SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Bentuk tubuh
Secara umum bentuk tubuh serangga agak memanjang dan silindris serta bilateral
simetris artinya sisi kanan dan kiri serupa. Tubuh beruas-ruas dan ruas-ruas tersebut dapat
dikelompokan menjadi tiga daerah yaitu kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Pada
kepala terdapat mata, antena, dan alat-alat mulut (Sakura, 2012).
Pada dada serangga dari golongan serangga yang bersayap terdapat satu pasang sayap
atau dua pasang dan tiga pasang kaki. Abdomen tidak mempunyai alat gerak tetapi kadang-
kadang pada bagian ujung abdomen mempunyai embelan-embelan. Sebagian besar embelan
pada serangga beruas-ruas (Sakura, 2012).
Dinding Tubuh
Pada manusia dan berbagai jenis hewan, rangka terdapat di dalam tubuh yang disebut
endoskleton, sedangkan pada serangga dan sebagian hewan lainnya rangka terdapat di luar
tubuh yang disebut eksoskeleton. Dinding tubuh serangga tidak hanya berfungsi untuk
melindungi bagian luar tubuh tetapi juga merupakan struktur untuk memperkokoh tubuh dan
juga sebagai tempat melekatnya otot (Ibrahim, 2012).
Dinding tubuh serangga terdiri atas tiga bagian, yaitu kutikula merupakan lapisan luar
yang berisi pigmen dan zat lainnya termasuk ikatan kimia yang khas disebut khitin,
hipodermis berupa lapisan seluler berada di bawah kutikula, membran basal berupa lapisan
non seluler yang tipis di bawah hipodermis. Dinding tubuh secara keseluruhan menutupi
serangga dan melekuk ke arah dalam pada beberapa bagian tubuh membentuk bumbung
pengokoh. Trakea (pembuluh pernafasan), serta ujung depan dan belakang saluran
pencernaan dilapisi kutikula (Ibrahim, 2012).
Kutikula tersusun atas tiga lapisan yaitu epikutikula, eksokutikula dan endokutikula.
Epikutikula merupakan lapisan tipis yang paling luar tebalnya sekitar 1 mikron dan tidak
berisi khitin, eksokutikula dan andokutikula merupakan lapisan yang lebih tebal dan
mengandung khitin. Eksokutikula berada d bawah epikutikula, lebih padat, lebih keras dan
lebih berpigmen daripada endokutikula (Ibrahim, 2012).
Khitin merupakan polisakarida bernitrogen dengan formula C12H54N4O21, merupakan
zat yang paling tahan dan tidak larut dalam air, alkohol, asam dan basa, tidak dapat dicerna
oleh enzim pencernaan mamalia, tetapi dapat diuraikan oleh bakteri tertentu. Apabila kitin
dilarutkan dalam basa dapat mengurangi warna dan kerasnya zat, tetapi struktur kutikula
tidak berubah. Kerasnya kutikula disebabkan karena zat non kitin yang susunan kimianya
belum dikatahui dengan pasti. Endokutikla dan bagian yang lebih keras (Ibrahim, 2012).
Kepala (caput)
Kepala pada dasarnya tersusun atas 6 segmen yang berfusi. Keenam segmen tersebut
tidak tampak lagi pada hewan dewasa, tetapi pada saat embrio teramati. Bukti adanya keenam
segmen pada saat dewasa yaitu terlihat adanya 6 apendiks yang meliputi dorsal, antena,
interkalari, mandibula, maksila, dan labial (Sakura, 2012).
Eksokeleton kepala dikenal sebagai epicranium yang terletak di sebelah belakang,
merupakan daerah diantara dan di belakang mata. Genae merupakan bagian yang terletak di
kedua susu katerak kepala bagian depan. Sedangkan sklerit empat persegi panjang yang
terletak di bawah epicranium depan disebut clypeus (Sakura, 2012).
Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata majemuk
dilindungi oleh bagain transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana terbagi menjadi
sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yaitu disebut sebagia facet. Setiap facet
merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut ommatididum. Adanya struktur ini akan
memberikan gambaran mozaik seperti pada udang. Diantara beberapa serangga,
kemungkinan belalang mampu membedakan warna (Ibrahim, 2012).
Selain mata majemuk, belalang memiliki mata sederhana atau ocellus (jamak ocelli)
di daerah kepala bagian atas serta di tepi sebelah dalam mata majemuk. Mata sederhana ini
terdiri atas sekelompok sel-sel penglihatan yaitu retinula dan di bagian tengahnya terdapat
batang optik yaitu rhabdom. Bagian terluar mata sederhana terdapat lensa transparan yang
merupakan modifikasi dari kutikula (Sakura, 2012).
Selain mata, terdapat juga sepasang antena yang panjang dan sangat mobil (bergerak-
gerak). Antena belakang berbentuk benang dan tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada
antena terdapat rambut-rambut sensori yang kemungkinan berfungsi sebagai indera pembau
(Sakura, 2012).
Tipe-Tipe Antenna Serangga
Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape yang
merupakan ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan pedisel, dan dan
ruas ketiga disebut dengan flagellum. Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga
berbeda beda. Berdasarkan bentuknya antena serangga dapat dibedakan menjadi 14 tipe
yaitu:
1. Filiform: menyerupai benag, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya sama,
misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera).
2. Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk bulat,
misalnya Rhysodidae.
3. Setaseous: seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin ramping,
misalnya Isoptera.
4. Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya
Coccinellidae.
5. Capitate: seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya
Nitidulidae.
6. Serate: tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
7. Geniculate: segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil
yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae.
8. Pectinate: setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya
Pyrochoroidae.
9. Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut.
10. Stylate: segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11. Aristate: seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae.
12. Plumose: setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.
13. Lamellate: segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya
Scarabaidae.
14. Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya
Rhipiceridae (Jumar, 2000).
Adapun fungsi antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada
umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium. Selain
dua fungsi utama antena yang telah disebutkan diatas beberapa fungsi lain dari antena
serangga yang sama pentingnya adalah sebagai alat untuk mengetahui tempat-tempat
makanan (mangsa) (Jumar, 2000).
Tipe Mulut Serangga
Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, yaitu
mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut pengunyah, mandibel
bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu
menggigit dan mengunyah makanannya (Daisugi, 2011).
Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang
memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu
Mulut tipe pengigit dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya
mulut belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu mulut tipe penusuk-
penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing. Contohnya nyamuk. Mulut
penghisap yaitu mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang
yang dapat digulung, contohnya mulut kupu kupu. dan mulut penjilat yaitu mulut tipe penjilat
dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan lalat (Jumar, 2000).
Bagian-bagian mulut belalang adalah sebagai berikut: Labrum atau bibir atas terletak
di sisi ventral clypeus. Disebelah bawah labrum terdapat organ yang bentuknya seperti lidah
yaitu hypopharynx. Di setiap sisinya terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini
bergigi untuk menggigit makanan. Di sebelah bawah mandibula terdapat sepasang maxila.
Setiap maxilla terdiri atas cardo (bagian basal), stipes (bagian tengah), lacinia (berbentuk
kurva panjang), galea (bentuknya panjang sedikit bulat), dan palpung maxillary. Labium atau
bibir bawah terdiri atas submentum (bagian basal), mentum (bagian tengah), ligula
(berjumlah dua, merupakan penutup yang dapat bergerak), dan palpus labial yang terdapat di
setiap sisinya. Labrum dan labium berperanan memegang makanan diantara mandibula dan
maxilla yang bergerak secara lateral untuk menggiling makanan tersebut. Sedangkan palpus
maxillary dan palpus labial berfungsi untuk membedakan jenis makanan karena adanya
organ-organ indera (Sakura, 2012).
Thorax
Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen. Torak juga
merupakan daerah lokomotor pada serangga dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang
kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian
dorsal disebut notum (Jumar, 2000).
Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior): adalah bagian depan
dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan, mesothorax
(tengah) bagian tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai
tengah dan sepasang sayap depan dan metathorax (posterior) bagian belakang dari thorax dan
sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang.
Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksokeleton, di bagian dorsal disebut tergum, disisi lateral
disebut pleura, dan di bagan ventral disebut sternum (Jumar, 2000).
Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada
segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan disebut tegmina atau elytra. Istilah
tegmina digunakan untuk sebutan sayap anterior dari anggota Orthoptera (contohnya
belalang), sedangkan elytra digunakan untuk sebutan sayap anterior anggota oro Coleptera
(contonya kumbang). Sayap pada segmen metathorax merupakan sayap posterior. Ditinjau
dari strukturnya sebuah sayap terdiri atas membran atas dan membran bawah. Sayap
sebenarnya merupakan perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena dan
saraf yang bercabang-cabang. Di dalam vena sayap terdapat trakhea dan serabut saraf yang
halus. Sayap anterior berupa lembaran tipis dan transparan. Pada waktu istirahat, sayap
posterior terdapat di bawah sayap anterior. Berdasarkan perbandingan dari aneka ragam
sayap, pada dasarnya tetap mengikuti prinsip rangkaian vena longitudinal dari anterior
menuju ke posterior yaitu:
a. Kosta, tidak bercabang, terletak pada atau di tepi sayap.
b. Sub kosta: ujungnya bercabang dua, dan mendekati ujung basal, ada kemungkinan
berhubungan dengan kosta melalui vena humeral.
c. Radius, dengan dua cabang, cabang ke-1 tidak bercabang, sedangkan cabang ke-2 disebut
sektor radial dan ujung dari sektor radial bercabang.
d. Media, kedua cabang menghasilkan 4 cabang.
e. Kubitus, cabang dari kubitus menghasilkan dua sampai tiga cabang.
f. Anal, vena yang tidak bercabang dan bernomor ke 1 ke 2 ke 3 dan seterusnya, penomoran ini
dimulai dari sisi anterior menuju ke posterior (Jumar, 2000).
Di sisi lateral mesothraks dan metathoraks terdapat spirakel yang merupakan lubang
dari sistem respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang kaku. Setiap kaki terssun atas 5
segmen. Kelima segmen tersebut dari proksimal ke distal sebagai berikut:
1. Coxa, bersendi dengan tubuh.
2. Trochanter, kecil berbentuk segitiga.
3. Femur, khusus femur dari kaki metathoraks membesar dan mengandung otot yang
digunakan untuk melompat.
4. Tibia, ramping dan berduri.
5. Tarsus, terdiri atas 3 segmen yang tampak, salah satu yang bersendi dengan tibia memiliki
3 bantalan pada pemrukaan ventral. Sedangkan segmen paling ujung dilengkapi sepasang
cakar yang terletak diantara lobus berdaging (pulvillus) (Jumar, 2000).
Abdomen
Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi,
dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas jumlah
segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan masing-masing segmen membawa sepasang
apendiks rudimenter (Jumar, 2000).
Sedangkan pada insekta fase dewasa abdomennya tidak memiliki apendiks dan
sejumlah segmen biasanya mereduksi. Segmen pertama abdomen belalang berfusi dengan
metathoraks. Hasil penggabungan ini hanya terdri atas tergum saja, dan disetiap sisi segmen
ini terdapat sebuah membran tympani berbentuk oval yang merupakan penutup sebuah
kantung pendengaran. Pada segmen ke 9 dan ke 10 sternumnya berfusi, sedangkan tergumnya
hanya sebagian saja yang berfusi. Segmen ke 11 hanya terdiri atas tergum saja dan
membentuk alat genitalia. Pada hewan jantan terdiri atas lempeng sub genital, 2 lempeng
podical, dan 2 cerci (Jumar, 2000).
Sedangkan pada hewan betina memiliki 2 lempeng podical, 2 cerci, dan 3 pasang
lempeng yang dapat digerakkan dimana membentuk ovipositor, alat untuk meletakkan telur
Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian
serangga ini menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut
terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera.
Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies
serangga dapat memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan
telur-telurnya (Jumar, 2000).
Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini berperan
sebagai kerangka luar (eksoskleleton).
Anatomi Luar Integumen
Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu:
1. Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih.
2. Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel.
3. Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1m.
Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula,
dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal
dibandingkan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula.
Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari :
1. Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein).
2. Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air (Aderisandi, 2012).
Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula,
disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut dengan
sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air
dan gas. Pada kutikula sering dijumpai :
1. sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar
2. sutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah
3. apodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula
Secara garis besar bagian tubuh serangga terdiri dari kepala, thoraks, dan abdomen
(Aderisandi, 2012).
Tipe-Tipe Tungkai Serangga
Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan sebagai
berikut:
1. Saltatorial Tungkai belakang belalang yang digunakan untuk meloncat, dengan bentuk
femur tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur tungkai depan dan
tungkai tengah. Contoh: Valanga nigricornis (belalang).
2. Raptorial: Tungkai depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa, sehingga
ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan tungkai yang lainnya. Contoh:
Stagmomantis carolina (belalang sembah).
3. Kursorial: Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh: Periplaneta
australasiae (kecoa).
4. Fosorial: Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah. Contoh: Gryllotalpa
africana (orong-orong).
5. Natatorial: Tungkai jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk berenang.
Contoh: Hydrophilus triangularis (kumbang air).
6. Korbikulum: Tungkai tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari. Contoh : Apis
cerana (lebah madu) (Jumar, 2000).
Sayap
Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kepemilikan
sayap, yaitu kelompok serangga bersayap (Pterygota) dan kelompok serangga tidak bersayap
(Apterygota). Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian mesopleuron dan
metapleuron. Sayap diperkuat oleh satu deretan rangka-rangka sayap yang bersklerotisasi,
yang mengandung syaraf, trakea, dan hemolimf. Permukaan atas dan bawah sayap terbuat
dari bahan kitin tipis. Bagian tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut
pembuluh sayap. Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap disebut sel (Daisugi,
2011).

More Related Content

What's hot

Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahDzikri Imaduddin
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeMaedy Ripani
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisYunan Malifah
 
Ananlisis kromosom manusia
Ananlisis kromosom manusiaAnanlisis kromosom manusia
Ananlisis kromosom manusiaErvi Afifah
 
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)Aulia Srie Wardani
 
PPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fix
PPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fixPPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fix
PPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fixRian Maulana
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Nor Hidayati
 

What's hot (20)

Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
 
Ananlisis kromosom manusia
Ananlisis kromosom manusiaAnanlisis kromosom manusia
Ananlisis kromosom manusia
 
Makalah entomologi
Makalah entomologiMakalah entomologi
Makalah entomologi
 
Tumbuhan lumut
Tumbuhan lumutTumbuhan lumut
Tumbuhan lumut
 
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
 
PPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fix
PPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fixPPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fix
PPT Biologi SMA Kelas X Spermatophyta-fix
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 
Anatomi batang
Anatomi batangAnatomi batang
Anatomi batang
 

Similar to Bentuk tubuh

Similar to Bentuk tubuh (20)

echinodermata dan vertebrata.docx
echinodermata dan vertebrata.docxechinodermata dan vertebrata.docx
echinodermata dan vertebrata.docx
 
MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTA
 
Artikel kel. 8
Artikel kel. 8Artikel kel. 8
Artikel kel. 8
 
Tugas presentasi biologi x 2
Tugas presentasi biologi x 2Tugas presentasi biologi x 2
Tugas presentasi biologi x 2
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Xmia9 arthropoda
Xmia9 arthropodaXmia9 arthropoda
Xmia9 arthropoda
 
Bab 10. dunia hewan (1)
Bab 10. dunia hewan (1)Bab 10. dunia hewan (1)
Bab 10. dunia hewan (1)
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
PPT tentang Arthropoda Biologi SMA
PPT tentang Arthropoda Biologi SMAPPT tentang Arthropoda Biologi SMA
PPT tentang Arthropoda Biologi SMA
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Kingdom Animalia Invertebrata Echinodermata
Kingdom Animalia Invertebrata EchinodermataKingdom Animalia Invertebrata Echinodermata
Kingdom Animalia Invertebrata Echinodermata
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Kingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTAKingdom Animalia - INSECTA
Kingdom Animalia - INSECTA
 
Amphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & piscesAmphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & pisces
 
Chordata
ChordataChordata
Chordata
 
Zooin arthropoda
Zooin arthropodaZooin arthropoda
Zooin arthropoda
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

Bentuk tubuh

  • 1. Bentuk tubuh Secara umum bentuk tubuh serangga agak memanjang dan silindris serta bilateral simetris artinya sisi kanan dan kiri serupa. Tubuh beruas-ruas dan ruas-ruas tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga daerah yaitu kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat mata, antena, dan alat-alat mulut (Sakura, 2012). Pada dada serangga dari golongan serangga yang bersayap terdapat satu pasang sayap atau dua pasang dan tiga pasang kaki. Abdomen tidak mempunyai alat gerak tetapi kadang- kadang pada bagian ujung abdomen mempunyai embelan-embelan. Sebagian besar embelan pada serangga beruas-ruas (Sakura, 2012). Dinding Tubuh Pada manusia dan berbagai jenis hewan, rangka terdapat di dalam tubuh yang disebut endoskleton, sedangkan pada serangga dan sebagian hewan lainnya rangka terdapat di luar tubuh yang disebut eksoskeleton. Dinding tubuh serangga tidak hanya berfungsi untuk melindungi bagian luar tubuh tetapi juga merupakan struktur untuk memperkokoh tubuh dan juga sebagai tempat melekatnya otot (Ibrahim, 2012). Dinding tubuh serangga terdiri atas tiga bagian, yaitu kutikula merupakan lapisan luar yang berisi pigmen dan zat lainnya termasuk ikatan kimia yang khas disebut khitin, hipodermis berupa lapisan seluler berada di bawah kutikula, membran basal berupa lapisan non seluler yang tipis di bawah hipodermis. Dinding tubuh secara keseluruhan menutupi serangga dan melekuk ke arah dalam pada beberapa bagian tubuh membentuk bumbung pengokoh. Trakea (pembuluh pernafasan), serta ujung depan dan belakang saluran pencernaan dilapisi kutikula (Ibrahim, 2012). Kutikula tersusun atas tiga lapisan yaitu epikutikula, eksokutikula dan endokutikula. Epikutikula merupakan lapisan tipis yang paling luar tebalnya sekitar 1 mikron dan tidak berisi khitin, eksokutikula dan andokutikula merupakan lapisan yang lebih tebal dan
  • 2. mengandung khitin. Eksokutikula berada d bawah epikutikula, lebih padat, lebih keras dan lebih berpigmen daripada endokutikula (Ibrahim, 2012). Khitin merupakan polisakarida bernitrogen dengan formula C12H54N4O21, merupakan zat yang paling tahan dan tidak larut dalam air, alkohol, asam dan basa, tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan mamalia, tetapi dapat diuraikan oleh bakteri tertentu. Apabila kitin dilarutkan dalam basa dapat mengurangi warna dan kerasnya zat, tetapi struktur kutikula tidak berubah. Kerasnya kutikula disebabkan karena zat non kitin yang susunan kimianya belum dikatahui dengan pasti. Endokutikla dan bagian yang lebih keras (Ibrahim, 2012). Kepala (caput) Kepala pada dasarnya tersusun atas 6 segmen yang berfusi. Keenam segmen tersebut tidak tampak lagi pada hewan dewasa, tetapi pada saat embrio teramati. Bukti adanya keenam segmen pada saat dewasa yaitu terlihat adanya 6 apendiks yang meliputi dorsal, antena, interkalari, mandibula, maksila, dan labial (Sakura, 2012). Eksokeleton kepala dikenal sebagai epicranium yang terletak di sebelah belakang, merupakan daerah diantara dan di belakang mata. Genae merupakan bagian yang terletak di kedua susu katerak kepala bagian depan. Sedangkan sklerit empat persegi panjang yang terletak di bawah epicranium depan disebut clypeus (Sakura, 2012). Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata majemuk dilindungi oleh bagain transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana terbagi menjadi sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yaitu disebut sebagia facet. Setiap facet merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut ommatididum. Adanya struktur ini akan memberikan gambaran mozaik seperti pada udang. Diantara beberapa serangga, kemungkinan belalang mampu membedakan warna (Ibrahim, 2012). Selain mata majemuk, belalang memiliki mata sederhana atau ocellus (jamak ocelli) di daerah kepala bagian atas serta di tepi sebelah dalam mata majemuk. Mata sederhana ini
  • 3. terdiri atas sekelompok sel-sel penglihatan yaitu retinula dan di bagian tengahnya terdapat batang optik yaitu rhabdom. Bagian terluar mata sederhana terdapat lensa transparan yang merupakan modifikasi dari kutikula (Sakura, 2012). Selain mata, terdapat juga sepasang antena yang panjang dan sangat mobil (bergerak- gerak). Antena belakang berbentuk benang dan tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada antena terdapat rambut-rambut sensori yang kemungkinan berfungsi sebagai indera pembau (Sakura, 2012). Tipe-Tipe Antenna Serangga Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape yang merupakan ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan pedisel, dan dan ruas ketiga disebut dengan flagellum. Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga berbeda beda. Berdasarkan bentuknya antena serangga dapat dibedakan menjadi 14 tipe yaitu: 1. Filiform: menyerupai benag, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya sama, misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera). 2. Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae. 3. Setaseous: seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin ramping, misalnya Isoptera. 4. Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya Coccinellidae. 5. Capitate: seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya Nitidulidae. 6. Serate: tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
  • 4. 7. Geniculate: segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae. 8. Pectinate: setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya Pyrochoroidae. 9. Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut. 10. Stylate: segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae. 11. Aristate: seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae. 12. Plumose: setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan. 13. Lamellate: segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya Scarabaidae. 14. Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya Rhipiceridae (Jumar, 2000). Adapun fungsi antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium. Selain dua fungsi utama antena yang telah disebutkan diatas beberapa fungsi lain dari antena serangga yang sama pentingnya adalah sebagai alat untuk mengetahui tempat-tempat makanan (mangsa) (Jumar, 2000). Tipe Mulut Serangga Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, yaitu mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut pengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya (Daisugi, 2011). Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu Mulut tipe pengigit dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya
  • 5. mulut belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu mulut tipe penusuk- penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing. Contohnya nyamuk. Mulut penghisap yaitu mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat digulung, contohnya mulut kupu kupu. dan mulut penjilat yaitu mulut tipe penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan lalat (Jumar, 2000). Bagian-bagian mulut belalang adalah sebagai berikut: Labrum atau bibir atas terletak di sisi ventral clypeus. Disebelah bawah labrum terdapat organ yang bentuknya seperti lidah yaitu hypopharynx. Di setiap sisinya terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini bergigi untuk menggigit makanan. Di sebelah bawah mandibula terdapat sepasang maxila. Setiap maxilla terdiri atas cardo (bagian basal), stipes (bagian tengah), lacinia (berbentuk kurva panjang), galea (bentuknya panjang sedikit bulat), dan palpung maxillary. Labium atau bibir bawah terdiri atas submentum (bagian basal), mentum (bagian tengah), ligula (berjumlah dua, merupakan penutup yang dapat bergerak), dan palpus labial yang terdapat di setiap sisinya. Labrum dan labium berperanan memegang makanan diantara mandibula dan maxilla yang bergerak secara lateral untuk menggiling makanan tersebut. Sedangkan palpus maxillary dan palpus labial berfungsi untuk membedakan jenis makanan karena adanya organ-organ indera (Sakura, 2012). Thorax Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen. Torak juga merupakan daerah lokomotor pada serangga dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum (Jumar, 2000). Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior): adalah bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan, mesothorax (tengah) bagian tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai
  • 6. tengah dan sepasang sayap depan dan metathorax (posterior) bagian belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang. Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksokeleton, di bagian dorsal disebut tergum, disisi lateral disebut pleura, dan di bagan ventral disebut sternum (Jumar, 2000). Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan disebut tegmina atau elytra. Istilah tegmina digunakan untuk sebutan sayap anterior dari anggota Orthoptera (contohnya belalang), sedangkan elytra digunakan untuk sebutan sayap anterior anggota oro Coleptera (contonya kumbang). Sayap pada segmen metathorax merupakan sayap posterior. Ditinjau dari strukturnya sebuah sayap terdiri atas membran atas dan membran bawah. Sayap sebenarnya merupakan perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena dan saraf yang bercabang-cabang. Di dalam vena sayap terdapat trakhea dan serabut saraf yang halus. Sayap anterior berupa lembaran tipis dan transparan. Pada waktu istirahat, sayap posterior terdapat di bawah sayap anterior. Berdasarkan perbandingan dari aneka ragam sayap, pada dasarnya tetap mengikuti prinsip rangkaian vena longitudinal dari anterior menuju ke posterior yaitu: a. Kosta, tidak bercabang, terletak pada atau di tepi sayap. b. Sub kosta: ujungnya bercabang dua, dan mendekati ujung basal, ada kemungkinan berhubungan dengan kosta melalui vena humeral. c. Radius, dengan dua cabang, cabang ke-1 tidak bercabang, sedangkan cabang ke-2 disebut sektor radial dan ujung dari sektor radial bercabang. d. Media, kedua cabang menghasilkan 4 cabang. e. Kubitus, cabang dari kubitus menghasilkan dua sampai tiga cabang. f. Anal, vena yang tidak bercabang dan bernomor ke 1 ke 2 ke 3 dan seterusnya, penomoran ini dimulai dari sisi anterior menuju ke posterior (Jumar, 2000).
  • 7. Di sisi lateral mesothraks dan metathoraks terdapat spirakel yang merupakan lubang dari sistem respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang kaku. Setiap kaki terssun atas 5 segmen. Kelima segmen tersebut dari proksimal ke distal sebagai berikut: 1. Coxa, bersendi dengan tubuh. 2. Trochanter, kecil berbentuk segitiga. 3. Femur, khusus femur dari kaki metathoraks membesar dan mengandung otot yang digunakan untuk melompat. 4. Tibia, ramping dan berduri. 5. Tarsus, terdiri atas 3 segmen yang tampak, salah satu yang bersendi dengan tibia memiliki 3 bantalan pada pemrukaan ventral. Sedangkan segmen paling ujung dilengkapi sepasang cakar yang terletak diantara lobus berdaging (pulvillus) (Jumar, 2000). Abdomen Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas jumlah segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan masing-masing segmen membawa sepasang apendiks rudimenter (Jumar, 2000). Sedangkan pada insekta fase dewasa abdomennya tidak memiliki apendiks dan sejumlah segmen biasanya mereduksi. Segmen pertama abdomen belalang berfusi dengan metathoraks. Hasil penggabungan ini hanya terdri atas tergum saja, dan disetiap sisi segmen ini terdapat sebuah membran tympani berbentuk oval yang merupakan penutup sebuah kantung pendengaran. Pada segmen ke 9 dan ke 10 sternumnya berfusi, sedangkan tergumnya hanya sebagian saja yang berfusi. Segmen ke 11 hanya terdiri atas tergum saja dan membentuk alat genitalia. Pada hewan jantan terdiri atas lempeng sub genital, 2 lempeng podical, dan 2 cerci (Jumar, 2000).
  • 8. Sedangkan pada hewan betina memiliki 2 lempeng podical, 2 cerci, dan 3 pasang lempeng yang dapat digerakkan dimana membentuk ovipositor, alat untuk meletakkan telur Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian serangga ini menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera. Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies serangga dapat memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan telur-telurnya (Jumar, 2000). Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini berperan sebagai kerangka luar (eksoskleleton). Anatomi Luar Integumen Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu: 1. Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih. 2. Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel. 3. Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1m. Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula, dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal dibandingkan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula. Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari : 1. Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein). 2. Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air (Aderisandi, 2012). Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula, disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut dengan sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air dan gas. Pada kutikula sering dijumpai :
  • 9. 1. sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar 2. sutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah 3. apodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula Secara garis besar bagian tubuh serangga terdiri dari kepala, thoraks, dan abdomen (Aderisandi, 2012). Tipe-Tipe Tungkai Serangga Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan sebagai berikut: 1. Saltatorial Tungkai belakang belalang yang digunakan untuk meloncat, dengan bentuk femur tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur tungkai depan dan tungkai tengah. Contoh: Valanga nigricornis (belalang). 2. Raptorial: Tungkai depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa, sehingga ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan tungkai yang lainnya. Contoh: Stagmomantis carolina (belalang sembah). 3. Kursorial: Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh: Periplaneta australasiae (kecoa). 4. Fosorial: Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah. Contoh: Gryllotalpa africana (orong-orong). 5. Natatorial: Tungkai jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk berenang. Contoh: Hydrophilus triangularis (kumbang air). 6. Korbikulum: Tungkai tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari. Contoh : Apis cerana (lebah madu) (Jumar, 2000). Sayap Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kepemilikan sayap, yaitu kelompok serangga bersayap (Pterygota) dan kelompok serangga tidak bersayap
  • 10. (Apterygota). Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian mesopleuron dan metapleuron. Sayap diperkuat oleh satu deretan rangka-rangka sayap yang bersklerotisasi, yang mengandung syaraf, trakea, dan hemolimf. Permukaan atas dan bawah sayap terbuat dari bahan kitin tipis. Bagian tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut pembuluh sayap. Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap disebut sel (Daisugi, 2011).