SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
"Dokumenter yang bagus, harus memperlihatkan
kekuatannya, dalam membuat kehidupan sehari-
hari menjadi dramatik, dan masalah yang ada
menjadi suatu puisi"
Grierson. (Suer; hal.41)
Pada prinsipnya ada 4 tahapan dalam penulisan:
• Melakukan Riset lalu menulis transkrip hasil riset
• Menulis Sinopsis sebagai pencetusan ide dasar
• Menulis Treatment sebagai rancangan cerita
• Menulis Skenario setelah hasil riset diperiksa ulang. Kadang
skenario di tulis saat memasuki tahap paska produksi
(editing).
Sinopsis
Merupakan tulisan rangkuman yang ringkas, untuk
menjelaskan isi penuturan yang akan diketengahkan
secara garis besarnya saja. Sekaligus menjelaskan
permasalahan yang ingin diungkap sebagai tujuan
utama. Fokus dan penjelasan dalam sinopsis harus
jelas, agar bila nanti meningkat penjabarannya dalam
penulisan treatment, alur cerita menjadi lancar dan
mudah dimengerti berdasarkan logika.
Treatment
Penulisan treatment untuk produksi dokumenter
memiliki fungsi penting. Fungsi treatment tak hanya
menuliskan tentang urutan adegan (scene) dan shot
saja, tetapi harus ditulis secara kongrit keseluruhan isi
yang berkaitan dengan judul dan tema, sehingga
merupakan The Treatment of The Story.
Umumnya untuk memulai perekaman gambar
(shooting), sutradara cukup mengacu pada treatment,
karena selain penulisan skenario memakan waktu lama,
juga dianggap dapat mengekang kebebasan kreativitas.
Karena seorang sutradara dan penata kamera harus
selalu siap dan peka terhadap adegan-adegan tak
terduga (spontan) yang terjadi saat perekaman gambar.
Skenario baru ditulis pada saat memasuki tahap proses
paska produksi untuk kebutuhan editor. Akan tetapi
pada beberapa bentuk penuturan dokumenter,
perekaman gambar harus mengacu pada isi skenario,
seperti dokumenter sejarah, film pendidikan dan
instruksional, atau dokumenter yang merupakan film
kompilasi dengan menggunakan sejumlah footage.
Bentuk penuturan potret/biografi juga sering
berpatokan pada scenario
Penulisan treatment harus di jelaskan mengenai apa
yang akan diketengahkan dalam dokumenter tersebut.
Penempatan narasi/komentar, khususnya pada adegan
dimana visual tidak mampu, menyampaikan informasi
yang dibutuhkan penonton, harus diinformasikan di
dalam treatment. Apabila ada wawancara, maka dalam
treatment perlu pula dijelaskan, meskipun isi
wawancara tidak perlu ditulis. Selain itu sebuah
treatment juga sudah memberikan alur cerita jelas,
serta atmosfir bagi penataan suara yang diperlukan.
Skenario
Pada prinsipnya skenario berfungsi sebagai panutan, penentuan,
pembatasan dan gambaran pra-visual. Penulisan dokumenter
kadang memerlukan suatu proses panjang sebagai tahapan kerja
dalam pra produksi. Penggunaan skenario kongkrit pada film fiksi
mutlak diperlukan. Dokumenter juga membutuhkan skenario,
tetapi kemutlakannya tak sama seperti tahapan kerja film fiksi.
Fungsi serta arti Treatment dan Skenario dapat dibedakan.
Treatment berfungsi memberikan gambaran mengenai apa yang
akan diketengahkan, sedangkan Skenario menjadi gambaran
kongkrit mengenai bagaimana film tersebut akan diketengahkan
(dikemas).
Struktur
Secara umum dalam menulis skenario dikenal 3 tahap
struktur klasik/konvensional:
• Bagian awal: merupakan sketsa dari isi cerita,
pengenalan para tokoh, waktu kejadian dan lokasi
kejadian.
• Bagian tengah: proses adanya konflik, serta ketegangan
peristiwa
• Bagian akhir: penutup, konklusi, klimaks atau anti
klimaks, happy ending atau tidak
Dalam penulisan harus ada gambaran jelas, mengenai
struktur penuturan, hubungan antara satu aksi dengan
aksi lainnya dalam sebuah peristiwa. Setiap pergantian
aksi harus diperhatikan ritme penuturannya, serta
aspek dramatik sebagai pembangkit emosi dalam
lingkup pemaparan fakta. Dokumenter menolak terlalu
banyak interpretasi yang merupakan hasil kreativitas
imajinatif. Perlu di ingat bahwa dokumenter kurang
mementingkan gaya tetapi lebih konsentrasi pada isi.
Secara Umum ada Tiga Bentuk Struktur
Dalam Dokumenter:
Secara Kronologis, dimana diceritakan bagaimana
awal serta kelanjutan dari peristiwa. Pada struktur
kronologis, waktu menentukan konstruksinya atau
konstruksi alur kisah bergantung pada waktu. Misalnya
jika menggunakan gaya bertutur 'buku harian', dilakukan
tehnik kilas balik, maka susunan adegan akan mengikuti
perjalanan waktu. Disini struktur kronologis mau tak mau
akan terputus, tetapi susunan adegan akan terjaga
karena diatur oleh waktu.
Kronologis,
Secara Tematis, cerita dibagi dalam beberapa
kelompok tema, dimana sebab dan akibat digabungkan
dalam tiap sequence. Dalam satu adegan penulis bisa
membangun serta menggabungkan sebab dan akibatnya.
Hasil gabungan sebab dan akibat dari suatu fakta, yang
terdiri dari beberapa adegan itu, lalu disusun kedalam
satu sequence.
Tematis,
Secara Dialektik, konstruksi ini lebih memiliki
kekuatan dramatik, karena menyuguhkan suatu tanda
tanya yang langsung diberi jawabannya. Apabila ada aksi,
maka langsung diikuti dengan reaksi. Didalam struktur
dialektik terdapat variasi menarik pada cara bertutur
yang kontras. Dalam peristiwa yang terjadi pada waktu
bersamaan, penulis dapat menempatkannya kedalam
sebuah kontradiksi.
Dialektik,
Realita pada karya dokumenter harus selalu
memiliki konteks, karena konteks merupakan
arti dari fakta yang disuguhkan dari suatu
peristiwa, disamping itu konteks merupakan
hal utama dalam sebuah skenario.
Tokoh dan Nara Sumber
Didalam merancang atau menyusun isi cerita, peranan
antara tokoh dan nara sumber perlu dijelaskan. Tokoh
pemeran utama didalam film dokumenter memiliki
peranan fungsional untuk mengetengahkan realita
suatu peristiwa, dengan tujuan mengembangkan unsur
dramatik didalam konflik. Sedangkan nara sumber
dapat sebagai sumber informasi saja, atau dapat pula
sebagai pemeran pembantu.
• Dengan mengacu pada hasil riset, penulis/sutradara
dapat menganalisa, apakah pemilihan subjek sudah tepat
sebagai pemeran atau sebagai nara sumber ?.
• F Apakah peranan tokoh ini sebagai informan cukup
penting, serta mampu mengekspresikan tema tersebut
dan memberikan unsur dramatik?.
• F Apabila peran subjek hanya sebagai nara sumber, maka
menampilkannya cukup liwat komentar atau narasi saja
(off screen) dilengkapi dengan ilustrasi gambar.
• F Apabila mengenai suatu aksi, penulis harus
menganalisa apakah aksi dari tokoh tersebut perlu
ditampilkan dalam cerita atau tidak ?.
Membuat film dokumenter mengenai subjek yang sudah
meninggal cukup menyulitkan, maka untuk mengisi
sugesti dari ketidak hadiran sang tokoh, ditampilkan hal-
hal yang berhubungan erat dengan kehidupan si tokoh.
Misalnya menampilkan nara sumber sebagai saksi hidup
dari peranan si tokoh didalam peristiwa itu. Atau dapat
pula menampilkan benda-benda atau materi yang
merupakan simbol dari figur si tokoh utama. Pendekatan
ini dapat memberikan perincian kongkrit, sebagai sketsa
dari ketidak hadiran sang tokoh tersebut.
• Semua prinsip struktur dalam metode penulisan
skenario tidak perlu dijadikan suatu peraturan
baku, tetapi dapat digunakan sebagai alat bantu
yang fungsional. Setiap struktur dramatik dari
cerita, baik untuk skenario fiksi maupun non fiksi,
memiliki logika dan kekuatannya sendiri-sendiri.
SKENARIO CERITA FIKSI, ADALAH UNGKAPAN
OBSESI PRIBADI, SEDANGKAN
SKENARIO DOKUMENTER, MERUPAKAN
UNGKAPAN OBSESI ORANG LAIN.
Untuk bentuk film edukasi atau instruksional dokumenter, sebelumya
perlu memikirkan kelompok sasarannya. Misalkan membuat tema
mengenai penyakit kangker, bila sasarannya untuk umum maka
cukup menjelaskan penyebabnya, gejalanya, serta akibatnya secara
umum pula. Karena penonton harus mampu menangkap dan
mengerti secara mudah apa yang disuguhkan, dimana realita
tersebut dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-harinya.
Tetapi apabila sasarannya pada kelompok khusus, seperti mahasiswa
kedokteran, perawat, petugas penyuluhan kesehatan. Maka pembuat
dokumenter perlu mengetahui terminologi medis yang berhubungan
dengan suatu penyakit, disamping menggunakan pakar sebagai
penasihat ahli.
To be Continyu …

More Related Content

What's hot

Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenMomee Rain
 
Teknik Pgjrn Cerpen
 Teknik Pgjrn Cerpen Teknik Pgjrn Cerpen
Teknik Pgjrn CerpenAwang Kelabu
 
PPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
PPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERPPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
PPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERPPGhybrid3
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaIfwhar Yuhono
 
Cerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam NovelCerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam NovelSyifa Sahaliya
 
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Rachardy Andriyanto
 
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anakPpt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anakrizka_pratiwi
 
Modul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitasModul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitascindrya
 
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniMenyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniPbp II
 
Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)Anazatul Naim
 
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERMODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERPPGhybrid3
 
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)sasindo be
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)Pungki Ariefin
 

What's hot (20)

Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis Cerpen
 
Teknik Pgjrn Cerpen
 Teknik Pgjrn Cerpen Teknik Pgjrn Cerpen
Teknik Pgjrn Cerpen
 
PPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
PPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERPPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
PPT IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan Drama
 
Cerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam NovelCerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam Novel
 
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
 
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anakPpt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak
 
Cerita pendek
Cerita pendekCerita pendek
Cerita pendek
 
SEKILAS TENTANG CERPEN
SEKILAS TENTANG CERPENSEKILAS TENTANG CERPEN
SEKILAS TENTANG CERPEN
 
3. cerpen
3. cerpen3. cerpen
3. cerpen
 
Modul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitasModul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitas
 
Prosa fiksi
Prosa fiksiProsa fiksi
Prosa fiksi
 
KOMSAS
KOMSASKOMSAS
KOMSAS
 
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniMenyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
 
Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)
 
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERMODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
 
cerpen
cerpencerpen
cerpen
 
cerpen Kelompok 5
cerpen Kelompok  5   cerpen Kelompok  5
cerpen Kelompok 5
 
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
 

Similar to Line up Documentary

Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskahUnsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskahsiti sangidah
 
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHMakalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHRachardy Andriyanto
 
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Rachardy Andriyanto
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Rachardy Andriyanto
 
Media PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester I
Media PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester IMedia PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester I
Media PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester ISMPNEGERI4BAYAH
 
Persentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IX
Persentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IXPersentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IX
Persentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IXRizalFauzulKabir
 
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptxppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptxDiniWinantiPutri
 
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxsamsuja30
 
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxKARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxwahyutriwibowo098
 
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruApresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruLucky Nuki Prihatini
 
Presentation bahasa indonesia
Presentation bahasa indonesiaPresentation bahasa indonesia
Presentation bahasa indonesiaMajid Al-fajar
 
Menulis Narasi dan Deskripsi Bahasa Indonesia
Menulis Narasi dan Deskripsi Bahasa IndonesiaMenulis Narasi dan Deskripsi Bahasa Indonesia
Menulis Narasi dan Deskripsi Bahasa IndonesiaHasbullah Marwan
 
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Entertainment
 

Similar to Line up Documentary (20)

Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskahUnsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
 
pt4_skenario_animasi.pptx
pt4_skenario_animasi.pptxpt4_skenario_animasi.pptx
pt4_skenario_animasi.pptx
 
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHMakalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
 
Media PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester I
Media PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester IMedia PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester I
Media PPT Materi Teks Cerpen Kelas IX Semester I
 
Mengapa manusia bercerita
Mengapa manusia berceritaMengapa manusia bercerita
Mengapa manusia bercerita
 
Persentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IX
Persentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IXPersentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IX
Persentasi Materi Cerita Pendek (Cerpen) Kelas IX
 
Ppt prosa
Ppt prosaPpt prosa
Ppt prosa
 
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptxppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
 
Glosari Sastera 2
Glosari Sastera 2Glosari Sastera 2
Glosari Sastera 2
 
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
 
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxKARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
 
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruApresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
 
Presentation bahasa indonesia
Presentation bahasa indonesiaPresentation bahasa indonesia
Presentation bahasa indonesia
 
Seni teater
Seni teaterSeni teater
Seni teater
 
Menulis Narasi dan Deskripsi Bahasa Indonesia
Menulis Narasi dan Deskripsi Bahasa IndonesiaMenulis Narasi dan Deskripsi Bahasa Indonesia
Menulis Narasi dan Deskripsi Bahasa Indonesia
 
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Line up Documentary

  • 1.
  • 2. "Dokumenter yang bagus, harus memperlihatkan kekuatannya, dalam membuat kehidupan sehari- hari menjadi dramatik, dan masalah yang ada menjadi suatu puisi" Grierson. (Suer; hal.41)
  • 3. Pada prinsipnya ada 4 tahapan dalam penulisan: • Melakukan Riset lalu menulis transkrip hasil riset • Menulis Sinopsis sebagai pencetusan ide dasar • Menulis Treatment sebagai rancangan cerita • Menulis Skenario setelah hasil riset diperiksa ulang. Kadang skenario di tulis saat memasuki tahap paska produksi (editing).
  • 4. Sinopsis Merupakan tulisan rangkuman yang ringkas, untuk menjelaskan isi penuturan yang akan diketengahkan secara garis besarnya saja. Sekaligus menjelaskan permasalahan yang ingin diungkap sebagai tujuan utama. Fokus dan penjelasan dalam sinopsis harus jelas, agar bila nanti meningkat penjabarannya dalam penulisan treatment, alur cerita menjadi lancar dan mudah dimengerti berdasarkan logika.
  • 5. Treatment Penulisan treatment untuk produksi dokumenter memiliki fungsi penting. Fungsi treatment tak hanya menuliskan tentang urutan adegan (scene) dan shot saja, tetapi harus ditulis secara kongrit keseluruhan isi yang berkaitan dengan judul dan tema, sehingga merupakan The Treatment of The Story.
  • 6. Umumnya untuk memulai perekaman gambar (shooting), sutradara cukup mengacu pada treatment, karena selain penulisan skenario memakan waktu lama, juga dianggap dapat mengekang kebebasan kreativitas. Karena seorang sutradara dan penata kamera harus selalu siap dan peka terhadap adegan-adegan tak terduga (spontan) yang terjadi saat perekaman gambar.
  • 7. Skenario baru ditulis pada saat memasuki tahap proses paska produksi untuk kebutuhan editor. Akan tetapi pada beberapa bentuk penuturan dokumenter, perekaman gambar harus mengacu pada isi skenario, seperti dokumenter sejarah, film pendidikan dan instruksional, atau dokumenter yang merupakan film kompilasi dengan menggunakan sejumlah footage. Bentuk penuturan potret/biografi juga sering berpatokan pada scenario
  • 8. Penulisan treatment harus di jelaskan mengenai apa yang akan diketengahkan dalam dokumenter tersebut. Penempatan narasi/komentar, khususnya pada adegan dimana visual tidak mampu, menyampaikan informasi yang dibutuhkan penonton, harus diinformasikan di dalam treatment. Apabila ada wawancara, maka dalam treatment perlu pula dijelaskan, meskipun isi wawancara tidak perlu ditulis. Selain itu sebuah treatment juga sudah memberikan alur cerita jelas, serta atmosfir bagi penataan suara yang diperlukan.
  • 9. Skenario Pada prinsipnya skenario berfungsi sebagai panutan, penentuan, pembatasan dan gambaran pra-visual. Penulisan dokumenter kadang memerlukan suatu proses panjang sebagai tahapan kerja dalam pra produksi. Penggunaan skenario kongkrit pada film fiksi mutlak diperlukan. Dokumenter juga membutuhkan skenario, tetapi kemutlakannya tak sama seperti tahapan kerja film fiksi. Fungsi serta arti Treatment dan Skenario dapat dibedakan. Treatment berfungsi memberikan gambaran mengenai apa yang akan diketengahkan, sedangkan Skenario menjadi gambaran kongkrit mengenai bagaimana film tersebut akan diketengahkan (dikemas).
  • 10. Struktur Secara umum dalam menulis skenario dikenal 3 tahap struktur klasik/konvensional: • Bagian awal: merupakan sketsa dari isi cerita, pengenalan para tokoh, waktu kejadian dan lokasi kejadian. • Bagian tengah: proses adanya konflik, serta ketegangan peristiwa • Bagian akhir: penutup, konklusi, klimaks atau anti klimaks, happy ending atau tidak
  • 11. Dalam penulisan harus ada gambaran jelas, mengenai struktur penuturan, hubungan antara satu aksi dengan aksi lainnya dalam sebuah peristiwa. Setiap pergantian aksi harus diperhatikan ritme penuturannya, serta aspek dramatik sebagai pembangkit emosi dalam lingkup pemaparan fakta. Dokumenter menolak terlalu banyak interpretasi yang merupakan hasil kreativitas imajinatif. Perlu di ingat bahwa dokumenter kurang mementingkan gaya tetapi lebih konsentrasi pada isi.
  • 12. Secara Umum ada Tiga Bentuk Struktur Dalam Dokumenter: Secara Kronologis, dimana diceritakan bagaimana awal serta kelanjutan dari peristiwa. Pada struktur kronologis, waktu menentukan konstruksinya atau konstruksi alur kisah bergantung pada waktu. Misalnya jika menggunakan gaya bertutur 'buku harian', dilakukan tehnik kilas balik, maka susunan adegan akan mengikuti perjalanan waktu. Disini struktur kronologis mau tak mau akan terputus, tetapi susunan adegan akan terjaga karena diatur oleh waktu. Kronologis,
  • 13. Secara Tematis, cerita dibagi dalam beberapa kelompok tema, dimana sebab dan akibat digabungkan dalam tiap sequence. Dalam satu adegan penulis bisa membangun serta menggabungkan sebab dan akibatnya. Hasil gabungan sebab dan akibat dari suatu fakta, yang terdiri dari beberapa adegan itu, lalu disusun kedalam satu sequence. Tematis,
  • 14. Secara Dialektik, konstruksi ini lebih memiliki kekuatan dramatik, karena menyuguhkan suatu tanda tanya yang langsung diberi jawabannya. Apabila ada aksi, maka langsung diikuti dengan reaksi. Didalam struktur dialektik terdapat variasi menarik pada cara bertutur yang kontras. Dalam peristiwa yang terjadi pada waktu bersamaan, penulis dapat menempatkannya kedalam sebuah kontradiksi. Dialektik,
  • 15. Realita pada karya dokumenter harus selalu memiliki konteks, karena konteks merupakan arti dari fakta yang disuguhkan dari suatu peristiwa, disamping itu konteks merupakan hal utama dalam sebuah skenario.
  • 16. Tokoh dan Nara Sumber Didalam merancang atau menyusun isi cerita, peranan antara tokoh dan nara sumber perlu dijelaskan. Tokoh pemeran utama didalam film dokumenter memiliki peranan fungsional untuk mengetengahkan realita suatu peristiwa, dengan tujuan mengembangkan unsur dramatik didalam konflik. Sedangkan nara sumber dapat sebagai sumber informasi saja, atau dapat pula sebagai pemeran pembantu.
  • 17. • Dengan mengacu pada hasil riset, penulis/sutradara dapat menganalisa, apakah pemilihan subjek sudah tepat sebagai pemeran atau sebagai nara sumber ?. • F Apakah peranan tokoh ini sebagai informan cukup penting, serta mampu mengekspresikan tema tersebut dan memberikan unsur dramatik?. • F Apabila peran subjek hanya sebagai nara sumber, maka menampilkannya cukup liwat komentar atau narasi saja (off screen) dilengkapi dengan ilustrasi gambar. • F Apabila mengenai suatu aksi, penulis harus menganalisa apakah aksi dari tokoh tersebut perlu ditampilkan dalam cerita atau tidak ?.
  • 18. Membuat film dokumenter mengenai subjek yang sudah meninggal cukup menyulitkan, maka untuk mengisi sugesti dari ketidak hadiran sang tokoh, ditampilkan hal- hal yang berhubungan erat dengan kehidupan si tokoh. Misalnya menampilkan nara sumber sebagai saksi hidup dari peranan si tokoh didalam peristiwa itu. Atau dapat pula menampilkan benda-benda atau materi yang merupakan simbol dari figur si tokoh utama. Pendekatan ini dapat memberikan perincian kongkrit, sebagai sketsa dari ketidak hadiran sang tokoh tersebut.
  • 19. • Semua prinsip struktur dalam metode penulisan skenario tidak perlu dijadikan suatu peraturan baku, tetapi dapat digunakan sebagai alat bantu yang fungsional. Setiap struktur dramatik dari cerita, baik untuk skenario fiksi maupun non fiksi, memiliki logika dan kekuatannya sendiri-sendiri. SKENARIO CERITA FIKSI, ADALAH UNGKAPAN OBSESI PRIBADI, SEDANGKAN SKENARIO DOKUMENTER, MERUPAKAN UNGKAPAN OBSESI ORANG LAIN.
  • 20. Untuk bentuk film edukasi atau instruksional dokumenter, sebelumya perlu memikirkan kelompok sasarannya. Misalkan membuat tema mengenai penyakit kangker, bila sasarannya untuk umum maka cukup menjelaskan penyebabnya, gejalanya, serta akibatnya secara umum pula. Karena penonton harus mampu menangkap dan mengerti secara mudah apa yang disuguhkan, dimana realita tersebut dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-harinya. Tetapi apabila sasarannya pada kelompok khusus, seperti mahasiswa kedokteran, perawat, petugas penyuluhan kesehatan. Maka pembuat dokumenter perlu mengetahui terminologi medis yang berhubungan dengan suatu penyakit, disamping menggunakan pakar sebagai penasihat ahli.