Instruksi kerja ini menjelaskan proses blasting dan painting untuk material di PT. XYZ. Terdiri dari tujuan, ruang lingkup, definisi, perlengkapan, tanggung jawab, dan rincian proses persiapan permukaan, pembersihan permukaan dengan blasting, pengecatan, serta spesifikasi dan dokumen terkait.
1. Riwayat Perubahan
No. Revisi Tanggal Pengusul Revisi Keterangan
INSTRUKSI KERJA
PROSES BLASTING PAINTING
1. TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk menetapkan suatu metode kerja guna mengendalikan
proses blasting painting agar didapatkan hasil sesuai persyaratan perusahaan dan atau
pelanggan.
2. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku untuk material di PT. XYZ yang membutuhkan proses blasting dan
painting.
3. DEFINISI
3.1 Blasting : Proses pembersihan permukaan material dengan
menggunakan sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi
dengan berbagai media seperti pasir, air dan lain-lain.
Blasting dapat dikategorikan sebagai surface treatment yang
banyak diaplikasikan pada dunia teknik seperti pembuatan
kapal, maintenance sistem perpipaan, maintenance peralatan
atau mesin-mesin fluida dan lain-lain
3.2 Painting/pengecatan : Salah satu proses coating/pelapisan terhadap suatu material
yang berfungsi untuk melindungi benda tersebut dari proses
karat
3.3 Sandblasting : Suatu proses pembersihan permukaan dengan cara
menembakkan partikel (pasir) ke suatu permukaan (material)
sehingga menimbulkan gesekan atau tumbukan dengan
tujuan untuk menghilangkan material-material kontaminasi
seperti karat, cat, garam, oli dan lain-lain
2. 3.4 Water jet blasting : Sebuah alat yang digunakan dalam proses pemotongan
dingin dengan jalan menyemprotkan air yang bertekanan dan
kecepatan tinggi ke permukaan benda kerja
4. PERLENGKAPAN
4.1 Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan Blasting
4.1.1 Helmet blasting
4.1.2 Baju blasting
4.1.3 Wearpack
4.1.4 Safety shoes
4.1.5 Sarung tangan
4.1.6 Kompresor
4.1.7 Receiver
4.1.8 After cooler
4.1.9 Dryer
4.1.10 Sand pot blasting
4.1.11 Hose blasting
4.1.12 Holder
4.1.13 Nozel blasting
4.2 Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan Painting
4.2.1 Pakaian pelindung kimia dengan kerudung
4.2.2 Alat perlindungan pernapasan/respirator
4.2.3 Sarung tangan karet
4.2.4 Safety shoes yang tahan terhadap bahan kimia
4.2.5 Roller/brush
4.2.6 Air spray/air less spray
5. TANGGUNG JAWAB
5.1 Departemen Produksi
3. 5.1.1 Blaster yang ditunjuk bertanggung jawab untuk mempersiapkan peralatan kerja
dan APD serta melaksanakan proses pengelasan sesuai dengan instruksi kerja,
gambar dan parameter yang sudah ditetapkan
5.1.2 Leader atau foreman produksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan instruksi kerja, gambar
dan parameter yang sudah ditetapkan
5.1.3 Supervisor produksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa foreman, leader
dan blaster yang ditunjuk sudah mengetahui, membaca, mengerti dan memahami
instruksi kerja ini. Jika diperlukan, isntruksi kerja ini agar ditempelkan di area
proses pengelasan
5.2 Quality Control
5.2.1 Bertanggung jawab melaksanakan inspeksi baik secara visual maupun NDE (jika
diperlukan) baik awal proses, berlangsungnya proses maupun akhir proses dan QC
berwenang menghentikan proses blasting painting bilamana terjadi suatu
penyimpangan atau kerusakan
6. RINCIAN INSTRUKSI KERJA
6.1 Proses awal persiapan perlakuan material
6.1.1 Sebelum melakukan persiapan permukaan (surface preparation), langkah yang
harus diperhatikan adalah persiapan terhadap perlakuan material antara lain:
- Untuk permukaan yang masih dijumpai kerak las, agar dibersihkan dengan
menggunakan mesin gerinda
- Untuk bagian yang lancip, tajam maupun material yang mengalami laminasi,
agar dibuat landai tumpul dengan menggunakan gerinda. Hal ini dikarenakan
permukaan yang lancip, tajam bila dilapisi cat akan menghasilkan cat yang
kurang baik, tipis dan pada akhirnya akan mudah menjadi karat
- Untuk bagian alur las yang kurang baik dan berlubang agar diperbaiki kembali
dengan cara pengelasan ulang atau pengisian dengan filler
6.2 Proses persiapan permukaan
4. Pembersihan permukaan dengan mekanis bagaimanapun juga tidak akan dapat
menghilangkan minyak, oli, garam-garaman, debu dan sebagainya. Pembersihan yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:
6.2.1 Untuk area yang terkontaminasi dengan kimia, garam, debu dan sebagainya,
seluruhnya harus dicuci dengan fresh water jetting sehingga kadar garam dan debu
dapat hilang
6.2.2 Untuk area yang ada terlihat minyak dan oli, pembersihan yang paling efektif
adalah dengan menggunakan solvent yang diikuti dengan pembilasan air tawar
sampai bersih
6.3 Proses pembersihan permukaan
6.3.1 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik dan berkualitas, maka perlu
dilakukan pembersihan permukaan dengan metode blasting. Adapun langkah-
langkah yang harus dipersiapkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
- Gunakan APD sebelum pekerjaan dimulai
- Periksa spesifikasi pekerjaan yang diterima
- Lakukan pemeriksaan terhadap alat dan lingkungan kerja kemudian minta izin
kerja/work permit ke departemen HSE
- Lokasikan benda kerja yang akan diblasting ke ruang blasting atau area
pengerjaan blasting
- Hidupkan mesin blower blast untuk memeriksa penyedot steel grit
- Periksa tekanan air dari kompressor untuk pemakaian blasting dan pastikan
anginnya kering, dengan membuka valve drain yang ada di filter minimum dua
kali sehari
- Pastikan permukaan yang akan diblasting bebas dari oli, kerak las dan cantuman
- Lindungilah benda kerja yang tidak boleh terkena blasting agar terhindar dari
kerusakan pada saat blasting, seperti:
- Baut dengan selang atau isolasi tahan blasting
- Race face flange (machining area) dengan gasket/teflon/triplek/isolasi tahan
blasting
- Lubang-lubang drat dengan plug dari kayu/teflon, plastik/isolasi tahan blasting
- Pastikan kelembaban udara tidak melebihi 80% dengan hygrometer
- Untuk sandblasting gunakan steel grit GP. 25 dicampur dengan GP.18
perbandingan 1:1 atau pasir silica dengan kekasaran atau grid mesh yang sesuai
5. - Laksanakan blasting sesuai dengan spesifikasi area yang diblasting
- Laporkan ke departemen QC untuk pemeriksaan visual standar
- Jika proses blasting sudah selesai, bawa material keluar area blasting utntuk
pengerjaan berikutnya
- Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai standar, maka harus dilakukan blasting ulang
- Apabila setelah 4 jam selesai proses blasting kemudian belum dipanting
sehingga menimbulkan plak, maka harus dibersihkan dengan cara sweep blast
- Bersihkan benda kerja luar atau dalam dari debu steel grit dengan angin
bertekanan sampai steel grit hilang betul
6.4 Pengecatan (painting)
6.4.1 Kondisi lingkungan
- Temperatur udara kering minimal 3°C di atas titik embun (dew point) dengan
kelembaban udara maksimum 85%
- Temperatur permukaan (steel temperatur)yang terbaik berkisar antara 15°-40°C
6.4.2 Proses pengecatan (painting process)
- Sebelum cat diaplikasikan harus diaduk sampai rata dengan menggunakan
pengaduk secara mekanis (mixing agitator) dan tetap berjalan selama proses
pengecatan berlangsung
- Pengenceran (thinning) dilakukan seperlunya, sebagaimana yang
direkomendasikan,karena bila terlalu encer maka lapisan cat akan mudah
meleleh (sagging) dan ketebalan lapisan cat yang diinginkan sulit tercapai
namun bila terlalu kental lapisan cat akan lama kering
- Disarankan untuk tidak menggunakan thinner merek lain dalam melakukan
pengenceran guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk cat, dua
komponen masing-masing dikemas dalam kaleng yang terpisah, sebelum
dilakukan pencampuran, dipastikan bahwa masing-masing kemasan sudah
sesuai dengan pasangannya. Komponen tersebut harus dicampur sesuai dengan
perbandingannya sebagaimana yang tertera dalam data sheet atau dapat dilihat
pada label kaleng masing-masing. Kesalahan dalam pencampuran perbandingan
dapat berakibat lapisan cat akan lama kering atau tidak kering sama sekali.
Untuk penambahan thinner pada cat dua komponen dilakukan setelah masing-
masing komponen teraduk rata. Dengan adanya penambahan thinner akan
6. mengkibatkan perubahan “volume solid” sehingga terjadi perubahan pula pada
“wet film thickness” pada saat diaplikasikan
6.4.3 Jalur/garis penambahan (stripe coating)
- Untuk area yang tersembunyi, atau area yang sulit bila dilakukan pengecatan
dengan airless spray atau air spray seperti pada daerah alur las, angle, stiffeners
dan lain-lain. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan jalur atau garis
penambahan cat (stripe coating) terlebih dahulu dengan menggunakan kuas
6.4.4 Tenggang waktu pengecatan (recoating interval)
- Tenggang waktu pengecatan sangat penting untuk diperhatikan, guna
mendapatkan adhesi yang baik pada setiap lapisan cat
- Apabila pengecatan lapisan berikutnya dilakukan terlalu cepat dari tenggang
waktu minimum yang ditentukan akan berakibat cat meleleh (sagging) atau
solvent terperangkap dalam cat yang mengakibatkan cat bergelembung
- Apabila recoating interval terlewati dari batas maksimum yang
direkomendasikan, maka daya rekat antar lapisan akan berkurang dan tidak
dapat melekat secara sempurna. Untuk memperbaiki recoating interval yang
terlewati dari batas maksimum perlu untuk melakukan pengkasaran permukaan
dengan jalan sweep blast atau pengamplasan dan aplikasi yang terbaik untuk
setiap lapisan cat adalah antara recoating interval minimum dan maksimum
6.4.5 Perbaikan lapisan cat (coating repair)
- Diharapkan tidak ada pekerjaan tambahan baik steelwork maupun hotwork
setelah dilakukan pekerjaan sandblasting atau setelah pekerjaan pengecatan
pertama
- Bila pekerjaan untuk steelwork maupun hotwork terpaksa dilakukan setelah
pengecatan lapisan pertama maka disarankan untuk melakukan pekerjaan
repair terlebih dahulu, barulah kemudian dilakukan aplikasi selanjutnya
- Setiap kali akan melakukan aplikasi pengecatan berikutnya, diharapkan untuk
tetap memperhatikan kebersihan permukaan baik dari debu, minyak, garam
atau kontaminasi lainnya dan harus dihilangkan sebelum aplikasi pengecatan
6.4.6 Peralatan aplikasi (application equipment)
- Peralatan aplikasi yang dapat dipergunakan dapat dilihat pada data sheet,
disarankan menggunakan airless spray untuk mendapatkan hasil yang optimal
7. - Selama aplikasi harus selalu melakukan pengukuran ketebalan cat basah
dengan mempergunakan “wet film thickness gauge”, hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan ketebalan kering yang diinginkan
6.4.7 Spesifikasi pengecatan (painting specification)
Pelaksanaan pengecatan haruslah mengacu kepada spesifikasi yang
direkomendasikan, maka perlu untuk selalu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Selama aplikasi disarankan untuk selalu melakukan pengukuran ketebalan
basah, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan ketebalan kering yang
diinginkan, juga untuk mengontrol ketebalan lapisan cat pelapis agar tidak
terjadi ketebalan yang berlebihan (over thickness). Sekiranya ini terjadi maka
harus dilakukan abrasive sweeping sesuai dengan tingkat kerusakan dan
dilakukan pengecatan sebagaimana spesifikasinya. Over coating thickness
batas maksimumnya adalah 150% dari spesifikasi
- Untuk mendapatkan ketebalan yang aman (uniform) pada saat aplikasi
haruslah dilakukan over lapping spray (50%-50%) antara setiap akan
perpindahan gerakan pengecatan
7. DOKUMEN TERKAIT
7.1 Prosedur Operasi
7.2 Prosedur Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
7.3 Form Tindakan Perbaikan Pencegahan
7.4 Form Izin Bekerja Pekerjaan Panas
8. REFERENSI
8.1 OHSAS 18001:2007 Pasal 8.5.1