SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016
106 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP EFIKASI VAKSIN SEL UTUH UNTUK
PROTEKSI BAKTERI Streptococcus agalactiae PADA BENIH IKAN NILA
Sefti Heza Dwinanti* dan Mirna Fitrani
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,
Jalan Raya Palembang- Prabumulih KM. 32 Indralaya, Ogan Ilir Kode Pos 30662, Indonesia
*Email: heza_dwinanti@yahoo.com
Email: light_fishing@gmail.com
Abstrak – Pengembangan akuakultur berkelanjutan tidak terlepas dari usaha pencegahan penyakit, dan vaksinasi
merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha tersebut. Vaksinasi dan penambahan vitamin C dalam
pakan merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
agalactiae pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efikasi
vaksin sel utuh dalam memproteksi ikan nila dari serangan bakteri S. agalactiae dengan penambahan vitamin C
secara oral. Ikan nila yang digunakan sebanyak 60 ekor/perlakuan (berat ± 20 g/ekor) yang dipelihara selama 14
hari dengan pakan perlakuan. Pembuatan vaksin menggunakan metode formaline killed cells (FKC). Preparasi
vaksin dan vitamin C dalam pakan dilakukan dengan cara re-pelleting. Dosis vitamin C yang digunakan adalah
600 mg/Kg pakan. Analisis gambaran darah ikan yang diamati terdiri dari total sel darah merah, hematokrit dan
hemaglobin setelah perlakuan mengalami peningkatan setelah vaksinasi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian
vitamin C dalam vaksin yang diberikan melalui pakan mampu meningkatkan proteksi ikan nila dari serangan
bakteri S. agalactiae dengan kepadatan 2.105
CFU/ml/ikan , dimana nilai Relative Percent Survival (RPS) dari
vaksin dan vitamin C mencapai 66,7% sementara vaksin tunggal 51,9%.
Kata kunci: Vitamin C, Vaksin, Streptococcus agalactiae, Nila
Abstract - Sustainable development in aquaculture is equivalent to disease prevention, and thus vaccination has
become one of the most important instruments. Vaccination and vitamin C in fish feed are alternative way to
prevent bacterial diseases in tilapia (Oreochromis niloticus) culture caused by Streptococcus agalactiae. The
purpose of this study was to increase the whole cell vaccine efficacy in order to protect tilapia from S. agalactiae
attacks by adding vitamin C via oral administration. The vaccine were prepared with formaline killed cells
(FKCs)-method. Preparation of vaccine and vitamin C to the fish feed was conducted through incorporated feed
(re-pelleting) technique. Dosage of vitamin C was 600mg/Kg feed. 60 tilapia/treatment with ± 20 g/fish in
weight, which were reared for 14 days, were examined. Blood analysis, including total erythrocyte, haematocrit,
haemoglobin increased after vaccination by both adding vitamin C and pure vaccine. The result showed that
vitamin C-vaccine enhanced tilapia protection from S. agalactiae with density of 2.105
CFU/ml/fish, which
Relative Percent Survival (RPS) value for vitamin C-vaccine was to 66,7% while single vaccine was to 51,9%.
Keywords: Vitamin C, Vaccine, Streptococcus agalactiae, Tilapia
I. PENDAHULUAN
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah
satu komoditas unggulan perikanan di Indonesia selain
ikan lele, patin, mas dan gurame [1]. Seiring
peningkatan produksi ikan nila, keberadaan penyakit
yang mampu menghambat produksi ikan nila saat ini
belum bisa diatasi dengan baik. Keberadaan penyakit
bakterial pada kegiatan budidaya merupakan salah satu
penyebab terjadinya kerugian ekonomi dalam usaha
perikanan [2] [3]. Salah satu penyakit yang sering
muncul pada budidaya ikan nila adalah penyakit
streptokokosis. Streptokokosis pada budidaya ikan nila
telah menyebabkan ikan sakit dan kematian sehingga
menimbulkan kerugian yang diestimasi mencapai $ 150
juta/tahun [4]. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan
menggunakan vaksin. Beberapa jenis vaksin yang sudah
dikembangkan antara lain vaksin sel utuh, vaksin sub
unit dan vaksin DNA [5] [6] [7].
Administrasi vaksinasi pada ikan dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu perendaman, injeksi dan oral.
Dari ketiga administrasi tersebut, pemberian vaksin
secara oral memiliki keunggulan antara lain dapat
diaplikasikan dengan mudah, tidak menimbulkan stress
pada ikan dan cocok untuk semua stadia hidup ikan.
Akan tetapi, pemeberian vaksin secara oral masih
memiliki kendala yaitu efikasi vaksin yang rendah [8]
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016
107 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i
[9]. Untuk meningkatkan efikasi vaksin beberapa jenis
adjuvant dan zat lain yang mampu mendukung
peningkatan efikasi vaksin sel utuh terus dikaji
diantaranya vitamin C [10] [11] [12]. Vitamin C
merupakan suplemen yang sudah terbukti mampu
meningkatkan respon kekebalan di ikan dan memacu
pertumbuhan, memperbaiki kesehatan, konversi pakan
dan sintasan, serta mampu mengurangi stress [13] [14].
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh
pemanfaatan vitamin C dalam meningkatkan efikasi
vaksin sel utuh untuk memproteksi ikan nila dari
serangan bakteri Streptococcus agalactiae.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan kerja. Pertama
pembuatan vaksin dengan metode Formaline Killed
Cells (FKCs), kedua re-pelleting pakan dengan vaksin
dan vitamin C , ketiga pemeliharaan ikan yang diberi
pakan perlakuan dan yang terakhir adalah uji tantang
pada ikan nila terhadap infeksi bakteri Streptococcus
agalactiae.
2.1 Bahan dan peralatan
Ikan yang digunakan adalah ikan nila dengan berat ±
20 g/ekor. Jumlah ikan yang digunakan sebanyak 240
ekor dan dipelihara pada akuarium 60 x 40 x 40 cm3
dengan kepadatan 20 ekor/akuarium. Pakan perlakuan
adalah pakan komersial dengan protein kasar ± 28%.
Vitamin C (ascorbic acid) yang digunakan sebanyak
600 mg/Kg pakan.
2.2. Perlakuan penelitian
Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan yang terdiri
dari :
I. Kontrol Positif
II. Kontrol Negatif
III. Pemberian Vaksin Tanpa Vitamin C
IV. Pemberian Vaksin dengan Vitamin C
Masing-masing perlakuan diulang 3 (tiga) kali.
2.3 Preparasi vaksin dalam pakan
Untuk memperoleh vaksin sel utuh digunakan
metode Formaline Killed Cells (FKCs) [15]. Jenis
sediaan vaksin yang digunakan pada penelitian ini
adalah sediaan vaksin sel utuh (whole cell vaccine).
Vaksin sel utuh yang disuspensikan dalam PBS steril
digunakan untuk melarutkan vitamin C untuk
selanjutnya digunakan untuk melumatkan pakan
komersial. Untuk 1 Kg pakan dibutuhkan 800 ml larutan
vaksin atau vaksin dengan vitamin C. Selanjutnya pakan
dicetak ulang dan di oven pada suhu 60 ºC selama
semalam dan disimpan dalam wadah tertutup sebelum
diberikan pada ikan uji.
2.4 Pemeliharaan ikan uji
Ikan nila dipelihara selama 14 hari dengan pakan
perlakuan yang diberikan secara ad libitum sebanyak 3
kali/hari (pagi, siang dan sore) dengan FR 3-5% dari
bobot biomasa ikan.
2.5 Uji Tantang
Uji tantang dilakukan melalui infeksi buatan
terhadap patogen target. Kepadatan bakteri uji yang
digunakan adalah 2.104
CFU/mL dan disuntikan secara
intra peritoneal sebanyak 0,1 mL/ekor. Untuk evaluasi
vaksin menggunakan rumus Relative Percent Ratio
(RPS) sebagai berikut :
(1)
%100
%
%
1 x
fishvaccinatednnonmortalityi
dfishnvaccinatemortalityi
RPS 















2.6 Analisa gambaran darah ikan
Pengambilan darah ikan uji dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum diberikan pakan uji dan sebelum
dilakukan uji tantang dengan menggunakan spuit 1 mL
pada bagian vena caudalis. Haematologi yang diamati
adalah kadar hematokrit, hemoglobin dan total sel darah
merah.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
Vaksinasi merupakan upaya pencegahan terhadap suatu
penyakit yang bersifat spesifik. Sifat spesifik
menunjukkan bahwa vaksin memicu sistem imun
dengan cara memanfaatkan sel memori untuk mengenali
benda asing tertentu. Selain vaksinasi, peningkatan
respon imun juga membutuhkan komponen yang mampu
meningkatkan kemampuan imun non spesifik. Salah satu
contoh komponen yang telah banyak dikaji adalah
vitamin C. Vitamin C memiliki sifat berupa antioksidan
dan mampu mengurangi stres pada ikan serta memacu
pertumbuhan [18]. Sistem imun non spesifik merupakan
pertahanan tubuh pertama dalam menghadapi berbagai
serangan mikroorganisme patogen. Hal ini
memungkinkan vitamin C dapat memberikan respon
langsung terhadap antigen, sedangkan vaksin yang
membangkitkan sistem imun spesifik membutuhkan
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016
108 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i
waktu untuk mengenali antigen terlebih dahulu sebelum
dapat memberikan respon imunitas. Dari hasil analisa
darah menunjukkan bahwa penambahan vitamin C
dalam vaksin memberikan respon positif terhadap
penambahan sel darah merah, persentase hemaglobin
dan persentase hematokrit. Gambaran darah suatu
organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
kesehatan yang sedang di alami oleh organisme tersebut.
Secara umum kondisi kesehatan ikan selama
pemeliharaan ikan dalam keadaan sehat. Hasil analisa
darah disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Analisa gambaran darah ikan nila
Peningkatan sel darah merah dan haemoglobin lebih
tinggi terjadi pada perlakuan vaksin dan vitamin C
setelah dipelihara selama 14 hari. Hal ini menunjukkan
bahwa vitamin C mampu memicu produksi haemoglobin
sehingga populasi sel darah merah pun meningkat.
Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks yang terdiri
atas protein, globin, dan pigmen hem yang mengandung
zat besi. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa
oksigen yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah
dan membantu dalam transportasi nutrisi dalam tubuh
sehingga membantu menjaga kondisi tubuh untuk tetap
berada dalam kondisi yang prima [19]. Sedangkan
hematokrit tidak menunjukkan perubahan yang
signifikan pada setiap perlakuan. Hematokrit merupakan
parameter yang digunakan untuk mengukur persentase
sel darah merah pada darah dengan cara
membandingkan volume sel darah merah dengan plasma
darah. Kadar hematokrit dapat digunakan untuk
menentukan kondisi ikan dalam keadaan sehat atau yang
terkena anemia. Tidak terjadinya perubahan signifikan
terhadap kadar hematokrit tidak berarti ikan dalam
kondisi anemia. Berdasarkan kontrol ikan masih dalam
kondisi sehat, kisaran hematokrit ikan nila normal antara
26-28 % [7].
Pengaruh vitamin C terhadap efikasi vaksin juga
memberikan pengaruh positif. Hal ini dapat dilihat dari
nilai relative percent ratio (RPS) setelah dilakukannya
uji tantang menggunakan bakteri Streptococcus
agalactiae pada ikan nila secara injeksi dengan
kepadatan bakteri 2.104
CFU/mL. Nilai RPS yang
dihasilkan disajikan pada Tabel 1 berikut.
.
Tabel 1. Nilai RPS pada ikan uji
∑
ikan
total
∑
ikan
yang
mati
Mortalitas
(%)
RPS
(%)
Kontrol - 60 3 5
Kontrol + 60 39 65
Vit C + Vaksin 60 13 21.7 66,7
Vaksin 60 18 30 51,9
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa vitamin
C memberikan efek positif terhadap peningkatan efikasi
vaksin yang ditunjukkan dari nilai RPS. Semakin tinggi
nilai RPS yang dihasilkan dari suatu vaksin maka efikasi
vaksin tersebut semakin bagus. Nilai RPS yang baik dari
suatu vaksin apabila dapat menghasilkan nilai RPS di
atas 50% [9]. RPS merupakan gambaran tentan
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016
109 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i
kemampuan suatu vaksin dalam memproteksi serangan
patogen. Dari tabel diatas gabungan vaksin dan vitamin
C menunjukkan proteksi yang lebih baik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa vitamin C berperan sebagai
adjuvant dalam vaksin sel utuh untuk memproteksi
serangan bakteri. Adjuvant merupakan zat atau material
tambahan dalam vaksin yang berfungsi untuk
meningkatkan efikasi vaksin. Beberapa kriteria yang
harus dimiliki oleh adjuvant antara lain adalah memiliki
zat yang mampu meningkatkan respon kekebalan seperti
antioksidan atau immunopotentiators agents serta
mampu mengurangi jumlah antigen yang diberikan pada
resipien [17]. Vitamin C yang dicampurkan dengan
vaksin mampu berperan sebagai immunopotentiators
agents.
IV.KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah vitamin C
dapat meningkatkan efikasi vaksin sel utuh yang
diberikan secara oral pada ikan nila.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya yang telah
mendanai penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] (2014) Kementrian Perikanan Kelautan website.
[Online]. Available http://www.statistik.kkp.go.id.
[2] A. Israngkura and S. Sae-Hae. A review of the economic
impacts of aquatic animal disease. p. 253-286. In: J.R.
Arthur, M.J. Phillips, R.P. Subasinghe, M.B. Reantaso
and I.H. MacRae. (eds.) Primary Aquatic Animal Health
Care in Rural, Small-scale, Aquaculture Development.
FAO Fish. Tech. 2002, 406.
[3] N. Bagum, M.S. Monir and M. H. Khan. Present status
of fish diseases and economic losses due to incidence of
disease in rural freshwater aquaculture of Bangladesh. J.
Innov. Dev. Strategy 7: 48-53. 2013.
[4] P.H. Klesius, C.A. Shoemaker and J.J. Evans.
“Vaccination: A health management practice for
preventing diseases caused by Streptococcus in tilapia
and other cultured fish”. Proc. ISTA V, 2000, 09. 558-
564.
[5] Sukenda, T. R. Febriansyah dan S. Nuryati. Efikasi
vaksin sel utuh Streptococcus agalactiae pada ikan nila
Oreochromis niloticus melalui perendaman. Jurnal
Akuakultur Indonesia 13 : 83–93. 2014.
[6] Amrullah, Sukenda, E. Harris, Alimuddin and A. M.
Lusiastuti. Immunogenicity of the 89 kDa Toxin Protein
from Extracellular Products of Streptococcus in
Oreochromis niloticus . Journal of Fisheries and Aquatic
Science 9 : 176-186. 2014.
[7] S. H. Dwinanti, Sukenda, M. Yuhana dan A. M.
Lusiastuti. Toksisitas dan Imunogenisitas Produk
Ekstraseluler Streptococcus agalactiae tipe non-
hemolitik pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia 2 : 105-116. 2014.
[8] J. W. Pridgeon and P. H. Klesius. Major bacterial
diseases in aquaculture and their vaccine development.
CAB Reviews 48: 1-16. 2012.
[9] A.E. Ellis. Fish vaccination. London: Academic Press
Ltd. 1988.
[10] M. M. Barros, D. R. Falcon, R. O. Orsi, L. E. Pezzato, A.
C. Fernandes Jr, I. G. Guimaraes , Fernandes Jr A, C. R.
Padovani and M.M. Sartori. Non-specific immune
parameters and physiological response of Nile tilapia fed
b-glucan and vitamin C for different periods and
submitted to stress and bacterial challenge. Journal of
Fish & Shellfish Immunology 39: 188 – 195. 2014.
[11] S. N. Labh and S. R. Shakya. Application of
immunostimulants as an alternative to vaccines for
health management in aquaculture. International Journal
of Fisheries and Aquatic Studies 2(1): 153-156. 2014.
[12] K. Anbarasu and M. R. Chandran. Effect of ascorbic
acid on the immune response of the catfish, Mystus gulio
(Hamilton), to different bacterins of Aeromonas
hydrophila. Fish & Shellfish Immunology 11 : 347-355.
2001.
[13] X. H. Dong, X. Geng, Q. H. Yang, S. Y. Chi, H. Y. Liu
and X. Q. Liu. Effects of dietary immunostimulant
combination on the growth performance, non-specific
immunity and disease resistance of cobia,
Rachycentroncanadum (Linnaeus). Aquaculture
Research 46 : 840-849. 2015.
[14] M. R. Narra, K. Rajender, R. R. Reddy, J. V. Rao and G.
Begum The role of vitamin C as antioxidant in
protection of biochemical and haematological stress
induced by chlorpyrifos in freshwater fish Clarias
batrachus. Chemosphere 132: 172–178. 2015.
[15] P.H. Klesius, C.A. Shoemaker and J.J. Evans. Efficacy
of a killed Streptococcus iniae vaccine in tilapia
Oreochromis niloticus Bull. Eur. Ass. Fish Pathol. 19 :
1–3. 1999.
[16] Taukhid dan U Purwaningsih. Efikasi berbagai sediaan
vaksin Streptococcus agalactiae untuk pencegahan
penyakit streptococcosis pada ikan nila,Oreochromis
niloticus. Laporan Teknis Riset Perikanan Budidaya Air
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016
110 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i
Tawar. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar,
Indonesia. 2010.
[17] Guy B. The perfect mix: recent progress in adjuvant
research. Nat Rev Microbiol 5: 505-517. 2007.
[18] M. R. Narra, K. Rajender, R. R. Reddy, J. Venkateswara
Rao and G. Begum. The role of vitamin C as antioxidant
in protection of biochemical and haematological stress
induced by chlorpyrifos in freshwater fish. Clarias
batrachus. Chemosphere 132 : 172–178. 2015.
[19] D.P. Anderson and A. Siwicki. Basic hematology and
serology for fish health programs. Second Symposium
on Disease in Asia Aquaculture “Aquatic Animal Health
and Environment”. Asia Fisheries Society : 185-202.
1993.

More Related Content

What's hot

Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternakMetode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternakNur Eka Oktafiani
 
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...Tata Naipospos
 
Pembahasan acara 4
Pembahasan acara 4Pembahasan acara 4
Pembahasan acara 4Arni Suci
 
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Tata Naipospos
 

What's hot (6)

Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternakMetode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
 
TUGAS BIOLOGI
TUGAS BIOLOGITUGAS BIOLOGI
TUGAS BIOLOGI
 
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
 
bioteknologi
bioteknologibioteknologi
bioteknologi
 
Pembahasan acara 4
Pembahasan acara 4Pembahasan acara 4
Pembahasan acara 4
 
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
 

Similar to VITAMIN C VAKSIN

Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfekohendrigunawan1
 
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...Enyrah
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...Repository Ipb
 
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...Repository Ipb
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganBudinta Lubizz
 
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Tata Naipospos
 
Tugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptx
Tugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptxTugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptx
Tugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptxDennyIndraYudhistira
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Tata Naipospos
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Tata Naipospos
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Tata Naipospos
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianRizqi Fatha M
 
Pernanan Bioteknologi dalam berbagai bidang
Pernanan Bioteknologi dalam berbagai bidangPernanan Bioteknologi dalam berbagai bidang
Pernanan Bioteknologi dalam berbagai bidangTalita113686
 
Spirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kanker
Spirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kankerSpirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kanker
Spirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kankerjenal sobari
 
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Mikrobial pigmen
Mikrobial pigmenMikrobial pigmen
Mikrobial pigmenZharoh Elba
 
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Tata Naipospos
 

Similar to VITAMIN C VAKSIN (20)

Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
 
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
 
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU Pe...
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapangan
 
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
 
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
 
Tugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptx
Tugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptxTugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptx
Tugas kelompok Bioremediasi 2024 aa .pptx
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanian
 
Pernanan Bioteknologi dalam berbagai bidang
Pernanan Bioteknologi dalam berbagai bidangPernanan Bioteknologi dalam berbagai bidang
Pernanan Bioteknologi dalam berbagai bidang
 
Spirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kanker
Spirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kankerSpirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kanker
Spirulina pacifica dan jeli gamat nutrisi untuk pasien kanker
 
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
 
Pembuatan vaksin
Pembuatan vaksinPembuatan vaksin
Pembuatan vaksin
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Mikrobial pigmen
Mikrobial pigmenMikrobial pigmen
Mikrobial pigmen
 
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 

Recently uploaded (12)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 

VITAMIN C VAKSIN

  • 1. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016 106 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i PENGARUH VITAMIN C TERHADAP EFIKASI VAKSIN SEL UTUH UNTUK PROTEKSI BAKTERI Streptococcus agalactiae PADA BENIH IKAN NILA Sefti Heza Dwinanti* dan Mirna Fitrani Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang- Prabumulih KM. 32 Indralaya, Ogan Ilir Kode Pos 30662, Indonesia *Email: heza_dwinanti@yahoo.com Email: light_fishing@gmail.com Abstrak – Pengembangan akuakultur berkelanjutan tidak terlepas dari usaha pencegahan penyakit, dan vaksinasi merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha tersebut. Vaksinasi dan penambahan vitamin C dalam pakan merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus agalactiae pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efikasi vaksin sel utuh dalam memproteksi ikan nila dari serangan bakteri S. agalactiae dengan penambahan vitamin C secara oral. Ikan nila yang digunakan sebanyak 60 ekor/perlakuan (berat ± 20 g/ekor) yang dipelihara selama 14 hari dengan pakan perlakuan. Pembuatan vaksin menggunakan metode formaline killed cells (FKC). Preparasi vaksin dan vitamin C dalam pakan dilakukan dengan cara re-pelleting. Dosis vitamin C yang digunakan adalah 600 mg/Kg pakan. Analisis gambaran darah ikan yang diamati terdiri dari total sel darah merah, hematokrit dan hemaglobin setelah perlakuan mengalami peningkatan setelah vaksinasi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian vitamin C dalam vaksin yang diberikan melalui pakan mampu meningkatkan proteksi ikan nila dari serangan bakteri S. agalactiae dengan kepadatan 2.105 CFU/ml/ikan , dimana nilai Relative Percent Survival (RPS) dari vaksin dan vitamin C mencapai 66,7% sementara vaksin tunggal 51,9%. Kata kunci: Vitamin C, Vaksin, Streptococcus agalactiae, Nila Abstract - Sustainable development in aquaculture is equivalent to disease prevention, and thus vaccination has become one of the most important instruments. Vaccination and vitamin C in fish feed are alternative way to prevent bacterial diseases in tilapia (Oreochromis niloticus) culture caused by Streptococcus agalactiae. The purpose of this study was to increase the whole cell vaccine efficacy in order to protect tilapia from S. agalactiae attacks by adding vitamin C via oral administration. The vaccine were prepared with formaline killed cells (FKCs)-method. Preparation of vaccine and vitamin C to the fish feed was conducted through incorporated feed (re-pelleting) technique. Dosage of vitamin C was 600mg/Kg feed. 60 tilapia/treatment with ± 20 g/fish in weight, which were reared for 14 days, were examined. Blood analysis, including total erythrocyte, haematocrit, haemoglobin increased after vaccination by both adding vitamin C and pure vaccine. The result showed that vitamin C-vaccine enhanced tilapia protection from S. agalactiae with density of 2.105 CFU/ml/fish, which Relative Percent Survival (RPS) value for vitamin C-vaccine was to 66,7% while single vaccine was to 51,9%. Keywords: Vitamin C, Vaccine, Streptococcus agalactiae, Tilapia I. PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan di Indonesia selain ikan lele, patin, mas dan gurame [1]. Seiring peningkatan produksi ikan nila, keberadaan penyakit yang mampu menghambat produksi ikan nila saat ini belum bisa diatasi dengan baik. Keberadaan penyakit bakterial pada kegiatan budidaya merupakan salah satu penyebab terjadinya kerugian ekonomi dalam usaha perikanan [2] [3]. Salah satu penyakit yang sering muncul pada budidaya ikan nila adalah penyakit streptokokosis. Streptokokosis pada budidaya ikan nila telah menyebabkan ikan sakit dan kematian sehingga menimbulkan kerugian yang diestimasi mencapai $ 150 juta/tahun [4]. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan menggunakan vaksin. Beberapa jenis vaksin yang sudah dikembangkan antara lain vaksin sel utuh, vaksin sub unit dan vaksin DNA [5] [6] [7]. Administrasi vaksinasi pada ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu perendaman, injeksi dan oral. Dari ketiga administrasi tersebut, pemberian vaksin secara oral memiliki keunggulan antara lain dapat diaplikasikan dengan mudah, tidak menimbulkan stress pada ikan dan cocok untuk semua stadia hidup ikan. Akan tetapi, pemeberian vaksin secara oral masih memiliki kendala yaitu efikasi vaksin yang rendah [8]
  • 2. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016 107 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i [9]. Untuk meningkatkan efikasi vaksin beberapa jenis adjuvant dan zat lain yang mampu mendukung peningkatan efikasi vaksin sel utuh terus dikaji diantaranya vitamin C [10] [11] [12]. Vitamin C merupakan suplemen yang sudah terbukti mampu meningkatkan respon kekebalan di ikan dan memacu pertumbuhan, memperbaiki kesehatan, konversi pakan dan sintasan, serta mampu mengurangi stress [13] [14]. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemanfaatan vitamin C dalam meningkatkan efikasi vaksin sel utuh untuk memproteksi ikan nila dari serangan bakteri Streptococcus agalactiae. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan kerja. Pertama pembuatan vaksin dengan metode Formaline Killed Cells (FKCs), kedua re-pelleting pakan dengan vaksin dan vitamin C , ketiga pemeliharaan ikan yang diberi pakan perlakuan dan yang terakhir adalah uji tantang pada ikan nila terhadap infeksi bakteri Streptococcus agalactiae. 2.1 Bahan dan peralatan Ikan yang digunakan adalah ikan nila dengan berat ± 20 g/ekor. Jumlah ikan yang digunakan sebanyak 240 ekor dan dipelihara pada akuarium 60 x 40 x 40 cm3 dengan kepadatan 20 ekor/akuarium. Pakan perlakuan adalah pakan komersial dengan protein kasar ± 28%. Vitamin C (ascorbic acid) yang digunakan sebanyak 600 mg/Kg pakan. 2.2. Perlakuan penelitian Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan yang terdiri dari : I. Kontrol Positif II. Kontrol Negatif III. Pemberian Vaksin Tanpa Vitamin C IV. Pemberian Vaksin dengan Vitamin C Masing-masing perlakuan diulang 3 (tiga) kali. 2.3 Preparasi vaksin dalam pakan Untuk memperoleh vaksin sel utuh digunakan metode Formaline Killed Cells (FKCs) [15]. Jenis sediaan vaksin yang digunakan pada penelitian ini adalah sediaan vaksin sel utuh (whole cell vaccine). Vaksin sel utuh yang disuspensikan dalam PBS steril digunakan untuk melarutkan vitamin C untuk selanjutnya digunakan untuk melumatkan pakan komersial. Untuk 1 Kg pakan dibutuhkan 800 ml larutan vaksin atau vaksin dengan vitamin C. Selanjutnya pakan dicetak ulang dan di oven pada suhu 60 ºC selama semalam dan disimpan dalam wadah tertutup sebelum diberikan pada ikan uji. 2.4 Pemeliharaan ikan uji Ikan nila dipelihara selama 14 hari dengan pakan perlakuan yang diberikan secara ad libitum sebanyak 3 kali/hari (pagi, siang dan sore) dengan FR 3-5% dari bobot biomasa ikan. 2.5 Uji Tantang Uji tantang dilakukan melalui infeksi buatan terhadap patogen target. Kepadatan bakteri uji yang digunakan adalah 2.104 CFU/mL dan disuntikan secara intra peritoneal sebanyak 0,1 mL/ekor. Untuk evaluasi vaksin menggunakan rumus Relative Percent Ratio (RPS) sebagai berikut : (1) %100 % % 1 x fishvaccinatednnonmortalityi dfishnvaccinatemortalityi RPS                 2.6 Analisa gambaran darah ikan Pengambilan darah ikan uji dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum diberikan pakan uji dan sebelum dilakukan uji tantang dengan menggunakan spuit 1 mL pada bagian vena caudalis. Haematologi yang diamati adalah kadar hematokrit, hemoglobin dan total sel darah merah. III.HASIL DAN PEMBAHASAN Vaksinasi merupakan upaya pencegahan terhadap suatu penyakit yang bersifat spesifik. Sifat spesifik menunjukkan bahwa vaksin memicu sistem imun dengan cara memanfaatkan sel memori untuk mengenali benda asing tertentu. Selain vaksinasi, peningkatan respon imun juga membutuhkan komponen yang mampu meningkatkan kemampuan imun non spesifik. Salah satu contoh komponen yang telah banyak dikaji adalah vitamin C. Vitamin C memiliki sifat berupa antioksidan dan mampu mengurangi stres pada ikan serta memacu pertumbuhan [18]. Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh pertama dalam menghadapi berbagai serangan mikroorganisme patogen. Hal ini memungkinkan vitamin C dapat memberikan respon langsung terhadap antigen, sedangkan vaksin yang membangkitkan sistem imun spesifik membutuhkan
  • 3. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016 108 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i waktu untuk mengenali antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan respon imunitas. Dari hasil analisa darah menunjukkan bahwa penambahan vitamin C dalam vaksin memberikan respon positif terhadap penambahan sel darah merah, persentase hemaglobin dan persentase hematokrit. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang di alami oleh organisme tersebut. Secara umum kondisi kesehatan ikan selama pemeliharaan ikan dalam keadaan sehat. Hasil analisa darah disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Analisa gambaran darah ikan nila Peningkatan sel darah merah dan haemoglobin lebih tinggi terjadi pada perlakuan vaksin dan vitamin C setelah dipelihara selama 14 hari. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin C mampu memicu produksi haemoglobin sehingga populasi sel darah merah pun meningkat. Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen hem yang mengandung zat besi. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah dan membantu dalam transportasi nutrisi dalam tubuh sehingga membantu menjaga kondisi tubuh untuk tetap berada dalam kondisi yang prima [19]. Sedangkan hematokrit tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada setiap perlakuan. Hematokrit merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur persentase sel darah merah pada darah dengan cara membandingkan volume sel darah merah dengan plasma darah. Kadar hematokrit dapat digunakan untuk menentukan kondisi ikan dalam keadaan sehat atau yang terkena anemia. Tidak terjadinya perubahan signifikan terhadap kadar hematokrit tidak berarti ikan dalam kondisi anemia. Berdasarkan kontrol ikan masih dalam kondisi sehat, kisaran hematokrit ikan nila normal antara 26-28 % [7]. Pengaruh vitamin C terhadap efikasi vaksin juga memberikan pengaruh positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai relative percent ratio (RPS) setelah dilakukannya uji tantang menggunakan bakteri Streptococcus agalactiae pada ikan nila secara injeksi dengan kepadatan bakteri 2.104 CFU/mL. Nilai RPS yang dihasilkan disajikan pada Tabel 1 berikut. . Tabel 1. Nilai RPS pada ikan uji ∑ ikan total ∑ ikan yang mati Mortalitas (%) RPS (%) Kontrol - 60 3 5 Kontrol + 60 39 65 Vit C + Vaksin 60 13 21.7 66,7 Vaksin 60 18 30 51,9 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa vitamin C memberikan efek positif terhadap peningkatan efikasi vaksin yang ditunjukkan dari nilai RPS. Semakin tinggi nilai RPS yang dihasilkan dari suatu vaksin maka efikasi vaksin tersebut semakin bagus. Nilai RPS yang baik dari suatu vaksin apabila dapat menghasilkan nilai RPS di atas 50% [9]. RPS merupakan gambaran tentan
  • 4. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016 109 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i kemampuan suatu vaksin dalam memproteksi serangan patogen. Dari tabel diatas gabungan vaksin dan vitamin C menunjukkan proteksi yang lebih baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa vitamin C berperan sebagai adjuvant dalam vaksin sel utuh untuk memproteksi serangan bakteri. Adjuvant merupakan zat atau material tambahan dalam vaksin yang berfungsi untuk meningkatkan efikasi vaksin. Beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh adjuvant antara lain adalah memiliki zat yang mampu meningkatkan respon kekebalan seperti antioksidan atau immunopotentiators agents serta mampu mengurangi jumlah antigen yang diberikan pada resipien [17]. Vitamin C yang dicampurkan dengan vaksin mampu berperan sebagai immunopotentiators agents. IV.KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah vitamin C dapat meningkatkan efikasi vaksin sel utuh yang diberikan secara oral pada ikan nila. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya yang telah mendanai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] (2014) Kementrian Perikanan Kelautan website. [Online]. Available http://www.statistik.kkp.go.id. [2] A. Israngkura and S. Sae-Hae. A review of the economic impacts of aquatic animal disease. p. 253-286. In: J.R. Arthur, M.J. Phillips, R.P. Subasinghe, M.B. Reantaso and I.H. MacRae. (eds.) Primary Aquatic Animal Health Care in Rural, Small-scale, Aquaculture Development. FAO Fish. Tech. 2002, 406. [3] N. Bagum, M.S. Monir and M. H. Khan. Present status of fish diseases and economic losses due to incidence of disease in rural freshwater aquaculture of Bangladesh. J. Innov. Dev. Strategy 7: 48-53. 2013. [4] P.H. Klesius, C.A. Shoemaker and J.J. Evans. “Vaccination: A health management practice for preventing diseases caused by Streptococcus in tilapia and other cultured fish”. Proc. ISTA V, 2000, 09. 558- 564. [5] Sukenda, T. R. Febriansyah dan S. Nuryati. Efikasi vaksin sel utuh Streptococcus agalactiae pada ikan nila Oreochromis niloticus melalui perendaman. Jurnal Akuakultur Indonesia 13 : 83–93. 2014. [6] Amrullah, Sukenda, E. Harris, Alimuddin and A. M. Lusiastuti. Immunogenicity of the 89 kDa Toxin Protein from Extracellular Products of Streptococcus in Oreochromis niloticus . Journal of Fisheries and Aquatic Science 9 : 176-186. 2014. [7] S. H. Dwinanti, Sukenda, M. Yuhana dan A. M. Lusiastuti. Toksisitas dan Imunogenisitas Produk Ekstraseluler Streptococcus agalactiae tipe non- hemolitik pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia 2 : 105-116. 2014. [8] J. W. Pridgeon and P. H. Klesius. Major bacterial diseases in aquaculture and their vaccine development. CAB Reviews 48: 1-16. 2012. [9] A.E. Ellis. Fish vaccination. London: Academic Press Ltd. 1988. [10] M. M. Barros, D. R. Falcon, R. O. Orsi, L. E. Pezzato, A. C. Fernandes Jr, I. G. Guimaraes , Fernandes Jr A, C. R. Padovani and M.M. Sartori. Non-specific immune parameters and physiological response of Nile tilapia fed b-glucan and vitamin C for different periods and submitted to stress and bacterial challenge. Journal of Fish & Shellfish Immunology 39: 188 – 195. 2014. [11] S. N. Labh and S. R. Shakya. Application of immunostimulants as an alternative to vaccines for health management in aquaculture. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies 2(1): 153-156. 2014. [12] K. Anbarasu and M. R. Chandran. Effect of ascorbic acid on the immune response of the catfish, Mystus gulio (Hamilton), to different bacterins of Aeromonas hydrophila. Fish & Shellfish Immunology 11 : 347-355. 2001. [13] X. H. Dong, X. Geng, Q. H. Yang, S. Y. Chi, H. Y. Liu and X. Q. Liu. Effects of dietary immunostimulant combination on the growth performance, non-specific immunity and disease resistance of cobia, Rachycentroncanadum (Linnaeus). Aquaculture Research 46 : 840-849. 2015. [14] M. R. Narra, K. Rajender, R. R. Reddy, J. V. Rao and G. Begum The role of vitamin C as antioxidant in protection of biochemical and haematological stress induced by chlorpyrifos in freshwater fish Clarias batrachus. Chemosphere 132: 172–178. 2015. [15] P.H. Klesius, C.A. Shoemaker and J.J. Evans. Efficacy of a killed Streptococcus iniae vaccine in tilapia Oreochromis niloticus Bull. Eur. Ass. Fish Pathol. 19 : 1–3. 1999. [16] Taukhid dan U Purwaningsih. Efikasi berbagai sediaan vaksin Streptococcus agalactiae untuk pencegahan penyakit streptococcosis pada ikan nila,Oreochromis niloticus. Laporan Teknis Riset Perikanan Budidaya Air
  • 5. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 2016 110 | A k u a k u l t u r [ A - 1 9 ] - S e f t i H e z a D w i n a n t i & M i r n a F i t r a n i Tawar. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Indonesia. 2010. [17] Guy B. The perfect mix: recent progress in adjuvant research. Nat Rev Microbiol 5: 505-517. 2007. [18] M. R. Narra, K. Rajender, R. R. Reddy, J. Venkateswara Rao and G. Begum. The role of vitamin C as antioxidant in protection of biochemical and haematological stress induced by chlorpyrifos in freshwater fish. Clarias batrachus. Chemosphere 132 : 172–178. 2015. [19] D.P. Anderson and A. Siwicki. Basic hematology and serology for fish health programs. Second Symposium on Disease in Asia Aquaculture “Aquatic Animal Health and Environment”. Asia Fisheries Society : 185-202. 1993.