Dokumen tersebut membahas tentang teknik penilaian bentuk tes tertulis benar-salah dan isian. Ia menjelaskan pengertian, keunggulan, dan permasalahan masing-masing jenis tes beserta solusi yang ditawarkan.
1. TEKNIK PENILAIAN BENTUK TES :
BENAR – SALAH DAN ISIAN
DOSEN :
DR.IR. VINA SEREVINA
MAHASISWA :
MUHAMMAD CAISAR HAISY
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
EVALUASI DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA
2. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, penilaian pasti dilakukan dalam proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan bertujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang merupakan klasifikasi terhadap kemampuan siswa yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pentingnya evaluasi dalam pembelajaran menuntut guru untuk
mengetahui teknik penilaian bentuk tes yang akan dilakukan terhadap
siswa disekolah. Salah satu bentuk teknik penilaian adalah bentuk tes
tertulis. Seorang guru yang baik haruslah menguasai teknik penilaian tes
tertulis agar dapat mengevaluasi peserta didik sehingga dapat diketahui
sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
disampaikan.
Sumber:
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian Hasil Belajar. Buku
1.15. Pekerti. Depdiknas
3. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam makalah ini adalah
permasalahan dalam evaluasi peserta didik yang terkait
dengan teknik penilaian bentuk tes tertulis yang
selanjutnya akan diurai dalam beberapa sub-pokok
bahasan, diantaranya :
Bagaimanakah teknik penilaian bentuk tes benar - salah?
Bagaimanakah teknik penilaian bentuk tes isian?
Permasalahan apa saja yang terjadi dalam bidang
pendidikan terkait bentuk tes benar – salah dan tes isian
serta Solusi apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut?
4. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
Mengetahui teknik penilaian bentuk tes tertulis benar -
salah.
Mengetahui teknik penilaian bentuk tes tertulis isian.
Mengetahui permasalahan apa saja dalam pendidikan
terkait bentuk tes benar – salah dan tes isian serta Solusi
apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Melengkapi tugas untuk mata kuliah evaluasi dalam
pembelajaran fisika.
5. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari
tes bentuk essai.
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar
diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan
jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum
sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta
didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu tinggi seperti
kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali,
pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
Sumber :
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
6. Pengertian Tes Benar - Salah
Butir soal benar salah adalah butir soal yang terdiri dari
pernyataan yang disertai alternatif jawaban, yaitu
menyatakan apakah jawaban itu benar/salah,
setuju/tidak setuju, baik/tidak baik, atau alternatif
jawaban lain yang bersifat mutual eksklusif/meniadakan.
Sumber:
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian
Hasil Belajar. Buku 1.15. Pekerti. Depdiknas
7. Keunggulan dari Penilaian Benar - Salah.
Sumber :
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian Hasil
Belajar. Buku 1.15. Pekerti. Depdiknas
Mudah dikonstruksi
Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan
Mudah dalam memberi skor (nilai)
8. Keunggulan dari Penilaian Benar - Salah.
Sumber :
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian Hasil
Belajar. Buku 1.15. Pekerti. Depdiknas
Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang
berkaitan dengan ingatan.
Digunakan untuk mengetes reaksi sebab akibat, atau miskonsepsi yang terjadi.
Siswa dapat menjawab 3 – 4 soal per menit
9. Pengertian Tes Isian
Tes obyektif bentuk isian adalah tes tertulis yang menuntut
siswa untuk mengisikan perkataan, ungkapan, atau kalimat
pendek sebagai jawaban dari kalimat tidak lengkap, atau
jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi
yang harus dilakukan.
Sumber :
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujatmo, Eko. 2012. Tes Obyektif Bentuk Isian.
http://mahadhammo.wordpress.com/2012/11/01/tes-
obyektif-bentuk-isian-fill-in-the-test/
10. Keunggulan dari Penilaian soal Isian.
Sumber :
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Menyusun soalnya relatif mudah
Kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan cara menebak
Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat
Hasil penilaiannya cukup objektif
11. Permasalahan Pertama
Beberapa siswa di sekolah menengah pertama
bahkan hingga perguruan tinggi seringkali menebak
secara asal jawaban ketika menemui soal berbentuk
benar atau salah. Mereka beralasan menjawab sesuai
yang di ingat saja.
Sumber :
Muhammad Caisar Haisy, 2012. permasalahan
dalam tes benar salah
12. Solusi
Dalam penulisan soal benar – salah, seorang guru
haruslah memperhatikan bahwa setiap butir soal
harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes
yang penting dan bermakna, tidak menanyakan yang
remeh/trivial. Sehingga siswa tidak hanya diukur
berdasarkan daya ingatnya saja. Dan butir soal yang
baik haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta
tes yang belajar dan jawaban yang salah kelihatan
lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak
belajar dengan baik agar tujuan dari penilaian
tercapai.
13. Permasalahan Kedua
Kegagalan guru dalam melakukan evaluasi setiap akhir proses
pembelajaran dalam kelas.
Dalam satu kali proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi
pelajaran yang diajarkan sudah tepat. Semua pertanyaan tersebut akan
dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Tetapi ada juga guru yang enggan melaksanakan evaluasi di akhir
pelajaran, karena keterbatasan waktu, menurut mereka lebih baik
menjelaskan semua materi pelajaran sampai tuntas untuk satu kali
pertemuan, dan pada pertemuan berikutnya di awal pelajaran siswa diberi
tugas atau soal-soal yang berhubungan dengan materi tersebut.
Sumber :
Hari, Putro. 2011. Measuring Classroom Achievement.
http://putrohari.tripod.com/yuenda_nulis.htm
14. Solusi
Dalam hal ini penilaian sangatlah penting untuk
mengetahui sudah sejauh mana pemahaman peserta
didik terhadap materi yang sudah diajarkan.
Guru juga harus memahami tujuan pengajaran, sehingga
bentuk soal dapat disesuaikan dalam penyajian test yang
akan dikerjakan oleh siswa.
Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru
dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan
cukup efektif memberikan hasil yang baik dan
memuaskan atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa guru
hendaknya mampu dan terampil melaksanakan
penilaian, karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia
melaksanakan proses belajar.
15. Permasalahan ketiga
Kelemahan utama pengukuran hasil belajar siswa di lembaga
pendidikan pada umumnya bukan terletak pada bentuk dan
tipe soal yang digunakan, tetapi terletak pada bentuk dan
kemampuan guru untuk mengkonstruksi butir soal dengan
baik. Di samping itu, tes sering dianggap bukan sebagai alat
ukur melainkan sebagai alat dalam proses pendidikan.
Padahal, fungsi utama tes hasil belajar adalah mengukur
keberhasilan belajar seorang siswa ataupun sekelompok
siswa, bukannya proses pendidikan itu sendiri.
Sumber :
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian Hasil
Belajar. Buku 1.15. Pekerti. Depdiknas
16. Solusi
Dalam hal ini guru harus menyadari kembali bahwa
fungsi utama dari penilaian adalah untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah
tercapai atau belum. Selain itu guru harus
mengembangkan diri dengan mempelajari kembali
atau mengikuti pelatihan sehingga kemampuan
untuk membuat soal yang tepat dalam mengukur
tercapainya tujuan pembelajaranpun terlaksana.
17. Daftar Pustaka
Adheliana. 2013. Kelebihan dan kelemahan test objektif.
http://adheliana92.blogspot.com/2013/10/kelebihan-dan-kelemahan-test-objektif.html
Afdee. 2007. Kegagalan Guru dalam Melakukan Evaluasi. http://re-searchengines.com/afdhee5-07-
2.html
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hari, Putro. 2011. Measuring Classroom Achievement. http://putrohari.tripod.com/yuenda_nulis.htm
Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudijono Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Sujatmo, Eko. 2012. Tes Obyektif Bentuk Isian. http://mahadhammo.wordpress.com/2012/11/01/tes-
obyektif-bentuk-isian-fill-in-the-test/
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian Hasil Belajar. Buku 1.15. Pekerti. Depdiknas