Simatupang
 

What's hot (18)

Makalah pendidikan 2
Makalah pendidikan 2Makalah pendidikan 2
Makalah pendidikan 2
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Perkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinian
Perkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinianPerkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinian
Perkembangan pendidikan tinggi indonesia kekinian
 
Pendidikan abad ke 21 dan skype
Pendidikan abad ke 21 dan skypePendidikan abad ke 21 dan skype
Pendidikan abad ke 21 dan skype
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
 
Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0
Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0
Panduan penyusunan-kurikulum-pendidikan-tinggi revolusi industri 4.0
 
Pembelajaran Abad Ke-21
Pembelajaran Abad Ke-21Pembelajaran Abad Ke-21
Pembelajaran Abad Ke-21
 
Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...
Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...
Pelatihan manajemen talenta_berbasis_holistic_quotient._untuk_guru & penggiat...
 
Syaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan
Syaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuanSyaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan
Syaifi ab. pendidikan kejuruan mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan
 
ilmu pendidikan
ilmu pendidikanilmu pendidikan
ilmu pendidikan
 
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaKeterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
 
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billetKajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
 
full-assignment edu
full-assignment edufull-assignment edu
full-assignment edu
 
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di Indonesia
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di IndonesiaKebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di Indonesia
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di Indonesia
 

Similar to Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0

Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.pptSurip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.pptAhmadyassin33
 
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMush'ab Abdurrahman
 
Peran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 ppt
Peran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 pptPeran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 ppt
Peran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 pptSALISAYUMNA
 
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanSentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanLSP3I
 
Contoh Artikel Ilmiah Populer
Contoh Artikel Ilmiah PopulerContoh Artikel Ilmiah Populer
Contoh Artikel Ilmiah PopulerUwes Chaeruman
 
Makalah mbs 1
Makalah mbs 1Makalah mbs 1
Makalah mbs 1Irdam_06
 
Merevolusi Kampus dengan Digitalisasi Pendidikan
Merevolusi Kampus dengan Digitalisasi PendidikanMerevolusi Kampus dengan Digitalisasi Pendidikan
Merevolusi Kampus dengan Digitalisasi PendidikanNurulHuda552
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 
MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptx
MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptxMENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptx
MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptxmuhsinL
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...LSP3I
 
Atmasphere 28 Maret 2016
Atmasphere 28 Maret 2016Atmasphere 28 Maret 2016
Atmasphere 28 Maret 2016Mac Margono
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriJoko Prasetiyo
 
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdfeditorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdfFadhilPradana4
 
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaPendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaDadang Solihin
 
Campus Guide Magazine Digital Version
Campus Guide Magazine Digital VersionCampus Guide Magazine Digital Version
Campus Guide Magazine Digital VersionBobby Umbara
 
Digitalisasi Pendidikan Indonesia
Digitalisasi Pendidikan IndonesiaDigitalisasi Pendidikan Indonesia
Digitalisasi Pendidikan IndonesiaLSP3I
 
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docxKonsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docxZukét Printing
 

Similar to Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0 (20)

Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.pptSurip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
 
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
 
Peran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 ppt
Peran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 pptPeran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 ppt
Peran mahasiswa dalam menghdapi revolusi industri 4 ppt
 
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanSentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
 
Contoh Artikel Ilmiah Populer
Contoh Artikel Ilmiah PopulerContoh Artikel Ilmiah Populer
Contoh Artikel Ilmiah Populer
 
Makalah mbs 1
Makalah mbs 1Makalah mbs 1
Makalah mbs 1
 
Merevolusi Kampus dengan Digitalisasi Pendidikan
Merevolusi Kampus dengan Digitalisasi PendidikanMerevolusi Kampus dengan Digitalisasi Pendidikan
Merevolusi Kampus dengan Digitalisasi Pendidikan
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
 
MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptx
MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptxMENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptx
MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH DEDDY.pptx
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
 
Atmasphere 28 Maret 2016
Atmasphere 28 Maret 2016Atmasphere 28 Maret 2016
Atmasphere 28 Maret 2016
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
 
Paparan visi
Paparan visiPaparan visi
Paparan visi
 
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdfeditorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
 
Contoh laporan
Contoh laporanContoh laporan
Contoh laporan
 
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaPendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
 
Campus Guide Magazine Digital Version
Campus Guide Magazine Digital VersionCampus Guide Magazine Digital Version
Campus Guide Magazine Digital Version
 
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasiPendidikan vokasi
Pendidikan vokasi
 
Digitalisasi Pendidikan Indonesia
Digitalisasi Pendidikan IndonesiaDigitalisasi Pendidikan Indonesia
Digitalisasi Pendidikan Indonesia
 
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docxKonsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
 

More from LSP3I

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranHukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranLSP3I
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media LSP3I
 
Menelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifMenelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifLSP3I
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaLSP3I
 
Pendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanPendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanLSP3I
 
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranTeknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranLSP3I
 
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianPendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianLSP3I
 
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018LSP3I
 
Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0LSP3I
 
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaDunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
 
Antara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi barengAntara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi barengLSP3I
 
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupanHukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupanLSP3I
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisLSP3I
 
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu PengetahuanKemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu PengetahuanLSP3I
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
Membaca yang Menjadikan Buku Bermanfaat
Membaca yang Menjadikan Buku BermanfaatMembaca yang Menjadikan Buku Bermanfaat
Membaca yang Menjadikan Buku BermanfaatLSP3I
 
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
 
Model perkuliahan berbasis logika
Model perkuliahan berbasis logikaModel perkuliahan berbasis logika
Model perkuliahan berbasis logikaLSP3I
 

More from LSP3I (19)

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranHukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
 
Menelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifMenelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain Disruptif
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas Media
 
Pendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanPendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus Menyenangkan
 
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranTeknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
 
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianPendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
 
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
 
Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0
 
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaDunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
 
Antara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi barengAntara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
 
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupanHukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
 
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu PengetahuanKemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
Membaca yang Menjadikan Buku Bermanfaat
Membaca yang Menjadikan Buku BermanfaatMembaca yang Menjadikan Buku Bermanfaat
Membaca yang Menjadikan Buku Bermanfaat
 
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
 
Model perkuliahan berbasis logika
Model perkuliahan berbasis logikaModel perkuliahan berbasis logika
Model perkuliahan berbasis logika
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0

  • 1. Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0 Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0 @Yusrin Ahmad Tosepu @LSP3I Pusat Makassar Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya. Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara. Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change). Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi. Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja. Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri. Empat program kampus merdeka, yakni kemudahan buat kampus mendirikan program studi baru, relaksasi aturan akreditasi, percepatan perubahan status perguruan tinggi menjadi badan hukum, dan opsi magang tiga semester buat mahasiswa, memang tak semuanya buruk. Program magang yang panjang dan tidak harus diisi dengan bekerja di perusahaan bisa membuka ruang eksplorasi buat mahasiswa yang kreatif. Mereka sekarang boleh memilih membantu petani di desa ataupun menjadi relawan paralegal di lembaga bantuan hukum, tanpa khawatir akan dipecat dari kampus karena meninggalkan kuliah terlalu lama.
  • 2. Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0 Masalahnya, ada kesan empat paket kebijakan kampus merdeka ini berangkat dari asumsi bahwa masalah paling krusial yang dihadapi perguruan tinggi adalah rendahnya tingkat perekrutan lulusannya. Faktanya, memang, setiap tahun ada ratusan ribu sarjana yang menjadi pengangguran. Tapi hal itu tak semata-mata disebabkan oleh buruknya link and match. Pengangguran di kalangan lulusan universitas terjadi justru karena komersialisasi yang berlebihan di kampus-kampus. Begitu pula akibat mahalnya biaya pendidikan yang ada menjadikan para orang tua mengharapkan bahwa biaya (investasi) yang mereka keluarkan untuk menyekolahkan anaknya haruslah kembali berlipat-lipat ganda, sehingga memaksa anak hanya berorientasi untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang besar tanpa lagi memikirkan hakikat pendidikan itu sendiri. Dengan adanya kebijakan Badan Hukum Pendidikan. Biaya pendidikan yang seharusnya ditanggung Negara diserahkan kepada masing-masing institusi pendidikan melalui biaya pendidikan yang selangit itu. Tren komersialisasi kampus memang makin terasa sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi menjadi tonggak perubahan status universitas menjadi badan hukum otonom yang harus mencari dana untuk membiayai dirinya sendiri. Sejak itu, kampus sibuk membuka kelas internasional, kelas paralel, kelas bisnis, dan macam-macam sebutan lain, untuk menutupi biaya operasionalnya. Perguruan Tinggi berlomba lomba menjadi yang terdepan mempromosikan dirinya sebagai “mesin pencetak pekerja” yang paling unggul. Dampak perubahan itu pada kualitas kampus kita juga nyaris tidak ada. Delapan tahun lewat dan hanya ada tiga perguruan tinggi Indonesia yang masuk daftar 500 top universitas dunia versi Quacquarelli Symonds World University Rankings 2019/2020. Ketiga perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia yang ada di peringkat ke-296, Universitas Gadjah Mada di posisi ke-320, dan Institut Teknologi Bandung di peringkat ke-331. Kampus seharusnya jadi sarana mobilitas vertikal untuk siswa cerdas dari keluarga tak berpunya, yang tak punya kesempatan naik kelas dengan cara lain. Sekarang, dengan kampus yang semakin komersial, hanya mereka yang berduit yang bisa jadi sarjana. Seleksi masuk yang tak lagi murni berdasarkan prestasi ikut berkontribusi menghasilkan inflasi sarjana abal-abal yang pengangguran. Semestinya, perguruan tinggi tidak boleh dikerdilkan menjadi pusat pelatihan buruh. Itu tugas pendidikan vokasi. Hakikat universitas adalah pusat keunggulan (centreof excellence) ilmu pengetahuan. Kampus seyogianya menjadi institusi rujukan di bidang pendidikan, penelitian, serta penerapan ilmu dan teknologi. Perguruan tinggi tidak disiapkan sebagai pemasok 'tenaga kerja siap pakai', hanya karena ledakan permintaan industri, tetapi pemasok “tenaga terdidik”, yang memiliki elastisitas untuk memenuhi ragam keperluan. Itu sebabnya, mengapa ada tendensi di banyak negara, termasuk Tiongkok, untuk mengubah kurikulum pembelajaran dari spesialisasi berlebihan menuju penyiapan pembelajar generalis yang mampu berpikir independen dan inovatif.
  • 3. Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0 Dalam buku Range: Why Generalists Triumph in a Specialized World (2019), David Epstein, setelah melakukan studi komparatif secara ekstensif dan lintas-profesi, menyimpulkan bahwa kepercayaan lama tentang perlunya menekuni spesialisasi secara dini sebagai jalan menuju sukses ternyata hanyalah suatu perkecualian (exception), bukan ketetapan (rule). Dalam profesi dengan bidang permainan (ruang manuver) yang terbatas, bersifat repetitif dan terukur dengan aturan yang tetap, fokus secara dini dalam spesialisasi ini memang bisa mengantarkan sukses seperti yang diraih Tiger Wood (dalam golf) dan Polgar bersaudara (dalam catur). Namun, dalam profesi dengan bidang permainan yang kompleks, saling berhubungan, berubah cepat dan sulit diprediksi, spesialisasi dini tidak menolong. Diperlukan range berpikir yang lebih luas dan adaptif dengan konteks dan perubahan. Disrupsi kehidupan akibat perkembangan artificial intelligence (AI), big data, dan connectivity, menambah arti penting wawasan berpikir generalis. Dengan adanya AI, keterampilan teknis-taktikal bisa ditangani lebih baik oleh mesin. Yang dibutuhkan manusia justru kemampuan berpikir strategis dengan pemikiran holistis. Dengan big data dan connectivity, yang diperlukan manusia adalah daya analitis-sintetis dengan wawasan interdisiplin dan transdisiplin. Singkat kata, kelebihan manusia atas mesin, dan yang perlu lebih ditekankan adalah kemampuan melihat hutan secara keseluruhan ketimbang melihat satuan-satuan pohon. Semua ini ada implikasinya pada dunia pendidikan. Maka Pendidikan tinggi kekinian menuntut penyiapan peserta didik sebagai manusia pembelajar seumur hidup. Manusia yang selalu update dengan perkembangan baru dengan kesediaan terus belajar memperbarui dirinya untuk bisa menjawab segala macam tantangan. Pada titik ini, kedatangan zaman baru tidak berarti mengubah hakikat prinsip pendidikan. Prinsip pendidikan seumur hidup (life long education) justru harus dibudayakan lebih sungguh. Suhu pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara, secara visioner mendefinisikan pendidikan sebagai proses belajar menjadi manusia seutuhnya dengan mempelajari dan mengembangkan kehidupan (miko- kosmos dan makro-kosmos) sepanjang hidup. Manusia pembelajar harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin. Yang pertama memerlukan daya kreatif. Yang kedua memerlukan daya karakter. Menumbuhkan mental kreatif Dalam menumbuhkan manusia pembelajar yang kreatif, tugas dunia pendidikan adalah menumbuhkan mental kreatif (creative mind). Dilain sisi, praktek pembelajaran pendidikan tinggi kita masih kental top-down (dari atas ke bawah) atau kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan dan mencerdaskan karena peserta didik dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa dan dosen dianggap tahu segalanya.
  • 4. Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0 Dosen sebagai pemberi mengarahkan kepada peserta didiknya untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Dosen sebagai pengisi dan peserta didik sebagai yang diisi. Otak peserta didik dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari dosen ditransfer kedalam otak peserta didik dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Peserta didik hanya menampung apa saja yang disampaikan dosen. Tentu saja sistem pendidikan yang seperti ini sangatlah menyiksa dan hanya menindas para peserta didik karena para peserta didik hanya dipaksa menjadi objek pembelajaran tanpa memiliki kesempatan untuk berinovasi dan mengembangkan bakat serta kemampuannya sendiri. Dengan mengacu kepada model pendidikan yang seperti itu, maka manusia yang dihasilkan oleh model pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap keadaan. Sehingga manusia-manusia yang dihasilkan adalah mereka yang apatis dan kekurangan empati terhadap keadaan sekitarnya. Semestinya peserta didik perlu diberikan ruang untuk belajar mengajukan pertanyaan, hipotesis, mendesain eksperimentasi, mengumpulkan data, dan merumuskan kesimpulan. 'Keliaran' imajinasi dengan membiarkan mereka bertumbuh kembang menjadi kreatif . Perkembangan imajinasi peserta didik bisa difasilitasi dengan dengan berbagai metode dan strategi pembelajaran kretaif untuk bisa merangsang penjelajahan imajinasi mereka. Para peserta didik diarahkan belajar dengan beragam peralatan, program, dan teknik sesuai dengan preferensinya. Dosen lebih berperan sebagai mentor pendamping, pengarah, pendorong, dan penghubung peserta didik dengan dunia luar. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Mengikuti kencederungan pilihan karier pekerjaan di era baru, yang tidak terlalu terikat (freelance), para peserta didik hari ini harus diadaptasikan pada praktik pembelajaran dan pekerjaan berbasis proyek. Mereka harus belajar bagaimana menerapkan keterampilannya dalam jangka pendek pada ragam situasi. Hal ini harus mulai diperkenalkan sejak mereka masuk perguruan tinggi. Keterampilan berorganisasi, kolaborasi, dan pengaturan waktu juga dapat diajarkan sebagai modal dasar untuk dikembangkan sebagai kompetensi soft skill mereka. Perluasan pengalaman lapangan (field experience) karena teknologi dapat memfasilitasi secara lebih efisien pembelajaran aspek-aspek teoritis pada domain tertentu, kurikulum akan memberi ruang bagi pengembangan keterampilan dalam pengalaman langsung. Perguruan tinggi menyediakan kesempatan yang lebih luas untuk meraih keterampilan dalam dunia nyata sesuai dengan preferensinya. Kurikulum akan menciptakan lebih banyak ruang bagi peserta didik untuk menjalani permagangan, proyek kolaborasi, dan mentoring.
  • 5. Menyoal Transformasi Pendidikan Tinggi Di Era 4.0 Teknologi bisa menolong aktivitas belajar mandiri di luar kelas manakala peserta didik memiliki budaya belajar dan literasi yang kuat. Untuk itu, kurikulum pendidikan harus memberi perhatian pada olah pikir lewat pembelajaran membaca, menulis, dan meneliti. Budaya membaca, menulis, meneliti harus menjadi kecapakan fungsional yang dibiasakan (reading habit). Kecakapan dan kebiasaan membaca, menulis, meneliti akan memudahkan peserta didik untuk menjelajahi dunia ilmu pengetahuan melampaui batas-batas pelajaran kampus. Budaya baca kian penting dihadapkan pada perluasan terpaan media digital dengan muatan pesan yang serba ringkas dan instan. Tanpa tradisi membaca yang kuat akan sulit bagi generasi baru untuk memahami dan mengembangkan penalaran panjang seperti pengetahuan-pengetahuan naratif (filsafat, ideologi, sejarah, agama, sastra, dan lain-lain). Padahal, pengetahuan naratif merupakan sumber penemuan diri dan pembentukan karakter. Pengembangan karakter merupakan pendekatan holistis yang menghubungkan dimensi moral pendidikan dengan ranah sosial dan sipil kehidupan peserta didik. Dalam pendidikan karakter, moral itu ditangkap (caught) dengan keteladan, bukan diajarkan (taught) dengan hafalan. Cara mengajarkannya tidak terisolasi dalam mata pelajaran tersendiri, tetapi melekat dengan seluruh rangkaian kurikulum dan melibatkan peran komunitas sivitas akademika. Sifat-sifat karakter yang dikehendaki harus merembesi lingkungan belajar peserta didik baik dalam kelas, jalan masuk, kafetaria, lapangan olahraga, dan tempat-tempat lainnya, yang kemudian terhubung dengan praktis moral dalam realitas masyarakat. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu benih harapan. Pendidikan benih harapah harus memprioritaskan pengembangkan manusia pembelajar yang kreatif dan berkarakter. Proses pendidikan harus mampu mengembangkan kreativitas berbasis keragaman kecerdasan insani dengan panduan kompas nilai yang dapat menjaga keselarasannya dengan tertib kosmos dan harmoni dunia. Kemendikbud punya kesempatan mengembalikan roh pendidikan tinggi kita. Niat Menteri Nadiem mereformasi pendidikan tinggi sudah benar. Tapi dia harus melakukan terobosan yang jauh lebih radikal. Mengambil langkah kebijakan baru saat ruang publik disapu kelatahan era RI.40, dengan ultimatum ancaman 'daya sintas' tanpa jalan keluar yang terang.