SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
KEAMANAN PANGAN
Christiawan Edhy, C. P., S. Farm., Apt
Kepala Seksi Pelayanan Rujukan Kefarmasian Makanan Alkes dan PKRT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA
2
PANGAN
• segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air
• baik yang diolah maupun tidak diolah
• yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia
• termasuk Bahan Tambahan Pangan, Bahan Baku
Pangan, dan bahan lainnya
• yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman
DEFINISI (UU RI No. 18 Tahun 2012
tentang Pangan)
3
KEAMANAN PANGAN
• Kondisi dan upaya yang diperlukan
• untuk mencegah Pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia,
dan benda lain
• yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia
• serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat
• sehingga aman untuk dikonsumsi”
10 Factson food safety (WHO, 2016)
1. Lebih dari 200 penyakit terjadi melalui pangan yang tercemar bahaya
2. Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka
panjang
3. Kelompok rentan mengalami dampak lebih parah akibat penyakit yang
disebabkan pangan tercemar
4. Cemaran pada pangan dapat terjadi pada titik rantai pangan manapun
5. Globalisasi menyebabkan keamanan pangan menjadi lebih kompleks dan
perlu mendapat perhatian
4
6. Keamanan pangan merupakan urusan multi sektor dan multi disiplin ilmu
7. Kontaminasi pangan juga berdampak terhadap kehidupan ekonomi dan masyarakat
8. Beberapa bakteri berbahaya menjadi resisten terhadap obat
9. Setiap orang memiliki peran untuk mewujudkan keamanan pangan
10. Konsumen harus memahami praktik keamanan pangan
5
Masalah Utama Keamanan Pangan
• Penggunaan pemanis dan
pengawet yang melebihi
takaran
• Penggunaan bahan kimia
yang dilarang pada pangan,
seperti : Boraks, Formalin,
Pewarna Rhodamin-B dan
Methanil Yellow
• Keracunan setelah
mengkonsumsi pangan
• Kurangnya kesadaran
masyarakat akan kebersihan
dalam mengolah pangan
Siapa mayoritas produsen dan konsumennya?
Mengandung boraks atau
formalin?
Pewarna dilarang? Rhodamin B,
Metanil Yellow?
Mengandung pemanis
melebihi batas
Masalah pangan disekitar kita
KENAPAMASIH
DISALAHGUNAKAN???
Penyalahgunaan
BB di Pangan
Kepedulian
masyarakat yang
terbatas terhadap
keamanan pangan
Harga yang relatif
murah,
Kemudahan
memperoleh bahan
berbahaya, Keefektifan fungsi
dari bahan
berbahaya tersebut
untuk menghasilkan
efek yang diinginkan
dalam pangan
Dampak terhadap
kesehatan yang tidak
langsung
terlihat/dirasakan,
Perbatasan
Negara
PRODUKSI
PRA-
PANEN
PRODUKSI
PASCA -
PANEN
PANGAN SEGAR
DIKONSUMSI BAHAN BAKU
LANGSUNG PENGOLAHAN
PANGAN
OLAHAN
PENGOLAHAN
Pangan olahan untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran
sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran
(berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan
olahan)
Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah
tangga (pangan olahan IRT wajib memiliki sertifikat produksi
pangan IRT)
CORNBEEF
Ka. Badan POM
(MD dan ML)
Bupati/Walikota
(P-IRT)
PENGAWASAN
BPOM
Instansi yang bertanggung jawab dibidang
Pengujian
Sampling
PIRT
POT
Pangan Olahan
Pangan Segar
Pemda Kab./Kota
Badan POM
1. Perindustrian
2. Badan POM
1. Pertanian
2. Perikanan
3. Kehutanan
Tindak Lanjut
KEAMANAN PANGAN
BAHAYA YANG
MENGANCAM
KEAMANAN
PANGAN
biologi
kimia
fisik
11
PENYEBAB (…LANJUTAN)
Mikroba patogen/ Kuman
Cemaran Biologis dari
Bahan Baku
Cemaran Biologis dari
Lingkungan
KEAMANAN PANGAN
Sumber bahaya biologi
• Kontaminasi dari lingkungan
• Kontaminasi dari bahan baku
• Kontaminasi dari penjamah pangan
• Kontaminasi dari peralatan
• Dan lain-lain
BAHAYA BIOLOGI
• bisa berupa bakteri, kapang, kamir,
parasit, virus dan ganggang
• Pertumbuhan mikroba bisa
menyebabkan pangan menjadi busuk
sehingga tidak layak untuk dimakan
• menyebabkan keracunan pada
manusia bahkan kematian.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, bakteri membutuhkan
makanan, kondisi hangat, air, keasaman dan waktu.
Bahaya Biologi
Untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, bakteri
membutuhkan makanan, kondisi hangat, air, keasaman dan
waktu.
 Makanan – bakteri tumbuh baik pada pangan
berprotein tinggi, seperti daging, ikan, susu dan
produk-produk olahannya.
 Suhu – Pada umumnya bakteri membutuhkan
kondisi hangat untuk dapat tumbuh dan
berkembang biak. Pada suhu tubuh manusia
(37OC), bakteri dapat tumbuh dan berkembang
biak secara optimal.
Faktor Tumbuhnya Bakteri
 Air – bakteri membutuhkan air untuk tumbuh,
sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik
pada produk pangan yang kering, seperti kerupuk.
Meskipun bakteri tersebut tidak berkembang biak
namun tetap ada dan dapat mencemari produk
pangan.
 Tingkat keasaman – sebagian besar bakteri tidak
dapat tumbuh dengan baik pada pangan yang
memiliki keasaman yang tinggi. Meskipun bakteri
tersebut tidak berkembang biak namun tetap ada
dan dapat mencemari produk pangan.
 Waktu Penyimpanan – bakteri dapat berkembang
biak dengan sangat cepat dan membelah diri
setiap 20 menit.
Faktor Tumbuhnya Bakteri
Penyakit Mikroba yang
menyebabkan
keracunan
Gambar
mikroba
Sumber Pangan yang sering
menyebabkan keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah,
unggas (ayam,
bebek, burung,
dll)
Makanan yang tinggi protein
(daging, telur, ikan, susu),
pangan segar, kerang-
kerangan
Disentri Shigella spp Air, kotoran
manusia
Susu dan hasil olahannya,
sayuran mentah, unggas dan
salad
Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran
manusia
Kerang-kerangan, ikan
mentah dan kepiting
Keracunan
stafilokoki
Staphylococcus
aureus
Kulit, tangan,
cairan hidung
Susu dan produk susu,
daging
Keracunan
bacillus
Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras, produk
susu, daging dan produk
daging, sayuran
Mikroba Berbahaya
 Beli bahan mentah dan pangan di tempat yang bersih
 Beli dari penjual yang sehat dan bersih
 Pilih makanan yang telah dimasak
 Beli pangan yang dipajang, disimpan dan disajikan
dengan baik
 Konsumsi pangan secara benar
 Kemasan tidak rusak
 Tidak basi (tekstur lunak, bau tidak menyimpang
seperti bau asam atau busuk)
 Jangan sayang membuang pangan dengan rasa
menyimpang
Pencegahan Bahaya Biologi
Makanan
adalah media
yang cocok
untuk
pertumbuhan
kuman
Suhu
makanan yang
sesuai dengan
suhu
pertumbuhan
kuman
Kuman
berada
terlalu lama
pada kondisi
pangan
nyaman
BAGAIMANA
KUMAN
DAPAT
TUMBUH DAN
BERKEMBANG
BIAK
KEAMANAN PANGAN
KEAMANAN PANGAN
SUMBER
BAHAYA
FISIK
Potongan
kawat
Tubuh
serangga
lalat
Serpihan
kaca/
plastik
Kuku
Rambut
Stapler
BAHAYA FISIK adalah benda-benda
yang tidak boleh ada dalam pangan
seperti rambut, kuku, staples, serangga
mati, batu atau kerikil, pecahan gelas
atau kaca, logam dan lain-lain. Benda-
benda ini jika termakan dapat
menyebabkan luka, seperti gigi patah,
melukai kerongkongan dan perut.
BAHAYA FISIK
Berbahaya karena dapat melukai
dan atau menutup jalan nafas dan
pencernaan
Bahaya Fisik


HINDARI PEMAKAIAN STEPLER
Bahaya Kimia
Racun alami dari dalam pangan,
contoh : racun jamur, singkong
beracun, racun ikan buntal, dan
racun alami pada jengkol
BAHAYA KIMIA
Bahaya Kimia
BAHAYA KIMIA
Cemaran bahan kimia dari
lingkungan, contoh : limbah
industri, asap kendaraan
bermotor, sisa pestisida pada
buah dan sayur, deterjen, cat
pada peralatan masak, minum
dan makan serta logam berat
Bahaya Kimia
BAHAYA KIMIA
Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan yang melebihi takaran.
Penggunaan Bahan Berbahaya yang
dilarang pada pangan,
Contoh: Boraks, Formalin, Rhodamin
B, Methanil Yellow
• Disalahgunakan untuk mie basah, tahu,
ikan, dll.
• Kegunaan sebetulnya: kayu, tekstil, lem,
mengawetkan mayat dan organ tubuh.
• Bila dikonsumsi secara terus menerus
dalam jangka panjang, dapat
menyebabkan gangguan kesehatan.
24
FORMALIN
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
25
• Disalahgunakan untuk baso, mie basah, pisang
molen, lemper, buras, siomay, lontong, ketupat,
pangsit, dll agar tekstur lebih kompak (kenyal)
dan memperbaiki penampakan
• Kegunaan sebetulnya: antiseptik dan pembunuh
kuman
• Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam
jangka panjang, dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan
Alternatif Pengganti Boraks :
BTP SODIUM TRI POLY PHOSPHAT
(STPP) Food Grade
BORAKS/BLENG/PIJER/AIR KI
26
METHANIL YELLOW
• Disalahgunakan untuk kerupuk, terasi dan pangan
jajanan yang berwarna merah.
• Kegunaan sebetulnya: Pewarna sintetis pada industri
tekstil dan kertas.
• Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka
panjang, dapat mengakibatkan kanker.
= wantek / sepuhan / sumbo / naftol / teres
 Disalahgunakan untuk kerupuk, mie dan pangan
jajanan yang berwarna kuning
 Kegunaan sebetulnya: Pewarna sintetis pada industri
tekstil
 Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka
panjang, dapat mengakibatkan kanker
= wantek / sepuhan / sumbo / naftol / teres
RHODAMIN-B
1. Nomor Indeks pewarna/Colour Index (CI) terdiri dari 5 digit
2. Tulisan ”pewarna pangan” yang ditulis dengan huruf besar berwarna
hijau dalam kotak persegi panjang berwarna hijau, sebagai berikut:
3. Logo huruf M dalam suatu lingkaran berwarna hitam,
sebagai berikut :
4. Nama pewarna pangan (Erytrosine, Tartrazin dll)
5. Komposisi unit produk campuran.
6. Isi netto.
7. Kode produksi.
8. Takaran penggunaan dalam pangan.
9. Nomor pendaftaran produk.
10. Nama dan alamat perusahaan.
PEWARNA PANGAN
M
BTP : PEWARNA
Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
Adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan
agar aman, bermutu dan layak untuk dikonsumsi, antara lain dengan cara :
a. Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis,
kimia dan benda lain.
b. Mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen.
c. Mengendalikan proses produksi
a. Lokasi & Lingkungan Produksi
b. Bangunan & Fasilitas
c. Peralatan Produksi
d. Suplai Air/Sarana Penyediaan Air
e. Fasilitas & Kegiatan Higiene
Sanitasi
f. Kesehatan & Higiene Karyawan
g. Pemeliharaan & Program Higiene
Sanitasi
h. Penyimpanan
i. Pengendalian Proses
j. Pelabelan Pangan
k. Pengawasan oleh Penanggung
Jawab
l. Penarikan Produk
m. Pencatatan dan Dokumentasi
n. Pelatihan Karyawan
Elemen-Elemen dalam CPPOB
Pelabelan Pangan
LABEL harus jelas dan informatif
•PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Label pangan sekurang-kurangnya memuat :
a) Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT
b) Daftar bahan atau komposisi yang digunakan
c) Berat bersih atau isi bersih
d) Nama dan alamat IRTP
e) Tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa
f) Tanggal dan Kode produksi
g) Nomor P-IRT
* UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
 Halal bagi yang dipersyaratkan
 Asal usul bahan pangan tertentu
Pengawasan oleh
Penanggung Jawab IRT-P
1. Penanggung jawab: Agar konsisten dalam
memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan
mempunyai pengetahuan higiene dan sanitasi
pangan serta proses produksi yang
ditanganinya (memiliki Sertifikat PKP)
2. Pengawasan dilakukan secara rutin :
• Pengawasan Bahan
• Pengawasan Proses
3. Melakukan Tindakan Koreksi / Pengendalian
Terhadap Penyimpangan
32
- Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk
dimasak atau dikonsumsi langsung
- Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan
bersih sebelum diolah atau dimakan
- Menggunakan air bersih (tidak tercemar) untuk
menangani dan mengolah pangan
- Tidak menggunakan bahan tambahan
(pewarna, pengawet , dll) yang dilarang
digunakan untuk pangan
- Menggunakan Bahan Tambahan Pangan yang
dibutuhkan seperlunya dan tidak melebihi
takaran yang diijinkan
KIATCERDASKEAMANANPANGAN
- Bahan berbahaya (pestisida dan bahan kimia
lainnya) :
* Tidak disimpan bersama-sama dengan bahan
pangan
* Tidak disimpan dalam wadah makanan/botol
minuman,
dan sebaliknya
* Wadah bahan berbahaya diberi label yang jelas
- Tidak menggunakan alat masak atau wadah yang
dilapisi logam berat
- Tidak menggunakan peralatan / pengemas yang
bukan untuk pangan
- Tidak menggunakan pengemas bekas, kertas koran
untuk membungkus pangan
KIATCERDASKEAMANANPANGAN
- Menggunakan wadah pangan sesuai
dengan cara penggunaannya
- Jangan menggunakan wadah sterofoam
atau plastik kresek (non food grade)
untuk mewadahi pangan terutama
pangan siap santap yang panas,
berlemak, dan asam karena berpeluang
terjadi perpindahan komponen kimia
dari wadah ke pangan (migrasi),
- Contoh : jangan menggunakan plastik
kresek untuk mewadahi bakso atau
sterofoam untuk mewadahi sayuran
panas.
KIATCERDASKEAMANANPANGAN
KIAT CERDAS KEAMANAN PANGAN
Sosialisasi Dit. SPP, 27 Maret 2013
35
Pilih bahan baku
yang baik
 segar, utuh
dan tidak busuk
Cuci dg air
bersih
simpan pada
wadah bersih
dan tertutup
Jauhkan
penyimpanan bahan
baku, pengolahan
dan penjajaan
pangan dari tempat
pembakaran sampah
Kemas
dengan
baik
Olah dengan
benar
1. Panggang, bakar
Jenis cemaran:
Akrilamida
 Gunakan api kecil untuk mendapatkan panas yang tidak terlalu tinggi.
 Kurangi waktu memasak (warna produk jangan terlalu coklat)
Benzo[a]piren
 Hindarkan bahan pangan dari kontaminasi asap
 Jika memungkinkan gunakan gas sebagai bahan bakar.
 Lakukan pembakaran dari samping (membujur) seperti daging untuk kebab.
 Gantikan pengasapan langsung dengan pengasapan dalam chamber atau
pengasapan tidak langsung.
Sosialisasi Dit. SPP, 27 Maret 2013
36
KIAT CERDAS KEAMANAN PANGAN
PETUNJUK MEMINIMALKAN TERBENTUKNYA CEMARAN .... (Lanjutan)
2. Goreng
Asam lemak trans dan senyawa hasil degradasi
minyak goreng (aldehida, keton, peroksida)
Jenis cemaran:
 Gunakan minyak goreng yang masih baru (maksimum 3 kali
pemakaian) dan secukupnya.
 Gunakan minyak sawit atau minyak kelapa.
 Hindari menggunakan minyak goreng bekas seperti dari restoran
cepat saji, yang telah mengalami proses bleaching.
 Hindari menambahkan minyak baru pada minyak bekas.
37
 Gunakan kemasan pangan, yang berlogo .
 Jika menggunakan kertas sebaiknya dilapisi oleh daun yang
bersih atau menggunakan kertas khusus pembungkus
makanan;
 Untuk pangan yang umumnya dikemas menggunakan
kemasan alami seperti daun, sebaiknya tetap menggunakan
kemasan tersebut, seperti lontong, lemper, tape, wajik.
 Tidak menggunakan kertas bekas yang bertinta.
 Hindari penggunaan plastik dalam proses pengolahan yang
menggunakan panas seperti pembuatan lontong;
 Hindari penggunaan plastik kresek daur ulang yang berwarna
terutama yang hitam untuk mewadahi pangan siap santap.
Sosialisasi Dit. SPP, 27 Maret 2013
38
KIAT CERDAS KEAMANAN PANGAN
KIATCERDASKEAMANANPANGAN
• Cek “KLIK”
KEMASAN, LABEL, IJIN EDAR, KEDALUWARSA,
• Hindari warna yang mencolok
• Membeli sesuai kebutuhan.
• Melihat dan membaca informasi di
website Badan POM : www,pom.go.id
Terima kasih
BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA
BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA
AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA

More Related Content

Similar to MATERI PAK KRIS.pptx

2 Keamanan Pangan.pdf
2 Keamanan Pangan.pdf2 Keamanan Pangan.pdf
2 Keamanan Pangan.pdfssuser44a661
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananpembiayaanjaminankes
 
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxdokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxDianWahyu40
 
KEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxKEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxssuser93c5b4
 
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.pptMakanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.pptjunaidi75
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.pptadham50
 
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptxNaomiMantaray
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptAnggoroSetiawati
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Amirotul Khusna
 
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptxHYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptxssuser93c5b4
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppthamrirendi27
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppthamrirendi27
 
Tugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widyaTugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widyaAila Yumeko
 
Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014Andrew Hutabarat
 
Keamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahKeamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahrengramgress
 

Similar to MATERI PAK KRIS.pptx (20)

2 Keamanan Pangan.pdf
2 Keamanan Pangan.pdf2 Keamanan Pangan.pdf
2 Keamanan Pangan.pdf
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
 
P IRT (UKM) .ppt
P IRT  (UKM) .pptP IRT  (UKM) .ppt
P IRT (UKM) .ppt
 
Pangan tradisional
Pangan tradisionalPangan tradisional
Pangan tradisional
 
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxdokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
 
Food Safety.pdf
Food Safety.pdfFood Safety.pdf
Food Safety.pdf
 
KEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxKEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptx
 
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.pptMakanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
 
6 prinsip hsmm
6 prinsip hsmm6 prinsip hsmm
6 prinsip hsmm
 
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
 
Etika profesi Tanaman Transgenik
Etika profesi Tanaman TransgenikEtika profesi Tanaman Transgenik
Etika profesi Tanaman Transgenik
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
 
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptxHYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
Tugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widyaTugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widya
 
Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014
 
Keamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahKeamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolah
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (19)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

MATERI PAK KRIS.pptx

  • 1. KEAMANAN PANGAN Christiawan Edhy, C. P., S. Farm., Apt Kepala Seksi Pelayanan Rujukan Kefarmasian Makanan Alkes dan PKRT DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA
  • 2. 2 PANGAN • segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air • baik yang diolah maupun tidak diolah • yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia • termasuk Bahan Tambahan Pangan, Bahan Baku Pangan, dan bahan lainnya • yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman DEFINISI (UU RI No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan)
  • 3. 3 KEAMANAN PANGAN • Kondisi dan upaya yang diperlukan • untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain • yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia • serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat • sehingga aman untuk dikonsumsi”
  • 4. 10 Factson food safety (WHO, 2016) 1. Lebih dari 200 penyakit terjadi melalui pangan yang tercemar bahaya 2. Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang 3. Kelompok rentan mengalami dampak lebih parah akibat penyakit yang disebabkan pangan tercemar 4. Cemaran pada pangan dapat terjadi pada titik rantai pangan manapun 5. Globalisasi menyebabkan keamanan pangan menjadi lebih kompleks dan perlu mendapat perhatian 4 6. Keamanan pangan merupakan urusan multi sektor dan multi disiplin ilmu 7. Kontaminasi pangan juga berdampak terhadap kehidupan ekonomi dan masyarakat 8. Beberapa bakteri berbahaya menjadi resisten terhadap obat 9. Setiap orang memiliki peran untuk mewujudkan keamanan pangan 10. Konsumen harus memahami praktik keamanan pangan
  • 5. 5 Masalah Utama Keamanan Pangan • Penggunaan pemanis dan pengawet yang melebihi takaran • Penggunaan bahan kimia yang dilarang pada pangan, seperti : Boraks, Formalin, Pewarna Rhodamin-B dan Methanil Yellow • Keracunan setelah mengkonsumsi pangan • Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dalam mengolah pangan Siapa mayoritas produsen dan konsumennya?
  • 6. Mengandung boraks atau formalin? Pewarna dilarang? Rhodamin B, Metanil Yellow? Mengandung pemanis melebihi batas Masalah pangan disekitar kita
  • 7. KENAPAMASIH DISALAHGUNAKAN??? Penyalahgunaan BB di Pangan Kepedulian masyarakat yang terbatas terhadap keamanan pangan Harga yang relatif murah, Kemudahan memperoleh bahan berbahaya, Keefektifan fungsi dari bahan berbahaya tersebut untuk menghasilkan efek yang diinginkan dalam pangan Dampak terhadap kesehatan yang tidak langsung terlihat/dirasakan,
  • 8. Perbatasan Negara PRODUKSI PRA- PANEN PRODUKSI PASCA - PANEN PANGAN SEGAR DIKONSUMSI BAHAN BAKU LANGSUNG PENGOLAHAN PANGAN OLAHAN PENGOLAHAN Pangan olahan untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan olahan) Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib memiliki sertifikat produksi pangan IRT) CORNBEEF Ka. Badan POM (MD dan ML) Bupati/Walikota (P-IRT) PENGAWASAN
  • 9. BPOM Instansi yang bertanggung jawab dibidang Pengujian Sampling PIRT POT Pangan Olahan Pangan Segar Pemda Kab./Kota Badan POM 1. Perindustrian 2. Badan POM 1. Pertanian 2. Perikanan 3. Kehutanan Tindak Lanjut
  • 11. 11 PENYEBAB (…LANJUTAN) Mikroba patogen/ Kuman Cemaran Biologis dari Bahan Baku Cemaran Biologis dari Lingkungan KEAMANAN PANGAN Sumber bahaya biologi • Kontaminasi dari lingkungan • Kontaminasi dari bahan baku • Kontaminasi dari penjamah pangan • Kontaminasi dari peralatan • Dan lain-lain
  • 12. BAHAYA BIOLOGI • bisa berupa bakteri, kapang, kamir, parasit, virus dan ganggang • Pertumbuhan mikroba bisa menyebabkan pangan menjadi busuk sehingga tidak layak untuk dimakan • menyebabkan keracunan pada manusia bahkan kematian. Untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, bakteri membutuhkan makanan, kondisi hangat, air, keasaman dan waktu. Bahaya Biologi
  • 13. Untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, bakteri membutuhkan makanan, kondisi hangat, air, keasaman dan waktu.  Makanan – bakteri tumbuh baik pada pangan berprotein tinggi, seperti daging, ikan, susu dan produk-produk olahannya.  Suhu – Pada umumnya bakteri membutuhkan kondisi hangat untuk dapat tumbuh dan berkembang biak. Pada suhu tubuh manusia (37OC), bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal. Faktor Tumbuhnya Bakteri
  • 14.  Air – bakteri membutuhkan air untuk tumbuh, sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik pada produk pangan yang kering, seperti kerupuk. Meskipun bakteri tersebut tidak berkembang biak namun tetap ada dan dapat mencemari produk pangan.  Tingkat keasaman – sebagian besar bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik pada pangan yang memiliki keasaman yang tinggi. Meskipun bakteri tersebut tidak berkembang biak namun tetap ada dan dapat mencemari produk pangan.  Waktu Penyimpanan – bakteri dapat berkembang biak dengan sangat cepat dan membelah diri setiap 20 menit. Faktor Tumbuhnya Bakteri
  • 15. Penyakit Mikroba yang menyebabkan keracunan Gambar mikroba Sumber Pangan yang sering menyebabkan keracunan Tifus Salmonella typhi Air, tanah, unggas (ayam, bebek, burung, dll) Makanan yang tinggi protein (daging, telur, ikan, susu), pangan segar, kerang- kerangan Disentri Shigella spp Air, kotoran manusia Susu dan hasil olahannya, sayuran mentah, unggas dan salad Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran manusia Kerang-kerangan, ikan mentah dan kepiting Keracunan stafilokoki Staphylococcus aureus Kulit, tangan, cairan hidung Susu dan produk susu, daging Keracunan bacillus Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras, produk susu, daging dan produk daging, sayuran Mikroba Berbahaya
  • 16.  Beli bahan mentah dan pangan di tempat yang bersih  Beli dari penjual yang sehat dan bersih  Pilih makanan yang telah dimasak  Beli pangan yang dipajang, disimpan dan disajikan dengan baik  Konsumsi pangan secara benar  Kemasan tidak rusak  Tidak basi (tekstur lunak, bau tidak menyimpang seperti bau asam atau busuk)  Jangan sayang membuang pangan dengan rasa menyimpang Pencegahan Bahaya Biologi
  • 17. Makanan adalah media yang cocok untuk pertumbuhan kuman Suhu makanan yang sesuai dengan suhu pertumbuhan kuman Kuman berada terlalu lama pada kondisi pangan nyaman BAGAIMANA KUMAN DAPAT TUMBUH DAN BERKEMBANG BIAK KEAMANAN PANGAN
  • 19. BAHAYA FISIK adalah benda-benda yang tidak boleh ada dalam pangan seperti rambut, kuku, staples, serangga mati, batu atau kerikil, pecahan gelas atau kaca, logam dan lain-lain. Benda- benda ini jika termakan dapat menyebabkan luka, seperti gigi patah, melukai kerongkongan dan perut. BAHAYA FISIK Berbahaya karena dapat melukai dan atau menutup jalan nafas dan pencernaan Bahaya Fisik
  • 21. Bahaya Kimia Racun alami dari dalam pangan, contoh : racun jamur, singkong beracun, racun ikan buntal, dan racun alami pada jengkol BAHAYA KIMIA
  • 22. Bahaya Kimia BAHAYA KIMIA Cemaran bahan kimia dari lingkungan, contoh : limbah industri, asap kendaraan bermotor, sisa pestisida pada buah dan sayur, deterjen, cat pada peralatan masak, minum dan makan serta logam berat
  • 23. Bahaya Kimia BAHAYA KIMIA Penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang melebihi takaran. Penggunaan Bahan Berbahaya yang dilarang pada pangan, Contoh: Boraks, Formalin, Rhodamin B, Methanil Yellow
  • 24. • Disalahgunakan untuk mie basah, tahu, ikan, dll. • Kegunaan sebetulnya: kayu, tekstil, lem, mengawetkan mayat dan organ tubuh. • Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan kesehatan. 24 FORMALIN PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
  • 25. 25 • Disalahgunakan untuk baso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, lontong, ketupat, pangsit, dll agar tekstur lebih kompak (kenyal) dan memperbaiki penampakan • Kegunaan sebetulnya: antiseptik dan pembunuh kuman • Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan Alternatif Pengganti Boraks : BTP SODIUM TRI POLY PHOSPHAT (STPP) Food Grade BORAKS/BLENG/PIJER/AIR KI
  • 26. 26 METHANIL YELLOW • Disalahgunakan untuk kerupuk, terasi dan pangan jajanan yang berwarna merah. • Kegunaan sebetulnya: Pewarna sintetis pada industri tekstil dan kertas. • Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan kanker. = wantek / sepuhan / sumbo / naftol / teres  Disalahgunakan untuk kerupuk, mie dan pangan jajanan yang berwarna kuning  Kegunaan sebetulnya: Pewarna sintetis pada industri tekstil  Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan kanker = wantek / sepuhan / sumbo / naftol / teres RHODAMIN-B
  • 27. 1. Nomor Indeks pewarna/Colour Index (CI) terdiri dari 5 digit 2. Tulisan ”pewarna pangan” yang ditulis dengan huruf besar berwarna hijau dalam kotak persegi panjang berwarna hijau, sebagai berikut: 3. Logo huruf M dalam suatu lingkaran berwarna hitam, sebagai berikut : 4. Nama pewarna pangan (Erytrosine, Tartrazin dll) 5. Komposisi unit produk campuran. 6. Isi netto. 7. Kode produksi. 8. Takaran penggunaan dalam pangan. 9. Nomor pendaftaran produk. 10. Nama dan alamat perusahaan. PEWARNA PANGAN M BTP : PEWARNA
  • 28. Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) Adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar aman, bermutu dan layak untuk dikonsumsi, antara lain dengan cara : a. Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain. b. Mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen. c. Mengendalikan proses produksi
  • 29. a. Lokasi & Lingkungan Produksi b. Bangunan & Fasilitas c. Peralatan Produksi d. Suplai Air/Sarana Penyediaan Air e. Fasilitas & Kegiatan Higiene Sanitasi f. Kesehatan & Higiene Karyawan g. Pemeliharaan & Program Higiene Sanitasi h. Penyimpanan i. Pengendalian Proses j. Pelabelan Pangan k. Pengawasan oleh Penanggung Jawab l. Penarikan Produk m. Pencatatan dan Dokumentasi n. Pelatihan Karyawan Elemen-Elemen dalam CPPOB
  • 30. Pelabelan Pangan LABEL harus jelas dan informatif •PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Label pangan sekurang-kurangnya memuat : a) Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT b) Daftar bahan atau komposisi yang digunakan c) Berat bersih atau isi bersih d) Nama dan alamat IRTP e) Tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa f) Tanggal dan Kode produksi g) Nomor P-IRT * UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan  Halal bagi yang dipersyaratkan  Asal usul bahan pangan tertentu
  • 31. Pengawasan oleh Penanggung Jawab IRT-P 1. Penanggung jawab: Agar konsisten dalam memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan mempunyai pengetahuan higiene dan sanitasi pangan serta proses produksi yang ditanganinya (memiliki Sertifikat PKP) 2. Pengawasan dilakukan secara rutin : • Pengawasan Bahan • Pengawasan Proses 3. Melakukan Tindakan Koreksi / Pengendalian Terhadap Penyimpangan
  • 32. 32 - Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk dimasak atau dikonsumsi langsung - Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih sebelum diolah atau dimakan - Menggunakan air bersih (tidak tercemar) untuk menangani dan mengolah pangan - Tidak menggunakan bahan tambahan (pewarna, pengawet , dll) yang dilarang digunakan untuk pangan - Menggunakan Bahan Tambahan Pangan yang dibutuhkan seperlunya dan tidak melebihi takaran yang diijinkan KIATCERDASKEAMANANPANGAN
  • 33. - Bahan berbahaya (pestisida dan bahan kimia lainnya) : * Tidak disimpan bersama-sama dengan bahan pangan * Tidak disimpan dalam wadah makanan/botol minuman, dan sebaliknya * Wadah bahan berbahaya diberi label yang jelas - Tidak menggunakan alat masak atau wadah yang dilapisi logam berat - Tidak menggunakan peralatan / pengemas yang bukan untuk pangan - Tidak menggunakan pengemas bekas, kertas koran untuk membungkus pangan KIATCERDASKEAMANANPANGAN
  • 34. - Menggunakan wadah pangan sesuai dengan cara penggunaannya - Jangan menggunakan wadah sterofoam atau plastik kresek (non food grade) untuk mewadahi pangan terutama pangan siap santap yang panas, berlemak, dan asam karena berpeluang terjadi perpindahan komponen kimia dari wadah ke pangan (migrasi), - Contoh : jangan menggunakan plastik kresek untuk mewadahi bakso atau sterofoam untuk mewadahi sayuran panas. KIATCERDASKEAMANANPANGAN
  • 35. KIAT CERDAS KEAMANAN PANGAN Sosialisasi Dit. SPP, 27 Maret 2013 35 Pilih bahan baku yang baik  segar, utuh dan tidak busuk Cuci dg air bersih simpan pada wadah bersih dan tertutup Jauhkan penyimpanan bahan baku, pengolahan dan penjajaan pangan dari tempat pembakaran sampah Kemas dengan baik Olah dengan benar
  • 36. 1. Panggang, bakar Jenis cemaran: Akrilamida  Gunakan api kecil untuk mendapatkan panas yang tidak terlalu tinggi.  Kurangi waktu memasak (warna produk jangan terlalu coklat) Benzo[a]piren  Hindarkan bahan pangan dari kontaminasi asap  Jika memungkinkan gunakan gas sebagai bahan bakar.  Lakukan pembakaran dari samping (membujur) seperti daging untuk kebab.  Gantikan pengasapan langsung dengan pengasapan dalam chamber atau pengasapan tidak langsung. Sosialisasi Dit. SPP, 27 Maret 2013 36 KIAT CERDAS KEAMANAN PANGAN PETUNJUK MEMINIMALKAN TERBENTUKNYA CEMARAN .... (Lanjutan)
  • 37. 2. Goreng Asam lemak trans dan senyawa hasil degradasi minyak goreng (aldehida, keton, peroksida) Jenis cemaran:  Gunakan minyak goreng yang masih baru (maksimum 3 kali pemakaian) dan secukupnya.  Gunakan minyak sawit atau minyak kelapa.  Hindari menggunakan minyak goreng bekas seperti dari restoran cepat saji, yang telah mengalami proses bleaching.  Hindari menambahkan minyak baru pada minyak bekas. 37
  • 38.  Gunakan kemasan pangan, yang berlogo .  Jika menggunakan kertas sebaiknya dilapisi oleh daun yang bersih atau menggunakan kertas khusus pembungkus makanan;  Untuk pangan yang umumnya dikemas menggunakan kemasan alami seperti daun, sebaiknya tetap menggunakan kemasan tersebut, seperti lontong, lemper, tape, wajik.  Tidak menggunakan kertas bekas yang bertinta.  Hindari penggunaan plastik dalam proses pengolahan yang menggunakan panas seperti pembuatan lontong;  Hindari penggunaan plastik kresek daur ulang yang berwarna terutama yang hitam untuk mewadahi pangan siap santap. Sosialisasi Dit. SPP, 27 Maret 2013 38 KIAT CERDAS KEAMANAN PANGAN
  • 39. KIATCERDASKEAMANANPANGAN • Cek “KLIK” KEMASAN, LABEL, IJIN EDAR, KEDALUWARSA, • Hindari warna yang mencolok • Membeli sesuai kebutuhan. • Melihat dan membaca informasi di website Badan POM : www,pom.go.id
  • 40. Terima kasih BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA