Dokumen tersebut membahas kerangka kurikulum baru untuk sekolah penggerak yang mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi, otonomi sekolah, dan kefleksibelan. Kurikulum ini mempertahankan struktur inti kurikulum 2013 namun memberikan lebih banyak ruang untuk proyek dan pembelajaran berpusat pada siswa di luar kelas.
2. Diskusi untuk menyamakan pemahaman
tentang:
1. Prinsip dasar perancangan kurikulum yang akan digunakan di
Sekolah Penggerak
2. Filosofi atau landasan berpikir di balik rancangan kerangka
kurikulum, struktur kurikulum, dan prinsip pembelajaran dan
asesmen
3. Perubahan-perubahan utama struktur kurikulum di jenjang SD,
SMP, dan SMA
4. Penggunaan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen di satuan
pendidikan dan di kelas
3. Seperti K13, kurikulum ini juga mengacu pada SNP dan Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional
Profil Pelajar Pancasila
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Isi Standar Proses
Capaian Pembelajaran
Standar lainnya
Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan Ajar, modul
ajar mata pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, contoh
kurikulum satuan pendidikan
Visi & Misi satuan pendidikan
Karakteristik peserta didik
Konteks dan kebijakan lokal
Kurikulum operasional di satuan
pendidikan
Dikembangkan di satuan
pendidikan
Standar Penilaian
5. Bahan Diskusi Internal
Tidak Untuk Disebarluaskan
Kurikulum yang disederhanakan dan lebih fleksibel
sehingga selaras dengan semangat merdeka belajar
Otonomi sekolah dan guru
Pemerintah menetapkan struktur kurikulum
minimum dan prinsip pembelajaran dan
asesmen. Satuan pendidikan dapat
mengembangkan program dan kegiatan
tambahan sesuai dengan visi misi dan sumber
daya yang tersedia
Satuan pendidikan dan pendidik memiliki
keleluasaan untuk mengorganisasikan
pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan
konteks lokal
Mudah diterapkan
Tujuan, arah perubahan, dan
rancangannya jelas dan mudah dipahami
sekolah dan pemangku kepentingan
Pemerintah menyediakan perangkat ajar
untuk membantu satuan pendidikan dan
guru yang membutuhkan panduan dalam
merancang kurikulum dan pembelajaran
Gotong-royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat
ajarnya dilakukan dengan melibatkan
puluhan institusi termasuk Kemenag,
universitas, sekolah, dan lembaga
pendidikan lainnya
Sekolah dianjurkan melibatkan orangtua
dan masyarakat dalam mengembangkan
kurikulum operasionalnya masing-masing
berdasarkan kerangka kurikulum
Bahan Diskusi Internal
Tidak Untuk Disebarluaskan
6. Bahan Diskusi Internal
Tidak Untuk Disebarluaskan
Kurikulum ini meneruskan proses peningkatan kualitas
pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum
sebelumnya
Berbasis kompetensi
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dirangkaikan sebagai
satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga
membangun kompetensi yang utuh, dinyatakan sebagai
Capaian Pembelajaran (CP).
Penguatan fondasi literasi di PAUD dan SD
Fleksibilitas dalam pengorganisasian pembelajaran agar
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan
belajar siswa
Karakter Pancasila
Sinergi antara kegiatan pembelajaran rutin sehari-hari di
kelas dengan kegiatan non-rutin interdisipliner (projek) yang
berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter
berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila.
Menguatkan penerapan teori pembelajaran karakter, yaitu
melalui kegiatan projek yang kontekstual dan berpusat pada
siswa
Bahan Diskusi Internal
Tidak Untuk Disebarluaskan
8. Penentuan pendekatan
untuk pengorganisasian
pembelajaran merupakan
wewenang satuan
pendidikan
Seluruh jenjang satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, unit inkuiri,
kolaborasi lintas mata pelajaran, ataupun paduannya sesuai
dengan peraturan menteri
● Pendekatan tematik tidak terbatas pada SD
● SD tidak harus menggunakan tematik. Namun tidak ada
larangan untuk satuan pendidikan yang mau tetap
menggunakan pendekatan ini
● Tidak harus satu pendekatan untuk seluruh mata
pelajaran, dapat dikombinasikan
● Keleluasaan kolaborasi antar mata pelajaran untuk
melakukan asesmen lintas mata pelajaran
Mengintegrasikan pembelajaran dan/atau asesmen dapat:
❖ Mengurangi beban belajar siswa, karena asesmen yang
berorientasi pada kompetensi biasanya membutuhkan
lebih banyak usaha siswa (dan guru yang menilainya :))
❖ Pembelajaran dan asesmen yang lebih bermakna
9. Jam pelajaran (jp) diatur
oleh pusat per tahun,
bukan per minggu
Siswa tidak harus mempelajari hal yang sama setiap minggu
sepanjang tahun.
Target jp untuk satu tahun bisa dicapai kurang dari satu tahun.
Contoh skenario di SD:
● Mapel seni rupa dipelajari secara intensif dalam
semester ganjil dan asesmen sumatifnya berupa
pameran karya
● Di semester ganjil tersebut ada mata pelajaran lain yang
dikurangi jp-nya, yaitu mapel IPAS
● Di semester genap mapel seni rupa tersebut tidak
diajarkan, dan mapel IPAS akan dipelajari siswa secara
intensif seperti halnya seni di semester ganjil, dengan
asesmen sumatif pameran hasil penelitian siswa
10. Struktur kurikulum
terbagi menjadi dua
kegiatan utama, yaitu
kegiatan rutin di kelas
(intrakurikuler) dan
kegiatan projek
Jumlah jp tidak berubah dari Kurikulum 2013, namun sekitar 20-
30% dari jp/tahun dialokasikan untuk pembelajaran melalui projek
yang ditujukan untuk mencapai profil Pelajar Pancasila
Kegiatan projek penguatan profil Pelajar Pancasila tersebut tidak
berbasis mata pelajaran. Jam pelajaran untuk setiap mapel
dialihkan karena: 1) tidak ada penambahan jp untuk siswa (jp yang
ada saat ini sudah cukup panjang), dan 2) diasumsikan bahwa
kompetensi esensial* dari seluruh mata pelajaran akan dipelajari
juga melalui projek.
*Kompetensi esensial dikenal juga dengan general capabilities, transversal skills,
atau transferable skills yang dipelajari melalui disiplin ilmu namun tidak melekat
pada suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan di berbagai konteks
termasuk kehidupan sehari-hari dan dunia kerja
11. Projek penguatan profil
Pelajar Pancasila adalah
kegiatan yang fleksibel,
tidak rutin/terstruktur,
dan lebih berpusat pada
siswa
Fleksibel dan berpusat pada siswa
● Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun sesuai jenjang,
jangka waktu masing-masing projek tidak harus sama
● Tidak perlu ada jadwal kegiatan belajar, karena siswa dapat
melakukan penelitian, pengerjaan karya, dsb. sesuai
kebutuhan mereka. Hal ini mendorong self-regulated
learning
Kontekstual
● Pemerintah Pusat hanya menentukan tema yang dapat
dipilih oleh satuan pendidikan
● Satuan pendidikan mengembangkan topik yang lebih
spesifik dari tema tersebut, sesuai dengan tahap capaian
pembelajaran siswa
Penjelasan tentang projek untuk menguatkan upaya pencapaian profil Pelajar
Pancasila akan disampaikan dalam sesi terpisah
13. Tujuan besar pembelajaran di SD adalah penguatan fondasi karakter dan kompetensi literasi
Kurikulum 2013
IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri
Pendekatan tematik
Arah perubahan kurikulum
IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS
terpisah di jenjang SMP
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis
mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan
satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih
ke pendekatan berbasis mata pelajaran
DRAF-BAHAN DISKUSI INTERNAL
14. Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 1
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1)
K13 Kurikulum Merdeka
Per Tahun Per
Minggu
Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)***
Total: 1080 30 828 (23) 252 1080
Catatan:
IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
252 jam pelajaran per tahun dan
20-25% dari jam pelajaran
tersebut digunakan untuk projek
kokurikuler
**Permendikbud 27/2016
Tentang Layanan Pendidikan
Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa Pada Satuan
Pendidikan
***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
lokal dalam mapel lain atau
diajarkan melalui kegiatan
projek.
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
15. Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 2
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2)
K13 Kurikulum Merdeka
Per Tahun Per
Minggu
Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324
Matematika 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)***
Total: 1152 32 890 (25) 262 1152
Catatan:
Seperti K13, JP untuk Bahasa
Indonesia dan Matematika
bertambah dari kelas 1
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
**Pembelajaran reguler tidak
penuh 36 minggu untuk memenuhi
alokasi projek
Matematika: 34 minggu
***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
lokal dalam mapel lain atau
diajarkan melalui kegiatan projek.
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
16. Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 3
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3)
K13 Kurikulum Merdeka
Per Tahun Per
Minggu
Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)***
Total: 1224**** 34 1006 (28) 290 1296***
****Jam pelajaran kelas 3 SD
mengalami peningkatan,
mengikuti struktur kelas 4
karena IPAS dimulai di kelas 3
***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan
muatan lokal dalam mapel lain
atau diajarkan melalui kegiatan
projek.
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
17. Alokasi waktu mata
pelajaran SD kls 4-6
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6)
K13 Kurikulum Merdeka
Per Tahun Per Minggu Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal** 72 2 72 (2)**
Total: 1296 34 1006 (28) 290 1296
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
**opsional. Satuan
Pendidikan dapat
mengintegrasikan
muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan
melalui kegiatan projek.
19. Penguatan wawasan literasi di SMP
Kurikulum 2013
Informatika sebagai mata pelajaran pilihan
- Pertimbangan ketersediaan guru
Arah perubahan kurikulum
Informatika sebagai mata pelajaran wajib
- Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar
belakang pendidikan informatika. Buku guru
disiapkan untuk membantu guru-guru “pemula”
dalam mata pelajaran ini
DRAF-BAHAN DISKUSI INTERNAL
20. Alokasi waktu mata pelajaran SMP
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 7-8)
K13 Kurikulum Merdeka
Per Tahun Per Minggu Kegiatan
reguler/minggu
(tahun)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Budi Pekerti*
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 216 6 170 (5)** 46 (21%) 216
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 2 72 (2) 36 (33%) 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa,
Budidaya, Pengolahan)
108 3 72 (2) 36 (33%) 108
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)*** 72
1368 29 (1026) 378 1404
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
**Pembelajaran reguler tidak penuh
36 minggu untuk memenuhi alokasi
projek
Bahasa Indonesia: 34 minggu
Informatika: 27 minggu
***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
lokal dalam mapel lain atau
diajarkan melalui kegiatan projek.
Prakarya menjadi salah satu
pilihan, tidak hanya Seni.
Pertimbangan: 1) untuk siswa
yang tidak meneruskan ke SMA,
2) meminimalisir perubahan dari
K13
22. Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10
Kurikulum 2013
Siswa langsung masuk dalam program
peminatan (IPA, IPS, atau Bahasa &
Budaya)
Tidak ada mata pelajaran IPA dan IPS.
Mata pelajaran langsung spesifik pada
Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, dsb.
Arah perubahan kurikulum
Belum ada peminatan, siswa mengambil semua mata pelajaran wajib
Di kelas 10 siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Siswa perlu
berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orang tua.
Mata pelajaran kelompok IPA dan IPS terdiri dari:
1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6JP)/minggu
2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8JP/minggu)
Sekolah dapat menentukan pengorganisasian IPA dan IPS berdasarkan sumberdaya yang tersedia,
yaitu dengan memilih:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan namun guru Fisika, Kimia, Biologi mengajar
bergantian
b. Sebagai mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri
c. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan dan pembelajaran
Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan mapel-mapel dalam masing-
masing IPA dan IPS
Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Partisipasi dalam berbagai kegiatan
pembelajaran diharapkan memberi inspirasi terkait topik yang dipilih.
DRAF-BAHAN DISKUSI INTERNAL
23. Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas 10
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
Kurikulum Merdeka
Kegiatan
reguler/minggu (tahun)
Projek (minimal 25%
dari total per tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Budi Pekerti*
72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 54 (2)* 18 (25%) 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 (25%) 144
Matematika 108 (3) 36 (25%) 144
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 93 (30%) 309
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 123 (30%) 411
Bahasa Inggris 54 (2)* 18 (25%) 72
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika (KTSP: TIK) 72(2) 36 (33%) 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)
54 (2)* 18 (25%) 72
Muatan Lokal*** 72 (2)** - 72
Total 1098 (33) 450 1548
Seperti halnya di SMP, di kelas 10
SMA:
● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi,Ekonomi,
Sejarah, dan Geografi
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
digabung menjadi “Sejarah”
Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
mata pelajaran wajib dialokasikan
untuk projek kokurikuler
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
24. IPA dan IPS menjadi dua mata pelajaran yang memadukan mata pelajaran
“cabang” masing-masing
Kurikulum 2006
Masing-masing 2 JP/minggu
untuk mata pelajaran:
1. Fisika
2. Kimia
3. Biologi
4. Ekonomi
5. Sosiologi
6. Sejarah (1 JP)
7. Geografi (1 JP)
Kurikulum 2013
Program peminatan sudah
dimulai, sehingga mata
pelajaran IPA dan IPS
dipelajari sesuai program
yang dipilih siswa
Kurikulum dengan paradigma baru
Masing-masing 2 JP/minggu untuk mata pelajaran dalam
kelompok IPA dan IPS:
1. Kelompok IPA: Fisika, Kimia, Biologi (total 6 JP)
2. Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi
(total 8 JP)
Mata pelajaran dalam IPA dan IPS dapat diajarkan dengan
metode:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan
namun guru Fisika, Kimia, Biologi mengajar
bergantian
b. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan dan
pembelajaran
c. Paralel - ketujuh mata pelajaran diajarkan
bersamaan secara reguler tiap minggunya
DRAF-BAHAN DISKUSI INTERNAL
26. Perubahan di kelas 11 dan 12: paduan antara peminatan dan
perkembangan holistik
Kurikulum 2013
Pilihan program peminatan (sejak kelas 10)
Siswa yang masuk ke dalam suatu program cenderung hanya
akan mempelajari disiplin ilmu tersebut saja. Kesempatan
untuk eksplorasi disiplin ilmu yang lain semakin sempit.
Siswa perlu mengambil keputusan tentang studi di perguruan
tinggi sejak lulus SMP, dan kajian menunjukkan bahwa banyak
diantara mereka yang merasa salah jurusan
Terjadi stratifikasi program, di mana IPA dianggap lebih baik
daripada yang lain, dan kesempatan untuk masuk ke berbagai
program studi di perguruan tinggi lebih besar untuk lulusan
program IPA
Angka siswa masuk perguruan tinggi masih rendah
Arah perubahan kurikulum
Siswa memilih mata pelajaran dari kelompok pilihan
Siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan
hingga syarat minimum jam pelajaran terpenuhi (total JP:
40/minggu; JP untuk mapel pilihan: 22 JP/minggu)
Ada 5 kelompok mata pelajaran yang direkomendasikan, yaitu:
● MIPA: Matematika peminatan, Fisika, Kimia, Biologi,
Informatika
● IPS: Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Antropologi
● Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa
dan Sastra Inggris, Bahasa Asing lainnya
● Vokasi/Karya Kreatif: Budidaya, Rekayasa, dsb.
● Seni dan Olahraga* (khusus untuk sekolah-sekolah yang
ditetapkan pemerintah)
Sekolah membuka minimum 2 kelompok mata pelajaran. Apabila
sumberdaya memungkinkan, sekolah dapat membuka lebih dari dua
kelompok
Sekolah dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan
setempat untuk mengembangkan CP mata pelajaran Vokasi
DRAF-BAHAN DISKUSI INTERNAL
27. Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas 11-12
Asumsi 36 minggu/tahun K13
Kurikulum Merdeka
Kegiatan
reguler/minggu-
pembulatan
Projek(minimal 25%
dari total per tahun)
TOTALJP PER TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 2 54 (2)** 18 (25%) 72
Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 (25%) 144
Matematika 4 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 2 54 (2)** 18 (25%) 72
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari
2 54 (2)** 18 (25%) 72
PJOK 3 72 (2) 36 (33%) 108
Sejarah 2 54 (2)** 18 (25%) 72
Jumlah jp mapel umum 22 576 (18) 216 792
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan
22
720 (20) -
792
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra
Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Muatan Lokal, dsb.***
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)***
72 (2) -
Muatan Lokal 2 72(2)***
Total jp/minggu = 44
22 jp dialokasikan untuk
mapel pilihan dari kelompok
IPA, IPS, Bahasa dan Budaya,
dan Vokasi
Hanya mapel kelompok
umum (highlighted hijau
dalam tabel) yang
diintegrasikan dengan projek
kokurikuler
*Pilih salah satu
**Pembelajaran reguler tidak
penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
(hanya 27 minggu)
***Diselenggarakan bila
Satuan Pendidikan memiliki
sumberdaya yang
mencukupi. Jika sekolah
membuka kelompok ini,
siswa wajib mengambil
minimal 1 mapel dari tiap
kelompok
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan
29. Mengapa “Prinsip”?
● Nilai-nilai yang melandasi kebijakan dan praktik terkait pembelajaran dan asesmen di sekolah
● Penerapannya secara konkrit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi dan konteks
● Sejalan dengan semangat Merdeka Belajar, guru tidak dituntut mengikuti arahan preskriptif tentang
bagaimana mereka harus mengajar dan melakukan asesmen
● Guru diharapkan memahami prinsip-prinsip yang melandasi praktik dan metode pembelajaran dan
asesmen
○ Misalnya ketika guru menggunakan rubrik untuk asesmen, mereka tidak hanya tahu metodenya
namun dapat memahami mengapa instrumen tersebut mereka gunakan.
30. Prinsip Pembelajaran:
1: Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai
kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan mereka.
2: Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas belajar peserta didik dan
kapasitas mereka untuk menjadi pelajar sepanjang hayat.
3: Kegiatan belajar mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara berkelanjutan
dan holistik.
4: Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks kehidupan, menghargai
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
5: Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
31. Prinsip Asesmen:
1: Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran,
menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
2: Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3: Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru,
peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang
langkah selanjutnya.
4: Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditargetkan.
5: Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan
dan peningkatan mutu pembelajaran.
32. Bagaimana Prinsip Pembelajaran dan Asesmen digunakan?
● Membangun kompetensi dan karakter yang menjadi ciri-ciri Pelajar Pancasila
● Melandasi pembuatan perangkat ajar dan panduan serta dokumen
pembelajaran lainnya
● Landasan untuk kebijakan terkait pembelajaran dan asesmen
● Terintegrasi dalam kerangka kompetensi guru dan upaya pengembangan
kompetensi guru
Permendikbud 27/2016 pasal 2
(1) Peserta Didik memenuhi pendidikan agama melalui Pendidikan Kepercayaan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kurikulum. (2) Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik.
Permendikbud 27/2016 pasal 2
(1) Peserta Didik memenuhi pendidikan agama melalui Pendidikan Kepercayaan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kurikulum. (2) Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik.
Permendikbud 27/2016 pasal 2
(1) Peserta Didik memenuhi pendidikan agama melalui Pendidikan Kepercayaan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kurikulum. (2) Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik.
Permendikbud 27/2016 pasal 2
(1) Peserta Didik memenuhi pendidikan agama melalui Pendidikan Kepercayaan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kurikulum. (2) Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik.
Perlu dimasukkan ke FAQ dan paparan:
Rasional kenapa kelas 10 belum peminatan
Kalau mengambil mapel pilihan berbeda di kelas 11 dan 12 boleh apa engga (dari pilihan kelompok yang berbeda)
Buku tulis dan alat peraga yang sekarang sudah ada, apakah masih bisa digunakan atau tidak?
Penamaan mata pelajaran:
Untuk buku teks berdasarkan fase, jadi fisika dasar, bukan fisika kelas 10, dsb. Jadi tidak attached ke kelas namun fase.
Nama prakarya perlu didiskusikan lagi karena ga ada jurusan prakarya → karya kreatif?
Matematika Lanjutan instead of Matematika Peminatan
Tetap menggunakan istilah wajib untuk mapel yang harus diambil
Nama mapel harus menunjukkan kesinambungan antar fase/level supaya jelas peminatan apa yang harus diambil yang bagian dari prerequisite untuk peminatan kelas 11 dan 12/perguruan tinggi
Asesmen untuk peminatan juga perlu dibuat
Prakarya diubah menjadi karya kreatif
Assessmn dan prerequisite pada mapel
Pilihan ada 4 mata pelajaran dengan alokasi masing-masing 5 JP/minggu, total JP kelas 11 dan 12 sama dengan kelas 10 yaitu 42 JP
Untuk kelas 11 dan Kelas 12, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 kelompok utama, yaitu:
1) Kelompok mata pelajaran umum [SM1] . Seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini harus diikuti oleh semua peserta didik. Dalam Error! Reference source not found., mata pelajaran nomor 1 sampai dengan 14 adalah mata pelajaran wajib yang dimaksud. Setiap satuan pendidikan SMA/MA wajib membuka/mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini.
2) Kelompok mata pelajaran IPA (nomor 15 sampai dengan 19 dalam Error! Reference source not found.). Satuan pendidikan wajib menyediakan minimal 3 mata pelajaran dalam kelompok ini.
3) Kelompok mata pelajaran IPS (nomor 20 sampai dengan 23 dalam Tabel 7). Satuan pendidikan wajib menyediakan minimal 3 mata pelajaran.
4) Kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya (nomor 24 sampai dengan 28 dalam Error! Reference source not found.). Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di satuan pendidikan.
5) Kelompok mata pelajaran Vokasi (nomor 29 sampai dengan 32 dalam Tabel 7). Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di satuan pendidikan. Capaian pembelajaran untuk mata pelajaran ini dikembangkan oleh satuan pendidikan bekerjasama dengan pemangku kepentingan, dan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan sumberdaya manusia setempat dalam jangka panjang.
Setiap peserta didik wajib mengikuti 22 jam pelajaran per minggu untuk mata pelajaran dari kelompok umum. Sebanyak 20 jam pelajaran lainnya diambil dari kelompok lainnya (kelompok IPA, IPS, Bahasa dan Budaya, dan Vokasi) yang disediakan oleh satuan pendidikan. Peserta didik harus memilih minimal 1 mata pelajaran dari kelompok mata pelajaran selain umum yang disediakan oleh satuan pendidikan, hingga mereka mencapai 40 jam pelajaran per minggu.