SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
Download to read offline
KURIKULUM
MERDEKA
D i s a m p a i k a n d a l a m R e k r u i t m e n D o s e n ,
G u r u P a m o n g , d a n A d m i n I T P P G D a l a m
J a b a t a n K a t e g o r i 1 U N E S A , 0 6 M e i 2 0 2 3
Oleh: Dr. Martadi, M.Sn
Topik Materi Presentasi
Konteks Teks Praktik
BAGIAN I BAGIAN III
A. KEBIJAKAN
KURIKULUM
MERDEKA
B. RASIONAL
KURIKULUM
MERDEKA
C. STRUKTUR
KURIKULUM
D. PENYUSUNAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN/
MODUL AJAR
E. PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
F. KURIKULUM
OPERASIONAL (KOSP)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
2
BAGIAN II
Kebijakan Kurikulum
Merdeka
Bagian A
Berbagai Sebutan Kurikulum Merdeka
KURIKULUM
PARADIGMA BARU
• Menggunakan
pendekatan
paradigma baru
dalam pembelajaran
yang menekankan
merdeka belajar.
KURIKULUM SEKOLAH
PENGGERAK
• Kurikulum ini masih
terbatas diterapkan
di sekolah-sekolah
penggerak yang di
tunjuk.
KURIKULUM
SMK PK
• Kurikulum ini
diterapkan bagi SMK
Pusat Keunggulan
(SMK PK)
KURIKULUM
PROTOTYPE
• Kurikulum masih
terbuka untuk di
sempurnakan
• Penerapannya
masih bersifat
terbatas (ujicoba)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
4
Pendidikan Bermutu Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
melalui Kebijakan Merdeka Belajar
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
5
Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan
Pembelajaran
Memuat 3 opsi kurikulum
yang dapat digunakan di
satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan
pembelajaran beserta
struktur Kurikulum Merdeka,
aturan terkait pembelajaran
dan asesmen, serta beban
kerja guru.
Permendikbudristek
No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan
melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan.
Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian dalam
muatan pembelajaran yang
dirumuskan berdasarkan: 1)
muatan wajib sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan; 2)
konsep keilmuan; dan 3) jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar Isi menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum
darurat, dan Kurikulum
Merdeka.
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal
tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang
menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik
dari hasil pembelajarannya
pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk
semua jenjang dan mata
pelajaran dalam struktur
Kurikulum Merdeka.
Kepmendikbudristek
No. 56 Tahun 2022
Keputusan Kepala
BSKAP
No.008/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan Sub
Elemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka
Memuat penjelasan dan
tahap-tahap
perkembangan profil
pelajar Pancasila yang
dapat digunakan terutama
untuk projek penguatan
profil pelajar Pancasila.
Keputusan Kepala
BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan
pembelajaran dilakukan berdasarkan regulasi berikut:
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
6
Sejak Tahun Ajaran 2021/2022
Kurikulum Merdeka telah
diimplementasikan di hampir
2.500 sekolah yang mengikuti
Program Sekolah Penggerak
(PSP) dan 901 SMK Pusat
Keunggulan (SMK PK) sebagai
bagian dari pembelajaran
dengan paradigma baru.
Kurikulum ini diterapkan mulai
dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan
IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA &
SMALB dan SMK kelas X.
Mulai Tahun Ajaran 2022/2023
satuan pendidikan dapat memilih
untuk mengimplementasikan
kurikulum berdasarkan kesiapan
masing-masing mulai TK B, kelas I,
IV, VII, dan X.
Pemerintah menyiapkan angket
untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan dirinya
untuk menggunakan Kurikulum
Merdeka.
Tiga pilihan yang dapat diputuskan
satuan pendidikan tentang
implementasi Kurikulum Merdeka pada
Tahun Ajaran 2022/2023:
● Menerapkan beberapa bagian dan
prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa
mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang
diterapkan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
menggunakan perangkat ajar yang
sudah disediakan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan mengembangkan sendiri
berbagai perangkat ajar.
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi
Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai
perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 2: Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah
disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti
kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
Kurikulum Merdeka menguatkan orientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas
Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka:
1
2
3
Penyederhanaan konten, fokus pada materi
esensial.
Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif,
aplikatif, dan lintas mata pelajaran.
Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan
jam pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk
merancang kurikulum operasional dan
pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta
didik.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
9
Keunggulan Kurikulum Merdeka
Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.
1
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
10
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11
Lebih Merdeka
2
Peserta didik: Tidak ada program peminatan di
SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian
dan perkembangan peserta didik.
Sekolah: memiliki wewenang untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum
dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
11
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12
Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
misalnya isu lingkungan, kesehatan,
dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan
kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
3
Keunggulan Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
12
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13
Buku Saku
Kurikulum Merdeka
Risalah Kebijakan Dampak
Penyederhanaan Kurikulum
Buku Saku
Platform Merdeka Mengajar
Kurikulum Merdeka diperkenalkan kepada seluruh pemangku kepentingan
melalui berbagai media:
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
13
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14
Dukungan implementasi Kurikulum Merdeka
melalui kebijakan penyediaan buku pendidikan
Penyusunan Buku
● Buku pendidikan yang telah
diimplementasikan di sekolah
penggerak dan SMK Pusat
Keunggulan
● Buku pendidikan lanjutan untuk SMK
(bersama industri), pendidikan
khusus, serta pendidikan kesetaraan
● Total buku yang telah disusun 453
judul, dengan rincian:
○ PAUD: 6 judul
○ SD: 174 judul
○ SMP: 99 judul
○ SMA: 119 judul
○ SMK: 50 judul
○ Pendidikan khusus: 5 judul
Penilaian Buku
● Penilaian buku dilakukan untuk
mendukung pengembangan hasil
belajar siswa secara holistik yang
mencakup kompetensi (literasi dan
numerasi) dan karakter
● Penilaian buku dilakukan secara
daring dan melibatkan profesional,
akademisi, dan praktisi
● Pendaftaran dilakukan sepanjang
tahun
● Hasil penilaian dapat didapatkan
secara daring
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
14
Rasional Perubahan
Kurikulum
Merdeka
Bagian B
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
16
MENYESUAIKAN PERUBAHAN TEORI BELAJAR
Teori belajar semakin Humanis – Student Center .Learning
MEWADAHI KEUNIKAN ANAK & ORIENTASI KURIKULUM
Kurikulum memfasilitasi ragam bakat-potensi anak
MENGUATKAN OTONOMI SEKOLAH
Kondisi setiap sekolah berbeda perlu di beri ruang otonomi yg
lebih luwes.
MENGUATKAN KEMBALI IDENTITAS BANGSA
Kurikulum harus merujuk pada tujuan Pendidikan Nasional dan
menguatkan jatidiri anak Indonesia.
MENYIAPKAN UNTUK ERA INDUSTRY 4.0
Lanskape pekerjaan berubah, kompetensi yang dibutuhkan
karakter, soft skills, dan literasi-numerasi.
KontekdanKonsepKurikulum Merdeka
MENJALANKAN AMANAT UNDANG-UNDANG
Tujuan Pendidikan nasional dalam UU No 20 Tahun 2003
01.
03.
04.
05.
06.
02.
Manusia yang
Beriman dan bertaqwa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, warga negara yang
demokratis, bertanggung jawab
Amanah Tujuan Pendidikan sesuai
UU No.20 Th 2003
Profil
Pelajar
Pancasila
01.
Tujuan Pendidikan
Nasional
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
17
Gambaran Masyarakat Indonesia ke Depan
Dunia terintegrasi.
Digital revolusion makes the world
borderless in terms of geography, social,
economic, politic, and culture.
Konvergensi sains dan
teknologi.
Proliviration and democratisation have
made knowledge and technology get
closed and interact.
Laju inovasi dan teknologi
disruptif.
The unity of cyber system and physical
system in the 4.0 industrial era has led to
massive and rapid development of
disruptive technology in all aspects of life.
Lanskap belajar yang makin
terbuka dan tanpa batas.
Inovation and educational technology have
provided all people with opportunities to
learn in a more personal mode, more
choices, and autonomous learning.
Masyarakat Tradisi
Masyarakat Terbuka
Digerakkan oleh
“materialisme”,
responsif thd perubahan,
hidup dan berpikir dalam
alam hiper-inovatif
Digerakkan oleh
“spiritualisme”, bertahan
pada ikatan-ikatan ke
“dalam” (tradisi, agama,
adat, kepercayaan, dan
kedaerahan)
MEGATREND 2045
TUGAS
PENDIDIKAN
Sumber: BSNP, 2020, Naskah Akademik Arah Kompetensi 2045, Buku1.
Bagaimana sistem pendidikan
di sekolah dibangun agar
anak mampu hidup di
alam hiper-inovatif
tetapi kokoh berpijak
pada tradisi?
DUA CIRI
Menjaga
keseimbangan
dialektika
masyarakat
terbuka dan
masyarakat
tradisi itu.
Pendidikan
Tradisional
Para “Penantang” Telah Datang
Bayangkan raksasa teknologi seperti
Google, Microsoft, atau Amazon yang
menawarkan pendidikan murah,
disesuaikan dengan kebutuhan pribadi,
mungkin dengan skema gaya "Netflix
untuk pendidikan" yang fleksibel.
Kondisi yang mengancam Eksistensi Lembaga Pendidikan
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
20
Sibernetik Konstruk
tivistik
Ki Hajar
Dewantara
Perubahan Teori Belajar
Teori belajar
yang mendasari
Kurikulum
Merdeka
02.
Heutagogi
Pedagogi
Transformasi Paradigma Pembelajaran
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
21
03. Mewadahi Differensiasi Potensi
Anak
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
22
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
23
©
Steve
Wheeler,
University
of
Plymouth,
2010
Just in case
(untuk berjaga jaga
Just in time
(sesuai waktu)
Just for me
(hanya untukku)
Just for me
(hanya untukku)
Apprenticeship Curriculum
(Kurikulum magang)
Standard Curriculum
(Kurikulum Standart)
Bespoke Curriculum
(Kurikulum Pesanan)
Personalised Curriculum
(Kurikulum yang dipersonalisasi)
Personal Learning Environment (Lingkungan
belajar yang dipersonalisasi)
KONSEP
MERDEKA
BELAJAR
Perubahan Orientasi Kurikulum
03.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
24
<
Kurikulum Merdeka
Menggunakan pola “SEMI
PRASMANAN”
Kurikulum Merdeka bukan
menggunakan pola “NASI
RAMES”
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
25
04. Kebutuhan Ketrampilan Abad 21
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
26
1. Blogger
2. Web developer
3. Apps creator
4. Drone operator
5. Smart chief listener
6. Smart ketle manager
7. Big data analyst
8. Cyber troops
9. Cyber psicholoyst
10. Forensic cyber crime specialist
11. Cyber patrol
12. Smart animator
13. Game developer
14. Medical sonographer
15. Prosthodontist
16. Social entrepreneur
17. Fashionista and ambassador
18. BIM Developer
19. Cloud computing service
20. Barista
1. Tenaga penjualan
2. Manager pembelian
3. Juru gambar Teknik
4. Teknisi
5. Programmer
6. Manajer layanan IT
7. Manager R & D
8. Operator Mesin Produksi
9. Supervisor Accounting
10. Mandor
11. Kepala Cabang
12. Teller
13. Costumer services
14. Operator call center
15. Publik relation
16. Staff eginering
17. Managemen trainne
18. Teknikal support
19. Staf ekspedisi
20. Sales Promotion Girls
Old Economy New Economy
VS
Sumber: Kemenaker RI, 2018
Transformasi Paradigma
Baru Pendidikan dan
Perubahan Kurikulum
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
27
Keutuhan Pengembangan Kecerdasan:
IQ + EQ + SQ + DQ (Digital Quotient) + IndQ (Ind Quotient)
+
Kecerdasan bersumber dari
Potensi manusia
Kecerdasan bersumber dari
Potensi Teknologi
Kecerdasan bersumber dari
Nilai Ke-Indonesia-an
Explorasi Indonesia Values
+
Pendidikan sebagai faktor kunci Kejayaan Indonesia 2045 dalam rangka Memenuhi Janji
Kemerdekaan (Pembukaan UUD 1945)
05.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
28
UU no. 23/2014
Desentralisasi
pendidikan
diletakkan kepada
pemerintah daerah
UU no. 20/2003:
Pengelolaan sekolah
dilaksanaan dg
prinsip MBS
Transformasi Tatakelola Sekolah
06.
Esensi MBS adalah
OTONOMI SEKOLAH +
FLEKSIBILITAS +
PARTISIPATIF stake holders
sebagai partner peningkatan
mutu sekolah
KOSP
Memberikan ruang pilihan siswa untuk
menentukan sendiri belajarnya, konten
yang dipelajari, strategi belajar yang
sesuai, dan jenis asessment yang
digunakan, agar anak berkembang
sesuai potensinya.
1. Personalise Curriculum
2. Kurikulum Berdiferensiasi
3. Kurikulum Inklusif
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
30
Sekolah = Taman
Model Pembelajaran
AMONG
Pembelajaran yang mendasarkan
ASAH, ASIH, dan ASUH
(Care and Dedication Based On Love)
Mengembalikan pemikiran
Ki Hajar Dewantara
Diagnostik Test
• RPP Berdeferiensiasi
• Berbasis Modul
Setiap Sekolah Boleh
Berbeda (KTSP)
Pembelajaran
Berdifferensiasi
Asesmen bersifat
informatif
Desentralisasi Sekolah
(Sekolah Merdeka)
Implikasi
Kurikulum Merdeka
MBS
KOSP
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
32
Struktur Kurikulum
Merdeka
Bagian C
PASSIONATE
They love their
profession
ACTeVE
They’re dynamic and
practical
CREATIVE
INVESTIGATOR
They discover with
their class
4. Pembelajaran Berbasis
Projek
3. Jam Belajar
ditetapkan per Tahun
2. Capain Pembelajaran
(CP) sebagai penganti
KI/ KD
6.Mengajarkan Mapel
Informatika sejak SMP
5. Asessmen bersifat
kolaboratif.
7. IPA-IPS digabung
menjadi IPAS Di SD
8. Tidak ada penjurusan
9. Prosentase
kelompok kejuruan
70:30. PKL minimal
6 Bulan.
1. Profil Pelajar Pancasila sbg
inti capaian Kurikulum
9 Aspek Dasar Perubahan dalam
Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
34
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
35
Kurikulum ini meneruskan proses peningkatankualitas pembelajaran yang
telah diinisiasikurikulum sebelumnya.
Berbasis kompetensi
• Pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dirangkaikan
sebagai satu kesatuan proses
yang berkelanjutan sehingga
membangun kompetensi
yang utuh, dinyatakan
sebagai Capaian
Pembelajaran (CP).
Pembelajaran yang fleksibel
• CPdisusun dalam fase-fase
(2- 3 tahun per fase), sehingga
peserta didik memiliki
kesempatan untuk belajar
sesuai dengan tingkat
pencapaian (TaRL), kebutuhan,
kecepatan, dan gaya
belajarnya.
• Muatan atau konten
dikurangi agar peserta didik
memiliki waktu yang
memadai untuk menguasai
kompetensi yang
ditargetkan.
Karakter Pancasila
• Sinergi antara kegiatan
pembelajaran rutin sehari-
hari di kelas dengan
kegiatan non- rutin (projek)
interdisipliner yang
berorientasi pada
pembentukan dan penguatan
karakter berdasarkan kerangka
Profil Pelajar Pancasila.
*TaRL: Teaching at the Right Level
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
36
Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks satuan
pendidikan yang sudah diatur dalamkurikulum sebelumnya.
Struktur minimum
• Pemerintah menetapkan
struktur kurikulum
minimum dan satuan
pendidikan dapat
mengembangkan
program dan kegiatan
tambahan sesuai dengan
visi misi dan sumberdaya
yang tersedia.
Otonomi
• Kurikulum memberikan
kemerdekaan pada
satuan pendidikan dan
pendidik untuk
merancang proses dan
materi pembelajaran
yang relevan dan
kontekstual.
• Pemerintah
menyediakan buku
teks dan perangkat ajar
untuk membantu guru
yang membutuhkan
panduan dalam
merancang pembelajaran
Sederhana
• Perubahan yang
seminimal mungkin.
Namun beberapa aspek
berubah secara signifikan
dari kurikulum
sebelumnya. Tujuan, arah
perubahan, dan
rancangannya jelas dan
mudah dipahami sekolah
dan pemangku
kepentingan.
Gotong royong
• Pengembangan kurikulum
dan perangkat ajarnya
dilakukan dengan
melibatkan puluhan
institusi termasuk
Kemenag, universitas,
sekolah, dan lembaga
pendidikan lainnya.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
37
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran
yang efektif dan menyeluruh di semua matapelajaran.
Literasi dan numerasi adalah
kompetensi dasar yang akan
diperkuat serta memperkuat
kompetensi lain yang dibangun di
semua mata pelajaran.
Contoh: kemampuan memahami
informasi berupa teksyang
dipadukan dengan grafik dibangun
melalui beberapamata pelajaran.
Oleh karena itu, tidakbenar bahwa
literasi dannumerasi hanya terkait
denganmapel Bahasa Indonesia dan
Matematika.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
38
PAUD
1. Kegiatan bermain
sebagai proses belajar
yang utama
2. Penguatan literasi dini
dan penanaman
karakter melalui
kegiatan bermain-
belajar berbasis buku
bacaan anak
3. Fase Fondasi untuk
meningkatkan
kesiapan bersekolah
4. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan melalui
kegiatan perayaan hari
besar dan perayaan
tradisi lokal
1. Penguatan kompetensi
yang mendasar dan
pemahaman holistic
2. Untuk memahami
lingkungan sekitar, mata
pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai
mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS)
3. Integrasi computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPAS
4. Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
5. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 2 kali
dalam satu tahun ajaran
1. Penyesuaian dengan
perkembangan
teknologi digital, mata
pelajaran Informatika
menjadi mata
pelajaran wajib
2. Panduan untuk guru
Informatika disiapkan
untuk membantu guru-
guru pemula, sehingga
guru mata pelajaran tidak
harus berlatar belakang
pendidikan informatika
3. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali
dalam satu tahun ajaran
1. Program peminatan/
penjurusan tidak
diberlakukan
2. Di kelas 10 pelajar
menyiapkan diri untuk
menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11. Mata
pelajaran yang dipelajari
serupa dengan di SMP
3. Di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran
dari Kelompok Mapel
Wajib, dan memilih mata
pelajaran dari kelompok
MIPA, IPS, Bahasa, dan
Keterampilan Vokasi sesuai
minat, bakat, dan
aspirasinya
4. Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali
dalam satu tahun ajaran,
dan pelajar menulis esai
ilmiah sebagai syarat
kelulusan
SD SMP SMA SMK
1. Dunia kerja dapat terlibat
dalam pengembangan
pembelajaran
2. Struktur lebih sederhana dengan
dua kelompok mata pelajaran,
yaitu Umum dan Kejuruan.
Persentase kelompok kejuruan
meningkat dari 60% ke 70%
3. Penerapan pembelajaran
berbasis projek dengan
mengintegrasikan mata
pelajaran terkait.
4. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) menjadi mata pelajaran
wajib minimal 6 bulan (1
semester).
5. Pelajar dapat memilih
mata pelajaran di luar
program keahliannya
6. Alokasi waktu khusus projek
penguatan profil pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja
untuk peningkatan soft skill
(karakter dari dunia kerja)
SLB
1. Capaian pembelajaran
pendidikan khusus dibuat
hanya untuk yang
memiliki hambatan
intelektual
2. Untuk pelajar di SLB yang
tidak memiliki hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya sama
dengan sekolah reguler
yang sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
3. Sama dengan pelajar di
sekolah reguler, pelajar di
SLB juga menerapkan
pembelajaran berbasis
projek untuk menguatkan
Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang
sama dengan sekolah
reguler, dengan
kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB
Karakteristik Kurikulum Prototype di Setiap Jenjang
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
39
PROGRAM INTRA-KURIKULER PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA (KOKURIKULER)
PROGRAM EKSTRAKURIKULER
TUJUAN Mengembangkan kompetensi
pelajar sesuai CP
Menguatkan Profil Pelajar Pancasila dan
membangun pemahaman mengenai isu-isu
penting dan melatih kemampuan penyelesaian
masalah dalam tema atau isu penting terkait
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals, SDGs)
Sarana bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi dan melatih
keterampilan sesuai minat dan bakat
peserta didik
METODE ● Menggunakan berbagai metode
pengajaran/pendekatan belajar
● Menggunakan berbagai instrumen
asesmen dalammenilai progress
dan capaian peserta didik
● Melibatkan guru dalamproses
desain asesmen danmoderasi hasil
asesmen
● mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil
dan kontekstual dalam bentuk projek
● Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta
didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel
● Melibatkan seluruh komunitas sekolah
(peserta didik, guru, staf, orangtua) serta
narasumber/profesional
● Bersifat individual dan
merupakan pilihan peserta didik
● Melibatkan guru dan
narasumber profesional dalam
melatih keterampilan tertentu
HASIL ● Bukti pencapaian CP berupa
portfolio/kumpulan hasil pekerjaan
peserta didik dari berbagai
instrumen asesmen
● Dilaporkan melalui rapor
● Bukti berupa jurnal kerja yang fokus pada
proses dan pencapaian tujuanproyek
● Sekolah menyediakan waktu khusus untuk
peserta didik menunjukkan hasil proyek
melalui pameran/pertunjukan
● Dilaporkan melalui rapor pada bagian
terpisah dengan intrakurikuler
● Bukti berupa testimoni atau cerita
dari peserta didik
● Sekolah bisa memilih bentuk
pelaporan
Struktur Program dalam Kurikulum Merdeka
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
40
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan
tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan
sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Muatan Lokal
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
41
PAUD (5-6 tahun)
Penguatan kegiatan bermain-belajar dan kegiatan berbasis buku bacaan anak.
Kurikulum 2013
● Per minggu 900 menit
● Asesmen merujuk pada STPPA
● Asesmen harian perlu dilaporkan
● Pendekatan pembelajaran berbasis
tema
● Pembelajaran calistung yang
dipersepsi sebagai kegiatan drilling
(schoolification)
Arah perubahan kurikulum
● Per minggu 1050 menit
● Asesmen merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP)
● Asesmen yang dilaporkan cukup asesmen
semester
● Pendekatan pembelajaran berbasis literasi (buku
bacaan anak dan bahan teks lainnya)
● Pengintegrasian persiapan literasi dan numerasi ke
dalam CP melalui kegiatan bermain-belajar
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
42
SEKOLAH DASAR (SD)
Perubahan mata pelajaran.
Kurikulum 2013
IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri
Pendekatan tematik
Arah perubahan kurikulum
IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar
IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran
(berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan
kewenangan satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun
beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran
Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
43
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 1
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1)
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Per
Tahun
Per
Minggu
Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Total: 1080 30 828 (23) 252 1080
Usulan:
IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
Kemendikbud hanya mengatur total
jam pelajaran pertahun dan rentang
% alokasi waktu untuk projek per
tahun.
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
jam pelajaran per tahun dan 20-25%
dari jam pelajaran tersebut digunakan
untuk projek kokurikuler
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
47
SMP
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran diSMP.
Kurikulum 2013
Informatika sebagai mata pelajaranpilihan
- Pertimbangan ketersediaan guru
Arah perubahan kurikulum
Informatika sebagai mata pelajaranwajib
- Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar
belakang pendidikan informatika. Buku guru
disiapkan untuk membantu guru-guru“pemula”
dalam mata pelajaran ini
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
48
Contoh: Alokasi waktu mata
pelajaran SMP
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-9)
K13 Kurikulum Sekolah Penggerak
Per Tahun Per
Minggu
Kegiatan
reguler/mingg
u (tahun)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Budi Pekerti*
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 2 54 (2)** 18 (25%) 72
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan,
Rekayasa, Budidaya, Pengolahan)
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
1368 28 (1008) 360 1368
**Pembelajaran reguler tidak
penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
Bahasa Indonesia: 34 minggu
Informatika: 27 minggu
Prakarya menjadi salah
satu pilihan, tidak hanya
Seni.
Pertimbangan: 1) untuk siswa
yang tidak meneruskan ke SMA,
2) meminimalisir perubahan
dari K13
SMA (Kelas 10)
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10.
Kurikulum 2013
Siswa langsung masuk
dalam program peminatan
(IPA, IPS, atau Bahasa &
Budaya)
Tidak ada mata pelajaranIPA
dan IPS. Mata pelajaran
langsung spesifik pada
Fisika, Kimia, Geografi,
Ekonomi, dsb.
Arah perubahan kurikulum
Belum ada peminatan, siswa mengambil semua mata pelajaran wajib
Di kelas 10 siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Siswa perlu
berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orangtua.
Mata pelajaran kelompok IPA dan IPS terdiri dari:
1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6JP)/minggu
2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8JP/minggu)
Sekolah dapat menentukan pengorganisasian IPA dan IPS berdasarkan sumberdaya yang tersedia,yaitu
dengan memilih:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan namun guru Fisika, Kimia, Biologi mengajar bergantian
b. Sebagai mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri
c. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan danpembelajaran
Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan mapel-mapel dalam masing-masing
IPA dan IPS
Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Partisipasi dalam berbagai kegiatanpembelajaran
diharapkan memberi inspirasi terkait topikyang dipilih.
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per
tahun
Total JP Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Budi Pekerti*
72 (2) 36 108
PPKn 54 (2) *** 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 144 432
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)
54 (2) *** 18 72
Muatan Lokal*** 72 (2)** - 72**
Total 1098 (32) 486 1584
Seperti halnya di SMP, di kelas 10
SMA:
● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi,
Sejarah, dan Geografi
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
digabung menjadi“Sejarah”
Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
mata pelajaran wajib dialokasikan
untuk projek kokurikuler
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokaldalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
Bagian D
Penyusunan
Perencanaan
Pembelajaran
Memahami
dan
menganalisis
Capaian
Pembelajaran
Merumuskan
Tujuan
Pembelajaran
Menyusun Alur
Tujuan
Pembelajaran
Merancang
Pembelajaran
▪ Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
▪ Modul Ajar
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
54
55
Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/RA SD/MI/Paket A
Kelas 1-2
SD/MI/Paket A
Kelas 3-4
SD/MI/Paket A
Kelas 5-6
SMP/Mts/Paket B
Kelas 7-9
SMA/MA/Paket C
Kelas 10
SMA/MA/Paket C
Kelas 11-12
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
Konsep Capaian Pembelajaran
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi
yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.
Pembagian
Fase
56
Dibuat dalam bentuk matriks.
Setiap elemen dipetakan menurut
perkembangan peserta didik
Kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
disajikan dalam paragraf yang utuh.
Kemampuan yang perlu dicapai peserta
didik setelah mempelajari mata
pelajaran tersebut
● Alasan mempelajari mapel
tersebut
● Keterkaitan antara Mapel dengan
salah satu (atau lebih) Profil
Pelajar Pancasila
Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran
Komponen Capaian Pembelajaran
Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran
Capaian dalam Setiap Fase
Secara Keseluruhan
Capaian dalam Setiap Fase
menurut Elemen
● Deskripsi umum tentang apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran
● Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
56
57
Prinsip penyusunan CP
menggunakan pendekatan
konstruktivisme yang
membangun pengetahuan dan
berdasarkan pengalaman nyata dan
kontekstual. Menurut teori belajar
konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan
bukanlah kumpulan atau
seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam
CP dalam konstruktivisme adalah
proses membangun
pengetahuan melalui
pengalaman nyata. Pemahaman
tidak bersifat statis, tetapi
berevolusi dan berubah secara
konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-
pengalaman baru yang
memodifikasi pemahaman
sebelumnya.
Perlu
diketahui
Bentuk “Pemahaman” dalam CP
Apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap
sebagai proses berpikir tahap
yang rendah (C2). Namun
demikian, konteks Taksonomi
Bloom sebenarnya digunakan
untuk perancangan
pembelajaran dan asesmen
kelas yang lebih operasional,
bukan untuk CP yang lebih
abstrak dan umum. Taksonomi
Bloom lebih sesuai digunakan
untuk menurunkan/
menerjemahkan CP ke tujuan
pembelajaran yang lebih konkret.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
57
58
Setiap CP suatu mata pelajaran
memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial
yang berlaku sama untuk semua
fase pada mata pelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen tersebut
memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang
untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran
mungkin saja sama atau
berbeda dengan mata
pelajaran lainnya, hal tersebut
disesuaikan dengan karakteristik
pada masing-masing mata
pelajaran.
Perlu
diketahui
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data dan
Peluang
● Dalam CP IPA terdapat elemen
Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
elemen Menyimak, Membaca dan
Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan, Menulis
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
58
59
Elemen Capaian Pembelajaran
Pendidikan Pancasila
● Pancasila
● Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
● Bhinneka Tunggal Ika
● Negara Kesatuan Republik
Indonesia
IPAS
● Pemahaman IPAS (sains dan
sosial)
● Keterampilan Proses
Matematika
● Bilangan
● Aljabar
● Pengukuran
● Geometri
● Analisis Data dan Peluang
Bahasa Indonesia
● Menyimak
● Membaca dan memirsa
● Berbicara dan
mempresentasikan
● Menulis
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
59
Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik
sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Karakteristik Mata Pelajaran
Pemahaman
IPA
Capaian Pembelajaran
Elemen
CP
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
60
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Keterampilan
Proses
Capaian Pembelajaran
Elemen
CP
1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Mengumpulkan
data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir
sistematis sesuai format yang ditentukan.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
61
62
Kompetensi
Kemampuan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan oleh peserta didik yang
menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Tujuan
Pembelajaran
(TP)
terdiri atas:
Lingkup materi
Ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang
perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran
Kriteria
Alur Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan
pengembangan kompetensi yang
harus dikuasai secara utuh dalam
satu fase.
Menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear
dari awal hingga akhir fase.
Menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam
satu fase
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
62
63
Perlu diketahui
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk
merumuskan tujuan pembelajaran,
diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Pendidik diharapkan untuk
tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau
pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori
tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
pelajaran serta konsep/topik
yang dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
63
64
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di
bawah ini:
Pengurutan dari yang
Konkret ke yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).
Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah
ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep
perkalian.
Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan
tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
64
66
Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis
‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP
Elemen Kompetensi Lingkup Materi
Bilangan Pada akhir Fase B, peserta didik
menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000.
Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi,
dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga
dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik
dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan
seterusnya.
1. Memahami
2. Menentukan
3. Membandingkan
4. Mengurutkan
5. Melakukan
6. Menyelesaikan masalah
1. Bilangan cacah sampai 10.000
2. Nilai tempat
3. Komposisi dan dekomposisi
bilangan
4. Menggunakan ribuan sebagai
satuan
5. Operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan
Tujuan Pembelajaran:
B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.
B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan Dan seterusnya.
dst.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
66
67
● Rencana pembelajaran dirancang untuk untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
● Rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur
tujuan pembelajaran dan disusun lebih rinci.
● Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh
pemerintah.
● Rencana pembelajaran yang dibuat dapat
berbeda-beda,
● Rencana pembelajaran dirancang dengan
memperhatikan berbagai faktor lainnya,
termasuk faktor peserta didik yang berbeda,
lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran, dan lain-lain.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
67
68
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran/RPP
Modul Ajar
Dapat berupa:
Rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran
mencapai CP
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
68
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
TUJUAN LANGKAH/
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN/ ASESMEN
PEMBELAJARAN
Minimal memuat:
PERMENDIKBUDRISTEK NOMOR 16 TAHUN 2022 TENTANG STANDAR PROSES
Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran,
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
69
70
Perbandingan Antara Komponen Minimum Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
Komponen minim rencana pelaksanaan
pembelajaran
Komponen minimum modul ajar
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk
di awal pembelajaran dan rencana asesmen di
akhir pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan pembelajaran.
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang
dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran
beserta instrumen dan cara penilaiannya.
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran
beserta instrumen dan cara penilaiannya.
● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk,
misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar
kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
70
71
Modul Ajar
Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan,
langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi
dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Informasi Umum Komponen Inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran
yang digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Refleksi peserta didik dan
pendidik
● Lembar kerja peserta
didik
● Pengayaan dan remedial
● Bahan bacaan pendidik
dan peserta didik
● Glosarium
● Daftar pustaka
Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap
Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi
contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul
ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik
peserta didik.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
71
72
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
72
73
PELAPORAN
HASIL BELAJAR
Rapor peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK atau sederajat
meliputi komponen identitas
peserta didik, nama satuan
pendidikan, kelas, semester,
mata pelajaran, nilai,
deskripsi, catatan guru,
presensi, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
73
Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
P5
Bagian E
75
75
Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5)
• Berdasarkan Kepmendikbudristek No.56/M/2022, Projek penguatan
profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari
segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
• P5 dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan
kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan
dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat
melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
75
Profil Pelajar Pancasila
menjadi inti dalam Kurikulum Merdeka
1
• Penanaman dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila akan dilakukan melalui projek yang mengacu kepada
tema-tema yang telah ditentukan oleh pemerintah, dan sekolah dapat memilih. Projek dilakukan 2-3 kali dalam
satu tahun sesuai jenjang.
2
• P4 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap
permasalahan di lingkungan sekitar melalui projek.
3
• P4 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang
fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk
menguatkan berbagai kompetensi.
4
• P4 didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
76
77
Penguatan Nilai Karakter Pancasila
Berbasis Kearifan Budaya
Proyek Profil
Pelajar Pancasila
Sedekah Bumi
Hari Ibu
HUT RI
Maulud
Nabi,
Paskah,
Nyepi, dll
Kearifan budaya lokal yang
mengandung nilai-nilai karakter
Indentifikasi nilai-nilai karakter
Profil Pelajar Pancasila
Memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk belajar dalam situasi
tidak formal, fleksibel, lebih interaktif,
dan juga terlibat langsung dengan
lingkungan sekitar untuk menguatkan
berbagai kompetensi.
Berkebinekaa
n global
Bergoton
g
royong
Kreatif
Bernalar kritis
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan Yang
Maha Esa,
berakhlak mulia
Mandiri
Pelajar
Pelajar
Pancasila
MINIMAL MELAKSANAKAN 1 TEMA
PADA SETIAP TAHUN AJARAN.
1. Gaya Hidup berkelanjutan
2. Kearifan local
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokari
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI
7. Kewirausahaan
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
77
78
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1 3 4
Memahami Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Mengelola Projek Menilai Projek
1. Membentuk tim fasilitator
projek
2. Mengidentifikasi tingkat
kesiapan satuan pendidikan
3. Merancang alokasi waktu,
4. Merancang dimensi dan tema
projek penguatan profil pelajar
Pancasila
5. Menyusun Modul projek
6. Menentukan tujuan
pembelajaran
7. Mengembangkan topik, alur,
dan asesmen
Makna profil pelajar
Pancasila , Perlunya
P5, Gambaran P5,
Prinsip P5, Manfaat
P5
Merancang dan
Mengembangkan Projek
2
Menyiapkan Ekosistem
satuan Pendidikan :
-Budaya sekolah,
-Peran murid, pendidik,
kasek, dinas
A. Memulai Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
B. Mengoptimalkan
Pelaksanaan Projek
Penguatan Pelajar
Pancasila
C. Menutup Rangkaian
Kegiatan Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
A. Mengoleksi Hasil
Projek
B. Mengolah Hasil
Asesmen
C. Melaporkan Hasil
Projek dalam Bentuk
Rapor Projek
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
78
79
7 Tema projek penguatan profil pelajar Pancasila
Kearifan Lokal
(SD-SMA)
Membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA)
Berkolaborasi dalam melatih daya
pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk
berteknologi yang memudahkan
kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di
tingkat lokal dan masalah yang ada
dalam pengembangan potensi
tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika (SD-
SMA)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama dan
kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat sekitar dan di Indonesia
serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya.
Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD-SMA)
Memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan Raganya
(SD-SMA)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang
sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA)
Merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi
serta tantangannya dalam konteks
yang
berbeda, termasuk dalam organisasi
sekolah dan/atau dalam
dunia kerja.
Tema-tema projek sudah
ditentukan oleh pemerintah.
Berangkat dari tema yang ada,
tim fasilitator projek dapat
mengembangkan topik spesifik
yang sesuai dengan konteks
dan kebutuhan sekolah.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
79
80
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek.
Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi
profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis.
Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan
dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah.
Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di
kelasnya sebagai berikut:
Projek 1 Projek 2 Projek 3
Dimensi Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP
*Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
80
81
Pilihan Waktu
Pelaksanaan
Projek
a) Menentukan
satu hari dalam
seminggu untuk
pelaksanaan
projek (misalnya
hari Jumat). Seluruh
jam belajar pada hari
itu digunakan untuk
projek.
M A R E T 2 0 2 1
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1
UPACARA
2 3 4 5
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
6
7 8
UPACARA
9 10 11 12
Isra Mi'raj
13
CUTI BERSAMA
14
HARI RAYA
NYEPI
15
UPACARA
16 17 18 19
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
20
21 22
UPACARA
23 24 25 26
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
27
28 29
UPACARA
30 31
Catatan:
• Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek. Untuk periode
waktu belajar dapat disesuaikan dengan jenjang masing-masing.
• Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak
terikat pada tahapan kesiapan satuan pendidikan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
81
82
b) Mengalokasikan 1-
2 jam pelajaran
di akhir hari,
khusus untuk
mengerjakan
projek. Bisa
digunakan untuk
eksplorasi di sekitar
satuan pendidikan
sebelum peserta
didik pulang.
No/ Kelas Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1
I
07.15-07.50 Upacara
2 07.50-08.25 Upacara
3 08.25-09.00
09.00-09.15 I S T I R A H A T
4 09.15-09.50
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
5 09.50--10.25
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
6 10.25-11.00
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
7 11.00-11.35
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
-
Projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Pilihan Waktu
Pelaksanaan
Projek
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
82
c) Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu
atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya), di mana semua Tenaga
Pendidik berkolaborasi mengajar projek setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan.
M A R E T 2 0 2 1
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1
UPACARA
2 3 4 5 6
7 8
UPACARA
9 10 11 12
Isra Mi'raj
13
CUTI BERSAMA
14
HARI RAYA NYEPI
15 UPACARA
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
16
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
17
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
18
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
19
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
20
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
21 22 UPACARA
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
23
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
24
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
25
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
26
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
27
Pelaksanaan
projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
28 29
UPACARA
30 31
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
83
84 84
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek.
Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan
dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan
Bernalar Kritis. Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan
Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah.
Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di
kelasnya sebagai berikut:
Projek 1 Projek 2 Projek 3
Dimensi Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Bergotong-Royong
Bernalar Kritis
Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP
*Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran.
**Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
84
85
Mengadaptasi Modul yang
Sudah Ada
Mengadaptasi modul yang sudah
tersedia adalah pilihan awal bagi
sekolah yang belum terbiasa
melaksanakan pembelajaran
berbasis projek yang integratif
dan kolaboratif.
Membuat Modul secara
Mandiri
Membuat modul secara mandiri
adalah pilihan lanjutan bagi
sekolah yang sudah terbiasa
melaksanakan pembelajaran
berbasis projek yang integratif
dan kolaboratif.
4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Pemerintah menyediakan
beragam contoh modul
projek. Pada tahap awal
guru diharapkan dapat
mengadaptasi modul
tersebut sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan
sekolah, sementara pada
tahap lanjutan guru
diharapkan dapat
merancangnya secara
mandiri.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
85
86
Komponen modul projek penguatan profil pelajar Pancasila
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan
untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut:
Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen
● Tema dan topik atau judul
modul
● Fase atau jenjang sasaran
● Durasi kegiatan
● Pemetaan dimensi, elemen,
sub elemen Profil Pelajar
Pancasila yang menjadi tujuan
projek
● Rubrik pencapaian berisi
rumusan kompetensi yang
sesuai dengan fase peserta
didik (Untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah)
● Alur aktivitas projek secara
umum
● Penjelasan detail tahapan
kegiatan dan asesmennya
● Instrumen pengolahan hasil
asesmen untuk
menyimpulkan pencapaian
projek
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan
menambahkan komponen berikut:
● Deskripsi singkat projek
● Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
● Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
● Referensi pendukung
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
86
87
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
87
88
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
88
89
Deskripsi singkat projek
berisi penjelasan mengenai
konteks dan tujuan projek
serta gambaran umum proses
pelaksanaannya.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
89
90
Rapor mencantumkan dimensi, sub-
elemen, dan rumusan kompetensi sesuai
fase peserta didik dari profil pelajar
Pancasila sesuai dengan tujuan projek
yang sudah ditentukan.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
90
91
Penilaian individual anak.
Berisi capaian sub-elemen profil
pelajar Pancasila berdasarkan 4
kriteria: Mulai Berkembang,
Berkembang, Berkembang Sesuai
Harapan, dan Sangat Berkembang.
Sementara di bagian akhir terdapat
deskripsi satu paragraf singkat
mengenai pencapaian peserta didik
yang menggambarkan proses yang
paling berkembang dan proses
yang masih perlu mendapat
perhatian.
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
91
Kebijakan dan Panduan dapat diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
92
Penyusunan
Kurikulum Operasional
KOSP
Bagian F
Penyusunan
Kurikulum
Operasional
Tingkat Satuan
Pendidikan
Kerangka Dasar
Kurikulum ditetapkan
oleh Pemerintah
Pusat
Mekanisme Penyusunan Kurikulum Merdeka
Contoh
Perangkat Ajar:
1) Buku Teks
Pelajaran,
2) Bahan Ajar, 3)
Modul ajar mata
pelajaran dan
projek profil
pelajar Pancasila,
4) Contoh
kurikulum
satuan
pendidikan
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
94
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
95
1. Karakteristik Sekolah
2. Visi
3. Misi
4. Tujuan
5. Pengorganisasaian Pembelajaran
6. Rencana Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran dan Elemen Capaian Pembelajaran
b. Pengaturan Beban Belajar
7. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Professional
8. Penutup
KURIKULUM OPERASIONAL TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KOSP)
Lampiran-lampiran:
a. Program Tahunan
b. Kalender Pendidikan
c. Jadwal Aktivitas Pembelajaran
d. Peta Konsep
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
f. Asesmen
Kata Pengantar
SK Penetapan Kurikulum
Lembar Pengesahan Kurikulum
Daftar Isi
Kegiatan PENDAMPINGAN,
PEMBINAAN dan
PEMANTAUAN
Penguatan MBS &
KETERLIBATAN KOMITE
SEKOLAH
KAPASITASI SDM: Kompetensi PTK,
KS,Tenaga pendamping, dll
Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum
Implementasi Kurikulum
Merdeka
KETERSEDIAAN BUKU sebagai
bahan ajar dan sumber belajar.
BAGAIMANA BILA BELUM ADA?
FAKTOR
PENENTU
FAKTOR
PENDUKUNG
Peserta
Didik
Lulusan
(Profil Pelajar
Pancasila)
UNIVERSITAS
NEGERI
SURABAYA
10
4
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Powerpoint Akreditasi Sekolah
Powerpoint Akreditasi SekolahPowerpoint Akreditasi Sekolah
Powerpoint Akreditasi SekolahFaisal Midfilder
 
Notulen Diskusi KS.pdf
Notulen Diskusi KS.pdfNotulen Diskusi KS.pdf
Notulen Diskusi KS.pdfNiaKurniati59
 
Surat keterangan perbaikan nama
Surat keterangan perbaikan namaSurat keterangan perbaikan nama
Surat keterangan perbaikan namaLuqman Saifurrohim
 
Platform Merdeka Mengajar.pptx
Platform Merdeka Mengajar.pptxPlatform Merdeka Mengajar.pptx
Platform Merdeka Mengajar.pptxSatriaRafi2
 
LITERASI NUMERASI (1).pptx
LITERASI NUMERASI (1).pptxLITERASI NUMERASI (1).pptx
LITERASI NUMERASI (1).pptxBagusSatrioo
 
Ppt penguatan lokakarya
Ppt penguatan lokakaryaPpt penguatan lokakarya
Ppt penguatan lokakaryaDian Sari
 
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxPPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxFadyaAnjani
 
STRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptx
STRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptxSTRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptx
STRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptxHengkiE3
 
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptx
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptxPerencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptx
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptxFatmaHandane1
 
SK TPPK paud 2023.pdf
SK TPPK paud 2023.pdfSK TPPK paud 2023.pdf
SK TPPK paud 2023.pdfKomalasari96
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Irman Ramly
 
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptxStrategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptxAndriFriyanto1
 
BAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023 TB.docx
BAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023  TB.docxBAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023  TB.docx
BAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023 TB.docxGarindoPrayitno
 
sosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptxsosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptxheripriyanto12
 
Presentasi PKKS 2022.pptx
Presentasi PKKS 2022.pptxPresentasi PKKS 2022.pptx
Presentasi PKKS 2022.pptxDidiAhmadi10
 
materi profil pelajar pancasila ppt
materi profil pelajar pancasila pptmateri profil pelajar pancasila ppt
materi profil pelajar pancasila pptsriagunggb
 
Materi Sosialisasi Penyelarasan
Materi Sosialisasi PenyelarasanMateri Sosialisasi Penyelarasan
Materi Sosialisasi PenyelarasanFebrian Bahari Adi
 
Paparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdf
Paparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdfPaparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdf
Paparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdfLaRahman2
 

What's hot (20)

Powerpoint Akreditasi Sekolah
Powerpoint Akreditasi SekolahPowerpoint Akreditasi Sekolah
Powerpoint Akreditasi Sekolah
 
Notulen Diskusi KS.pdf
Notulen Diskusi KS.pdfNotulen Diskusi KS.pdf
Notulen Diskusi KS.pdf
 
Surat keterangan perbaikan nama
Surat keterangan perbaikan namaSurat keterangan perbaikan nama
Surat keterangan perbaikan nama
 
Platform Merdeka Mengajar.pptx
Platform Merdeka Mengajar.pptxPlatform Merdeka Mengajar.pptx
Platform Merdeka Mengajar.pptx
 
Contoh proposal-ppdb
Contoh proposal-ppdbContoh proposal-ppdb
Contoh proposal-ppdb
 
PARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUMPARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUM
 
LITERASI NUMERASI (1).pptx
LITERASI NUMERASI (1).pptxLITERASI NUMERASI (1).pptx
LITERASI NUMERASI (1).pptx
 
Ppt penguatan lokakarya
Ppt penguatan lokakaryaPpt penguatan lokakarya
Ppt penguatan lokakarya
 
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxPPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
 
STRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptx
STRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptxSTRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptx
STRATEGI PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI DALAM PPB.pptx
 
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptx
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptxPerencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptx
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptx
 
SK TPPK paud 2023.pdf
SK TPPK paud 2023.pdfSK TPPK paud 2023.pdf
SK TPPK paud 2023.pdf
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
 
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptxStrategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
 
BAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023 TB.docx
BAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023  TB.docxBAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023  TB.docx
BAB I KURIKULUM KTSP 2022-2023 TB.docx
 
sosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptxsosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptx
 
Presentasi PKKS 2022.pptx
Presentasi PKKS 2022.pptxPresentasi PKKS 2022.pptx
Presentasi PKKS 2022.pptx
 
materi profil pelajar pancasila ppt
materi profil pelajar pancasila pptmateri profil pelajar pancasila ppt
materi profil pelajar pancasila ppt
 
Materi Sosialisasi Penyelarasan
Materi Sosialisasi PenyelarasanMateri Sosialisasi Penyelarasan
Materi Sosialisasi Penyelarasan
 
Paparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdf
Paparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdfPaparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdf
Paparan e-Rapor KM 12122022_Elly Final.pdf
 

Similar to KURIKULUM MERDEKA

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxAndriSusanto37
 
Implementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptxyulianagilangcandrab
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxCahyoNugroho82
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxLukeagustin1
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxPutriPramestiningtya
 
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptxKonsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptxcindymayeza
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxMukadimTehuayo
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxYunusYunus32
 
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptxRatnaFitriani15
 
KURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptxKURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptxEviLisna
 
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptxrayyan nafiz
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxPapiIzza
 
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxIMADEBILLYRAMA
 
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxMATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxmuhelyasprabowo
 
PPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptx
PPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptxPPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptx
PPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptxFaikatushalihat
 
KUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdf
KUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdfKUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdf
KUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdfMutamimatulUla1
 
Berbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBerbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBektiWidhianto
 

Similar to KURIKULUM MERDEKA (20)

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
Implementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka BAHAN PENGIMBASAN.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptx
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptxPresentasi Kurikulum Merdeka.pptx
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptxKonsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
willy boop
willy boopwilly boop
willy boop
 
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
 
KURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptxKURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
 
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxMATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
 
PPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptx
PPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptxPPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptx
PPT HAMBATAN PEMASARAN FAIKATUSHALIHAT.pptx
 
IKM.pdf
IKM.pdfIKM.pdf
IKM.pdf
 
KUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdf
KUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdfKUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdf
KUR MERDEKA PERTEMUAN 1_compressed.pdf
 
Berbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBerbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

KURIKULUM MERDEKA

  • 1. KURIKULUM MERDEKA D i s a m p a i k a n d a l a m R e k r u i t m e n D o s e n , G u r u P a m o n g , d a n A d m i n I T P P G D a l a m J a b a t a n K a t e g o r i 1 U N E S A , 0 6 M e i 2 0 2 3 Oleh: Dr. Martadi, M.Sn
  • 2. Topik Materi Presentasi Konteks Teks Praktik BAGIAN I BAGIAN III A. KEBIJAKAN KURIKULUM MERDEKA B. RASIONAL KURIKULUM MERDEKA C. STRUKTUR KURIKULUM D. PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN/ MODUL AJAR E. PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA F. KURIKULUM OPERASIONAL (KOSP) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2 BAGIAN II
  • 4. Berbagai Sebutan Kurikulum Merdeka KURIKULUM PARADIGMA BARU • Menggunakan pendekatan paradigma baru dalam pembelajaran yang menekankan merdeka belajar. KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK • Kurikulum ini masih terbatas diterapkan di sekolah-sekolah penggerak yang di tunjuk. KURIKULUM SMK PK • Kurikulum ini diterapkan bagi SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) KURIKULUM PROTOTYPE • Kurikulum masih terbuka untuk di sempurnakan • Penerapannya masih bersifat terbatas (ujicoba) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 4
  • 5. Pendidikan Bermutu Bagi Seluruh Rakyat Indonesia melalui Kebijakan Merdeka Belajar UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 5
  • 6. Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Memuat 3 opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja guru. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Standar Isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan Kurikulum Merdeka. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. SKL menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan Kurikulum Merdeka. Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka. Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022 Dimensi, Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar Pancasila yang dapat digunakan terutama untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022 Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan regulasi berikut: UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 6
  • 7. Sejak Tahun Ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru. Kurikulum ini diterapkan mulai dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA & SMALB dan SMK kelas X. Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai TK B, kelas I, IV, VII, dan X. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka. Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023: ● Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan ● Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan ● Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar. Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing
  • 8. Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Pilihan 3: Mandiri Berbagi Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Pilihan 2: Mandiri Berubah Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Pilihan 1: Mandiri Belajar Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan. Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
  • 9. Kurikulum Merdeka menguatkan orientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka: 1 2 3 Penyederhanaan konten, fokus pada materi esensial. Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif, aplikatif, dan lintas mata pelajaran. Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan jam pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk merancang kurikulum operasional dan pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta didik. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 9
  • 10. Keunggulan Kurikulum Merdeka Lebih Sederhana dan Mendalam Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan. 1 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 10
  • 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11 Lebih Merdeka 2 Peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah: memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Keunggulan Kurikulum Merdeka UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 11
  • 12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12 Lebih Relevan dan Interaktif Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. 3 Keunggulan Kurikulum Merdeka UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 12
  • 13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13 Buku Saku Kurikulum Merdeka Risalah Kebijakan Dampak Penyederhanaan Kurikulum Buku Saku Platform Merdeka Mengajar Kurikulum Merdeka diperkenalkan kepada seluruh pemangku kepentingan melalui berbagai media: UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 13
  • 14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14 Dukungan implementasi Kurikulum Merdeka melalui kebijakan penyediaan buku pendidikan Penyusunan Buku ● Buku pendidikan yang telah diimplementasikan di sekolah penggerak dan SMK Pusat Keunggulan ● Buku pendidikan lanjutan untuk SMK (bersama industri), pendidikan khusus, serta pendidikan kesetaraan ● Total buku yang telah disusun 453 judul, dengan rincian: ○ PAUD: 6 judul ○ SD: 174 judul ○ SMP: 99 judul ○ SMA: 119 judul ○ SMK: 50 judul ○ Pendidikan khusus: 5 judul Penilaian Buku ● Penilaian buku dilakukan untuk mendukung pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter ● Penilaian buku dilakukan secara daring dan melibatkan profesional, akademisi, dan praktisi ● Pendaftaran dilakukan sepanjang tahun ● Hasil penilaian dapat didapatkan secara daring UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 14
  • 16. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 16 MENYESUAIKAN PERUBAHAN TEORI BELAJAR Teori belajar semakin Humanis – Student Center .Learning MEWADAHI KEUNIKAN ANAK & ORIENTASI KURIKULUM Kurikulum memfasilitasi ragam bakat-potensi anak MENGUATKAN OTONOMI SEKOLAH Kondisi setiap sekolah berbeda perlu di beri ruang otonomi yg lebih luwes. MENGUATKAN KEMBALI IDENTITAS BANGSA Kurikulum harus merujuk pada tujuan Pendidikan Nasional dan menguatkan jatidiri anak Indonesia. MENYIAPKAN UNTUK ERA INDUSTRY 4.0 Lanskape pekerjaan berubah, kompetensi yang dibutuhkan karakter, soft skills, dan literasi-numerasi. KontekdanKonsepKurikulum Merdeka MENJALANKAN AMANAT UNDANG-UNDANG Tujuan Pendidikan nasional dalam UU No 20 Tahun 2003 01. 03. 04. 05. 06. 02.
  • 17. Manusia yang Beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, warga negara yang demokratis, bertanggung jawab Amanah Tujuan Pendidikan sesuai UU No.20 Th 2003 Profil Pelajar Pancasila 01. Tujuan Pendidikan Nasional UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 17
  • 18. Gambaran Masyarakat Indonesia ke Depan Dunia terintegrasi. Digital revolusion makes the world borderless in terms of geography, social, economic, politic, and culture. Konvergensi sains dan teknologi. Proliviration and democratisation have made knowledge and technology get closed and interact. Laju inovasi dan teknologi disruptif. The unity of cyber system and physical system in the 4.0 industrial era has led to massive and rapid development of disruptive technology in all aspects of life. Lanskap belajar yang makin terbuka dan tanpa batas. Inovation and educational technology have provided all people with opportunities to learn in a more personal mode, more choices, and autonomous learning. Masyarakat Tradisi Masyarakat Terbuka Digerakkan oleh “materialisme”, responsif thd perubahan, hidup dan berpikir dalam alam hiper-inovatif Digerakkan oleh “spiritualisme”, bertahan pada ikatan-ikatan ke “dalam” (tradisi, agama, adat, kepercayaan, dan kedaerahan) MEGATREND 2045 TUGAS PENDIDIKAN Sumber: BSNP, 2020, Naskah Akademik Arah Kompetensi 2045, Buku1. Bagaimana sistem pendidikan di sekolah dibangun agar anak mampu hidup di alam hiper-inovatif tetapi kokoh berpijak pada tradisi? DUA CIRI Menjaga keseimbangan dialektika masyarakat terbuka dan masyarakat tradisi itu.
  • 19. Pendidikan Tradisional Para “Penantang” Telah Datang Bayangkan raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, atau Amazon yang menawarkan pendidikan murah, disesuaikan dengan kebutuhan pribadi, mungkin dengan skema gaya "Netflix untuk pendidikan" yang fleksibel. Kondisi yang mengancam Eksistensi Lembaga Pendidikan
  • 20. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 20 Sibernetik Konstruk tivistik Ki Hajar Dewantara Perubahan Teori Belajar Teori belajar yang mendasari Kurikulum Merdeka 02.
  • 22. 03. Mewadahi Differensiasi Potensi Anak UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 22
  • 23. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 23 © Steve Wheeler, University of Plymouth, 2010 Just in case (untuk berjaga jaga Just in time (sesuai waktu) Just for me (hanya untukku) Just for me (hanya untukku) Apprenticeship Curriculum (Kurikulum magang) Standard Curriculum (Kurikulum Standart) Bespoke Curriculum (Kurikulum Pesanan) Personalised Curriculum (Kurikulum yang dipersonalisasi) Personal Learning Environment (Lingkungan belajar yang dipersonalisasi) KONSEP MERDEKA BELAJAR Perubahan Orientasi Kurikulum 03.
  • 25. < Kurikulum Merdeka Menggunakan pola “SEMI PRASMANAN” Kurikulum Merdeka bukan menggunakan pola “NASI RAMES” UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 25
  • 26. 04. Kebutuhan Ketrampilan Abad 21 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 26
  • 27. 1. Blogger 2. Web developer 3. Apps creator 4. Drone operator 5. Smart chief listener 6. Smart ketle manager 7. Big data analyst 8. Cyber troops 9. Cyber psicholoyst 10. Forensic cyber crime specialist 11. Cyber patrol 12. Smart animator 13. Game developer 14. Medical sonographer 15. Prosthodontist 16. Social entrepreneur 17. Fashionista and ambassador 18. BIM Developer 19. Cloud computing service 20. Barista 1. Tenaga penjualan 2. Manager pembelian 3. Juru gambar Teknik 4. Teknisi 5. Programmer 6. Manajer layanan IT 7. Manager R & D 8. Operator Mesin Produksi 9. Supervisor Accounting 10. Mandor 11. Kepala Cabang 12. Teller 13. Costumer services 14. Operator call center 15. Publik relation 16. Staff eginering 17. Managemen trainne 18. Teknikal support 19. Staf ekspedisi 20. Sales Promotion Girls Old Economy New Economy VS Sumber: Kemenaker RI, 2018 Transformasi Paradigma Baru Pendidikan dan Perubahan Kurikulum UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 27
  • 28. Keutuhan Pengembangan Kecerdasan: IQ + EQ + SQ + DQ (Digital Quotient) + IndQ (Ind Quotient) + Kecerdasan bersumber dari Potensi manusia Kecerdasan bersumber dari Potensi Teknologi Kecerdasan bersumber dari Nilai Ke-Indonesia-an Explorasi Indonesia Values + Pendidikan sebagai faktor kunci Kejayaan Indonesia 2045 dalam rangka Memenuhi Janji Kemerdekaan (Pembukaan UUD 1945) 05. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 28
  • 29. UU no. 23/2014 Desentralisasi pendidikan diletakkan kepada pemerintah daerah UU no. 20/2003: Pengelolaan sekolah dilaksanaan dg prinsip MBS Transformasi Tatakelola Sekolah 06. Esensi MBS adalah OTONOMI SEKOLAH + FLEKSIBILITAS + PARTISIPATIF stake holders sebagai partner peningkatan mutu sekolah KOSP
  • 30. Memberikan ruang pilihan siswa untuk menentukan sendiri belajarnya, konten yang dipelajari, strategi belajar yang sesuai, dan jenis asessment yang digunakan, agar anak berkembang sesuai potensinya. 1. Personalise Curriculum 2. Kurikulum Berdiferensiasi 3. Kurikulum Inklusif UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 30
  • 31. Sekolah = Taman Model Pembelajaran AMONG Pembelajaran yang mendasarkan ASAH, ASIH, dan ASUH (Care and Dedication Based On Love) Mengembalikan pemikiran Ki Hajar Dewantara
  • 32. Diagnostik Test • RPP Berdeferiensiasi • Berbasis Modul Setiap Sekolah Boleh Berbeda (KTSP) Pembelajaran Berdifferensiasi Asesmen bersifat informatif Desentralisasi Sekolah (Sekolah Merdeka) Implikasi Kurikulum Merdeka MBS KOSP UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 32
  • 34. PASSIONATE They love their profession ACTeVE They’re dynamic and practical CREATIVE INVESTIGATOR They discover with their class 4. Pembelajaran Berbasis Projek 3. Jam Belajar ditetapkan per Tahun 2. Capain Pembelajaran (CP) sebagai penganti KI/ KD 6.Mengajarkan Mapel Informatika sejak SMP 5. Asessmen bersifat kolaboratif. 7. IPA-IPS digabung menjadi IPAS Di SD 8. Tidak ada penjurusan 9. Prosentase kelompok kejuruan 70:30. PKL minimal 6 Bulan. 1. Profil Pelajar Pancasila sbg inti capaian Kurikulum 9 Aspek Dasar Perubahan dalam Kurikulum Merdeka UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 34
  • 35. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 35 Kurikulum ini meneruskan proses peningkatankualitas pembelajaran yang telah diinisiasikurikulum sebelumnya. Berbasis kompetensi • Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh, dinyatakan sebagai Capaian Pembelajaran (CP). Pembelajaran yang fleksibel • CPdisusun dalam fase-fase (2- 3 tahun per fase), sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (TaRL), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya. • Muatan atau konten dikurangi agar peserta didik memiliki waktu yang memadai untuk menguasai kompetensi yang ditargetkan. Karakter Pancasila • Sinergi antara kegiatan pembelajaran rutin sehari- hari di kelas dengan kegiatan non- rutin (projek) interdisipliner yang berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila. *TaRL: Teaching at the Right Level
  • 36. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 36 Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang sudah diatur dalamkurikulum sebelumnya. Struktur minimum • Pemerintah menetapkan struktur kurikulum minimum dan satuan pendidikan dapat mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi misi dan sumberdaya yang tersedia. Otonomi • Kurikulum memberikan kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual. • Pemerintah menyediakan buku teks dan perangkat ajar untuk membantu guru yang membutuhkan panduan dalam merancang pembelajaran Sederhana • Perubahan yang seminimal mungkin. Namun beberapa aspek berubah secara signifikan dari kurikulum sebelumnya. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan. Gotong royong • Pengembangan kurikulum dan perangkat ajarnya dilakukan dengan melibatkan puluhan institusi termasuk Kemenag, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.
  • 37. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 37 Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di semua matapelajaran. Literasi dan numerasi adalah kompetensi dasar yang akan diperkuat serta memperkuat kompetensi lain yang dibangun di semua mata pelajaran. Contoh: kemampuan memahami informasi berupa teksyang dipadukan dengan grafik dibangun melalui beberapamata pelajaran. Oleh karena itu, tidakbenar bahwa literasi dannumerasi hanya terkait denganmapel Bahasa Indonesia dan Matematika.
  • 38. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 38 PAUD 1. Kegiatan bermain sebagai proses belajar yang utama 2. Penguatan literasi dini dan penanaman karakter melalui kegiatan bermain- belajar berbasis buku bacaan anak 3. Fase Fondasi untuk meningkatkan kesiapan bersekolah 4. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan melalui kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal 1. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistic 2. Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 3. Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS 4. Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan 5. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran 1. Penyesuaian dengan perkembangan teknologi digital, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib 2. Panduan untuk guru Informatika disiapkan untuk membantu guru- guru pemula, sehingga guru mata pelajaran tidak harus berlatar belakang pendidikan informatika 3. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran 1. Program peminatan/ penjurusan tidak diberlakukan 2. Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan di SMP 3. Di kelas 11 dan 12 pelajar mengikuti mata pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib, dan memilih mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan Keterampilan Vokasi sesuai minat, bakat, dan aspirasinya 4. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran, dan pelajar menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan SD SMP SMA SMK 1. Dunia kerja dapat terlibat dalam pengembangan pembelajaran 2. Struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu Umum dan Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70% 3. Penerapan pembelajaran berbasis projek dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait. 4. Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester). 5. Pelajar dapat memilih mata pelajaran di luar program keahliannya 6. Alokasi waktu khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk peningkatan soft skill (karakter dari dunia kerja) SLB 1. Capaian pembelajaran pendidikan khusus dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan intelektual 2. Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki hambatan intelektual, capaian pembelajarannya sama dengan sekolah reguler yang sederajat, dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum 3. Sama dengan pelajar di sekolah reguler, pelajar di SLB juga menerapkan pembelajaran berbasis projek untuk menguatkan Pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang sama dengan sekolah reguler, dengan kedalaman materi dan aktivitas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pelajar di SLB Karakteristik Kurikulum Prototype di Setiap Jenjang
  • 39. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 39 PROGRAM INTRA-KURIKULER PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (KOKURIKULER) PROGRAM EKSTRAKURIKULER TUJUAN Mengembangkan kompetensi pelajar sesuai CP Menguatkan Profil Pelajar Pancasila dan membangun pemahaman mengenai isu-isu penting dan melatih kemampuan penyelesaian masalah dalam tema atau isu penting terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs) Sarana bagi peserta didik untuk mengeksplorasi dan melatih keterampilan sesuai minat dan bakat peserta didik METODE ● Menggunakan berbagai metode pengajaran/pendekatan belajar ● Menggunakan berbagai instrumen asesmen dalammenilai progress dan capaian peserta didik ● Melibatkan guru dalamproses desain asesmen danmoderasi hasil asesmen ● mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk projek ● Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel ● Melibatkan seluruh komunitas sekolah (peserta didik, guru, staf, orangtua) serta narasumber/profesional ● Bersifat individual dan merupakan pilihan peserta didik ● Melibatkan guru dan narasumber profesional dalam melatih keterampilan tertentu HASIL ● Bukti pencapaian CP berupa portfolio/kumpulan hasil pekerjaan peserta didik dari berbagai instrumen asesmen ● Dilaporkan melalui rapor ● Bukti berupa jurnal kerja yang fokus pada proses dan pencapaian tujuanproyek ● Sekolah menyediakan waktu khusus untuk peserta didik menunjukkan hasil proyek melalui pameran/pertunjukan ● Dilaporkan melalui rapor pada bagian terpisah dengan intrakurikuler ● Bukti berupa testimoni atau cerita dari peserta didik ● Sekolah bisa memilih bentuk pelaporan Struktur Program dalam Kurikulum Merdeka
  • 40. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 40 Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut: 1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain; 2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau 3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri. Muatan Lokal
  • 41. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 41 PAUD (5-6 tahun) Penguatan kegiatan bermain-belajar dan kegiatan berbasis buku bacaan anak. Kurikulum 2013 ● Per minggu 900 menit ● Asesmen merujuk pada STPPA ● Asesmen harian perlu dilaporkan ● Pendekatan pembelajaran berbasis tema ● Pembelajaran calistung yang dipersepsi sebagai kegiatan drilling (schoolification) Arah perubahan kurikulum ● Per minggu 1050 menit ● Asesmen merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) ● Asesmen yang dilaporkan cukup asesmen semester ● Pendekatan pembelajaran berbasis literasi (buku bacaan anak dan bahan teks lainnya) ● Pengintegrasian persiapan literasi dan numerasi ke dalam CP melalui kegiatan bermain-belajar
  • 42. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 42 SEKOLAH DASAR (SD) Perubahan mata pelajaran. Kurikulum 2013 IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri- sendiri Pendekatan tematik Arah perubahan kurikulum IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan satuan pendidikan Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua
  • 43. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 43 Alokasi waktu mata pelajaran SD Kelas 1 Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) K13 kurikulum Sekolah Penggerak Per Tahun Per Minggu Kegiatan reguler/minggu (pembulatan) Projek (minimal 20% dari total per tahun) TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288 Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - - Pilihan minimal 1: a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Total: 1080 30 828 (23) 252 1080 Usulan: IPAS belum diwajibkan di Kelas 1, meskipun CP IPAS untuk Fase A tersedia Kemendikbud hanya mengatur total jam pelajaran pertahun dan rentang % alokasi waktu untuk projek per tahun. Contoh: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252 jam pelajaran per tahun dan 20-25% dari jam pelajaran tersebut digunakan untuk projek kokurikuler **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada Satuan Pendidikan
  • 44. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 47 SMP Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran diSMP. Kurikulum 2013 Informatika sebagai mata pelajaranpilihan - Pertimbangan ketersediaan guru Arah perubahan kurikulum Informatika sebagai mata pelajaranwajib - Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar belakang pendidikan informatika. Buku guru disiapkan untuk membantu guru-guru“pemula” dalam mata pelajaran ini
  • 45. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 48 Contoh: Alokasi waktu mata pelajaran SMP Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-9) K13 Kurikulum Sekolah Penggerak Per Tahun Per Minggu Kegiatan reguler/mingg u (tahun) Projek (minimal 20% dari total per tahun) TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216 Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 Informatika 72 2 54 (2)** 18 (25%) 72 Pilihan minimal 1: a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, Pengolahan) 108 3 72 (2) 36 (33%) 108 1368 28 (1008) 360 1368 **Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek Bahasa Indonesia: 34 minggu Informatika: 27 minggu Prakarya menjadi salah satu pilihan, tidak hanya Seni. Pertimbangan: 1) untuk siswa yang tidak meneruskan ke SMA, 2) meminimalisir perubahan dari K13
  • 46. SMA (Kelas 10) Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10. Kurikulum 2013 Siswa langsung masuk dalam program peminatan (IPA, IPS, atau Bahasa & Budaya) Tidak ada mata pelajaranIPA dan IPS. Mata pelajaran langsung spesifik pada Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, dsb. Arah perubahan kurikulum Belum ada peminatan, siswa mengambil semua mata pelajaran wajib Di kelas 10 siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Siswa perlu berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orangtua. Mata pelajaran kelompok IPA dan IPS terdiri dari: 1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6JP)/minggu 2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8JP/minggu) Sekolah dapat menentukan pengorganisasian IPA dan IPS berdasarkan sumberdaya yang tersedia,yaitu dengan memilih: a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan namun guru Fisika, Kimia, Biologi mengajar bergantian b. Sebagai mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri c. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan danpembelajaran Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan mapel-mapel dalam masing-masing IPA dan IPS Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Partisipasi dalam berbagai kegiatanpembelajaran diharapkan memberi inspirasi terkait topikyang dipilih.
  • 47. Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun (minggu) Alokasi Projek per tahun Total JP Per Tahun Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 PPKn 54 (2) *** 18 72 Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144 Matematika 108 (3) 36 144 IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324 IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 144 432 Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72 PJOK 72 (2) 36 108 Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108 Pilihan minimal 1: a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, Pengolahan) 54 (2) *** 18 72 Muatan Lokal*** 72 (2)** - 72** Total 1098 (32) 486 1584 Seperti halnya di SMP, di kelas 10 SMA: ● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi; ● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia digabung menjadi“Sejarah” Minimal 25% jam pelajaran dari setiap mata pelajaran wajib dialokasikan untuk projek kokurikuler ***opsional. Satuan Pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokaldalam mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan projek.
  • 50. 55 Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F PAUD/RA SD/MI/Paket A Kelas 1-2 SD/MI/Paket A Kelas 3-4 SD/MI/Paket A Kelas 5-6 SMP/Mts/Paket B Kelas 7-9 SMA/MA/Paket C Kelas 10 SMA/MA/Paket C Kelas 11-12 Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian, mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran, “Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.” Konsep Capaian Pembelajaran Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik. Pembagian Fase
  • 51. 56 Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen dipetakan menurut perkembangan peserta didik Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh. Kemampuan yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut ● Alasan mempelajari mapel tersebut ● Keterkaitan antara Mapel dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Komponen Capaian Pembelajaran Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran Capaian dalam Setiap Fase Secara Keseluruhan Capaian dalam Setiap Fase menurut Elemen ● Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran ● Elemen-elemen (strands) atau domain mata pelajaran serta deskripsinya UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 56
  • 52. 57 Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. Konsep “Memahami” dalam CP dalam konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman- pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya. Perlu diketahui Bentuk “Pemahaman” dalam CP Apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 57
  • 53. 58 Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya, hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik pada masing-masing mata pelajaran. Perlu diketahui Arti “Elemen” dalam CP Contoh: ● Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang ● Dalam CP IPA terdapat elemen Pemahaman IPA dan Keterampilan Proses ● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat elemen Menyimak, Membaca dan Memirsa, Berbicara dan Mempresentasikan, Menulis UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 58
  • 54. 59 Elemen Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila ● Pancasila ● Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ● Bhinneka Tunggal Ika ● Negara Kesatuan Republik Indonesia IPAS ● Pemahaman IPAS (sains dan sosial) ● Keterampilan Proses Matematika ● Bilangan ● Aljabar ● Pengukuran ● Geometri ● Analisis Data dan Peluang Bahasa Indonesia ● Menyimak ● Membaca dan memirsa ● Berbicara dan mempresentasikan ● Menulis UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 59
  • 55. Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana. Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor. Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari. Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana. Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan. Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan. Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B Karakteristik Mata Pelajaran Pemahaman IPA Capaian Pembelajaran Elemen CP CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 60
  • 56. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B Keterampilan Proses Capaian Pembelajaran Elemen CP 1. Mengamati Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati. 2. Mempertanyakan dan memprediksi Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan permasalahan pada metodologi. 6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan. CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 61
  • 57. 62 Kompetensi Kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis menurut urutan dari awal hingga akhir fase. Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Tujuan Pembelajaran (TP) terdiri atas: Lingkup materi Ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase. Menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase. Menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi dalam satu fase UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 62
  • 58. 63 Perlu diketahui Merumuskan Tujuan Pembelajaran Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan rujukan teori untuk merumuskan tujuan pembelajaran, diantaranya: Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) 6 Aspek Pemahaman yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) 6 Level Taksonomi Marzano (2000) Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori saja, melainkan dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, serta konteks lingkungan pembelajaran. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 63
  • 59. 64 Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif? Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini: Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak). Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional. Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang. Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian. Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik. Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri. (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 64
  • 60. 66 Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP Elemen Kompetensi Lingkup Materi Bilangan Pada akhir Fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi, dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan seterusnya. 1. Memahami 2. Menentukan 3. Membandingkan 4. Mengurutkan 5. Melakukan 6. Menyelesaikan masalah 1. Bilangan cacah sampai 10.000 2. Nilai tempat 3. Komposisi dan dekomposisi bilangan 4. Menggunakan ribuan sebagai satuan 5. Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan Tujuan Pembelajaran: B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000. B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000. B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan Dan seterusnya. dst. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 66
  • 61. 67 ● Rencana pembelajaran dirancang untuk untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. ● Rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran dan disusun lebih rinci. ● Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah. ● Rencana pembelajaran yang dibuat dapat berbeda-beda, ● Rencana pembelajaran dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain. PERENCANAAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 67
  • 62. 68 PERENCANAAN PEMBELAJARAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP Modul Ajar Dapat berupa: Rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 68
  • 63. PERENCANAAN PEMBELAJARAN TUJUAN LANGKAH/ KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN/ ASESMEN PEMBELAJARAN Minimal memuat: PERMENDIKBUDRISTEK NOMOR 16 TAHUN 2022 TENTANG STANDAR PROSES Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 69
  • 64. 70 Perbandingan Antara Komponen Minimum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar Komponen minim rencana pelaksanaan pembelajaran Komponen minimum modul ajar ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan. ● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran. ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan. ● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. ● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 70
  • 65. 71 Modul Ajar Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Informasi Umum Komponen Inti Lampiran ● Identitas penulis modul ● Kompetensi awal ● Profil pelajar Pancasila ● Sarana dan prasarana ● Target peserta didik ● Model pembelajaran yang digunakan ● Tujuan pembelajaran ● Asesmen ● Pemahaman bermakna ● Pertanyaan pemantik ● Kegiatan pembelajaran ● Refleksi peserta didik dan pendidik ● Lembar kerja peserta didik ● Pengayaan dan remedial ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik ● Glosarium ● Daftar pustaka Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 71
  • 67. 73 PELAPORAN HASIL BELAJAR Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 73
  • 68. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5 Bagian E
  • 69. 75 75 Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) • Berdasarkan Kepmendikbudristek No.56/M/2022, Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. • P5 dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 75
  • 70. Profil Pelajar Pancasila menjadi inti dalam Kurikulum Merdeka 1 • Penanaman dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila akan dilakukan melalui projek yang mengacu kepada tema-tema yang telah ditentukan oleh pemerintah, dan sekolah dapat memilih. Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun sesuai jenjang. 2 • P4 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar melalui projek. 3 • P4 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi. 4 • P4 didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 76
  • 71. 77 Penguatan Nilai Karakter Pancasila Berbasis Kearifan Budaya Proyek Profil Pelajar Pancasila Sedekah Bumi Hari Ibu HUT RI Maulud Nabi, Paskah, Nyepi, dll Kearifan budaya lokal yang mengandung nilai-nilai karakter Indentifikasi nilai-nilai karakter Profil Pelajar Pancasila Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, fleksibel, lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi. Berkebinekaa n global Bergoton g royong Kreatif Bernalar kritis Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia Mandiri Pelajar Pelajar Pancasila MINIMAL MELAKSANAKAN 1 TEMA PADA SETIAP TAHUN AJARAN. 1. Gaya Hidup berkelanjutan 2. Kearifan local 3. Bhineka Tunggal Ika 4. Bangunlah Jiwa dan Raganya 5. Suara Demokari 6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI 7. Kewirausahaan UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 77
  • 72. 78 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 1 3 4 Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Mengelola Projek Menilai Projek 1. Membentuk tim fasilitator projek 2. Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan 3. Merancang alokasi waktu, 4. Merancang dimensi dan tema projek penguatan profil pelajar Pancasila 5. Menyusun Modul projek 6. Menentukan tujuan pembelajaran 7. Mengembangkan topik, alur, dan asesmen Makna profil pelajar Pancasila , Perlunya P5, Gambaran P5, Prinsip P5, Manfaat P5 Merancang dan Mengembangkan Projek 2 Menyiapkan Ekosistem satuan Pendidikan : -Budaya sekolah, -Peran murid, pendidik, kasek, dinas A. Memulai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila B. Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek Penguatan Pelajar Pancasila C. Menutup Rangkaian Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila A. Mengoleksi Hasil Projek B. Mengolah Hasil Asesmen C. Melaporkan Hasil Projek dalam Bentuk Rapor Projek UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 78
  • 73. 79 7 Tema projek penguatan profil pelajar Pancasila Kearifan Lokal (SD-SMA) Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Rekayasa dan Teknologi (SD-SMA) Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Kewirausahaan (SD-SMA) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Bhinneka Tunggal Ika (SD- SMA) Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-SMA) Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SD-SMA) Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Suara Demokrasi (SMP-SMA) Merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema yang ada, tim fasilitator projek dapat mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan sekolah. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 79
  • 74. 80 Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek. Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis. Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah. Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di kelasnya sebagai berikut: Projek 1 Projek 2 Projek 3 Dimensi Berkebinekaan Global Bergotong-Royong Berkebinekaan Global Bergotong-Royong Bernalar Kritis Bergotong-Royong Bernalar Kritis Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP *Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran. **Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 80
  • 75. 81 Pilihan Waktu Pelaksanaan Projek a) Menentukan satu hari dalam seminggu untuk pelaksanaan projek (misalnya hari Jumat). Seluruh jam belajar pada hari itu digunakan untuk projek. M A R E T 2 0 2 1 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 UPACARA 2 3 4 5 Projek penguatan profil pelajar Pancasila 6 7 8 UPACARA 9 10 11 12 Isra Mi'raj 13 CUTI BERSAMA 14 HARI RAYA NYEPI 15 UPACARA 16 17 18 19 Projek penguatan profil pelajar Pancasila 20 21 22 UPACARA 23 24 25 26 Projek penguatan profil pelajar Pancasila 27 28 29 UPACARA 30 31 Catatan: • Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek. Untuk periode waktu belajar dapat disesuaikan dengan jenjang masing-masing. • Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak terikat pada tahapan kesiapan satuan pendidikan. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 81
  • 76. 82 b) Mengalokasikan 1- 2 jam pelajaran di akhir hari, khusus untuk mengerjakan projek. Bisa digunakan untuk eksplorasi di sekitar satuan pendidikan sebelum peserta didik pulang. No/ Kelas Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 I 07.15-07.50 Upacara 2 07.50-08.25 Upacara 3 08.25-09.00 09.00-09.15 I S T I R A H A T 4 09.15-09.50 Projek penguatan profil pelajar Pancasila 5 09.50--10.25 Projek penguatan profil pelajar Pancasila Projek penguatan profil pelajar Pancasila - 6 10.25-11.00 Projek penguatan profil pelajar Pancasila Projek penguatan profil pelajar Pancasila Projek penguatan profil pelajar Pancasila Projek penguatan profil pelajar Pancasila - Projek penguatan profil pelajar Pancasila 7 11.00-11.35 - Projek penguatan profil pelajar Pancasila - Projek penguatan profil pelajar Pancasila - Projek penguatan profil pelajar Pancasila Pilihan Waktu Pelaksanaan Projek UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 82
  • 77. c) Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya), di mana semua Tenaga Pendidik berkolaborasi mengajar projek setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan. M A R E T 2 0 2 1 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 UPACARA 2 3 4 5 6 7 8 UPACARA 9 10 11 12 Isra Mi'raj 13 CUTI BERSAMA 14 HARI RAYA NYEPI 15 UPACARA Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 16 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 17 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 18 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 19 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 20 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 21 22 UPACARA Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 23 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 24 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 25 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 26 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 27 Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila 28 29 UPACARA 30 31 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 83
  • 78. 84 84 Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek. Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis. Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah. Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 7 kemudian memetakan kegiatan projek di kelasnya sebagai berikut: Projek 1 Projek 2 Projek 3 Dimensi Berkebinekaan Global Bergotong-Royong Berkebinekaan Global Bergotong-Royong Bernalar Kritis Bergotong-Royong Bernalar Kritis Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP *Tingkat SMP/MTs dan sederajat wajib memilih minimal 3 tema dalam satu tahun ajaran. **Total alokasi waktu projek di kelas 7 SMP dalam satu tahun ajaran adalah 360 JP. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 84
  • 79. 85 Mengadaptasi Modul yang Sudah Ada Mengadaptasi modul yang sudah tersedia adalah pilihan awal bagi sekolah yang belum terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis projek yang integratif dan kolaboratif. Membuat Modul secara Mandiri Membuat modul secara mandiri adalah pilihan lanjutan bagi sekolah yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis projek yang integratif dan kolaboratif. 4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 85
  • 80. 86 Komponen modul projek penguatan profil pelajar Pancasila Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut: Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen ● Tema dan topik atau judul modul ● Fase atau jenjang sasaran ● Durasi kegiatan ● Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek ● Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah) ● Alur aktivitas projek secara umum ● Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya ● Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut: ● Deskripsi singkat projek ● Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik ● Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan ● Referensi pendukung UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 86
  • 83. 89 Deskripsi singkat projek berisi penjelasan mengenai konteks dan tujuan projek serta gambaran umum proses pelaksanaannya. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 89
  • 84. 90 Rapor mencantumkan dimensi, sub- elemen, dan rumusan kompetensi sesuai fase peserta didik dari profil pelajar Pancasila sesuai dengan tujuan projek yang sudah ditentukan. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 90
  • 85. 91 Penilaian individual anak. Berisi capaian sub-elemen profil pelajar Pancasila berdasarkan 4 kriteria: Mulai Berkembang, Berkembang, Berkembang Sesuai Harapan, dan Sangat Berkembang. Sementara di bagian akhir terdapat deskripsi satu paragraf singkat mengenai pencapaian peserta didik yang menggambarkan proses yang paling berkembang dan proses yang masih perlu mendapat perhatian. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 91
  • 86. Kebijakan dan Panduan dapat diakses di kurikulum.kemdikbud.go.id UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 92
  • 88. Penyusunan Kurikulum Operasional Tingkat Satuan Pendidikan Kerangka Dasar Kurikulum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat Mekanisme Penyusunan Kurikulum Merdeka Contoh Perangkat Ajar: 1) Buku Teks Pelajaran, 2) Bahan Ajar, 3) Modul ajar mata pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, 4) Contoh kurikulum satuan pendidikan UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 94
  • 89. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 95 1. Karakteristik Sekolah 2. Visi 3. Misi 4. Tujuan 5. Pengorganisasaian Pembelajaran 6. Rencana Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran dan Elemen Capaian Pembelajaran b. Pengaturan Beban Belajar 7. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Professional 8. Penutup KURIKULUM OPERASIONAL TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KOSP) Lampiran-lampiran: a. Program Tahunan b. Kalender Pendidikan c. Jadwal Aktivitas Pembelajaran d. Peta Konsep e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran f. Asesmen Kata Pengantar SK Penetapan Kurikulum Lembar Pengesahan Kurikulum Daftar Isi
  • 90. Kegiatan PENDAMPINGAN, PEMBINAAN dan PEMANTAUAN Penguatan MBS & KETERLIBATAN KOMITE SEKOLAH KAPASITASI SDM: Kompetensi PTK, KS,Tenaga pendamping, dll Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum Implementasi Kurikulum Merdeka KETERSEDIAAN BUKU sebagai bahan ajar dan sumber belajar. BAGAIMANA BILA BELUM ADA? FAKTOR PENENTU FAKTOR PENDUKUNG Peserta Didik Lulusan (Profil Pelajar Pancasila) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 10 4