SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat, karena daging sapi memiliki kadar protein yang
tinggi. Daging juga termasuk produk yang paling sering berhubungan dengan
masalah keamanan secara mikrobiologis karena mudah terkontaminasi oleh
bakteri. Daging merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan bakteri karena
mengandung nutrien dan ketersediaan air yang cukup serta pH yang sedang
(Syamsul, 2013).
Kecepatan kerusakan daging tergantung pada jumlah dan jenis mikroba
yang mengkontaminasinya. Semakin banyak jumlah mikroba dalam daging maka
daging akan semakin cepat mengalami kerusakan. Produk makanan asal hewani
terutama daging sapi dapat dikategorikan aman jika total koloni bakteri yaitu
Total Plate Count (TPC) tidak melebihi 1 x 106 cfu/gram (SNI, 2008). Penyediaan
daging sapi yang kandungan mikrobanya tidak melebihi batas maksimum cemaran
mikroba merupakan syarat bahan pangan yang aman dan sehat (Chandra, 2005).
Kontaminasi oleh bakteri menyebabkan kualitas daging menurun. Jay
(1992) dan Lawrie (2003) menyatakan bahwa sumber kontaminasi daging
biasanya dimulai dari saat pemotongan ternak sampai konsumsi. Rumah
pemotongan hewan (RPH) memberikan kemungkinan terbesar untuk kontaminasi
bakteri, selain itu kontaminasi dengan cara kontak langsung pada permukaan yang
tidak higienis, para pekerja dan udara. Untuk mengurangi kontaminasi ini,
diperlukan penanganan yang higienis dan sistem sanitasi yang sebaik-baiknya.
Umumnya bakteri yang hidup pada bahan pangan adalah bakteri penghasil
racun. Seperti pada pasar tradisional banyak faktor yang mempengaruhi
pencemaran daging oleh mikroba patogen yang disebabkan oleh kurangnya
sanitasi lingkungan. Pasar tradisional merupakan salah satu tempat pemasaran
daging yang sanitasi lingkungannya kurang baik sehingga rawan dan berisiko
tinggi terhadap cemaran mikroba patogen (Irianto, 2006).
Penyakit yang disebabkan oleh daging yang terkontaminasi mikroba
patogen antara lain diare, tifus, kolera dan disentri. Gangguan Iain yang
disebabkan oleh bahan pangan yang terkontaminasi bakteri patogen yartu
peningkatan gangguan saluran pencernaan (gastrointestinal). Beberapa bakteri
patogen yang sering mencemari bahan makanan yaitu Escherichia coli. Bacillus
cereus, Staphylococcus aureus, Vibrio parahaemolyticus, Clostridium perfringens,
Clostridium botulinum, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi dan golongan
enterobacter (Santoso, 2011).
Sanitasi dan kebersihan lingkungan penjualan (pasar) perlu mendapat
perhatian baik dari pedagang itu sendiri maupun petugas terkait untuk
meminimumkan tingkat cemaran mikroba (Irianto, 2006). Pasar Central
merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Medan. Di pasar ini
terdapat pedagang daging sapi eceran, tetapi hal yang perlu diperhatikan pada
pasar ini adalah kondisi kebersihan tempat berjualan daging dan tingkat
kebersihan penjual yang merupakan faktor tercemarnya daging sapi. Kondisi
pasar seperti ini menimbulkan kontaminasi mikroba patogen pada daging sapi
sehingga perlu dilakukan penelitian tentang cemaran mikrobiologis daging sapi
yang dijual di Pasar Central Kota Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah daging sapi tercemar bakteri dan jenis
bakteri apa saja yang mencemari daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota
Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroba
yang mencemari daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi ilmiah tentang
jenis-jenis mikroba pada daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota Medan.
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat mengenai daging sapi yang sudah
terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang disukai
oleh konsumen. Daging sapi merupakan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi
karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Daging sapi adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang
biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah,
penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai
contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan
di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini
sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai
negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan
bersantan seperti rendang (Soekarto, 1985).
Beberapa bagian lain dari daging sapi yang digunakan sebagai bahan dasar
makanan yaitu lidah, hati, jeroan dan buntut. Daging sapi paha depan adalah
bagian daging sapi yang berasal dari bagian atas paha depan. Ciri daging sapi
pada bagian paha adalah berbentuk potongan segiempat dengan ketebalan sekitar
2-3 cm, dengan bagian dari tulang pundak masih menempel ke bagian paha
sampai ke bagian terluar dari punuk. Biasanya daging ini digunakan untuk
membuat bakso (Bintoro, 2008).
Di Indonesia konsumsi daging sapi belum dapat diimbangi dengan
produksi daging sapi yang memadai, baik dari segi mutu maupun jumlahnya.
Sehingga terjadi banyak permintaan dan penawaran daging sapi yang semakin
banyak. Hal ini menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan impor daging
sapi dari negara lain. Australia merupakan negara pengekspor daging sapi terbesar
ke Indonesia, yang mencapai 28% dari total kebutuhan daging sapi di Indonesia
(Bintoro, 2008).
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Daging Sapi
Faktor yang mempengaruhi kualitas daging sapi yaitu faktor lingkungan.
Faktor lingkungan dipengaruhi oleh mikroorganisme yang mencemari bahan
makanan. Rataan total koloni bakteri daging sapi Total Plate Count (TPC) yang
diperbolehkan oleh Standar Nasional Indonesia tahun 2008 tentang Mutu Karkas
dan Daging Sapi yaitu tidak melebihi 1 x 106 cfu/gram. Selain dari
mikrooganisme, kadar air juga mempengaruhi kualitas daging seperti penurunan
air daging sapi dengan perlakuan pengemasan plastik sangat berkaitan dengan
penurunan jumlah koloni bakteri pada daging sapi. Semakin tinggi koloni jumlah
bakteri maka semakin tinggi pula kadar airnya. Pengemasan dapat mencegah
terjadinya kontaminasi mikroorganisme sehingga kadar airnya menjadi turun.
Semakin sedikit bakteri yang tumbuh maka jumlah air yang akan dihasilkan juga
semakin rendah. Pembungkus plastik dapat mencegah kontaminasi langsung
bakteri yang berasal dari udara dan tangan manusia (Syukur, 2006).
Kadar protein dipengaruhi oleh total koloni bakteri karena salah satu
faktor yang dibutuhkan oleh bakteri untuk pertumbuhannya adalah protein.
Pertumbuhan bakteri akan mempercepat denaturasi protein sehingga kadar protein
akan menurun. Bakteri dapat memecah molekul-molekul kompleks dan zat-zat
organik seperti polisakarida, lemak dan protein. Pemecahan ini dapat terjadi oleh
ekskresi enzim ekstraseluler yang sangat erat hubungannya dengan proses
pembusukan bahan pangan. Pengemasan daging dengan plastik mengurangi
kontaminasi bakteri sehingga denaturasi protein yang diakibatkan oleh
peningkatan jumlah bakteri dapat diminimalisir (Syamsul, 2013).
2.3 Sanitasi Makanan dan Lingkungan
Pada makanan maupun minuman terdapat jasad renik yang menyebabkan
kerusakan pada bahan pangan oleh bakteri dan jamur. Bakteri bisa merusak
makanan dan minuman dengan berbagai cara dan hal itu tidak dapat diketahui dan
dikenal dengan menggunakan mata telanjang. Ada beberapa bakteri yang
menempati posisi terpenting dalam dunia kesehatan yang mempertinggi bahaya
yang ditimbulkan pada manusia. Jenis bakteri coliform yang terdapat pada bahan
makanan tidak merubah penampilan makanan dan minuman, tetapi membuat
makanan dan minuman menjadi tidak sehat karena bakteri ini mengeluarkan
toksin (Saidah dkk, 2011).
Selain dari sanitasi makanan, sanitasi lingkungan juga mempengaruhi
tingkat pencemaran pada bahan makanan. Seperti kondisi lingkungan yang
kumuh, pembuangan limbah yang tidak tepat, air yang digunakan untuk mencuci
bahan makanan dan sanitasi pedagang dalam proses pengolahannya (Chandra,
2005).
2.4 Mikroba Patogen
Mikroba patogen merupakan suatu mikroorganisme yang menyebabkan
kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang. Sedangkan kemampuan
mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit disebut patogenisitas. Ketika suatu
mikroorganisme memasuki inang dan menginfeksi jaringan tubuh, kemudian
memperbanyak diri, mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan infeksi. Jika
keadaan inang ronton terhadap Infoksi dan ftingsl blologmya rusak, maka bal ini
dapat menimbulkan suatu pen yak It. Patogen merupakan beberapa jenit
mikroorganisme atau organ lime lain yang berukuran yang Jebih besar yang
mampu menyebabkan penyaklt (Pelczar dkk, 1986).
Teori bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyaktt (patogen) atau
Germ theory of disease yang digagas oleh Louis Pasteur merupakan alasan yang
sangat kuat mengapa scmua dokter dan tenaga kesehatan hams mengetahui ilrmi
mikrobiologi. Anton van Leeuwenhoek (1670-an) adalah first microbiologist yang
pertama kali mengamati mikroorganisme menggunakan mikroskop sederhana.
Louis Pasteur (1860-an) berhasil membuktikan adanya mikroorganisme penyebab
kontaminasi dengan percobaan anti-spontaneous generation (Pelczar dkk, 1986).
Bakteri terdiri atas bakteri gram negatif dan gram positif. Bakteri gram
negatif merupakan bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet
sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwama merah bila diamati
dengan mikroskop. Sedangkan bakteri gram positif akan berwama ungu.
Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda
dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan
pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmarkbernama Christian Gram dan merupakan
prosedur penting dalam klasifikasi bakteri (Sokatch, 1976). Adapun perbedaan
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
(A). Bakteri Gram Positif (B). Bakteri Gram Negatif
Gambar 1 : (A). Bakteri Gram Positif
(B). Bakteri Gram Negatif
Sumber :
https://arifnma.blogspot.co.id/2012/06/bakteri-gram-positif-dan-
negatif.html
Berdasarkan gambar 1 diatas, dapat dilihat perbedaan bakteri gram positif
dengan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif menyerap warna ungu/violet
sedangkan bakteri gram negatif menyerap warna merah muda. Bakteri gram
positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia)
hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal
berupa peptidoglikan. Sekitar 90% dari dinding sel tersebut tersusun atas
peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.
Bakteri gram negatif seperti Escherichia Coli memiliki sistem membran
ganda yaitu membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.
Bakteri ini mempunyai dinding sel tipis peptidoglikan, yang terletak di antara
membran dalam dan membran luamya. Banyak spesies bakteri gram-negatif yang
bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat
patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-
negatif terutama lapisan lipopolisakarida dikenal dengan endotoksin atau
lipopolisakarida (LPS) (Sujudi, 1993). Adapun perbedaan dinding scJ bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif dapat dilihat pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. Dinding Sel Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
Sumber: Brock dkk, 2006.
2.5 Bakteri Staphylococcus Aureus
Staphylococcus Aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 um, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak
bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37°C, tetapi membentuk pigmen
paling baik pada suhu kamar (20-25 °C). Koloni pada perbenihan padat berwama
abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan
berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan Staphylococcus Aureus yang
mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi
bakteri (Agung, 2009).
Sebagian bakteri Staphylococcus merupakan flora normal pada kulit,
saluran pemafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini
juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. Staphylococcus aureus yang
patogen bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan
mampu meragikan manitol (Agus dkk, 1994).
Infeksi oieh Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan
yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S.
aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat
diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih,
osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi
nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Budianto, 2011).
2.6 Bakteri Salmonella sp.
Bakteri Salmonella merupakan bakteri batang gram-negatif. Bakteri ini
memiliki habitat asli yang berada di dalam usus manusia maupun binatang, maka
bakteri ini dikelompokkan ke dalam enterobacter. Isolasi dari mikroorganisme
Salmonella pertama sekali dilaporkan pada tahun 1884 oleh Gaffky dengan nama
spesies Bacterium thyposum. Kemudian, pada tahun 1886 perkembangan
nomenklatur semakin kompleks karena peranan Salmon dan Smith serta sempat
menjadi bahan pembicaraan yang rumit. Bahkan dalam perkembangannya,
Salmonella menjadi bakteri yang paling kompleks dibandingkan enterobacter
lain, oleh karena bakteri ini memiliki lebih dari 2400 serotipe dari antigen bakteri
ini (Brooks dkk, 1995).
Klasifikasi Salmonella terbentuk berdasarkan dasar epidemiologi, jenis
inang, reaksi biokimia, dan struktur antigen O, H, V ataupun K. Antigen yang
paling umum digunakan untuk Salmonella adalah antigen O dan H. Antigen O
berasal dari bahasa Jerman (Ohne), merupakan susunan senyawa lipopolisakarida
(LPS), LPS mempunyai tiga region. Region I merupakan antigen O-spesifik atau
antigen dinding sel. Antigen ini terdiri dari unit-unit oligosakarida yang terdiri
dari tiga sampai empat monosakarida. Polimer ini biasanya berbeda antara satu
isolat dengan isoiat lainnya, itulah sebabnya antigen ini dapat digunakan untuk
menentukan subgrup secara serologis. Region II merupakan bagian yang melekat
pada antigen O, merupakan Core Polysaccharide yang konstan pada genus
tertentu. Region III adalah Lipid A yang melekat pada region II dengan ikatan
dari 2-keto-3-deoksioktonat (KDO). Lipid A ini memiliki unit dasar yang
merupakan disakarida yang menempel pada lima atau enam asam lemak. Bisa
dikatakan Lipid A melekatkan LPS ke lapisan murein-lipoprotein dinding sel
(Brooks dkk, 1995).
Antigen K berasal dari bahasa Jerman, kapsel. Antigen K merupakan
antigen kapsul polisakarida dari bakteri enteric. Antigen ini mempunyai berbagai
bentuk sesuai genus dari bakterinya. Pada salmonella, antigen K dikenal juga
sebagai virulence antigen (antigen Vi). Antigen H merupakan antigen yang
terdapat pada flagela dari bakteri ini, yang disebut juga flagelin. Antigen H adalah
protein yang dapat dihilangkan dengan pemanasan atau dengan menggunakan
alkohol. Antibodi untuk antigen ini terutamanya adalah IgG yang dapat
memunculkan reaksi aglutinasi. Antigen ini memiliki phase variation, yaitu
perubahan fase salam satu serotip tunggal. Saat serotip mengekspresikan antigen
H fase-1, antigen H fase-2 sedang disintesis (Sokatch, 1976).
Demikian banyaknya serotip dari Salmonella, namun hanya Salmonella
typhi, Salmonella cholera, dan mungkin Salmonella paratyphi A dan Salmonella
parathypi B yang menjadi penyebab infeksi utama pada manusia. Infeksi bakteri
ini bersumber dari manusia, namun kebanyakan Salmonella menggunakan
binatang sebagai reservoir infeksi pada manusia, seperti babi, hewan pengerat,
ternak, kura-kura, burung beo, dan lain-lain. (Brooks dkk, 1995).
Salmonella yang terbawa melalui makanan akan memasuki saluran
pencernaan. Di lambung, bakteri ini akan dimusnahkan oleh asam lambung,
namun yang lolos akan masuk ke usus halus. Bakteri ini akan melakukan
penetrasi pada mukosa baik usus halus maupun usus besar dan tinggal secara
intraseluler dimana mereka akan berproliferasi. Ketika bakteri ini mencapai epitel
dan IgA tidak bisa menanganinya, maka akan terjadi degenerasi brush border
(Agus dkk, 1994).
2.7 Bakteri Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk
batang yang termasuk dalam famili enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan
penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia.
Bakteri Escherichia coli merupakan jasad indikator dalam substrat air dan bahan
makanan. Yang mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37°C dengan
membentuk asam dan gas di dalam waktu jam. Bakteri ini berpotensi patogen
karena pada keadaan tertentu dapat menyebabkan diare (Syamsul, 2013).
Bakteri Coliform dlbedakan menjadi 2, yaitu fekal dan non-fekal. Yang
termasuk kelompok bakteri Coliform fekal adalah Escherichia coli, sedangkan
kelompok bakteri Coliform non-fekal adalah E. aerogems. Untuk membedakan
Escherichia Coli dm E. aerogems dapat dilakukan uji IMViC (indol, merah metil,
voges-proskauer, sitrat), yaitu uji yang menunjukkan pembentukan indol dari
triptofan, uji merah metil yang menunjukkan fermentasi glukosa menghasilkan
asam sampai pH 4,5 sehingga medium akan berwarna merah dengan adanya
merah metil, uji voges-proskauer yang menunjukkan pembentukan asetil metil
karbinol dari giukosa, dan uji penggunaan sitrat sebagai sumber karbon (Pelczar
dkk, 1986).
Escherichia Coli mempunyai sifat yang berbeda dengan Enterobacter
aerogenes karena pada umumnya dapat memproduksi indol dari triptofan,
membentuk asam sehingga menurunkan pH sampai 4,5, tidak memproduksi asetil
metif karbinoi, dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
karbon. Sifat-sifat Escherichia Coli lainnya yang penting adalah bakteri ini dapat
memfermentasi laktosa dengan memproduksi asam dan gas, mereduksi nitrat
menjadi nitrit, bersifat katalase positif, dan oksidase negatif (Syamsul, 2013).
2.8 Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam kelas Gamma proteobacteria,
merupakan bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan
dan manusia. Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh di air suling dan akan
tumbuh dengan baik dengan adanya unsur Nitrogen dan Carbon, bakteri ini
banyak melimpah dalam air dan tanah. Pseudomonas aeruginosa merupakan
bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga
bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri aerob ini
mensekresikan beberapa jenis pigmen, di antaranya pyocyanin (hijau-biru),
fluorescein (kuning-hijau) dan pyorubin (merah-cokelat). Bakteri ini dapat
tumbuh tanpa oksigen jika tersedia NO3 sebagai akseptor elektron. Pseudomonas
aeruginosa mampu tumbuh di lingkungan yang mengandung oli dan bahan bakar
minyak lainnya. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan
terkadang membentuk rantai yang pendek. Suhu optimum untuk pertumbuhan
42oC yang mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan
nutrisinya sangat sederhana (Ventishy, 2011).
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri menyebabkan kerusakan
jaringan dengan cara mengeluarkan toksin. Bakteri melepaskan eksotoksin yang
spesifik yaitu suatu sintesis, kimiawi yang secara spesifik mengawali proses
radang atau melepaskan endotoksin yang ada hubungannya dengan dinding sel.
Reaksi hipersensitivitas terjadi bila perubahan kondisi respons imunologi
mengakibatkan tidak sesuainya atau berlebihannya reaksi imun yang akan
merusak jaringan. Sedangkan agen fisik dan bahan kimiawi yang iritan dan
korosif akan menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian jaringan merupakan
stimulus yang kuat untuk terjadi infeksi (Ningsih, 2010).
2.9 Bakteri Klebsiella sp.
Klebsiella pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander
adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri
penyebab pneumonia pada tahun 1882. Klebsiella adalah bakteri Gram negatif
yang berbentuk batang (basil). Klebsiella tergolong bakteri yang tidak dapat
melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen,
Klebsiella sp. merupakan bakteri fakultatif anaerob. Klebsiella dapat
memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, Klebsiella akan menunjukkan
hasil negative dan dapat mereduksi nitrat (Hardjoeno dkk, 2007).
Bakteri Klebsiella banyak ditemukan di mulut, kulit, dan usus, namun
habitat alami bakteri ini yaitu di tanah. Kelompok bakteri Klebsiella dapat
menginfeksi tempat lain di samping saluran pernafasan. Klebsiella merupakan
suatu bakteri yang menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas
(hidung) yang kronis dan endemik di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bakteri ini diberi nama berdasarkan penemunya yaitu Edwin Klebs, seorang ahli
mikrobiologi jerman di abad ke-19 (Hardjoeno dkk, 2007).

More Related Content

What's hot

Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianRizqi Fatha M
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakRiswansyah Yusup
 
Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "
Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "
Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "Liana Susanti SMPN 248
 
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASIN
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASINBIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASIN
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASINAbdullah Faris
 
Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "
Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "
Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "Liana Susanti SMPN 248
 
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta  "BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta Liana Susanti SMPN 248
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisihylmihalim
 
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...sefti dwinanti
 
15669 39958-1-pb
15669 39958-1-pb15669 39958-1-pb
15669 39958-1-pbraka42
 
Peranan Bioteknologi Terhadap Bidang Peternakan
Peranan Bioteknologi Terhadap Bidang PeternakanPeranan Bioteknologi Terhadap Bidang Peternakan
Peranan Bioteknologi Terhadap Bidang PeternakanTrias Nurwana
 
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids octo zulkarnain
 

What's hot (16)

Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanian
 
Mengapa babi haram dikonsumsi
Mengapa babi haram dikonsumsiMengapa babi haram dikonsumsi
Mengapa babi haram dikonsumsi
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
 
Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "
Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "
Kelompok mawar 9i SMPN 264 Jakarta " BAB 6 BIOTEKNOLOGI "
 
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASIN
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASINBIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASIN
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN STKIP PGRI BANJARMASIN
 
Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "
Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "
Presentasi kelompok matahari 9 i SMPN 264 JAKARTA" BIOTEKNOLOGI BAB 6 "
 
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta  "BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisi
 
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
 
15669 39958-1-pb
15669 39958-1-pb15669 39958-1-pb
15669 39958-1-pb
 
Peranan Bioteknologi Terhadap Bidang Peternakan
Peranan Bioteknologi Terhadap Bidang PeternakanPeranan Bioteknologi Terhadap Bidang Peternakan
Peranan Bioteknologi Terhadap Bidang Peternakan
 
Tugas rahman
Tugas rahmanTugas rahman
Tugas rahman
 
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
 

Similar to TUGAS BIOLOGI

Pengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanPengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanbabarock
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianFirman Ali Tatag
 
Ikd laporan bioteknologi
Ikd   laporan bioteknologiIkd   laporan bioteknologi
Ikd laporan bioteknologibibil009
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismeDendhy Nugraha
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapSariana Csg
 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingBBPP_Batu
 
Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...
Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...
Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...Repository Ipb
 
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaIpa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaLiana Susanti SMPN 248
 
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxdokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxDianWahyu40
 
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfPert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfWayuOctavia
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiEly John Karimela
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiEly John Karimela
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxssuser04c576
 
MATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptxMATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptxIMDigital
 
Presentation 2 biologi
Presentation 2 biologiPresentation 2 biologi
Presentation 2 biologisembarangwes
 
bioteknologi dari perspektif islam
bioteknologi dari perspektif islambioteknologi dari perspektif islam
bioteknologi dari perspektif islamnur hannisa
 
Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta
Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta
Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta Liana Susanti SMPN 248
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiFirdika Arini
 

Similar to TUGAS BIOLOGI (20)

Pengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanPengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahan
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanian
 
Ikd laporan bioteknologi
Ikd   laporan bioteknologiIkd   laporan bioteknologi
Ikd laporan bioteknologi
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
 
Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...
Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...
Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Cabai Sebagai Salah Satu Sayuran Utama di ...
 
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaIpa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
 
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxdokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
 
Makalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakatMakalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakat
 
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfPert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
 
MATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptxMATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptx
 
Presentation 2 biologi
Presentation 2 biologiPresentation 2 biologi
Presentation 2 biologi
 
bioteknologi dari perspektif islam
bioteknologi dari perspektif islambioteknologi dari perspektif islam
bioteknologi dari perspektif islam
 
Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta
Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta
Bab 6 Bioteknologikelas 9G smpn264 jakarta
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah Bioteknologi
 

More from Kenzie Yanata SuryanidanNatan (7)

Pengukuran kerja
Pengukuran kerjaPengukuran kerja
Pengukuran kerja
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 
Halamanpengesahan
HalamanpengesahanHalamanpengesahan
Halamanpengesahan
 
Halamanpengesahan
HalamanpengesahanHalamanpengesahan
Halamanpengesahan
 
Doc5
Doc5Doc5
Doc5
 
Bab i pendidikan dna narkoba
Bab i pendidikan dna narkobaBab i pendidikan dna narkoba
Bab i pendidikan dna narkoba
 
Makalah revitilisasi
Makalah revitilisasiMakalah revitilisasi
Makalah revitilisasi
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

TUGAS BIOLOGI

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena daging sapi memiliki kadar protein yang tinggi. Daging juga termasuk produk yang paling sering berhubungan dengan masalah keamanan secara mikrobiologis karena mudah terkontaminasi oleh bakteri. Daging merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan bakteri karena mengandung nutrien dan ketersediaan air yang cukup serta pH yang sedang (Syamsul, 2013). Kecepatan kerusakan daging tergantung pada jumlah dan jenis mikroba yang mengkontaminasinya. Semakin banyak jumlah mikroba dalam daging maka daging akan semakin cepat mengalami kerusakan. Produk makanan asal hewani terutama daging sapi dapat dikategorikan aman jika total koloni bakteri yaitu Total Plate Count (TPC) tidak melebihi 1 x 106 cfu/gram (SNI, 2008). Penyediaan daging sapi yang kandungan mikrobanya tidak melebihi batas maksimum cemaran mikroba merupakan syarat bahan pangan yang aman dan sehat (Chandra, 2005). Kontaminasi oleh bakteri menyebabkan kualitas daging menurun. Jay (1992) dan Lawrie (2003) menyatakan bahwa sumber kontaminasi daging biasanya dimulai dari saat pemotongan ternak sampai konsumsi. Rumah pemotongan hewan (RPH) memberikan kemungkinan terbesar untuk kontaminasi bakteri, selain itu kontaminasi dengan cara kontak langsung pada permukaan yang tidak higienis, para pekerja dan udara. Untuk mengurangi kontaminasi ini, diperlukan penanganan yang higienis dan sistem sanitasi yang sebaik-baiknya.
  • 2. Umumnya bakteri yang hidup pada bahan pangan adalah bakteri penghasil racun. Seperti pada pasar tradisional banyak faktor yang mempengaruhi pencemaran daging oleh mikroba patogen yang disebabkan oleh kurangnya sanitasi lingkungan. Pasar tradisional merupakan salah satu tempat pemasaran daging yang sanitasi lingkungannya kurang baik sehingga rawan dan berisiko tinggi terhadap cemaran mikroba patogen (Irianto, 2006). Penyakit yang disebabkan oleh daging yang terkontaminasi mikroba patogen antara lain diare, tifus, kolera dan disentri. Gangguan Iain yang disebabkan oleh bahan pangan yang terkontaminasi bakteri patogen yartu peningkatan gangguan saluran pencernaan (gastrointestinal). Beberapa bakteri patogen yang sering mencemari bahan makanan yaitu Escherichia coli. Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Vibrio parahaemolyticus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi dan golongan enterobacter (Santoso, 2011). Sanitasi dan kebersihan lingkungan penjualan (pasar) perlu mendapat perhatian baik dari pedagang itu sendiri maupun petugas terkait untuk meminimumkan tingkat cemaran mikroba (Irianto, 2006). Pasar Central merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Medan. Di pasar ini terdapat pedagang daging sapi eceran, tetapi hal yang perlu diperhatikan pada pasar ini adalah kondisi kebersihan tempat berjualan daging dan tingkat kebersihan penjual yang merupakan faktor tercemarnya daging sapi. Kondisi pasar seperti ini menimbulkan kontaminasi mikroba patogen pada daging sapi sehingga perlu dilakukan penelitian tentang cemaran mikrobiologis daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota Medan.
  • 3. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah daging sapi tercemar bakteri dan jenis bakteri apa saja yang mencemari daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota Medan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroba yang mencemari daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi ilmiah tentang jenis-jenis mikroba pada daging sapi yang dijual di Pasar Central Kota Medan. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat mengenai daging sapi yang sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang disukai oleh konsumen. Daging sapi merupakan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Daging sapi adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti rendang (Soekarto, 1985). Beberapa bagian lain dari daging sapi yang digunakan sebagai bahan dasar makanan yaitu lidah, hati, jeroan dan buntut. Daging sapi paha depan adalah bagian daging sapi yang berasal dari bagian atas paha depan. Ciri daging sapi pada bagian paha adalah berbentuk potongan segiempat dengan ketebalan sekitar 2-3 cm, dengan bagian dari tulang pundak masih menempel ke bagian paha sampai ke bagian terluar dari punuk. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat bakso (Bintoro, 2008). Di Indonesia konsumsi daging sapi belum dapat diimbangi dengan produksi daging sapi yang memadai, baik dari segi mutu maupun jumlahnya. Sehingga terjadi banyak permintaan dan penawaran daging sapi yang semakin banyak. Hal ini menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan impor daging
  • 5. sapi dari negara lain. Australia merupakan negara pengekspor daging sapi terbesar ke Indonesia, yang mencapai 28% dari total kebutuhan daging sapi di Indonesia (Bintoro, 2008). 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Daging Sapi Faktor yang mempengaruhi kualitas daging sapi yaitu faktor lingkungan. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh mikroorganisme yang mencemari bahan makanan. Rataan total koloni bakteri daging sapi Total Plate Count (TPC) yang diperbolehkan oleh Standar Nasional Indonesia tahun 2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Sapi yaitu tidak melebihi 1 x 106 cfu/gram. Selain dari mikrooganisme, kadar air juga mempengaruhi kualitas daging seperti penurunan air daging sapi dengan perlakuan pengemasan plastik sangat berkaitan dengan penurunan jumlah koloni bakteri pada daging sapi. Semakin tinggi koloni jumlah bakteri maka semakin tinggi pula kadar airnya. Pengemasan dapat mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme sehingga kadar airnya menjadi turun. Semakin sedikit bakteri yang tumbuh maka jumlah air yang akan dihasilkan juga semakin rendah. Pembungkus plastik dapat mencegah kontaminasi langsung bakteri yang berasal dari udara dan tangan manusia (Syukur, 2006). Kadar protein dipengaruhi oleh total koloni bakteri karena salah satu faktor yang dibutuhkan oleh bakteri untuk pertumbuhannya adalah protein. Pertumbuhan bakteri akan mempercepat denaturasi protein sehingga kadar protein akan menurun. Bakteri dapat memecah molekul-molekul kompleks dan zat-zat organik seperti polisakarida, lemak dan protein. Pemecahan ini dapat terjadi oleh ekskresi enzim ekstraseluler yang sangat erat hubungannya dengan proses
  • 6. pembusukan bahan pangan. Pengemasan daging dengan plastik mengurangi kontaminasi bakteri sehingga denaturasi protein yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah bakteri dapat diminimalisir (Syamsul, 2013). 2.3 Sanitasi Makanan dan Lingkungan Pada makanan maupun minuman terdapat jasad renik yang menyebabkan kerusakan pada bahan pangan oleh bakteri dan jamur. Bakteri bisa merusak makanan dan minuman dengan berbagai cara dan hal itu tidak dapat diketahui dan dikenal dengan menggunakan mata telanjang. Ada beberapa bakteri yang menempati posisi terpenting dalam dunia kesehatan yang mempertinggi bahaya yang ditimbulkan pada manusia. Jenis bakteri coliform yang terdapat pada bahan makanan tidak merubah penampilan makanan dan minuman, tetapi membuat makanan dan minuman menjadi tidak sehat karena bakteri ini mengeluarkan toksin (Saidah dkk, 2011). Selain dari sanitasi makanan, sanitasi lingkungan juga mempengaruhi tingkat pencemaran pada bahan makanan. Seperti kondisi lingkungan yang kumuh, pembuangan limbah yang tidak tepat, air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan dan sanitasi pedagang dalam proses pengolahannya (Chandra, 2005). 2.4 Mikroba Patogen Mikroba patogen merupakan suatu mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang. Sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit disebut patogenisitas. Ketika suatu
  • 7. mikroorganisme memasuki inang dan menginfeksi jaringan tubuh, kemudian memperbanyak diri, mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan infeksi. Jika keadaan inang ronton terhadap Infoksi dan ftingsl blologmya rusak, maka bal ini dapat menimbulkan suatu pen yak It. Patogen merupakan beberapa jenit mikroorganisme atau organ lime lain yang berukuran yang Jebih besar yang mampu menyebabkan penyaklt (Pelczar dkk, 1986). Teori bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyaktt (patogen) atau Germ theory of disease yang digagas oleh Louis Pasteur merupakan alasan yang sangat kuat mengapa scmua dokter dan tenaga kesehatan hams mengetahui ilrmi mikrobiologi. Anton van Leeuwenhoek (1670-an) adalah first microbiologist yang pertama kali mengamati mikroorganisme menggunakan mikroskop sederhana. Louis Pasteur (1860-an) berhasil membuktikan adanya mikroorganisme penyebab kontaminasi dengan percobaan anti-spontaneous generation (Pelczar dkk, 1986). Bakteri terdiri atas bakteri gram negatif dan gram positif. Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwama merah bila diamati dengan mikroskop. Sedangkan bakteri gram positif akan berwama ungu. Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmarkbernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri (Sokatch, 1976). Adapun perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
  • 8. (A). Bakteri Gram Positif (B). Bakteri Gram Negatif Gambar 1 : (A). Bakteri Gram Positif (B). Bakteri Gram Negatif Sumber : https://arifnma.blogspot.co.id/2012/06/bakteri-gram-positif-dan- negatif.html Berdasarkan gambar 1 diatas, dapat dilihat perbedaan bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif menyerap warna ungu/violet sedangkan bakteri gram negatif menyerap warna merah muda. Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat. Bakteri gram negatif seperti Escherichia Coli memiliki sistem membran ganda yaitu membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tipis peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luamya. Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram- negatif terutama lapisan lipopolisakarida dikenal dengan endotoksin atau
  • 9. lipopolisakarida (LPS) (Sujudi, 1993). Adapun perbedaan dinding scJ bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dapat dilihat pada gambar 2 berikut. Gambar 2. Dinding Sel Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif Sumber: Brock dkk, 2006. 2.5 Bakteri Staphylococcus Aureus Staphylococcus Aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 um, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37°C, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 °C). Koloni pada perbenihan padat berwama abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan Staphylococcus Aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri (Agung, 2009). Sebagian bakteri Staphylococcus merupakan flora normal pada kulit, saluran pemafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini
  • 10. juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. Staphylococcus aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Agus dkk, 1994). Infeksi oieh Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Budianto, 2011). 2.6 Bakteri Salmonella sp. Bakteri Salmonella merupakan bakteri batang gram-negatif. Bakteri ini memiliki habitat asli yang berada di dalam usus manusia maupun binatang, maka bakteri ini dikelompokkan ke dalam enterobacter. Isolasi dari mikroorganisme Salmonella pertama sekali dilaporkan pada tahun 1884 oleh Gaffky dengan nama spesies Bacterium thyposum. Kemudian, pada tahun 1886 perkembangan nomenklatur semakin kompleks karena peranan Salmon dan Smith serta sempat menjadi bahan pembicaraan yang rumit. Bahkan dalam perkembangannya, Salmonella menjadi bakteri yang paling kompleks dibandingkan enterobacter lain, oleh karena bakteri ini memiliki lebih dari 2400 serotipe dari antigen bakteri ini (Brooks dkk, 1995). Klasifikasi Salmonella terbentuk berdasarkan dasar epidemiologi, jenis inang, reaksi biokimia, dan struktur antigen O, H, V ataupun K. Antigen yang paling umum digunakan untuk Salmonella adalah antigen O dan H. Antigen O
  • 11. berasal dari bahasa Jerman (Ohne), merupakan susunan senyawa lipopolisakarida (LPS), LPS mempunyai tiga region. Region I merupakan antigen O-spesifik atau antigen dinding sel. Antigen ini terdiri dari unit-unit oligosakarida yang terdiri dari tiga sampai empat monosakarida. Polimer ini biasanya berbeda antara satu isolat dengan isoiat lainnya, itulah sebabnya antigen ini dapat digunakan untuk menentukan subgrup secara serologis. Region II merupakan bagian yang melekat pada antigen O, merupakan Core Polysaccharide yang konstan pada genus tertentu. Region III adalah Lipid A yang melekat pada region II dengan ikatan dari 2-keto-3-deoksioktonat (KDO). Lipid A ini memiliki unit dasar yang merupakan disakarida yang menempel pada lima atau enam asam lemak. Bisa dikatakan Lipid A melekatkan LPS ke lapisan murein-lipoprotein dinding sel (Brooks dkk, 1995). Antigen K berasal dari bahasa Jerman, kapsel. Antigen K merupakan antigen kapsul polisakarida dari bakteri enteric. Antigen ini mempunyai berbagai bentuk sesuai genus dari bakterinya. Pada salmonella, antigen K dikenal juga sebagai virulence antigen (antigen Vi). Antigen H merupakan antigen yang terdapat pada flagela dari bakteri ini, yang disebut juga flagelin. Antigen H adalah protein yang dapat dihilangkan dengan pemanasan atau dengan menggunakan alkohol. Antibodi untuk antigen ini terutamanya adalah IgG yang dapat memunculkan reaksi aglutinasi. Antigen ini memiliki phase variation, yaitu perubahan fase salam satu serotip tunggal. Saat serotip mengekspresikan antigen H fase-1, antigen H fase-2 sedang disintesis (Sokatch, 1976). Demikian banyaknya serotip dari Salmonella, namun hanya Salmonella typhi, Salmonella cholera, dan mungkin Salmonella paratyphi A dan Salmonella
  • 12. parathypi B yang menjadi penyebab infeksi utama pada manusia. Infeksi bakteri ini bersumber dari manusia, namun kebanyakan Salmonella menggunakan binatang sebagai reservoir infeksi pada manusia, seperti babi, hewan pengerat, ternak, kura-kura, burung beo, dan lain-lain. (Brooks dkk, 1995). Salmonella yang terbawa melalui makanan akan memasuki saluran pencernaan. Di lambung, bakteri ini akan dimusnahkan oleh asam lambung, namun yang lolos akan masuk ke usus halus. Bakteri ini akan melakukan penetrasi pada mukosa baik usus halus maupun usus besar dan tinggal secara intraseluler dimana mereka akan berproliferasi. Ketika bakteri ini mencapai epitel dan IgA tidak bisa menanganinya, maka akan terjadi degenerasi brush border (Agus dkk, 1994). 2.7 Bakteri Escherichia coli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Bakteri Escherichia coli merupakan jasad indikator dalam substrat air dan bahan makanan. Yang mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu jam. Bakteri ini berpotensi patogen karena pada keadaan tertentu dapat menyebabkan diare (Syamsul, 2013). Bakteri Coliform dlbedakan menjadi 2, yaitu fekal dan non-fekal. Yang termasuk kelompok bakteri Coliform fekal adalah Escherichia coli, sedangkan kelompok bakteri Coliform non-fekal adalah E. aerogems. Untuk membedakan Escherichia Coli dm E. aerogems dapat dilakukan uji IMViC (indol, merah metil,
  • 13. voges-proskauer, sitrat), yaitu uji yang menunjukkan pembentukan indol dari triptofan, uji merah metil yang menunjukkan fermentasi glukosa menghasilkan asam sampai pH 4,5 sehingga medium akan berwarna merah dengan adanya merah metil, uji voges-proskauer yang menunjukkan pembentukan asetil metil karbinol dari giukosa, dan uji penggunaan sitrat sebagai sumber karbon (Pelczar dkk, 1986). Escherichia Coli mempunyai sifat yang berbeda dengan Enterobacter aerogenes karena pada umumnya dapat memproduksi indol dari triptofan, membentuk asam sehingga menurunkan pH sampai 4,5, tidak memproduksi asetil metif karbinoi, dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Sifat-sifat Escherichia Coli lainnya yang penting adalah bakteri ini dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi asam dan gas, mereduksi nitrat menjadi nitrit, bersifat katalase positif, dan oksidase negatif (Syamsul, 2013). 2.8 Bakteri Pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam kelas Gamma proteobacteria, merupakan bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur Nitrogen dan Carbon, bakteri ini banyak melimpah dalam air dan tanah. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri aerob ini mensekresikan beberapa jenis pigmen, di antaranya pyocyanin (hijau-biru), fluorescein (kuning-hijau) dan pyorubin (merah-cokelat). Bakteri ini dapat
  • 14. tumbuh tanpa oksigen jika tersedia NO3 sebagai akseptor elektron. Pseudomonas aeruginosa mampu tumbuh di lingkungan yang mengandung oli dan bahan bakar minyak lainnya. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek. Suhu optimum untuk pertumbuhan 42oC yang mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana (Ventishy, 2011). Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri menyebabkan kerusakan jaringan dengan cara mengeluarkan toksin. Bakteri melepaskan eksotoksin yang spesifik yaitu suatu sintesis, kimiawi yang secara spesifik mengawali proses radang atau melepaskan endotoksin yang ada hubungannya dengan dinding sel. Reaksi hipersensitivitas terjadi bila perubahan kondisi respons imunologi mengakibatkan tidak sesuainya atau berlebihannya reaksi imun yang akan merusak jaringan. Sedangkan agen fisik dan bahan kimiawi yang iritan dan korosif akan menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian jaringan merupakan stimulus yang kuat untuk terjadi infeksi (Ningsih, 2010). 2.9 Bakteri Klebsiella sp. Klebsiella pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri penyebab pneumonia pada tahun 1882. Klebsiella adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang (basil). Klebsiella tergolong bakteri yang tidak dapat melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella sp. merupakan bakteri fakultatif anaerob. Klebsiella dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, Klebsiella akan menunjukkan
  • 15. hasil negative dan dapat mereduksi nitrat (Hardjoeno dkk, 2007). Bakteri Klebsiella banyak ditemukan di mulut, kulit, dan usus, namun habitat alami bakteri ini yaitu di tanah. Kelompok bakteri Klebsiella dapat menginfeksi tempat lain di samping saluran pernafasan. Klebsiella merupakan suatu bakteri yang menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (hidung) yang kronis dan endemik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bakteri ini diberi nama berdasarkan penemunya yaitu Edwin Klebs, seorang ahli mikrobiologi jerman di abad ke-19 (Hardjoeno dkk, 2007).