Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi geologi yang meliputi tahapan eksplorasi pendahuluan, rinci, dan metode eksplorasi. Pada tahap pendahuluan dilakukan studi literatur dan survei dengan skala peta 1:50.000-1:25.000 untuk memilih lokasi. Tahap rinci menggunakan skala peta lebih besar 1:2.000-1:200 dan pemboran terperinci. Metode eksplorasi dapat langsung
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
EKSPLORASI PENDAHULUAN
1. Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan
masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil
1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data
dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-
laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi
ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi
metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi,
karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses
geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
b. Survei Dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka
hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-
tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari
singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung),
yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen
(jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus
2. diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter,
serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan
demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik
tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test
pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi
tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM,
dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran
mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei
yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut
mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
Eksplorasi rinci/detail
Eksplorasi rinci dilakukan pada peta dengan skala 1: 2.000 – 1: 200. Pada tahap ini juga
dilakukan pula pemetaan geologi detail bawah permukaan (studi struktur geologi tubuh deposit)
juga program pemboran dan pengambilan sampel yang terperinci dan sistematis untuk estimasi
cadangan terukur dan perencanaan penambangan.
MetodaEksplorasi
Pemilihan metoda eksplorasi yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk geologi yang diturunkan
dari model geologi. Pemilihan metoda eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan kepastian
yang tinggi sehingga dapat dilakukan pada daerah yang terbatas dengan tingkat kegagalan yang
rendah.
3. Metoda eksplorasi yang biasa dilakukan dalam kegiatan eksplorasi bahan galian khususnya endapan bijih :
Metoda eksplorasi tidak langsung
1.Metoda Geofisika
2.Metoda Geokimia
• Metoda Eksplorasi Langsung (Geologi)
Pemilihan metoda eksplorasi yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis dan sifat bahan galian
yang akan dicari untuk mengefisiensikan danmengefektifkan biaya, waktu dantenaga yang tersedia. Selain
itu pemilihan metoda eksplorasi juga harus menyesuaikan tingkat tahapan eksplorasi yang dilakukan.
Skema MetodeEksplorasi
4.
5. Eskema metode eksplorasi
Metoda eksplorasi tak langsung
Metoda tidak langsung, terdiri dari :A. Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup
antara lain mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.B. Metoda tidak langsung cara
geofisika yang mencakup beberapa cara yaitucara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi
(sudah jarang digunakan),cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik
(resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang digunakan, hal ini
disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara-cara sebelumnya.
EKSPLORASI TAK
LANGSUNG
EKSPLORASI LANGSUNG
Kegiatan umum Tidak berhubungan (kontak)
langsung dengan objek yang di
eksplorasi
Langsung berhubungan (kontak)
dengan objek yang dieksplorasi
Prinsip pekerjaan Memanfaatkan sifat-sifat
fisik/kimia dari endapan
Melakukanpengamatan/penyelidikan
secara langsung terhadap terhadap
endapan secara fisik
Identifikasi Melalui anomali-anomali yang
diperoleh dari hasil
pengamatan/pengukuran
Melakukan analisis megaskopis dan
mikroskopis terhadap objek
penyelidikan
Metoda Penginderaan jarak jauh, survei
geokimia, survei geofisika
Pemetaan, uji sumur, uji parit,
pemboran
Tahapan
Eksplorasi
Digunakan pada tahapan
Reconnaissance
(Eksplorasi Pendahuluan) s/d
Prospeksi
Digunakan pada tahapan Prospeksi /
Finding
(Eksplorasi Detail)
Teknologi Membutuhkan peralatan
(teknologi) relatif tingg
Membutuhkan teknologi yang lebih
sederhana s/d manual
Biaya Biaya per satuan luas murah Biaya per satuan luas mahal
Waktu Relatif cepat Memerlukan waktu lebih
6. Metode eksplorasi langsung
Metoda Langsung Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat
dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap
endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan
sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan,dapat
berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi
langsung ini dapat dilakukan pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal sampai dengan
detail).Beberapa metode yang akan dipelajari sehubungan dengan Metode Eksplorasi Langsung ini
adalah :
A. Pemetaan Geologi
B. Tracing Float, Paritan, dan Sumur uji
C. Sampling
D. Pemboran Eksplorasi
Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan
dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran
mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala
struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain
pemetaan informasi geologi,pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi
yangberupa alterasi mineral.Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung
pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta.Skala peta tersebut
mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian
peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplora
7. siawal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun padatahap prospeksi sampai
dengan penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 :10.000 sampai dengan 1 : 2.500.
Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasis ingkapan) dapat dilakukan dengan
menggunakan palu dan kompas geologi,serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau
dengan cara tali-kompas.
Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut sampai dengan detail,pengamatan singkapan dapat
diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan
atau auger,sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan
seperti pemetaan dengan plane table atau teodolit.
1. Penyelidikan singkapan (out crop)
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumn yadiperoleh melalui
pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan.Singkapan dapat didefinisikan
sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan
akibatadanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.Singkapan segar umumnya
dijumpai pada :
a. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembahsungai terjadi pengikisan
oleh air sungai sehingga lapisan yangmenutupi tubuh batuan tertransportasi yang
menyebabkan tubuhbatuan nampak sebagai singkapan segar.
b. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secaraa lami yang umumnya
disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen
misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi
dandapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi
8. yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan
bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatusingkapan antara lain :
a. Pengukuran jurus dan kemiringan (Strike dip) lapisan yang tersingkap.
b. Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major ) yang ada.
c. Pemberian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis,sifat-sifat
fisik,tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi
endapa.
2. Traverse (Lintasan)Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan
lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan
lintasan tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi
regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut
efektif dan representatif. Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran
sungai atau jalur-jalur kikisan yang memotong arah umum perlapisan,dengan tujuan dapat
memperoleh variasi litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan
yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan
lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2 , yaitu lintasan terbuka dan
lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik akhiryang tidak sama,
sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik awal dant itik akhir sama).
Namun yang perlu diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-lintasan
yang dibuat dapat digunakan sebagaidasar dalam melakukan korelasi batas satuan-satuan
litologi.
9. Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan
pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas(measured section atau tali kompas)
dilakukan dengan tujuan membuatpenampang (topografi dan litologi) di sepanjang
lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui
ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail.
Umumnya pengukuran penampang stratigrafi dilakukanpada salah satu lintasan kompas
yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.
3. Interpretasi dan informasi data
Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan darikegiatan pemetaan
geologi/alterasi antara lain :
a. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
b. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
c. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
d. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi).
e. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
f. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan
hidrologi.
g. Bangunan-bangunan, dll.Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa
kaidahdasar geologi perlu diperhatikan, antara lain :
a. Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.
b. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zonaendapan/bijih, zona
pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.
10. c. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan,zona-zona
intrusi, dan proses sedimentasi.
d. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan,lipatan, zona
kekar, kelurusan-kelurusan, dll.
Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapatmemberikan manfaat antara
lain :
a. Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).
b. Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
c. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan)dapat dihindarkan
(efisiensi).
d. Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.