Pada 23 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Partai Nasional Indonesia sebagai partai tunggal, namun keinginan Presiden Soekarno tidak dapat diwujudkan.
Pada 23 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Partai Nasional Indonesia sebagai partai tunggal, namun keinginan Presiden Soekarno tidak dapat diwujudkan.
Berkembang pesatnya globalisasi di Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK, sehingga perlu diperhatikan dampak dan akibat dari berkembangnya IPTEK. Sangat disayangkan bila perkembangan IPTEK di Indonesia tidak merata, maka perlu diadakannya sosialisasi mengenai pentingnya perkembangan IPTEK
dan iniii ppt sejarah :D
bareng sang mantan ketua osis Lambang Septiawan, si nyentri Khrisna Adiputratama, si heboh Risna Laksanawati, + Yusuf Faturohman *si apa yaaa* wkwkwk
tugas dari Pak Ningrum, semoga bermanfaat :)
Menjelaskan ancaman-ancaman yang melandasi disintegrasi bangsa sekitar tahun 1948-1956.
Presentasi ini dibuat oleh saudara Ibnu Yulian, teman satu kos saya. Terimakasih telah memberikan kontribusinya.
Berkembang pesatnya globalisasi di Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK, sehingga perlu diperhatikan dampak dan akibat dari berkembangnya IPTEK. Sangat disayangkan bila perkembangan IPTEK di Indonesia tidak merata, maka perlu diadakannya sosialisasi mengenai pentingnya perkembangan IPTEK
dan iniii ppt sejarah :D
bareng sang mantan ketua osis Lambang Septiawan, si nyentri Khrisna Adiputratama, si heboh Risna Laksanawati, + Yusuf Faturohman *si apa yaaa* wkwkwk
tugas dari Pak Ningrum, semoga bermanfaat :)
Menjelaskan ancaman-ancaman yang melandasi disintegrasi bangsa sekitar tahun 1948-1956.
Presentasi ini dibuat oleh saudara Ibnu Yulian, teman satu kos saya. Terimakasih telah memberikan kontribusinya.
terorisme menjadi perhatian penegak hukum terutama karena korban yang ditimbulkan dan upaya pencegahannya. apa itu terorisme dan bagaimana bisa terjadi terorisme. paper ini membahasnya secara singkat
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikansakuramochi
Hasil studi dan pengalaman empiris dalam menangani terorisme yang dilakukan PBB
menyimpulkan bahwa para teroris menganggap kondisi sosial yang mereka rasakan
hanya dapat diubah melalui kekerasan. Konsep pencegahan konvensional tidak efektif
lagi dalam upaya pemberantasan ideologi terorisme, sehingga diperlukan upaya
bersama dalam melawan musuh bersama. Kemajemukan masyarakat Indonesia dari
sisi etnik, suku, agama, pendidikan, dan ragam kelas sosial mengharuskan adanya
sosialisasi yang tepat dan dilindungi pelaksanaannya oleh peraturan yang berlaku.
Momentum Revisi Undang-Undang Anti Terorisme yang sudah disetujui untuk masuk
dalam Prolegnas 2016 menjadi awal gerakan bersama seluruh instansi yang terlibat,
seperti BNPT, Kepolisian, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dalam melawan terorisme secara sinergis.
a journal from a study & discussion group from Social & Political Sciences Faculty in University of Indonesia, tho not everyone of Astina family is from the Same College.
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosialmusniumar
Revolusi mental yang hampir identik dengan revolusi akhlak telah diucapkan dan dilaksanakan Nabi Muhammad SAW.
Revolusi mental yang berintikan perbaikan akhlak manusia sangat penting dan menentukan dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Itu sebabnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya "Sesungguhnya saya di utus oleh Allah untuk menyempurnakan akklak mulia".
Perbaikan mental secara cepat yang sering disebut revolusi mental, harus mulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakar, bangsa dan negara.
Melalui revolusi mental akan terjadi perubahan cara berpikir, cara pandang, prilaku dan perangai serta perbuatan. Hasil (out put) dari revolusi mental akan menghadirkan nilai baru yaitu niat, semangat, tekad, kerja keras, disiplin, dan menghargai waktu yang merupakan prasyarat untuk meraih kemajuan dan peningkatan kesejahteraan sosial.
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...musniumar
DKI Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia. Sebagai ibukota negara, suka tidak suka dan mau tidak mau harus aman. Tidak hanya aman, tetapi warganya harus pula sejahtera.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan dengan orientasi utama pada pemberdayaan masyarakat supaya tercipta keadilan. Kalau sudah adil, maka akan aman.
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsamusniumar
Peran perempuan khususnya ibu semakin lama semakin meningkat dan penting. Salah satu peran perempuan yang amat diperlukan ialah mempersiapkan generasi mendatang yang berkualitas, yaitu kuat agamanya, nasionalismenya dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuanmusniumar
Pembauran dalam bidang sosial, ekonomi dan lain sebagainya merupakan keniscayaan karena menurut Ibnu Khaldun, manusia menurut tabiat dan fitrahnya memerlukan masyarakat. Bermasyarakat adalah sarana mewujudkan kebersamaan dan persatuan.
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktikmusniumar
Indonesia adalah negara demokrasi, yang telah ditetapkan dalam UUD 1945. Sila keempat dari Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, merupakan dasar dari demokrasi kita.
Dalam amandemen UUD 1945 Bab 1 Bentuk dan Kedaulatan Pasal 1 ayat (2) Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaks anakan menurut Undang-Undang Dasar
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan
Munculnya Gerakan Terorisme
Oleh Musni Umar
Sociologist and Researcher
Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy
(INSED)
3. Pengantar
Teror, teroris dan terorisme merupakan permasalahan yang
sangat kompleks. Kompleksitas tersebut dapat dilihat dari
sulitnya para ahli untuk mencapai kata sepakat terhadap
definisi daripada terorisme, identifikasi tindakan,
karakteristik maupun akar permasalahan terorisme.
Sampai saat ini tidak ada satu definisi tunggal yang dapat
mewakili fenomena terorisme diseluruh dunia. Kompleksitas
juga muncul karena faktanya, label ‘terorisme’ digunakan
untuk mengidentifikasi berbagai macam fenomena dengan
lingkup yang luas.
Di beberapa negara, terorisme identik dengan aktivitas
kelompok revolusioner ekstrim kiri seperti Brigadir Merah di
Italia, ataupun kelompok ekstrim kanan seperti Neo-Nazi dan
Skinheads di Eropa.
4.
5. Di Timur Tengah dan Afrika, muncul kelompok
seperti al Qaeda, yang diinspirasi dengan gerakan
pembebasan di negeri-negeri Muslim yang secara
ekonomi dijajah oleh Amerika Serikat. Di Libanon,
muncul Hizbullah, kelompok perlawanan terhadap
Israil yang selalu mendapat perlindungan Amerika
Serikat dan Barat. Di Palestina, muncul kelompok
perlawanan yang tidak mau kooperatif dengan
Amerika Serikat dan Israil, yaitu Hamas yang
kemudian dikategorikan sebagai teroris.
Di Afganistan, kelompok perlawanan yang
kemudian disebut teroris adalah Taliban, yang
sampai sekarang terus berperang melawan invasi
Amerika Serikat dan sekutunya.
6.
7. Di Indonesia, setelah terjadi pemboman World Trade
Center (WTC) yang dikenal dengan peristiwa 11
September 2001, kemudian Bom Bali 2002, yang
menewaskan tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang
luka-luka atau cedera, kebanyakan warga asing
terutama warga Australia.
Kemudian bom Jakarta 2003 dengan sasaran JW
Marriot, yang menewaskan 12 orang dan sekitar 150
yang mengalami cedera. Tahun 2009, JW Marriot dan
Ritz Carlton Jakarta, kembali menjadi sasaran bom.
Setelah itu, terjadi penyerangan dan pembunuhan
terhadap mereka yang diduga menjadi teroris, yang
sampai sekarang terus berlanjut yang dilakukan Densus
88.
8.
9.
10. Pengertian Terorisme
Teror, teroris dan terorisme adalah satu kata yang sangat
banyak digunakan sehubungan terus terjadinya
pengungkapan dan penyerangan Densus 88 terhadap
berbagai kelompok yang diduga sebagai teroris.
Pengertian teror menurut saya adalah suatu tindakan yang
dilakukan satu kelompok, organisasi, partai politik, lembaga,
negara dan atau individu yang bertujuan untuk
membangkitkan perasaan takut masyarakat.
Teroris adalah pelaku teror yang melakukan tindakan teror
untuk menakut-nakuti masyarakat.
Terorisme adalah paham yang dianut oleh pelaku teror
sehingga mendorong untuk melakukan tindakan teror dalam
rangka menakut-nakuti masyarakat.
Pengertian teror yang baku dan definitif dari apa yang
disebut tindak pidana teror (terorisme), sampai saat ini
belum ada keseragaman.
11. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah membentuk Ad Hoc
Committee on Terrorism tahun 1972 yang bersidang
selama tujuh tahun tanpa menghasilkan rumusan
definisi.
Maka terorisme menurut saya adalah satu paham yang
mendorong para teroris melakukan serangan-serangan
terkoordinasi atau tidak terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok
masyarakat.
Dalam banyak kasus, kegiatan teror yang dilakukan
sama sekali tanpa berprikemanusiaan, karena
masyarakat sipil yang tidak terkait dengan suatu
persoalan yang memicu para teroris melakukan
tindakan, tidak jarang menjadi sasaran dan korban dari
kegiatan teror yang dilakukan.
12. Unsur Teror
Menurut Webster's New World College Dictionary
(1996) bahwa terorisme adalah "the use of force or
treats to demoralize, intimdate, and subjugate.
(Penggunaan kekerasan atau ancaman untuk
mengacaukan, mengintimidasi, dan menaklukkan).
Dari pengertian itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tindakan teror mengandung paling tidak empat hal,
yaitu:
1. Ancaman
2. Intimidasi (menakut-nakuti)
3. Kekerasan
4. Penaklukkan
13.
14. Penyebab Terorisme
Kegiatan teror merupakan bentuk perlawanan terhadap
pemerintahan (rezim) di tingkat nasional dan perlawanan
terhadap hegemoni barat terutama Amerika Serikat. Adapun
faktor yang bisa menyebabkan munculnya terorisme antra lain:
1. Faktor ketidak-adilan ekonomi
Dalam system dan pemerintahan yang tidak bisa menciptakan
keadilan dalam bidang ekonomi, berpotensi melahirkan gerakan
teror.
Menurut saya, ketidak-adilan merupakan aspek utama dan inti
dari persoalan terorisme.
2. Faktor ketidak-adilan hukum
Masyarakat membutuhkan keadilan dalam hukum. Kesamaan di
mata hukum, merupakan tuntutan yang bersifat universal. Hukum
yang hanya tajam kepada masyarakat bawah, melahirkan
perlawanan terhadap rezim yang berkuasa, yang salah satu
bentuknya melakukan teror untuk menakut-nakuti masyarakat.
15.
16.
17. 3. Faktor penjajahan
Faktor penjajajan dalam segala bentuk, juga menyebabkan muncul
gerakana terorisme. Di Palestina misalnya, gerakan Hamas muncul dan
mendapat dukungan rakyat, karena gerakan Fatah yang sekarang dipimpin
Mahmud Abbas, yang dulu dipimpin Yaser Aarafat, dengan jalan
berkompromi dengan Amerika Serikat dan Israil melalui berbagai
perundingan, tidak menghasilkan apa-apa, kemudian lahir Hamas yang
memilih jalan perjuangan dengan mengangkat senjata.
4. Faktor intervensi asing
Intervensi asing ke suatu Negara untuk menggulingkan suatu rezim yang
sedang berkuasa, dengan alasan apapun, memunculkan gerakan teror.
Sebagai contoh di Irak, Afganistan dan berbagai Negara lain, intervensi
asing tidak menyelesaikan masalah, dalam realitas melahirkan berbagai
gerakan perlawanan yang kemudian disebut teroris.
5. Faktor pemahaman agama yang sempit
Agama kalau dipahami secara sepotong-potong dan tidak komprehensif,
bisa melahirkan terorisme. Apalagi kalau terjadi “rallying point” (titik
temu) dengan perasaan diperlakukan tidak adil, maka bisa menjadi faktor
timbulnya teroris di dalam suatu Negara.
18.
19.
20. 6. Faktor ingin merdeka
Faktor ingin menjadi Negara merdeka, juga bisa melahirkan terorisme
karena mereka menganggap kalau merdeka sendiri bisa menciptakan
keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat. Faktor ini banyak
dilakukan kaum pergerakan seperti di Aceh yang dilakukan GAM pada masa
lalu sebelum ditanda-tangani perjanjian damai di Swedia tahun 2005.
Demikian juga hal yang dilakukan OPM sekarang, merupakan kegiatan teror
untuk mewujudkan kemerdekaan bagi Papua.
7. Faktor ingin merubah system dan Negara
Faktor lain yang mendorong lahirnya gerakan teroris ialah keinginan
merubah system dan dasar Negara misalnya menjadi Negara Islam, dan
Negara yang dikehendaki para penggeraknya.
Dengan demikian, motivasi melakukan gerakan teroris untuk perubahan,
setidaknya dapat dibagi kepada tiga bagian.
Pertama, perjuangan menegakkan keadilan.
Kedua, perjuangan politik, ingin merdeka.
Ketiga, perjuangan idiologis, ingin merubah system dan dasar Negara.
21.
22.
23. Solusi Mengakhiri Kegiatan Terorisme
Perjuangan menegakkan keadilan dalam seluruh aspek
kehidupan, ingin menjadi Negara merdeka dan
merubah system politik dan dasar Negara, akan selalu
tumbuh dan berkembang dimanapun di dunia, jika
ketidak-adilan tidak ditegakkan.
Untuk mengakhiri kegiatan teror, teroris dan terorisme,
tidak mungkin berhasil seperti yang dilakukan Densus
88 yang menyergap, menembaki, membunuh dan
menangkap mereka yang diduga melakukan teroris.
Untuk mengakhiri tindakan teror, teroris dan
terorisme, setidaknya harus dilakukan tiga hal.
Pertama, ciptakan pembangunan yang berkeadilan dan
merata.
24.
25.
26. Kedua, lakukan pendekatan persuasi dengan cinta, tulus dan
penuh kasih sayang kepada kelompok-kelompok marjinal
yang diduga berpotensi melakukan kegiatan teror.
Ketiga, lakukan rekonsiliasi sosial, politik dan ekonomi
dengan keloompok-kelompok marjinal yang berpotensi
melakukan perlawanan terhadap Negara (penguasa).
Demikianlah, semoga memberi tambahan ilmu pengetahuan
kita tentang terror, teroris dan terorisme, untuk
meningkatkan upaya-upaya kita secara bersama untuk
menyelesaikan akar masalahnya, sehingga kegiatan tror,
troris dan terorisme dapat dikurangi dan diakhiri.
------------------------------------
* Tulisan ini merupakan makalah untuk dipresentasikan
dalam Program Kesbangpol DKI Jakarta tentang
pemberantasan teroris, pada 24 Mei 2013 di Hotel Griya
Astuti, Cisarua, Bogor Jawa Barat.