SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Moral dan Pendidikan Nasional
1. Pengorbanan/ Kepahlawanan dan Moral
Pengorbanan melahirkan moral dan akhlak terpuji. Berkorban merupakan manifestasi dari
akhlak yang luhur. Pengorbanan tersebut tidak memiliki batas tertentu kecuali tercapai nya
tujuan. Dan karna itu sang pahlawan yg berkorban tidak untuk menuntut sesuatu untuk dirinya,
tetapi dia member apa saja walau jiwa dan raga sekalipun sampai tujuan tercapai atau yg
dimiliki telah habis terpakai.
Bahwa tanpa pengorbanan akhlak tidak dapat tegak dan tanpa akhlak , masyarakat tidak
akan dapat menjalankan fungsunya secara baik.
Dengan demikian, tanpa kebersamaan dan kesediaan bekorban, tanpa akhlak dan budi luhur,
kita tidak dapat keluar dari krisis multi dimensi yg kita alami.
Tidak tepat pandangan yg menyatakan bahwa perkembangan satu masyarakat ditentukan oleh
factor-faktor kemajuan ekonominya, tetapi kemajuannya sebenarnya lebih banyak di tentukan
oleh jalinan hubungan harmonis antar anggota masyarakatnya, jalinan harmonis yg lahir dari
kesediaan pengorbanan sedikit atau banyak dari hak-haknya.
Di atas telah di kemukakan bahwa akhlak luhur atau moral lahir dari kesediaan bekorban
sedangkan kesediaan berkorban adalah manifestasi dari akhlak yg luhur.
Kesediaan itu lah yg melahirkan kebersamaan dan hubungan yg harmonis.
Sebagaimana terbukti bahwa nilai-nilai moral merupakn unsure yg sangat menentukan guna
terjalinnya hubungan yg harmonis yg melahirkan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
2. Menyemai Jati Diri Dan Moral Bangsa
Dalam konteks membangun moral bangsa, maka nilai-nilai dimaksud
harus “disepakati dan di hayati bersama”.
Disepakati, karna kalau setiap orang diberi kebebasan maka seorang
perampok, misalnya , akan menilai bahwa mengambil hak orang lain
adalah tujuan, dan kekuatan adalah tolok ukur hubungan antar
masyarakat.
Ini akan merugikan masyarakat dan akhirnya merugikan diri sendiri.
Tapi disisi lain jika tidak memberikan kesempatan untuk memilih maka
ketika itu kita telah menjadikannya bagaikan mesin, bukan manusia yang
memiliki kehendak,tanggung jawab,dan cita-cita.
Manusia harus memiliki pilihan,tapi pilihan tersebut bukan pilihan orang
per orang secara individu,tapi pilihan mereka secara kolektif.
Dari sini, setiap masyarakat secara kolektif-bebas memilih pandangan
hidup dan tolok ukur moral nya. Dan itulah yang dinamakan “jati diri
bangsa”.
Dihayati,karena hanya dengan penghayatan, nilai dapat berfungsi dalam
kehidupan.
Pancasila yang merupakan pandangan hidup bansa Indonesia merupakan
jati diri bangsa ini. Ia adalah pilihan sejak dulu sampai sekarang,dan
masih kita nilai baik dan benar.
Power, (kekuatan),masyarakat yang pandangan hidup nya adalah
ketuhanan yang maha esa tidak dapat dikatakan kekuatan sebagai tolok
ukur akhlak mulia,karena tuhan yang maha esa itu tidak buat mereka
kuat,tapi juga adalah tuhan yang buat mereka lemah.
3. Pendidikan Dan Moral Yang Manusiawi
Manusia adalah makhluk bidimensional (dua-dimensi).
Dia tercipta dari tanah dan ruh ilahi. Manusia, dapat di ibaratkan dengan air
yg terdiri dari kadar-kadar tertentu dari hydrogen dan oksigen, gabungan
keduanya menghasilkan air. Jika salah satu unsure tersebut berlebih atau
berekurang maka tidak akan ada air. Demikian juga manusia, jika hanya
unsure ilahi saja yg diperhatikan maka dia bukan manusia, mungkin dia
menjadi seperti malaikat, dan jika unsure jasmaniah saja, maka ketika itu dia
menjadi binatang.
Pendidikan dam moral yang manusiawi sangat mengaitkan antara jati diri
dengan akhlak. Filosof ini menegaskan bahwa setiap sifat dan tindakan yang
sesuai dengan jati diri, maka sifat dan tindakan itu terpuji demikian juga
sebaliknya.
Filosof ini menggaris bawahi bahwa akhlak terpuji bukanlah sekedar
berkumpulnya kesempurnaan dari bagian-bagian tubuh seseorang, seperti
sehatnya mata, telinga, jantung, atau paru-paru, yakni dari sisi jasmaniah
saja, tapi juga berfungsinya anggota tubuh itu sesuai dengan penciptaan
manusia sebagaimana yang di kehendaki tuhan.
Menurut ibnu Maskawih kesempurnaan manusia terbagi dua hal pokok yaitu:
1. Potensi pengetahuan , yang dengannya dia aktualkan sehingga dapat
meraih aneka ilmi yg ma’rifah.
2. Potensi amaliah, yang tercemin pada pengaturan yang baik menyangkut
tata cara kehidupan pribadi masyarakat, terlihat bahwa akhlak bermula
dari prinsip umum yg digali dari jati diri manusia. Karna manusia adalah
ciptaan Allah, maka tolok ukur yang harus digunakan patron manusia
yang di kehendaki oleh Allah sebagaimana disampaikannya melalui
wahyu kepada nabi-nabinya dan yang di tampilkan contoh sosialisasinya
melalui keteladanan rasul-rasulnya.
Dari sini, moral yang manusiawi adalah pengejawataan sifat-sifat tuhan
itu dalam tingkah laku manusia.
Pendidikan yang manusiawi haruslah memanusiakan manusia .
Salah satu kekeliruan kita dewasa ini dalam mendidik adalah melakukuan
pemisahan antara dimensi jasadiah manusia dan dimensi ruhaniahnya,
sehingga lahir manusia yg terpecah kepribadiannya.
Misalnya universitas, hanya di anggap sebagai tempat mengajarkan
pengetahuan universal,objek nya bersifat ilmiah(bukan moral) tujuan nya
lebih banyak merinci pengetahuan,padahal lembaga ini mesti nya ikut
berperan aktif dalam membina manusia seutuhnya. Lembaga pendidikan
semestinya di warnai oleh dua hal pokok :
1. Kedalaman ilmu dan pengembangan nya secara terus menerus. Ini lahir
dari mantap nya mental ilmu yang menghiasi jiwa seluruh anggota
lembaga pendidikan.
2. Kemantapan keyakinan, keluhuran moral, dan ketekunan beragama,
dari seluruh civita akademika,dan ini mengatar kepada kemenyatuan
ilmu dan amal, perilaku dan moral.
Problem yang kita hadapi dalam bidang pendidikan menjadi
berganda.
1. Menghadapi ego individu agar dapat terkendali sesuai dengan jati
diri bangsa, yakni nilai-nilai yang di anut masyarakat.
2. Menghadapi masyarakat yang mengakui kebenaran dan keluhuran
nilai-nilai itu, tapi dalam keseharian jauh dari nya, serta tidak
mampu merekat nilai-nilai itu sampai mendarah daging dan
membudaya pada diri nya.

More Related Content

What's hot

Aktualisasi Akhlak dalam Islam
Aktualisasi Akhlak dalam IslamAktualisasi Akhlak dalam Islam
Aktualisasi Akhlak dalam IslamGaluh Lestari
 
Eksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam proses
Eksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam prosesEksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam proses
Eksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam prosesZsezsa Delanovita
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakatnaufalando
 
Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)
Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)
Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)PuputPutriWulan
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Ahmat Fanany
 
hakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannyahakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannyaMerlinda Ambinari
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakatargiosalsanov26
 
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Muslim
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan MuslimAktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Muslim
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan MuslimRia Astutik
 
Kesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamKesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamDhea Maharani
 
ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...
ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...
ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...Kelvin WC
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanOki Ma'arif
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKDwi Oktalidiasari
 
10.Akhlak Dalam Tamadun Islam
10.Akhlak Dalam Tamadun Islam10.Akhlak Dalam Tamadun Islam
10.Akhlak Dalam Tamadun IslamWanBK Leo
 
Kuliah 1 akhlak, moral dan etika copy - copy
Kuliah 1 akhlak, moral dan etika   copy - copyKuliah 1 akhlak, moral dan etika   copy - copy
Kuliah 1 akhlak, moral dan etika copy - copySucram Suna
 
Konsep Nilai dan Moral
Konsep Nilai dan Moral Konsep Nilai dan Moral
Konsep Nilai dan Moral pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Aktualisasi Akhlak dalam Islam
Aktualisasi Akhlak dalam IslamAktualisasi Akhlak dalam Islam
Aktualisasi Akhlak dalam Islam
 
Eksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam proses
Eksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam prosesEksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam proses
Eksistensi manusia dan pengembangan dimensi dimensi manusia dalam proses
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)
Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)
Pancasila sebagai sistem etika (ppt by me)
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
 
hakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannyahakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannya
 
Spe Bab6
Spe Bab6Spe Bab6
Spe Bab6
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Muslim
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan MuslimAktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Muslim
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Muslim
 
Kesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamKesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islam
 
ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...
ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...
ELMK3033 Nilai-nilai Murni Daripada Perspektif Pelbagai Agama dan Masyarakat ...
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
Makalah Akhlak Dalam Kehidupan
Makalah Akhlak Dalam KehidupanMakalah Akhlak Dalam Kehidupan
Makalah Akhlak Dalam Kehidupan
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
 
10.Akhlak Dalam Tamadun Islam
10.Akhlak Dalam Tamadun Islam10.Akhlak Dalam Tamadun Islam
10.Akhlak Dalam Tamadun Islam
 
Kuliah 1 akhlak, moral dan etika copy - copy
Kuliah 1 akhlak, moral dan etika   copy - copyKuliah 1 akhlak, moral dan etika   copy - copy
Kuliah 1 akhlak, moral dan etika copy - copy
 
Sistem Nilai Agama
Sistem Nilai AgamaSistem Nilai Agama
Sistem Nilai Agama
 
Konsep Nilai dan Moral
Konsep Nilai dan Moral Konsep Nilai dan Moral
Konsep Nilai dan Moral
 

Similar to Moral dan pendidikan nasional

Similar to Moral dan pendidikan nasional (20)

Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannya
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
 
P.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaniP.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhani
 
P.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaniP.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhani
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatUrgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Kepribadian makhluk manusia
Kepribadian makhluk manusiaKepribadian makhluk manusia
Kepribadian makhluk manusia
 
Achaa seni
Achaa seniAchaa seni
Achaa seni
 
Achaa seni
Achaa seniAchaa seni
Achaa seni
 
Semua norma dan nilai ^^
Semua norma dan nilai ^^Semua norma dan nilai ^^
Semua norma dan nilai ^^
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
 
Ppt dimensi
Ppt dimensiPpt dimensi
Ppt dimensi
 
Keluarga mahasiswa garut
Keluarga mahasiswa garutKeluarga mahasiswa garut
Keluarga mahasiswa garut
 
Artikel tentang Pancasila
Artikel tentang PancasilaArtikel tentang Pancasila
Artikel tentang Pancasila
 
makalah akhlak tasawuf
makalah akhlak tasawufmakalah akhlak tasawuf
makalah akhlak tasawuf
 

More from windafitriani

More from windafitriani (6)

Pp windae
Pp windaePp windae
Pp windae
 
Pp call winda fitriani
Pp call winda fitrianiPp call winda fitriani
Pp call winda fitriani
 
Pp bab 3 dan 4
Pp bab 3 dan 4Pp bab 3 dan 4
Pp bab 3 dan 4
 
Windae
WindaeWindae
Windae
 
Bab iii ringkasan
Bab iii ringkasanBab iii ringkasan
Bab iii ringkasan
 
Speech outline winda
Speech outline windaSpeech outline winda
Speech outline winda
 

Moral dan pendidikan nasional

  • 1. Moral dan Pendidikan Nasional 1. Pengorbanan/ Kepahlawanan dan Moral Pengorbanan melahirkan moral dan akhlak terpuji. Berkorban merupakan manifestasi dari akhlak yang luhur. Pengorbanan tersebut tidak memiliki batas tertentu kecuali tercapai nya tujuan. Dan karna itu sang pahlawan yg berkorban tidak untuk menuntut sesuatu untuk dirinya, tetapi dia member apa saja walau jiwa dan raga sekalipun sampai tujuan tercapai atau yg dimiliki telah habis terpakai. Bahwa tanpa pengorbanan akhlak tidak dapat tegak dan tanpa akhlak , masyarakat tidak akan dapat menjalankan fungsunya secara baik. Dengan demikian, tanpa kebersamaan dan kesediaan bekorban, tanpa akhlak dan budi luhur, kita tidak dapat keluar dari krisis multi dimensi yg kita alami. Tidak tepat pandangan yg menyatakan bahwa perkembangan satu masyarakat ditentukan oleh factor-faktor kemajuan ekonominya, tetapi kemajuannya sebenarnya lebih banyak di tentukan oleh jalinan hubungan harmonis antar anggota masyarakatnya, jalinan harmonis yg lahir dari kesediaan pengorbanan sedikit atau banyak dari hak-haknya. Di atas telah di kemukakan bahwa akhlak luhur atau moral lahir dari kesediaan bekorban sedangkan kesediaan berkorban adalah manifestasi dari akhlak yg luhur. Kesediaan itu lah yg melahirkan kebersamaan dan hubungan yg harmonis. Sebagaimana terbukti bahwa nilai-nilai moral merupakn unsure yg sangat menentukan guna terjalinnya hubungan yg harmonis yg melahirkan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
  • 2. 2. Menyemai Jati Diri Dan Moral Bangsa Dalam konteks membangun moral bangsa, maka nilai-nilai dimaksud harus “disepakati dan di hayati bersama”. Disepakati, karna kalau setiap orang diberi kebebasan maka seorang perampok, misalnya , akan menilai bahwa mengambil hak orang lain adalah tujuan, dan kekuatan adalah tolok ukur hubungan antar masyarakat. Ini akan merugikan masyarakat dan akhirnya merugikan diri sendiri. Tapi disisi lain jika tidak memberikan kesempatan untuk memilih maka ketika itu kita telah menjadikannya bagaikan mesin, bukan manusia yang memiliki kehendak,tanggung jawab,dan cita-cita. Manusia harus memiliki pilihan,tapi pilihan tersebut bukan pilihan orang per orang secara individu,tapi pilihan mereka secara kolektif. Dari sini, setiap masyarakat secara kolektif-bebas memilih pandangan hidup dan tolok ukur moral nya. Dan itulah yang dinamakan “jati diri bangsa”. Dihayati,karena hanya dengan penghayatan, nilai dapat berfungsi dalam kehidupan. Pancasila yang merupakan pandangan hidup bansa Indonesia merupakan jati diri bangsa ini. Ia adalah pilihan sejak dulu sampai sekarang,dan masih kita nilai baik dan benar. Power, (kekuatan),masyarakat yang pandangan hidup nya adalah ketuhanan yang maha esa tidak dapat dikatakan kekuatan sebagai tolok ukur akhlak mulia,karena tuhan yang maha esa itu tidak buat mereka kuat,tapi juga adalah tuhan yang buat mereka lemah.
  • 3. 3. Pendidikan Dan Moral Yang Manusiawi Manusia adalah makhluk bidimensional (dua-dimensi). Dia tercipta dari tanah dan ruh ilahi. Manusia, dapat di ibaratkan dengan air yg terdiri dari kadar-kadar tertentu dari hydrogen dan oksigen, gabungan keduanya menghasilkan air. Jika salah satu unsure tersebut berlebih atau berekurang maka tidak akan ada air. Demikian juga manusia, jika hanya unsure ilahi saja yg diperhatikan maka dia bukan manusia, mungkin dia menjadi seperti malaikat, dan jika unsure jasmaniah saja, maka ketika itu dia menjadi binatang. Pendidikan dam moral yang manusiawi sangat mengaitkan antara jati diri dengan akhlak. Filosof ini menegaskan bahwa setiap sifat dan tindakan yang sesuai dengan jati diri, maka sifat dan tindakan itu terpuji demikian juga sebaliknya. Filosof ini menggaris bawahi bahwa akhlak terpuji bukanlah sekedar berkumpulnya kesempurnaan dari bagian-bagian tubuh seseorang, seperti sehatnya mata, telinga, jantung, atau paru-paru, yakni dari sisi jasmaniah saja, tapi juga berfungsinya anggota tubuh itu sesuai dengan penciptaan manusia sebagaimana yang di kehendaki tuhan. Menurut ibnu Maskawih kesempurnaan manusia terbagi dua hal pokok yaitu: 1. Potensi pengetahuan , yang dengannya dia aktualkan sehingga dapat meraih aneka ilmi yg ma’rifah. 2. Potensi amaliah, yang tercemin pada pengaturan yang baik menyangkut tata cara kehidupan pribadi masyarakat, terlihat bahwa akhlak bermula dari prinsip umum yg digali dari jati diri manusia. Karna manusia adalah ciptaan Allah, maka tolok ukur yang harus digunakan patron manusia yang di kehendaki oleh Allah sebagaimana disampaikannya melalui wahyu kepada nabi-nabinya dan yang di tampilkan contoh sosialisasinya melalui keteladanan rasul-rasulnya.
  • 4. Dari sini, moral yang manusiawi adalah pengejawataan sifat-sifat tuhan itu dalam tingkah laku manusia. Pendidikan yang manusiawi haruslah memanusiakan manusia . Salah satu kekeliruan kita dewasa ini dalam mendidik adalah melakukuan pemisahan antara dimensi jasadiah manusia dan dimensi ruhaniahnya, sehingga lahir manusia yg terpecah kepribadiannya. Misalnya universitas, hanya di anggap sebagai tempat mengajarkan pengetahuan universal,objek nya bersifat ilmiah(bukan moral) tujuan nya lebih banyak merinci pengetahuan,padahal lembaga ini mesti nya ikut berperan aktif dalam membina manusia seutuhnya. Lembaga pendidikan semestinya di warnai oleh dua hal pokok : 1. Kedalaman ilmu dan pengembangan nya secara terus menerus. Ini lahir dari mantap nya mental ilmu yang menghiasi jiwa seluruh anggota lembaga pendidikan. 2. Kemantapan keyakinan, keluhuran moral, dan ketekunan beragama, dari seluruh civita akademika,dan ini mengatar kepada kemenyatuan ilmu dan amal, perilaku dan moral. Problem yang kita hadapi dalam bidang pendidikan menjadi berganda. 1. Menghadapi ego individu agar dapat terkendali sesuai dengan jati diri bangsa, yakni nilai-nilai yang di anut masyarakat. 2. Menghadapi masyarakat yang mengakui kebenaran dan keluhuran nilai-nilai itu, tapi dalam keseharian jauh dari nya, serta tidak mampu merekat nilai-nilai itu sampai mendarah daging dan membudaya pada diri nya.