SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
i
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN
SOFTWARE ROCSCIENCE SLIDE
#1
KALKULASI DASAR
Disususn Oleh:
HAMZAH MAULANA (civilforfuture@gmail.com)
ATIYYA INAYATILLAH (atiyya.inayatillah@gmail.com)
www.civilforfuture.com/geoteknik
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
ii
DAFTAR ISI
I. Rocscience Slide ................................................................................................ 1
II. Prinsip Dasar Kestabilan Lereng .................................................................... 1
III. Faktor—Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng ................................. 3
IV. Langkah Analisis Kestabilan Lereng dengan Software Rocscience Slide ......... 6
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
1
I. Rocscience Slide
Rocsience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai
spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya
Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan geoteknik
Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase2, RocPlane, Unwedge, dan
RocData.
Secara umum langkah analisis kestabilan lereng dengan Rocscience Slide
adalah pemodelan, identifikasi metode dan parameter perhitungan, identifikasi
material, penetuan bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi nilai FoS
dengan software komplemen Slide bernama Slide Interpret.
Analisis kestabilan lereng mempunyai tingkat kerumitan yang cukup tinggi
dan mempunyai banyak variabel. Selain itu akurasi kestabilan lereng juga sangat
dipengaruhi oleh akurasi parameter yang dimasukkan terkait kondisi sebenarnya.
Perhitungan detail dan unsur ketdakpastiannya cukup besar (diwakili oleh parameter
probaility) sehingga jika perhitungan dilakukan manual akan memakan waktu yang
cukup lama dan akurasinya pun tidak maksimal. Oleh karena itu analisis kestabilan
lereng semakin banyak digunakan di dunia industri maupun pendidikan. Tetapi yang
menjadi syarat utama seseorang sebelum menggunakan software adalah pemahaman
terhadap konsep perhitungan tersebut.
Rocscience Slide banyak digunakan di industri khususnya pertambangan dan
konstruksi khususnya tanggul, bendungan, dan lereng pada sisi jalan.
II. Prinsip Dasar Kestabilan Lereng
Pada prinsipnya suatu lereng dikatakan stabil atau akan stabil apabila
tegangan geser tanah yang menyebabkan lereng tersebut longsor (driving forces)
sama besar dengan tegangan geser tanah yang menahan lereng longsor (resisting
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
2
forces). Kestabilan suatu lereng dinyatakan dengan suatu nilai yang disebut nilai
faktor keamanan atau lebih dikenal dengan FoS. FoS didefinisikan sebagai
perbandingan dari kekuatan geser yang diperlukan agar setimbang terhadap kekuatan
geser material yang tersedia.
atau
FoS =
dimana: τa = kekuatan geser material yang tersedia
τm = kekuatan geser material yang diperlukan agar tepat setimbang
Kekuatan geser material yang tersedia (τa) dihitung dengan menggunakan Persamaan
Mohr-Coulomb, sedangkan kekuatan geser yang diperlukan agar tepat setimbang (τm)
dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan.
Secara teori jika FoS bernilai < 1 maka lereng tersebut tidak aman dan berada
dalam kondisi longsor. Sedangkan FoS = 1 adalah kondisi batas ketika resisting force
dan driving force bernilai sama. Bisa jadi dalam kondisi ini lereng masih stabil tetapi
sedikit saja ada ada gangguan maka lereng akan longsor. Secara umum nilai FoS
yang termasuk kategori aman di PT NNT bernilai 1,2.
Simulasi komponen gaya pada kestabilan lereng dimisalkan suatu blok
terletak di atas suatu bidang miring, maka satu-satunya gaya yang bekerja pada blok
yaitu gaya gravitasi atau berat blok. Berat blok akan menyebabkan blok di atas
bidang runtuh bergerak ke bawah. Gaya berat bekerja pada arah vertical ke bawah
dan dapat diuraikan ke dalam dua komponen yaitu gaya yang searah dengan
kemiringan bidang runtuh dan gaya yang tegak lurus terhadap bidang runtuh.
Komponen gaya berat yang searah bidang runtuh akan menyebabkan blok
menggelincir ke arah bawah, besarnya gaya ini adalah
WT = W Sin β
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
3
Sedangkan komponen gaya yang tegak lurus atau normal terhadap bidang
miring cenderung mempertahankan kondisi kesetimbangan blok massa, besarnya
gaya ini adalah.
WN = W cos β
Gambar 1 simulasi komponen gaya pada lereng
III. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng
Kestabilan lereng pada lereng batuan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: geometri lereng, struktur geologi, kondisi air tanah, sifat fisik dan
mekanika batuan serta gaya-gaya yang bekerja pada lereng.
3.1 Geometri Lereng
Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi kestabilannya.
Pada umumnya semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng, maka kesatbilan
semakin kecil. Faktor geometri ini seringkali menjadi faktor/variabel yang berubah
dalam suatu perencanaan lereng.
3.2 Kondisi Geologi
Pada dasarnya sifat fisik dan mekanikal batuan yang akan berpengaruh
terhadap kestabilan lereng ditentukan oleh kondisi geologi pada lokasi tersbut.
Kondisi geologi yang sangat mempengaruhi kemantapan lereng adalah sutruktur
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
4
geologi penyusunnya dan struktur batuan berupa bidang–bidang sesar, perlapisan
dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan bidang-bidang lemah dan
sekaligus sebagai tempat merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah longsor.
Dalam perhitungan kestabilan lereng yang digunakan adalah parameter geoteknik,
namun untuk memudahkan interpretasi antar depaterment penamaannya seringkali
didasarkan pada nama geologi.
3.3 Sifat Fisik dan Mekanika Batuan
Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah: porositas
dan kandungan air, dan bobot isi (density). Bobot isi batuan akan mempengaruhi
besarnya beban pada permukaan bidang longsor. Sehingga semakin besar bobot isi
batuan, maka gaya penggerak yang menyebabkan lereng longsor akan semakin
besar. Dengan demikian, kestabilan lereng tersebut semakin berkurang. Kuat tekan,
kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser dalm merupakan sifat mekanik batuan
yang juga mempengaruhi kestabilan lereng. Kekuatan batuan biasanya dinyatakan
dengan kuat tekan (confined & unifed compressive strenght), kuat tarik (tensile
strenght) dan kuat geser (shear strenght). Batuan mempunyai kekuatan besar, akan
lebih stabil. Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser
batuan akan semakin besar juga. Dengan demikian akan lebih stabil.
Batuan yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan
demikian kuat geser batuannya akan menjadi semakin kecil, sehingga
kemantapannya pun berkurang. Air sangat memepengaruhi kestabilan lereng.
Dalam analisis ini mengunakan Ru sebagai parameter tekanan air tanah, karena
tinggi muka air tanah pada material longsor tidak dapat ditentukan.
Persamaan Mohr-Coulomb
Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi kering :
τ = c + σ tg φ
Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi jenuh :
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
5
τ = c + (σ - u) tg φ
τ = kuat geser batuan (ton/m2
)
c = kohesi (ton/m2
)
σ = tegangan normal (ton/m2
)
u = tekanan air pori (ton/m2
)
φ = sudut geser dalam (derajat)
Kuat geser tanah pada kondisi jenuh air akan berkurang karena tekanan air
pori air mereduksi tegangan normal. Tekanan air pori akan mereduksi tegangan
normal sehingga kekuatan geser material pada badan lereng berkurang. Tegangan
Normal Efektif σ'= σ – u. Tegangan noramal efektif adalah tegangan normal yang
direduksi oleh tekanan air pori. Tegangan efektif merupakan konsep yang sangat
penting dalam bidang rekayasa geoteknik. Konsep tegangan efektif ini ditemukan
oleh Karl Terzaghi pada tahun 1920. Tegangan efektif didefinisikan sebagai
berikut:
= tegangan normal efektif
= tegangan normal total
u = tekanan air pori
Tegangan normal total dan tekanan air pori dapat dihitung atau diperkirakan
dari berat satuan dan tebal lapisan tanah/batuan dan letak muka air tanah. Tegangan
normal efektif tidak dapat diukur, hanya bisa dihitung apabila tegangan normal total
dan tekanan air pori diketahui. Hubungan antara tegangan total,tegangan efektif dan
tekanan air pori adalah sebagai berikut :
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
6
Gambar 2 Hubungan antara tegangan total,tegangan efektif dan
tekanan air pori
3.4 Pengaruh Gaya
Biasanya gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng
antara lain: getaran alat-alat berat yang bekerja di sekitar lereng, peledakan, gempa
bumi dll. Semua gaya tersebut akan memperbesar tegangan geser sehingga dapat
mengakibatkan kelongsoran pada lereng. Tetapi seringkali faktorgaya tersebut tidak
diperhitungkan di dalam operasi pertambangan karena nilainya sangat kecil dan
tergantung pada arah pengaruh gaya tersebut pada lereng yang dianalisis.
IV. Langkah Analisis Kestabilan Lereng dengan Software Rocscience Slide
Sebelum masuk ke Rocscience Slide geometri desain harus dibuat di
AotoCAD dan disimpan dalam format dxf. Beberapa geometri desain harus dibuat di
AutoCAD karena memodifikasi desain di Slide tidak selengkap dengan AutoCAD
yang memang mempunyai spesifikasi sebagai drawing software.
Berikut ini adalah metodologi penelitian untuk analisis kestabilan lereng
menggunakan Rocscience Slide sesuai dengan cara kerja siftware tersebut.
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
7
4.1 Pemodelan
Pemodelan geometri lereng yang akan dianalisis bisa dilakukan langsung di
Rocscience Slide. Tetapi untuk memenuhi geometri sesuai denan kondisi asli cara
ini kurang teliti. Untuk itu pemodelan dilakukan dengan software lain. Dalam
Tugas Akhir ini pemodelan dilakukan dengan mengambil data topografi pit PT
NNT melalui software 3D Minesight. Dari 3D Minesight akan didapatkan section
yang akan dianalisis. Selanjutnya section tersebut dimodifikasi dengan AutoCAD
sesuai dengan geometri desain yang diinginkan. Section yang akan disajikan ke
Rocscience Slide juga bisa dipersempit hanya pada bagian yang akan dianilisis.
Setelah geometri siap selanjutnya adalah memasukkan geometri tersebut ke
Rocscience Slide. Setelah aplikasi Rocscience Slide dibuka dlangkah pertama
adalah membuat nama file baru. Kemudian mengambil gambar dalam format dxf
melalui langkah file-import-import dxf. Pertama kali kita harus mengimpor external
boundary atau batas paling luar dari section yang dianalisis. Setelah itu impor
material boundary. Dalam sebuah lereng bisa terdapat beberapa jenis material.
Material boundary adalah batas antar material tersebut.
Gambar 3 Langkah untuk mengimpor external boundary dan material boundary
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
8
Tampilan setelah external boundary dan material boundary diimpor dapat dilihat
pada gambar 3.12 dan 3.13.
Gambar 4 geometri external boundary setelah diimpor ke Slide
Gambar 5 geometri material boundary setelah diimpor ke Slide
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
9
4.2 Identifikasi Metode dan Parameter Perhitungan
Dalam analisis kestabilan lereng terdapat beragam metode dengan
parameter yang berbeda. Metode dan parameter perhitungan tersebut harus
diidentifikasikan dengan tepat.
Langkah pertama untuk menentukan metode perhitungan adalah klik menu
Analysis-Project Settings seperti pada gambar 3.14.
Gambar 6 geometri material boundary setelah diimpor ke Slide
Setelah itu akan muncul top up menu seperti pada gambar 3.15 hingga 3.17.
Project setting terdiri dari beberapa bagian yaitu General, Methods, Groundwater,
Statistics, dan Random Numbers. General adalah pengaturan umum tentang judul, satuan,
arah longsoran, dan beberapa data penunjang.
Gambar 7 Pengaturan umum dalam Project Settings
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
10
Methods adalah pengaturan metode perhitungan yang digunakan. Dalam
Tuga Akhir ini metode yang digunakan adalah Bishop simplified dan
Ordinary/Fellenius. Metode yang akan digunakan dapat dipilih lebih dari satu dan
masing-masing metode dapat dinterpretasikan dengan software komplemen
Rocscience Slide yaitu Rocscience Slide Interpret. Pada Kolom Converage Options
terdapat pilihan jumlah slice/pias dalam perhitungan FoS. Jumlah pias yang
digunakan sebanyak 25. Sedangkan Tolerance dan Maximum Number of Iterations
adalah alat bantu sampling statistik untuk menentukan kemungkinan yang tidak
pasti dalam perhitungan.
Groundwater adalah pengaturan tentang pengaruh air di dalam kestabilan
lereng. Setiap groundwater method akan meminta parameter yang berbeda. Dalam
Tugas akhir ini groundwater method digunakan nilai Ru coefficient dengan asumsi
kondisi kering dan jenuh sempurna (fully saturated). Nilai Ru coefficient tersebut
akan dimasukkan ke dalam material properties.
Dua kolom terakhir pada bagian kanan adalah Statistic dan Random
Numbers. Menu ini tidak harus dipilih (bisa dikosongkan). Statistics berisi pilihan
tentang metode sampling yang digunakan dan parameter yang menyertainya yang
harus dimasukkan pada Random Numbers.
Gambar 8 Pengaturan metode yang digunakan
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
11
Gambar 9 Pengaturan pengaruh air dalam kestabilan lereng
4.3 Identifikasi Material
Material pembentuk lereng yang akan dianalisis harus dimasukkan ke dalam
data Rocscience Slide. Langkah untuk mengatur material adalah klik Menu
Properties-Define Materials.
Gambar 10 Langkah untuk membuka menu pengaturan material
Setalah itu akan muncul top up menu pengaturan material. Setiap material
bisa diatur nama dan warnanya untuk memudahkan dalam penyajian. Karekteristik
pertama yang harus dimasukkan adalah bobot isi/unit weight. Setelah itu pilih jenis
analisis kekuatan. Setiap jenis akan meminta parameter yang berbeda. Misalnya
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
12
jika digunakan Mohr-Coulomb maka parameter yang harus dilengkapi adalah
kohesi dan sudut geser dalam. Sedangkan water parameters berupa nilai Ru hanya
akan muncul jika dalam groundwater method digunakan Ru coefficient.
Gambar 11 Langkah untuk membuka menu pengaturan material
Langkah selanjutnya adalah menempatkan material pada gambar
berdasarkan material boundary dengan karakteristik yang telah dibuat. Tampilan
lereng akan berubah dengan warna sesuai materialnya seperti pada gambar 3.20.
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
13
Gambar 12 assign material pada lereng
Gambar 13 setiap jenis material diwakili oleh warna yang berbeda
4.4 Penentuan Bidang Gelincir
Kemunngkinan bidang gelincir yang akan terjadi pada lereng yang dianalisis
dapat dipilih dengan klik menu Surfaces-Surfece Options kemudian akan muncul
top up menu seperti pada gambar 3.22. Penentuan bidang gelincir disesuaikan
dengan kemungkinan bidang longsor pada lereng yang akan dianalisis. Pada failure
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
14
25 kemungkinan longsor adalah pada failed material yang tersusun oleh material
lepas sehingga digunakan bidang gelincir berbentuk lingkaran.
Gambar 14 Langkah untuk membuka pengaturan bidang gelincir
Setelah Surface Type dipilih Circular selanjutnya adalah mengatur mentode
pencarian kemungkinan bidang gelincir. Radius Increment menunjukkan jumlah
interval antara radius terbesar dan terkecil pada setiap titik pusat gelincir.
Sedangkan composite surfaces adalah bidang gelincir berbentuk busur lingkaran
yang melewati lebih dari satu jenis material. Sedangkan tension crack dipilih
karena kemungkinan bidang gelincir pada failure 25 hanya akan melewati failed
material.
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
15
Gambar 15 Surface Options
Selanjutnya klik Auto Grid seperti gambar 3.24 untuk membuat grid yang
memuat kemungkinan pusat gelincir. Jika dipilih Auto Grid maka Rocscience Slide
akan membuat sebuah kota dengan kemungkinan bidang longsoran. Metode ini
adalah metode paling lengkap dan efektif. Sebenarnya ada metode lain yang
konvensional yaitu dengan menggambar sendiri kemungkinan busur lingkarannya.
Jumlah kemungkinan pusat gelincir pada kota tersebut bisa diatur dengan memilih
Grid Spacing.
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
16
Gambar 16 Pengaturan dan tampilan setelah dibuat grid
4.6 Running/kalkulasi
Langkah terakhir dalam Rocscience adalah memulai perinta running.
Caranya adalah menekan toolbar seperti pada gambar 3.25 kemudian Rocscience
Slide akan melakukan perhitungan seperti pada gambar 3.26. Proses perhitungan
tersebut memerlukan waktu beberapa menit (tergantung kecepatan bekerja
komputer).
Gambar 17 Perintah untuk running
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
17
Gambar 18 Proses running Rocscience Slide
Top up menu Slope Stability Compute akan otomatis tertutup setelah proses
perhitungan mencapai 100%. Selanjutnya adala melakukan interpretasi nilai FoS
dengan Rocscience Slide Interpret dengan perintah seperti pada gambar 3.27.
Gambar 19 Perintah untuk membuka Rocscience Slide Interpret
4.7 Interpretasi nilai FoS
Rocscience Slide Interpret adalah software komplemen Slide yang berfungsi
untuk melakukan interpretasi nilai FoS hasil kalkulasi dengan Rocscience Slide.
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
18
Ketika pertama kali dibuka dari file Rocscience Slide yang sedang dikerjakan maka
Rocscience Slide Interpret akan menunjukkan nilai FoS terkecil.
Gambar 20 Tampilan Rocscience Slide Interpret
Pada gambar terlihat di dalam kotak di atas lereng terdapa warna. Setiap
warna menunjukkan nilai skala FoS tertentu sesuai dengan petunjuk di bagian kiri.
Nilai FoS pada semua kemungkinan pusat gelincir yang terdapat pada skala warna
terebut dapat diketahui. Dari gambar di atas juga terlihat pada failed material
terdapat bentuk busur lingkara. Busur tersebut akan berubah jika dipilih pusat
gelincir yang berbeda. Nilai FoS pada semua kemungkinan lokasi pusat gelincir
tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 3.29 dan tabel
dalam format Microsoft Excel.
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
19
Gambar 21 Grafik nilai FoS berdasarkan koordinat pusat gelincir
Pada gambar 3.30 terlihat interpretasi hasil analisis kestabilang lereng
lengkap dengan bidang gelincir berbentuk busur lingkaran, pusat gelincir disertai
jari-jari, dan nilai FoS. Rocscience Slide Interpret juga dapat menunjukkan diagram
gaya yang bekerja sesuai denga karakteristik material dan geometri yang dibuat.
Diagram tersebut dapat dilihat pada gambar 3.31. Data gaya yang bekerja tersebut
juga dapat diinterprtasikan sebagai sebagai data numerik.
Gambar 22 interpetasi hasil analisis kestabilan lereng
HAMZAH MAULANA
ATIYYA INAYATILLAH
20
Gambar 23 Diagram gaya yang bekerja pada sebuah slice dengan metode Bishop
ii
DAFTAR PUSTAKA
Almanera,Raimundo dan Nasution, Yuda. 2007. Rock Slope Stability
Concepts.(Presentasi Stabilitas Lereng) PT. Newmont Nusa Tenggara.
Buku dengan editor Sosdrodarsono, S. dan Nakazawa, K., Editor. 1981. Mekanika
Tanah dan Teknik Pondasi. PT .Pradnya Paramita. Jakarta.
Buku Terjemahan Das. B. M. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geokteknis). Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of
Geotechnical Engineering.
Effective Stress. 2010 Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/effective steress [10
Januari 2010 ]
Hoek, E. and Bray. J.W,1981. Rock Slope Engineering 3rd Ed, The Instuation of
Mining ang Metallurgy London.
Krynine, D.P. dan Judd, W.R. 1997. Principles of Engineering Geology and
Geotechnics. McGraw-Hill Inc. Book Company. New York
Purnomo, Joko. 2009 .Tambang Terbuka (Open Pit Mine),
http://ssokoj.blogspot.com/2009/08/tambang terbuka open pit mine.html.
PERHAPI (Perhimpunan Ahli tambang Indonesia). 2009. Kumpulan Makalah
Geoteknik. PT. Freeport Indonesia. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambanganheny novi
 
Rancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan UndergroundRancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan UndergroundMario Yuven
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckevamanroe
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptxRuminsarSimbolon
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
insitu dan induce stress.pptx
 insitu  dan induce stress.pptx insitu  dan induce stress.pptx
insitu dan induce stress.pptxarrrrsss
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)Faizin Mahfudz
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground miningheny novi
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaSylvester Saragih
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillSastra Diharlan
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan yuliadiyuliadi2
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanseed3d
 
SNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser BatuanSNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser Batuanyuliadiyuliadi2
 

What's hot (20)

Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambangan
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Rancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan UndergroundRancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan Underground
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
insitu dan induce stress.pptx
 insitu  dan induce stress.pptx insitu  dan induce stress.pptx
insitu dan induce stress.pptx
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground mining
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Uji berat titik (point load test) UNPAR
Uji berat titik (point load test) UNPARUji berat titik (point load test) UNPAR
Uji berat titik (point load test) UNPAR
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 
SNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser BatuanSNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser Batuan
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 

Viewers also liked

3rd grade slide 6-h.w.pdf
3rd grade slide 6-h.w.pdf 3rd grade slide 6-h.w.pdf
3rd grade slide 6-h.w.pdf Chenar Salam
 
A comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth dam
A comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth damA comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth dam
A comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth damdgjd
 
Binomial ex 4 and 5
Binomial ex 4 and 5Binomial ex 4 and 5
Binomial ex 4 and 5chener Qadr
 
Slide Software- home work
Slide Software- home workSlide Software- home work
Slide Software- home workchener Qadr
 
Solution to first semester soil 2015 16
Solution to first semester soil 2015 16Solution to first semester soil 2015 16
Solution to first semester soil 2015 16chener Qadr
 

Viewers also liked (7)

2.5 measure of position
2.5 measure of position2.5 measure of position
2.5 measure of position
 
3rd grade slide 6-h.w.pdf
3rd grade slide 6-h.w.pdf 3rd grade slide 6-h.w.pdf
3rd grade slide 6-h.w.pdf
 
A comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth dam
A comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth damA comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth dam
A comparison on slope stability analysis of aydoghmoosh earth dam
 
Binomial ex 4 and 5
Binomial ex 4 and 5Binomial ex 4 and 5
Binomial ex 4 and 5
 
Slide Software- home work
Slide Software- home workSlide Software- home work
Slide Software- home work
 
Ex 1 2 possion
Ex 1 2  possionEx 1 2  possion
Ex 1 2 possion
 
Solution to first semester soil 2015 16
Solution to first semester soil 2015 16Solution to first semester soil 2015 16
Solution to first semester soil 2015 16
 

Similar to Kestabilan Lereng

Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfAnalisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfFadhlalHarris
 
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metodeArPanjiPutra
 
Lap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotekLap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotektyodan
 
Materi kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempaMateri kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempayuni helmi
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikBadrul Qomar
 
Tugas gempa daktilitas
Tugas gempa daktilitasTugas gempa daktilitas
Tugas gempa daktilitasManaser sawaki
 
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfSlide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfssuser91ceb01
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Bab 5 stabilitas lereng tanggul
Bab 5 stabilitas lereng tanggulBab 5 stabilitas lereng tanggul
Bab 5 stabilitas lereng tanggulEko Susilo
 
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptxssuser3e37d9
 
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxMEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxHendraAdityaDarma1
 
Pertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptx
Pertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptxPertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptx
Pertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptxAndriDwiCahyono
 
01 mek bat pendahuluan handout
01 mek bat pendahuluan handout01 mek bat pendahuluan handout
01 mek bat pendahuluan handoutMiguel Felix
 

Similar to Kestabilan Lereng (20)

Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfAnalisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
 
Metode felenius
Metode feleniusMetode felenius
Metode felenius
 
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
 
Lap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotekLap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotek
 
Materi kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempaMateri kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempa
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
3. paper masagus
3. paper masagus3. paper masagus
3. paper masagus
 
Tugas gempa daktilitas
Tugas gempa daktilitasTugas gempa daktilitas
Tugas gempa daktilitas
 
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfSlide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
 
Laporan akhir cover
Laporan akhir coverLaporan akhir cover
Laporan akhir cover
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Bab 5 stabilitas lereng tanggul
Bab 5 stabilitas lereng tanggulBab 5 stabilitas lereng tanggul
Bab 5 stabilitas lereng tanggul
 
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
 
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxMEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
 
Pertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptx
Pertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptxPertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptx
Pertemuan 5 - Pengantar Rekayasa Sipil.pptx
 
01 mek bat pendahuluan handout
01 mek bat pendahuluan handout01 mek bat pendahuluan handout
01 mek bat pendahuluan handout
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
 

Kestabilan Lereng

  • 1. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH i ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN SOFTWARE ROCSCIENCE SLIDE #1 KALKULASI DASAR Disususn Oleh: HAMZAH MAULANA (civilforfuture@gmail.com) ATIYYA INAYATILLAH (atiyya.inayatillah@gmail.com) www.civilforfuture.com/geoteknik
  • 2. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH ii DAFTAR ISI I. Rocscience Slide ................................................................................................ 1 II. Prinsip Dasar Kestabilan Lereng .................................................................... 1 III. Faktor—Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng ................................. 3 IV. Langkah Analisis Kestabilan Lereng dengan Software Rocscience Slide ......... 6
  • 3. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 1 I. Rocscience Slide Rocsience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan geoteknik Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase2, RocPlane, Unwedge, dan RocData. Secara umum langkah analisis kestabilan lereng dengan Rocscience Slide adalah pemodelan, identifikasi metode dan parameter perhitungan, identifikasi material, penetuan bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi nilai FoS dengan software komplemen Slide bernama Slide Interpret. Analisis kestabilan lereng mempunyai tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan mempunyai banyak variabel. Selain itu akurasi kestabilan lereng juga sangat dipengaruhi oleh akurasi parameter yang dimasukkan terkait kondisi sebenarnya. Perhitungan detail dan unsur ketdakpastiannya cukup besar (diwakili oleh parameter probaility) sehingga jika perhitungan dilakukan manual akan memakan waktu yang cukup lama dan akurasinya pun tidak maksimal. Oleh karena itu analisis kestabilan lereng semakin banyak digunakan di dunia industri maupun pendidikan. Tetapi yang menjadi syarat utama seseorang sebelum menggunakan software adalah pemahaman terhadap konsep perhitungan tersebut. Rocscience Slide banyak digunakan di industri khususnya pertambangan dan konstruksi khususnya tanggul, bendungan, dan lereng pada sisi jalan. II. Prinsip Dasar Kestabilan Lereng Pada prinsipnya suatu lereng dikatakan stabil atau akan stabil apabila tegangan geser tanah yang menyebabkan lereng tersebut longsor (driving forces) sama besar dengan tegangan geser tanah yang menahan lereng longsor (resisting
  • 4. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 2 forces). Kestabilan suatu lereng dinyatakan dengan suatu nilai yang disebut nilai faktor keamanan atau lebih dikenal dengan FoS. FoS didefinisikan sebagai perbandingan dari kekuatan geser yang diperlukan agar setimbang terhadap kekuatan geser material yang tersedia. atau FoS = dimana: τa = kekuatan geser material yang tersedia τm = kekuatan geser material yang diperlukan agar tepat setimbang Kekuatan geser material yang tersedia (τa) dihitung dengan menggunakan Persamaan Mohr-Coulomb, sedangkan kekuatan geser yang diperlukan agar tepat setimbang (τm) dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan. Secara teori jika FoS bernilai < 1 maka lereng tersebut tidak aman dan berada dalam kondisi longsor. Sedangkan FoS = 1 adalah kondisi batas ketika resisting force dan driving force bernilai sama. Bisa jadi dalam kondisi ini lereng masih stabil tetapi sedikit saja ada ada gangguan maka lereng akan longsor. Secara umum nilai FoS yang termasuk kategori aman di PT NNT bernilai 1,2. Simulasi komponen gaya pada kestabilan lereng dimisalkan suatu blok terletak di atas suatu bidang miring, maka satu-satunya gaya yang bekerja pada blok yaitu gaya gravitasi atau berat blok. Berat blok akan menyebabkan blok di atas bidang runtuh bergerak ke bawah. Gaya berat bekerja pada arah vertical ke bawah dan dapat diuraikan ke dalam dua komponen yaitu gaya yang searah dengan kemiringan bidang runtuh dan gaya yang tegak lurus terhadap bidang runtuh. Komponen gaya berat yang searah bidang runtuh akan menyebabkan blok menggelincir ke arah bawah, besarnya gaya ini adalah WT = W Sin β
  • 5. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 3 Sedangkan komponen gaya yang tegak lurus atau normal terhadap bidang miring cenderung mempertahankan kondisi kesetimbangan blok massa, besarnya gaya ini adalah. WN = W cos β Gambar 1 simulasi komponen gaya pada lereng III. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng Kestabilan lereng pada lereng batuan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: geometri lereng, struktur geologi, kondisi air tanah, sifat fisik dan mekanika batuan serta gaya-gaya yang bekerja pada lereng. 3.1 Geometri Lereng Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi kestabilannya. Pada umumnya semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng, maka kesatbilan semakin kecil. Faktor geometri ini seringkali menjadi faktor/variabel yang berubah dalam suatu perencanaan lereng. 3.2 Kondisi Geologi Pada dasarnya sifat fisik dan mekanikal batuan yang akan berpengaruh terhadap kestabilan lereng ditentukan oleh kondisi geologi pada lokasi tersbut. Kondisi geologi yang sangat mempengaruhi kemantapan lereng adalah sutruktur
  • 6. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 4 geologi penyusunnya dan struktur batuan berupa bidang–bidang sesar, perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan bidang-bidang lemah dan sekaligus sebagai tempat merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah longsor. Dalam perhitungan kestabilan lereng yang digunakan adalah parameter geoteknik, namun untuk memudahkan interpretasi antar depaterment penamaannya seringkali didasarkan pada nama geologi. 3.3 Sifat Fisik dan Mekanika Batuan Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah: porositas dan kandungan air, dan bobot isi (density). Bobot isi batuan akan mempengaruhi besarnya beban pada permukaan bidang longsor. Sehingga semakin besar bobot isi batuan, maka gaya penggerak yang menyebabkan lereng longsor akan semakin besar. Dengan demikian, kestabilan lereng tersebut semakin berkurang. Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser dalm merupakan sifat mekanik batuan yang juga mempengaruhi kestabilan lereng. Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan (confined & unifed compressive strenght), kuat tarik (tensile strenght) dan kuat geser (shear strenght). Batuan mempunyai kekuatan besar, akan lebih stabil. Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan akan semakin besar juga. Dengan demikian akan lebih stabil. Batuan yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan demikian kuat geser batuannya akan menjadi semakin kecil, sehingga kemantapannya pun berkurang. Air sangat memepengaruhi kestabilan lereng. Dalam analisis ini mengunakan Ru sebagai parameter tekanan air tanah, karena tinggi muka air tanah pada material longsor tidak dapat ditentukan. Persamaan Mohr-Coulomb Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi kering : τ = c + σ tg φ Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi jenuh :
  • 7. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 5 τ = c + (σ - u) tg φ τ = kuat geser batuan (ton/m2 ) c = kohesi (ton/m2 ) σ = tegangan normal (ton/m2 ) u = tekanan air pori (ton/m2 ) φ = sudut geser dalam (derajat) Kuat geser tanah pada kondisi jenuh air akan berkurang karena tekanan air pori air mereduksi tegangan normal. Tekanan air pori akan mereduksi tegangan normal sehingga kekuatan geser material pada badan lereng berkurang. Tegangan Normal Efektif σ'= σ – u. Tegangan noramal efektif adalah tegangan normal yang direduksi oleh tekanan air pori. Tegangan efektif merupakan konsep yang sangat penting dalam bidang rekayasa geoteknik. Konsep tegangan efektif ini ditemukan oleh Karl Terzaghi pada tahun 1920. Tegangan efektif didefinisikan sebagai berikut: = tegangan normal efektif = tegangan normal total u = tekanan air pori Tegangan normal total dan tekanan air pori dapat dihitung atau diperkirakan dari berat satuan dan tebal lapisan tanah/batuan dan letak muka air tanah. Tegangan normal efektif tidak dapat diukur, hanya bisa dihitung apabila tegangan normal total dan tekanan air pori diketahui. Hubungan antara tegangan total,tegangan efektif dan tekanan air pori adalah sebagai berikut :
  • 8. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 6 Gambar 2 Hubungan antara tegangan total,tegangan efektif dan tekanan air pori 3.4 Pengaruh Gaya Biasanya gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng antara lain: getaran alat-alat berat yang bekerja di sekitar lereng, peledakan, gempa bumi dll. Semua gaya tersebut akan memperbesar tegangan geser sehingga dapat mengakibatkan kelongsoran pada lereng. Tetapi seringkali faktorgaya tersebut tidak diperhitungkan di dalam operasi pertambangan karena nilainya sangat kecil dan tergantung pada arah pengaruh gaya tersebut pada lereng yang dianalisis. IV. Langkah Analisis Kestabilan Lereng dengan Software Rocscience Slide Sebelum masuk ke Rocscience Slide geometri desain harus dibuat di AotoCAD dan disimpan dalam format dxf. Beberapa geometri desain harus dibuat di AutoCAD karena memodifikasi desain di Slide tidak selengkap dengan AutoCAD yang memang mempunyai spesifikasi sebagai drawing software. Berikut ini adalah metodologi penelitian untuk analisis kestabilan lereng menggunakan Rocscience Slide sesuai dengan cara kerja siftware tersebut.
  • 9. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 7 4.1 Pemodelan Pemodelan geometri lereng yang akan dianalisis bisa dilakukan langsung di Rocscience Slide. Tetapi untuk memenuhi geometri sesuai denan kondisi asli cara ini kurang teliti. Untuk itu pemodelan dilakukan dengan software lain. Dalam Tugas Akhir ini pemodelan dilakukan dengan mengambil data topografi pit PT NNT melalui software 3D Minesight. Dari 3D Minesight akan didapatkan section yang akan dianalisis. Selanjutnya section tersebut dimodifikasi dengan AutoCAD sesuai dengan geometri desain yang diinginkan. Section yang akan disajikan ke Rocscience Slide juga bisa dipersempit hanya pada bagian yang akan dianilisis. Setelah geometri siap selanjutnya adalah memasukkan geometri tersebut ke Rocscience Slide. Setelah aplikasi Rocscience Slide dibuka dlangkah pertama adalah membuat nama file baru. Kemudian mengambil gambar dalam format dxf melalui langkah file-import-import dxf. Pertama kali kita harus mengimpor external boundary atau batas paling luar dari section yang dianalisis. Setelah itu impor material boundary. Dalam sebuah lereng bisa terdapat beberapa jenis material. Material boundary adalah batas antar material tersebut. Gambar 3 Langkah untuk mengimpor external boundary dan material boundary
  • 10. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 8 Tampilan setelah external boundary dan material boundary diimpor dapat dilihat pada gambar 3.12 dan 3.13. Gambar 4 geometri external boundary setelah diimpor ke Slide Gambar 5 geometri material boundary setelah diimpor ke Slide
  • 11. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 9 4.2 Identifikasi Metode dan Parameter Perhitungan Dalam analisis kestabilan lereng terdapat beragam metode dengan parameter yang berbeda. Metode dan parameter perhitungan tersebut harus diidentifikasikan dengan tepat. Langkah pertama untuk menentukan metode perhitungan adalah klik menu Analysis-Project Settings seperti pada gambar 3.14. Gambar 6 geometri material boundary setelah diimpor ke Slide Setelah itu akan muncul top up menu seperti pada gambar 3.15 hingga 3.17. Project setting terdiri dari beberapa bagian yaitu General, Methods, Groundwater, Statistics, dan Random Numbers. General adalah pengaturan umum tentang judul, satuan, arah longsoran, dan beberapa data penunjang. Gambar 7 Pengaturan umum dalam Project Settings
  • 12. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 10 Methods adalah pengaturan metode perhitungan yang digunakan. Dalam Tuga Akhir ini metode yang digunakan adalah Bishop simplified dan Ordinary/Fellenius. Metode yang akan digunakan dapat dipilih lebih dari satu dan masing-masing metode dapat dinterpretasikan dengan software komplemen Rocscience Slide yaitu Rocscience Slide Interpret. Pada Kolom Converage Options terdapat pilihan jumlah slice/pias dalam perhitungan FoS. Jumlah pias yang digunakan sebanyak 25. Sedangkan Tolerance dan Maximum Number of Iterations adalah alat bantu sampling statistik untuk menentukan kemungkinan yang tidak pasti dalam perhitungan. Groundwater adalah pengaturan tentang pengaruh air di dalam kestabilan lereng. Setiap groundwater method akan meminta parameter yang berbeda. Dalam Tugas akhir ini groundwater method digunakan nilai Ru coefficient dengan asumsi kondisi kering dan jenuh sempurna (fully saturated). Nilai Ru coefficient tersebut akan dimasukkan ke dalam material properties. Dua kolom terakhir pada bagian kanan adalah Statistic dan Random Numbers. Menu ini tidak harus dipilih (bisa dikosongkan). Statistics berisi pilihan tentang metode sampling yang digunakan dan parameter yang menyertainya yang harus dimasukkan pada Random Numbers. Gambar 8 Pengaturan metode yang digunakan
  • 13. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 11 Gambar 9 Pengaturan pengaruh air dalam kestabilan lereng 4.3 Identifikasi Material Material pembentuk lereng yang akan dianalisis harus dimasukkan ke dalam data Rocscience Slide. Langkah untuk mengatur material adalah klik Menu Properties-Define Materials. Gambar 10 Langkah untuk membuka menu pengaturan material Setalah itu akan muncul top up menu pengaturan material. Setiap material bisa diatur nama dan warnanya untuk memudahkan dalam penyajian. Karekteristik pertama yang harus dimasukkan adalah bobot isi/unit weight. Setelah itu pilih jenis analisis kekuatan. Setiap jenis akan meminta parameter yang berbeda. Misalnya
  • 14. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 12 jika digunakan Mohr-Coulomb maka parameter yang harus dilengkapi adalah kohesi dan sudut geser dalam. Sedangkan water parameters berupa nilai Ru hanya akan muncul jika dalam groundwater method digunakan Ru coefficient. Gambar 11 Langkah untuk membuka menu pengaturan material Langkah selanjutnya adalah menempatkan material pada gambar berdasarkan material boundary dengan karakteristik yang telah dibuat. Tampilan lereng akan berubah dengan warna sesuai materialnya seperti pada gambar 3.20.
  • 15. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 13 Gambar 12 assign material pada lereng Gambar 13 setiap jenis material diwakili oleh warna yang berbeda 4.4 Penentuan Bidang Gelincir Kemunngkinan bidang gelincir yang akan terjadi pada lereng yang dianalisis dapat dipilih dengan klik menu Surfaces-Surfece Options kemudian akan muncul top up menu seperti pada gambar 3.22. Penentuan bidang gelincir disesuaikan dengan kemungkinan bidang longsor pada lereng yang akan dianalisis. Pada failure
  • 16. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 14 25 kemungkinan longsor adalah pada failed material yang tersusun oleh material lepas sehingga digunakan bidang gelincir berbentuk lingkaran. Gambar 14 Langkah untuk membuka pengaturan bidang gelincir Setelah Surface Type dipilih Circular selanjutnya adalah mengatur mentode pencarian kemungkinan bidang gelincir. Radius Increment menunjukkan jumlah interval antara radius terbesar dan terkecil pada setiap titik pusat gelincir. Sedangkan composite surfaces adalah bidang gelincir berbentuk busur lingkaran yang melewati lebih dari satu jenis material. Sedangkan tension crack dipilih karena kemungkinan bidang gelincir pada failure 25 hanya akan melewati failed material.
  • 17. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 15 Gambar 15 Surface Options Selanjutnya klik Auto Grid seperti gambar 3.24 untuk membuat grid yang memuat kemungkinan pusat gelincir. Jika dipilih Auto Grid maka Rocscience Slide akan membuat sebuah kota dengan kemungkinan bidang longsoran. Metode ini adalah metode paling lengkap dan efektif. Sebenarnya ada metode lain yang konvensional yaitu dengan menggambar sendiri kemungkinan busur lingkarannya. Jumlah kemungkinan pusat gelincir pada kota tersebut bisa diatur dengan memilih Grid Spacing.
  • 18. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 16 Gambar 16 Pengaturan dan tampilan setelah dibuat grid 4.6 Running/kalkulasi Langkah terakhir dalam Rocscience adalah memulai perinta running. Caranya adalah menekan toolbar seperti pada gambar 3.25 kemudian Rocscience Slide akan melakukan perhitungan seperti pada gambar 3.26. Proses perhitungan tersebut memerlukan waktu beberapa menit (tergantung kecepatan bekerja komputer). Gambar 17 Perintah untuk running
  • 19. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 17 Gambar 18 Proses running Rocscience Slide Top up menu Slope Stability Compute akan otomatis tertutup setelah proses perhitungan mencapai 100%. Selanjutnya adala melakukan interpretasi nilai FoS dengan Rocscience Slide Interpret dengan perintah seperti pada gambar 3.27. Gambar 19 Perintah untuk membuka Rocscience Slide Interpret 4.7 Interpretasi nilai FoS Rocscience Slide Interpret adalah software komplemen Slide yang berfungsi untuk melakukan interpretasi nilai FoS hasil kalkulasi dengan Rocscience Slide.
  • 20. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 18 Ketika pertama kali dibuka dari file Rocscience Slide yang sedang dikerjakan maka Rocscience Slide Interpret akan menunjukkan nilai FoS terkecil. Gambar 20 Tampilan Rocscience Slide Interpret Pada gambar terlihat di dalam kotak di atas lereng terdapa warna. Setiap warna menunjukkan nilai skala FoS tertentu sesuai dengan petunjuk di bagian kiri. Nilai FoS pada semua kemungkinan pusat gelincir yang terdapat pada skala warna terebut dapat diketahui. Dari gambar di atas juga terlihat pada failed material terdapat bentuk busur lingkara. Busur tersebut akan berubah jika dipilih pusat gelincir yang berbeda. Nilai FoS pada semua kemungkinan lokasi pusat gelincir tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 3.29 dan tabel dalam format Microsoft Excel.
  • 21. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 19 Gambar 21 Grafik nilai FoS berdasarkan koordinat pusat gelincir Pada gambar 3.30 terlihat interpretasi hasil analisis kestabilang lereng lengkap dengan bidang gelincir berbentuk busur lingkaran, pusat gelincir disertai jari-jari, dan nilai FoS. Rocscience Slide Interpret juga dapat menunjukkan diagram gaya yang bekerja sesuai denga karakteristik material dan geometri yang dibuat. Diagram tersebut dapat dilihat pada gambar 3.31. Data gaya yang bekerja tersebut juga dapat diinterprtasikan sebagai sebagai data numerik. Gambar 22 interpetasi hasil analisis kestabilan lereng
  • 22. HAMZAH MAULANA ATIYYA INAYATILLAH 20 Gambar 23 Diagram gaya yang bekerja pada sebuah slice dengan metode Bishop
  • 23. ii DAFTAR PUSTAKA Almanera,Raimundo dan Nasution, Yuda. 2007. Rock Slope Stability Concepts.(Presentasi Stabilitas Lereng) PT. Newmont Nusa Tenggara. Buku dengan editor Sosdrodarsono, S. dan Nakazawa, K., Editor. 1981. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. PT .Pradnya Paramita. Jakarta. Buku Terjemahan Das. B. M. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geokteknis). Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Geotechnical Engineering. Effective Stress. 2010 Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/effective steress [10 Januari 2010 ] Hoek, E. and Bray. J.W,1981. Rock Slope Engineering 3rd Ed, The Instuation of Mining ang Metallurgy London. Krynine, D.P. dan Judd, W.R. 1997. Principles of Engineering Geology and Geotechnics. McGraw-Hill Inc. Book Company. New York Purnomo, Joko. 2009 .Tambang Terbuka (Open Pit Mine), http://ssokoj.blogspot.com/2009/08/tambang terbuka open pit mine.html. PERHAPI (Perhimpunan Ahli tambang Indonesia). 2009. Kumpulan Makalah Geoteknik. PT. Freeport Indonesia. Jakarta.