Kurikulum Merdeka memperkenalkan paradigma baru dalam pembelajaran yang menekankan merdeka belajar. Kurikulum ini telah diimplementasikan di sekolah-sekolah penggerak dan SMK Pusat Keunggulan sejak tahun ajaran 2021/2022. Mulai tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing. Kurikulum Merdeka menguatkan orientasi pada
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
KURIKULUM MERDEKA
1. KURIKULUM
MERDEKA
D i s a m p a i k a n d a l a m R e k r u i t m e n D o s e n ,
G u r u P a m o n g , d a n A d m i n I T P P G D a l a m
J a b a t a n K a t e g o r i 1 U N E S A , 0 6 M e i 2 0 2 3
Oleh: Dr. Martadi, M.Sn
2. Topik Materi Presentasi
Konteks Teks Praktik
BAGIAN I BAGIAN III
A. KEBIJAKAN
KURIKULUM
MERDEKA
B. RASIONAL
KURIKULUM
MERDEKA
C. STRUKTUR
KURIKULUM
D. PENYUSUNAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN/
MODUL AJAR
E. PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
F. KURIKULUM
OPERASIONAL (KOSP)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
2
BAGIAN II
4. Berbagai Sebutan Kurikulum Merdeka
KURIKULUM
PARADIGMA BARU
• Menggunakan
pendekatan
paradigma baru
dalam pembelajaran
yang menekankan
merdeka belajar.
KURIKULUM SEKOLAH
PENGGERAK
• Kurikulum ini masih
terbatas diterapkan
di sekolah-sekolah
penggerak yang di
tunjuk.
KURIKULUM
SMK PK
• Kurikulum ini
diterapkan bagi SMK
Pusat Keunggulan
(SMK PK)
KURIKULUM
PROTOTYPE
• Kurikulum masih
terbuka untuk di
sempurnakan
• Penerapannya
masih bersifat
terbatas (ujicoba)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
4
5. Pendidikan Bermutu Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
melalui Kebijakan Merdeka Belajar
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
5
6. Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan
Pembelajaran
Memuat 3 opsi kurikulum
yang dapat digunakan di
satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan
pembelajaran beserta
struktur Kurikulum Merdeka,
aturan terkait pembelajaran
dan asesmen, serta beban
kerja guru.
Permendikbudristek
No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan
melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan.
Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian dalam
muatan pembelajaran yang
dirumuskan berdasarkan: 1)
muatan wajib sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan; 2)
konsep keilmuan; dan 3) jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar Isi menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum
darurat, dan Kurikulum
Merdeka.
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal
tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang
menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik
dari hasil pembelajarannya
pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk
semua jenjang dan mata
pelajaran dalam struktur
Kurikulum Merdeka.
Kepmendikbudristek
No. 56 Tahun 2022
Keputusan Kepala
BSKAP
No.008/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan Sub
Elemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka
Memuat penjelasan dan
tahap-tahap
perkembangan profil
pelajar Pancasila yang
dapat digunakan terutama
untuk projek penguatan
profil pelajar Pancasila.
Keputusan Kepala
BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan
pembelajaran dilakukan berdasarkan regulasi berikut:
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
6
7. Sejak Tahun Ajaran 2021/2022
Kurikulum Merdeka telah
diimplementasikan di hampir
2.500 sekolah yang mengikuti
Program Sekolah Penggerak
(PSP) dan 901 SMK Pusat
Keunggulan (SMK PK) sebagai
bagian dari pembelajaran
dengan paradigma baru.
Kurikulum ini diterapkan mulai
dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan
IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA &
SMALB dan SMK kelas X.
Mulai Tahun Ajaran 2022/2023
satuan pendidikan dapat memilih
untuk mengimplementasikan
kurikulum berdasarkan kesiapan
masing-masing mulai TK B, kelas I,
IV, VII, dan X.
Pemerintah menyiapkan angket
untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan dirinya
untuk menggunakan Kurikulum
Merdeka.
Tiga pilihan yang dapat diputuskan
satuan pendidikan tentang
implementasi Kurikulum Merdeka pada
Tahun Ajaran 2022/2023:
● Menerapkan beberapa bagian dan
prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa
mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang
diterapkan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
menggunakan perangkat ajar yang
sudah disediakan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan mengembangkan sendiri
berbagai perangkat ajar.
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing
8. Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi
Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai
perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 2: Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah
disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti
kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
9. Kurikulum Merdeka menguatkan orientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas
Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka:
1
2
3
Penyederhanaan konten, fokus pada materi
esensial.
Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif,
aplikatif, dan lintas mata pelajaran.
Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan
jam pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk
merancang kurikulum operasional dan
pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta
didik.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
9
10. Keunggulan Kurikulum Merdeka
Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.
1
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
10
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11
Lebih Merdeka
2
Peserta didik: Tidak ada program peminatan di
SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian
dan perkembangan peserta didik.
Sekolah: memiliki wewenang untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum
dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
11
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12
Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
misalnya isu lingkungan, kesehatan,
dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan
kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
3
Keunggulan Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
12
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13
Buku Saku
Kurikulum Merdeka
Risalah Kebijakan Dampak
Penyederhanaan Kurikulum
Buku Saku
Platform Merdeka Mengajar
Kurikulum Merdeka diperkenalkan kepada seluruh pemangku kepentingan
melalui berbagai media:
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
13
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14
Dukungan implementasi Kurikulum Merdeka
melalui kebijakan penyediaan buku pendidikan
Penyusunan Buku
● Buku pendidikan yang telah
diimplementasikan di sekolah
penggerak dan SMK Pusat
Keunggulan
● Buku pendidikan lanjutan untuk SMK
(bersama industri), pendidikan
khusus, serta pendidikan kesetaraan
● Total buku yang telah disusun 453
judul, dengan rincian:
○ PAUD: 6 judul
○ SD: 174 judul
○ SMP: 99 judul
○ SMA: 119 judul
○ SMK: 50 judul
○ Pendidikan khusus: 5 judul
Penilaian Buku
● Penilaian buku dilakukan untuk
mendukung pengembangan hasil
belajar siswa secara holistik yang
mencakup kompetensi (literasi dan
numerasi) dan karakter
● Penilaian buku dilakukan secara
daring dan melibatkan profesional,
akademisi, dan praktisi
● Pendaftaran dilakukan sepanjang
tahun
● Hasil penilaian dapat didapatkan
secara daring
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
14
16. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
16
MENYESUAIKAN PERUBAHAN TEORI BELAJAR
Teori belajar semakin Humanis – Student Center .Learning
MEWADAHI KEUNIKAN ANAK & ORIENTASI KURIKULUM
Kurikulum memfasilitasi ragam bakat-potensi anak
MENGUATKAN OTONOMI SEKOLAH
Kondisi setiap sekolah berbeda perlu di beri ruang otonomi yg
lebih luwes.
MENGUATKAN KEMBALI IDENTITAS BANGSA
Kurikulum harus merujuk pada tujuan Pendidikan Nasional dan
menguatkan jatidiri anak Indonesia.
MENYIAPKAN UNTUK ERA INDUSTRY 4.0
Lanskape pekerjaan berubah, kompetensi yang dibutuhkan
karakter, soft skills, dan literasi-numerasi.
KontekdanKonsepKurikulum Merdeka
MENJALANKAN AMANAT UNDANG-UNDANG
Tujuan Pendidikan nasional dalam UU No 20 Tahun 2003
01.
03.
04.
05.
06.
02.
17. Manusia yang
Beriman dan bertaqwa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, warga negara yang
demokratis, bertanggung jawab
Amanah Tujuan Pendidikan sesuai
UU No.20 Th 2003
Profil
Pelajar
Pancasila
01.
Tujuan Pendidikan
Nasional
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
17
18. Gambaran Masyarakat Indonesia ke Depan
Dunia terintegrasi.
Digital revolusion makes the world
borderless in terms of geography, social,
economic, politic, and culture.
Konvergensi sains dan
teknologi.
Proliviration and democratisation have
made knowledge and technology get
closed and interact.
Laju inovasi dan teknologi
disruptif.
The unity of cyber system and physical
system in the 4.0 industrial era has led to
massive and rapid development of
disruptive technology in all aspects of life.
Lanskap belajar yang makin
terbuka dan tanpa batas.
Inovation and educational technology have
provided all people with opportunities to
learn in a more personal mode, more
choices, and autonomous learning.
Masyarakat Tradisi
Masyarakat Terbuka
Digerakkan oleh
“materialisme”,
responsif thd perubahan,
hidup dan berpikir dalam
alam hiper-inovatif
Digerakkan oleh
“spiritualisme”, bertahan
pada ikatan-ikatan ke
“dalam” (tradisi, agama,
adat, kepercayaan, dan
kedaerahan)
MEGATREND 2045
TUGAS
PENDIDIKAN
Sumber: BSNP, 2020, Naskah Akademik Arah Kompetensi 2045, Buku1.
Bagaimana sistem pendidikan
di sekolah dibangun agar
anak mampu hidup di
alam hiper-inovatif
tetapi kokoh berpijak
pada tradisi?
DUA CIRI
Menjaga
keseimbangan
dialektika
masyarakat
terbuka dan
masyarakat
tradisi itu.
19. Pendidikan
Tradisional
Para “Penantang” Telah Datang
Bayangkan raksasa teknologi seperti
Google, Microsoft, atau Amazon yang
menawarkan pendidikan murah,
disesuaikan dengan kebutuhan pribadi,
mungkin dengan skema gaya "Netflix
untuk pendidikan" yang fleksibel.
Kondisi yang mengancam Eksistensi Lembaga Pendidikan
27. 1. Blogger
2. Web developer
3. Apps creator
4. Drone operator
5. Smart chief listener
6. Smart ketle manager
7. Big data analyst
8. Cyber troops
9. Cyber psicholoyst
10. Forensic cyber crime specialist
11. Cyber patrol
12. Smart animator
13. Game developer
14. Medical sonographer
15. Prosthodontist
16. Social entrepreneur
17. Fashionista and ambassador
18. BIM Developer
19. Cloud computing service
20. Barista
1. Tenaga penjualan
2. Manager pembelian
3. Juru gambar Teknik
4. Teknisi
5. Programmer
6. Manajer layanan IT
7. Manager R & D
8. Operator Mesin Produksi
9. Supervisor Accounting
10. Mandor
11. Kepala Cabang
12. Teller
13. Costumer services
14. Operator call center
15. Publik relation
16. Staff eginering
17. Managemen trainne
18. Teknikal support
19. Staf ekspedisi
20. Sales Promotion Girls
Old Economy New Economy
VS
Sumber: Kemenaker RI, 2018
Transformasi Paradigma
Baru Pendidikan dan
Perubahan Kurikulum
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
27
28. Keutuhan Pengembangan Kecerdasan:
IQ + EQ + SQ + DQ (Digital Quotient) + IndQ (Ind Quotient)
+
Kecerdasan bersumber dari
Potensi manusia
Kecerdasan bersumber dari
Potensi Teknologi
Kecerdasan bersumber dari
Nilai Ke-Indonesia-an
Explorasi Indonesia Values
+
Pendidikan sebagai faktor kunci Kejayaan Indonesia 2045 dalam rangka Memenuhi Janji
Kemerdekaan (Pembukaan UUD 1945)
05.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
28
29. UU no. 23/2014
Desentralisasi
pendidikan
diletakkan kepada
pemerintah daerah
UU no. 20/2003:
Pengelolaan sekolah
dilaksanaan dg
prinsip MBS
Transformasi Tatakelola Sekolah
06.
Esensi MBS adalah
OTONOMI SEKOLAH +
FLEKSIBILITAS +
PARTISIPATIF stake holders
sebagai partner peningkatan
mutu sekolah
KOSP
30. Memberikan ruang pilihan siswa untuk
menentukan sendiri belajarnya, konten
yang dipelajari, strategi belajar yang
sesuai, dan jenis asessment yang
digunakan, agar anak berkembang
sesuai potensinya.
1. Personalise Curriculum
2. Kurikulum Berdiferensiasi
3. Kurikulum Inklusif
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
30
31. Sekolah = Taman
Model Pembelajaran
AMONG
Pembelajaran yang mendasarkan
ASAH, ASIH, dan ASUH
(Care and Dedication Based On Love)
Mengembalikan pemikiran
Ki Hajar Dewantara
32. Diagnostik Test
• RPP Berdeferiensiasi
• Berbasis Modul
Setiap Sekolah Boleh
Berbeda (KTSP)
Pembelajaran
Berdifferensiasi
Asesmen bersifat
informatif
Desentralisasi Sekolah
(Sekolah Merdeka)
Implikasi
Kurikulum Merdeka
MBS
KOSP
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
32
34. PASSIONATE
They love their
profession
ACTeVE
They’re dynamic and
practical
CREATIVE
INVESTIGATOR
They discover with
their class
4. Pembelajaran Berbasis
Projek
3. Jam Belajar
ditetapkan per Tahun
2. Capain Pembelajaran
(CP) sebagai penganti
KI/ KD
6.Mengajarkan Mapel
Informatika sejak SMP
5. Asessmen bersifat
kolaboratif.
7. IPA-IPS digabung
menjadi IPAS Di SD
8. Tidak ada penjurusan
9. Prosentase
kelompok kejuruan
70:30. PKL minimal
6 Bulan.
1. Profil Pelajar Pancasila sbg
inti capaian Kurikulum
9 Aspek Dasar Perubahan dalam
Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
34
35. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
35
Kurikulum ini meneruskan proses peningkatankualitas pembelajaran yang
telah diinisiasikurikulum sebelumnya.
Berbasis kompetensi
• Pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dirangkaikan
sebagai satu kesatuan proses
yang berkelanjutan sehingga
membangun kompetensi
yang utuh, dinyatakan
sebagai Capaian
Pembelajaran (CP).
Pembelajaran yang fleksibel
• CPdisusun dalam fase-fase
(2- 3 tahun per fase), sehingga
peserta didik memiliki
kesempatan untuk belajar
sesuai dengan tingkat
pencapaian (TaRL), kebutuhan,
kecepatan, dan gaya
belajarnya.
• Muatan atau konten
dikurangi agar peserta didik
memiliki waktu yang
memadai untuk menguasai
kompetensi yang
ditargetkan.
Karakter Pancasila
• Sinergi antara kegiatan
pembelajaran rutin sehari-
hari di kelas dengan
kegiatan non- rutin (projek)
interdisipliner yang
berorientasi pada
pembentukan dan penguatan
karakter berdasarkan kerangka
Profil Pelajar Pancasila.
*TaRL: Teaching at the Right Level
36. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
36
Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks satuan
pendidikan yang sudah diatur dalamkurikulum sebelumnya.
Struktur minimum
• Pemerintah menetapkan
struktur kurikulum
minimum dan satuan
pendidikan dapat
mengembangkan
program dan kegiatan
tambahan sesuai dengan
visi misi dan sumberdaya
yang tersedia.
Otonomi
• Kurikulum memberikan
kemerdekaan pada
satuan pendidikan dan
pendidik untuk
merancang proses dan
materi pembelajaran
yang relevan dan
kontekstual.
• Pemerintah
menyediakan buku
teks dan perangkat ajar
untuk membantu guru
yang membutuhkan
panduan dalam
merancang pembelajaran
Sederhana
• Perubahan yang
seminimal mungkin.
Namun beberapa aspek
berubah secara signifikan
dari kurikulum
sebelumnya. Tujuan, arah
perubahan, dan
rancangannya jelas dan
mudah dipahami sekolah
dan pemangku
kepentingan.
Gotong royong
• Pengembangan kurikulum
dan perangkat ajarnya
dilakukan dengan
melibatkan puluhan
institusi termasuk
Kemenag, universitas,
sekolah, dan lembaga
pendidikan lainnya.
37. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
37
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran
yang efektif dan menyeluruh di semua matapelajaran.
Literasi dan numerasi adalah
kompetensi dasar yang akan
diperkuat serta memperkuat
kompetensi lain yang dibangun di
semua mata pelajaran.
Contoh: kemampuan memahami
informasi berupa teksyang
dipadukan dengan grafik dibangun
melalui beberapamata pelajaran.
Oleh karena itu, tidakbenar bahwa
literasi dannumerasi hanya terkait
denganmapel Bahasa Indonesia dan
Matematika.
38. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
38
PAUD
1. Kegiatan bermain
sebagai proses belajar
yang utama
2. Penguatan literasi dini
dan penanaman
karakter melalui
kegiatan bermain-
belajar berbasis buku
bacaan anak
3. Fase Fondasi untuk
meningkatkan
kesiapan bersekolah
4. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan melalui
kegiatan perayaan hari
besar dan perayaan
tradisi lokal
1. Penguatan kompetensi
yang mendasar dan
pemahaman holistic
2. Untuk memahami
lingkungan sekitar, mata
pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai
mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS)
3. Integrasi computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPAS
4. Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
5. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 2 kali
dalam satu tahun ajaran
1. Penyesuaian dengan
perkembangan
teknologi digital, mata
pelajaran Informatika
menjadi mata
pelajaran wajib
2. Panduan untuk guru
Informatika disiapkan
untuk membantu guru-
guru pemula, sehingga
guru mata pelajaran tidak
harus berlatar belakang
pendidikan informatika
3. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali
dalam satu tahun ajaran
1. Program peminatan/
penjurusan tidak
diberlakukan
2. Di kelas 10 pelajar
menyiapkan diri untuk
menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11. Mata
pelajaran yang dipelajari
serupa dengan di SMP
3. Di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran
dari Kelompok Mapel
Wajib, dan memilih mata
pelajaran dari kelompok
MIPA, IPS, Bahasa, dan
Keterampilan Vokasi sesuai
minat, bakat, dan
aspirasinya
4. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali
dalam satu tahun ajaran,
dan pelajar menulis esai
ilmiah sebagai syarat
kelulusan
SD SMP SMA SMK
1. Dunia kerja dapat terlibat
dalam pengembangan
pembelajaran
2. Struktur lebih sederhana dengan
dua kelompok mata pelajaran,
yaitu Umum dan Kejuruan.
Persentase kelompok kejuruan
meningkat dari 60% ke 70%
3. Penerapan pembelajaran
berbasis projek dengan
mengintegrasikan mata
pelajaran terkait.
4. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) menjadi mata pelajaran
wajib minimal 6 bulan (1
semester).
5. Pelajar dapat memilih
mata pelajaran di luar
program keahliannya
6. Alokasi waktu khusus projek
penguatan profil pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja
untuk peningkatan soft skill
(karakter dari dunia kerja)
SLB
1. Capaian pembelajaran
pendidikan khusus dibuat
hanya untuk yang
memiliki hambatan
intelektual
2. Untuk pelajar di SLB yang
tidak memiliki hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya sama
dengan sekolah reguler
yang sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
3. Sama dengan pelajar di
sekolah reguler, pelajar di
SLB juga menerapkan
pembelajaran berbasis
projek untuk menguatkan
Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang
sama dengan sekolah
reguler, dengan
kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB
Karakteristik Kurikulum Prototype di Setiap Jenjang
39. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
39
PROGRAM INTRA-KURIKULER PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA (KOKURIKULER)
PROGRAM EKSTRAKURIKULER
TUJUAN Mengembangkan kompetensi
pelajar sesuai CP
Menguatkan Profil Pelajar Pancasila dan
membangun pemahaman mengenai isu-isu
penting dan melatih kemampuan penyelesaian
masalah dalam tema atau isu penting terkait
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals, SDGs)
Sarana bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi dan melatih
keterampilan sesuai minat dan bakat
peserta didik
METODE ● Menggunakan berbagai metode
pengajaran/pendekatan belajar
● Menggunakan berbagai instrumen
asesmen dalammenilai progress
dan capaian peserta didik
● Melibatkan guru dalamproses
desain asesmen danmoderasi hasil
asesmen
● mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil
dan kontekstual dalam bentuk projek
● Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta
didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel
● Melibatkan seluruh komunitas sekolah
(peserta didik, guru, staf, orangtua) serta
narasumber/profesional
● Bersifat individual dan
merupakan pilihan peserta didik
● Melibatkan guru dan
narasumber profesional dalam
melatih keterampilan tertentu
HASIL ● Bukti pencapaian CP berupa
portfolio/kumpulan hasil pekerjaan
peserta didik dari berbagai
instrumen asesmen
● Dilaporkan melalui rapor
● Bukti berupa jurnal kerja yang fokus pada
proses dan pencapaian tujuanproyek
● Sekolah menyediakan waktu khusus untuk
peserta didik menunjukkan hasil proyek
melalui pameran/pertunjukan
● Dilaporkan melalui rapor pada bagian
terpisah dengan intrakurikuler
● Bukti berupa testimoni atau cerita
dari peserta didik
● Sekolah bisa memilih bentuk
pelaporan
Struktur Program dalam Kurikulum Merdeka
40. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
40
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan
tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan
sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Muatan Lokal
41. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
41
PAUD (5-6 tahun)
Penguatan kegiatan bermain-belajar dan kegiatan berbasis buku bacaan anak.
Kurikulum 2013
● Per minggu 900 menit
● Asesmen merujuk pada STPPA
● Asesmen harian perlu dilaporkan
● Pendekatan pembelajaran berbasis
tema
● Pembelajaran calistung yang
dipersepsi sebagai kegiatan drilling
(schoolification)
Arah perubahan kurikulum
● Per minggu 1050 menit
● Asesmen merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP)
● Asesmen yang dilaporkan cukup asesmen
semester
● Pendekatan pembelajaran berbasis literasi (buku
bacaan anak dan bahan teks lainnya)
● Pengintegrasian persiapan literasi dan numerasi ke
dalam CP melalui kegiatan bermain-belajar
42. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
42
SEKOLAH DASAR (SD)
Perubahan mata pelajaran.
Kurikulum 2013
IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri
Pendekatan tematik
Arah perubahan kurikulum
IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar
IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran
(berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan
kewenangan satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun
beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran
Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua
43. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
43
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 1
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1)
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Per
Tahun
Per
Minggu
Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Total: 1080 30 828 (23) 252 1080
Usulan:
IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
Kemendikbud hanya mengatur total
jam pelajaran pertahun dan rentang
% alokasi waktu untuk projek per
tahun.
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
jam pelajaran per tahun dan 20-25%
dari jam pelajaran tersebut digunakan
untuk projek kokurikuler
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
44. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
47
SMP
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran diSMP.
Kurikulum 2013
Informatika sebagai mata pelajaranpilihan
- Pertimbangan ketersediaan guru
Arah perubahan kurikulum
Informatika sebagai mata pelajaranwajib
- Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar
belakang pendidikan informatika. Buku guru
disiapkan untuk membantu guru-guru“pemula”
dalam mata pelajaran ini
45. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
48
Contoh: Alokasi waktu mata
pelajaran SMP
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-9)
K13 Kurikulum Sekolah Penggerak
Per Tahun Per
Minggu
Kegiatan
reguler/mingg
u (tahun)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Budi Pekerti*
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 2 54 (2)** 18 (25%) 72
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan,
Rekayasa, Budidaya, Pengolahan)
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
1368 28 (1008) 360 1368
**Pembelajaran reguler tidak
penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
Bahasa Indonesia: 34 minggu
Informatika: 27 minggu
Prakarya menjadi salah
satu pilihan, tidak hanya
Seni.
Pertimbangan: 1) untuk siswa
yang tidak meneruskan ke SMA,
2) meminimalisir perubahan
dari K13
46. SMA (Kelas 10)
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10.
Kurikulum 2013
Siswa langsung masuk
dalam program peminatan
(IPA, IPS, atau Bahasa &
Budaya)
Tidak ada mata pelajaranIPA
dan IPS. Mata pelajaran
langsung spesifik pada
Fisika, Kimia, Geografi,
Ekonomi, dsb.
Arah perubahan kurikulum
Belum ada peminatan, siswa mengambil semua mata pelajaran wajib
Di kelas 10 siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Siswa perlu
berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orangtua.
Mata pelajaran kelompok IPA dan IPS terdiri dari:
1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6JP)/minggu
2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8JP/minggu)
Sekolah dapat menentukan pengorganisasian IPA dan IPS berdasarkan sumberdaya yang tersedia,yaitu
dengan memilih:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan namun guru Fisika, Kimia, Biologi mengajar bergantian
b. Sebagai mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri
c. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan danpembelajaran
Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan mapel-mapel dalam masing-masing
IPA dan IPS
Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Partisipasi dalam berbagai kegiatanpembelajaran
diharapkan memberi inspirasi terkait topikyang dipilih.
47. Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per
tahun
Total JP Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Budi Pekerti*
72 (2) 36 108
PPKn 54 (2) *** 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 144 432
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)
54 (2) *** 18 72
Muatan Lokal*** 72 (2)** - 72**
Total 1098 (32) 486 1584
Seperti halnya di SMP, di kelas 10
SMA:
● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi,
Sejarah, dan Geografi
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
digabung menjadi“Sejarah”
Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
mata pelajaran wajib dialokasikan
untuk projek kokurikuler
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokaldalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
50. 55
Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/RA SD/MI/Paket A
Kelas 1-2
SD/MI/Paket A
Kelas 3-4
SD/MI/Paket A
Kelas 5-6
SMP/Mts/Paket B
Kelas 7-9
SMA/MA/Paket C
Kelas 10
SMA/MA/Paket C
Kelas 11-12
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
Konsep Capaian Pembelajaran
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi
yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.
Pembagian
Fase
51. 56
Dibuat dalam bentuk matriks.
Setiap elemen dipetakan menurut
perkembangan peserta didik
Kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
disajikan dalam paragraf yang utuh.
Kemampuan yang perlu dicapai peserta
didik setelah mempelajari mata
pelajaran tersebut
● Alasan mempelajari mapel
tersebut
● Keterkaitan antara Mapel dengan
salah satu (atau lebih) Profil
Pelajar Pancasila
Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran
Komponen Capaian Pembelajaran
Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran
Capaian dalam Setiap Fase
Secara Keseluruhan
Capaian dalam Setiap Fase
menurut Elemen
● Deskripsi umum tentang apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran
● Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
56
52. 57
Prinsip penyusunan CP
menggunakan pendekatan
konstruktivisme yang
membangun pengetahuan dan
berdasarkan pengalaman nyata dan
kontekstual. Menurut teori belajar
konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan
bukanlah kumpulan atau
seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam
CP dalam konstruktivisme adalah
proses membangun
pengetahuan melalui
pengalaman nyata. Pemahaman
tidak bersifat statis, tetapi
berevolusi dan berubah secara
konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-
pengalaman baru yang
memodifikasi pemahaman
sebelumnya.
Perlu
diketahui
Bentuk “Pemahaman” dalam CP
Apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap
sebagai proses berpikir tahap
yang rendah (C2). Namun
demikian, konteks Taksonomi
Bloom sebenarnya digunakan
untuk perancangan
pembelajaran dan asesmen
kelas yang lebih operasional,
bukan untuk CP yang lebih
abstrak dan umum. Taksonomi
Bloom lebih sesuai digunakan
untuk menurunkan/
menerjemahkan CP ke tujuan
pembelajaran yang lebih konkret.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
57
53. 58
Setiap CP suatu mata pelajaran
memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial
yang berlaku sama untuk semua
fase pada mata pelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen tersebut
memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang
untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran
mungkin saja sama atau
berbeda dengan mata
pelajaran lainnya, hal tersebut
disesuaikan dengan karakteristik
pada masing-masing mata
pelajaran.
Perlu
diketahui
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data dan
Peluang
● Dalam CP IPA terdapat elemen
Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
elemen Menyimak, Membaca dan
Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan, Menulis
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
58
54. 59
Elemen Capaian Pembelajaran
Pendidikan Pancasila
● Pancasila
● Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
● Bhinneka Tunggal Ika
● Negara Kesatuan Republik
Indonesia
IPAS
● Pemahaman IPAS (sains dan
sosial)
● Keterampilan Proses
Matematika
● Bilangan
● Aljabar
● Pengukuran
● Geometri
● Analisis Data dan Peluang
Bahasa Indonesia
● Menyimak
● Membaca dan memirsa
● Berbicara dan
mempresentasikan
● Menulis
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
59
55. Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik
sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Karakteristik Mata Pelajaran
Pemahaman
IPA
Capaian Pembelajaran
Elemen
CP
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
60
56. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Keterampilan
Proses
Capaian Pembelajaran
Elemen
CP
1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Mengumpulkan
data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir
sistematis sesuai format yang ditentukan.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
61
57. 62
Kompetensi
Kemampuan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan oleh peserta didik yang
menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Tujuan
Pembelajaran
(TP)
terdiri atas:
Lingkup materi
Ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang
perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran
Kriteria
Alur Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan
pengembangan kompetensi yang
harus dikuasai secara utuh dalam
satu fase.
Menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear
dari awal hingga akhir fase.
Menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam
satu fase
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
62
58. 63
Perlu diketahui
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk
merumuskan tujuan pembelajaran,
diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Pendidik diharapkan untuk
tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau
pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori
tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
pelajaran serta konsep/topik
yang dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
63
59. 64
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di
bawah ini:
Pengurutan dari yang
Konkret ke yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).
Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah
ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep
perkalian.
Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan
tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
64
60. 66
Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis
‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP
Elemen Kompetensi Lingkup Materi
Bilangan Pada akhir Fase B, peserta didik
menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000.
Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi,
dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga
dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik
dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan
seterusnya.
1. Memahami
2. Menentukan
3. Membandingkan
4. Mengurutkan
5. Melakukan
6. Menyelesaikan masalah
1. Bilangan cacah sampai 10.000
2. Nilai tempat
3. Komposisi dan dekomposisi
bilangan
4. Menggunakan ribuan sebagai
satuan
5. Operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan
Tujuan Pembelajaran:
B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.
B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan Dan seterusnya.
dst.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
66
61. 67
● Rencana pembelajaran dirancang untuk untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
● Rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur
tujuan pembelajaran dan disusun lebih rinci.
● Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh
pemerintah.
● Rencana pembelajaran yang dibuat dapat
berbeda-beda,
● Rencana pembelajaran dirancang dengan
memperhatikan berbagai faktor lainnya,
termasuk faktor peserta didik yang berbeda,
lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran, dan lain-lain.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
67
63. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
TUJUAN LANGKAH/
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN/ ASESMEN
PEMBELAJARAN
Minimal memuat:
PERMENDIKBUDRISTEK NOMOR 16 TAHUN 2022 TENTANG STANDAR PROSES
Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran,
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
69
64. 70
Perbandingan Antara Komponen Minimum Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
Komponen minim rencana pelaksanaan
pembelajaran
Komponen minimum modul ajar
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk
di awal pembelajaran dan rencana asesmen di
akhir pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan pembelajaran.
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang
dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran
beserta instrumen dan cara penilaiannya.
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran
beserta instrumen dan cara penilaiannya.
● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk,
misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar
kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
70
65. 71
Modul Ajar
Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan,
langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi
dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Informasi Umum Komponen Inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran
yang digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Refleksi peserta didik dan
pendidik
● Lembar kerja peserta
didik
● Pengayaan dan remedial
● Bahan bacaan pendidik
dan peserta didik
● Glosarium
● Daftar pustaka
Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap
Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi
contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul
ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik
peserta didik.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
71
67. 73
PELAPORAN
HASIL BELAJAR
Rapor peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK atau sederajat
meliputi komponen identitas
peserta didik, nama satuan
pendidikan, kelas, semester,
mata pelajaran, nilai,
deskripsi, catatan guru,
presensi, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
73
69. 75
75
Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5)
• Berdasarkan Kepmendikbudristek No.56/M/2022, Projek penguatan
profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari
segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
• P5 dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan
kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan
dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat
melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
75
70. Profil Pelajar Pancasila
menjadi inti dalam Kurikulum Merdeka
1
• Penanaman dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila akan dilakukan melalui projek yang mengacu kepada
tema-tema yang telah ditentukan oleh pemerintah, dan sekolah dapat memilih. Projek dilakukan 2-3 kali dalam
satu tahun sesuai jenjang.
2
• P4 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap
permasalahan di lingkungan sekitar melalui projek.
3
• P4 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang
fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk
menguatkan berbagai kompetensi.
4
• P4 didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
76
71. 77
Penguatan Nilai Karakter Pancasila
Berbasis Kearifan Budaya
Proyek Profil
Pelajar Pancasila
Sedekah Bumi
Hari Ibu
HUT RI
Maulud
Nabi,
Paskah,
Nyepi, dll
Kearifan budaya lokal yang
mengandung nilai-nilai karakter
Indentifikasi nilai-nilai karakter
Profil Pelajar Pancasila
Memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk belajar dalam situasi
tidak formal, fleksibel, lebih interaktif,
dan juga terlibat langsung dengan
lingkungan sekitar untuk menguatkan
berbagai kompetensi.
Berkebinekaa
n global
Bergoton
g
royong
Kreatif
Bernalar kritis
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan Yang
Maha Esa,
berakhlak mulia
Mandiri
Pelajar
Pelajar
Pancasila
MINIMAL MELAKSANAKAN 1 TEMA
PADA SETIAP TAHUN AJARAN.
1. Gaya Hidup berkelanjutan
2. Kearifan local
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokari
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI
7. Kewirausahaan
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
77
72. 78
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1 3 4
Memahami Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Mengelola Projek Menilai Projek
1. Membentuk tim fasilitator
projek
2. Mengidentifikasi tingkat
kesiapan satuan pendidikan
3. Merancang alokasi waktu,
4. Merancang dimensi dan tema
projek penguatan profil pelajar
Pancasila
5. Menyusun Modul projek
6. Menentukan tujuan
pembelajaran
7. Mengembangkan topik, alur,
dan asesmen
Makna profil pelajar
Pancasila , Perlunya
P5, Gambaran P5,
Prinsip P5, Manfaat
P5
Merancang dan
Mengembangkan Projek
2
Menyiapkan Ekosistem
satuan Pendidikan :
-Budaya sekolah,
-Peran murid, pendidik,
kasek, dinas
A. Memulai Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
B. Mengoptimalkan
Pelaksanaan Projek
Penguatan Pelajar
Pancasila
C. Menutup Rangkaian
Kegiatan Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
A. Mengoleksi Hasil
Projek
B. Mengolah Hasil
Asesmen
C. Melaporkan Hasil
Projek dalam Bentuk
Rapor Projek
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
78
73. 79
7 Tema projek penguatan profil pelajar Pancasila
Kearifan Lokal
(SD-SMA)
Membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA)
Berkolaborasi dalam melatih daya
pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk
berteknologi yang memudahkan
kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di
tingkat lokal dan masalah yang ada
dalam pengembangan potensi
tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika (SD-
SMA)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama dan
kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat sekitar dan di Indonesia
serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya.
Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD-SMA)
Memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan Raganya
(SD-SMA)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang
sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA)
Merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi
serta tantangannya dalam konteks
yang
berbeda, termasuk dalam organisasi
sekolah dan/atau dalam
dunia kerja.
Tema-tema projek sudah
ditentukan oleh pemerintah.
Berangkat dari tema yang ada,
tim fasilitator projek dapat
mengembangkan topik spesifik
yang sesuai dengan konteks
dan kebutuhan sekolah.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
79
74. 80
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek.
Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi
profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis.
Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan
dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah.
Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di
kelasnya sebagai berikut:
Projek 1 Projek 2 Projek 3
Dimensi Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP
*Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
80
75. 81
Pilihan Waktu
Pelaksanaan
Projek
a) Menentukan
satu hari dalam
seminggu untuk
pelaksanaan
projek (misalnya
hari Jumat). Seluruh
jam belajar pada hari
itu digunakan untuk
projek.
M A R E T 2 0 2 1
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1
UPACARA
2 3 4 5
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
6
7 8
UPACARA
9 10 11 12
Isra Mi'raj
13
CUTI BERSAMA
14
HARI RAYA
NYEPI
15
UPACARA
16 17 18 19
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
20
21 22
UPACARA
23 24 25 26
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
27
28 29
UPACARA
30 31
Catatan:
• Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek. Untuk periode
waktu belajar dapat disesuaikan dengan jenjang masing-masing.
• Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak
terikat pada tahapan kesiapan satuan pendidikan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
81
76. 82
b) Mengalokasikan 1-
2 jam pelajaran
di akhir hari,
khusus untuk
mengerjakan
projek. Bisa
digunakan untuk
eksplorasi di sekitar
satuan pendidikan
sebelum peserta
didik pulang.
No/ Kelas Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1
I
07.15-07.50 Upacara
2 07.50-08.25 Upacara
3 08.25-09.00
09.00-09.15 I S T I R A H A T
4 09.15-09.50
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
5 09.50--10.25
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
6 10.25-11.00
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
7 11.00-11.35
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Pilihan Waktu
Pelaksanaan
Projek
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
82
77. c) Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu
atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya), di mana semua Tenaga
Pendidik berkolaborasi mengajar projek setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan.
M A R E T 2 0 2 1
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1
UPACARA
2 3 4 5 6
7 8
UPACARA
9 10 11 12
Isra Mi'raj
13
CUTI BERSAMA
14
HARI RAYA NYEPI
15 UPACARA
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
16
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
17
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
18
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
19
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
20
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
21 22 UPACARA
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
23
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
24
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
25
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
26
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
27
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
28 29
UPACARA
30 31
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
83
78. 84 84
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek.
Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan
dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan
Bernalar Kritis. Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan
Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah.
Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di
kelasnya sebagai berikut:
Projek 1 Projek 2 Projek 3
Dimensi Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP
*Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
84
79. 85
Mengadaptasi Modul yang
Sudah Ada
Mengadaptasi modul yang sudah
tersedia adalah pilihan awal bagi
sekolah yang belum terbiasa
melaksanakan pembelajaran
berbasis projek yang integratif
dan kolaboratif.
Membuat Modul secara
Mandiri
Membuat modul secara mandiri
adalah pilihan lanjutan bagi
sekolah yang sudah terbiasa
melaksanakan pembelajaran
berbasis projek yang integratif
dan kolaboratif.
4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Pemerintah menyediakan
beragam contoh modul
projek. Pada tahap awal
guru diharapkan dapat
mengadaptasi modul
tersebut sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan
sekolah, sementara pada
tahap lanjutan guru
diharapkan dapat
merancangnya secara
mandiri.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
85
80. 86
Komponen modul projek penguatan profil pelajar Pancasila
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan
untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut:
Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen
● Tema dan topik atau judul
modul
● Fase atau jenjang sasaran
● Durasi kegiatan
● Pemetaan dimensi, elemen,
sub elemen Profil Pelajar
Pancasila yang menjadi tujuan
projek
● Rubrik pencapaian berisi
rumusan kompetensi yang
sesuai dengan fase peserta
didik (Untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah)
● Alur aktivitas projek secara
umum
● Penjelasan detail tahapan
kegiatan dan asesmennya
● Instrumen pengolahan hasil
asesmen untuk
menyimpulkan pencapaian
projek
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan
menambahkan komponen berikut:
● Deskripsi singkat projek
● Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
● Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
● Referensi pendukung
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
86
83. 89
Deskripsi singkat projek
berisi penjelasan mengenai
konteks dan tujuan projek
serta gambaran umum proses
pelaksanaannya.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
89
84. 90
Rapor mencantumkan dimensi, sub-
elemen, dan rumusan kompetensi sesuai
fase peserta didik dari profil pelajar
Pancasila sesuai dengan tujuan projek
yang sudah ditentukan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
90
85. 91
Penilaian individual anak.
Berisi capaian sub-elemen profil
pelajar Pancasila berdasarkan 4
kriteria: Mulai Berkembang,
Berkembang, Berkembang Sesuai
Harapan, dan Sangat Berkembang.
Sementara di bagian akhir terdapat
deskripsi satu paragraf singkat
mengenai pencapaian peserta didik
yang menggambarkan proses yang
paling berkembang dan proses
yang masih perlu mendapat
perhatian.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
91
86. Kebijakan dan Panduan dapat diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
92
88. Penyusunan
Kurikulum
Operasional
Tingkat Satuan
Pendidikan
Kerangka Dasar
Kurikulum ditetapkan
oleh Pemerintah
Pusat
Mekanisme Penyusunan Kurikulum Merdeka
Contoh
Perangkat Ajar:
1) Buku Teks
Pelajaran,
2) Bahan Ajar, 3)
Modul ajar mata
pelajaran dan
projek profil
pelajar Pancasila,
4) Contoh
kurikulum
satuan
pendidikan
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
94
89. UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
95
1. Karakteristik Sekolah
2. Visi
3. Misi
4. Tujuan
5. Pengorganisasaian Pembelajaran
6. Rencana Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran dan Elemen Capaian Pembelajaran
b. Pengaturan Beban Belajar
7. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Professional
8. Penutup
KURIKULUM OPERASIONAL TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KOSP)
Lampiran-lampiran:
a. Program Tahunan
b. Kalender Pendidikan
c. Jadwal Aktivitas Pembelajaran
d. Peta Konsep
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
f. Asesmen
Kata Pengantar
SK Penetapan Kurikulum
Lembar Pengesahan Kurikulum
Daftar Isi
90. Kegiatan PENDAMPINGAN,
PEMBINAAN dan
PEMANTAUAN
Penguatan MBS &
KETERLIBATAN KOMITE
SEKOLAH
KAPASITASI SDM: Kompetensi PTK,
KS,Tenaga pendamping, dll
Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum
Implementasi Kurikulum
Merdeka
KETERSEDIAAN BUKU sebagai
bahan ajar dan sumber belajar.
BAGAIMANA BILA BELUM ADA?
FAKTOR
PENENTU
FAKTOR
PENDUKUNG
Peserta
Didik
Lulusan
(Profil Pelajar
Pancasila)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
10
4